UJI KUAT TARIK CARBON FIBER REINFORCED POLYMER (CFRP) SEBAGAI ALTERNATIVE PENGGANTI TULANGAN LENTUR PADA STRUKTUR BETON

  

UJI KUAT TARIK CARBON FIBER REINFORCED POLYMER

(CFRP) SEBAGAI ALTERNATIVE PENGGANTI TULANGAN

LENTUR PADA STRUKTUR BETON

1) 2) 3)

  

Made Dharma Astawa , Nyoman Dita P. Putra , Eddy Pornomo

1), 2) Dosen Teknik Sipil- 3) FTSP, UPN “Veteran” Jawa Timur Dosen FISIP UPN “Veteran” Jawa Timur

ABSTRAK

  Sebagai inovasi dalam disain struktur bangunan adalah menggunakan alternative material komponen

pembentuk struktur bangunan itu. Material alternative yang dipakai ini adalah Carbon Fiber Reinforced

Polymer palte (CFRP plate) sebagai tulangan beton. Material ini dipilih sebagai pengganti sebagaian atau

seluruh baja tulangan beton, khususnya struktur beton yang membutuhkan untuk memikul beban relative

lebih besar dari beban normal, sehingga membutuhkan material dengan kuat Tarik lentur yang lebih tinggi

daripada kuat Tarik baja tulangan yang biasa dipakai. Dari hasil uji kuat Tarik CFRP dan besi beton

dilaboratorium, ternyata CFRP jauh lebih baik daripada besi beton yang biasa dipakai sebagi tulangan pada

konstruksi beton. Kuat Tarik leleh CFRP rata-rata mencapai 3000MPa, sedangkan besi beton polos hanya

mencapai rata-rata 300 MPa dan untuk besi beton diprofilkan mencapai rata-rata 600 MPa. Oleh karena itu

pada waktu kedepan, CFRP sangat layak dipakai sebagai alternative tulangan dari struktur beton.

  Kata Kunci : CFRP plate, kuat Tarik, tulangan beton.

  PENDAHULUAN

  Dalam Struktur Beton Bertulang, yang umum diprgunakan untuk perkuatan lentur adalah baja tulanganyang dipasaran biasa disebut Besi Beton. Namun dalam kurun waktu kedepan tidak menutup kemungkinan tambang logam yang menghasilkan bijih besi sebagai bahan dasar membuat baja tulangan akan semakin menipis. Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka dalam penelitian ini mencoba melakukan penelitian alternatif, yaitu material Carbon Fiber Reinforced Polymer (CFRP plate) yang diproduksi oleh produsen pabrik berbentuk lempeng plat.

  Hasil Penelitian diharapkan CFRP plate ini dapat sebagai alternatif tulangan lentur pada Struktur Beton.

STUDI LITERATUR

  Sebagai referensi, berikut akan merujuk beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan oleh para Peneliti terdahulu.

  Analisa Kolom Beton Bertulang yang diperkuat dengan CFRP.

  Marolop Tua Sianipar (2009), melakukan penelitian kolom beton dengan dimensi penampang persegi 400/400 mm, menggunakan tulangan utama memanjang 8 D

  20 dengan

  sengakang 10, yang diperkuat dengan material CFRP dengan tebal=0,3 mm, yang dibalutkan pada sisi luar kolom sebagai pengekang. Menggunakan material beton dengan Kuat tekan fc’= 25 MPa, tegangan leleh baja tulangan fy = 400 MPa, lalu kolom diberi beban aksial dan lentur. Hasilnya, kuat tekan beton yang dibalut CFRP mencapai fc’ = 29,364MPa, berarti kuat tekan beton meningkat sebesar 17,456 %. Kapasitas beban aksial meningkat sebesar 23,906 % dan kapsitas momen lentur meningkat sebesar 33,198 %.

  

Eksperimental Perilaku lembar CFRP yang dilekatkan pada permukaan beton

menggunakan jangkar CFRP.

  Penelitian oleh Niemitz C. dkk (2010), melakukan Pabrikasi dan jangkar ikatan FRP selama penyerapan lembar FRP dan menanamkan mereka ke dalam lubang yang telah dibor di media beton. Makalah ini menyajikan hasil eksperimen menyoroti perilaku yang kompleks antara lembaran FRP dan jangkar. Mode kegagalan utama sistem lembar-jangkar bahwa menurut pengalaman dapat diidentifikasi. Percobaan mengidentifikasi variabel utama yang mempengaruhi perilaku sisem FRP jangkar-lembar. Penelitian ini memberikan kontribusi ke database eksperimental diperlukan yang akan membantu dalam pengembangan masa depan rekomendasi desain sistem anchorage ini.

  

Perilaku Struktur Balok Beton Bertulang Komposit dengan Pembalut CFRP

dibagian luar.

  Dlakukan oleh G. Spadea dkk (1998). Tujuannya adalah untuk membentuk perilaku struktur balok beton bertulang diperkuat dengan balutan lembar plastik eksternal serat karbon (CFRP). Terdiri dari empat balok, tiga dengan lembar CFRP dibalut pada bidang tarik, dan dua di antaranya dilengkapi dengan jangkar eksternal di ujung lembaryang dirancang secara cermat pada sepanjang bentang, diuji di bawah empat poin beban lentursepanjang rentang 4,8 m. Tes dilakukan di bawah kontrol perpindahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ikatan lembar CFRP pada bidang tarikbalok beton bertulang, tanpa pertimbangan tekanan ujung jangkar dan slip lekatan antara bidang dan media beton. Jangkar eksternal yang didesain dengan cermat, dapat menyebabkan pengawetan kerja komposit dari kegagalan memikul beban, dan dapat meningkatkan kapasitas beban hingga 70%, cukup besar untuk mengembalikan daktilitas struktur, dan transformasi kegagalan getas untuk lebih daktil dalam melawan kegagalan.

  CFRP sebagai Penguat untuk Balok Beton.

  Penelitian ini dilakukan oleh Norazman Mohammad Nor dkk, (2013). Dalam penelitian ini, bahan utama yang akan digunakan sebagaitulangan beton CFRP. Enam jenis sampel CFRP Stripdengan orientasi nol derajat yang dibuat dandiuji menggunakan uji kekuatan tarik sesuai dengan ASTM D 638.Proses ini diperlukan untuk menentukan mekaniksifat strip CFRP. Langkah selanjutnya adalah persiapansampel beton. Ada tiga jenis sampel beton dibuat. Delapan sampel beton diperkuat dari CFRP dengan dan tanpa dipersiapkan penutup. Empat sampel lain beton bertulangan baja konvensional yang disiapkan sebagai sampel kontrol. Kubus beton disiapkan untuk setiapcampuran untuk memastikan kelas beton. Rincian benda uji seperti tercantum dalam Tabel 1.

  Type Sampel Jumlah Balok Kubus

  1 Beton Bertulang baja

  4

  4 Konvensionsl (sebagi control)

  2 Beton bertulang CFRP strip

  4

  4 dengan penutup

  3 Beton bertulang CFRP tanpa

  4

  4 penutup Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menyelidikikinerja dan perilaku yang dicapai balok beton berulang CFRP dibandingkan dibawah beban lentur balok beton bertulang baja dibawah beban lenturSeperti yang diharapkan, sampelTipe 3 dapat mendukung beban tertinggi, meskipun penguatan frp meleset. Namun, pola kegagalan adalahTitik perhatian, di mana ia hanya tiba-tiba seperti terkunci dan perilaku kegagalan tidak baik untuk struktur.

  Gambar : 1. Balok Beton Bertulang baja (type 1), Norazman dkk (2013)

  Gambar : 2. Balok Beton Bertulang CFRP (type 1 & 2), Norazman dkk. (2013)

  Sampel tipe 2 menunjukkan pola retak mirip dengan Jenis 1. Oleh karena itu, jenis sampel, diperkuat denganCFRP dengan cover, dapat dianggap dimanfaatkan di manapernah tulangan baja yang tidak disukai. Namun,pertanyaan tentang daya tahan masih perlu dikembangkan.

  Gambar : 3. Grafik Kuat Lentur Balok (Norazman dkk. 2013)

  Lekatan Laminasi Fiber-Reinforced Polymer untuk Beton (Laura De Lorenzis,dkk,2001).

  Spesimen yang digunakan untuk proyek ini adalah balok beton polosdengan bentuk T-terbalik, seperti ditunjukkan pada Gambar. 1. Balokitu hanya ditumpu, dengan rentang 42” (1067 mm) dantotal panjang 48” (1219 mm). Sebuah engsel baja di bagian atasdan gergaji memotong di bagian bawah, keduanya terletak di tengah bentang, yangdigunakan untuk mengontrol distribusi kekuatan internal. Selama pembebanan, gergaji potong menyebabkan retak untuk dikembangkan ke pusatbalok dan memperpanjang sampai engsel. Oleh karena itu, beban tekn pada tengah bentang balok terletak di pusat engsel dan lengan momen internal diketahui saat beban yang dikerjakan secara konstan dan stabil saat diatas beban retak dikerjakan. Perhitungan ini diperbolehkan dengan akurasi tegangan tarik dalam FRP tersebut.Lebar CFRP 2” (51 mm) berbagai strip itu terikat pada bidang Tarik balok. Lembartransversal ditempatkan pada satu sisi untuk menahan kegagalan yang terjadi di ujung lain. Selain itu,lembaryang tersisa tak terikat selama kurang lebih 2”(51 mm) padasetiap sisi tengah bentang. Pilihan desain dibuat untuk memastikanbahwa tidak ada retak akan terjadi dalam kawasan yang terikat.

  Tiga seri spesimen yang diuji. Setiap seri terdirienam spesimen dengan tiga panjang ikatan yang berbeda. Salah satu kekuatan beton atau jumlah lapisan CFRP bervariasi antara masing-masing seri. Diskripsi model diperlihatkan dalam gambar berikut.

  Gambar : 4. Model Spesimen test (Laura & Brian, 2001)

  Spesimen diuji lentur untuk mengevaluasi beberapa faktor kunciyang mempengaruhi ikatan laminasi FRP untuk beton. Kegagalanterjadi pada antarmuka perekat betonsangat sedikit atauada tanda-tanda kerusakan di permukaan beton. Panjang Ikatan tidak mempengaruhi beban ultimate, sehingga mengkonfirmasikan adanya panjang efektif yang di luar tegangan tidak sampai ditransfer, sampai pengelupasan terjadi.

  Akhirnya, ekspresi dari beban hingga panjang lekatan efektif mengelupas disajikan. Persamaan desain diusulkanuntuk menghitung regangan utama efektif FRP yang akan digunakandalam desain untuk memperhitungkan kontrol kegagalan lekatan.

  METODOLOGI PENELITIAN Rancangan Spesimen dan Pengujian Laboratorium.

1. Spesimen Besi Beton.

  Spesimen terdiri dari besi beton D

  

16 , D

13 ,  10 dan  8 , masing-masing 3 potong

  benda uji dengan panjang 60 Cm. Pelaksanaan pengujian dilaboratorium mereferensi pada ketentuan ASTM. A-370-03a dan A-706/A-706M-04a. Uji Tarik ini bisa dilakukan dengan dua cara yaitu : 1.1.

  Dengan pengerjaan panas.

  Grafik hasil uji terik cara panas besi beton dilaboratorium secara ideal dapat digambarkan sebagai berikut.

  Gambar : 7. CurvaModel benda uji Tarik Besi Beton cara panas (ASTM, 2000)

  Dari grafik diatas dapat dijelaskan sebagai berikut : 1). Pada awal (0

  • – fy) hubungan teganyan-regangan, Es baja konstan yaitu sebesar : 2X105

2 MPa, atau 2X10,6 N/mm .

  2) Sampai pada batas fy, garis grafiknya horizontal tidak beraturan, titikini disebut batas leleh , dimana regangan bertambah, tegangan konstan. 3) Setelah titik leleh dilewati, garis curva naik lagi sampai melewati titik maksimal, tegangan (fu) mencapai batas (Ultimate) 4) Bila ditarik terus, kondisi baja melemah, tegangan menurun terus, kemudian putus.

1.2. Dengan pengerjaan dingin :

  Gambar : 8. CurvaModel benda uji Tarik Besi Beton cara dingin (ASTM, 2000)

  Dari grafik diatas dapat dijelaskan sebagai berikut : 1) Baja mengalami regangan melampaui regangan leleh akibat pengerjaan cara dingin. 2)

  Bagian awal diagram tegangan-regangan yang linier bertambah panjang (fy) mencapai lebih tinggi. 3) Tidak dapat suatu titikleleh yang jelas.

  4) Pada suatu tegangan dengan regangan 0,20 % yang tetap, kemudian beban Tarik ditiadakan, garis diagram akan turun // dengan garis lurus. Tegangan ini disebut

  

tegangan uji , dapat dianggap sebagai batas leleh (yield-point) yang sebenarnya (= fy).

2. Spesimen CFRP.

  Benda uji (Spesimen) adalah berupa material Carbon Fiber Reinforce Polymer (CFRP) sebagai pengganti baja tulangan, dibuat untuk diuji kuat tariknya. Metode pengujian mengikuti ketentuan American Standard Testing Materials (ASTM) D 3039/ D3039M-00 : Standard Test Method for Tensile Properties of Polymer Matrix Composite Materials.

  Cara pembentukan sesuai ketentuan ditunjukkan seperti gambar 5 berikut, dan ukuran standard ditunjukkan dalam tabel 2 dibawah ini.

  Tabel : 2. Standard dimensi benda uji CFRP. Nama Material Tebal (mm) Lebar (mm) Panjang (mm)

Carbon Fiber Polymer 1,20 15,00 250,00

  Gambar : 5. Model benda uji Tarik CFP

(ASTM, 2000)

  Prosedur dan persyaratan pelaksanaan uji tarik, dijelaskan dengan visualisasi gammbar sebagai syarat pengujian : 1)

  Gambar 6 adalah prosedur pengujian yang salah, dimana specimen tidak terjepit dengan sempurna pada alat uji Tarik yang menimbulkan slip, specimen tidak putus sempurna, sehingga tidak menghasilkan kuat Tarik yang akurat. 2)

  Gambar 7 adalah prosedur pengujian yang benar dan specimen putus sempurna sehingga menghasilkan kuat Tarik yang actual.

  Gambar : 6.Pelaksanaan pengujian specimen yang salah (ASTM, 2000)

  Gambar : 8. Grafik hubungan Tegangan- regangan Tarik spesimen (ASTM, 2000) regangan Tarik spesimen (ASTM, 2000)

  Bila metode pengujian specimen benar, maka hasil grafik hubungan tegangan-regangan Tarik akan seperti gambar 8 berikut.

  HASIL PENGUJIAN. Pembuatan dan uji test Besi Beton.

  Pembuatan dan pengujian Baja Tulangan D

  16 , D 13 ,  10 , dan  8 , masing-masing 3 Spesimen dengan panjang 60 cm.

  Uji Tarik baja tulangan.

  Tujuan dari melakukan uji tarik ini adalah mendapatkan kuat tarik (strength) dan regangan (strain) apakah sesuai dengan kuat yang direncanakan, dan strainnya tidak boleh kurang dari 9 % sesuai ASTM 615 agar memenuhi syarat untuk tulangan struktur. Hasilnya cukup memuaskan seperti yang ditampilkan dalam tabel berikut :

Tabel 5.2. Hasil Uji Kuat Tarik dan Strain besi beton

  

No. URUTAN LUAS GAYA KUAT )

STRAIN (

BENDA UJI TULANGAN PENAMPNG TARIK TARIK

  

2

(mm ) (N) LELEH (mm) (fy)(MPa)

  

1 Batang BJTP 16 179,30 77.009 429,49 17,81 %

tulangan 1

  

2 Batang BJTP 16 180,83 107.321 593,49 16,28 %

tulangan 2

  

3 Batang BJTP 16 178,09 106.929 600,42 17,91 %

tulangan 3 Rata-rata 179,40 97,09 541,13 17,33 %

  

1 Batang BJTP 13 127,27 68.474 538,02 16,21 %

tulangan 1

  

2 Batang BJTP 13 128,39 78.284 609,72 19,54 %

tulangan 2

  

3 Batang BJTP 13 128,18 81.241 633,81 12,84 %

tulangan 3 Rata-rata 127,95 76.000 593,85 16,20 %

  

1 Batang BJ TD 10 74,45 22.955 308,35 26,23 %

tulangan 1

2 Batang BJTD 10 74,46 24.231 325,41 26,00 %

  tulangan 2

  

3 Batang BJTD 10 74,56 23.054 309,18 14,70 %

tulangan 3 Rata-rata 74,49 23,413 314,31 22,34 %

  

1 Batang BJTD 8 49,97 15.598 312,17 15,25 %

tulangan 1

  

2 Batang BJTD 8 49,97 15.696 314,13 7,90 %

tulangan 2

  

3 Batang BJTD 8 50,74 15.500 305,47 12,90 %

tulangan 3 Rata-rata 50,23 15.598 310,59 12,02 %

  Hasil Uji kuat Tarik dari Spesimen baja tulangan tersebut dapat disajikan dalam kurva sebagai berikut :

  a.

  Baja tulangan D

  16 :

Gambar : 9. Kurva hubungan

  

Tensile Force-Strain dai 3 besi D16

b.

  Baja tulangan D

  13 :

Gambar : 10. Curva hubungan

  Tensile Force-Strain dari 3 besi D13

  c.

  4 1,20 14,70 250,00

  Tensile Force-Strain dari 3 besi 10

  Gambar : 12.Plat CFRP ukuran 1,20 X 50,00 X 1000 mm Gambar : 11. Curva hubungan

  Standard dimensi sebenarnya 1,20 X 15,00 X 250,00 mm, tetapi ukuran yang tertera dalam daftar table tidak bias tepat sesuai standard. Penyebabnya adalah kesulitan membentuk secara tepat karena lempengan plat terdiri dari serat, maka serat tepi lempeng plat sering

  7 1,20 14,90 250,00

  6 1,20 14,50 250,00

  5 1,20 15,00 250,00

  3 1,20 15,25 250,00

  Baja tulangan D

  2 1,20 15,00 250,00

  1 Carbon Fiber Reinforcement Polymer (CFRP) Sebagai pengganti tulangan tarik/ lentur 1,20 15,40 250,00

  Tabel : 3. Dimensi dan jumlah Spesimen CFRP. No. Nama/Jenis Spesimen Fungsi Tebal (mm) Lebar (mm) Panjang (mm)

  Prosedur pembuatannya mengikuti ketentuan American Standard Testing Materials (ASTM) D 3039/D 3039M-00, dengan jumlah ganjil minimum 3 (tiga sampel).Dalam penelitian ini dibuat 7 buah sampel dengan ukuran seperti tercantum dalam tabel berikut.

  8 : Pembuatan Spesimen CFRP.

  Baja tulangan D

  10 : d.

  Gambar : 12. Curva hubungan Tensile Force-Strain dari 3 besi  8 terlepas sehingga lebarnya tidak bisa tepat selebar 15,00 mm, namun demikian ukuran lebarnya masih dalam toleransi.

  Gambar : 14. Spesimen CFRP yang sudah terbentuk (7 buah) Test Spesimen CFRP dilaboratorium.

  Melakukan pengujian specimen secara satu persatu menggunakan mesin uji Tarik Universal Testing Machine (UTM) dengan kapasitas 500 kN. Dari 7 Spesimen yang diuji yang berhasil dengan baik sebanyak 5 Spesimen, sedangkan yang 2 Spesimen mengalami kegagalan karena terjadi slip pada jepitan ujung Spesimen.

  Meskipun ada 2 Spesimen yang mengalami kegagalan, namun masih tetap memenuhi persyaratan jumlahnya karena sudah lebih dari 3 Spesimen dan jumlahnya ganjil. Dokumen proses pengujian ditampilkan dalam gambar 11 dan 12. Setelah Spesimen dilepas dari mesin uji UTM, konfigurasi kembali dalam kondisi telah putus, sreabut-serabut pembentuk dari CFRP tersebut dapat terlihat dengan jelas, dan dokumentasinya dapat dilihat pada Gambar dibawah ini

  Gambar : 16.Arsip Spesimen CFRP yang sudah putus Gambar :15. Proses uji Tarik Spesimen CFRP

  Dari Gambar dapat terbaca proses kerja Tarik yang diberikan pada Spesimen mulai dari awal sampai putus, setelah putus terlihat material Spesimen kmbali membentuk serat. Hasil uji Tarik disusn dalam table 4 sebagai berikut.

  Tabel : 4. Hasil test Tarik 5 Spesimen

No. Dimensi Spesimen Luas Kuat Tarik max. Kuat Kuat Tarik Regan

Penam (fs) Tarik Leleh g-an

  • -pang leleh (fy) Maxi-

  Tebal Lebar Pan- Gaya Kg/ N/ 2 2 2 (mm) (mm) jang (mm ) Tarik mm mm (fy) Standard mum (MPa) Produsen ( % )

  (mm) max. (MPa) (kg) (MPa)

  • 1 1,20 15,00 250,00 18,00 5970,12 331,67 3253,72 3111 4,6133

  1,20 15,25 250,00 18,30 6491,13 354,71 3479,67 3005 4,7000

  2 1,20 14,70 250,00 17,64 5829,91 330,49 3242,14 3231 4,4807

  3 1,20 15,00 250,00 18,00 5743,87 319,10 3130,41 2889 4,6240

  4 1,20 14,90 250,00 17,88 6143,79 343,61 3370,84 3132 4,6513

  5 6035,76 335,92 3295,36 3073,60 2520,00 4,6140

  Kuat Rata-rata Gambar : 13. Grafik Kuat Tarik Spesimen gabungan 1 s/d 5

  Melihat kuat Tarik dari Spesimen CFRP dari hasil uji Tarik leleh dilaboratorium

  2

  rata-rata sebesar fy = 3073,60 N/mm , maka kenaikan dari standard produsen cukup

  2

  sgnifikan yang nilainya sebesar fy = 2520 N/mm . Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa CFRP yang digunakan dilapangan sangat kuat karena mempunyai kapasitas diatas dari hasil analisa yang telah dilakukan. Yang kurang memnuhi syarat adalah regangan (strain) yang hanya mencapai rata-rata 4,614 % masih dibawah 9,00 % sesuai ketentuan dari ASTM 615-2000.

  KESIMPULAN

  Hasil ujiTarik rata-rata dari besi beton secara berturut-turut adalah: D fy = 541,13

  16 MPa,D fy =593,85 MPa,  fy = 314,31 MPa, dan  = 310,39 MPa. Hasil uji Tarik

  13

  10

  8 CFRP rata-rata fy = 3073,60 MPa, diatas ketentuan standard Produsen yang hanya menentukan fy = 2520 MPa.

  Melihat hasil uji tersebut, meskipun Strain dari CFRP cukup signifikan dibawah standard ASTM 615-2000, namun dari Kuat Tarik yang begitu tinggi, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa CFRP. S-512 memenuhi syarat sebagai alternative pengganti besi

  beton untuk tulangan Struktur Beton.

  DAFTAR PUSTAKA ACI 201.1R, “Guide for Making a Condition Survey of Concrete in Service”, 1992.

  ACI 364.1R, “Guide for Evaluation of Concrete Structures Prior to Rehabilitation”, 1993

  ACI 440,

  “Guide For Design and Construction of Externally Bonded FRP Systems For Strengthening Concrete Structures , January 2000.

  American Concrete Institut(ACI 318M-08) , 2008

  ”Building Code Requirements for Structural Concrete and Commentary

  ” First Printing June 2008. ASTM Desgnation D 3039/D 3039M-00, 2000,

  “Standard Test Method for Tensile Properties of Polymer Matrix Composite Materials”, ASTM Commities D-30 on

  Compsite Materials, Published July 2000. ASTM A 615/A 615MM, 2000

  “Specification for Deformed and Plain Billet-Steel Bars for Concrete Reinforcement , ASTM International, Published on Mey 2000.

  Dharma Astawa Made, 2006 :

  “Struktur Beton I”, Modul Ajar, Jurusan Teknik Sipil- FTSP, UPN “Veteran” Jawa Timur, ISBN: 978-979-1005-21-0.

  FIP,

  “Inspection and Maintenance of Reinforced and Prestressed Concrete Structures”, London, 1986.

  FIP, “Repair and Strengthening of Concrete Structures”, London, 1991. G Spadia, F Bencardino, R N Swamy, 1998

  .”Structural Behavior of Composite RC Beam with Externally Bonded CFRP” American Society of Civil Engineers, ISSN (online)

  1943-5614, published 01 August 1998. Hartono (2008),

  “Perbaikan dan Perkuatan Struktur Beton”, makalah Seminar Teknik Sipil UPN”Veteran” Jawa Timur, tahun 2008

  Lawrence C Bank, 2006.

  “Composites for Constrution (Structural Design with FRP Materials)”, Published by John Willy & Sons.Inc, Hoboken-NewJersey.

  Laura De Lorenzis dkk, 2001,

  “Bond of Fiber- Reinforced Polymer Laminates to Concrete” ACI Materials Journal, May-June 2001.

  Marwan Bikasem S A, Abdul Aziz bin A S, dkk, 2014.

  “Shear Strengthening of Reinforced Concrete Beams Using Carbon Fiber Reinforced Polymer Laminate”,

  American Journal of Civil Engineering (AJCE), Vol.2, No. 1, Published, June 2014. Niemitz C, James R, Brena S, 2010.

  “Experimental Behavior of Carbon Fiber Reinforced

Polymer (CFRP) Attached to Concrete using CFRP Anchors”, Journal of Composites for

  Construction, Volume 14, Issue 2, April 2010. Norazman M Nor, Moch. Hanif Achmad Boestamam, Mohammed Alias Yusof, 2013.

  

“Carbon Fiber Reinforced Polymer (CFRP) as Reinforcement for Concrete Beam”,

  International Journal of Emerging Technology and Advanced Engineering Website: SSN. 2250-2459, Volume 3, Issue 2, February 2013. Mohsen Shahawy dkk (2001),

  “Flexural Strengthening with Carbon Fiber-Reinforced Polymer Composites of Preloaded Full-Scale Girders ACI Structural Journal/

  September-Oktober 2001 Meier U., Erki M.A.,

  “Advantages of Composite Materials in the Post Strengthening

Technique For Developing Countries, Sixth International Colloquium on Concrete in

Developing Countries , Pakistan, January 1997.

  Reference of Sika’s, “Strengthening and Repair Projects” seluruh proyek dari tahun 2000-2013. SNI-03-2847-2002,

  “Tata cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung”, Badan Standardisasi Nasional (BSN), Jakarta.

  The Concrete Society, Technical Report No. 55,

  “Design Guidance For Strengthening Concrete Structures Using Fibre Composite Materials , tahun 2000.

  Technical Data of Sika’s Product, dari tahun 2000 – 2014.