PENGARUH KETELADANAN GURU TERHADAP PERILAKU KEAGAMAAN ANAK DINI USIA (Studi Kasus pada Siswa-siswi TKIT Permata Bunda Bawen Tahun 20052006)

  

PENGARUH KETELADANAN GURU TERHADAP

PERILAKU KEAGAMAAN ANAK DINI USIA

(Studi Kasus pada Siswa-siswi TKIT Permata Bunda Bawen

Tahun 2005/2006)

  

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana (S.Pd.I)

  

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

(STAIN) SALATIGA

DEPARTEMEN AGAMA

  SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 02 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 50721 Website : vvuu .stainsalaliua.ac.id E-mail :

D E K L A R A S I

  Bismillahirrahmanirrahint

  Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

  Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup mempertanggung jawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang munaqosyah skripsi.

  Demikian deklarasi ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.

  Salatiga, Maret 2006 Peneliti

  IKE SETYA DARMAYANT1 NIM. 111 01 031

  Dra. Hj. Lilik Sriyanti, M.SI Dosen STAIN Salatiga NOTA PEMBIMBING

  Salatiga, Maret 2006 Lamp. : 3 eksemplar Hal : Naskah Skripsi Kepada Yth.

  Sdr. Ike Setya Darmayanti Ketua STAIN Salatiga di - SALATIGA Assalamualaikum Wr. Wb.

  Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan seperlunya, maka skripsi Saudari : Nama : IKE SETYA DARMAYANTI NIM : 111 01 031 Jurusan : Tarbiyah

  Progdi : PAI Judul : PENGARUH KETELADANAN GURU

  TERHADAP PERILAKU KEAGAMAAN ANAK DINI USIA (Studi Kasus pada Siswa-siswi TKIT Permata

  Bunda Bawen Tahun 2005/2006) Sudah dapat diajukan dalam sidang munaqasah.

  Demikian surat ini, harap menjadikan perhatian dan digunakan sebagaimana mestinya.

  Wassalamu 'alaikum Wr Wb.

  Pembimbing

DEPARTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

  Jl. Stadion No. 2 Salatiga (0298) 323706

  

P E N G E S A H A N

  SKRIPSI Saudari : Ike Setya Darmayanti dengan Nomor Induk Mahasiswa : 111 01 031 yang beijudul PENGARUH KETELADANAN GURU TERHADAP PERILAKU KEAGAMAAN ANAK DINI USIA (Studi Kasus pada Siswa-siswi

  TKIT Permata Bunda Bawen Tahun 2005/2006) telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian, Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, pada hari Rabu, 15 Maret 2006 yang bertepatan dengan tanggal 15

  Shafar 1427 H. Dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah.

  15 Maret 2006 M Salatiga,

  15 Shafar 1427 H Panitia Ujian

  W / '//£ ? —

7 T

  Drs. Djoko' Dra. Djamiatul Islamivah

  NIP : 150 231 366 NIP. /50 234 070

Pembimbinu

Dra. Hi. Lilik Srivanti. M.SI

  

NIP. 150 245 903

  

MOTTO

\j~~*

  j — j ]

  

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan

(QS. Al Insyiroh : 6)

  

Jangan ragu untuk herdo 'a

Percayalah kepada Allah

Allah pasti mengabulkan

  

PERSEMBAHAN

Sk up* uu kupeutemkakkau kepida dau Jku teiau la teum a k a .* i a/a.i cucum u keuuxjat. uupkapau. kaik doa dau kaaiiM ijauejwja. w a iia m k tm a Jaiuaa lokkai^aam mcj U u i o

  • S u am i dau k u a i kaliku llk h a il r koki a Itk ik ja ifcupj .tekaku m eupiikm dau
  • i uteuemaui dakam .*ika dau duka.

      ,

    • -k e d u a adikku tdXvi dau fcta. te iu u a k a .iia ta .t .tem au pal dau dotvu cjau w ja

      • *** (?eu iu lu k Jku .Jnkk S u ija u h .tekelu atpa ijau^ .tekiku m em kau tu m e u c a u ia k a u

        k e /u a i di .aa tp eu u lu t m eiu jalau u kekuipuuijau *** S e m u a te m a n ie u ia u i t i k * 1i k a p k a l a u 21X11
      • *** kHe dua ..M iiakalk u S a n ta dau t 7 cia .k a k a u keidu a a k a u .telaki k u u u d u k a u

    KATA PENGANTAR

      Segala puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan taufik kepada penulis sehingga mampu menyelesaikan kewajiban tugas penyusunan skripsi ini.

      Skripsi ini dimaksudkan guna memenuhi salah satu syarat dalam penyelesaian studi pada jenjang strata satu yaitu gelar Saijana Pendidikan Islam pada Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri STAIN Salatiga.

      Kemudian dengan selesainya penulisan skripsi ini, maka penulis tidak dapat memberikan sesuatu yang lebih baik melainkan dengan mengucapkan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

      1. Drs. Badwan, M.Ag, selaku ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga yang telah mengijinkan dalam penyusunan skripsi ini.

      2. Ibu Dra. H. Lilik Sriyanti, M.SI, selaku pembimbing yang dengan ikhlas dan sabar telahmengarahkan penulisan skripsi ini.

      3. Bapak dan ibu dosen serta karyawan di lingkungan STAIN Salatiga yang telah memberi bekal pengetahuan.

      4. Ibu kepala sekolah beserta guru-guru di TKIT Permata Bunda yang telah memberi ijin dan membantu dalam pembuatan skripsi ini.

      5. Ayah, ibu dan suami serta seluruh keluarga yang telah membantu dengan memberikan saran dan dorongan dalam menyelesaikan studi dan penulisan

      6. Mas Yuli “Sahabat Com” yang telah membantu dalam pengetikan skripsi ini.

      7. Teman-teman yang membantu baik moril maupun materiil.

      Kepada beliau semua penyusun, tidak dapat memberikan balasan apapun kecuali untaian rasa terima kasih.

      Setelah melalui proses yang panjang dan kadang melelahkan, akhirnya penyusun dapat menyelesaikan skripsi ini yang tentu saja masih banyak sekali kekurangan-kekurangannya. Walaupun demikian penyusun berharap tulisan ini dapat menambah wawasan keilmuan bagi penulis khususnya serta para pembaca umumnya.

      Akhirnya hanya kepada Aliahlah penyusun mohon petunjuk, semoga skripsi ini dapat bermanfaat. Amin Salatiga, Maret 2006

      Penulis

      IKE SETYA DARMAYANTi

      NIM: 111 01 031

      

    DAFTAR ISI

      

      

      BAB I PENDAHULUAN

      

      

      

      

      

      

      

      

      

      B A B V P E N U T U P

      

      

       DAFTAR PUSTAKA :

      DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN

      DAFTAR TABEL

      

      

      

      

      

      

      

      

      

      

      

      

      TABEL XIV JAWABAN ANGKET PERILAKU KEAGAMAAN

      58 TABEL XV TABEL KERJA PRODUCT MOMENT KORELASI KETELADANAN GURU DAN PERILAKU KEAGAMAAN ......................................................................

      59

    BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan tehnologi dan komunikasi yang begitu cepat telah banyak

      membawa perubahan pada anak-anak, sehingga menimbulkan dampak positif maupun negatif yang sangat mudah melanda anak-anak dini usia. Secara langsung ataupun tidak lagsung perilaku yang dilakukan oleh anak seringkah meniru perilaku sehari-hari orang yang ada di depannya atau dilihatnya.

      Agama sendiri berperan sebagai kebutuhan yang dijadikan landasan dalam menanggulangi gangguan maupun penyimpangan, artinya bahwa seorang anak selain diajarkan ilmu agama atau sikap keberagamaan di rumah juga diajarkan di sekolah, dalam hal tersebut di sekolah menjadi tanggung jawab seorang guru di sekolah. Lembaga pend’dikan pertama yang palmg utama adalah keluarga, yang disebut sebagai pendidikan informal. Selain pendidikan informal, pendidikan formal adalah sekolah yang dapat membantu orang tua dalam mendidik anaknya masuk sekolah, banyak sekali atau bahkan semua berharap tinggi mengenai mutu sekolah danmutu dari guru pada waktu masuk sekolah dan mutu dari guru yang mengajar mereka. Konsep anak mengenai agama adalah realistik. Dalam artian anak mengartikan apa yang mereka dengar dan dilihat sesuai dengan apa yang diketahui.* 1 Misalnya apabila seorang guru pada waktu masuk kelas selalu mengucapkan salam,

      2

      maka dengan sendirinya anak akan menirukan kebiasaan yang dilakukan oleh seorang guru.

      Guru pertama, Nabi Muhammad saw, yang diriwayatkan oleh Baihaqi dan Thabrani bersabda:

      J *

      SI

      (menuntut) ilmu sewaktu kecil itu seperti melukis di atas batu. 2

      Dalam hadits tersebut dapat dijelaskan bahwa mengajarkan sesuatu kepada anak haruslah dimulai sejak kecil, karena pada masa itu anak cenderung lebih kuat daya ingatnya dan selalu mempunyai perasaan untuk melakukan hal-hal yang sedang dilihatnya.

      Pengaruh guru di sekolah merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari lagi, dalam melakukan ataupun melaksanakan aktivitas sehari-hari seorang anak cenderung meniru apa yang diajarkan atau dilihat dari seorang guru, misalnya perilaku yang dapat dijadikan contoh adalah seorang guru diharapkan selalu membiasakan diri untuk berdo’a sebelum beraktivitas, selalu membiasakan diri untuk selalu berbusana yang baik dan sopan serta berbicara atau bertutur kata yang baik pada saat mengajar. Itulah sebagian contoh perilaku yang patut ditiru oleh seorang murid terhadap gurunya.

      Melihat fenomena tersebut beberapa orang tua mempercayakan guru di sekolah agar membentuk perilaku keagamaan anaknya. Sekolah akan memberikan pengaruh yang sangat besar pada anak sebagai individu dan

      3 makhluk sosial, peraturan sekolah, otoritas guru, disiplin kerja, cara belajar, kebiasaan bergaul dan macam-macam tuntutan sekolah yang cukup ketat itu memberikan segi-segi keindahan dan kesenangan belajar pada anak.3 Peranan guru sebagai sumber pengetahuan konsultan pendidikan atau pemimpin yang akan membantu perkembangan setiap pelajar.4 Seorang guru sendiri akan memberikan contoh atau suatu pelajaran terhadap anak didiknya bagaimana berperilaku yang baik sesuai dengan norma agama.

      Memberikan pelajaran atau contoh terhadap anak dini usia tidaklah mudah, karena pada umumnya secrafig anak itu mudah merasa bosan dengan sesuatu hal yang ada didepannya. Kadang-kadang anak sendiri patuh dan menurut dengan apa yang diajarkan dan dicontohkan guru disekolahnya, tetapi kadang pula melawan dan menjadi marah oleh perbuatan dan larangan gurunya. Hal tersebut menjadi tantangan besar bagi seorang guru agar dapat menghasilkan atau menumbuhkan seorang murid yang ideal.

      Berdasarkan pertimbangan dan paparan di atas penulis tertarik untuk mengetahui adakah pengaruh keteladanan guru terhadap perilaku keagamaan anak dini usia pada siswa-siswi TKIT Permata Bunda Bawen tahun 2005/2006.

    B. Penegasan Istilah

      Untuk menghindari kesalahpahaman atau penafsiran bagi pembaca, maka penulis memandang perlu menjelaskan arti dan memberikan penegasan

      4

      istilah di dalam judul skripsi Pengaruh Keteladanan Guru Terhadap perilaku keagamaan Anak Dini Usia.

      1. Keteladanan Guru

      a. Keteladanan berasal dari kata ‘teladan’ yaitu suatu (perbuatan, barang) yang patut ditiru.3 Keteladanan adalah hal-hal yang ditiru orang lain baik secara langsung ataupun tidak langsung.

      I b. Guru

      \

      Guru adalah orang yang pekerjaannya (mata pencahariaannya, profesinya) mengajar.6 Berdasarkan pengertian tersebut di atas, maka keteladanan guru adalah perbuatan atau perilaku yang dilakukan oleh seorang guru melalui perkataan, sikap dan tingkah laku dalam mengajarkan hal-hal yang bersangkutan dengan norma agama. Dalam penelitian ini, keteladanan guru menurut persepsi siswa.

      Adapun indikator dari keteladanan guru adalah :

      a. Memberi contoh mengucapkan dan menjawab salam

      b. Membiasakan diri untuk selalu berbusana yang sopan sesuai dengan tuntunan agama c. Memberi contoh bagaimana menghormati orang tua dan guru

      d. Memberi contoh untuk selalu berdo a sebelum beraktivitas

      e. Memberi contoh bagaimana etika makan dan minum yang baik

      ' WJS. Poerwodarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1982, him 288

      5

      f. Memberi contoh untuk selalu banyak beramal atau membayar infak

      g. Memberi contoh bagaimana berbicara sopan terhadap guru dan orang tua h. Memberi contoh untuk menolong orang yang kesusahan

      2. Perilaku keagamaan Anak Dini Usia Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan.7 sedangkanr eaksi tersebut adalah berupa tingkah laku atau perbuatan.

      Perilaku keagamaan dalam penelitian ini adalah bagaimana perilaku keagamaan anak dalam sehari-hari sudah sesuai dengan tuntutan agama.

      Anak dini usia yang dimaksud oleh penulis dalam penelitian ini adalah anak yang berusia sekitar 5 - 7 tahun atau usia TKB. Adapun indikator dari perilaku keagamaan adalah :

      a. Selalu mengucapkan salam pada waktu masuk rumah dan kelas

      b. Selalu berdoa terlebih dahulu pada saat akan beraktivitas

      c. Selalu berbusana sopan pada saat sekolah ataupu di rumah

      d. Berbicara sopan terhadap orang tua, guru dan teman

      e. Makan dan minum yang baik sesuai dengan tuntunan agama

      f. Membiasakan diri untuk berinfak/sadaqah

      6 C. Rumusan Masalah Sebagai basic question atau pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah :

      1. Bagaimana tingkat keteladanan guru pada TKIT Permata Bunda ?

      2. Bagaimana tingkat perilaku keagamaan anak dini usia di TKIT Permata Bunda Bawen ?

      3. Adakah pengaruh keteladanan guru terhadap perilaku keagamaan anak dini usia di TKIT Permata Bunda Bawen ?

    D. Tujuan Penelitian

      Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :

      1. Untuk mengetahui tingkat keteladanan guru di TKIT Permata Bunda Bawen

      2. Untuk mengetahui tingkat perilaku keagamaan anak dini usia di TKIT Permata Bunda Bawen

      3. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh keteladanan guru terhadap perilaku keagamaan anak dini usia siswa-siswi di TKIT Permata Bunda Bawen.

      E. Hipotesis Hipotesis adalah suatu jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul.8

      7 Sehubungan dengan pengertian di atas maka yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah ada pengaruh keteladanan guru terhadap perilaku keagamaan anak dini usia di TKIT Permata Bunda Bawen

    F. Metode Penelitian

      1. Populasi Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri- cirinya akan di duga.9 Adapun populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi TKIT Permata Bunda Bawen yang berjumlah 150 Siswa.

      2. Sampel dan tehnik sampling Sampel adalah sebagian dari individu yang diselidiki, disebut juga

      ‘contoh’ atau ‘monster’ atau bagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang dianggap dapat mewakili populasi yang diambil.10 11 Menurut Suhartini Arikunto “Apabila populasinya kurang dari 100, lebih baik diambil semua, tetapi apabila populasinya lebih dari seratus dapat diambil sampel antara 10-15 % atau 20-25 %.11 Berdasarkan penelitian tersebut dalam penelitian ini penulis mengambil sampel 20 % dari 150 siswa, sehingga besarnya sampel adalah x 150 = 30 Siswa.

      100

      9 Masri Singarimbun, Sofian Eftandi, Metode Penelitian Survai, LP3ES, Jakarta, 1989, him. 152

      10 Cholid Narbuko, Metodologi Penelitian Sosial, IAIN Walisongo, Semarang, 1988, him. 89

      8 Jadi dalam penelitian ini penulis hanya mengambil sampel sebanyak 30 siswa merupakan 20 % dari jumlah siswa di TKIT Permata Bunda Bawen. Tehnik pengambilan sampel dengan menggunakan random sampling agar setiap individu mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi sampel penelitian.

      3. Metode Pengumpulan Data Untuk menguji data di lapangan penulis menerapkan metode :

      a. Metode Dokumentasi Dokumentasi adalah penyelidikan yang ditujukan pada penguraian dan penjelasan apa yang telah lalu melalui sumber dokumentasi.12 Metode ini digunakan untuk mengetahui gambaran umum TKIT Permata Bunda Bawen, guru, keadaan siswa dan keadaan sarana dan prasarana.

      b. Metode Angket Metode angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui.13

      Adapun angket yang digunakan dalam penelitian ini penulis berikan kepada siswa siswi TKIT Permata Bunda dan orang tua murid

      i

      siswa TKIT Permata Bunda untuk mengetahui tingkat keteladanan guru dan perilaku keagamaan.

      12 Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah, Dasar Metodik Teknik, Tarsito, Bandung, 1989, him. 132

      9

      c. Wawancara Yaitu metode yang mencoba mendapatkan keterangan atau penelitian secara lesan dari seorang responden dengan cara bertatap muka.14 15 Metode ini digunakan untuk membantu metode angket dalam mencari informasi mengenai keteladanan guru di TKIT Permata

      Bunda Bawen, yang akan diwawancarai dalam metode ini adalah siswa-siswi di TKIT Permata Bunda Bawen.

      4. Metode Analisis Data Dalam hal ini Winamo Suratman menjelaskan “...data yang tersusun mula-mula dijelaskan kemudian dianalisa (karena metode ini disebut metode analisis data)”.b

      Dalam penelitian ini untuk mengetahui distribusi masing-msing variabel digunakan rumus :

      P = —

      xl00%

      N

      Keterangan : P : Presentasi F : Frekuensi N : Jumlah Sampel

      Untuk mengetahui hubungan kedua variabel tersebut digunakan rumus product moment.16

    14 Koentjoroningrat, Metode Penelitian Masyarakat, Gramedia, Jakarla, 1989, him. 129

      10 Keterangan :

      rxy : Koefisien korelasi variabel X dan Y

      XY : Product dari variabel X dan Y X : Variabel pengaruh (keteladanan guru ) Y : Variabel terpengaruh (perilaku keagamaan)

      N : Jumlah sampel S : Sigma

    G. Sistematika Penulisan Skripsi

      Skripsi ini disusun dalam 5 bab, dimana masing-masing bab saling berkait, dengan penjelasan sebagai berikut:

      BAB I : PENDAHULUAN Dimana dalam bab ini memuat tentang latar belakang masalah, penegasan istilah, sumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis, metode penelitian, analisis data, dan sistematika penulisan.

      BAB II : LANDASAN TEORI Merupakan pembahasan teori yang meliputi pengertian mengenai keteladanan guru, perilaku keagamaan anak dini usia. BAB III : LAPORAN HASIL PENELITIAN

      1. Gambaran umum TKIT Permata Bunda yang meliputi sejarah berdirinya letak geografis, struktur organisasi,

      11

      keadaan guru, siswa dan karyawan serta keadaan sarana dan prasarana.

      2. Laporan hasil angket memuat keteladanan guru di TKIT Permata Bunda serta nilai hasil angket tingkat perilaku keagamaan siswa-siswi TKIT Permata Bunda Bawen.

      BAB IV : ANALISIS DATA Dalam bab ini memuat : analisa pendahuluan, analisa uji pendahuluan dan analisa lanjutan

      BAB V : PENUTUP Pada bab ini memuat: kesimpulan, saran-saran dan penutup

      

    BAB U

    LANDASAN TEORI

      Untuk mendapatkan gambaran yang jelas dan lebih rinci perlu penulis kemukakan landasan yang dijadikan teori dasar penelitian sebagai berikut:

    A. Keteladanan Guru

      I. Pengertian Keteladanan Istilah keteladanan guru adalah sebagai berikut:

      a. Keteladanan secara lughowi berasal dari kata ‘teladan’ yaitu suatu (perbuatan atau barang) yang patut ditiru.1

      b. Armai Arief menjelaskan, keteladanan dalam bahasa Arab disebut ‘ushwah, iswah’ atau ‘qudwah, qidwah’ yang berarti prilaku baik yang dapat ditiru oleh orang lain atau anak didik.*

      2

      c. Menurut A. Sumana guru adalah pelajar seumur hidup.3

      d. Menurut Abudin Nata, guru adalah orang yang bekerja mengajar atau memberikan pelajaran di sekolah, guru berarti orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang bertanggung jawab dalam membantu anak dalam mencapai kedewasaan masing-masing.4

      'WJS. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1982, him. 288

      2Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Ciputat Pers, Jakarta, 2002, him. 124

      13 Dari pengertian di atas penulis simpulkan bahwa keteladanan guru adalah semua ucapan dan tingkah laku seorang guru yang akan ditiru oleh anak didik. Keteladanan sendiri merupakan faktor penting dalam hal baik buruknya seorang anak. Setiap murid atau anak didik akan meniru dan menyerap apa yang mereka lihat dari guru mereka di sekolah, sehingga akan mempengaruhi pembentukan jiwa dan akhlaknya. Apabila seorang pendidik berakhlak mulia maka anak akan tumbuh dan berkembang dengan akhlak yang mulia pula serta serta tidak bertentangan dengan apa yang menjadi nornia-norma dalam ajaran agama.

      2. Dasar Keteladanan Rasulullah merupakan figur utama dan sumber keteladanan bagi manusia, beliau datang ke dunia memang membawa misi petunjuk penerang bagi alam semesta. Seperti ayat dalam A! Qur'an surat Al Ahzab ayat 21

      “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”.5

      Dari ayat di atas Rasulullah merupakan suri tauladan yang paling baik dan sempurna, sehingga kita semua sepantasnya bercermin kepada kepribadian Rasulullah terlebih-lebih seorang guru yang merupakan figur

      14

      yang dijadikan contoh oleh anak didiknya, maka sebagai guru harus meniru dan bercermin terhadap semua kepribadian Rasulullah, maka Rasulullah mendapat kedudukan yang mulia karena Rasulullah adalah manusia pilihan Allah, sehingga bisa dijadikan panutan manusia.

      Guru sebagai pengajar atau pendidik di sekolah harus belajar banyak mengenai riwayat Rasulullah sehingga guru bisa meresapi dan meneladani pribadi mulia Rasulullah, sampai akhir seorang guru bisa diteladani oleh anak didiknya.

      3. Ayat-ayat Al Qur'an tentang keteladanan Ayat-ayat Al Qur'an yang berhubungan dengan keteladanan penulis tampilkan beberapa ayat yang mungkin dapat dan cukup untuk mewakilinya :

      a. QS. Al Mumtahanah ayat 4

      Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang haik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia...

      Pada ayat di atas, menggambarkan keteladanan nabi Ibrahim ketika dia dan sahabat-sahabatnya berlepas diri dari kaum musyrik, bahkan mereka memusuhi orang-orang musrik tersebut selama- lamanya sampai dia beriman kepada Allah SWT. 6

      15

      b. QS. Al Nahl ayat 120 e l f .j \ L s > .i » C G ' J \

      Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan)?

      c. QS. Al An’am ayat 161 p—' 1 * *0

      j j < J * *

      J ) J»

      Katakanlah: "Sesungguhnya aku telah diiunjuki oleh Tuhanku kepada jalan yang lurus, (yaitu) agama yang benar; agama Ibrahim yang lurus; dan Ibrahim itu bukanlah termasuk orang- orang yang musyrik"?

      Dari ayat di atas dijelaskan bahwa Rasul ulah diperintahkan untuk meneladani Ibrahim dalam memerangi kemusyrikan dan menegakkan ketauhidan.

      4. Bentuk Keteladanan Guru Bentuk dari keteladanan guru adalah melalui ucapan, dan tingkah laku. Setiap tindakan yang dilakukan oleh seorang guru secara langsung dan tidak langsung mempunyai pengaruh terhadap siswanya. Guru sendiri merupakan kunci utama pelaksanaan pendidikan yang akan menghantarkan peserta didik pada perubahan penlaku, kecerdasan dan akan menentukan bangsa pada masa yang akan datang.

      16 Adapun bentuk-bentuk dari keteladanan guru adalah :

      a. Menunjukkan sikap sabar Mendidik anak di sekolah memang membutuhkan kesadaran kurangnya keberhasilan dalam mendidik siswa di sekolah dikarenakan belum dapat mengendalikan atau kurang sabar dalam menghadapi sikap anak didiknya, sehingga timbul amarah dan mengeluarkan kata- kata yang kurang baik yang dapat mempengaruhi jiwa kepribadian anak didiknya.

      Kesabaran mendidik anak-anak adalah menunjukkan sikap yang sabar dalam menghadapi segala masalah, baik yang berhubungan dengan diri anak maupun masalah yang lain. Seorang guru sendiri harus membiasakan kepada anak didiknya agar mempunyai sikap yang sabar sejak masih kanak-kanak, sebagaimana dalam firman Allah surat

      Al Imran 200

    • ♦ * ** •*

      “Ha i orang-orang beriman bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu

      ”9 Sikap sabar juga dijelaskan dalam sebuah hadits yang bunyinya :

      j U 'i l y » j'WaJI .

      Sabar itu sebagian dari iman

      .10

      17 Jadi dari hadits tersebut dijelaskan bahwa dengan sikap yang

      sabar, iman kita menjadi lebih baik,

      b. Selalu berkata yang baik di hadapan anak didik Al Ghazali mengatakan : “Seorang guru itu harus mengamalkan ilmunya, lalu perkataannya jangan membohongi perbuatannya karena sesungguhnya ilmu itu dapat dilihat dengan mata hati, sedang perbuatan dapat dilihat dengan mata kepala. Padahal yang mempunyai mata kepala lebih banyak”.1' Berkata atau bertutur kata yang baik adalah suatu tuntutan yang perlu diperhatikan oleh seorang guru apabila mengajar, karena anak cenderung meniru apa yang dilihat dan didengarnya. Masalah bertutur kata yang baik harus diperhatikan seorang guru karena hal tersebut mengajarkan anak agar selalu berbicara sopan terhadap orang di sekitarnya.

      Dengan demikian semakin bertambahnya usia anak akan mengetahui bagaimana cara berbicara yang sopan dengan orang lain, mendengarkan pembicaraan dan bercakap-cakap dengan mereka termasuk cara-cara menggembirakan bagi mereka. Maka dapat diketahui bahwa seorang guru harus memperhatikan masalah berbicara dan berkata yang baik, serta membiasakan anak didik untuk selalu berbicara yang sopan.

      18

      c. Menjenguk orang sakit Diantara hal penting yang harus diperhatikan dan dibiasakan kepada anak adalah menjenguk orang sakit. Menjenguk orang sakit merupakan salah satu pengobatan secara kejiwaan yang tidak disadari oleh orang yang menjenguk.

      Rasulullah bersabda:

      a p L J-I 4& \j

      itu berada bersama jama ’ah ”.n “Kekuatan (rahmat) Allah

      Di dalam sabda Rasul di atas dapat disimpulkan bahwa Islam tidak menyukai orang yang hidup menyendiri. Sebab itu akan melemahkan kekuatan masy Islam. Maka menjenguk orang sakit harus dibiasakan kepada anak agar dapat merasakan penderitaan orang lain, tertanam dalam jiwa anak. Apabila perasaan itu tumbuh padajiwa anak maka secara perlahan akan mempunyai rasa cinta mengutamakan orang lain. Dengan demikian mereka akan ikut serta dengan anggota masy baik suka dan duka.

      d. Mengajak menghafalkan surat-surat pendek atau doa-doa harian Bagi seorang guru yang telah menghafalkan surat-surat pendek atau do’a harian untuk selalu membacanya, karena dengan membacanya akan menambah iman seseorang, sebab hal tersebut termasuk ibadah yang perlu ditingkatkan. Menghafalkan surat-surat 12

      19 pendek atau doa harian sangat besar pengaruhnya terhadap iman seorang anak didik dan mendorong keaktifannya untuk selalu mempelajarinya.

      Menghafalkan surat-surat pendek dan do’a harian di samping ibadah juga merupakan penawaran hati yang jiwanya gelisah. Di sinilah terlihat pentingnya keteladanan seorang guru terhadap muridnya.

      e. Berpakaian sopan dan rapi Seorang guru yang, menjadi teladan bagi anak didiknya senantiasa harus berpakaian sopan sesuai dengan norma agama, karena seorang guru berdiri di depan kelas dan dilihat langsung oleh murid. Seorang guru wanita hendaknya dalam mengajar memakai jilbab, karena keharusan memakai jilbab di dalam Al Qur'an Allah telah memerintahkan dalam surat An Nur ayat 31 yang dari segi pengertiannya mengandung : 1) Perintah untuk menjaga atau memelihara kemaluannya 2) Wanita diperintahkan untuk menutup auratnya apabila keluar rumah

      Dari pengertian di atas apabila seorang guru (wanita) memakai jilbab maka dengan sendirinya murid atau anak didik akan meniru atau mencontoh apa yang dia lihat.

      20

      5. Syarat-syarat untuk menjadi guru Untuk menjadi seorang guru yang menjadi teladan bagi anak didik, sangat tidak ringan, artinya ada syarat-syarat yang harus dipenuhi: a. Taqwa kepada Allah sebagai syarat menjadi guru

      Guru, sesuai dengan tujuan pendidikan Islam, tidak mungkin mendidik anak agar bertakwa kepada Allah, jika ia sendiri tidak bertakwa kepadaNya, sebab ia adalah teladan bagi muridnya.

      b. Berilmu sebagai syarat untuk menjadi guru

      c. Sehat jasmani sebagai syarat menjadi guru Kesehatan jasmani kerap kali dijadikan salah satu syarat bagi mereka yang melamar untuk menjadi guru.

      d. Berkelakuan baik sebagai syarat menjadi guru Budi pekerti guru maha penting dalam pendidikan watak murid. Guru harus menjadi suri teladan, karena anak-anak bersifat suka meniru.13

    B. Perilaku Keagamaan Anak Dini Usia

      1. Pengertian Perilaku Keagamaan Yang penulis maksud dengan perilaku keagamaan dalam penelitian ini adalah pemahaman seorang anak tentang apa yang diketahui dan dilihat dari ajaran agama Islam yang diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.

      Menurut Ahmad D. Marimba pengertian agama adalah aturan- aturan dari Tuhan Yang maha Esa, untuk petunjuk kepada manusia agar

      2 1

      dapat selamat dan sejahtera bahagia hidupnya di dunia dan akhirat dengan petunjuk dan teladan Nabi.14 15 Agama mengandung arti ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi manusia. Ikatan itu sangat berpengaruh dalam kehidupan sehari-harinya.

      Ikatan-ikatan itu berasal dari suatu kekuatan yang lebih tinggi dari manusia, atau kekuatan yang tidak dapat dilacak dengan empirik menggunakan panca indra. Bagian dari kehidupan itu sendiri sikap dan tindakan seseorang dalam hidupnya tiada lain dari panutan pribadinya yang tumbuh dan berkembang sejak lahir.13

      Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa perilaku keagamaan adalah pemahaman seseorang tentang agama yang dianut kemudian diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

      2. Perilaku Keagamaan Anak Dini Usia Perlembangan agama pada masa anak, terjadi melalui pengalaman hidupnya sejak kecil, dalam keluarga, sekolah dan lingkunagan masyarakat. Di sekolah setiap guru ingin membina anak agar menjadi orag yang baik, mempunyai kepribadian yang kuat dan sikapnya, pakaianya dan sikap mental yang sehat serta mempunayai akhlak yang terpuji.

      Seorang guru masuk ke dalam kelas membawa seluruh unsur kepribadianya, agamanya, akhlaknya, sikapnya, pakaianya dan cara berbicaranya. Pada masa umur kanak-kanak (dini usia) mereka lebih banyak meniru dan menyerap pengalaman lewat panca inderanya.

      22 Perilaku keagamaan anak dini usia dalam pembahasan ini yang sesuai dengan norma agama adalah berdoa, membaca Al Qur'an atau menghafal surat-surat pendek. Selain itu dari dimensi yang berkaitan dengan masalah sosial adalah seperti membantu orang lain, berlaku benar dan jujur, bersikap ramah terhadap orang lain, suka memaafkan,

      a. Berdoa Berdoa berarti memberikan sesuatu kepada Tuhan, terutama setelah berkomunikasi dengan-Nya. Berdoa berarti pengakuan hamba akan kekurangannya. Sedang berdoa diperintahkan dalam Al Qur'an (QS. Al Mu’min : 60).

      “Dan Tuhamu ber firman: “Berdoalahkepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu ”.16

      Dalam hal ini doa juga merupakan pendorong untuk mencapai tujuan sesuatu dan berdoa juga dilakukan selama kita melakukan aktivitas, agar apa yang kita lakukan membawa berkah,

      b. Membaca Al Qur'an (menghafal surat-surat pendek) Al Qur'an adalah bacaan umat Islam yang paling utama bila dibanding dengan bacaan-bacaan lain. Allah akan memberi pembacanya dengan kebaikan, kemulyaan dan menambah kenikmatan yang kekal.

      23 Menurut Harfiah, Al Qur'an itu berarti bacaan, definisi Al Qur'an ialah kalam Allah SWT, yang diwahyukan kepada Nabi dan

      Rasul terakhir Nabi Muhammad saw. sebagai mukjizat, yang membacanya sebagai ibadah.17 Perintah membaca Al Qur'an terdapat dalam Al Qur’an surat

      Al Alaq 1 - 5 yang artinya :

      Bacalah dengan (menyebut) nama tuhamu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang maha Pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya ,18

      Selain membaca Al Qur'an, menghafalkan surat-surat pendek juga merupakan suatu hal yang disukai Allah. Karena keduanya akan menghibur hati yang sedih, menenangkan jiwa yang gelisah. Seseorang yang membacanya dengan penuh keikhlasan akan mempunyai jiwa yang kuat.

      Beberapa bentuk prilaku keagamaan ditinjau dari segi sosial diantaranya : 1) Suka menolong orang lain

      Secara kodrati, manusia diciptakan oleh Allah tidaklah mungkin hidup sendiri, akan tetapi saling membutuhkan bantuan.

      Islam memberikan tuntutan agar setiap muslim menanamkan rasa persaudaraan umat, jangan sampai saling membenci. Oleh karena itu satu sama lain harus saling menolong.

      24 Melihat hal tersebut tolong menolong merupakan prinsip fundamental manusia untuk mencapai kesejahteraan hidup baik lahir maupun batin, karena sebagai individu tidak akan mampu hidup sendiri tanpa bantuan orang lain.

      2) Bersikap ramah terhadap orang lain Bahwa manusia diciptakan oleh Allah mempunyai kedudukan yang sama kecuali ketakwaan yang membedakan derajat manusia kepada Allah. Oleh karena itu sangat tidak baik senandainya kita memandang orang lain lebih rendah dari kita dan memandang diri kita lebih tinggi dari orang lain. Karena hal itu menyebabkan kita menjadi sombong dan tidak menyadari kelemahan kita. Juga tidak mau menerima kelemahan orang lain. Sehingga dalam hidupnya anak tersebut hanya mau bergaul dengan orang yang dirasa sesuai dengannya dan tidak mau berbuat ramah terhadap orang lain. Padahal yang demikian sangat dicela oleh agama.

      Firman Allah an N ahl: 29 yang artinya :

      t ukilah pintu-pintu Jahannam, kamu kekal di Maka mas dalamnya. Maka amat buruklah tempat orang-orang yang menyombongkan diri itu.

      19 3) Berlaku benar dan jujur Benar dan jujur, termasuk golongan akhlak mahmudah.

      Benar artinya sesuai dengan suatu kenyataan yang sesungguhnya

      25 dan ini tidak saja berupa perkataan te+api juga perbuatan. Sebagai akhlak mahmudah, benar dan jujur termasuk akhlak mahmudah yang pokok dan penting, semua induk dari sifat-sifat baik yang lain yang membawa kepada kebaikan, karena itu Rasulullah menyebutkan benar dan jujur semacam kunci masuk surga.20 Kewajiban benar diperintahkan dalam surat At Taubah : 199 yang artinya :

      Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar21

      Benar dan jujur adalah suatu alat untuk mencapai keselamatan, kebahagiaan, karena hal tersebut tergantung kepada bagaimana orangnya sehingga apabila benar-benar melaksanakan kebenaran tanpa memandang resikonya.

      Diantara sifat Nabi Muhammad saw adalah sifat benar dan jujur.. Sifat benar dan jujur ini perlu ditanamkan dalam diri anak, agar di saat mereka akan memasuki usia remaja tidak teijebak dalam golongan orang-orang munafik. Sebab tanda-tanda orang munafik adalah pembicaraannya tidak sesuai dengan kenyataan yang ada.

      4) Suka memaafkan Manusia adalah makhluk yang tidak bisa lepas dari dosa dan kekhilafan. Demikian juga dalam bergaul dengan teman-teman

      26 terkadang melakukan tindakan yang menurut kita biasa saja, tetapi menyakitkan teman.

      Sikap pemaaf itu adalah salah satu akhlakul karimah yang harus ada pada diri manusia muslim, sifat ini haruslah dibiasakan sejak masih kanak-kanak agar nanti mereka sudah terbiasa memaafkan kesalahan orang lain.

      3. Karakteristik anak Masa anak-anak merupakan bagian yang sangat esensial pada diri manusia. Karena kehidupan di masa kanak-kanak sangat berfaedah bagi pemahaman hakikat manusia sebagai khalifah di muka bumi yang diawali dari masa paling rendah yaitu anak-anak menuju dewasa.

      Karakteristik anak dini usia dalam penelitan dapat disebut dengan permulaan masa anak-anak. Pada masa ini anak sering menentang atau keras kepala dan ‘semau gue’ karena anak distimulir oleh keinginan menurut hak-haknya dan menuntut penegakkan terhadap egonya. Serta ditandai dengan kecenderungan untuk bergerak, bermain, melakukan percobaan terhadap segala sesuatu di sekitarnya. Hal ini dilakukan menurut alam si anak adalah sesuatu yang baru, dia ingin mengetahui dari pengalamannya pribadi yang biasa dinamakan orang tua/dewasa dengan pengrusakan, percobaan, peruntutan, pembinaan atau permainan. ' Pada masa ini anak juga mempunyai kebiasaan suka meniru sebagai prilaku 22 23 *

      22Elizabet B. hurlock, Psikologi Perkembangan suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan,

      Erlangga, Jakarta, 1996, him. 108

      27

      sosialnya, persaingan, keija sama, simpati, empati, berkuasa, negatifisme, gresif, mementingkan din sendiri, marah, takut, cemburu, ingin tahu, iri hati, gembira, sedih dan lain-lain ~4

      Dalam teori belajar sosial Albert Bandura mulai dengan analisa yang dilakukannya terhadap rancangan-rancangan terdahulu terhadap belajar tingkah laku imitatif. Menurut pendapatnya, paradigma behaviOns hanya menjelaskan peniruan respons-respons khusus yang diperbuat oleh I satu model.25 t i

      Bandura telah membuat suatu jajaran faktor yang berpehgaruh, sehingga imitasi akan muncul atau tidak. Imitasi sangat mungkin teijadi apabila:

      a. Model mirip dengan subjek, namun statusnya sedikit lebih tinggi dari pada subjek.

      b. Model tidak dihukum

      c. Model berada di ling yang tidak dikenal

      d. Subyek diberi pengahargaan atas peniruannya.26 Dari teon Bandura tersebut dapat dijelaskan bahwa anak-anak dalam masa ini mempunyai sifat imitasi atau meniru tingkah laku orang lain. Maka kita sebagai pendidik anak di sekolah haruslah mempunyai kebiasaan serta sikap yang baik agar ditiru oleh anak didik.

      24j 2 5 » Elizabet B Hurlock, op. c it, him

      28 Imitasi (suka meniru) diartikan sebagai individu yang meniru suatu

      perbuatan yang dilakukan oleh suatu model. Hal-hal yang seringkali ditiru oleh anak TK dari gurunya : a. Gaya bicara seorang guru

      b. Cara berpakaian seorang guru

      c. Sikap guru dalam mengajar

      d. Sikap seorang guru terhadap siswanya e. Bagaimana sikap seorang guru terhadap orang di sekitar sekolah.

      4. Karakteristik Keagamaan Anak Bila uraian di atas membicarakan tentang karakteristik anak secara umum, maka dalam uraian berikut ini penulis akan memaparkan karakteristik tentang perilaku agama anak.

      Menurut penelitian Emess Harms sebagaimana dikutip oleh WH. Clark dalambukunya Psychology of Religion, Keberagamaan anak memiliki karkateristik-karakteristik sebagai berikut : a. Ide-ide keagamaan anak diterima berdasarkan otoritas

      Menurut Clark ada persamaan antara pengalaman keagamaan tipe authonan dengan keagamaan anak-anak memandang orang tuanya (atau orang yang lebih tua) memiliki kekuatan dan kemampuan lebih diri dirinya.

      b. Tidak berdasarkan pemikiran (Unreflective) Ide keagamaan diterima berdasarkan otoritas, maka pemikiran

      29

      dalam hal ini Zakiyah Daradjat memberikan gambaran kepercayaan si anak kepada Tuhan bukan suatu keyakinan atau suatu hipotesa pikiran akan tetapi lebih merupakan sikap emosi yang membutuhkan pelindung.

      c. Egosentris Karakteristik lain dari keagamaan anak adalah bersifat egosentris. Oleh karenanya do’anya selalu berkaitan dengan kepentingan pribadi yang berupa perlindungan dan karunia Tuhan.

      d. Anthropomorphis ! Artinya Tuhan tumbuh secara langsung dari ayah atau ibunya dibuat dalam image manusia e. Imitatif

      Menurut Clark anak memperoleh pengalaman keagamaan anak lewat imitasi terhadap orang lain.

      f. Penuh kekaguman (Wondering) Dzakiyah Daradjat menyatakan bahwa karakteristik kekaguman ini terlihat dalam sikap anak yang sangat tertarik dengan upacara agama dan keindahan tempat ibadah.'7

      Mencermati hal tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa salah satu ciri keberagamaan anak adalah, bahwa ide-ide keagamaan anak diterima berdasarkan egosentris dan bersifat imitatif Hal ini menjadi

      30

      landasan kuat secara teoritik antara persepsi anak tentang keteladanan dan perilaku keagamaan anak itu sendiri.

    C. Pengaruh Keteladanan Guru terhadap Perilaku keagamaan Anak Dini Usia

      Guru adalah teladan bagi murid-muridnya di sekolah, maka sudah menjadi kewajiban seorang guru untuk memberi contoh, mengarahkan dan mendidik muridnya agar mempunyai prilaku keagamaan yang baik, sehingga menjadi kebanggaan bagi orang tua di rumah serta guru di sekolah.

      Islam memberi kuasa dan hak kepada guru untuk mendidik murid-

    • muridnya di sekolah. Maka dari itu tugas penting dari seorang guru yaitu memberikan teladan dalam agama, sehingga apa yang dilakukan atau dikerjakan oleh anak-anak sesuai dengan norma atau ajaran agama.

      Islam mengharapkan seorang guru mampu dan berhasil menciptakan generasi penerus yang berkualitas, yang dapat dipercaya memikul beban tanggung jawab kehidupan dunia. Yang perlu dilakukan oleh seorang guru adalah memberikan teladan yang baik dalam hal agama dan tingkah laku anak didik agar mereka mempunyai pen laku keagamaan yang sesuai dengan norma agama.

      Guru adalah membimbing, mendidik dan mengarahkan anak didiknya agar berprilaku yang baik. Guru yang dalam berperilaku bertutur kata serta dalam berpakaian sesuai dengan norma atau tuntutan agama maka akan berpengaruh besar terhadap prilaku anak didik. Karena anak-anak tersebut melihat secara langsung bagaimana prilaku, tutur kata serta cara berpakaian

      31 Maka guru yang menjadi teladan di sekolah harus berprilaku, berutur