Pengaruh Manajemen Pengelolaan Sarana dan Pra Sarana Belajar terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa Semester VI Angkatan 2014 Jurusan Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Tarbiah dan Keguruan di Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar - Repositori UIN Alau

  

PENGARUH MANAJEMEN PENGELOLAAN SARANA DAN PRA SARANA

BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA SEMESTER

  

VI ANGKATAN 2014 JURUSAN MANAJEMEN

PENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN DI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

(S.Pd.) Pada Jurusan MPI Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

  

UIN Alauddin Makassar.

  

OLEH :

HAIRUL

NIM: 20300112019

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

  

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN MAKASSAR

2017

KATA PENGANTAR

  Segala puji bagi Allah SWT. atas segala limpahan rahmat pertolongan dan kasih sayang-Nya sehingga skripsi ini dapat disusun dan diselesaikan sesuai yang diharapkan. Salam dan salawat kepada Rasulullah Muhammad SAW. Demikian juga dengan keluarga beliau, para sahabat, dan seluruh umatnya yang tetap istiqamah di atas ajaran Islam.

  Sadar atas kekurangan sehingga penulis bersikap positif dalam menerima saran dan kritikan yang sifatnya membangun demi penyempurnaan skripsi selanjutnya.

  Demikian pula, bahwa selama penulisan skripsi ini, penyusun mendapat bantuan dari berbagai pihak, baik moral maupun material, sehingga penyusun patut menyampaikan terima kasih yang sebesar- besarnya, khususnya kepada kedua orang tua tercinta,

  

Ayahanda terhormat H. M. Siddik dan Ibunda tercinta Siti Ando yang telah

  membesarkan, mengasuh dan mendidik penulis dengan penuh kasih sayang. Harapan dan cita-cita luhur keduanya senantiasa memotivasi penulis untuk berbuat dan menimbah ilmu, juga memberikan dorongan moral maupun material serta atas doanya yang tulus buat ananda. Semoga jasanya dibalas oleh Allah SWT. Amin.

  Ucapan terima kasih, juga peruntukan secara khusus kepada: 1. Prof. Dr. H. Musafir Pababbari, M.Si selaku Rektor UIN Alauddin Makassar, beserta Wakil Rektor I, II, III, dan IV yang selama ini berusaha memajukan

  Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

  

iv

  vi DAFTAR ISI

  

JUDUL .......................................................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ..................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................................... iii

PENGESAHAAN ......................................................................................... iv

KATA PENGANTAR .................................................................................. v

DAFTAR ISI ................................................................................................. vii

ABSTRAK .................................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................

  1 A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1 B.

  Rumusan Masalah .............................................................................. 9 C. Hipotesis ............................................................................................. 10 D. Defenisi Operasional Variabel dan Ruang Lingkup Penelitian.......... 10 E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ........................................................ 12 F. Kajian Pustaka .................................................................................... 13 BAB II TINJUAN TEORITIS ....................................................................

  17 A. Hakikat Sarana dan Pra Sarana .......................................................... 17 1.

  Pengertian Sarana dan Pra Sarana ................................................. 17 2. Standar Sarana dan Pra Sarana ...................................................... 21 3. Prinsip-Prinsip Sarana dan Pra Sarana .......................................... 23 4. Fungsi dan Peran Fasilitas dan Sarana Pendidikan ....................... 25 5. Standar Minimum Sarana Pendidikan ........................................... 26 B. Hakikat Motivasi Belajar ................................................................... 27 1.

  Pengertian Motivasi Belajar .......................................................... 27 2. Fungsi Motivasi Belajar................................................................. 30 3. Ciri-Ciri Motivasi Belajar .............................................................. 31 4. Faktor-Faktor Motivasi Belajar ..................................................... 32

  5. Strategi Motivasi Belajar ............................................................... 32 6.

  Indicator Pengukuran Motivasi Belajar ......................................... 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................

  39 A. Jenis dan Desain Penelitian ............................................................... 39 B.

  Pendekatan Penelitian ........................................................................ 40 C. Populasi dan Sampel .......................................................................... 40 D. Metode Pengumpulan Data ................................................................ 41 E. Instrument Penelitian ......................................................................... 44 F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data................................................ 51 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................

  58 A. Hasil penelitian................................................................................... 58 B.

  Pembahasan ........................................................................................ 73 BAB V PENUTUP ........................................................................................

  77 A. Kesimpulan ........................................................................................ 77 B.

  Implikasi Penelitian ............................................................................ 78 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................

  79 LAMPIRAN-LAMPIRAN ..........................................................................

  81 DAFTAR RIWAYAT HIDUP ....................................................................

  83 vii

  

ABSTRAK

Nama : Hairul NIM : 20300112019 Fak/Jur : Tarbiyah dan Keguruan/Manajemen Pendidikan Islam.

Judul : Pengaruh Manajemen Pengelolaan Sarana Dan Pra Sarana Belajar

Terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa Semester VI Angkatan 2014

  Jurusan Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Tarbiah Dan Keguruan Di Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar .

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran manajemen pengelolaan sarana dan pra sarana belajar Jurusan Manajemen Pendidikan Islam Semester VI angkatan 2014 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, untuk mengetahui motivasi belajar Mahasiswa Semester VI angkatan 2014 Jurusan Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar dan untuk mengetahui pengaruh manajemen pengelolaan sarana dan pra sarana belajar terhadap peningkatkan motivasi belajar Mahasiswa Semester VI angkatan 2014 Jurusan Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

  Jenis penelitian ini adalah kuantitatif, Populasi dalam penelitian ini berjumlah

  73. Instrumen dalam penelitian ini adalah angket manajemen pengelolaan sarana dan pra sarana belajar dan angket motivasi belajar teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis statistik deskriptif dan analisis statistik infrensial dengan menggunakan regresi sederhana.

  Hasil analisis statistik deskriptif menunjukan manajemen pengelolaan sarana dan pra sarana belajar berada pada kategori sedang dengan nilai mean 26,2 dengan persentase tertinggi 67,12% dan motivasi belajar Mahasiswa berada pada kategori sedang dengan nilai mean 57,3 dengan persentase tertinggi 72,60%. Hasil analisis statistik inferensial menunjukan nilai = 36,42 >= 2,000, dengan taraf

  ℎ

  signifikan 5%, demikian terdapat pengaruh manajemen pengelolaan sarana dan pra sarana belajar terhadap peningkatkan motivasi belajar Mahasiswa Semester VI angkatan 2014 Jurusan Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

  Implikasi dalam penelitian ini memberikan motivasi, semangat, dan perhatian yang serius terhadap Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan Islam agar mampu meningkatkan Sarana dan Pra Sarana, sehingga menjadikan mahasiswa lebih termotivasi dalam proses pembelajaran di ruangan kelas. Mahasiswa dapat meningkatkan motivasi belajar mereka dengan baik dan memiliki kedisiplinan yang tinggi, selanjutnya penelitian ini diterapkan dengan melihat faktor-faktor yang lain mempengaruhi kinerja staf seperti reward dll.

  

viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Untuk meningkatkan mutu sumberdaya manusia perlu adanya sebuah

  pendidikan yang berkualitas, pendidikan memiliki peran yang sangat penting untuk membangun potensi manusia. Seperti yang dinyatakan dalam Undang- Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual- keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

   keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

  Pendidikan memiliki standar yang digunakan sebagai acuan dan kriteria minimal untuk peningkatan mutunya. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 menjelaskan Standar Nasional Pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala.

  Bersumber pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 kemudian muncul Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang selanjutnya dilakukan perubahan pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 disebutkan 1 Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan lingkup standar nasional pendidikan meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Salah satu standar tersebut adalah standar sarana dan prasarana.

  Sarana dan prasarana pendidikan perlu manajemen yang baik untuk menunjang kegiatan belajar mengajar sesuai Husaini Usman (2013: 6), menguraikan definisi manajemen dalam arti luas adalah perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Manajemen dalam arti sempit adalah manajemen sekolah/ madrasah, pengawas/ evaluasi, dan sistem informasi sekolah/ madrasah.

  Manajemen sekolah atau lembaga pendidikan termasuk dalam lingkup manajemen pendidikan. memiliki beberapa obyek garapan sesuai yang dikemukakan Suharsimi Arikunto (2008: 6), dengan titik tolak pada kegiatan belajar-mengajar di kelas maka sekurang-kurangnya ada delapan obyek garapan, yaitu: 1) manajemen peserta didik, 2) manajemen personalia sekolah, 3) manajemen kurikulum, 4) manajemen sarana dan prasarana, 5) manajemen tatalaksana pendidikan atau ketatausahaan sekolah, 6) manajemen pembiayaan atau anggaran, 7) manajemen lembaga-lembaga pendidikan dan organisasi pendidikan, dan 8) manajemen hubungan masyarakat atau komunikasi pendidikan. Kedelapan obyek garapan tersebut menjadikan peneliti lebih fokus terhadap manajemen sarana dan prasarana pendidikan.

  Barnawi & M. Arifin (2012: 47), menjelaskan pengertian sarana dan prasarana pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan, dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah. Berkaitan dengan ini, pengertian prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah. Penekanan pada pengertian tersebut adalah pada sifatnya, sarana bersifat langsung dan prasarana tidak bersifat langsung dalam menunjang proses pendidikan.

  Manajemen sarana dan prasarana pendidikan menurut A. L. Hartani (2011: 136), adalah suatu aktivitas menyeluruh yang dimulai dari perencanaan, pengadaan, penggunaan, pemeliharaan, dan penghapusan berbagai macam properti pendidikan yang dimiliki oleh suatu institusi pendidikan.

  Sarana dan prasarana pendidikan merupakan salah satu sumber daya yang penting dan utama dalam menunjang proses pembelajaran di sekolah. Untuk itu, perlu dilakukan peningkatan dalam pendayagunaan dan pengelolaannya agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Setiap satuan pendidikan formal dan nonformal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik. Pasal ini menekankan pentingnya sarana dan prasarana dalam satuan pendidikan, sebab tanpa didukung adanya sarana dan prasarana yang relevan, maka pendidikan tidak akan berjalan secara efektif.

  Pendidikan berkualitas memerlukan tersedianya sarana dan prasarana yang memadai. Sarana pendidikan adalah fasilitas-fasilitas yang digunakan secara langsung dalam proses belajar mengajar agar tujuan pembelajaran tercapai, seperti gedung, kelas, meja, kursi, dan alat-alat media pembelajaran. Sementara prasarana pendidikan merupakan segala sesuatu yang secara tidak langsung menunjang proses pendidikan, seperti kebun, halaman, taman sekolah, dan jalan menuju sekolah. Sarana dan prasarana pendidikan berperan penting karena mutu pendidikan dapat ditingkatkan melalui pengadaan sarana dan prasarana. Seperti dalam bukunya Heryati dan Muhsin (2014: 195) bahwa pemerintah melalui menteri pendidikan menerbitkan Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 2007 tentang standar sarana dan prasarana. Standar sarana dan prasarana berdasarkan PP No. 19 tahun 2005 tentang “Standar Nasional Pendidikan merupakan standar pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan

   komunikasi”.

  Sarana dan prasarana pendidikan diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat memudahkan dan melancarkan pelaksanaan suatu usaha. Usaha ini dapat berupa benda-benda ataupun uang. Sarana dan prasarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar,mengajar seperti gedung, ruang kelas, meja kursi, serta alat-alat dan media pengajaran agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur , efektif dan efisien.

  2

  Fasilitas dalam Heryati dan Muhsin(2014: 196) diartikan sebagai sesuatu yang dapat memudahkan dan melancarkan pelaksanaan suatu usaha. Usaha ini dapat berupa benda-benda ataupun uang. Jadi, fasilitas dapat disamakan dengan sarana. Sarana pendidikan adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar mengajar baik yang bergerak maupun tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif, dan efisien (Arikunto dan Yuliana 2008: 273). Sedangkan dalam Barnawi dan Arifin (2012:47) sarana pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan dan perabot

   yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah.

  Sejalan dengan yang dikemukaan oleh The Liang Gie (2003:33) bahwa “untuk belajar yang baik hendaknya tersedia fasilitas yang memadai antara lain tempat belajar, alat, waktu dan lain-lain. Jadi pada prinsipnya fasilitas belajar adalah sesuatu yang memudahkan untuk belajar”. Fasilitas merupakan sarana

  

  yang dapat digunakan untuk menunjang kelancaran proses belajar siswa. Dalam Barnawi dan Arifin (2012:49) Fasilitas belajar dapat diklasifikasi menjadi 3,yaitu (1) Habis Tidaknya (habis pakai dan tahan lama), (2) Bergerak tidaknya (bergerak dan tidak bergerak), (3) Hubungan dalam proses pembelajaran (alat pelajaran, alat peraga, dan media pembelajaran). Karena fasilitas dapat diklasifikasikan tentunya banyak macamnya, dari berbagai macam fasilitas belajar dinilai dapat menunjang berjalannya proses pembelajaran dengan baik. Untuk menilai suatu sekolah memiliki fasilitas belajar yang cukup atau tidak dapat di sesuaikan dengan standar 3 Makmun, abin syamsuddin. 2009. Psikologi kependidikan. Bandung: pt remaja

  posdakarya. h. 196 4 Makmun, abin syamsuddin. 2009. Psikologi kependidikan. Bandung: pt remaja

  fasilitas belajar yang ada, menurut Barnawi dan Arifin (2012: 106-169) sarana dan fasilitas belajar memiliki standar untuk (1) Ruang Kelas, (2) Ruang Perpustakaan, (3) Laboratorium IPA, (4) Ruang Pimpinan, (5) Ruang Guru, (6) Tempat Beribadah, (7) Ruang UKS, (8) Jamban, (9) Gudang, (10) Tempat Bermain atau

5 Berolahraga.

  Menurut Imron dalam Anjayani (2013:4) menjelaskan bahwa lingkungan fisik dan unsur dinamis dalam belajar mempengaruhi motivasi belajar.

  Lingkungan fisik yang dimaksud adalah berupa kenyamanan ruang belajar dengan ketersediaan fasilitas belajar yang memadai. Unsur dinamis dalam belajar adalah persiapan alat, bahan dan suasana belajar serta pemanfaatan sumber-sumber

   belajar.

  Pada pencapaian tujuan pendidikan perlu dilakukannya belajar, Whittaker dalam Aunurrahman(2014:35) mengemukakan belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman belajar. Untuk mencapai tujuan dari pendidikan memang perlu adanya kegiatan belajar, Aunurrahman (2014:36-37) “mengemukakan beberapa ciri umum kegiatan belajar yaitu (1).Belajar menunjukkan suatu aktivitas pada diri seseorang yang disadari atau disengaja,(2).Belajar merupakan interaksi antara individu dengan lingkungan,

  

  (3). Hasil belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku.”

  5 Barnawi. Arifin, m. 2012. Manajemen sarana dan prasarana sekolah. Yogyakarta: ar- ruzz media. h. 106-169 6 Anjayani,yulianti. 2013. Pengaruh fasilitas belajar terhadap motivasi belajar siswa pada

mata pelajaran produktif atministrasi perkantoran smk negeri3 bandung. Skripsi. Upi: bandung. h.

  4. 7 Aunurrahman. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta (2014). h. 35-37.

  Motivasi belajar menurut Dimyati dan Mujiono dalam Lukman Sunadi (2013:5) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhinya yaitu (1) cita-cita atau aspirasi siswa (2) kemampuan belajar (3) kondisi jasmani dan rohani siswa (4) kondisi lingkungan kelas (5) unsur-unsur dinamis belajar (6) upaya guru dalam membelajarkan siswa. Kondisi lingkungan kelas dalam belajar mempengaruhi motivasi belajar yang dimaksud dengan kondisi lingkungan kelas yaitu

   kenyamanan tempat belajar dan juga fasilitas belajar yang memadai.

  Prawira (2011: 320) menyatakan secara lebih khusus jika orang menyebutkan motivasi belajar yang dimaksudkan tentu segala sesuatu yang ditunjukkan untuk mendorong atau memberikan semangat kepada seseorang yang melakukan kegiatan belajar agar menjadi lebih giat lagi dalam belajarnya untuk memperoleh prestasi yang lebih baik lagi.Jadi motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak baik dalam diri maupun dari luar diri siswa dengan menciptakan serangkaian usaha menyediakan kondisi-kondisi tertentu yang menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang

  

  dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Sejalan dengan hal ini Makmun (2009:40) mengungkapkan bahwa ada beberapa hal yang dapat dijadikan indikator dalam pengukur motivasi, diantaranya: (1) Durasinya kegiatan (berapa lama kemampuan penggunaan waktunya untuk melakukan kegiatan) (2) Frekuensinya kegiatan (berapa sering kegiatan dilakukan dalam periode waktu tertentu) (3) Persistensinya (ketetapan dan kelekatannya) pada tujuan kegiatan. (4) 8 Lukman, Sunadi.2013.pengaruh motivasi belajar dan pemanfaatan fasilitas belajar

  

terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas xi ips di sma muhamadiyah 2

surabaya.jurnal.unesa: surabaya. Uline, h. 5. 9 Prawira, purwa atmaja. Psikologi pendidikan dalam perspektif baru. Yogyakarta: ar-

  Ketabahan, keuletan dan kemampuannya dalam menghadapi rintangan dan kesulitan untuk mencapai tujuan. (5) Devosi (pengabdian) dan pengorbanan untuk mencapai tujuan. (6) Tingkatan aspirasinya (maksud, rencana, cita-cita, sasaran atau target,dan idolanya) yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan.

  (7) Tingkatan kualifikasi prestasi atau produk atau output yang dicapai dari kegiatannya (berapa banyak, memadai atau tidak, memuaskan atau tidak). (8)

  

Arah sikapnya terhadap sasaran kegiatan.

  Motivasi dan belajar menurut Uno (2014:23) “Merupakan dua hal yang saling mempengaruhi”. Sehingga kegiatan belajar diperlukan adanya motivasi dalam diri siswa, karena menurut Gray dalam Majid(2013: 307) Mendefinisikan motivasi sebagai sejumlah proses yang bersifat internal dan eksternal bagi seorang individu yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan presistensi dalam hal melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu. Sedangkan hakikat motivasi belajar menurut Uno (2014:23) “Dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku”. Motivasi belajar sangat diperlukan dalam suatu proses pembelajaran, agar siswa memiliki semangat dalam mencapai tujuan pendidikan. Bedasarkan dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan kekuatan yang menjadi pendorong

   kegiatan individu untuk melakukan suatu kegiatan mencapai tujuan.

  10 Makmun, abin syamsuddin. 2009. Psikologi kependidikan. Bandung: pt remaja posdakarya.(2009). h. 40 11 Majid, abdul. 2008. Perencanaan pembelajaran. Bandung: pt remaja rosdakarya (2008). h. 307-309.

  Berdasarkan hasil observasi awal yang peneliti lakukan di Jurusan Manajemen Pendidikan Islan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar, peneliti menemukan bahwa tingkat motivasi belajarnya Mahasiswa Jurusan Manajemen Pendidikan Islan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar semester 6 masih cenderung rendah, hal tersebut dilihat dari kurangnya fasilitas belajar atau sarana dan pra sarana yang belum memadai.

  Berdasarkan latar belakang tersebut maka judul penelitian ini adalah “Pengaruh

  

Manajemen Pengelolaan Sarana dan Prasarana Belajar terhadap

Peningkatkan Motivasi Belajar Mahasiswa Semester VI Jurusan Manajemen

Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan di Universitas Islam

Negeri Alauddin Makassar”.

B. Rumusan Maslah

  Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana manajemen pengelolaan sarana dan prasarana belajar Jurusan

  Manajemen Pendidikan Islam Semester VI angkatan 2014 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar? 2. Bagaimana motivasi belajar Mahasiswa Semester VI angkatan 2014

  Jurusan Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar? 3. Apakah ada pengaruh manajemen pengelolaan sarana dan prasarana belajar terhadap peningkatkan motivasi belajar Mahasiswa Semester VI angkatan 2014 Jurusan Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar?

  C. Hipotesis

  Berdasarkan masalah, maka penulis mengambil suatu hipotesis yang merupakan jawaban sementara yaitu:

  Ho: “tidak dapat pengaruh manajemen pengelolaan sarana dan pra sarana

  belajar terhadap peningkatan motivasi belajar Mahasiswa Semester VI angkatan 2014 Jurusan Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar”.

  Ha: “terdapat pengaruh Manajemen pengelolaan sarana dan pra sarana

  belajar terhadap peningkatkan motivasi belajar Mahasiswa Semester VI angkatan 2014 Jurusan Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar”.

  D. Definisi Operasional Variabel Dan Ruang Lingkup Penelitian 1.

  Definisi Operasional Variabel Sebelum membahas lebih jauh tentang persoalan yang dibahas, penulis terlebih dahulu akan memberikan beberapa pengertian dasar variabel dalam skripsi ini. Agar tidak timbul kesalah pahaman dan pengertian dalam memahami

  

  konteks judul skripsi ini, penting kiranya penulis memberikan batasan dan penegasan istilah dari judul tersebut: a.

  Manajemen pengelolaan sarana dan prasarana belajar

12 Aripin Muslim, Supervisi Pendidikan (Sejarah Perkembangan Supervisi Pendidikan di

  Manajemen pengelolaan sarana dan prasarana belejar adalah fasilitas- fasilitas yang digunakan secara langsung dalam proses belajar mengajar agar tujuan pembelajaran tercapai, seperti gedung, kelas, meja, kursi, dan alat-alat media pembelajaran.

  Adapun indikator manajemen pengelolaan sarana dan prasarana belejar adalah: 1) Ketersediaan sarana dan prasarana belajar, 2) Kualitas, kecukupan sarana dan prasarana belajar, dan 2) Efektifitas penggunaan saran dan prasarana

   belajar.

  b.

  Motivasi belajar mahasiswa Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya felling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.

  Adapun indikator motivasi belajar mahasiswa adalah:1) Hasrat dan keingginan untuk berhasil, 2) Dorongan dan kebutuhan dalam belajar, 3) Harapan dan cita-cita masa depan, 4) Penghargaan dalam belajar, 5) Kegiatan yang

   menarik dalam belajar, dan 6) lingkungan belajar yang kondusif.

2. Ruang Lingkup Penelitian

  Penelitian ini dibatasi pada tinjauan secara empiris tentang pengaruh manajemen pengelolaan sarana dan prasarana belajar terhadap peningkatkan motivasi belajar mahasiswa semester VI Jurusan Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan di Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

  Tinjauan diarahkan pada indentifikasi berbagai data atau informasi yang berkaitan 13 Rahmat Hidayat, Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), h.25. dengan motivasi belajar mahasiswa untuk kemudian dianalisa guna memperoleh interprestasi tentang manajemen pengelolaan sarana dan prasarana belajar yang lebih terfokus. Manajemen pengelolaan sarana dan prasarana belejar adalah fasilitas-fasilitas yang digunakan secara langsung dalam proses belajar mengajar agar tujuan pembelajaran tercapai, seperti gedung, kelas, meja, kursi, dan alat-alat media pembelajaran. Motivasi belajar mahasiswa dibatasi pada adanya hasrat dan keinginan berhasil, adanya doronan dan kebutuhan dalam belajar, adanya harapa dan cita-cita masa depan.

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.

  Tujuan penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penenlitian ini adalah sebagai berikut: a. Untuk mengetahui manajemen pengelolaan sarana dan prasarana belajar

  Jurusan Manajemen Pendidikan Islam Semester VI Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar! b. Untuk mengetahui motivasi belajar Mahasiswa Semester VI Jurusan

  Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar?! c. Untuk mengetahui pengaruh manajemen pengelolaan sarana dan prasarana belajar terhadap peningkatkan motivasi belajar Mahasiswa Semester VI

  Jurusan Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar!

2. Kegunaan Penelitian

  Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan mampu memberikan kegunaan sebagai berikut: a.

  Penulis, untuk menambah wawasan keilmuan dan mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama menempuh pendidikan pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar.

  b.

  Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan Islam, sebagai bahan masukan untuk lebih sarana belajar sehingga proses pembelajaran mahasiswa lebih termotivasi.

  c.

  Konsumen, sebagai masukan, acuan dan perbandingan bagi teman-teman yang ingin melakukan penelitian selanjutnya.

F. Kajian Pustaka

  Adapun penelitian terdahulu yang menurut penulis relevan dengan penelitian ini adalah::

1. Siti Nur Ubay (2008) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

  Jakarta, “Pengaruh Pemamfaatan Sarana dan Prasarana Pendidikan

  Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMP Dua Mei Ciputat ”, Hasil

  perhitungan dengan angka korelasi sebesar 0,40 dan dengan df sebesar 60 diperoleh r tabel pada taraf 5% signifikan sebesar 0,250; sedangkanpada taraf 1% diperoleh r tabel sebesar 0,325. ternyata rxy atau ro (0,430) adalah lebih besar daripada r tabel (yang besarnya 0,250 dan 0,325 Dengan demikian, Terdapat Studi Implikasi /pengaruh yang sedang atau cukup antara antara variabel pemanfaatan sarana dan prasarana pendidikan dengan variabel motivasi belajar siswa SMP Dua Mei Ciputat.

  2. Penelitian yang dilakukan oleh Yulianti Anjayani (2013) dengan judul “Pengaruh Sarana dan Prasarana Terhadap Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Produktif Atministrasi Perkantoran SMK Negeri 3 Bandung”. Penelitian ini menggunakan metode explanatory survey.

  Pendekatan yang digunakan yaitu menggunakan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik angket. Analisis data menggunakan analisis regresi sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fasilitas belajar berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran produktif atministrasi perkantoran SMK Negeri 3 Bandung.

  3. Penelitian yang dilakukan oleh Haryadi Pakpahan (2012) dengan judul “pengaruh Sarana Prasarana dan lingkungan belajar terhadap prestasi belajar siswa di SMK Raksana 2 Medan Tahun Ajaran 2012/2013”.

  Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, angket dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan metode statistik regresi linear ganda yang dip eroleh Ŷ = 13,365 +0,784X + 0,324X . Hal ini menunjukkan bahwa nilai Y dipengaruhi X dan X . Untuk menguji hipotesis, digunakan uji “F” pada tarafsignifikan 95% atau alpha 0,05 dengan hasil 20,539 dengan demikian Fdibandingkan dengan F yaitu 20,539 > 3,115. Hasil penelitian menyatakanterdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara fasilitas belajar dan lingkunganbelajar terhadap prestasi belajar siswa kelas X Administrasi Perkantoran SMKRaksana 2 Medan T.P. 2012/2013.

  4. Penelitian yang dilakukan oleh Lukman Sunadi (2013) dengan judul “Pengaruh Motivasi Belajar dan Pemanfaatan Sarana dan Prasarana terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI

  IPS di SMA Muhamadiyah 2 Surabaya”, metode penelitian ini menggunakan Asosiatif dan menggunakan pendekatan kuantitatif. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu regresi linier berganda, uji asumsi klasik dan uji hipotesis yang terdiri dari uji t dan uji F. Secara stimultan ada pengaruh antara motivasi belajar dan pemanfaatan fasilitas belajar terhadap prestasi belajar, dapat dilihat dari hasil analisis Fhitung 3,974306 > 3,12.

  5. Penelitian yang dilakukan oleh Arum Mulia Sari (2014) yang berjudul “Pengaruh Minat dan Sarana dan Prasarana terhadap Motivasi dan Implikasinya terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi”. Metode penelitian yang digunakan yaitu survey explanatory.

  Sedangkan analisis data yang digunakan adalah path analysis yaitu model yang digunakan untuk menganalisis pola hubungan antar variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap variabel terikat (endogen).

  Hasil penelitian yang dilakukan membuktikan pengaruh minat belajar terhadap motivasi sebesar 35,2%, pengaruh fasilitas belajar terhadap motivasi sebesar 17,8%, pengaruh minat belajar terhadap hasil belajar sebesar 15,2%, pengaruh fasilitas belajar terhadap hasil belajar sebesar 58,5%, pengaruh motivasi terhadap hasil belajar sebesar 20,9%.

6. Penelitian yang dilakukan oleh Dwi Raflian Giantera (2013) yang berjudul

  “Pengaruh Sarana dan Prasarana Dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Peralatan Kantor Siswa Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Cokroaminoto 1 Banjarnegara”.

  Metode pengumpulan data menggunakan angket dan dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis deskriptif persentase dan analisis regresi berganda.Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis regresi linier berganda diperoleh persamaan: Y = 38,519 + 0,541X1 + 0,249X2Uji F yang diperoleh Fhitung = 60,005, sehingga H3 diterima. Secara parsial (ujit) fasilitas belajar (X1) diperoleh thitung = 5,445, sehingga H1diterima.

  Variabel motivasi belajar (X2) diperoleh thitung= 2,847, sehingga H2 diterima. Secara simultan (R2) fasilitas belajardan motivasi belajar siswa berpengaruh terhadap hasil belajar siswa sebesar 69,40%.Simpulan penelitian ini adalah fasilitas belajar dan motivasi belajar berpengaruh terhadap hasil belajar baik secara simultan maupun parsial.

BAB II LANDASAN TEORETIS A. Hakikat Sarana dan Prasarana 1. Pengertian Sarana dan Prasarana Pendidikan berkualitas memerlukan tersedianya sarana dan prasarana yang

  memadai. Sarana pendidikan adalah fasilitas-fasilitas yang digunakan secara langsung dalam proses belajar mengajar agar tujuan pembelajaran tercapai, seperti gedung, kelas, meja, kursi, dan alat-alat media pembelajaran. Sementara prasarana pendidikan merupakan segala sesuatu yang secara tidak langsung menunjang proses pendidikan, seperti kebun, halaman, taman sekolah, dan jalan menuju sekolah. Sarana dan prasarana pendidikan berperan penting karena mutu pendidikan dapat ditingkatkan melalui pengadaan sarana dan prasarana. Seperti dalam bukunya Heryati dan Muhsin (2014: 195) bahwa pemerintah melalui menteri pendidikan menerbitkan Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 2007 tentang standar sarana dan prasarana. Standar sarana dan prasarana berdasarkan PP No. 19 tahun 2005 tentang “Standar Nasional Pendidikan merupakan standar pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan

   komunikasi”.

  15

  Sarana pendidikan diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu (1) habis tidaknya dipakai; (2) bergerak tidaknya pada saat digunakan; (3) hubungannya dengan proses belajar mengajar. Dilihat dari habis tidaknya dipakai, ada dua macam sarana pendidikan, yaitu sarana pendidikan yang habis dipakai dan sarana pendidikan tahan lama.

   a.

  Sarana pendidikan yang habis dipakai adalah segala bahan atau alat yang apabila digunakan bisa habis dalam waktu yang relatif singkat. Contoh, kapur tulis, beberapa bahan kimia untuk praktik guru dan siswa, dsb. Selain itu, ada sarana pendidikan yang berubah bentuk, misalnya kayu, besi,dan kertas karton yang sering digunakan oleh guru dalam mengajar. Contoh: pita mesin ketik/komputer, bola lampu, dan kertas.

  b.

  Sarana pendidikan tahan lama Sarana pendidikan tahan lama adalah keseluruhan bahan atau alat yang dapat digunakan secara terus menerus dan dalam waktu yang relatif lama. Contoh, bangku sekolah, mesin tulis, atlas, globe, dan beberapa peralatan olah raga.

  Ditinjau dari bergerak tidaknya pada saat digunakan, ada dua macam sarana pendidikan, yaitu sarana pendidikan yang bergerak dan sarana pendidikan tidak bergerak.

  a.

  Sarana pendidikan yang bergerak Sarana pendidikan yang bergerak adalah sarana pendidikan yang bisa digerakkan atau dipindah sesuai dengan kebutuhan pemakainya, contohnya: almari arsip sekolah, bangku sekolah, dsb.

16 Bafadal, ibrahim. 2014. Manajemen perlengkapan sekolah teori dan aplikasinya.

  b.

  Sarana pendidikan yang tidak, adalah semua sarana pendidikan yang tidak bisa atau relatif sangat sulit untuk dipindahkan, misalnya saluran dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).

  Ditinjau dari hubungannya dengan Proses Belajar Mengajar, Sarana Pendidikan dibedakan menjadi 3 macam bila ditinjaudari hubungannya dengan proses belajar mengajar, yaitu: alat pelajaran, alat peraga, dan media pengajaran.

  a.

  Alat pelajaran adalah alat yang digunakan secara langsung dalam proses belajar mengajar, misalnya buku, alat peraga, alat tulis, dan alat praktik.

  b.

  Alat peraga adalah alat pembantu pendidikan dan pengajaran, dapat berupa perbuatan-perbuatan atau benda-benda yang mudah memberi pengertian kepada anak didik berturut-turut dari yang abstrak sampai, dengan yang konkret.

  c.

  Media pengajaran adalah sarana pendidikan yang digunakan sebagai perantara dalam proses belajar mengajar, untuk lebih mempertinggi efektivitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pendidikan. Ada tiga jenis media, yaitu media audio, media visual, dan media audio visual.

  Fasilitas diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat memudahkan dan melancarkan pelaksanaan suatu usaha. Usaha ini dapat berupa benda-benda ataupun uang. Jadi, fasilitas dapat disamakan dengan sarana.Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar,mengajar seperti gedung, ruang kelas, meja kursi, serta alat-alat dan media pengajaran agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur , efektif dan efisien.

  Menurut Bafadal (2014:2) “Sarana pendidikan adalah semua perangkatan peralatan, bahan dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah”. Benda-benda pendidikan tersebut dapat digolongkan sebagai berikut dalam Heryati dan Muhsin (2014:197-198): a.

  Ditinjau dari fungsinya terhadap PBM dibagi menjadi dua yaitu berfungsi tidak langsung (kehadirannya tidak sangat menentukan) dan berfungsi langsung (kehadirannya sangat menentukan) terhadap PBM b. Ditinjau dari jenisnya terdapat dua jenis yang pertama, fasilitas fisik atau fasilitas material, yaitu segala sesuatu yang berwujud benda mati atau dibendakan yang mempunyai peran untuk memudahkan atau melancarkan PBM, seperti komputer, perabot, alat peraga, model, media, dan sebagainya.Kedua fasilitas nonfisik, yaitu sesuatu yang bukan benda mati, atau kurang dapat disebut benda atau dibendakan, yang mempunyai peran untuk memudahkan atau melancarkan suatu usaha, seperti manusia, jasa, uang.

  c.

  Ditinjau dari sifat barangnya terdapat beberapa jenis, Pertama, barang bergerak atau barang berpindah/dipindahkan dikelompokkan menjadi barang habis pakai dan barang tidak habis pakai.Kedua, barang habis pakai adalah barang yang susut volumenya pada waktu dipergunakan, dan dalam jangka waktu tertentu barang tersebut dapat susut terus sampai habis atau tidak berfungsi lagi,seperti kapur tulis, tinta, kertas, sepidol, penghapus, sapu dan sebagainya. (keputusan mentri keuangan nomor 225/MK/V/1971 tanggal 13 April 1971). Ketiga, barang tidak habis pakai, yaitu barang-barang yang dapat dipakai berulang- ulang serta tidak susut volumenya ketika digunakan dalam jangka waktu yang relatif lama, tetapi tetap memerlukan perawatan agar selalu siap pakai untuk pelaksanaan tugas, seperti komputer, mesin stensil, kendaraan, perabot, media pendidikan, dan sebagainya.Keempat, barang tidak bergerak, yaitu barang yang tidak berpindah-pindah letaknya atau tidak dapat dipindahkan, seperti tanah, bangunan/gedung, menara air, dan sebagainya.

2. Standar Sarana dan Prasarana

  Dalam standar sarana prasarana sekolah terdapat hakikat dan dasar hokum

  

  sarana prasarana seperti dalam Heryanti dan Muhsin (2014:199-200): a.

  Pengertian standar sarana prasarana pendidikan Sarana dan prasarana pendidikan merupakan salah satu sumber daya yang penting dan utama dalam menunjang proses pembelajaran di sekolah. Untuk itu, perlu dilakukan peningkatan dalam pendayagunaan dan pengelolaannya agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Sebagaimana ditetapkan dalam UU Sisdiknas No. 20/2003 Bab XII pasal 45 ayat 1 dijelaskan bahwa: “Setiap satuan pendidikan formal dan nonformal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik”. Pasal ini menekankan pentingnya sarana dan prasarana dalam satuan pendidikan, sebab tanpa didukung adanya sarana dan prasarana yang relevan, maka pendidikan tidak akan berjalan secara efektif.

17 Bafadal, ibrahim. 2014. Manajemen perlengkapan sekolah teori dan aplikasinya.

  b.

  Tujuan standar sarana dan prasarana pendidikan Tujuan standar sarana dan prasarana pendidikan yaitu mewujudkan situasi dan kondisi sekolah yang baik sebagai lingkungan belajar ataupun sebagai kelompok belajar, yang memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin dan menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi dalam pembelajaran.

  c.

  Hubungan antara sarana prasarana dan program pengajaran Hubungan antara sarana prasarana dan program pengajaran adalah sebagai berikut:

  1) Jenis peralatan dan perlengkapan yang disediakan di sekolah mempunyai pengaruh besar terhadap proses belajar mengajar.

  2) Persediaan sarana dan prasarana yang kurang dapat menghambat proses belajar mengajar. Demikian pula, administrasinya yang jelek akan mengurangi kegunaan alat-alat dan perlengkapan tersebut. Penyediaan sarana di sekolah disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik serta kegunaan hasilnya pada masa mendatang.

  d.

  Dasar Hukum Dasar hukum tentang sarana dan prasarana sebagai kebutuhan utama sekolah yang harus terpenuhi adalah (a) Amanat Undang-Uandang Sistem

  Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 tentang Kebijakan Operasional Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan Persekolahan, (b) Peraturan Pemerintah No.19tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional, (c) Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.24 tahun 2007 tentang Standar

  Sarana dan Prasarana untuk SD/MI,SMP/MTs, SMA/MA.Yang terdapat pada dasar hukum tersebut, sarana prasarana di sekolah diatur menjadi 3 pokok bahasan, yaitu lahan, bangunan, dan kelengkapan sarana prasarana sekolah.

3. Prinsip-Prinsip Manajemen Sarana dan Prasarana

  Dalam manajemen sarana dan prasarana sekolah terdapat sejumlah prinsip yang perlu diperhatikan agar tujuan bisa tercapai dengan maksimal. Menurut Bafadal (2014:5-6) prinsip- prinsip tersebut adalah:

   a.

  Prinsip pencapaian tujuan, yaitu sarana dan prasarana pendidikan di sekolah harus selalu dalam kondisi siap pakai apabila akan didayagunakan oleh opersonel sekolah dalam rangka pencapaian tujuan proses pembelajaran di sekolah, b.

  Prinsip efisiensi, yaitu pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah harus dilakukan melalui perencanaan yang seksama sehingga dapat diadakan sarana dan prasarana yang baik dengan harga yang murah. Demikian juga pemakaian juga harus hati-hati agar mengurangi pemborosan, c.

  Prinsip administratif, yaitu manajemen sarana dan prasarana pendidikan di sekolah harus selalu memperhatikan undang-undang, peraturan, intruksi, dan petunjuk teknis yang diberlakukan oleh pihak yang berwenang, d. Prinsip kejelasan tanggung jawab, yaitu manajemen sarana dan prasarana di sekolah harus didelegasikan kepada personel sekolah yang mampu tanggung jawab. Apabila melibatkan banyak personel sekolah dalam manajemenya, perlu

18 Barnawi. Arifin, m. 2012. Manajemen sarana dan prasarana sekolah. Yogyakarta: ar-

  adanya deskripsi tugas dan tanggung jawab yang jelas untuk setiap personel sekolah, e.

  Prinsip kekohesifan, yaitu bahwa manajemen sarana dan prasarana pendidikan di sekolah harus direalisasikan dalam bentuk proses kerja sekolah yang sangat kompak.

  Sedangkan menurut Hunt Pierce dalam Barnawi dan Arifin (2012:82-83), prinsip-prinsip dasar dalam manajemen sarana dan prasarana sekolah sebagai

  

  berikut: a.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Manajemen Ekonomi dan Gaya Hidup Terhadap Perilaku Belajar Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 124

Pengaruh Kompetensi Dasar Dosen terhadap Minat dan Motivasi Belajar Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 161

Pengaruh Tingkat Religiusitas terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Angkatan 2007/2008 Jurusan PAI Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 86

Tingkat Kemampuan Mahasiswa Memahami Teori-Teori Manajemen Pada Jurusan Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Negeri Alauddin Makassar - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 104

Pengaruh Sikap Profesionalitas Dosen pada Proses Pembelajaran terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam Angkatan 2015 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 112

Pengaruh Pelaksanaan Bimbingan Akademik terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam Angkatan 2013 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 96

Pengaruh Pemberian Beasiswa terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa Jurusan Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 1 102

Peranan Himpunan Mahasiswa Jurusan terhadap Prestasi Belajar Pengurus Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 105

Pengaruh Keterampilan Dosen Mengadakan Variasi terhadap Minat Belajar Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam Angkatan 2015/2016 pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 114

Tingkat Kemampuan Mahasiswa Memahami Teori-Teori Manajemen Pada Jurusan Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 2 104