UMKM dan Akses Permodalan di Kota Jambi - Repository Unja
UMKM UMKM dan dan Akses Akses Permodalan Permodalan
di Kota Jambi di Kota Jambi
Dr. Junaidi, SE, M.Si Dr. Junaidi, SE, M.Si
Dr. Tona Aurora Lubis, SE, MM Dr. Tona Aurora Lubis, SE, MM
Dr. Junaidi, SE, M.Si Dr. Junaidi, SE, M.Si
Dr. Tona Aurora Lubis, SE, MM Dr. Tona Aurora Lubis, SE, MM
Seminar: Seminar: UMKM dan Akses Permodalan di Kota Jambi UMKM dan Akses Permodalan di Kota Jambi
Bappeda Kota Jambi, 11 Desember Bappeda Kota Jambi, 11 Desember 2015 2015 Pendahuluan Pendahuluan
- Pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)
secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh
terhadap pertumbuhan ekonomi daerah sekaligus nasional - Pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)
secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh
terhadap pertumbuhan ekonomi daerah sekaligus nasional - Perkembangan UMKM tidak terlepas dari berbagai masalah diantaranya:
- Perkembangan UMKM tidak terlepas dari berbagai masalah diantaranya: Kesulitan pemasaran Kesulitan Finansial Kesulitan SDM Masalah Bahan Baku Keterbatasan Teknologi
o Kesulitan pemasaran o
Kesulitan Finansial o
Kesulitan SDM o
Masalah Bahan Baku o
Keterbatasan Teknologi Kriteria UMKM (UU No. 20 Kriteria UMKM (UU No. 20 Tahun Tahun 2008 2008 Usaha Mikro: a. memiliki kekayaan bersih paling banyak Usaha Mikro: a. memiliki kekayaan bersih paling banyak
Rp50.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat Rp50.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau b. memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak usaha; atau b. memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 Rp300.000.000,00 Usaha Kecil: a. memiliki kekayaan bersih lebih dari Usaha Kecil: a. memiliki kekayaan bersih lebih dari
Rp50.000.000,00 sampai Rp500.000.000,00 tidak termasuk tanah Rp50.000.000,00 sampai Rp500.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau b. memiliki hasil penjualan dan bangunan tempat usaha; atau b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 sampai Rp2.500.000.000,00 tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 sampai Rp2.500.000.000,00 Usaha Menengah : a. memiliki kekayaan bersih lebih dari Usaha Menengah : a. memiliki kekayaan bersih lebih dari
Rp500.000.000,00 sampai Rp10.000.000.000,00 tidak termasuk Rp500.000.000,00 sampai Rp10.000.000.000,00 tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha; atau b. memiliki hasil penjualan tanah dan bangunan tempat usaha; atau b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 sampai dengan paling tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00. banyak Rp50.000.000.000,00.
Kondisi UMKM di Kota Jambi Kondisi UMKM di Kota Jambi Unit Usaha dan Unit Usaha dan Tenaga Tenaga Kerja Kerja Jumlah Unit Usaha dan Tenaga Kerja pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Kota Jambi Tahun 2014
Skala Usaha Unit Usaha Tenaga Kerja TK per
unit Jumlah % Jumlah % usahaMikro 8197 79.47 16394
53.46
2.00 Kecil 1763 17.09 8960
29.22
5.08 Menengah 354 3.43 5310
17.32
15.00 Jumlah 10314 100.00 30664 100.00 Jenis Industri Jenis Industri yg yg Berkembang Berkembang
Khususnya industri kecil dan menengah, terdapat 10 jenis industri Khususnya industri kecil dan menengah, terdapat 10 jenis industri
yang memiliki potensi besar dari sisi unit usaha (64,08 persen dari yang memiliki potensi besar dari sisi unit usaha (64,08 persen dari total unit usaha UMKM Kota Jambi). total unit usaha UMKM Kota Jambi). UMKM potensial adalah industri makanan ringan UMKM potensial adalah industri makanan ringan Unit No Jenis Industri
% Usaha
1 Kerupuk 161
12.00
2 Roti dan kue kering Roti dan kue kering
2
99
99
7.38
7.38
3 Tempe
90
6.71
4 Pembuatan Bak Mobil
85
6.33
5 Bengkel Las
75
5.59
6 Pemeliharaan dan Perbaikan Dinamo
75
5.59
7 Air Mineral
74
5.51
8 Perhiasan Logam Mulia
74
5.51
9 Industri Percetakan
71
5.29
10 Batik Tulis
56
4.17
11 Lainnya (40 jenis industri) 482
35.92 Jumlah 1.342 100.00 UMKM UMKM dan dan Sektor Sektor Informal Informal
Jumlah pekerja informal sebanyak 79.455 orang (33,71 persen dari total kesempatan kerja Kota Jambi). Karakteristik Pekerja Karakteristik Pekerja Sektor Sektor Informal Informal Berusia muda, pendidikan relatif baik, lebih sepertiganya perempuan
Gambar 3. Umur Pekerja Sektor Informal Gambar 4. Pendidikan Pekerja Sektor Informal
Gambar 5. Jenis Kelamin Pekerja Sektor Informal
Akses Akses Permodalan Permodalan UMKM UMKM
di Kota Jambi di Kota Jambi
Akses Akses Permodalan Permodalan UMKM UMKM
di Kota Jambi di Kota Jambi Perkembangan Akses Perkembangan Akses Permodalan Permodalan UMKM UMKM Tahun 2014, baki debet kredit UMKM perbankan di Kota Jambi sebesar
Rp 2.995.821 juta.
31,93 persen dari total Provinsi Jambi (Rp 9.382.840 juta).
Tahun 2011-2014 tumbuh lebih lambat dibandingkan Provinsi. Kota
9,83 % pertahun, Prov. Jambi 13,18 pertahun Perkembangan Akses Perkembangan Akses Permodalan Permodalan UMKM UMKM
Posisi Kredit UMKM Bank Umum dan BPR di Kota Jambi Tahun 2011 - 2014 Uraian Jumlah Kredit (Rp Juta) Pertumbuhan (%)
2011 2012 2013 2014 2012 2013 2014 rerata
Kota Jambi Mikro 290,103 323,101 330,554 353,458
11.37
2.31
6.93
7.28 Kecil 716,934 646,873 684,043 652,032 -9.77 5.75 -4.68 -3.02
Menengah 1,306,761 1,674,435 1,870,249 1,990,330
28.14
11.69
6.42
17.44 Total Total 2,313,797 2,313,797 2,644,409 2,644,409 2,884,846 2,884,846 2,995,821 2,995,821
14.29
14.29
9.09
9.09
3.85
3.85
9.83 Pangsa Kota (%)
9.83
34.41
33.87
32.89
31.93 Prov. Jambi
Mikro 1,996,610 2,333,088 2,719,280 3,008,296
16.85
16.55
10.63
16.89 Kecil 2,304,778 2,510,612 2,887,777 3,136,815
8.93
15.02
8.62
12.03 Menengah 2,422,984 2,964,884 3,165,419 3,237,728
22.37
6.76
2.28
11.21 Total 6,724,372 7,808,585 8,772,476 9,382,840
16.12
12.34
6.96
13.18 Akses Permodalan Akses Permodalan UMKM UMKM Menurut Menurut Klasifikasi Klasifikasi Usaha Usaha
66,44 % kredit disalurkan pada usaha menengah dan sisanya kredit
usaha kecil 21,76 % dan mikro 11,80 persen.
Selama Tahun 2011-2014, rendahnya perkembangan akses kredit usaha mikro dan kecil dibandingkan kredit menengah
Pangsa Kredit UMKM Bank Umum dan BPR di Kota Jambi Tahun 2011 - 2014 Tahun Uraian
2011 2011 2012 2012 2013 2013 2014 2014
Pangsa terhadap total kredit UMKM Kota Jambi Mikro
12.54
12.22
11.46
11.80 Kecil
30.99
24.46
23.71
21.76 Menengah
56.48
63.32
64.83
66.44 Total 100.00 100.00 100.00 100.00
Pangsa Kota Jambi terhadap kredit skala usaha sejenis di Provinsi Jambi Mikro
14.53
13.85
12.16
11.75 Kecil
31.11
25.77
23.69
20.79 Menengah
53.93
56.48
59.08
61.47
Akses Permodalan Akses Permodalan UMKM UMKM Menurut Menurut Jenis Jenis Penggunaan Penggunaan Kredit Kredit
Tahun 2014, 67,50 persen penyaluran kredit modal kerja dan 32,50 persen untuk investasi.
Terdapat kecendrungan peningkatan proporsi investasi
Gambar 9. Perkembangan Kredit UMKM Berdasarkan Jenis Penggunaan Akses Permodalan Akses Permodalan UMKM UMKM Menurut Menurut Sektor Sektor Tahun 2014, 58,87 persen kredit pada sektor
perdagangan, hotel dan restoran.
Sektor yang juga mendapatkan penyaluran relatif besar adalah sektor konstruksi (10,78 persen).
Gambar 9. Perkembangan Kredit UMKM Berdasarkan Jenis Penggunaan
Potensi Potensi,, Masalah Masalah dan dan Solusi Solusi Akses Akses
Permodalan Permodalan UMKM UMKM
Potensi Potensi,, Masalah Masalah dan dan Solusi Solusi Akses Akses
Permodalan Permodalan UMKM UMKM
Potensi,, Masalah Potensi Masalah dan dan Solusi Solusi Akses Akses Permodalan Permodalan UMKM UMKM
Potensi Potensi
UMKM merupakan sektor yang fleksibel dan mampu bertahan UMKM merupakan sektor yang fleksibel dan mampu bertahan
menghadapi krisis menghadapi krisis Mampu menjadi bumper dalam mengatasi masalah pengangguran Mampu menjadi bumper dalam mengatasi masalah pengangguran sekaligus mengatasi kemiskinan sekaligus mengatasi kemiskinan Pelaku/pekerja UMKM memiliki potensi untuk dibina Pelaku/pekerja UMKM memiliki potensi untuk dibina
Masalah Permodalan Masalah Permodalan
Mobilisasi modal awal (start-up capital): wirausaha baru Mobilisasi modal awal (start-up capital): wirausaha baru
Akses ke modal kerja: UMKM omset kurang dari 50 juta Akses ke modal kerja: UMKM omset kurang dari 50 juta umumnya butuh modal kerja (menjamin cashflow umumnya butuh modal kerja (menjamin cashflow
Akses ke finansial jangka panjang untuk investasi: omset UMKM Akses ke finansial jangka panjang untuk investasi: omset UMKM
di atas 50 juta butuh modal investasi untuk ekspansi di atas 50 juta butuh modal investasi untuk ekspansi
Rendahnya akses karena: ketiadaan agunan, sistem administasi Rendahnya akses karena: ketiadaan agunan, sistem administasi
keuangan dan manajemen yg tradisional, kemampuan keuangan dan manajemen yg tradisional, kemampuan penyusunan proposal kredit, prosedur bank yang berbelit, penyusunan proposal kredit, prosedur bank yang berbelit, sosialisasi alternatif kredit. sosialisasi alternatif kredit.
Solusi Solusi
Mengoptimalkan peran Konsultan Keuangan Mengoptimalkan peran Konsultan Keuangan
Mitra Bank (KKMB) Mitra Bank (KKMB)
Melakukan identifikasi pada calon nasabah UMKM Melakukan identifikasi pada calon nasabah UMKM
Menentukan kelompok bila memperoleh calon Menentukan kelompok bila memperoleh calon nasabah mikro dalam rangka efisiensi; nasabah mikro dalam rangka efisiensi;
Menyusun proposal kredit (usaha mikro) atau Menyusun proposal kredit (usaha mikro) atau
Kelayakan usaha ( usaha kecil dan menengah) Kelayakan usaha ( usaha kecil dan menengah)
Menghubungkan nasabah UMKM dengan Menghubungkan nasabah UMKM dengan perbankan; perbankan; Monitoring & pendampingan pasca penerimaan Monitoring & pendampingan pasca penerimaan
kredit kredit Solusi Solusi
Sosialiasi Pola Pembiayaan Bagi Hasil atau Sosialiasi Pola Pembiayaan Bagi Hasil atau
Pembiayaan Ventura Pembiayaan Ventura
Lembaga pembiayaan yang menerapkan pola Lembaga pembiayaan yang menerapkan pola bagi hasil adalah Perusahaan Pembiayaan Modal bagi hasil adalah Perusahaan Pembiayaan Modal Ventura dengan konsep bagi hasil murni Ventura dengan konsep bagi hasil murni ataupun bagi hasil terkelola ataupun bagi hasil terkelola Mengatasi kesulitan UMKM yang terbebani dengan Mengatasi kesulitan UMKM yang terbebani dengan
suku bunga tinggi suku bunga tinggi Pembiayaan ini dapat dilakukan dalam jangka Pembiayaan ini dapat dilakukan dalam jangka
waktu pendek maupun panjang (maksimal 4 waktu pendek maupun panjang (maksimal 4 tahun). tahun). Solusi Solusi
Meningkatkan Peran Serta Lembaga Penjaminan Meningkatkan Peran Serta Lembaga Penjaminan
Kredit Kredit
Mengatasi kendala agunan Mengatasi kendala agunan
Secara nasional sudah terdapat perusahaan penjaminan Secara nasional sudah terdapat perusahaan penjaminan kredit seperti PT.Askrindo. kredit seperti PT.Askrindo.
Namun kemampuan perusahaan ini relatif terbatas dalam Namun kemampuan perusahaan ini relatif terbatas dalam menjangkau UMKM secara keseluruhan. menjangkau UMKM secara keseluruhan.
Pemerintah Kota Jambi perlu mempertimbangkan untuk Pemerintah Kota Jambi perlu mempertimbangkan untuk mendirikan lembaga penjaminan kredit tambahan seperti mendirikan lembaga penjaminan kredit tambahan seperti Perusahaan Penjaminan Kredit Daerah (PPKD). Perusahaan Penjaminan Kredit Daerah (PPKD).
PPKD dapat berkontribusi pada PAD (adanya fee dari PPKD dapat berkontribusi pada PAD (adanya fee dari Solusi Solusi
Mengembangkan dan Meningkatkan Peran Mengembangkan dan Meningkatkan Peran
Lembaga Keuangan Mikro Lembaga Keuangan Mikro
Dalam meningkatkan permodalan UMKM adalah Dalam meningkatkan permodalan UMKM adalah mempermudah akses permodalan tidak hanya dari Bank, mempermudah akses permodalan tidak hanya dari Bank, tapi juga non bank seperti melalui Lembaga Keuangan tapi juga non bank seperti melalui Lembaga Keuangan Mikro (LKM). Mikro (LKM).
Pemerintah Kota Jambi perlu melakukan pembinaan dan Pemerintah Kota Jambi perlu melakukan pembinaan dan pendampingan terhadap lembaga keuangan mikro pendampingan terhadap lembaga keuangan mikro
tersebut agar mampu berperan meningkatkan akses tersebut agar mampu berperan meningkatkan akses permodalan UMKM. permodalan UMKM. Persoalan--Persoalan Persoalan Persoalan Lain UMKM Lain UMKM
Data UMKM kurang tersedia secara menyeluruh, karena mobilitas Data UMKM kurang tersedia secara menyeluruh, karena mobilitas
UMKM (khususnya usaha mikro) yang relatif tinggi. Menyulitkan UMKM (khususnya usaha mikro) yang relatif tinggi. Menyulitkan
pembinaan secara menyeluruh pembinaan secara menyeluruh Pemasaran produk-produk UMKM yang belum terintegrasi dengan Pemasaran produk-produk UMKM yang belum terintegrasi dengan
kebijakan pemerintah daerah yang lebih luas (diantaranya kebijakan kebijakan pemerintah daerah yang lebih luas (diantaranya kebijakan sektor pariwisata) sektor pariwisata) Kualitas dan kemasan produk UMKM yang masih rendah. Kualitas dan kemasan produk UMKM yang masih rendah. Manajemen usaha UMKM yang masih bersifat tradisional Manajemen usaha UMKM yang masih bersifat tradisional Penataan lokasi usaha UMKM khususnya PKL yang belum Penataan lokasi usaha UMKM khususnya PKL yang belum terintegrasi dengan tata ruang kota terintegrasi dengan tata ruang kota
Daftar Pustaka Daftar Pustaka (References) (References) -----------, 2003.Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah, Depkumdang dan HAM, Jakarta. -----------, 2003.Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah, Depkumdang dan HAM, Jakarta
- , 2000. Kebijakan Pembangunan UMKM Departement Industri dan Perdagangan Republik Indonesia, Jakarta. -----------, 2000. Kebijakan Pembangunan UMKM Departement Industri dan Perdagangan Republik Indonesia, Jakarta.
- , 2011. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jambi Triwulan IV 2011. Bank Indonesia. Jakarta -----------, 2011. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jambi Triwulan IV 2011. Bank Indonesia. Jakarta -----------, 2012. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jambi Triwulan IV 2012. Bank Indonesia. Jakarta -----------, 2012. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jambi Triwulan IV 2012. Bank Indonesia. Jakarta -----------, 2013. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jambi Triwulan IV 2013. Bank Indonesia. Jakarta -----------, 2013. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jambi Triwulan IV 2013. Bank Indonesia. Jakarta -----------, 2014. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jambi Triwulan IV 2014. Bank Indonesia. Jakarta -----------, 2014. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jambi Triwulan IV 2014. Bank Indonesia. Jakarta -----------, 2011. Jambi dalam Angka 2011. BPS. Jambi -----------, 2011. Jambi dalam Angka 2011. BPS. Jambi -----------, 2012. Jambi dalam Angka 2012. BPS. Jambi -----------, 2012. Jambi dalam Angka 2012. BPS. Jambi -----------, 2013. Jambi dalam Angka 2013. BPS. Jambi -----------, 2013. Jambi dalam Angka 2013. BPS. Jambi -----------, 2014. Jambi dalam Angka 2014. BPS. Jambi -----------, 2014. Jambi dalam Angka 2014. BPS. Jambi -----------, 2015. Jambi dalam Angka 2015. BPS. Jambi -----------, 2015. Jambi dalam Angka 2015. BPS. Jambi -----------, 2011. Kota Jambi dalam Angka 2011. BPS. Jambi -----------, 2011. Kota Jambi dalam Angka 2011. BPS. Jambi -----------, 2012. Kota Jambi dalam Angka 2012. BPS. Jambi -----------, 2012. Kota Jambi dalam Angka 2012. BPS. Jambi -----------, 2013. Kota Jambi dalam Angka 2013. BPS. Jambi -----------, 2013. Kota Jambi dalam Angka 2013. BPS. Jambi -----------, 2014. Kota Jambi dalam Angka 2014. BPS. Jambi -----------, 2014. Kota Jambi dalam Angka 2014. BPS. Jambi -----------, 2015. Kota Jambi dalam Angka 2015. BPS. Jambi -----------, 2015. Kota Jambi dalam Angka 2015. BPS. Jambi Becker, G.S. 1976. The Economic Approach to Human Behavior. The University of Chicago Press, Chicago. Becker, G.S. 1976. The Economic Approach to Human Behavior. The University of Chicago Press, Chicago. Evenson, R.E. 1976. On The New Household Economics. Journal of Agricultural Economics and Development, 6 (1): 87-107. Evenson, R.E. 1976. On The New Household Economics. Journal of Agricultural Economics and Development, 6 (1): 87-107.
Fariyanti, A. 2008. Perilaku Ekonomi Rumahtangga Petani Sayuran dalam Menghadapi Risiko Produksi dan Harga Produk di Kecamatan Fariyanti, A. 2008. Perilaku Ekonomi Rumahtangga Petani Sayuran dalam Menghadapi Risiko Produksi dan Harga Produk di Kecamatan
Pangalengan Kabupaten Bandung. Disertasi Doktor. Sekolah Pascasarjana, IPB, Bogor. Pangalengan Kabupaten Bandung. Disertasi Doktor. Sekolah Pascasarjana, IPB, Bogor.
Firdausy, C.M. 2003. “Prospek Bisnis UMKM dalam Era Perdagangan Bebas dan Otonomi Daerah”. Infokop. Majalah Perkoperasian Edisi 23 Firdausy, C.M. 2003. “Prospek Bisnis UMKM dalam Era Perdagangan Bebas dan Otonomi Daerah”. Infokop. Majalah Perkoperasian Edisi 23
2003. 2003. http://www.smecda.com/deputi7/menu/infokop.asp?page http://www.smecda.com/deputi7/menu/infokop.asp?page . .Henderson, J.M. and R.E. Quandt. 1980. Microeconomics Theory, A Mathematical Approach. Third Edition. McGraw-Hill International Henderson, J.M. and R.E. Quandt. 1980. Microeconomics Theory, A Mathematical Approach. Third Edition. McGraw-Hill International
Company, Tokyo. Company, Tokyo.Kusnadi, N. 2005. Perilaku Ekonomi Rumahtangga Petani dalam Pasar Persaingan Tidak Sempurna di Beberapa Provinsi di Indonesia. Kusnadi, N. 2005. Perilaku Ekonomi Rumahtangga Petani dalam Pasar Persaingan Tidak Sempurna di Beberapa Provinsi di Indonesia.
Disertasi Doktor. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Disertasi Doktor. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Nazar, F. 1990. Eonomi Mikro Untuk Negara Sedang Berkembang: Teori, Aplikasi dan Kebijaksanaan, Suatu Pendekatan Matematika. UI Nazar, F. 1990. Eonomi Mikro Untuk Negara Sedang Berkembang: Teori, Aplikasi dan Kebijaksanaan, Suatu Pendekatan Matematika. UI
Press Jakarta. Press Jakarta.Nuridin, A. 2007. Membangun Bank UMKM : Concepts and Better Practices. IRPA, Jakarta. Nuridin, A. 2007. Membangun Bank UMKM : Concepts and Better Practices. IRPA, Jakarta.