BAB 8 ASPEK LINGKUNGAN DAN SOSIAL - DOCRPIJM 9a519ec234 BAB VIIIBAB VIII

BAB 8 ASPEK LINGKUNGAN DAN SOSIAL Umum 8.1. RPI2-JM bidang Cipta Karya membutuhkan kajian pendukung dalam hal

  

lingkungan dan sosial untuk meminimalkan pengaruh negatif pembangunan

infrastruktur bidang Cipta Karya terhadap lingkungan permukiman baik di

perkotaan maupun di perdesaan. Kajian aspek lingkungan dan sosial meliputi

acuan peraturan perundang-undangan, kondisi eksisting lingkungan dan sosial,

analisis dengan instrumen, serta pemetaan antisipasi dan rekomendasi

perlindungan lingkungan dan sosial yang dibutuhkan.

8.1.1. Prinsip Dasar Perlindungan

  Prinsi-prinsip dasar perlindungan adalah sebagai berikut ini:

  1. Semua pihak terkait RPIJM wajib memahami, menyepakati dan melaksanakan dengan baik dan konsisten kerangka perlindungan lingkungan dan sosial,

  2. Perkuatan kapasitas lembaga pelaksana diperlukan agar pelaksanaan kerangka perlindungan dapat dilakukan secara lebih efektif,

  3. Kerangka perlindungan harus dirancang sesederhana mungkin, mudah dimengerti, jelas kaitannnya dengan tahap-tahap investasi, dan dapat dijalankan sesuai prinsip dalam kerangka proyek,

  4. Prinsip utama perlindungan adalah untuk menjamin program investasi infrastruktur tidak mengakibatkan dampak negatif yang serius. Bila terjadi dampak negatif maka perlu dipastikan adanya upaya mitigasi yang dapat meminimalkan dampak negatif tersebut, baik pada tahap

perencanaanm persiapan maupun tahapan pelaksanaannya,

  5. Diharapkan RPIJM tidak mebiayai kegiatan investasi yang karena kondisi lokal tertentu tidak memungkinkan terjadinya konsultasi perlindungan dengan warga yang secara potensial dipengaruhi dampak lingkungan atau (PAP-Potentially Affected People) warga terasing dan rentan (IVP-Isolated and Vlnerable People) atau warga yang terkena

dampak pemindahan (DPDisplaced People), secara memadai,

  6. Untuk memastikan bahwa perlindungan dilaksanakan dengan baik dan benar, maka diperlukan tahap-tahap sebagai berikut:

  VIII-1

  7. Setiap keputusan, laporan dan draft perencanaan final yang berkaitan dengan kerangka perlindungan harus dikonsultasikan dan didiseminasikan secara luas terutama kepada warga yang berpotensi terkena dampak, harus mendapatkan kesempatan untuk ikut mengambil keputusan dan menyampaikan aspirasi dan/atau keberatannya atas rencana investasi yang berpotensi dapat

menimbulkan dampak negatif tau tidak diinginkan bagi mereka.

8.1.2. Lingkup Kerangka Perlindungan

  Sesuai dengan karakteristik kegiatan yang didanai dalam rencana

program investasi infrastruktur, kerangka perlindungan RPIJM infrastruktur

bidang PU / Cipta Karya terdiri dari dua komponen yakni:

  1. Perlindungan Sosial Kerangka ini dimaksudkan untuk membantu peserta Kabupaten/Kota untuk dapat melakukan evaluasi secara sistematik dalam penanganan, pengurangan dan pengelolaan resiko sosial yang tidak diinginkan, promosi manfaat sosial dan pelaksanaan keterbukaan serta konsultasi publik dengan warga yang terkena dampak atau DP (Displaced People).

  2. Perlindungan Lingkungan Kerangka ini dimaksudkan untuk membantu peserta Kabupaten/Kota untuk dapat melakukan evaluasi secara sistematik dalam penanganan, pengurangan dan pengelolaan resiko lingkungan yang tidak diinginkan, promosi manfaat lingkungan dan pelaksanaan keterbukaan serta konsultasi publik dengan warga yang terkena dampak atau PAP (Potentially Affected People).

8.2. Komponen Perlindungan

8.2.1. Komponen Sosial

  Komponen perlindungan sosial dalam hal ini terkait pengadaan tanah dan

permukiman kembali. Pengadaan tanah dan permukiman kembali biasanya

terjadi jika kegiatan investasi berlokasi di atas tanah yang bukan milik pemerintah

atau telah ditempati oleh swasta/masyarakat selama lebih dari satu tahun.

Prinsip utama pengadaan tanah adalah bahwa semua langkah yang diambil

harus dilakukan untuk meningkatkan, atau sedikitnya memperbaiki, pendapatan

  VIII-2

  

dan standar kehidupan warga yang terkena dampak akibat kegiatan pengadaan

tanah ini.

  Pengadaan tanah dan permukiman kembali atau land acquisition and

resettlement kegiatan RPI2JM mengacu pada prinsip-prinsip sebagai berikut ini:

  1. Transparan: Sub proyek dan kegiatan yang terkait harus diinformasikan secara transparan kepada pihak-pihak yang akan terkena dampak.

  Informasi harus mencakup, antara lain, daftar warga dan aset (tanah,

bangunan, tanaman, dan lainnya) yang akan terkena dampak,

  2. Partisipatif: Warga yang berpotendi terkena dampak/dipindahkan (DP) harus terlibat dalam seluruh perencanaan proyek, seperti: penentuan batas lokasi proyek jumlah dan bentuk kompensasi/ganti tugi, serta lokasi tempat permukiman kembali,

  3. Adil: Pengadaan tanah tidak boleh memperburuk kondisi kehidupan DP.

  Warga tersebut memiliki hak untuk mendapatkan ganti rugi yang memadai, sepert tanah pengganti dan atau uang tunai yang setara dengan harga pasar tanah dan asetnya. Biaya terkait lainnya, seperti biaya pindah, pengurusan surat tanah dan pajak harus ditanggung oleh pemrakarsa kegiatan. DP harus diberi kesempatan untuk mengkaji rencana pengadaan tanah ini secara terpisah di antara mereka sendiri dan menyetujui syarat-syarat dan jumlah ganti rugi dan atau permukiman kembali.

8.2.2. Komponen Lingkungan

  Seluruh program investasi infrastruktur bidang PU/Cipta Karya yang

diusulkan oleh Kota Tarakan harus sesuai dan memenuhi prinsip-prinsip sebagai

berikut ini.

  1. Penilaian lingkungan (environtment assesment) dan rencana mitigasi dampak sub-proyek, dirumuskan dalam bentuk:  Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) atau Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) dikombinasikan dengan Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL),  Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL),  Standar Operasi Baku (SOP),  Tergantung pada kategori dampak sub proyek yang dimaksud.

  VIII-3

2. AMDAL harus dilihat sebagai alat peningkatan kualitas lingkungan.

  Format AMDAL atau UKL/UPL merupakan bagian tidak terpisahkan dari analisis teknis, ekonomi, sosial, kelembagaan dan keuangan sub- proyek,

  3. Sejauh mungkin, sub proyek harus menghindari atau meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan. Selaras dengan hal tersebut, sub proyek harus dirancang untuk dapat memberikan dampak positif semaksimal mungkin. Sub proyek yang diperkirakan dapat mengakibatkan dampak negatif yang besar terhadap lingkungan, dan dampak tersebut tidak dapat ditanggulangi melalui rancangan dan

konstruksi sedemikian rupa harus dilengkapi dengan AMDAL,

  4. Usulan program investasi infrastruktur bidang PU/Cipta Karya tidak dapat dipergunakan mendukung kegiatan yang dapat mengakibatkan dampak negatif terhadap habitat alamiah, warga terasing dan rentan, wilayah yang dilindungi, alur laut internasional atau kawasan sengketa. Disamping itu dari usulan RPIJM juga tidak membiayai pembelian, produksi atau penggunaan:  Bahan-bahan perusak ozon,  Bahan-bahan mengandung asbes,  Bahan-bahan mengandung B3,  Pestisida, herbisida, dan insektisida,  Pembangunan bendungan,  Perusakan kekuayaan budaya,  Penebangan kayu.

8.3. Metode Pendugaan Dampak

8.3.1. Metode Pendugaan Dampak Sosial

  Metoda pendugaan perlindungan sosial atau pembebasan tanah dan

permukiman kembali dirumuskan berdasarkan sejumlah regulasi terkait yang

berlaku antara lain sesuai dengan Keputusan Presiden No 55/1993 tentang

Pembebasan Tanah untuk Pembangunan Bagi Kepentingan Umum.

  Prosedur pelaksanaan perlindungan pembebasan tanah dan permukiman

kembali terdiri dari beberapa kegiatan utama yang meliputi: penyiapan awal

dari usulan kegiatan untuk melihat apakah kegiatan yang bersangkutan

memerlukan pembebasan tanah atau kegiatan permukiman kembali atau tidak;

pengklasifikasian/kategorisasi dampak pembebasan tanah dan permukiman

  VIII-4

  VIII-5

kembali dari sub proyek yang diusulkan sesuai tabel 5.1; perumusan surat

pernyataan bersama (jika melibatkan hibah sebidang tanah secara sukarela)

atau perumusan Rencana Tindak Pembebasan Tanah dan Permukiman

Kembali (RTPTPK) sederhana atau menyeluruh sesuai kebutuhan didukung

SK Gubernur/Bupati/Walikota.

  Pembebasan tanah dan permukimkan kembali yang telah dilaksanakan

sebelum usulan sub proyek disampaikan, harus diperiksa kembali dengan tracer

study. Tracer study ini dimaksudkan untuk menjamin bahwa proses pembebasan

tanah telah sesuai dengan standar yang berlaku, tidak mengakibatkan kondisi

kehidupan DP menjadi lebih buruk, dan mekanisme penanganan keluhan

dilaksanakan denagn baik.

  

Tabel 8. 1

Kategori Pendugaan Dampak Pembebasan Tanah dan Permukiman Kembali

Kategori Dampak Persyaratan

  A Sub Proyek tidak melibatkan kegiatan pembebasan tanah

  1. Sub Proyek seluruhnya menempati tanah negara Surat Pernyataan dari pemrakarsa kegiatan

  2. Sub Proyek seluruhnya atau sebagian menempati tanah yang dihibahkan secara sukarela

  Laporan yang disusun oleh pemrakarsa kegiatan B

  Pembebasan tanah secara sukarela: Hanya dapat dilakukan bila lahan produktif yang dihubahkan < 10% dan memotong < bidang lahan sejarak 1,5 m dari batas kavling atau garis sepadan bangunan, dan bangunan atau asettidak bergerak lainnya yang dihibahkan senilai < Rp. 1 Juta.

  Surat Persetujuan yang disepakati dan ditandatangai bersama antara pemrakarsa kegiatan dan warga yang menghibahkan tanahnya dengan sukarela

  C Pembebasan tanah berdampak pada < 200 orang atau 40 KK atau < 10% dari aset produktif atau melibaykan pemindahan warga sementara selama masa konstruksi

  RTPTPK sederhana D

  Pembebasan tanah berdampak pada > 200 orang atau memindahkan warga > 100 orang

  RTPTPK menyeluruh

8.3.2. Metode Pendugaan Dampak Lingkungan

  Prosedur pelaksanaan AMDAL terdiri dari berbagai kegiatan utama,

yakni: penyiapan awal sub proyek sesuai dengan kriteria persyaratan

perlindungan, evaluasi dampak lingkungan; pengklasifikasian/kategorisasi

dampak lingkungan dari sub proyek yang diusulkan (lihat tabel 5.2), perumusan

dokumen SOP, UKL/UPL atau AMDAL (KA-ANDAL, ANDAL dan RKL/RPL),

pelaksanaan dan pemantauan pelaksanaan.

  

Tabel 8. 2

Kategori Pendugaan Dampak Lingkungan

Kategori Dampak Persyaratan Pemerintah

  A ANDAL dan RKL/RPL

  Sub proyek dapat mengakibatkan dampak lingkungan yang buruk, berkaitan dengan kepekaan dan keragaman dampak yang ditimbulkan, upaya pemulihan kembali sangat sulit dilakukan

  B

UKL/UPL

  Sub proyek dengan ukuran dan volume kecil, mengakibatkan dampak lingkungan akan tetapi upaya pemulihannya sangat mungkin dilakukan

  C Tidak ada

  Sub proyek yang tidak memiliki komponen konstruksi dan tidak mengakibatkan pencemaran udara, tanah dan air.

  Catatan: : Analisis Dampak Lingkungan

  ANDAL : Rencana Pemantauan Lingkungan

  RPL : Upaya Pengelolaan Lingkungan

  UKL : Upaya Pemantauan Lingkungan

  UPL

  Pendugaan dampak lingkungan juga mengacu pada Keputusan Menteri

Permukiman dan Prasarana Wilayah No.17/KPTS/M/2003 tentang : Penetapan

Jenis Usaha dan/atau Kegiatan Bidang Permukiman dan Prasarana Wilayah

Yang Wajib Dilengkapi Dengan Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan. Untuk lebih jelasnya adalah sebagai berikut :

  

Tabel 8. 3

UKL UPL Berdasarkan KepMen Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 1

7/KPTS/M/2003

Jenis Usaha/ Skala Dasar Alasan Ilmiah

  No Kegiatan (Besaran) Pertimbangan Khusus

  1 Normaliasi Sungai

  1

  a. Kota

  1 Km s/d Perubahan bentang Perubahan keseimbangan alur Besar/Metropolitas < 5 alam dan bentuk sungai, perubahan kondisi sosial (panjang atau Km, 1 Ha lahan, pengaruhnya ekonomi, masyarakat yang luas) s/d 5 terhadap lingkungan lahannya terpotong proyek b. Kota Sedang

  3 Km s/d social ekonomi dan (panjang sungai) < 10 budaya, pengaruh

  Km

  c. Perdesaaan

  5 Km s/d penerapan teknologi (panjang sungai) < 15 pada lingkungan

  Km

  d. Sodetan Semua Besaran

  2 Persampahan

  a. Tempat (luas < Perubahan tentang Gangguan kesehatan, Pembuangan 1 bentang alam estetika, bau, asap, pembakaran,

  Akhir Sampah

  0 Ha dan bentuk emisi io dengan dan lahan, gas (H2S,NOX, Sox, Cox, sistem control kapasitas pengaruh dixioan), pencemaran air landfill < penggunaan tanah atau sanitary 10.000 teknologinya maupun air permukaan leachate landfill ton) terhadap lingkungan (air lindi), gangguan lalat, fisik, kimia dan keluahan penduduk sekitar

  VIII-6

  VIII-7 No Jenis Usaha/ Kegiatan Skala (Besaran)

  Gangguan kesehatan, estetika, bau, perubahan kualitas air tanah maupun air permukaan sekitar

  a. Kota Metropolitan dan Besar

  >= 1Ha

  b. Kota Sedang >= 2 Ha

  c. Revitalisasi kawasan (memfungsikan kembali kawasan)

  >= 1 Ha

  5 Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) dan Instalasi Pengolahan Air

  Perubahan bentuk lahan, pengaruh proses teknologi terhadap lingkungan fisik, kimiawi, biologi, sosial, ekonomi dan budaya

  IPAL/IPLT, perubahan pola mata pencaharian masyarakat sekitar

  Perubahan bentuk lahan, pengaruhnya terhadap lingkungan sosial, ekonomi dan budaya dan pelestarian cagar budaya

  a. IPLT < 2 Ha

  b. IPAL < 3 Ha

  6 Pembangunan Sistem Perpipaan Air Limbah

  Penerapan teknologinya mempengaruhi lingkungan fisik, kimiawi, proses dan hasil kegiatannya mempengaruhi lingkungan

  Gangguan lalulintas, kerusakan prasarana dan sarana umum, ketidapuasan atas nilai kompensasi

  Kota Besar/ Metropolitan (luas/ layanan)

  < 500 Ha

  7 Drainase Permukiman

  Perubahan kepadatan penduduk, perubahan tingkat pelayanan prasarana dan sarana kota, perubahan kondisi sosial ekonomi dan budaya, kehilangan bangunan bersejarah atau peningkatan nilai asset bangunan bersejarah

  4 Peremajaan Perumahan dan Permukiman

  

Dasar

Pertimbangan

Alasan Ilmiah Khusus

  3 Pembangunan Perumahan dan Permukiman

  sosial ekonomi budaya, introduksi jenis kawasan terhadap keberadaan tempat pembuangan sampah disekitar, dll

  b. TPA di daerah pasang surut

  (luas < dan kapasitas <

  Kedalam proses pembusukan, kecuali untuk lokasi yang berada di bantaran sungai Tidak dibangun di sekitar sungai/ berbatasan langsung dengan sungai c. Pembangunan

  Transfer Station (kapasitas operasional)

  < 1000 ton/ hari d. Pembangunan incenarator

  Semua ukuran e. Bangunan Komposting dan Daur Ulang (kapasitas sampah

  >4 ton/ hari > 500 M2

  Perubahan bentang alam, eksploitasi dan pemanfaatan sumber daya alam yang menimbulkan pemborosan dan kemerosotan, pengaruhnya terhadap lingkungan fisik-kimiawi, biologi, sosial ekonomi dan Budaya

  00 Ha

  Perubahan tata guna lahan skala kawasan, Perubahan daya dukung dan tingkat Pelayanan kota, Bangkitan LHR, bangkitan sampah dan limbah, perubahan tingkat konsumsi air bersih, perubahan volume run-off, perubahan kawasan resap air, kesenjangan sosial dengan masyarakat a. Kota Metropolitan (luas)

  2 Ha s/d <

  25

  b. Kota Besar (luas) 2 Ha s/d

  50 Ha

  c. Kota Sedang (luas)

  2 Ha s/d

  1

  `

  • Drainase Utama (panjang)
  • Drainase Skunder dan Tertier (panjang)
    • – 5 Km

  • Drainase Utama (panjang)
  • Drainase Skunder dan Tertier (panjang)
    • – 10 Km*

  Gangguan lalulintas, kebisingan, kesehatan, getaran, gangguan genagan lokal, gangguan cahaya, gangguan kebakaran, bangkitan

  Perubahan bentang alam, eksploitasi sumber daya alam, proses dan hasilnya mempengaruhi lingkungan fisik kimia biologi, Mempengaruhi

  10 Pembangunan Kawasan Permukiman Untuk Pemindahan Penduduk dan atau Permukiman Kembali

  < 5 l/d dan < 50

  < 50 l/d e.Pengmbilan Air Tanah

  50 l/dt<250 l/d* d.Pembangunan Instalasi Pengelohan Air Lengkap (debit)

  c. Pengambilan Air Baku dan Sungai, Danau dan Sumber Air Lainnya (debit)

  2 Km s/d <10Km

  a.Pembangunan Jaringan Distribusi (luas layanan) 100 Ha s/d< 500 Ha b.Pembangunan Jaringan Pipa Transmisi

  Gangguan lalulintas, kecemburuan sosial pemakaian sumber daya air, perubahan penurunan muka tanah akibat penyedotan air perubahan kualitas air badan penerima limbah hasil proses pengolahan air.

  9 Air Bersih Perkotaan Penerapan teknologinya kimia, proses dan hasilnya lingkungan sosial budaya, eksploiatsi berpotensi menimbulkan pemborosan maupun kerusakan sumber daya alam, ekologi waduk

  (Luas Lantai) < 10.000 m2

  (air bersih, air limbah, jalan akses, drainase, area parkir), perubahan KDB, KLB, pningkatan emisi gas, bahan bersifat ozon

  LHR, air limbah, sampah, peningkatan kebutuhan pelayanan prasarana dan sarana perkotaan

  B, dan C Perubahan bentuk lahan, penerapan teknologinya mempengaruhi lingkungan fisik, kimiawi, proses dan hasilnya mempengaruhi lingkungan sosial, ekonomi dan budaya, flora fauna, perubahan intensitas bangunan gedung terhadap linkungan

  8 Pembangunan Bangunan Gedung, meliputi apartemen/ perkantran dan rumah sakit kelas A,

  < 5 Km

  c. Pembangunan Saluran di Kota Kecil (panjang)

  2

  < 10 Km

  b. Pembangunan Saluran di Kota Sedang

  1 Km

  < 5 Km

  Gangguan lalulintas, kerusakan prasarana sarana umum, ketidapuasan atas nilai kompensasi kerusakan property atau kompensasi pembebasan lahan, perubahan kualitas air*) pembangunan tertier di kota sedang permukiman padat

  Perubahan bentang alam dan bentuk lahan, penerapan Teknologinya mempengaruhi lingkungan fisik, kimiawi, proses dan Hasilnya mempengaruhi ekonomi dan budaya

  a. Pembangunan saluran di Kota Besar dan Metropolitan

  

Dasar

Pertimbangan

Alasan Ilmiah Khusus

  • )skala besaran wajib UKL?UPL untuk pengambilan dari mata air > 5 l/dt s/d <50 l/d (khususnya di P. Jawa dan pulaupulau kecil)
  • ) sepanjang belum diatur oleh instansi yang berwenang

  VIII-8 No Jenis Usaha/ Kegiatan Skala (Besaran)

  Perubahan tata guna lahan kawasan, ketidakpuasan atas pemberian kompensasi penggantian bangunan, adaptasi dengan penduduk sekitar, perubahan

  

Jenis Usaha/ Skala Dasar Alasan Ilmiah

No

Kegiatan (Besaran) Pertimbangan Khusus

  50 KK pelestarian ekosistem kawasan, Pendukung Yang 200 KK kawasan Perubahan daya dukung Dipindahkan konservasi sumber kawasan (lahan, sumber

  • – a. Jumlah Penduduk

  2 Ha daya alam dayaair,pertanian, Kawasan 100 Ha kehutanan,perkebunan,dll), perubahan koefisien run off , perubahan KDB, KLB.

  • – b. Atau Luas Lahan

  Catatan

  • ) kedalam kegiatan ini termasuk yang dipersiapkan untuk menampung pengungsi dan memukimkan kembali, penduduk yang dipindahkan akibat pembangunan proyek misalnya waduk, jalan, bencana sosial, dll.

  S u m b e r : Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No.17/KPTS/M/2003 tentang : Penetapan Jenis Usaha dan/atau Kegiatan Bidang Permukiman dan Prasarana Wilayah Yang Wajib Dilengkapi Dengan Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan.

  Beberapa kegiatan pada bidang Pekerjaan Umum untuk mempertimbangkan skal/besaran menggunakan ketentuan berdasarkan jumlah populasi, yaitu :

  • Kota Metropolitas : > 1.000.000 jiwa Kota Besar :
  • Kota Sedang : 200.000
    • – 1.000.000 jiwa

  • Kota Kecil : 20.000
    • – 500.000

  • Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 11 Tahun 2006 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup yang terkait dengan Bidang Pekerjaan Umum Cipta Karya adalah sebagai berikut:
    • – 200.000

  Tabel 8. 4 UKL UPL Berdasarkan KepMen Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 1 7/KPTS/M/2003 No Jenis Kegiatan Skala/ Besaran Alasan Ilmiah

  1

  • Terjadi timbunan tanah Normalisasi Sungai galiankanan kiri sungai yang

  (termasuk sodetan) dan menimbulkan dampak lingkungan, dampak sosial, dan gangguan pembuatan kanal banjir

  • Mobilisasi alat besar dapat menimbulkan gangguan dampak

  a.Kota besar/ metropolitas

  • Panjang >= 5 km

  Volume pengerukan - >= 500.000 m3

  b. Kota sedang >= 10 km

  VIII-9

  • Panjang >= 500.000 m3
  • Volume pengerukan
  • Panjang >= 15 km
  • Volume pengerukan >= 500.000 m3

  >= 500 ton/ hari

  b. Pembangunan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) termasuk fasilitas penunjangnya

  Luas >= 2 ha Kapasitas 11 m3 / hari

  a. Pembangunan instalasi pengolahan Lumpur tinja(IPLT), termasuk fasilitas penunjangnya

  4 Air limbah domestik

  c. Kota sedang >= 100 ha

  b. Kota besar >= 50 ha

  a. Kota metropolitan >= ha

  3 Pembangunan perumahan/ permukiman Besaran untuk masing- masing tipologi kota diperhitungkan berdasarkan:

  g. Transportasi sampah dengan kereta api >= 500 ton/ hari

  >= 100 ton/ hari

  f. Bangunan Komposting dan Daur Ulang (kapasitas sampah baku)

  e. Dampak potensial berupa pencemaran dari abu, dan ganguan kesehatan e. Pembangunan incenarator

  >= 500 ton/ hari

  d. Pembangunan intalasi pengolahan sampah terpadu kapasitas

  <1000 ton/ hari

  c. Pembangunan Transfer Station (kapasitas operasional)

  b. TPA di daerah pasang surut , (luas land fill < 5 Ha dan kapasitas < 5000 ton)

  (luas < 10 Ha dan kapasitas < 10.000 ton)

  Pembuangan Akhir Sampah domestik dengan sistem control landfill atau sanitary landfill

  a. Dampak potensial adalah pencemaran gas/udara, resiko kesehatan masyarakat dan pencemaran dari leachate b. Dampak potensial berupa pencemaran dari leachate, udara, bau, vektor, penyakit dan gangguan kesehatan c. Dampak potensial berupa pencemaran dari leachate, udara, gas beracun, bau, vektor, penyakit dan gangguan kesehatan d. Dampak potensial berupa fly ash dan bottom ash, pencemaran udara, emisi biogas, limbah, cooling water, bau dan gangguan kesehatan a. Pembangunan Tempat

  2 Persampahan

  c. Perdesaaan

  • Tingkat pembebasan lahan
  • Daya dukung lahan; seperti daya dukung tanah, kapasitas resapan air tanah, tingkat kepadatan bangunan per hektar
  • Tingkat kebutuhan air sehari-hari
  • Limbah yang dihasilkan sebagai akibat hasil kegiatan perumahan dan permukiman
  • Efek pembangunan terhadap lingkungan sekitar (mobilisasi material dan mnusia)
  • KDB dan KLB
  • Setara dengan layanan untuk 100.000 orang
  • Dampak potensial berupa bau, gangguan kesehatan, Lumpur sisa yang tidak diolah dengan baik dan gangguan visual
  • Setara dengan layanan untuk 100.000 orang

  VIII-10 No Jenis Kegiatan Skala/ Besaran Alasan Ilmiah

  Luas >= 3 ha Kapasitas 2.4 ton/ hari

  • Setara dengan layanan untuk 100.000 orang
  • Setara dengan 20.000 unit
  • Dampak potensial berupa gangguan lalulintas, kerusakan prasarana umum, ketidaksesuaian atau nilai kompensasi
  • Berpotensi menimbulkan gangguan lalulintas, kerusakan prasarana umum, pencemaran di daerah hilir, perubahan tata air disekitar jaringan, bertambahnya aliran puncak dan perubahan perilaku masyarakat disekitar jaringan
  • Pembangunan jaringan skunder di kota sedang yang melewati permukiman padat

  • setara kebutuhan kota sedang

  VIII-11 No Jenis Kegiatan Skala/ Besaran Alasan Ilmiah

  c. Pembangunan sistem perpipaan air limbah Luas >= 500 ha Kapasitas 16.000 m3 / hari

  5 Pembangunan saluran drainase (primer dan/atau skunder) di permukiman

  a. Kota besar/ metropolitas >= 5 km

  b. Kota sedang, panjang >= 10 km

  6 Jaringan air bersih di kota besar/ metropolitas Berpotensi menimbulkan dampak hidrologi dan persoalan keterbatasan air a.Pembangunan jaringan distribusi

  >= 500 ha persoalan keterbatasan air b.Pembangunan jaringan transmisi

  >= 10 km

  7 Pengambilan air dari danau, sungai, mata air permukaan atau sumber air permukaan lainnya

  >= 250 l/d - setara kebutuhan air bersih 200.000 orang

  8 Pembangunan pusat perkantoran, pendidikan, olahraga, kesenian, tempat ibadah, pusat perdagangan/ perbelanjaan relatif terkonsentrasi

  Luas lahan >= 5 ha Bangunan >= 10. 000 m3

  Besaran diperhitungkan berdasarkan :  Pembebasan lahan  Daya dukung lahan  Tingkat kebutuhan air sehari-hari  Limbah yang dihasilkan  Efek pembangunan terhadap lingkungan sekitar (getaran, kebisingan, polusi udara dan lain-lain)  KDB dan KLB  Jumlah dan jenis pohon yang mungkin hilang khusus bagi pusat perdagangan/perbelanjaan relatif terkonsentrasi dengan luas tersebut diperkirakan akan menimbulkan dampak penting:  Konflik sosial akibat pembebasan lahan (umumnya berlokasi dekat pusat kota yang memiliki kepadatan tinggi)  Struktur bangunan bertingkat tinggi dan bassement menyebabkan masalah dewatering dan gangguan tiang-tiang pancang terhadap akuifer sumber air sekitar  Bangkitan pergerakan dan kebutuhan permukiman dari tenaga kerja yang besar

   Bangkitan pergerakan dan kebutuhan perkir pengunjung  Produksi sampah

  No Jenis Kegiatan Skala/ Besaran Alasan Ilmiah

  9 Pembangunan kawasan Luas lahan >= 2000 ha Berpotensi menimbulkan dampak permukiman untuk yang disebabkan oleh : pemindahan penduduk/  Pembebasan lahan transmigasi  Tingkat kebutuhan air

   Daya dukung lahan; sepertidaya dukung tanah,kapasitas resapan air tanah, tingkat kepadatan bangunan per hektar, dan lain-lain

  

S u m b e r : P e r a t u r a n M e n t e r i N e g a r a L i n g k u n g a n H i d u p N o . 1 1 T a h u n 2 0 0 6

t e n t a n g J e n i s R e n c a n a U s a h a d a n / a t a u K e g i a t a n Y a n g W a j i b D i l e n g k a p i

A n a l i s i s Me n g e n a i D a m p a k L i n g k u n g a n H i d u p

  VIII-12