Sejahtera menggambarkan kondisi masyarakat yang telah tercapai Kebutuhan Sandang, Pangan,

XI
MEMORANDUM

Di Dalam Bab Memorandum Ini Berisi Tentang Rangkuman Dokumen
RPIJM Dan Disertai Dengan Komitmen Kabupaten Aceh Jaya Dengan
Ditandatanganinya Dokumen RPIJM Oleh Pejabat Tertinggi Terkait Di
Kabupaten Aceh Jaya.

11.1. VISI DAN MISI KABUPATEN ACEH JAYA
11.1.1VISI
Visi Pembangunan Kabupaten Aceh Jaya sebagai Penjabaran Visi Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2012 -2017, yaitu:
“Kabupaten Aceh Jaya yang Maju, Damai, Sejahtera, dan Agamais yang didukung Sumber Daya
Manusia yang berkualitas, Beriman dan Bertaqwa, serta sandang dan pangan yang kuat melalui
Gerakan Pembangunan Rakyat Aceh Jaya (GERBANG RAJA)”



Sukses Pembangunan Aceh Jaya yang ingin dicapai adalah Maju, Damai, Sejahtera, Agamais.




Objek yang dibangun difokuskan kepada Sumber Daya Manusia.



Basic yang perlu ditingkatkan adalah: Kualitas, Keimanan, dan Ketakwaan.



Produktivitas yang ditingkatkan adalah Sandang dan Pangan yang kuat.



Mesin Penggerak partisipasi pembangunan

masyarakat adalah melalui Gerakan

Pembangunan Rakyat Aceh Jaya.
Penjelasan Visi :
a.


Terwujudnya Kabupaten Aceh Jaya yang Maju dan Sejahtera
Maju dan Sejahtera memiliki arti kondisi yang jauh lebih baik dari kondisi sekarang.
Maju menggambarkan kondisi kabupaten yang telah berkembang baik dengan penyediaan
dan sistem pengelolaan infrastruktur. telah berkembangnya pola pikir, karakter dan kultur
masyarakat, serta telah baiknya pengelolaan sistem pelayanan sosial dasar.
Sejahtera menggambarkan kondisi masyarakat yang telah tercapai Kebutuhan Sandang, Pangan,
Papan, Pelayanan Pendidikan, dan Pelayanan Kesehatan yang didukung oleh peningkatan
infrastruktur yang berkualitas, merata dan bersinergi serta meningkatnya kondisi sosial kultur
masyarakat.

b.

Terwujudnya Kabupaten Aceh Jaya yang Damai
- Mendukung upaya Pemerintah Aceh dalam merealisasikan butir-butir kesepakatan damai
antara Pemerintah RI dengan GAM sesuai MoU Helsinki.

- Tercapainya kondisi

kabupaten dan masyarakat dimana stabilitas sosial masyarakat,


keamanan dan ketertiban yang berjalan baik didukung oleh kondisi adat istiadat dan budaya
lokal serta kearifan Ulama.

DOKUMEN RPIJM KABUPATEN ACEH JAYA TAHUN 2014 - 2018

XI - 2

c.

Terwujudnya Kabupaten Aceh Jaya yang Agamais.
Terwujudnya

kondisi

dimana

semua

aspek-aspek


pelaksanaan

pembangunan

dan

pemerintahan mengambilperankan ajaran-ajaran Islam, keterlibatan peran ulama dalam
penentuan

kebijakan-kebijakan

pemerintah

dalam

pembangunan

serta


terwujudnya

masyarakat yang beriman dan bertaqwa.
d.

Didukung oleh Sumber Daya Manusia yang berkualitas, beriman dan bertaqwa.
Terwujudnya kondisi masyarakat Aceh Jaya dalam melaksanakan kehidupan beragama Islam
yang diatur sesuai Syariat Islam dan peningkatan kapasitas Tarikat, Tauhid dan Tasawuf yang
didukung oleh peran Ulama.

e.

Tercapainya Sumber Daya Manusia yang berkualitas, beriman dan bertaqwa.
Untuk tercapainya keadaan maju, damai, sejahtera dan agamais perlu menyiapkan kualitas
Sumber Daya Manusia yang :
1. Meningkatnya kualitas pendidikan di semua sektor;
2. Meningkatnya kualitas kesehatan masyarakat;

3. Peningkatan kuantitas pendapatan perkapita; dan
f.


4. Peningkatan aktifitas kegiatan keagamaan dalam membangun iman dan taqwa.

Didukung oleh ketersediaan sandang dan pangan yang kuat
-

Kertersediaan sandang menggambarkan kondisi masyarakat yang sejahtera dimana daya
beli masyarakat telah meningkat untuk memenuhi kebutuhan sandangnya;
Ketahanan pangan yang kuat didukung oleh sistem budidaya yang baik, pemuliabiakan
benih, pemanfaatan teknologi tepat guna dan managerial agribisnis serta pemasaran yang
berorientasi agrobisnis.

g.

Pembangunan daerah melalui Gerakan Pembangunan Rakyat Aceh Jaya (GERBANG RAJA).
Upaya mesin partisipatif secara bottom up yang sistematis dengan konsep Gerakan
Pembangunan Rakyat Aceh Jaya (GERBANG RAJA) dengan keterlibatan masyarakat secara aktif
dan menyeluruh dalam pembangunan Aceh Jaya

DOKUMEN RPIJM KABUPATEN ACEH JAYA TAHUN 2014 - 2018


XI - 3

11.1.2Misi
Misi pembangunan 2012-2017 adalah rumusan dari usaha-usaha yang diperlukan untuk
mencapai visi Kabupaten Aceh Jaya pada tahun 2017, yaitu Kabupaten Aceh Jaya yang Maju, Damai,
Sejahtera, dan Agamais yang didukung Sumber Daya Manusia yang berkualitas, Beriman dan
Bertaqwa, serta sandang dan pangan yang kuat melalui Gerakan Pembangunan Rakyat Aceh Jaya
(GERBANG RAJA). Usaha-usaha Perwujudan visi Kabupaten Aceh Jaya 2017 akan dijabarkan dalam
misi pemerintah tahun 2012-2017 sebagai berikut:

1.

Meningkatkan pertahanan ekonomi melalui penguatan sektor pertanian, pemberdayaan
dan penyediaan Usaha Kecil Menengah (UKM) dengan mengembangkan muatan lokal serta
penggerak kegiatan investasi. Misi ini menggambarkan urutan prioritas pembangunan
kabupaten yang diarahkan pada peningkatan kemandirian ekonomi masyarakat yang berpola
pada pengembangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) produksi yang mandiri dikelola secara
profesional oleh masyarakat dan mengelola sektor unggulan kabupaten yaitu sektor pertanian.
Secara umum (tanaman pangan/holtikultura, perkebunan, peternakan, perikanan/kelautan)

serta usaha produktif potensial lainnya terutama yang dapat meningkatkan nilai jual, kuantitas,
kualitas dan keberlanjutan ketersediaannya.
Untuk mewujudkan hal tersebut diupayakan melalui investasi dunia usaha, serta kemitraan
dunia perbankan, pemerintah dan bussinesman, dalam bentuk kerjasama yang saling
menguntungkan dan pro rakyat.

2.

Memelihara dan meningkatkan pembangunan infrastrukur dalam rangka perbaikan sarana
dan prasarana termasuk daerah terpencil dan tertinggal untuk mengurangi potensi konflik
akibat pembangunan yang dijalankan. Makna yang terkandung dalam misi ini adalah bahwa
pembangunan infrastruktur diarahkan pada pemeliharaan infrastruktur yang telah dibangun
serta pembangunan infrastruktur baru yang berkualitas dan merata termasuk ke daerahdaerah terpencil dan tertinggal. Pembangunan infrastruktur harus dilaksanakan untuk
mendukung dan memberikan kontribusi serta bersinergi dalam mendukung pembangunanpembangunan lainnya seperti peningkatan ekonomi masyarakat dan wilayah, peningkatan
akses pendidikan dan kesehatan, pembukaan dan peningkatan akses kawasan-kawasan
pengembangan/unggulan serta peningkatan kehidupan sosial kemasyarakatan.
Pembangunan Infrastruktur juga di arahkan bagi upaya pemerataan pembangunan guna
menghindari konflik sosial akibat ketimpangan pembangunan antar wilayah.

3.


Pembangunan Kabupaten Aceh Jaya diselenggarakan berdasarkan dukungan patisipatif
masyarakat sebagai perencana awal dan berperan dalam pengawasan dan evaluasi sebagai

DOKUMEN RPIJM KABUPATEN ACEH JAYA TAHUN 2014 - 2018

XI - 4

penerima manfaat. Pembangunan Kabupaten Aceh Jaya ditekankan pada partisipasi
masyarakat dalam pembangunan Infrastruktur daerah melalui proses:
-

Perencanaan (melalui mekanisme musyawarah perencanan pembangunan),

-

Pelaksanan (pembangunan Infrastruktur dearah yang tidak memerlukan teknologi yang
tinggi diarahkan pekerjaan dengan cara swakelola/swakarya oleh masyarakat dengan
peningkatan aktivitas gotong royong),


-

Pengawasan (masyarakat secara partisipatif dapat mengawasi jalannya pelaksanaan
pembangunan); dan

-

Pemanfaatan (masyarakat mampu mengelola dan memelihara hasil pembangunan yang
telah dilaksanakan).

4.

Memberi kesempatan pendidikan, pelayanan akses kesehatan, mendorong kesempatan
kerja, peningkatan pertumbuhan perekonomian. Pembangunan akan diarahkan yaitu
peningkatan kualitas masyarakat menuju semakin sejahtera, pelayanan pendidikan melalui
program wajib belajar 12 Tahun dukungan gratis dan sistem pendidikan menengah umum
atau kejuruan satu atap, meletakkan dasar pembangunan perguruan tinggi.
Pelayanan akses kesehatan mendukung program Jamkesmas, Jampersal (Jaminan Persalinan)
JKA dan tunjangan pengobatan daerah.
Upaya perbaikan ekonomi Mikro; peningkatan taraf hidup masyarakat miskin untuk

tersedianya sandang, pangan dan papan.
Upaya perbaikan ekonomi Menengah; pembinaan koperasi, pengembangan usaha kecil
menengah menuju usaha mandiri yang Entrepreneur pengusaha lokal.
Upaya perbaikan ekonomi makro ;
-

Memberikan kenyamanan dalam berinvestasi

-

Menyediakan akses infrastruktur yang memadai

-

Memiliki regulasi hukum yang jelas dan fasilitasi kemudahan perizinan

-

Dukungan promosi dan peluang pasar

-

Perkuatan sektor hilir.

Pembangunan menuju Aceh Jaya yang sejahtera mengandung pengertian yang dalam dan luas,
mencakup keadaan yang mencukupi dan memiliki kemampuan bertahan dalam mengatasi gejolak
yang terjadi, baik dari luar maupun dari dalam. Tuntutan perbaikan kesejahteraan telah
memasuki tahapan baru. Lapangan kerja yang tercipta harus mampu memberikan nilai tambah yang
DOKUMEN RPIJM KABUPATEN ACEH JAYA TAHUN 2014 - 2018

XI - 5

tinggi, baik secara ekonomis maupun harkat hidup manusia (Decent Jobs). Rakyat berhak
mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang

layak. Hal ini dapat diciptakan dengan

memantapkan perekonomian daerah mempertahankan perdamaian dan asas demokrasi, dan
dibangun di atas prinsip tata kelola yang baik, efisisen, dan terus menjaga keadilan.
Fokus Pembangunan Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2012 - 2017 adalah:
1.

Terwujudnya Ketersediaan Sandang Dan Pangan Yang Kuat

2.

Mewujudkan Kabupaten Aceh Jaya Yang Damai

3.

Mewujudkan Kabupaten Aceh Jaya Yang Maju Dan Sejahtera

4.

Terlaksananya Pembangunan Daerah secara partisipatif melalui Gerbang Raja

5.

Tercapainya Sumber Daya Manusia Yang Berkualitas, Beriman Dan Bertaqwa

11.2. STRATEGI PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR BIDANG PU/CK
A.

RIS Infrastruktur Wilayah Kab/Kota
Pada saat ini pemerintah daerah Kabupaten Aceh Jaya belum memiliki Rencana Induk Sistem
Infrastruktur Kota. Namun PDAM Tirta Mon Mata telah menyusun Rencana Induk
Pengembangan SPAM Kabupaten Aceh Jaya sebagai dasar dalam melakukan upaya
pengembangan dan perluasan pelayanan air minum di Kabupaten Aceh Jaya, namun hingga
saat ini dokumen tersebut masih dalam proses finalisasi dan mendapatkan pengesahan dari
pemerintah daerah.

B.

Identifikasi Kebutuhan Investasi
Identifikasi kebutuhan investasi dalam pengembangan dan pembangunan infrastruktur wilayah
Kabupaten Aceh Jaya disusun berdasarkan rencana pengembangan infrastruktur sesuai dengan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Aceh.

Hal ini dimaksudkan agar upaya-upaya

pengembangan dan pembangunan infrastruktur di Kabupaten Aceh tetap berjalan sesuai
dengan dokumen rencana yang telah disepakati oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh.
11.3. KEBUTUHAN INVESTASI INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN ACEH JAYA
A.

Kebutuhan Investasi Sarana Perumahan dan Permukiman
Kebutuhan sarana perumahan dan permukiman akan mengalami peningkatan sejalan dengan
pertumbuhan

jumlah

penduduk.

Untuk

mengantisipasi

DOKUMEN RPIJM KABUPATEN ACEH JAYA TAHUN 2014 - 2018

kebutuhan

masyarakat

dan
XI - 6

perkembangan Kabupaten Aceh terhadap kebutuhan perumahan dan permukiman berupa
upaya pengembangan unit rumah dan perbaikan sanitasi lingkungan, maka arahan
pengembangannya ialah:
1.

Pengembangan

perumahan bagi masyarakat menengah bawah, mengingat masih

banyak rumah yang belum terpenuhi bagi masyarakat menengah kebawah. Rencana ini
dilakukan melalui upaya:
 Pengembangan Duafa dan bantuan kepada masyarakat menengah kebawah.
 Menawarkan peluang investasi kepada investor dari dalam maupun luar negeri.
 Mengembangkan bentuk kerjasama dengan kelompok swadaya masyarakat dalam

penyediaan rumah.
 Pengembangan kualitas sarana hunian yang sudah ada ditinjau dari syarat sanitasi

lingkungan.
2.

Pengembangan kebutuhan perumahan baru mempertimbangkan efisiensi penggunaan
lahan dan biaya pengembangan melalui tindakan:


Lokasi pengembangan perumahan mengoptimalkan guna lahan perumahan eksisting
untuk membatasi pembukaan lahan baru.



Optimalisasi areal terbangun untuk efisiensi sarana dan prasarana yang sudah ada.



Meningkatkan kerjasama dengan masyarakat/LSM/swasta dalam mengembangkan
swadaya masyarakat untuk penyediaan rumah yang lebih baik (community
development)

3.

Pengendalian kawasan permukiman informal. Strategi yang dapat dilakukan ialah:


Mengembangkan peluang kerjasama untuk pengembangan perumahan bagi
masyarakat marginal dengan pihak lain (lembaga donor internasional).



Menerapkan social engineering mengenai pemahaman rumah yang sehat, terhadap
kelompok masyarakat berpendapatan rendah.



Melakukan upaya penyediaan social housing yaitu: perumahan (vertikal) yang
disediakan oleh pemerintah atau NGO atau International Donor yang bersifat nirlaba,
dengan kriteria pemilihan lokasi yaitu:


Lokasi baru diupayakan berdekatan dengan lokasi permukiman sebelumnya.



Diupayakan lokasi baru tidak memutus kebiasaan/habit, dan mata pencaharian
mereka.

DOKUMEN RPIJM KABUPATEN ACEH JAYA TAHUN 2014 - 2018

XI - 7

B.

Kebutuhan Investasi Prasarana Air Limbah
Kebutuhan pengelolaan air limbah Kabupaten Aceh masih kurang, rencana pengembangan
sistem terpusat belum optimal sampai saat ini, hal ini terlihat dari pola pembuangan limbah
yang sebagian besar masih menggunakan sistem setempat (on-site system). Rencana
pengembangan prasarana air limbah sebagai upaya meningkatkan pelayanan sanitasi
lingkungan yang tentunya akan berpengaruh terhadap kesehatan lingkungan dan masyarakat
mencakup:
1.

Pengembangan sistem pengelolaan air limbah, melalui strategi:


Pengembangan sistem pengelolaan air limbah secara terpusat untuk meminimalisir
pencemaran lingkungan, terutama di lingkungan permukiman padat penduduk.



Penyediaan tangki septik/cubluk di setiap rumah.



Penyuluhan kepada masyarakat untuk ikut serta berpartisiasi dalam penyediaan
sarana sanitasi di tempat tinggalnya masing-masing.



Perlu dilakukan monitoring oleh pemerintah mulai dari unit satuan kerja terkecil,
untuk mencegah pencemaran saluran air oleh limbah domestik maupun industri.

2.

Pengembangan Pengelolaan Air Limbah dengan sistem perpipaan oleh IPAL/IPLT, strategi
yang dapat dilakukan untuk mendukung implementasi rencana ini ialah:


Optimalisasi IPLT/IPAL yang sudah ada,Tingkat pelayanan IPAL/IPLT eksisting
memerlukan pengembangan guna meningkatkan kualitas pelayanan pengelolaan air
limbah.



Peningkatan cakupan pelayanan pengelolaan air limbah melalui IPLT dengan
menambah jaringan perpipaan baru, terutama pada daerah kepadatan tinggi. Sifat
penyediaan prasarana perpipaan ialah non excludability dan non rivalry.



Peningkatan cakupan pelayanan dengan mengembangkan IPAL/IPLT baru, yang
dilakukan melalui konsep desentralisasi.

Pengembangan IPLT tersebut perlu

mempertimbangkan kriteria sebagai berikut:
a.

Kriteria Teknis Calon IPLT, mencakup: aksesibilitas ke lokasi instalasi, daya
dukung tanah, tidak rawan bencana (banjir maupun gempa), tidak berdekatan
dengan lingkungan perumahan, terhindar dari kemacetan, dan memiliki jalan
penghubung dari dan ke lokasi IPLT.

b.

Kriteria Biaya Calon Lokasi IPLT, terkait dengan ketentuan penetapan charge
pengelolaan air limbah, dan efisiensi transportasi. Artinya diupayakan lokasi

DOKUMEN RPIJM KABUPATEN ACEH JAYA TAHUN 2014 - 2018

XI - 8

IPLT baru memiliki akses transportasi yang baik dalam memberikan
pelayanannya.
c.

Kriteria

Lingkungan

Calon

Lokasi

IPLT,

mencakup:

aman

terhadap

kemungkinan terjadinya pencemaran lingkungan di lingkungan sekitar IPLT,
tetap memperhatikan faktor estetika lingkungan, dan mempehatikan pula
kesehatan lingkungan masyarakat yang bermukim di sekitar lokasi IPLT.
d.

Mempertimbangkan kebutuhan dan ketersediaan lahan.

3.

Pembentukkan kelembagaan UPT yang mengatur dan menangani pengelolaan air limbah.

4.

Penyediaan IPAL bersama oleh industri yang berdekatan. Insentif yang dapat dilakukan
ialah:


Penerapan sanksi bagi industri yang sama sekali tidak memiliki instalasi pengolahan
air limbah.



C.

Pengembangan pengolahan air limbah hasil industri di lokasi industri.

Kebutuhan Investasi Prasarana Drainase
Sebesar 52 % kondisi saluran drainase Kabupaten Aceh kurang baik, terlihat dari kondisi saluran
drainase yang mengalami sedimentasi lumpur maupun tanah, banyaknya sampah maupun
alang-alang menyebabkan saluran drainase tersumbat, dan masih terdapatnya daerah rawan
genangan dan banjir. Rencana pengembangan sistem drainase yang diupayakan untuk
mengurangi masalah drainase Kabupaten Aceh ialah:
1.

Penataan dan pembangunan saluran drainase yang memadai. Insentif tindakan yang
dapat dilakukan ialah:


Situ/danau eksisting di data kepemilikannya ke Pemerintah Kabupaten Aceh dengan
penetapan kepemilikan oleh BPN (Badan Pertanahan Nasional), dengan tujuan untuk
dipertahankan fungsinya dan kemudian dimanfaatkan untuk mengoptimalkan
pengembangan saluran darinase kota.



Pemanfaatan dan pembuatan kanal-kanal untuk mendukung sistem drainase yang
terintegrasi dengan sistem pintu-pintu air, yang menghubungkan waduk/situ di
dalam kota. Pembuatan kanal dapat memanfaatkan lahan dari satu atau dua taman
(ruang terbuka hijau) yang ada.



Membuat kolam penampungan (waduk/pond) untuk drainase di tiap perumahan
yang kemudian dihubungkan dengan situ.

DOKUMEN RPIJM KABUPATEN ACEH JAYA TAHUN 2014 - 2018

XI - 9



Pembentukkan unit khusus/teknis (UPT) yang memantau keseimbangan air/banjir
kota dan mengatur pintu-pintu air.



Memerlukan studi khusus dan tim teknis yang meninjau secara rinci upaya
pengembangan ini.

2.

Minimalisir Jumlah titik banjir/genangan, tindakan yang dapat dilakukan untuk
implementasi kebijakan ini ialah:


Diusulkan menggunakan saluran irigasi yang sudah ada .



Daerah rawan genangan sebagai akibat dari kondisi elevasi yang rendah diantisipasi
dengan pembuatan waduk/situ serta bendungan yang dilengkapi pintu air untuk
mengontrol dan mencegah terjadinya genangan/banjir.

3.

Pengembangan sistem drainase yang terhirarki melalui pembagian fungsi pelayanan
saluran drainase primer, saluran sekunder alami/buatan, dan saluran drainase tersier.
Insentif yang dapat dilakukan ialah:


Mempertahankan fungsi pelayanan sistem drainase terhirarki, yaitu:


Pelayanan saluran drainase primer.



Saluran sekunder, saluran sekunder buatan di sepanjang jaringan arteri primer.



Saluran drainase tersier : saluran drainase di sepanjang jaringan jalan non arteri
primer.



Perlu dilakukan penataan kegiatan di sepanjang saluran drainase untuk menjaga
kualitas saluran drainase kota.



Pengerukan saluran drainase akibat sedimentasi lumpur atau tanah, sampah, dan
tanaman (eceng gondok).

4.

Pengembangan saluran drainase kota perlu juga didukung dengan kerjasama, manajemen,
dan koordinasi lintas sektoral, lebih jelasnya ialah sebagai berikut:


Pengembangan saluran drainase membutuhkan kerjasama dengan masyarakat
berupa peningkatan kesadaran pentingnya menjaga saluran drainase.



Pengembangan saluran drainase perlu didukung data Master Plan Drainase, data
hidrologi dan topografi.



Operasi dan pemeliharaan, rehabilitasi saluran & perubahan saluran irigasi,
normalisasi sungai, manjemen DAS, perluasan daerah pelayanan, peningkatan

DOKUMEN RPIJM KABUPATEN ACEH JAYA TAHUN 2014 - 2018

XI - 10

manajemen persampahan, koordinasi lintas sektoral, pengembangan saluran
drainase di kanan kiri jalan.


Pembangunan jembatan-jembatan sungai harus memperhatikan fluktuasi muka air
sungai.

D.

Kebutuhan Investasi Prasarana Persampahan
Tingkat pelayanan pengumpulan sampah di Kabupaten Aceh sampai tahun 2006 sebesar 72 %
telah berhasil ditangani. Prosentase ini masih berada dibawah Standar Pelayanan Minimal
sampah yang ditetapkan yaitu 80 %. Perkiraan jumlah total timbulan sampah sampai tahun
2016 ialah 6.477.087 Liter/hari, dengan standar jumlah produksi sampah 3 Liter/orang/hari.

E.

Kebutuhan Investasi Prasarana Air Bersih
Sampai saat ini kebutuhan air bersih Kabupaten Aceh memanfaatkan sungai (air permukaan)
dan air tanah. Pelayanan sistem perpipaan dilakukan oleh PDAM Kabupaten Aceh Jaya. Jumlah
debit air yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih Kabupaten Aceh saat ini ialah
sebesar 1.500 Liter/detik. Dimana, pemenuhan kebutuhan air bersih Kabupaten Aceh dipenuhi
oleh:


PDAM Kabupaten Aceh dengan debit air 370 L/dtk.

Tingkat pelayanan air bersih oleh PDAM sampai saat ini baru ± 31%, dengan jumlah sambungan
pelayanan air bersih sebanyak 1,557 unit, dipenuhi oleh PDAM tirta Mon Mata Kabupaten Aceh Jaya.
Cakupan pelayanan air bersih sudah melayani sebagian populasi di Kecamatan Aceh Jaya. Wilayah
pelayanan diupayakan diperluas lagi ke Kecamatan yang belum terlayani, tetapi sampai saat ini yang
terlayani baru 6% saja dari total wilayah yang akan dikembangkan pelayanannya.
Perhitungan kebutuhan air bersih Kabupaten Aceh sampai tahun 2016 ialah sebesar 3.249
Liter/detik, dengan asumsi kebutuhan air bersih per hari ialah 130 Liter/orang/hari. Rencana
pengembangan prasarana air bersih dilakukan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan air bersih
pada masa sekarang dan akan datang. Adapun rencana pengembangan yang ditetapkan ialah:
1. Pengendalian pengambilan sumber air tanah, agar jumlah debit yang digunakan dapat
disesuaikan dengan kapasitas pelayanan sumber air:
 Water supply oleh PDAM yang dimaksudkan untuk mengurangi penggunaan air tanah.

Prinsip ini digunakan jika air pemukaan sudah tidak memungkinkan atau memadai lagi
untuk digunakan.

DOKUMEN RPIJM KABUPATEN ACEH JAYA TAHUN 2014 - 2018

XI - 11

 Pengadaan sumur resapan, terutama bagi para developer perumahan formal untuk

menjaga ketersediaan air bersih dan mengurangi pengambilan air tanah secara besarbesaran, dengan memperhatikan dan mempertahankan daya tampung sumur resapan
yang ada.
2. Perlu dilakukan feasibility study Situ Krueng Sabee sebagai sumber air baku Kabupaten Aceh
melalui sistem perpipaan.
3. Mengembangkan sumber air baku (air permukaan maupun air tanah) Kabupaten Aceh,
melalui strategi:
 Mempertahankan sumber air baku (air permukaan maupun air tanah) Kabupaten Aceh.
 Pengendalian pencemaran air permukaan maupun air tanah.

4. Peningkatan pelayanan air bersih sistem perpipaan, melalui insetif tindakan:
 Pengembangan sumber air baku baru.
 Menawarkan peluang investasi kepada investor dari dalam maupun luar negeri.

5. Peningkatan cakupan wilayah pelayanan air bersih, melalui strategi:
 Penambahan jumlah sambungan pipa air bersih ke unit-unit rumah.
 Pengembangan jaringan perpipaan baru.

6. Pengendalian water loss melalui monitoring meteran air. Hal ini diupayakan untuk mencegah
dan meminimalisir water loss (kehilangan air) yang sudah mencapai 25% dari kapasitas
layanan PDAM Tirta Mon Mata Kabupaten Aceh.
7. Antisipasi perkembangan kebutuhan pelayanan air bersih, melalui penerapan strategi:
 Antisipasi jumlah kebutuhan air berupa pemanfaatan sumber air baku baru.
 Pengolahan air limbah non black water menggunakan teknologi, sehingga dapat digunakan

lagi.
 Pengembangan penyediaan air bersih sistem perpipaan sebagai upaya untuk penghematan

debit air yang digunakan.
 Pembangunan sumur serapan/waduk-waduk pada kawasan perumahan.
 Minimalisir pengambilan debit air tanah untuk kegiatan industri non polutif melalui

penyediaan air bersih oleh PDAM yang haruis dimulai dari sekarang didukung oleh studi
khusus kebutuhan air untuk industri.

DOKUMEN RPIJM KABUPATEN ACEH JAYA TAHUN 2014 - 2018

XI - 12

8. Rencana Pengembangan Sistem Pelayanan Air Bersih
 Pelestarian sumber air.
 Penerapan sanksi yang ketat terhadap pembuangan limbah oleh industri di sekitar sumber

air.
 Penataan kembali koridor sepanjang saluran sumber air dari keberadaan perumahan

kumuh.
 Penataan kembali saluran air melalui upaya pembersihan sungai dari lumpur, tanaman

eceng gondok, alang-alang, maupun sampah.
 Meningkatkan kerjasama dengan pihak lain, melalui insentif strategi:


Kerjasama dengan pihak industri, melalui ketentuan industri harus berupaya membantu
pemerintah dalam meningkatkan pelayanan air bersih, melalui penyediaan sistem
perpipaan (Joint Development).

DOKUMEN RPIJM KABUPATEN ACEH JAYA TAHUN 2014 - 2018

XI - 13

RENCANA KESEPAKATAN (MEMORANDUM)
PROGRAM INVESTASI
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
BIDANG PU/CIPTA KARYA
Nomor

:

PROVINSI

: ACEH

KABUPATEN/KOTA

: KABUPATEN ACEH JAYA

Bersadarkan Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah telah ditetapkan
pembagian kewenangan antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah
abupaten/Kota. Penyediaan infrastruktur permukiman menjadi kewenangan wajib bagi pemerintah
Kabupaten/Kota, sehingga lebih mendekatkan antara pengambil kebijakan dengan masyarakat
pengguna infrastruktur permukiman. Menghadapi dinamika perubahan yang terjadi tersebut, kami
menyadari bahwa diperlukan keselarasan dalam cara pandang atau paradigma dalam
pengembangan infrastruktur permukiman secara komprehensif yang terintegrasi baik dalam konteks
kewilayahan maupun dalam keterkaitannya dengan pengembangan sektor lain dalam konstelasi
pembangunan regional dan nasional yang berkelanjutan. Untuk itu, kami menyepakati untuk
melakukan kesepakatan dalam perencanaan dan pelaksanaan Program Investasi Jangka Menengah
Bidang PU/Cipta Karya pada tahun 2014 - 2018.
Berkenaan dengan hal tersebut diatas, pada hari Rabu Tanggal 1 September 2011, kami sepakat
untuk saling mendukung dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan bidang PU/Cipta Karya
pada tahun 2014 - 2018 sebagaimana terlampir pada Rencana Program Investasi Jangka Menengah
Bidang PU/Cipta Karya ini pada dasarnya dapat dilanjutkan dan dikembangkan sesuai dengan
perkembangan kebutuhan yang ada pada tahun-tahun berikutnya Demikian Program Kerja ini kami
buat berdasarkan kepedulian kami dalam upaya-upaya percepatan pelaksanaan pembangunan
bidang PU/Cipta Karya yang berkelanjutan.
BUPATI KABUPATEN ACEH JAYA

KETUA DPRK KABUPATEN ACEH JAYA

Ir. AZHAR ABDURRAHMAN

MUSLIADI. Z

DOKUMEN RPIJM KABUPATEN ACEH JAYA TAHUN 2014 - 2018

XI - 14

DOKUMEN RPIJM KABUPATEN ACEH JAYA TAHUN 2014 - 2018

XI - 15