BAB I PENDAULUAN - Uswatun Khasanah BAB I

  kematian seorang wanita waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab apapun, terlepas dari tuanya kehamilan dan tindakan yang di lakukan untuk mengakhiri kehamilan. AKI (Angka Kematian Ibu) di dunia pada tahun 2010 menurut WHO (

World Health Organization) adalah 287 per 100.000 kelahiran hidup dan di Negara berkembang 600/100.000 kelahiran hidup

  Kematian maternal di asia tenggara menyumbang hampir 1/3 jumlah kematian maternal yang terjadi secara global. Indonesia sebagai Negara berkembang mempunyai AKI yang lebih tinggi di bandingkan dengan Negara ASEAN lainnya. Sebab kematian dapat di bagi dalam 2 golongan yakni yang langsung di sebabkan oleh komplikasi-komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas, dan sebab-sebab yang lain seperti, penyakit jantung, kanker, dan sebagainya. Penyebab tidak langsung adalah kematian yang diakibatkan oleh penyakit yang telah diderita ibu, atau penyakit yang timbul selama kehamilan dan tidak ada kaitannya dengan penyebab langsung

  obstetrik tapi penyakit tersebut diperberat oleh efek fisologis kehamilan (Prawirohardjo, 2014. h: 7).

  AKI mencerminkan resiko yang di hadapi ibu selama kehamilan dan melahirkan yang di pengaruhi oleh status gizi ibu, keadaan sosial ekonomi, keadaan kesehatan yang kurang baik menjelang kehamilan, kejadian berbagai komplikasi pada kehamilan dan kelahiran, tersedianya dan penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan termasuk pelayanan prenatal dan obstetrik. Tingginya angka kematian ibu menunjukan keadaan sosial ekonomi yang rendah dan fasilitas pelayanan kesehatan termasuk pelayanan prenatal dan obstetrik yang rendah pula (Dinas Kesehatan Jawa Tengah; 2014).

  Angka Kematian Ibu yang tinggi di Indonesia disebabkan karena banyaknya ibu hamil yang memiliki resiko tinggi. Kehamilan resiko adalah kehamilan patologi yang dapat mempengaruhi keadaan ibu dan janin. Dengan demikian, untuk menghadapi kehamilan resiko harus diambil sikap proaktif, berencana dengan upaya promotif dan preventif sampai dengan waktunya harus diambil sikap tegas dan cepat untuk dapat menyelamatkan ibu dan bayinya.

  (Manuaba, 2007, h: 44) Penyebab terbesar kematian ibu selama tahun 2010-2013 masih tetap sama yaitu perdarahan hipertensi partus lama, kondisi penyakit ibu seperti kanker, jantung, ginjal, tuberculosis, atau penyakit lain yang diderita ibu. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di Indonesia selama 10 tahun terakhir menunjukan kecendrungan peningkatan, yaitu dari 74,27% pada tahun 2004 menjadi 90,88% pada tahun 2013. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Jawa Tengah pada tahun 2017 kasus kematian ibu sebanyak 117. Penyebab kematian ibu di sebabkan oleh perdarahan hipertensi infeksi gangguan sistem peredaran darah (Kemenkes RI, 2014).

  Angka kematian ibu (AKI) di Kabupaten Banyumas tahun 2014 sebesar 114,73 per 100.000 kelahiran hidup, menurun dibanding tahun 2013 sebesar 124,13 per 100.000 kelahiran hidup. Target dari AKI di Provinsi Jawa Tengah, yaitu 60 per 100.000 kelahiran hidup. Maka Kabupaten Banyumas belum mencapai target penurunan AKI (angka kematian ibu) yang di tentukan oleh tenaga kesehatan (Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas 2014).

  Data AKI Kabupaten Banyumas ditahun 2014 menggambarkan bahwa kepatuhan ANC yang rendah, sehingga dapat menyebabkan tidak diketahuinya berbagai komplikasi ibu yang dapat mempengaruhi kehamilan. Pada awalnya, kehamilan yang diperkirakan normal dapat berkembang menjadi kehamilan patologi. Jadi ibu hamil harus rutin untuk memeriksakan kehamilannya agar dapat deteksi dini jika ada komplikasi kehamilan. Selain itu, ibu hamil juga harus mengetahui tentang tanda bahaya kehamilan. Apabila ibu akan selalu waspada dan berhati-hati dengan cara selalu rutin memeriksakan kehamilannya.

  (Saifuddin, 2008 h: 28).

  Asuhan kebidanan komprehensif adalah suatu pemeriksaan yang dapat di lakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan laboratorium sederhana dan konseling atau asuhan yang di berikan. Asuhan kebidanan komprehensif mencakup empat kegiatan pemeriksaan berkesinambungan diantaranya adalah asuhan kebidanan kehamilan, persalinan, masa nifas, bayi baru lahir. (Varney,2007,h:99).

  Nifas adalah periode mulai dari 6 jam sampai 40 hari paska persalinan, masa nifas berpeluang untuk terjadinnya kematian ibu maternal. Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena masa kritis baik ibu maupun bayinya. Diperkirakan 60% kematian ibu terjadi setelah persalinan, dan 40% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama. Cakupan pelayanan pada ibu nifas tahun 2014 sebesar 99,1 % mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2013 sebesar 91,9%. Dibandingkan target SPM tahun 2015 maka sudah tercapai yaitu 90 % (Elisabet, 2014 h: 3-4).

  Tingkat pencapaian pelayanan keluarga berencana dapat di lihat dari cakupan pasangan usia subur (PUS) yang sedang menggunakan salah satu cara atau alat dan atau PUS yang menggunakan kembali salah satu cara atau alat kontrasepsi setelah mereka berakhir masa kehamilanya di sebut peserta KB baru. Jumlah PUS tahun 2014 sebanyak 562.984 menjadi peserta KB baru sebanyak 21531 atau 3,8 %, mengalami penurunan dibanding tahun 2013 sebesar 320.210 atau 18,4% (Dinas Kesehatan Kabupaten banyumas, 2014).

  Melihat tingginya AKI, menjadi tugas bidan berperan menurunkan AKI adalah memberikan asuhan kebidanan kepada ibu hamil, bersalin dan nifas serta bayi baru lahir, bimbingan terhadap kelompok remaja masa pra nikah, pertolongan persalinan, melakukan pergerakan dan pembinaan peran serta masyarakat untuk mendukung upaya-upaya kesehatan ibu dan anak. Oleh karena itu, mahasiswi ikut berperan serta dalam upaya menurunkan AKI dan AKB yaitu dengan memperdalam ilmu pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan asuhan kebidanan kepada ibu dan bayi, salah satunya dengan magang atu praktek di BPM atau klinik guna mengasah dan melatih kemampuan dalam memberikan asuhan kebidanan yang berkualitas di masa ini dan masa yang akan datang.

  Dalam melaksanakan pelayanan kesehatan dan kebidanan di masyarakat, bidan di beri wewenang oleh pemerintah sesuai dengan wilayah pelayanan yang di berikan. Wewenang tersebut berdasarkan peraturan Permenkes 1464/MENKES/PER/X/2010 tentang izin dan penyelenggaraan praktek bidan. Dari latar belakang yang telah diuraikan, penulis tertarik melaksanakan asuhan kebidanan kepada Ny M.

  B. Tujuan Penulisan

  1. Tujuan Umum Mampu melaksanakan asuhan kebidanan yang komprehensif dari kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan KB menggunakan pendekatan manajemen Asuhan kebidanan 7 langkah Varney dan pendokumentasian menggunakan metode SOAPIE.

  2. Tujuan Khusus

  a. Mampu mengumpulkan dan melakukan pengkajian dari semua informasi yang akurat, relevan dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan klien pada kasus KPD dan fetal distress.

  b. Mampu merumuskan diagnosa atau masalah kebidanan dan menganalisa data yang diperoleh dari pengkajian, menginterpretasikannya secara akurat dan logis untuk menegakan diagnosa dan masalah kebidanan yang tepat.

  c. Mampu merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnosa dan masalah yang ditegakan pada kasus KPD dan fetal distress.

  d. Mampu melaksankan rencana asuhan kebidanan secara komprehensif, efektif, efisien dan aman berdasarkan evidence based pada klien dan rehabilitatif. Dilaksanakan secara mandiri, kolaborasi dan rujukan pada kasus KPD dan fetal distress. e. Mampu melakukan evaluasi secara sistematis dan berkesinambungan untuk melihat keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan sesuai dengan peruahan perkembangan klien.

  f. Mampu melakukan pencatatan secara lengkap, akurat,singkat, dan jelas mengenai keadaan yang ditemukan dan dilakukan dalam memberikan asuhan kebidanan dengan pendokumentasian menggunakan metode SOAPIE.

  C. Ruang Lingkup

  1. Sasaran Sasaran dari studi kasus ini adalah pada Ny M mulai dari kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas hingga perencanaan keluarga berencana.

  2. Tempat Lokasi yang di ambil untuk pengambilan kasus kehamilan di BPM Bidan Paulia Indayanti dan wilayah kerja Puskesmas 1 Kembaran dan di rumah ibu hamil di desa Tambaksari.

  3. Waktu

  a. Penyusunan proposal di susun pada bulan Desember 2017 sampai dengan bulan Januari 2017 b. Pengambilan kasus di lakukan pada Maret sampai Mei 2017

  c. Penyusunan KTI dilakukan pada bulan Mei 2017 sampai dengan bulan Agustus 2017. D. Metode Pengumpulan Data Dalam pengambilan kasus penulis menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan tujuh langkah varney dan pendokumentasian menggunakan SOAPIE. Sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan menggunakan data primer dan sekunder.

  1. Data Primer

  a. Wawancara Pengumpulan data dengan wawancara yaitu proses memperoleh keterangan dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan dimana pewawancara terlibat dalam kehidupan sosial yang cukup lama dengan informan. (Jurnal Equilibrium, Vol. 5, No.9, Januari-juni 2009: 1-8)

  b. Pemeriksaan 1) Inspeksi

  Suatu tindakan pemeriksaan dengan menggunakan indera penglihatanya untuk mendeteksi karakteristik normal atau tanda tertentu dari bagian tubuh atau fungsi tubuh pasien. 2) Palpasi

  Suatu tindakan pemeriksaan yang di lakukan dengan perabaan dan penekanan bagian tubuh dengan menggunakan jari atau tangan. Palpasi dapat di gunakan untuk mendeteksi suhu tubuh, adanya getaran, pergerakan, bentuk, konsistensi, dan ukuran. (Ambarwati dan Sunarsih, 2011;h.120)

  3) Perkusi Suatu tindakan pemeriksaan dengan mendengarkan bunyi getaran atau gelombang suara yang di hantarkan ke permukaan tubuh dari bagian tubuh yang di periksa. (Ambarwati dan Sunarsih, 2011;h.121)

  4) Auskultasi Suatu tindakan pemeriksaan dengan mendengarkan bunyi yang terbentuk di dalam organ tubuh, untuk mendeteksi adanya kelainan dengan cara membandingkan dengan bunyi normal. (Ambarwati dan Sunarsih, 2011; h.122)

  c. Observasi Observasi adalah pengumpulan data secara langsung dan pengamatan langsung. Beberapa informasi dari hasil observasi adalah ruang (tempat), pelaku kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu, dan perasaan. (Jurnal Equilibrium, Vol 5, No.9 Januari- juni 2009: 1-8).

  2. Data Sekunder

  a. Dokumentasi Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya. (Arikunto, 2013:h.274). Seperti yang telah di ambil oleh penulis dari rekam medis, buku KIA dan hasil USG. b. Studi Pustaka Studi pustaka yaitu data yang merupakan faktor penunjang yang bersifat teoritis kepustakaan. (Arikunto, 2013:h. 274)

  E. Sistematika Penulisan

  1. BAB 1 PENDAHULUAN Berisi tentang gambaran mengenai permasalahan, yang terdiri dari latar belakang masalah, tujuan, ruang lingkup, manfaat, sistematika penulisan, dan metode pengumpulan data.

  2. BAB II SISTEMATIKA PENULIASN

  a. Tinjauan Medis Pada bab ini menguraikan teori mengenai kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas, KB b. Tinjauan Asuhan Kebidanan

  Menguraikan tentang asuhan kebidanan komprensif pada masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, masa antara, dan KB dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan varney dan pendokumentasian kebidanan metode SOAPIE (subjektif, objektif, assesment, planning, implementasi, dan evaluasi).

  c. Landasan Hukum Aspek hukum berisi landasan hukum baik undang-undang standar layanan kebidanan, standar kompetensi bidan, sesuai dengan kewenangan bidan pada kasus.

  3. BAB III TINJAUAN KASUS Berisi tentang pengelolaan kasus yang di lakukan oleh penulis dengan metode manajemen varney dan SOAPIE.

  4. BAB IV PEMBAHASAN Berisi analisis, apakah kasus yang di temukan sesuai dengan teori atau tidak.

  5. BAB V PENUTUP

  1. Kesimpulan Terdiri dari latar belakang, ringkasan teori, pengkajian dan interprestasi data, perencanaan asuhan kebidanan sesuai dengan kasus dan evaluasi setelah di lakukan asuhan.

  2. Saran Berisi anjuran atau masukan yang di tujukan pada pihak-pihak yang bersangkutan.