A-1 Kontribusi Bahan Kayu dan Batu Ekspose pada Dinding Rumah Tinggal Vernakuler dalam Menciptakan Kenyamanan Termal di Dataran Tinggi

  

Kontribusi Bahan Kayu dan Batu Ekspose pada Dinding Rumah Tinggal Vernakuler

dalam Menciptakan Kenyamanan Termal di Dataran Tinggi

Banar Dwi Retyanto; A.S Hendriani

  

Universitas Sains Al-qur’an Jawa Tengah

Email : [email protected]

  

ABSTRAK

Tujuan umum penelitian ini adalah mengetahui kontribusi bahan kayu dan batu ekpose pada dinding

rumah tinggal vernakuler dalam menciptakan kenyamanan termal penghuninya, serta memberikan

rujukan bahan dinding yang efektif untuk rumah tinggal pada daerah pegunungan. Jenis penelitian

ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif berdasar teori yang mendukung, data

yang akan di ukur adalah keadaan suhu dan kelembaban pada rumah dinding batu ekspose dan

dinding kayu di daerah kabupaten Wonosobo dan Temanggung, pengukuran dilakukan dalam waktu

24 jam dengan interval waktu pengukuran 1 jam, adapun data pelengkap adalah kebiasaan rata –

rata pemilik rumah dalam menutup ventilasi rumah. Berdasar penelitian yang sudah dilaksanakan

dapat disimpulkan bahwa rumah dinding kayu lebih cocok digunakan pada daerah pegunungan, yang

dikarenakan perubahan suhu luar ruang relatif lebih kecil, rumah dinding kayu lebih mudah menyerap

panas dan menjaga panas dalam ruangan sehingga lebih dapat menciptakan kenyamanan termal.

Sedangkan untuk rumah dinding batu eskpose lebih cocok digunakan pada daerah dengan kondisi

termal ekstrim, dimana saat siang hari suhu udara lebih terasa panas dan malam hari suhu udara

lebih dingin, karena saat siang hari sifat konduktivitas termal dan kalor jenis bahan lebih bekerja

maksimal sementara keadaan dalam ruangan tidak terlalu panas, sementara pada saat malam

dimana udara sangat dingin, kalor dalam ruang secara lebih pelan melepas, sehingga kondisi dalam

ruang lebih hangat. Rumah dinding batu ekspose akan lebih efektif disaat kondisi musim kemarau

dimana perbedaan suhu antara siang dan malam hari sangat besar pada daerah pegunungan.

  

Kata Kunci : Dinding Batu Ekspose, Dinding Kayu, Rumah Vernakuler, Kenyamanan Termal, Daerah

Pegunungan

  PENDAHULUAN Kenyamanan termal dapat didefinisikan sebagai suatu kondisi pikiran yang mengekspresikan

kepuasan dengan lingkungan termal. Kenyamanan termal aktif merupakan kenyamanan termal yang

dilihat dari aspek penghuni. Kenyamanan termal aktif diukur dengan adanya indikator kenyamanan

termal. Beberapa peneliti mencoba membuat indikator kenyamanan termal dan menemukan rentang

suhu nyaman. Indikator kenyamanan termal yang banyak digunakan oleh peneliti serta memenuhi

persyaratan sesuai dengan kondisi Indonesia adalah indikator kenyamanan termal yang ditemukan

oleh Mom & Weisborn (Widiastuti, 2014).

  Sementara itu, standar tata cara perencanaan teknis konservasi energi pada bangunan

gedung yang diterbitkan oleh Yayasan LPMB-PU membagi suhu nyaman untuk orang Indonesia atas

tiga bagian, adapun pembagian suhu dan kelembaban nyaman menurut standar tata cara

perencanaan teknis konservasi energi pada bangunan gedung dapat di lihat pada tabel 1.

  Temperatur Efektif (TE) Kelembaban Sejuk Nyaman Atas Ambang 20,5°C - 22,8°C 90 % 24°C 80% Nyaman Optimal Atas 22,8°C - 25,8°C 70%

  Ambang 28°C Hangat Nyaman Atas 25,8C – 27,1°C 60% Ambang 31°C

  

Tabel 1. Suhu dan Kelembapan Nyaman Menurut Standar Tata Cara Perencanaan Teknis Konservasi

Energi Pada Bangunan

  

(Sumber: Basaria, 2005)

Kinerja termal sebuah bangunan berhubungan erat dengan selubung bangunan, selubung

bangunan meliputi jenis material atap dan dinding, perbedaan jenis material atap dan dinding akan

mempengaruhi kinerja termal bangunan. Beberapa peneliti menemukan ketebalan material, tipe

material dan ketebalan serta posisi insulasi bisa mempengaruhi kinerja termal. Hal ini karena adanya

perbedaan waktu (time lag) aliran sinar matahari dari luar ke dalam dinding (Asan, 2006). Kinerja

termal adalah kemampuan bangunan dalam menghadapi termal, kinerja termal bisa dilihat dari

seberapa besar perbedaan temperatur ruang luar dan ruang dalam bangunan. (Hermawan, et al,

2014)

  Penelitian kenyamanan termal pada rumah tradisional telah dilakukan beberapa peneliti

diantaranya dilakukan di Nepal dan menemukan bahwa rumah tinggal tradisional mampu

menciptakan kenyamanan termal. Rumah tinggal yang diteliti berdinding tanah tanpa plaster dan

mampu bertahan terhadap suhu dingin (Nematchoua, 2014).

  Kenyamanan termal di dataran tinggi juga penting diteliti karena penghuni pada rumah tinggal

di dataran tinggi juga memerlukan kenyamanan termal yang dapat melindungi dari suhu rendah

(dingin). Tipe rumah tinggal di dataran tinggi ada dua tipe yaitu tipe modern dan tipe setempat

(Vernakuler). Tipe rumah tinggal setempat masuk dalam kategori tipe rumah tradisional yang dikenal

dapat menciptakan kenyamanan termal. (Nematchoua, 2016).

  Dataran tinggi merupakan salah satu aspek yang sangat mempengaruhi variasi iklim, semakin

tinggi dataran maka temperatur akan semakin rendah, radiasi matahari semakin intens serta

mempengaruhi kecepatan angin. Bangunan di dataran tinggi dengan iklim yang lebih dingin

seharusnya menggunakan material dinding yang berat untuk menyimpan panas siang hari untuk dan

digunakan sebagai pemanasan pasif dimalam hari serta bukaan yang kecil untuk meminimalisir aliran

angin. Meski berada pada suatu wilayah iklim yang sama, terdapat beberapa faktor yang

menyebabkan adanya variasi iklim antara suatu tempat dengan tempat lainnya, sehingga akan

membutuhkan penyelesaian desain bangunan yang berbeda (I Putu, 2012).

METODE PENELITIAN

  Penelitian ini dilakukan Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Temanggung yang tepatnya

berlokasi pada dataran tinggi daerah lereng Gunung Sindoro dan Sumbing dengan ketinggian 800

sampai dengan 2260 dengan toleransi ±50 meter dpal. Sampel penelitian menggunakan 10 rumah

ventakuler di daerah kabupaten Temanggung dengan masing masing 5 (Lima) bahan dinding kayu

dan 5 (Lima) bahan dinding batu ekspose, begitu juga pada sampel pada daerah Kabupaten

Wonosobo.

  Jenis penelitian adalah penelitian Survey dengan metode penelitian kuantitatif dan

berpendekatan kualitatif. Data kuantitatif berupa hasil pengukuran suhu dan kelembaban udara baik

di dalam maupun di luar rumah tinggal vernakuler dataran tinggi tepatnya di lereng gunung Sindoro

dan Sumbing di daerah Wonosobo dan Temanggung yang berupa dinding kayu dan batu ekspose

dengan lama pengukuran selama sehari semalam (24 jam) dengan periode pengukuran setiap satu

jam.

HASIL DAN PEMBAHASAN

  Penelitian di Kabupaten Wonosobo pada rumah dinding batu ekspose mengambil Sampel di

desa Kwadungan kecamatan Kalikajar rumah batu. Adapun Hasil Pengukuran disajikan pada tabel 2

dan 3 .

  Rumah 1 Rumah 2 Rumah 3 Rumah 4 Rumah 5 Jam Dlm Luar Dlm Luar Dlm Luar Luar Dlm Luar ∆ Dlm ∆ (

  C) (

  C) ∆ (

  C) (

  C) ∆ (

  

C) (

  C) (

  C) (

  C) ∆ (

  C) (

  C)

  6:00 20,5 22,3 1,8 21,0 22,6 1,6 21,1 21,5 0,4 22,1 22,8 0,7 21,1 23,1 2,0 7:00 21,5 23,1 1,6 22,8 22,8 0,0 22,0 21,6 0,4 22,0 21,9 0,1 22,3 22,9 0,6 8:00 22,1 23,6 1,5 22,6 23,9 1,3 22,9 22,0 0,9 22,6 22,8 0,2 22,9 23,4 0,5 9:00 24,3 22,1 2,2 22,8 23,4 0,6 23,3 22,7 0,6 22,2 23,2 1,0 23,7 23,6 0,1 10:00 23,1 25,1 2,0 22,9 23,8 0,9 23,7 22,8 0,9 22,2 23,2 1,0 22,7 27,3 4,6 11:00 23,0 25,5 2,5 22,6 23,6 1,0 23,0 22,9 0,1 22,2 23,3 1,1 22,4 26,9 4,5 12:00 23,4 26,0 2,6 22,1 23,7 1,6 23,0 23,0 0,0 22,6 25,8 3,2 22,2 23,6 1,4

  13:00 23,7 26,3 2,6 22,1 23,5 1,4 23,0 23,0 0,0 23,1 27,0 3,9 21,8 21,9 0,1 14:00 23,5 25,4 1,9 22,0 23,5 1,5 22,7 22,0 0,7 23,4 28,0 4,6 21,8 22,9 1,1 15:00 23,3 24,4 1,1 22,4 22,9 0,5 22,7 21,5 1,2 23,3 25,5 2,2 22,0 22,7 0,7 16:00 23,2 24,7 1,5 22,2 22,0 0,2 22,7 21,1 1,6 22,4 21,5 0,9 22,0 22,4 0,4 17:00 23,1 25,4 2,3 21,8 21,4 0,4 22,6 20,5 2,1 22,2 20,7 1,5 22,0 22,4 0,4 18:00 24,0 25,6 1,6 21,7 21,0 0,7 21,8 19,9 1,9 22,2 20,7 1,5 22,1 22,5 0,4 19:00 22,4 25,5 3,1 21,3 21,0 0,3 21,8 19,7 2,1 21,9 20,7 1,2 22,0 21,7 0,3 20:00 23,1 24,1 1,0 22,1 21,9 0,2 22,0 20,6 1,4 21,8 21,3 0,5 21,3 21,1 0,2 21:00 23,2 24,7 1,5 23,6 22,9 0,7 22,0 20,8 1,2 21,8 21,5 0,3 21,2 21,0 0,2 22:00 22,1 23,3 1,2 22,0 22,1 0,1 22,1 20,4 1,7 21,8 21,6 0,2 21,4 21,0 0,4 23:00 22,2 22,0 0,2 22,1 21,7 0,4 21,9 19,9 2,0 22,0 21,4 0,6 21,2 21,0 0,2 0:00 23,3 22,6 0,7 21,7 21,8 0,1 21,9 19,8 2,1 22,0 21,1 0,9 21,1 20,9 0,2 1:00 23,9 22,5 1,4 21,8 22,0 0,2 21,8 19,2 2,6 22,0 20,9 1,1 20,8 20,7 0,1

  C) Luar (

  C)

  C) Luar (

  C) Dlm (

  C) Luar (

  C) Dlm (

  C) Luar (

  C) Dlm (

  C) Luar (

  C) Dlm (

  Jam Rumah 1 Rumah 2 Rumah 3 Rumah 4 Rumah 5 Dlm (

  2:00 23,0 21,0 2,0 21,2 21,0 0,2 21,5 19,5 2,0 21,9 20,7 1,2 20,8 20,8 0,0 3:00 20,1 21,1 1,0 21,7 21,7 0,0 20,1 19,7 0,4 21,8 20,7 1,1 21,0 20,8 0,2 4:00 19,6 20,8 1,2 21,6 20,7 0,9 20,4 19,0 1,4 21,7 20,6 1,1 20,9 20,8 0,1 5:00 20,0 21,3 1,3 21,4 21,3 0,1 20,8 20,2 0,6 21,9 21,3 0,6 21,0 22,4 1,4 T Max 24,3 26,3 3,1 23,6 23,9 1,6 23,7 23,0 2,6 23,4 28,0 4,6 23,7 27,3 4,6 T Min 19,6 20,8 0,2 21,0 20,7 0,0 20,1 19,0 0,0 21,7 20,6 0,1 20,8 20,7 0,0

  

Tabel 3. Hasil Pengukuran Kelembaban pada Rumah Batu Ekspose di Wonosobo

(Sumber : Data Penulis, 2017)

sedangkan untuk Sampel rumah kayu di ambil di desa Patak Banteng kecamatan Kejajar kabupaten

Wonosobo. Adapun Hasil Pengukuran disajikan pada tabel 4 dan 5

  ±4,8

  S 1,9 3,5 5,0 5,7 2,9 6,7 2,6 5,9 4,1 12,4 ∆

  78,9 71,6 0,4 76,4 69,9 0,3 81,9 79,1 0,4 80,1 74,2 0,2 84,2 61,1 0,1 83,4 78,8 5,2 84,7 82,6 2,7 86,2 89,3 4,3 87,1 86,4 4,4 92,3 85,1 7,4

  85,7 85,2 12,4 93,1 91,3 6,6 89,9 97,5 8,5 89,5 94,3 15,1 96,6 96,0 23,8 RH Min

  6:00 84,7 80,7 4,0 78,6 77,1 1,5 81,9 80,7 1,2 86,0 80,8 5,2 84,9 61,1 23,8 7:00 85,7 81,9 3,8 78,8 79,8 1,0 82,2 80,6 1,6 86,1 81,1 5,0 85,6 62,5 23,1 8:00 82,2 80,9 1,3 79,1 80,0 0,9 82,4 79,1 3,3 85,7 82,0 3,7 84,2 65,6 18,6 9:00 78,9 85,2 6,3 80,4 79,2 1,2 82,9 80,8 2,1 86,2 81,0 5,2 84,3 66,0 18,3 10:00 85,0 75,3 9,7 76,4 69,9 6,5 83,0 81,6 1,4 86,2 81,0 5,2 90,2 70,1 20,1 11:00 84,0 71,6 12,4 82,0 75,4 6,6 83,3 81,2 2,1 80,3 79,4 0,9 94,0 71,4 22,6 12:00 85,1 73,4 11,7 85,8 79,7 6,1 85,2 83,2 2,0 89,3 74,2 15,1 94,8 85,8 9,0 13:00 83,2 72,7 10,5 85,9 79,3 6,6 82,2 83,2 1,0 88,4 79,8 8,6 95,3 94,1 1,2 14:00 84,3 75,1 9,2 86,1 79,7 6,4 85,4 86,0 0,6 88,4 85,7 2,7 95,7 89,0 6,7 15:00 85,1 80,7 4,4 87,6 83,7 3,9 85,6 89,4 3,8 85,0 79,2 5,8 96,2 90,9 5,3 16:00 84,9 78,2 6,7 88,4 88,9 0,5 85,3 93,8 8,5 88,4 89,9 1,5 96,2 94,3 1,9 17:00 84,8 80,2 4,6 87,7 88,9 1,2 88,1 94,4 6,3 89,5 93,8 4,3 96,6 94,3 2,3 18:00 84,7 80,9 3,8 87,8 91,3 3,5 88,6 96,1 7,5 89,5 93,8 4,3 96,6 93,9 2,7 19:00 85,1 81,7 3,4 93,0 90,9 2,1 88,6 96,4 7,8 85,7 89,6 3,9 96,6 96,0 0,6 20:00 85,2 81,6 3,6 93,1 90,7 2,4 89,6 94,6 5,0 88,0 88,9 0,9 93,9 94,0 0,1 21:00 84,3 82,2 2,1 92,2 89,1 3,1 89,6 94,7 5,1 88,7 86,4 2,3 94,7 94,3 0,4 22:00 82,1 81,7 0,4 90,1 88,7 1,4 89,1 95,6 6,5 86,4 86,2 0,2 94,0 93,3 0,7 23:00 82,2 80,0 2,2 88,7 88,3 0,4 89,9 96,7 6,8 80,1 89,0 8,9 91,0 91,3 0,3 0:00 83,3 80,1 3,2 87,3 83,1 4,2 89,5 97,5 8,0 89,3 91,1 1,8 93,2 93,4 0,2 1:00 83,9 78,9 5,0 83,1 80,1 3,0 89,8 96,3 6,5 88,2 93,3 5,1 93,7 93,6 0,1 2:00 83,0 76,1 6,9 82,0 80,5 1,5 88,7 95,6 6,9 89,2 94,3 5,1 94,0 93,5 0,5 3:00 80,1 76,6 3,5 80,1 79,6 0,5 86,7 90,7 4,0 88,7 93,5 4,8 91,0 93,1 2,1 4:00 79,6 75 4,5 79,8 79,5 0,3 87,1 91,1 4,0 89,2 93,8 4,6 90,8 91,2 0,4 5:00 80,7 79,7 1,0 79,4 79,1 0,3 84,6 84,2 0,4 87,4 86,2 1,2 87,8 70,5 17,3 RH Max

  

Tabel 2. Hasil Pengukuran Suhu pada Rumah Batu Ekspose di Wonosobo

(Sumber : Data Penulis, 2017)

Jam Rumah 1 Rumah 2 Rumah 3 Rumah 4 Rumah 5 Dlm (%) Luar (%) ∆RH Dlm (%) Luar (%) ∆RH Dlm (%) Luar (%) ∆RH Dlm (%) Luar (%) ∆RH Dlm (%) Luar (%) ∆RH

  ±1,1

  22,6 23,7 1,7 22,1 22,3 0,6 22,1 21,0 1,2 22,2 22,4 1,3 21,7 22,4 0,8 S 1,3 1,8 0,6 1,0 0,9 1,3 0,5 2,1 0,7 1,7 ∆

  6:00 16,7 14,2 2,50 13,2 14,3 1,10 12,2 12,5 0,30 16,0 17,0 1,00 15,8 15,3 0,50 7:00 16,5 15,3 1,20 14,0 14,6 0,60 13,1 13,1 0,00 16,6 16,4 0,20 15,9 15,9 0,00 8:00 16,5 16,7 0,20 18,1 17,4 0,70 15,4 16,4 1,00 17,8 20,2 2,40 17,5 18,5 1,00

  9:00 18,3 18,3 0,00 20,2 18,9 1,30 18,9 20,5 1,60 19,8 23,3 3,50 18,6 19,5 0,90 10:00 18,7 18,8 0,10 20,7 19,9 0,80 20,8 21,5 0,70 21,0 19,8 1,20 19,5 21,8 2,30 11:00 18,5 20,6 2,10 22,9 21,1 1,80 23,0 23,6 0,60 20,5 18,8 1,70 20,5 24,2 3,70 12:00 19,1 20,5 1,40 22,8 21,8 1,00 23,1 24,6 1,50 21,5 21,6 0,10 22,0 25,0 3,00 13:00 18,8 18,2 0,60 23,2 22,8 0,40 23,5 28,2 4,70 21,4 18,8 2,60 20,5 20,4 0,10 14:00 17,9 16,3 1,60 23,4 23,5 0,10 24,0 32,5 8,50 20,0 16,7 3,30 20,4 21,7 1,30 15:00 17,6 16,2 1,40 22,3 26,2 3,90 23,6 34,2 10,60 19,9 18,4 1,50 20,3 20,6 0,30 16:00 17,3 16 1,30 21,0 23,5 2,50 23,5 32,9 9,40 19,7 17,3 2,40 20,3 24,5 4,20 17:00 17,2 15,4 1,80 19,4 19,6 0,20 21,4 20,5 0,90 19,3 16,8 2,50 19,0 18,5 0,50 18:00 17,1 15,3 1,80 17,9 16,5 1,40 21,3 17,7 3,60 18,7 15,9 2,80 17,7 16,1 1,60 19:00 17,8 15,2 2,60 15,7 14,4 1,30 21,0 17,5 3,50 18,2 15,3 2,90 16,6 15,1 1,50 20:00 17,9 15,2 2,70 15,3 14,3 1,00 21,1 17,1 4,00 18,1 14,9 3,20 16,6 15,3 1,30 21:00 17,5 15,3 2,20 15,1 14,1 1,00 21,3 16,6 4,70 18,2 15,0 3,20 16,3 15,9 0,40 22:00 17,3 15,1 2,20 14,7 13,8 0,90 20,8 16,6 4,20 17,9 15,1 2,80 15,9 14,4 1,50 23:00 17,2 15,1 2,10 14,2 13,0 1,20 20,1 15,5 4,60 17,6 14,9 2,70 15,4 14,0 1,40 0:00 17,2 15,2 2,00 13,7 12,7 1,00 20,2 15,7 4,50 17,1 14,5 2,60 15,0 13,7 1,30 1:00 17,3 15 2,30 13,3 12,4 0,90 20,1 15,8 4,30 16,9 14,3 2,60 14,8 13,5 1,30 2:00 17,2 14,6 2,60 13,0 12,0 1,00 19,2 13,9 5,30 16,3 14,1 2,20 14,7 13,4 1,30 3:00 17,3 14,3 3,00 12,6 11,5 1,10 18,4 12,6 5,80 16,0 13,9 2,10 14,6 13,2 1,40 4:00 17,4 14,2 3,20 12,1 11,0 1,10 18,3 12,7 5,60 15,7 13,5 2,20 14,5 13,0 1,50 5:00 17,1 14,3 2,80 12,7 10,8 1,90 17,9 12,9 5,00 15,5 13,3 2,20 14,1 12,7 1,40 T Max 19,1 20,6 3,2 23,4 26,2 3,9 24,0 34,2 10,6 21,5 23,3 3,5 22,0 25,0 4,2 T Min 16,5 14,2 12,1 10,8 0,1 12,2 12,5 15,5 13,3 0,1 14,1 12,7

  17,56 16,05 1,82 17,15 16,67 1,18 20,09 19,38 3,95 18,32 16,66 2,25 17,35 17,34 1,40 S 0,70 1,87 4,01 4,62 3,11 6,70 1,86 2,66 2,42 3,97 ∆

  ±2,12

  

Tabel 4. Hasil Pengukuran Suhu pada Rumah Kayu di Wonosobo

(Sumber : Data Penulis, 2017)

Jam Rumah 1 Rumah 2 Rumah 3 Rumah 4 Rumah 5 Dlm (%) Luar (%) ∆RH Dlm (%) Luar (%) ∆RH Dlm (%) Luar (%) ∆RH Dlm (%) Luar (%) ∆RH Dlm (%) Luar (%) ∆RH

  6:00 91 96,7 5,70 89,0 84,9 4,10 97,6 90,9 6,70 98,0 83,7 14,30 84,4 82,2 2,20 7:00 91,4 94,7 3,30 89,5 83,4 6,10 96,6 88,9 7,70 88,7 90,4 1,70 83,1 84,3 1,20 8:00 91,2 88,1 3,10 82,3 81,0 1,30 89,2 78,8 10,40 89,0 80,1 8,90 79,7 75,7 4,00 9:00 88 84,5 3,50 63,1 63,3 0,20 80,6 65,7 14,90 85,5 67,1 18,40 78,1 74,1 4,00 10:00 88,3 84,5 3,80 59,1 59,9 0,80 77,5 70,3 7,20 81,9 82,5 0,60 74,1 65,0 9,10 11:00 88,9 80,1 8,80 54,7 59,8 5,10 79,1 69,6 9,50 82,3 87,6 5,30 70,9 60,9 10,00 12:00 88,7 80,4 8,30 59,5 56,1 3,40 75,6 67,1 8,50 82,0 75,6 6,40 70,3 59,1 11,20 13:00 86,1 88,9 2,80 61,8 66,1 4,30 73,4 60,1 13,30 79,7 84,2 4,50 73,7 74,4 0,70 14:00 88 93,1 5,10 61,8 57,3 4,50 71,4 44,3 27,10 80,4 90,8 10,40 73,8 69,5 4,30 15:00 89,7 94,9 5,20 65,9 52,6 13,30 69,3 41,3 28,00 81,9 82,3 0,40 75,4 75,3 0,10 16:00 89,2 94,2 5,00 73,3 63,4 9,90 69,1 41,5 27,60 81,0 89,2 8,20 74,7 60,6 14,10 17:00 88,7 95,5 6,80 79,6 75,8 3,80 78,2 79,0 0,80 81,8 91,1 9,30 74,8 79,0 4,20 18:00 89,6 95,6 6,00 72,7 77,7 5,00 78,9 80,2 1,30 81,4 88,4 7,00 79,7 85,1 5,40 19:00 89,2 96,5 7,30 74,6 82,5 7,90 79,2 73,5 5,70 82,4 89,9 7,50 82,7 90,3 7,60 20:00 89,4 97,1 7,70 75,7 80,1 4,40 78,9 94,4 15,50 82,7 93,7 11,00 85,8 94,4 8,60 21:00 89,1 96,8 7,70 70,7 75,8 5,10 79,6 95,5 15,90 82,4 93,5 11,10 84,2 94,9 10,70 22:00 90 97,3 7,30 76,3 80,5 4,20 80,3 94,6 14,30 82,8 93,8 11,00 85,0 91,7 6,70 23:00 90,4 97,4 7,00 81,2 86,3 5,10 80,0 92,3 12,30 83,3 93,9 10,60 85,8 90,1 4,30 0:00 91 97,3 6,30 83,7 87,8 4,10 80,8 98,4 17,60 83,9 94,1 10,20 86,9 89,6 2,70 1:00 91,6 97,4 5,80 84,5 87,9 3,40 81,2 97,5 16,30 84,7 94,5 9,80 87,2 91,4 4,20 2:00 92,3 97,2 4,90 86,9 88,0 1,10 81,9 98,1 16,20 85,4 94,6 9,20 87,3 92,3 5,00 3:00 92,6 97,3 4,70 87,9 88,1 0,20 82,4 98,8 16,40 85,7 94,7 9,00 87,9 94,2 6,30 4:00 92,9 97,2 4,30 89,1 88,6 0,50 82,7 98,7 16,00 86,0 94,9 8,90 88,5 94,9 6,40 5:00 93,3 97 3,70 80,4 88,9 8,50 82,9 99,4 16,50 86,3 95,0 8,70 88,7 95,5 6,80

  RH Max 93,3 97,4 8,8 89,5 88,9 13,3 97,6 99,4

  28

  98 95 18,4 88,7 95,5 14,1 RH Min 86,1 80,1 2,8 54,7 52,6 0,2 69,1 41,3 0,8 79,7 67,1 0,4 70,3 59,1 0,1

  90,03 93,32 5,59 75,14 75,66 4,43 80,27 79,95 13,57 84,13 88,57 8,43 80,95 81,85 5,83

  S

  1,74 5,52 10,66 12,03 6,71 18,63 3,74 6,97 5,98 11,90

  ∆ ±7,57

  

Tabel 5. Hasil Pengukuran Kelembaban pada Rumah Kayu di Wonosobo

(Sumber : Data Penulis, 2017)

Hasil penelitian di kabupaten Wonosobo berdasar tabel 2 dan 4, diperoleh rata rata suhu

ruangan dalam ruang antara rumah dinding batu ekspose dan rumah dinding kayu lebih hangat rumah

dindin batu ekspose. Namun jika kita cermati lagi, dengan melihat perbandingan suhu dalam ruangan

dan luar ruangan ternyata rumah berdinding kayu memiliki suhu lebih besar dari pada suhu di luar

ruangan. Dengan melihat perbandingan suhu di luar dan di dalam ruang diperoleh suhu ruangan

rumah dinding kayu lebih dapat mengimbangi perubahan suhu udara di luar ruang dan menjaga suhu

  

ruang untuk selalu lebih hangat dari pada suhu di luar, tercatat saat suhu dibawah 19 C suhu ruangan

dalam ruangan selalu lebih besar. Batu ekspose memiliki selisih suhu luar dan dalam ruangan rata –

rata ±1,1 dengan suhu minimum luar ruangan antara 19 C dan maksimal 27,3 C sedangkan pada

rumah dinding kayu dengan perbedaan suhu luar dan dalam rata-rata ±2,12 dengan suhu minimal

ruangan 10,8 C dan maksimal 34,2 C dari melihat kondisi data tersebut rumah berdinding kayu lebih

data menjaga kondisi termal ruangan baik saat suhu udara luar suhu rendah maupun saat suhu udara

luar tinggi. Dengan melihat laju perubahan suhu tiap waktu yang lebih besar yaitu 0,704,01

sedangkan pada batu ekapose 0,5 – 1,3 Hal ini dikarenakan kalor jenis batu lebih besar dari pada

kayu, sehingga untuk menaikan 1 C bahan diperlukan jumlah kalor lebih besar batu ekspose

daripada dinding kayu.

  6 T Min 19,7 18 18,8 20,4 20,2 17,8 20,1 17,9 0,2 20,8 17,8 0,1 22,05 20,74 1,40 22,21 23,41 1,56 21,58 21,18 2,21 21,60 21,06 1,78 22,79 21,53 2,91

  22

  20 2 23,4 19,6 3,8 22:00 21,1 18,9 2,2 22,6 22,5 0,1 21,4 19,6 1,8 21,9 19,7 2,2 23,2 19 4,2 23:00 20,9 18,9 2 22,4 22,2 0,2 21,4 19,3 2,1 21,4 18,9 2,5 22,9 18,6 4,3 0:00 20,8 18,8 2 22,3 21,9 0,4 21,4 19,3 2,1 21,2 18,8 2,4 22,5 18 4,5 1:00 20,4 18,6 1,8 22,3 21,6 0,7 21,2 19 2,2

  21

  19 2 22,1 18 4,1 2:00 20 18,2 1,8 22,2 21,4 0,8 21 18,9 2,1

  21

  19 2 21,8 17,9 3,9 3:00 19,9 18 1,9 22 21,1 0,9 21 18,9 2,1 20,7 18,8 1,9 21,6 17,9 3,7 4:00 19,8 18,1 1,7 21,3 20,5 0,8 20,8 18,5 2,3 20,5 18,4 2,1 21,4 18,2 3,2 5:00 19,7 18,1 1,6 18,8 20,4 1,6 20,6 18,5 2,1 20,5 18 2,5 21 17,8 3,2 T Max 25,8 25,9 3 23,2 26,4 4 22,7 27,3 4,9 22,7 25,6 3,4 24,3 27,5

  S 2,07 2,66 0,95 2,16 0,70 2,93 0,84 2,40 1,07 3,45 ∆ ±1,97

  2 22 24,4 2,4 10:00 24,2 24,2 22,5 26,3 3,8 22,2 24,4 2,2 21,5 24,2 2,7 22,5 26,0 3,5 11:00 24,3 24,5 0,2 22,8 26,1 3,3 22 24,9 2,9 22,2 25,6 3,4 23,3 27,0 3,7 12:00 24,6 24,9 0,3 23 26,3 3,3 21,9 24 2,1 22,2 22,5 0,3 23,6 26,5 2,9 13:00 25,8 25,9 0,1 23,1 26,4 3,3 22,5 22,4 0,1 22,2 24,5 2,3 24,3 27,5 3,2 14:00 25,3 25 0,3 23,2 26,1 2,9 22,4 27,3 4,9 22,5 24,3 1,8 24,1 26,2 2,1 15:00 25,4 23,6 1,8 22,3 26,3 4 22,7 25,6 2,9 22,5 23,1 0,6 24 25,1 1,1 16:00 24,2 22,7 1,5 22,6 25,4 2,8 22,5 22,5 22,7 24,3 1,6 23,9 24,4 0,5 17:00 23,4 21,9 1,5 22,9 23,3 0,4 22,4 21,3 1,1 22,7 22,4 0,3 23,2 22,3 0,9 18:00 23,1 20,1 3 22,7 23,7 1 21,9 20,4 1,5 22,5 21,6 0,9 23,4 21,5 1,9 19:00 21,8 19,6 2,2 22,6 23,2 0,6 21,8 19,4 2,4 22,4 20,9 1,5 23,4 20,4

  

Tabel 6. Hasil Pengukuran Suhu pada Rumah Batu Ekspose di Temanggung

(Sumber : Data Penulis, 2017)

Jam Rumah 1 Rumah 2 Rumah 3 Rumah 4 Rumah 5 Dlm (%) Luar (%) ∆RH Dlm (%) Luar (%) ∆RH

  

Dlm

(%)

Luar (%) ∆RH Dlm (%) Luar (%) ∆RH Dlm (%) Luar (%) ∆RH

  6:00 88,8 94,2 5,4 85,7 80 5,7 85 94,42 9,42 84,9 90,1 5,2 81 90,4 9,4 7:00 88,8 95,9 7,1 85,7 80 5,7 84,7 90,8 6,1 85,6 90,5 4,9 83 84,1 1,1 8:00 83,9 87,9

  4

  85

  76

  3 20:00 21,1 19,5 1,6 22,6 23,2 0,6 21,3 19 2,3 22,3 20,2 2,1 23,4 20 3,4 21:00 21,4 19,1 2,3 22,7 22,7 21,8 18,9 2,9

  6 7:00 19,8 18,5 1,3 21,1 20,7 0,4 20,2 18,5 1,7 20,2 19,0 1,2 20,8 20,9 0,1 8:00 20,9 20,4 0,5 22 25,4 3,4 21,4 23,4 2 21,2 21,4 0,2 21,2 21,5 0,3 9:00 21,4 22,0 0,6 22,4 24,5 2,1 21,7 26,5 4,8 20,9 22,9

  Data kelembaban di kabupaten Wonosobo berdasar tabel 3 dan 5 menunjukan bahwa rumah

batu ekspose lebih lembab dari pada rumah kayu. Pada rumah batu ekspose terlihat bahwa

perubahan kelembapan setiap waktu lebih lamban daripada rumah kayu, padahal kelembaban di luar

rumah batu lebih cepat mengalami perubahan terlihat interval perubahan data kelembaban antara

kelembapan terkecil dan terbesar lebih besar rumah batu daripada rumah kayu, hal ini dikarenakan

konduktivitas termal antara batu (0,04 W/m

  C) Dlm (

  C) dan kayu (0,12-0,14 W/m

  C) lebih besar kayu, sehingga uap air yang ada dalam ruangan lebih mudah untuk di hilangkan. Penelitian di Kabupaten Temanggung pada rumah dinding batu ekspose mengambil Sampel

di desa Tlahab Kecamatan kledung kabupaten temanggung. Adapun Hasil Pengukuran disajikan

pada tabel 6 dan 7

  Jam Rumah 1 Rumah 2 Rumah 3 Rumah 4 Rumah 5 Dlm (

  C) Luar (

  C) Dlm (

  C) Luar (

  C) Luar (

  18

  C) Dlm (

  C) Luar (

  C) Dlm (

  C) Luar (

  C)

  6:00 19,8 18,3 1,5 20,7 20,7 20,3 17,8 2,5 20,1 17,9 2,2

  24

  9 86 78,0 8 83,0 79,6 3,4 83,7 79,3 4,4 9:00 82 80,4 1,6 85,8 75,0 10,8 87,7 67,5 20,2 81,8 70,6 11,2 85,3 76,2 9,1 10:00 79,5 77,6 1,9 80,9 70 10,9 86,4 74,6 11,8 83,1 71,5 11,6 84,5 71,1 13,4 11:00 80,8 78,1 2,7 81,3 69 12,3 85,7 74,7 11 81,0 64,7 16,3 81,8 66,1 15,7 12:00 79,5 77,9 1,6 84,2 69 15,2 86,3 78,6 7,7 83,8 66,3 17,5 77,9 66,5 11,4

  13:00 78,4 75,7 2,7 88,1 68 20,1 81,9 77 4,9 81,6 69,9 11,7 70,3 56,6 13,7 14:00 80 78,5 1,5 88,1 70 18,1 82,9 65,2 17,7 85,7 77,7 8,0 72,7 63,1 9,6 15:00 79,5 84 4,5 88,3 68 20,3 82 67,2 14,8 88,1 84,9 3,2 71,5 64,4 7,1 16:00 82,9 88,4 5,5 86,4 71 15,4 82,8 79,7 3,1 88,0 81,7 6,3 70 66,9 3,1 17:00 84,1 90,3 6,2 89,4 74 15,4 83,2 80,9 2,3 88,8 89,4 0,6 79 84,5 5,5 18:00 84,4 91,3 6,9 88,4 74 14,4 81 83,2 2,2 89,3 90,5 1,2 82,9 90,4 7,5 19:00 85,5 95,4 9,9 88,4 74 14,4 84,8 95,2 10,4 89,6 94,9 5,3 82,6 87,8 5,2 20:00 88 96,1 8,1 90,4 75 15,4 82 90,8 8,8 88,7 97,2 8,5 81,7 88,9 7,2 21:00 87,6 96,6 9 89,6 74 15,6 83,4 93,7 10,3 88,3 96,6 8,3 81,9 89,8 7,9 22:00 87,8 97,3 9,5 88,9 75 13,9 84,5 88,7 4,2 87,8 94,3 6,5 80,9 89,5 8,6 23:00 88,1 97,8 9,7 88,4 75 13,4 83,9 88,1 4,2 87,7 97,2 9,5 80,3 89,6 9,3 0:00 87,8 96,9 9,1 89,1 76 13,1

  

Tabel 8. Hasil Pengukuran Suhu pada Rumah Kayu di Temanggung

(Sumber : Data Penulis, 2017)

Jam Rumah 1 Rumah 2 Rumah 3 Rumah 4 Rumah 5 Dlm (%) Luar (%) ∆RH Dlm (%) Luar (%) ∆RH

  18

  16 2 17,3 15,8 1,5 22:00 14,8 14,8 16,8 15,2 1,6 19,5 16,5 3 17,7 16 1,7 16,9 15,3 1,6 23:00 25,3 15 10,3 16,6 15,1 1,5 17,5 16,1 1,4 17,4 16,2 1,2 15,5 15 0,5 0:00 23,2 14,7 8,5 16,5 14,7 1,8 16,9 15,9 1 17,1 15,8 1,3 16 14,8 1,2 1:00 21,6 14,7 6,9 16,3 14,3 2 16,4 15,1 1,3 16,9 15,3 1,6 15,8 14,6 1,2 2:00 20,5 14,7 5,8 16,1 14,2 1,9 16,1 14,9 1,2 16,7 14,6 2,1 15,7 14,6 1,1 3:00 19,7 14,6 5,1 16 14,2 1,8 16 14,4 1,6 16,4 13,8 2,6 15,5 14,3 1,2 4:00 19,1 14,3 4,8 16 14,4 1,6 15,9 14,2 1,7 16,1 13,5 2,6 15,4 14,4

  1 5:00 18,5 13,9 4,6 15,9 14,2 1,7 15,6 13,8 1,8 15,7 13 2,7 15,4 14,4

  1 T Max 25,3 19,8 10,3 20,3 24,0 4,4 20,5 21,4 3,1 21,3 23,3 3,3 23,2 25,0 6,4 T Min 14,8 13,8 15,7 14,1 15 13,8 0,3

  15 13 0,2 15,4 14,1 0,3 18,77 16,16 2,77 17,27 16,89 1,58 17,98 17,15 1,90 18,05 17,03 1,85 18,12 17,81 1,43

  S 2,58 1,82 1,32 3,01 1,66 2,49 1,69 2,75 2,41 3,48 ∆

  ±1,91

  

Dlm

(%)

Luar (%) ∆RH Dlm (%) Luar (%) ∆RH Dlm (%) Luar (%) ∆RH

  17 2 18,3 16,6 1,7 18,2 16,5 1,7 19:00 15,5 15,5 17,3 16,1 1,2 19,5 16,9 2,6 18,4 16,2 2,2 17,6 16,1 1,5 20:00 15,2 15,2 17,2 15,7 1,5 19,8 16,7 3,1 18,4 16,1 2,3 17,2 16,2

  6:00 78,9 97 18,1 90,4 95,2 4,8

  89

  80 9 87,9 86 1,9 90,4 95,2 4,8 7:00 74,3 76,6 2,3 90,3 94,5 4,2 90,6 82 8,6 85,4 79 6,4 84,2 58,6 25,6 8:00 90 82,5 7,5 88,9 89,7 0,8

  83

  76

  7

  85

  74 11 84,4 80,3 4,1 9:00 94,9 90,9 4 91,1 89,2 1,9 83,6 72 11,6 85,8 72 13,8 81,2 74,2

  1 21:00 15,3 15,3 17 15,7 1,3 19,5 16,6 2,9

  19

  84

  C) Dlm (

  89 5 85,6 95 9,4 79,7 86,3 6,6 1:00 86 94,7 8,7 86,1 77 9,1 83,4 88,8 5,4 86,3 95 8,7 79,2 83,4 4,2 2:00 86,1 95,1 9 87,9 77 10,9 83,3 89 5,7 85,9 94,1 8,2 79,1 84,8 5,7 3:00 87,9 95,9 8 86,3 78 8,3 85,4 90,9 5,5 85,2 90,9 5,7 81,1 94,2 13,1 4:00 87,8 95,8 8 88,4 77 11,4 84 90,9 6,9 85,6 96,1 10,5 80,5 91,2 10,7 5:00 87,7 94,8 7,1 88,2 78 10,2 83,8 90,7 6,9 87,6 96,3 8,7 80,2 91,4 11,2 RH Max 88,8 97,8 9,9 90,4 80 20,3 87,7 95,2 20,2 89,6 97,2 17,5 85,3 94,2 15,7 RH Min 78,4 75,7 1,5 80,9 68 5,7 81 65,2 2,2 81 64,7 0,6 70 56,6 1,1

  84,70 89,86 6,15 87,04 74,17 12,88 84,09 83,65 8,02 85,96 86,46 7,93 79,62 80,69 8,36

  S 3,53 7,74 2,42 3,64 1,64 9,08 2,54 10,86 4,29 11,25 ∆

  ±8,67

  

Tabel 7. Hasil Pengukuran Kelembaban pada Rumah Batu Ekspose di Temanggung

(Sumber : Data Penulis, 2017)

Sedangkan untuk Sampel rumah kayu di ambil di Desa paponan Kecamatan kledung kabupaten

temanggung. Adapun Hasil Pengukuran disajikan pada tabel 8 dan 9

  Jam Rumah 1 Rumah 2 Rumah 3 Rumah 4 Rumah 5 Dlm (

  C) Luar (

  C) Luar (

  1 16:00 18,1 18,1 18,3 17,8 0,5 20,5 17,9 2,6 19,5 16,8 2,7 20 19,7 0,3 17:00 17,2 17,2 18 17,4 0,6 18,8 17,7 1,1 18,5 16,7 1,8 18,6 16,8 1,8 18:00 15,8 15,8 17,8 16,7 1,1

  C) Dlm (

  C) Luar

(

  C) Dlm (

  C) Luar (

  C) Dlm (

  C) Luar (

  C)

  6:00 18,2 13,8 4,4 15,7 14,1 1,6 15,1 13,8 1,3 15 13,1 1,9 15,7 14,1 1,6 7:00 17,9 19,8 1,9 15,7 14,5 1,2 15 14,7 0,3 15,6 18,8 3,2 16,8 23,2 6,4 8:00 16,9 16,8 0,1 16,5 16 0,5 19,5 17 2,5 17,3 19,1 1,8 19,1 20,3 1,2 9:00 18,5 17,1 1,4 16,5 16,6 0,1 19 21,4 2,4 20,0 23,3 3,3 20,4 21,9 1,5 10:00 18,6 16 2,6 17,5 19,5 2 18,4 20,4 2 21,3 21,6 0,3 22,2 23,5 1,3 11:00 19,9 16,1 3,8 18,5 21,8 3,3 18,3 20,8 2,5 20,6 22,1 1,5 23,2 25,0 1,8 12:00 19 16,8 2,2 19,6 24 4,4 18,8 21,2 2,4 20 19,2 0,8 21 21,9 0,9 13:00 20,5 19,7 0,8 20,3 23,3 3 18,8 21,4 2,6 19,4 19,2 0,2 21,3 21,7 0,4 14:00 20,5 18,7 1,8 19,5 21,1 1,6 18,9 19,8 0,9 19,1 18 1,1 20 18,3 1,7 15:00 20,6 19,2 1,4 18,8 18,8 18,8 17,5 1,3 19,7 17,8 1,9 20,1 19,1

  7 10:00 88,9 89,7 0,8 85,5 76 9,5 89,9 75 14,9 80,9 65 15,9 70,9 66,2 4,7

  11:00 84,5 94,6 10,1 82,4 68 14,4 90,4 74 16,4 81,3 69 12,3 72,9 66,3 6,6 12:00 83,2 94,9 11,7 83,7 64,6 19,1 90,1 74 16,1 84,2 77 7,2

  74

  84

  95 11 85,6 90 4,4 88,1 93,8 5,7 22:00

  96 96 90,7 94,3 3,6 82,2 95 12,8 85,5 95 9,5 86,3 95,8 9,5 23:00 63,7 97,4 33,7 90,1 94,7 4,6 88,5 93 4,5 88,1 95 6,9 87,8 96 8,2 0:00 67,3 97,4 30,1 90,3 95 4,7

  90

  95 5 88,7 95 6,3 89 97,1 8,1 1:00 70,5 96,1 25,6 90

  95 5 89,2 94 4,8 88,7 96 7,3 89,2 97,5 8,3 2:00 73,4 94,8 21,4 90,5 95,9 5,4 90,1 95 4,9 88,7 95 6,3 89,8 97,1 7,3 3:00

  90 16 90,6 96,1 5,5 90,5 92 1,5 88,3 96 7,7 89,5 97 7,5 4:00 75,2 91,4 16,2 91 96,3 5,3 90,7 94 3,3 87,7 97 9,3 89,9 96,9

  88 2 85,2 94,7 9,5 19:00

  7 5:00 77,6 96,3 18,7 90,6 96 5,4 90,4 95 4,6 85,1 97 11,9 89,8 97,2 7,4 RH Max 97,5 97,5 33,7 91,1 96,3 19,1 90,7 95 16,4 89,5 97 15,9 90,4 97,5 25,6 RH Min 63,7 76,6 81,1 64,6 0,1 82,2 72 0,5 80,9 65 0,5 70,9 58,6

  83,15 91,35 9,22 88,00 87,78 5,26 87,68 85,71 7,71 86,26 86,17 6,53 84,04 87,48 7,44 S 9,88 6,12 3,21 9,94 3,18 8,30 2,19 9,49 5,84 11,71 ∆ ±7,23

  

Tabel 9. Hasil Pengukuran Kelembaban pada Rumah Kayu di Temanggung

(Sumber : Data Penulis, 2017)

Berdasar dari tabel 6 dan 8, suhu ruangan pada rumah dinding batu ekspose dan rumah

dinding kayu di Kabupaten Temanggung menunjukan bahwa pada dinding batu ekspose suhu ruang

rata rata antara 21,58 C sampai dengan 22,79 C dan pada rumah kayu suhu rata-rata ruang berkisar

17,27 C sampai dengan 18,77 C secara data memang lebih hangat dinding batu ekspose tetapi

secara perbandingan rata – rata setiap rumah antara dinding kayu dan batu ekspose lebih besar

dinding kayu, hal ini menunjukan dinding rumah dinding kayu lebih dapat menghasilkan kondisi termal

yang lebih baik dari pada kondisi termal di luar.

  Berdasar data standar deviasi laju perubahan suhu dapat di lihat bahwa rumah kayu memiliki

laju perubahan suhu lebih cepat daripada rumah batu ekspose setiap waktunya, hal ini di sebabkan

karena rumah batu memiliki kalor jenis yang tinggi daripada rumah kayu, sehingga untuk menaikan

1 C bahan diperlukan kalor yang lebih besar daripada bahan kayu.

  Data kelembaban udara pada sampel di kabupaten Temanggung berdasar tabel 9 dan 7

diperoleh bahwa pada rumah dinding batu ekspose diperoleh kelembaban dari lima rumah sampel

memiliki kelembaban rata – rata 79,62 – 87,04%, sedangkan pada rumah dinding kayu 83,15 –

88,00%, dalam perhitungan secara rata – rata kelembaban udara dalam ruang lebih tinggi rumah

kayu, namun jika kita melihat data suhu kelembaban udara luar ruang dan laju perubahan

kelembaban mulai pukul 15.00 sampai dengan 05.00 WIB (pada saat sebagian besar rumah ventilasi

mulai di tutup) laju perubahan kelembaban udara dinding kayu lebih dapat menurunkan

kelembapannya, sedangkan rumah dinding batu ekspose lebih pelan menurunkan kelembabannya

ini menjadikan rumah lebih lembab.

  Bedasar dari analisis data pada daerah lereng pegunungan di daerah kabupaten Wonosobo,

dan Temanggung diperoleh bahwa antara rumah tinggal verbakuler berdinding batu ekspose dan

dinding kayu, lebih efektif rumah dinding kayu. Secara fisika bahwa besar konduktivitas termal antara

batu ekspose dan kayu lebih besar kayu, dimana kalor jenis kayu 0,12-0,14 W/m C dan batu 0,04

W/m C (Kane & Sternheim, 1988) secara fisika dinding batu lebih lambat dalam melepas atau

menyerap kalor, karena sifat konduktornya lebih kecil daripada kayu sehingga dalam proses transfer

panas, dinding batu lebih lambat, kalor jenis antara batu dan kayu lebih besar batu, dimana kalor

jenis kayu adalah 400 Kkal/kg C (Kane & Sternheim, 1988), sehingga dalam menyerap atau melepas

kalor dinding batu lebih banyak membutuhkan kalor lebih besar.

  96 96 89,3 90,8 1,5 83,8 89 5,2 89,5 89 0,5 84,7 94,1 9,4 20:00 96,1 96,1 90 90,7 0,7 83,8 90 6,2 85,6 88 2,4 87 95,1 8,1 21:00 97,5 97,5 90 94,4 4,4

  86

  76

  88

  76 13:00 82,8 83,4 0,6 81,1 67,2 13,9 90,2 75 15,2

  85

  78 7 72,8 78,5 5,7 14:00 81,9 85,6 3,7 82,5 76,5 6 89,9 78 11,9 86,4 85 1,4 82 90,4 8,4 15:00 81,9 81,9 84,6 84,7 0,1

  90

  85

  5

  86

  95 95 86,2 89,1 2,9 87,5 87 0,5

  2

  82

  86

  4 16:00 84,9 84,1 0,8 86,1 85 1,1 83,5 86 2,5 85,3 87 1,7

  81

  85

  4 17:00 87,2 87,2 86,2 87,7 1,5 83,4 86 2,6 87,5 89 1,5 82,8 90,4 7,6 18:00

  Berdasar sifat fisika kedua bahan tersebut, maka logis data keadaan suhu dan kelembaban

tiap waktu pada rumah kayu dan batu ekspose di daerah kabupaten Wonosobo dan kabupaten

Temanggung. Dimana rumah kayu dapat menyimpan kalor dari kalor saat suhu luar ruangan tinggi

dan melepas pelan – pelan pada saat suhu luar ruangan rendah, sehingga kondisi termal dalam

ruangan lebih hangat daripada lingkungan luar. Sedangkan pada dinding batu ekspose karena

  

memiliki kalor jenis bahan yang lebih besar dan konduktivitas termal lebih rendah, maka dinding batu

ekpose lebih lamban dalam transfer panas, dan karna memiliki kalor jenis yang tinggi maka dalam

menyerap atau melepas kalor membutuhkan kalor yang besar, sementara suhu di daerah

pegunungan relatif kecil sehingga dalam menyimpan kalor rumah batu menjadi lebih sedikit, saat

kondisi termal luar ruang lebih panas, dinding batu ekspose lamban dalam menyesuaikan karena

faktor kalor jenis, sehingga kurang maksimal dalam menciptakan kenyamanan termal dalam ruangan.

Sementara saat suhu termal luar ruangan lebih dingin, kalor yang ada dalam ruangan harus dilepas

untuk menyesuaikan dengan keadaan luar sehingga kenyamanan dalam ruangan menjadi lebih

dingin.

  Variabel kelembaban juga tidak jauh beda dengan dengan teori kalor. Secara teori saat suhu

udara tinggi kelembaban udara rendah, dan saat suhu rendah kelembaban udara tinggi, hal ini akan

lebih terlihat pada saat ventilasi pada ruangan ditutup (pukul 15.00 sampai 05.00 WIB), pada rumah

dinding kayu dapat menciptakan kelembaban yang lebih nyaman daripada lingkungan luar,

sedangkan pada dinding batu ekspose saat ventilasi ditutup (pukul 15.00 sampai 05.00 WIB) dimana

suhu udara rendah dan kalor dalam ruangan terserap keluar keadaan kelembaban udara dalam ruang

dinding batu ekpose setabil pada kodisi tinggi. Sedangkan pada saat pagi sampai siang dinding kayu

menyesuaikan keadaan termalnya, sedangkan pada dinding batu ekspose masih dalam keadaan

dingin dan lambat

KESIMPULAN DAN SARAN

  Berdasar penelitian yang sudah di laksanakan dapat di simpulkan bahwa rumah dinding kayu

lebih cocok digunakan pada daerah pegunungan, yang dikarenakan perubahan suhu luar ruang relatif

lebih kecil, rumah dinding kayu lebih mudah menyerap panas dan menjaga panas dalam ruangan

sehingga lebih dapat menciptakan kenyamanan termal. Sedangkan untuk rumah dinding batu

eskpose lebih cocok digunakan pada daerah dengan kondisi termal ekstrim, dimana saat siang hari

suhu udara lebih terasa panas dan malam hari suhu udara lebih dingin, karena saat siang hari sifat

konduktivitas termal dan kalor jenis bahan lebih bekerja maksimal sementara keadaan dalam ruangan

tidak terlalu panas, sementara pada saat malam dimana udara sangat dingin, kalor dalam ruang

secara lebih pelan melepas, sehingga kondisi dalam ruang lebih hangat. Rumah dinding batu

ekspose akan lebih efektif disaat kondisi musim kemarau dimana perbedaan suhu antara siang dan

malam hari sangat besar pada daerah pegunungan.

UCAPAN TERIMA KASIH

  Dengan terselesaikan artikel hasil penelitian ini, penulis mengucapkan terimakasih yang sedalam – dalamnya kepada :

  1. Allah S.W.T. atas limpahan karunia-Nya sehingga penulis dapat melaksanakan penelitian dan menyelesaikan artikel dengan baik.

  2. Kemenristek Dikti. Atas dana batuan/Hibah yang telah di berikan sehingga peneliti dapat

melaksanakan penelitian dari tahap awal hingga penyusunan artikel hasil penelitian ini

  3. Rektor dan Keluarga Besar UNSIQ Jawa Tengah di Wonosobo, atas dukungan, masukan dan arahannya sehingga dapat terselesaikannya artikel penelitian ini

  4. Keluargaku tercinta.

DAFTAR PUSTAKA

  Asan, H. 2006. “Numerical computation of time lags and decrement factors for different building materials. Building and Environment 41 (2006)” 615–620. Basaria, T. 2005. “Menciptakan Kenyamanan Thermal dalam Bangunan. Jurnal Sistem Teknik

  Industri”. Vol. 06, No. 03, Hal. 148-158 Hermawan, E. Priyanto, & E. Setyowati. 2014. “The Diference of Thermal Performance Between

  

House With Wooden Walls and Exposed Brick Walls in Tropical Coasts. Proseeding

Environmental Sciences”. 23 (2015), Hal. 168-174. International Conference on Tropical and Coastal Region Eco-Development 2014(ICTCRED 2014).

  I Putu, Z.A, 2014. Ragam Arsitektur Berdasar Iklim dan Tempat. Bali: Universitas Udayana Kane, J.W., Sternheim, M. 1988. “Phisycs. 3rd Edition”. John Wiley: International Student Edition

  Nematchoua, M. K., Tchinda, R., Ricciardi, P., & Djongyang, N. 2014. “A field study on thermal

comfort in naturally-ventilated buildings located in the equatorial climatic region of

Cameroon. Renewable and Sustainable Energy Reviews”, 381–393

  

Nematchoua, Modeste Kameni J.A. 2016. “Building Construction material effect in tropical wet and

cold climates: A case study of office buildings in Cameroon. Case Studies in Thermal engineering”, 55-65

  

Widiastuti, R., Prianto, E., & Budi, W. S. 2014. “Evaluasi Termal Dinding Bangunan dengan Vertical

Garden”. Jurnal PPKM UNSIQ , 1-12