PEMANFAATAN CARBON AMPAS TEBU SEBAGAI CAMPURAN PENGUAT BATA BETON DITINJAU TERHADAP UJI KUAT TEKAN

JURNAL RISET FISIKA EDUKASI DAN SAINS

  Education and Science Physics Journal

E- ISSN : 2503-3425 JRFES Vol 5, No 1 (2018) 33 - 40

  P- ISSN : 2407-3563

PEMANFAATAN CARBON AMPAS TEBU SEBAGAI CAMPURAN PENGUAT

BATA BETON DITINJAU TERHADAP UJI KUAT TEKAN

1 2 2 1,2

Ronaldo Surya Putra , Helendra , Megasyani Anaperta

  

Program Studi Pendidikan Fisika STKIP PGRI Sumatera Barat

  

ABSTRACT

  Concrete brick is an important building construction alternative as ground cover. Used carbon bagasse as an aggregate of concrete brick mixture. The bagasse used a furnace machine at 500 ° C for 30 minutes. Concrete bricks made with a ratio of 1: 2: 1. Aggregate carbon bagasse using variations of 0%, 5%, 10%, 15%, of the volume of cement. The results of the compressive strength test show the greater the variation of carbon dregs of sugarcane, the smaller the compressive strength. The compressive strength of the sample was greatest in the 5% sample, while the smallest value in the sample was 15%. The value of compressive strength obtained from this research on 10% aggregate sugar cane aggregate showed concrete brick fulfill quality requirement IV (Concrete Brick of Pejal B2 quality), according to standard SNI 03-0349-1989 (1989).

  Keywords: Concrete Brick, Carbon Furnace, Strong Press

ABSTRAK

  Bata beton adalah alternatif konstruksi bangunan penting sebagai penutup tanah. Digunakan ampas tebu karbon sebagai agregat campuran bata beton. Ampas tebu menggunakan mesin tungku pada 500 ° C selama 30 menit. Batu bata beton dibuat dengan rasio 1: 2: 1. Bagasi karbon agregat menggunakan variasi 0%, 5%, 10%, 15%, dari volume semen. Hasil uji kuat tekan menunjukkan semakin besar variasi ampas tebu, semakin kecil kekuatan tekannya. Kekuatan tekan sampel paling besar dalam sampel 5%, sedangkan nilai terkecil dalam sampel adalah 15%. Nilai kuat tekan yang diperoleh dari penelitian ini sebesar 10% agregat agregat tebu menunjukkan bata beton memenuhi persyaratan mutu IV (Mutu Bata Beton Pejal B2), sesuai standar SNI 03-0349-1989 (1989).

  Kata Kunci: Bata Beton, Tungku Karbon, Tekanan Kuat

I. PENDAHULUAN

  Indonesia adalah negara berkembang sedang meningkatkan pembangunan infrastruktur umum yang berfungsi untuk menunjang kelangsungan pelayanan kepada masyarakat. Kebutuhan fasilitas tersebut secara langsung berimbas terhadap perkembangan dunia konstruksi. Pada saat ini, konsep green building atau bangunan hijau yang ramah lingkungan sedang diterapkan didunia konstruksi dan salah satu bahan bangunan yang digunakan adalah beton.

  Masyarakat masih menggunakan beton sebagai infrastruktur terutama dalam pembuatan gedung bertingkat, jalan raya, jembatan dan lain

  • –lain. Saat ini struktur bangunan menjadi perhatian bagi kita, sebab struktur yang tidak kuat akan mengakibatkan atau menimbulkan resiko yang besar bagi kelangsungan hidup orang banyak, oleh sebab itu perlu diciptakan struktur yang lebih kuat.

  Saat ini struktur kekuatan bata beton masih terpusat kepada semen. Bata beton bisa dikatakan rapuh kalau unsur semen dikurangi, sedangkan harga semen relatif tinggi. Sehingga mengakibatkan biaya produksi bata beton relatif lebih mahal. Ketika bahan dasar semen dikurangi dari campuran bata beton, maka perlu dicari bahan alternatif sebagai bahan campuran ini, tetapi tetap memberikan pengaruh kekuatan yang besar. Campuran alternatif yang dianggap bisa menambah kekuatan pada bata beton ini adalah ampas tebu Rino, dkk. (2017).

  Ampas tebu atau bagasse adalah hasil samping dari proses ekstraksi tanaman tebu. Ampas tebu merupakan limbah padat yang dapat diolah sebagai bahan campuran material. Saat ini ampas tebu banyak ditemukan pada penjual minuman tebu di Kota Padang. Ampas tebu dari penjual minuman tebu dibiarkan begitu saja, apabila ampas tebu dibiarkan begitu lama akan mengeluarkan aroma tidak sedap dan juga mengurangi keindahan lingkungan ketika tidak terolah dengan baik.

  Saat ini ampas tebu telah diteliti sebagai bahan campuran pada material diantaranya: pembuatan dan karakterisasi plafon yang dibuat dari serbuk batang kelapa sawit dan serbuk ampas tebu Sitorus, dkk (2006) Disamping itu ampas tebu juga dimanfaatkan sebagai bahan campuran pembuatan kampas rem dari serbuk aluminium dan serbuk arang kayu glugu Purwanto (2016), dan juga dimanfaatkan sebagai bahan campuran beton. Penelitian yang dilakukan oleh Haryono, sisa pembakaran ampas tebu dari boiler dapat meningkatkan tekanan pada beton. Haryono dan Primantari (2005)

  II. METODE PENELITIAN

  pemanfaatan ampas tebu sebagai bahan Penelitian ini dilaksanakan pada substitusi semen untuk meningkatkan bulan Desember 2017 sampai Februari kuat tekan dan durabilitas beton pada 2018. Pembakaran ampas tebu lingkungan agresif. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Fisika menambahkan limbah carbon ampas Kopertis Wilayah X dan uji kuat tekan tebu dari sisa pembakaran pabrik gula dilaksanakan di Laboratorium sebagai campuran beton dengan Pengujian Bahan Bangunan dan komposisi 10%, 15%, 20%, 25% dan Mekanika Tanah Fakultas Teknik 30% dari berat semen. Pengujian beton Universitas Negeri Padang. dilakukan secara bertahap, dari umur 7 hari, 14 hari, 28 hari, 56 hari dan 90 hari, semakin lama umur beton maka Alat Penelitian semakin besar kuat tekannya.

  Alat yang digunakan pada Suarnita (2011) penambahan fly pembuatan bata beton menggunakan

  

ash (abu terbang) dari sisa pembakaran campuran carbon furnace ampas pada

  batu bara di PLTU Mpanau Tavaeli penelitian ini disajikan pada Tabel 1 dengan komposisi 5%, 10%, 15%, 20% berikut : dan 25% membuat beton lebih ringan Tabel 1. Alat Penelitian dan kuat tekannya semakin besar

  No Nama Keterangan dibandingkan beton normal. Penelitian

  1 Mesin Menghancurkan Penggiling ampas tebu ini melakukan uji kuat tekan pada menjadi potongan sampel 28 hari. kecil

  2 Furnace Pembakaran ampas Penelitian diatas telah melakukan tebu dan menggunakan ampas tebu dan fly

  3 Cetakan Tempat pencetakan sampel

  ash batu bara sebagai campuran beton.

  4 Mesin Untuk pengujian Dalam penelitian ini menggunakan

  Penekan kuat tekan sampel

  5 Saringan Menyaring carbon

  carbon furnace sebagai bahan furnace ampas

  campuran pembuat bata beton. tebu

  6 Timbangan Menentukan massa digital sampel

  7 Meteran Mengukur bahan pembuat cetakan

  8 Palu Memukul/memberi tumbukan untuk sebuah benda kerja

  Semen 1 zak, yaitu semen yang digunakan adalah semen PCC Produksi PT. Semen Padang, semen padang termasuk semen portland tipe V.

  Pengujian Kuat Tekan

  Penelitian

  Gambar 1. Bagan Alur Pelaksanaan

  Prosedur penelitian terdiri dari beberapa tahap, dimulai dari persiapan bahan dan alat, pembuatan bata beton dan perawatan. Tahap pelaksanaan dijelaskan pada gambar dibawah ini:

  Prosedur Penelitian

  Papan dan paku, sebagai bahan pembuat cetakan.

  f.

  Air, sebaiknya air yang digunakan adalah air bersih yang tidak mengandung lumpur.

  e.

  d.

  9 Gergaji Memotong bahan

  Kerikil sebagai penyusun agregat kasar.

  c.

  Pasir sebagai penyusun agregat halus.

  b.

  Carbon furnace, yang berasal dari ampas tebu melalui proses furnace dengan temperatur 500 ⁰C.

  furnace ampas tebu adalah: a.

  Bahan-bahan yang digunakan pada pembuatan bata beton menggunakan campuran carbon

  Bahan

  10 Sendok semen Mengaduk semua agregat menjadi campuran yang homogen

  Kekuatan tekan bata beton adalah nilai kuat tekan yang diperoleh dai pemberian gaya eksternal (luar) yang berupa gaya tekan pada luas permukaan sampel, yang diletakkan sejajar dengan permukaan mesin uji tekan. Untuk mengetahui kekuatan bata beton dengan campuran carbon furnace ampas tebu yang dikeringkan selama 28 hari, maka tahap selanjutnya melakukan uji kuat tekan dengan mesin

  Universal Testing Machine (UTM)

  BN 100 1,3650 160,733 15,763 B1

  carbon ampas tebu yang diberikan maka semakin gelap warna sampel.

  Warna yang dihasilkan dari bata beton yang menggunakan carbon ampas tebu menjadi gelap, semakin besar agregat

  carbon ampas tebu yang diberi maka kekuatannya semakin berkurang.

  10% dan 15% massanya lebih ringan dibandingkan dengan bata beton normal, akan tetapi semakin besar

  carbon ampas tebu dengan agregat 5%,

  85 15 1,2682 120,067 11,775 Dari tabel di atas, massa dari sampel bata beton yang menggunakan

  90 10 1,3047 178,867 17,541 B3

  95 5 1,3314 219,333 21,509 B2

  2 ) Kuat Tekan (MPa)

  yang ada di laboratorium Pengujian Bahan Bangunan danMekanika Tanah Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang.

  Ampas Tebu (%) Massa (Kg) Kuat Tekan (KgF/cm

  Tabel 2. Hasil Uji Kuat Tekan Bata Beton Sampel Semen (%) Carbon

  III. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian kuat tekan bata beton dilakukan dengan benda uji berbentuk balok dengan ukuran 15 cm x 10 cm x 5 cm dengan umur 28 hari. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

  )

  2

  ) F = Beban tekanan maximum (N) A = Luas penampang (mm

  2

  = Dimana : P = Kuat tekan pada beton (N/mm

  Kuat tekan bata beton pada bidang balok dapat dicari dengan menggunakan rumus:

  Massa yang dihasilkan sampel yang menggunakan carbon ampas tebu lebih ringan dibandingkan sampel tanpa menggunakan carbon ampas tebu atau bata beton normal. Hasil pengujian sampel bata MPa, kemudian pada agregat 10%

  carbon ampas tebu, bata beton

  beton dapat dilihat pada gambar menunjukkan pengurangan kekuatan dibawah ini: sebesar 3,998 MPa dari agregat 5% yang hasil kuat tekannya sebesar

  25

  a) P

  17,541 MPa. Penambahan agregat 15

  (M

  20

  % carbon ampas tebu, bata beton

  ampel

15 S

  menunjukkan penurunan kekuatan

  n eka

  10

  sebesar 3,988 MPa dari bata beton

  tT Kua

  5

  normal yang hasil kuat tekannya sebesar 11,775 MPa.

  0% 5% 10% 15%

  Peningkatan kekuatan kuat tekan

  Variasi Carbon Ampas Tebu

  bata beton disebabkan oleh adanya

  Gambar 2. Grafik Hasil Uji Kuat

  penambahan carbon ampas tebu dalam Tekan Bata Beton campuran dalam pembuatan bata beton.

  Pada Gambar 2, hasil pengujian Peningkatan kekuatan juga disebabkan kuat tekan bata beton yang berukuran oleh halusnya agregat carbon ampas

  15cm x 10 cm x 5 cm dengan tebu, dimana carbon ampas tebu dapat konsentrasi carbon ampas tebu 0% menutupi dan mengisi rongga-rongga (bata beton normal), menunjukkan kuat sehingga membentuk suatu kerapatan tekan sebesar 15,763 Mpa. partikel material penyusun serta

  Dibandingkan dengan penambahan mampu meningkatkan daya rekatnya agregat carbon ampas tebu dalam bata beton dibandingkan bata beton proses pencampuran agregat pada normal Rino, dkk (2017). Seperti pembuatan bata beton, memberikan gambar 2 di atas, menunjukkan adanya pengaruh peningkatan kuat tekan. Hasil penurunan kekuatan material bata uji kuat tekan bata beton dengan beton setiap masing-masing sampel agregat 5% carbon ampas tebu, bata dengan menambahkan agregat carbon beton menunjukkan kenaikan sebesar ampas tebu sebesar 5%, 10% dan 5,746 MPa dari bata beton normal yang sampel dengan menambahkan agregat hasil kuat tekannya sebesar 21,509

  carbon ampas tebu sebesar 15% kekuatannya kurang dari sampel bata beton normal. Semakin besar agregat

  carbon ampas tebu yang menggantikan

  sebagian volume semen hingga 15% mengurangi kuat tekannya.

  Uji tekan material bata beton dengan penambahan agregat carbon ampas tebu sebanyak 15% kekuatannya sebesar 11,775 MPa dan sebanyak 5% kekuatannya sebesar 21,509 MPa. Dari gambar 2 nilai kuat tekan bata beton denggan menggunakan carbon ampas tebu sebesar 5% dan 10% lebih besar daripada tanpa menggunakan carbon ampas tebu (beton normal) sedangkan yang menggunakan carbon ampas tebu sebesar 15% kekuatannya kecil dari beton normal .

  Beda penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah hasil dari uji kuat tekan sampel yang menggunakan carbon furnace ampas tebu lebih besar dibandingkan menggunkan carbon curing ampas tebu. Hasil kuat tekan yang tertinggi menggunakan carbon ampas tebu dengan agregat 5%, sedangkan yang terendah menggunakan carbon furnace ampas tebu dengan agregat 15%. Nilai kuat tekan yang diperoleh dari penelitian ini pada carbon ampas tebu agregat 5%, 10% dan 15% menunjukkan bata beton memenuhi syarat mutu I (Bata Beton Pejal mutu A1). Bata beton pejal mutu A1 adalah bata beton pejal yang hanya digunakan untuk konstruksi yang tidak memikul beban, dinding penyekat dan lain-lain serta konstruksi yang terlindung dari cuaca luar, sesuai dengan standar (SNI 03-0349-1989 1989).

  IV. KESIMPULAN

  Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat kita simpulkan, penambahan carbon ampas tebu dalam material bata beton mampu meningkatkan kekuatan material dan warna sampel bata beton yang diberi

  carbon ampas tebu, semakin besar

  agregat carbon ampas tebu maka sampel semakin gelap.

  Massa dari carbon ampas tebu dengan agregat 5%, 10% dan 15%, massanya semakin berkurang dibandingkan dengan bata beton normal. Kuat tekan pada bata beton normal menunjukkan kekuatan sebesar 15,763 MPa. Pada penambahan agregat

  carbon ampas tebu 5% dan10% hasil

  kuat tekannya lebih besar dibandingkan dengan bata beton normal, sedangkan agregat carbon ampas tebu 15% hasil kuat tekannya lebih kecil dibandingkan bata beton normal. Pada penelitian ini kuat tekan bata beton terbesar diperoleh dari pencampuran agregat

  carbon ampas tebu sebesar 5%, dengan

  ” 40005:40005. Diambil (http://aip.scitation.org/doi/abs/10.

  PLTU Mpanau Tavaeli.” Smartek

  Standardisasi Nasional. Suarnita, I.wayan. 2011. “Kuat Tekan Beton dengan Aditif Fly Ash Ex.

  unt uk Pasangan Dinding.” Badan

  SNI03-0349- 1989. 1989. “Bata Beton

  Jurnal Fakultas MIPA, Universitas Sumatera Utara (1):1 –6.

  Plafon yang Dibuat dari Serbuk Batang Kelapa Sawit dan Serbuk Ampas Tebu dengan Menggunakan Perekat Epoksi.”

  “Pembuatan dan Karakterisasi

  1063/1.4973094). Sitorus, Meilan Agustina, Achiruddin, dan Kurnia Sembiring. 2006.

  hardness by using sugarcane bagasse waste mixture by carbon oven curing process.

  nilai kuat tekannya sebesar 21,509 MPa. Sedangkan yang terendah terdapat pada agregat carbon ampas tebu 15%, dengan kuat tekannya sebesar 11,775 MPa. Semakin besar persentase agregat carbon ampas tebu maka kekuatannya semakin berkurang.

  “Characterization of concrete

  .” Skripsi Teknik Mesin, Uniersitas Jember. Rino, Agus, Farida, Elvaswer, dan Dahyunir Dahlan. 2017.

  Fraksi Volume Serbuk Aluminium, Serbuk Arang Kayu Glugu dan Serat Tebu terhadap Konduktivitas Thermal Kampas Rem Komposit Hybrid

  VI XV:43 –53. Purwanto, Ady. 2016. “Pengaruh

  Ilmiah Kopertis Wilayah

  Ampas Tebu (Baggase Ash) sebagai Bahan substitusi Semen untuk Meningkatkan Kuat Tekan dan Durabilitas Beton pada Lingkungan Agresif.” Majalah

  2005. “Pemanfaatan Limbah Abu

  DAFTAR PUSTAKA Haryono, Sri dan Luky Primantari.

  9(1):1 –10.

Dokumen yang terkait

PENANGGULANGAN TERORISME BERDASARKAN KONSEP POBLEM-SOLVING APPROACH (KAJIAN PADA RESPONS PEMERINTAH TERHADAP GERAKAN JAMAAH ANSHARUT TAUHID) COUNTER TERRORISM BASED ON THE CONCEPT OF PROBLEM- SOLVING APPROACH (STUDY ON THE GOVERNMENT RESPONSES

0 0 16

DINAMIKA FAKE NEWS ATAU HOAX SEBAGAI SUMBER KONFLIK HORISONTAL PADA PILKADA PROPINSI DKI TAHUN 2017 DYNAMICS FAKE NEWS OR HOAX AS A SOURCE OF HORIZONTAL CONFLICT IN THE PROVINCIAL POVERTY OF DKI JAKARTA 2017

0 0 26

AKTUALISASI NILAI-NILAI TRADISI NYADRAN SEBAGAI KEARIFAN LOKAL DALAM MEMBANGUN BUDAYA DAMAI DI GIYANTI, WONOSOBO THE ACTUALIZATION OF NYADRAN TRADITION AS LOCAL GENIUS IN PEACE CULTURE BUILDING IN GIYANTI, WONOSOBO

1 0 24

PENCEGAHAN PERILAKU AGRESIF : PENGARUH PENDIDIKAN PERDAMAIAN DAN LITERASI MEDIA TERHADAP PEMAHAMAN SISWA TENTANG AGRESIVITAS AGGRESSIVE BEHAVIOR PREVENTION : THE EFFECT OF PEACE EDUCATION AND MEDIA LITERACY TOWARDS STUDENT’S UNDERSTANDING ABOUT AGGRESSION

0 0 20

View of PENGUKURAN FAKTOR-FAKTOR TERHADAP PENCEGAHAN PENYAKIT SKABIES

0 0 9

View of PERAN BIDAN, PERAN KADER, KETERSEDIAAN FASILITAS DAN MOTIVASI IBU TERHADAP PEMANFAATAN KELAS IBU HAMIL

0 0 10

PENGUKURAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PEMANFAATAN ULANG JASA KEPERAWATAN PENYEMBUHAN TB PARU

0 1 11

PENGARUH EMPAT VARIABEL TERHADAP PERILAKU PENGGUNAAN KONDOM WANITA PENJAJAK SEKS (WPS)

0 0 9

PENGARUH PETUGAS KESEHATAN, KELUARGA, LINGKUNGAN KERJA, MOTIVASI TERHADAP GAYA HIDUP PENDERITA HIPERTENSI Bambang Suryadi,1 Haizurrachman2

0 0 10

PERSEPSI TENTANG KANKER SERVIKS, PROMOSI KESEHATAN, MOTIVASI SEHAT TERHADAP PERILAKU PENCEGAHAN KANKER SERVIKS PADA BIDAN DI WILAYAH DEPOK

0 0 10