Dataran Tinggi Lindu Lindu dan Dataran
PBNGETAHUAN MASYARAKA'T TENTA}IG SCIilSTOSOMIASIS
DIDESAwINowAI[GA,DATARANTINGGINAPU
SULAWEST TENGAII
Made Agus Nurjana' dun Renti Mahkota2
dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan R'l'
'Balai Litban gp2B2Donggala, Badan Penelitian
2Departemen Epidemiologi, Universitas Indonesia
ABSTRACT
areas, Napu Highlands' Lindu and
schistosomiasis in Indonesia ore only found in three endemic
problem in the Napu Highlands with a
Bada in Central sulowesi. schistosomiasis is still a health
in the Napu Highlands with
prevalence 4,78% in 2010. Winowanga Village is one of tie villages
determine the level of public
the highest prevarence in 2010 (ri,46%r)."Thrs study aims to
with case-control study design'
knowledge obout sc:histosomiasis in the Winowonga village,
inJune of 2010' Coses' if
Delermination of cases and controls based on mass-stool examination
control, if not found Yolyt in stool examination schistomiasis
Jbund worms aicl schistosomiasis
242 people, consisting of 97 cases and
mass in June 2010. This study ru""nrr1r1ly intirviewed
that the knowledge society is still relatively
145 controis randomly selected. Thr riruft, showed
(p value> 0'05)'
low. There was no'relationship between loowledge with schistosomiasis
groups such
high-risk
in
Extension of intensive and continuous with the righlmedio, especially
knowledge and awareness in order lo
os school children are very necessary in order to-increase
behave well.
hightland
Key words: Knowledge, schistosomiasis, case control study, Napu
PENDAHULUAN
Penyakit menular pada manusia yang
disebabkan
dilaporkan
oleh spesies cacing banyak
di
Indonesiar. Schistosomiasis
yaitu
Schistosoma haematobium
(S
haematobium), S. mansoni, S' iaponicum
serta S.
mefungfl
.
S. iaPonicum tersebar di
Cina
yang biasa disebut de'nam keong adalah
(termasuk Taiwan), Jepang, Filippina,
salah satu penyakit menular yang
Indonesia (Sulawesi)2's, beberapa focus baru
yang ditemukan di Laos, Kamboja' Thailand'
Malaysia, Muangthai' Kampushea' dan
hidup dalam pembuluh darah vena dan
vietnam, sehingga kemungkinan
merupakan salah satu penyakit tertua dan
penyebaran S. japonicum akan menjadi lebih
infeksi terpenting di dunia selain malariiJ.
luas lagi6'7'8' Hospes perantaranya yaitu
Terdapat empat jenis cacing yang dapat
Oncomelania2'
menimbulkan penyakit ini pada manusia berbagaisubspecies
disebabkan
oleh cacing trematoda
22
Jumal Vektor Penyakit.
Vol.\'No.
2. 2011 :22 - 32
Di Indonesia Pada mulanYa
prevalensi tertinggi schistosomiasis di
schistosomiasis hanya ditemukan endemis di
bandingkan dengan desa lainnya yang ada di
dua daerah di Sulawesi Tengah, yaitu
Dataran TinggiNapu. Salah satu faktor yang
Dataran Tinggi Lindu Lindu dan Dataran
mengakibatkan ditemukannya kasus secara
Tinggi Napu, namun saat ini
terus menerus
telah
di
daerah endemis adalah
yang
ditemukan juga di Dataran Tinggi Bada?. Di
pengetahuan masyarakat
Dataran Tinggi Napu, hasil survei terakhir
tentang schistosomiasis. Di
menunjukkan bahwa kasus schistosomiasis
Winowanga pengetahuan masyarakat dan
kembali mengalami peningkatan yaitu
3,8%o
hubungannya dengan schistosomiasis belum
pada tahun 2009 menjadi 4,78oh pada tahun
pernah dilaporkan. Berdasarkan hal tersebut
rendah
Desa
Gejala-gejala umum yang terdaPat
maka perlu diketahui Pengetahuan
masyarakat dan hubungannya dengan
pada penderita schistosomiasis adalah gejala
schistosomiasis di Desa Winowanga Dataran
keracunan, disenteri, penurunan berat badan,
Tinggi Napu, Sulawesi Tengah..
2010r0.
kurang nafsu makan, kurus yang berlebihan
BAHAN DAN METODE
dan lambatnya pertumbuhan badan bila
penderita masih tergolong anak-anak.
Sedangkan pada penderita yang sudah
kronis, gejala yang tampak adalah
pembengkakan hati yang bisa diakhiri
dengan desain penelitian kasus kontroll3.
dengan kematianll'12.
Sulawesi Tengah dan pengumpulan data
Desa Winowanga merupakan salah
satu desa yang ada
di
wilayah Dataran
Tinggi Napu dan merupakan
daerah
Rancangan penelitian adalah analitik
Penelitian dilakukan
di Desa Winowanga,
Dataran Tinggi Napu, Kabupaten
dilakukan pada bulan Maret
-
Poso,
April
tahun
ini
terdiri
2011.
Sampel dalam penelitian
pemukiman yang selalu ditemukan kasus
dari kelompok kasus dan kontrol. Kasus
schistosomiasis dengan prevalensi dua tahun
adalah masyarakat Desa Winowanga yang
terakhir mengalami peningkatan. Pada tahun
diperiksa tinjanya dan hasilnya positif telur
di daerah tersebut
ditemukan kasus
cacing schistosoma, sedangkan kontrol yang
5 orang (4,9o ) dan pada tahun
hasilnya negatif telur cacing schistosoma
2010 dilaporkan l12 kasus (11,46yo),
dimana prevalensi tersebut merupakan
pada pemeriksaan tinja massal bulan Juni
2009
sebanyak
2010. Perhitungan besar sampel dengan
23
Pengetahuan Masyarakat......(Made Agus N, Renti M)
menggunakan rumus studi kasus kontrol
tidak
berpasanganl3.
Hasil
HASIL
Jumlah penduduk di
perhitungan
Desa
masing-masing
Winowanga (1.274 orang), yang berhasil
kefompok 94 orang sehingga total sampel
diperiksa tinjanya bulan Juni 2010 adalah
minimal adalah 184 orang. Karena tahun
sebanyak 977 orang (76,690
diperoleh besar sampel
ll2
),
ditemukan
orang
positif sebanyak 112 orang (ll,46Yo) yang
maka semua kasus diambil sebagai sampel,
langsung diberikan pengobatan selektif dan
2010 ditemukan kasus sebanyak
sedangkan kontrol
dipilih secara random
negative sebanyak 865 orang (86,760
).
dari masyarakat yang sampel tinjanya juga
Kasus yang berhasil diwawancara tahun
diambil pada bulan Juni 2010 dinyatakan
20ll
negatif schistosomiasis dengan kriteria
sebanyak 15 orang (14%) tidak berhasil
inklusi bersedia berpartisipasi dan tinjanya
diwawancara karena pindah keluar daerah
diperiksa bulan juni 2010 sedangkan kriteria
(Makassar, Palu, Toraja dan Kalimantan).
eksklusinya adalah sampel yang terpilih
Sedangkan
pindah
ke
daerah
lain
ataupun telah
sebanyak
Kasus maupun kontrol dikunjungi ke
kontrol yang
sisanya
berhasil
diwawancara sebanyak 145 orang (16,76%).
Hasil
meninggal dunia.
97 orang (86%),
wawancara
terhadaP
masyarakat, diperoleh bahwa responden
rumah masing-masing untuk diwawancarai
terdiri dari
mengenai pengetahuan
perempuan (49,17o/o), sebagian
tentang
laki-laki (50,83%)
dan
besar
schistosomiasis. Setiap jawaban responden
responden tinggal dalam satu rumah yang
yang benar diperi point satu.
berpenghuni
Data
pengetahuan yang terkumpul dikategorikan
menjadi 2 kelompok berdasarkan nilai cut
of
>4 orang (55,79%) dan >7
orang diantaranya tinggal dalam satu rumah
(9,92oA), dengan tingkat pendidikan yang
yang
bervariasi dari yang tidak pernah sekolah
paling tepat untuk mcmprediksi kejadian
sampai perguruan tinggi. Sebagian besar
Data yang tekumpul
dianalisis secara deskriptif untuk
responden mempunyai tingkat pendidikan
point (sensitivitas dan spesivisitas)
schistosomiasis.
sangat rendah yaitu SD (71,48oA). (Tabel I )
mengetahui distribusi frekuensi dan analisis
chi-square untuk mengetahui hubungan
pengetahuan
dan schistosomiasis
dengan
program statistik.
24
Jurnal Vektor Penyakit, Vol.V No. 2, 2011 : 22 - 32
Tabel. 1 Karakteristik sampel penelitian pengetahuan masyarakat tentang
schistosomiasis di Desa Winowanga Tahun 201 I
No
Jumlah
Variabel
Persentase (7o)
(n:242)
1.
2.
Jenis Kelamin
LakiJaki
123
50.83
Perempuan
119
49.t7
Jumlah Keluarga
I - 4 orang
107
5 - 7 orang
> 7 orang
Pendidikan
Tidak/ belum sekolah
Tamat SD
Tamat SLTP
Tamat SLTA
Tamat Akademi/Diploma
4.
45.87
24
9.92
63
26.03
110
45.45
34
14.05
31
12.81
4
1.65
128
52.89
109
45.04
5
2.07
Status Perkawinan
Kawin
Belum Kawin
Janda./Duda
Pada tabel
2,
diketahui
bahwa
sebagian besar responden (86,36%)
tahr:/pernah mendengar tentang
schistosomiasis yang oleh masyarakat
setempat
44.21
ln
lebih dikenal dengan sebutan
Gejala penderita schistosomiasis
yang diketahui oleh masyarakat adalah
gatal-gatal (48,33%) diikuti demam
(41,63yo), namun masih ada responden yang
tidak
mengetahui gejalanya
(
5,26%).
penyakit keong, namun dari jumlah tersebut
99,52yo mengetahui bahwa penyakit ini
hanya 37,32yo yang menyebutkan dengan
dapat dicegah. Cara mencegahnya yaitu
benar penyebabnya adalah cacing, hewan
dengan cara menggunakan alat pelindung
perantara penyakit
ini
adalah
keong
(18,660/0), masyarakat dapat terinfeksi
diri seperti sepatu boot
(74,52o/o) dan buang
air bcsar dijamban (24,04oh).
penyakit ini di pinggir sungai/parit (58,37oh)
dan di sawah 43,06Yo.
25
Pengetahuan Masyarakat......(Made Agus N, Renti
Tabel 2 Pengetahuan masyarakat tentang schistosomiasis di Desa Winowangan Tahun 201
No
l.
2.
3.
4.
5.
Variabel
Tahu/dengar tentang Schistosomiasis (n:242)
Ya
Tidak
Penyebab schistosomiasis (n=209)
Cacing
keong
lainnya (air, tikus, dll)
tidak tahu
Hewan Perantara Schistosomiasis (n:209)
keong
tikus
lainnya (cacing, anjing, lintah, dll)
Tidak tahu
Tempat terinfeksi schistosomiasis (n:209)
.
86.36
JJ
13.64
78
72
20
39
37.32
34.45
9.57
18.66
39
18.66
88
42.1t
4t
4t
19.62
19.62
90
43.06
pinggir sungai/parit
122
58.37
perairan
47
lainnya (tempat lembab, kolam, kebun, dll)
tidak tahu
Gejala (n:209)
gatal
diare
demam
sakit kepala
tidak nafsu makan
t9
2
22.49
9.09
0.96
101
48.33
34
16.27
87
41.63
berak darah
7
209
lainnya (mual, besar perut, pucat-pucat, dll)
tidak tahu
(n=209)
schistosomiasis dapat di
Ya
Tidak
Cara mencegah (n:208)
bab dijamban
memakaiAPD
memberantas keong
menggunakan air bebas sercaria
lainnya (minum obat)
40
44
26
20
2t
ll
208
I
19.14
21.05
12.44
9.57
10.05
5.26
99.52
0.48
155
24.04
74.52
32
15.38
7
3.36
./.J
1l:06
50
I
Persentase (%o)
sawah
lesu
6.
Jumlah
M)
26
Jurnal Vektor Penyakit, Vol.V No. 2, 2011 :22 - 32
Jumlah
Variabel
Binatang yang bisa terinfeksi (n:209)
8.
42
*p,
10.
anjing
babi
tikus
kerbau
lainnya (ayam, bebek, dll)
Tidak tahu
schistosomiasis bisa diobati (n=209)
Ya
Tidak
Schistosomiasis
Ya
Tidak
Pengetahuan
53
20'1
2.87
25.36
84
40.t9
130
62.2
6
kuda
9.
Persentase (%)
diukur dari
l0
cut
4
9
5
4.31
208
I
99.52
0.48
209
100
0
0
l.9l
2.39
off pointnyaadalah>
10
(sersitivlas 50oh
(grafik
l),
sehingga
peftanyaan, dimana setiap jawaban yang
dan spesivisitas 52%o)
benar diberikan skor satu, kemudian
pengkategoriannya
dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu
baik,
baik dan kurang baik.
Pengkategorian
pertanyaan pengetahuan
>
cut of pointnya
pengetahuan kurang baik
jika < 10. (Tabel
pengetahuan berdasarkan
dan yang terbaik adalah yang memiliki nilai
adalah
Pengetahuan
jika point total jawaban benar dari
10, sedangkan
3)
sensitivitas dan spesivisitamya sebanding.
Analisis menunjukkan bahwa pengetahuan,
27
Pengetahuan Masyarakat......(Made Agus N, Renti M)
Grafik l- Cut of point pengetahuan tentang schistosomiasis di Desa Winowangan Tahun 201I
o
N
o
'a
5^
ffY,
f,o
d
K
d
8
o
ks&rROC@e=O.5m9
Tabel 3. Hubungan pengetah-uan dan kejadian schistosomiasis di Desa Winowangan
Tahun 201 I
Variabel
Schistosomiasis
Pengetahuan Kurang
Tabel
3
P
Kateggri
baik 56
66.67
28
33.33
87
65.80
OR
0.655 0.87
95%Ct
0.46-1.6s
menunjukkan bahwa distribusi
pengetahuan yang kurang baik pada kasus
PEMBAHASAN
maupun control lebih besar dibandingkan
Keterbatasan kesempatan untuk
rnemperoleh pendidikan merupakan faktor
(>
50%). Hal ini
menunjukkan bahwa
pengetahuan
dengan pengetahuan baik
yang dapat
mempengaruhi tingkat
masyarakat tentang schistosomiasis di Desa
kesehatan, serta upaya pencegahan penyakit.
Winowanga masih sangat rendah. Analisis
Pada kelompok masyarakat dengan tingkat
chi-,square menunjukkan bahwa tidak ada
pendidikan yang rendah pada umumnya
hubungan antara pengetahuan dengan
status ekonominya juga rendah. Mereka sulit
schistosomiasis (p value > 0,05).
untuk memahami informasi mengenai
kesehatan (dalam hal ini mengenai
penularan penyakit dan
cara
Jumal Vektor Penyakit, Vol.V No. 2,
No
8.
9.
10.
20ll :22 - 32
Jumlah
Persentase (%)
sapi
42
20.1
kuda
6
anjing
babi
tikus
kerbau
lainnya (ayam, bebek, dll)
Tidak tahu
schistosomiasis bisa diobati (n:209)
Ya
Tidak
(n:209)
Schistosomiasis
Ya
Tidak
53
2.87
25.36
64
40.19
130
62.2
4
1.91
9
4.31
5
2.39
208
1
99.52
0.48
209
100
0
0
Variabel
Binatang yang bisa terinfeksi (n:209)
Pengetahuan
diukur dari
l0
cut offpoinrnya adalah
> l0
(sensitivtas
50o/o
pertanyaan, dimana setiap jawaban yang
dan spesivisitas 52Yo) (grafik 1), sehingga
benar diberikan skor satu,
pengkategoriannya
kemudian
adalah
Pengetahuan
jika point total jawaban
benar dari
dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu
baik,
baik dan kurang baik.
Pengkategorian
pertanyaan pengetahuan
>
cut of pointnya
pengetahuan kurang baik
jika < 10. (Tabel
pengetahuan berdasarkan
dan yang terbaik adalah yang memiliki nilai
10, sedangkan
3)
sensitivitas dan spesivisitasnya sebanding.
Analisis menunjukkan bahwa pengetahuan,
27
Pengetahuan Masyarakat......(Made Agus N, Renti M)
Grafik l. Cut of point pengetahuan tentang schistosomiasis di Desa Winowangan Tahun 201I
n
N
o
i'5^
EU
d)
&
ci
Io
Tabel 3. Hubungan pengetahuan dan kejadian schistosomiasis di Desa Winowangan Tahun 2011
Schistosomiasis
Variabel
Pengetahuan Kurang
baik
3
Ya
Tidak
55
87
33.33
Baik
Tabel
P
Kategori
OR
0.655 0.87
38
95%
Ct
%
0.4&1.6s
30.40
menunjukkan bahwa distribusi
pengetahuan yang kurang baik pada kasus
PEMBAHASAN
maupun control lebih besar dibandingkan
Keterbatasan kesemPatan untuk
dengan pengetahuan baik (> 50%). Hal ini
memperoleh pendidikan merupakan faktor
menunjukkan bahwa
yang dapat
pengetahuan
mempengaruhi tingkat
masyarakat tentang schistosomiasis di Desa
kesehatan, serta upaya pencegahan penyakit.
Winowanga masih sangat rendah. Analisis
Pada kelompok masyarakat dengan tingkat
chi-,square menunjukkan bahwa tidak ada
pendidikan yang rendah pada umumnya
hubungan antara pengetahuan dengan
status ekonominya juga rendah. Mereka sulit
schistosomiasis (p value > 0,05).
untuk memahami informasi mengenai
kesehatan (dalam hal ini mengenai
penularan penyakit dan
cara
,mal Veklor Penyakit, Vol.V No' 2, 2011 :22'32
:encegahannya)14. Hal
ini akan berpengaruh
lebih tepat diberikan kepada mereka yang
terhadap pelaksanaan progam kesehatan,
berisiko tinggi seperti anak
khususnya dalam upaya
peningkatan
mengingat penderita pada kelompok anak
dan pengertian
masyarakat
sekolah yang relatif tinggi. Penyuluhan
tentang pencegahan schistosomiasis dengan
dapat dilakukan dengan metode tanya jawab,
pengetahuan
penyuluhan kesehatan.
Tingkat pendidikan masyarakat yang
tinggi akan dapat membantu menekan
sekolah,
leaflet, poster dan bila memungkinkan
dengan pemutaran
film dokumenter,
masyarakat/anak sekolah
tertarik
agar
untuk
tingginya angka kesakitan suatu penyakit,
mengetahui lebih lanjut
tingkat pendidikan yang baik
dapat
schistosomiasis. Penyuluhan dipusatkan
meningkatkan pengetahuan masyarakat akan
pada upaya pencegahan terhadap penularan
kebersihan, pola hidup yang lebih sehat dan
schistosomiasis.
pengetahuan masYarakat
tentang
masih bersekolah, perlu dilakukan upaya
schistosomiasis sehingga akan muncul suatu
pendekatan oleh pihak Puskesmas setempat
kesadaran untuk mengurangi kontak dengan
fokus penularan serta membantu melakukan
tentang
Untuk anak-anak yang
dengan pihak sekolah untuk menjalankan
program Upaya Kesehatan Sekolah (UKS),
penyebaran schistosomiasis. Tingkat
khususnya pencegahan schistosomiasis'
Model pendidikan pada anak sekolah di
pendidikan masyarakat di Desa Winowanga
daerah pedesaan Minas Gerais bagian utara
relatif rendah (< SLTA), hal
Brazil menunjukkan hubungan
upaya pencegahan dan
mengurangi
ini
Yang
mengakibatkan kemampuan masyarakat
signifikan dengan peningkatan pengetahuan
untuk memahami arti PentingnYa
pencegahan terhadaP Penularan
anak sekolah'khususnya pencegahan
sch i stosom i asi s j
u
ga rel.rtif rendah, sehin gga
akan berdampak terhadap pengetahuan dan
perilaku masyarakat.
Untuk daPat
meningkatkan
penularan schistosomiasisl
Di
dan
1,
daerah endemis, Yang
Pada
umumnya daerah Pedesaan dengan
masyarakat yang berpendidikan relatif
rendah memang sangat
diPerlukan
pengetahuan masyarakat diperlukan kegiatan
penyuluhan mengenai satu penyakit tertentu
penyuluhan yang intensif dan berkelanjutan
secara khusus dan'tidak digabung dengan
dengan mengikutsertakan
tokoh-tokoh
masyarakat desa Winowanga. Penyuluhan
penyuluhan kesehatan iainnya,
dimaksudkan untuk
hal
ini
meningkatkan
Pengetahuan Masyarakat......(Made Agus N, Renti
pengetahuan masyarakat tentang penyakit
Penelitian
ini memiliki
M)
keterbatasan
tersebut. Namun penyuluhan tersebut harus
yang tidak dapat dihindari dan mungkin
dilakukan berkali-kali khususnya mengenai
berpengaruh terhadap hasil penelitian. Bias
penyakit endemis di daerah mereka.
seleksi yang mungkin terjadi adalah
pengumpulan dan pemeriksaan tinja
Secara teori. erat kaitannya antara
pengetahuan dengan
suatu
penyakit,
dilakukan secara sukarela oleh masyarakat,
pengetahuan seseorang
tentang schistosomiasis maka semakin besar
bias yang terjadi adalah kemungkinan
adanya rnasyarakat yang tidak ikut
kemungkinan untuk terproteksi/tidak terkena
memeriksakan tinjanya berpeluang untuk
schistosomiasis, seperti hasil penelitian di
menjadi kasus dan terpapar faktor risiko.
semakin
tinggi
Cameroon dan penelitian
di Malawil6'17.
Seseorang yang berpengetahuan baik/mema-
Sedangkan
bias informasi yang
terjadi
adalah pengetahuan yang ditanyakan adalah
dai dalam masalah-masalah kesehatan
diharapkan dapat
mencegah
yaitu pada tahun 2011, jadi kemungkinan
schistosomiasisls. Pengetahuan yang baik
ada
mestijuga didukung oleh perilaku yang baik
pemeriksaan tinja bulan Juni 2010, namun
pula terhadap upaya mencegah terinfeksi
hal itu
Bila hal
pengetahuan pada saat wawancara dilakukan
perubahan pengetahuan
setelah
dikesampingkan dengan asumsi
tersebut tidak
bahwa pengetahuan saat wawancara dengan
terjadi maka seseorang tetap akan berisiko
sebelum pemeriksaan tinja tahun 2010 relatif
untuk terinfeksi. Namun hasil penelitian ini
sama dan dilakukan
menunjukkan hal yang sebaliknya, tidak ada
reabilitas terhadap kuesioner
hubungan antara pengetahuan
digunakanle.
schistosomiasis.
dengan
uji
validitas
dan
yang
kejadian schistosomiasis. Adanya perbedaan
hasil dalam penelitian
ini
kemungkinan
disebabkan oleh keadaan geografis, desain
KESIMPULAN
1. Pengetahuan masyarakat
tentang
studi yang berbeda dan jumlah sampel yang
schistosomiasis masih sangat rendah,
lebih sedikit dibandingkan dengan penelitian
khususnya mengenai penyebab, tempat
yang sebelumnya baik yang dilakukan di
terinfeksi, gejala maupun
Cameroon maupun di Malawir6'17.
pencegahannya.
Ke te r b otas
an
P e ne
I iti
cara
an
30
Jurnal Vektor Penyakit, Vol.V No. 2, 2011 :22 - 32
2. Tidak ada hubungan
yang bermakna
antara pengetahuan dengan kejadian
schistosomiasis (p value > 0,05).
SARAN
Kesehatan Kabupaten Poso @apak drg. Urip
l.
Perlu penambahan jumlah sampel dan
Heriyanto, M.Kes), Camat Lore Timur
daerah penelitian diperluas.
(Bapak Drs. Yapet), Kepala
Puskesmas
2. Perlu adanya penyuluhan yang intensif
Maholo (Ibu Helvie Etma Wati, SKM),
guna mengubah perilaku penduduk agar
mencegah terinfeksi schistosomiasis
Kepala Desa Winowanga @apak Alpius
Rangka) yang telah memberikan izin kami
dengan menitikberatkan pada
untuk metakukan penelitian di wilayahnya.
yang berisiko tinggi seperti pada anak
Kepala Balai Litbang P2B2
sekolah dengan memasukkan pelajaran
(Bapak Jastal, SKM, M.Si), Petugas
pengumpul data di lapangan, Bapak Kaleb
tentang schistosomiasis
3.
sasaran
di
sekolah
Donggala
sebagai mata pelajaran muatan lokal
dan seluruh masyarakat Desa Winowanga
Meningkatkan peran serta masyarakat
yang
dalam kegiatan penyuluhan, sehingga
ini.
ikut
berpartisipasi dalam penelitian
masyarakat dapat memberi penyuluhan
kepada masyarakat lainnya
dengan
bahasa yang lebih mudah agar dapat
dimengerti oleh masyarakat
l.
dengan
pendidikan yang bervariasi.
4. Pemerintah menyediakan
DAFTAR PUSTAKA
sarana
human helminthiasis in
2.
penyuluhan yang lebih menarik seperti
dengan pemutaran
film
tentang schistosomiasis
dokumenter
di
sekolah-
Margono, S.S. 2003. Kontroling di.sea,'c
due to helminth infections: imporlanl
Indonesiu.
WHO, Geneva.
Sudomo, M. 2008. Penyakit parasitik
yang kurang diperhatikan. Orasi
pengukuhan profesor riset bidang
entomologi dan molusca Badan Litbang.
Jakarta.
3. Engel, D.; &. Chitsulo, L.
2003.
Kontroling diseose due to helminlh
infections: Schistosomiasis. Genewa;
sekolah atau di masyarakat.
wHo.
4. Soedarto. 1990.
UCAPAN TERIMA KASIH
infeksi
Penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu
pelaksanaan penelitian
ini.
Kepala Dinas
5.
di
Penyakit-penyakit
Indonesia. Jakarta: Widya
Medika.
Markel, E.K., Voge, M., & John, D.T.
1992. Medical parasitologt (7th ed.)
Mexico; Medical Parasitology.
31
Pengetahuan Masyarakat......(Made Agus N. Renti
6.
7.
8.
Hadidjaja, P. 1982. Beberapa penelitian
mengenai aspek biologik dan klinik
schistosomiasis di Sulawesi Tengah
lndonesia. Tesis FKM UI. Jakarta.
Gandahusada, S. H., Ilahude, H.D., &
Pribadi, W. I998. Parasitologi
Kedokteran (3th ed.). Jakarta: FKUI.
Zaman, V., & Loh Ah, K. (Rukmono,
8., Oemijati, S., & Wita,
penterjemah). 1988.
Buku
parasitologi kedokteran.
105
M.T., Oyona. E.. & Ratard R.C.
2007. High risk behot'iours and
schistosomiasis infection in Kuba'
16. Sama,
South-lVe st
P
rov in c e, C ame ro on,
17. Kapito-Tembo,
A et al. (Januari,
2009).
Prevalence distribution and risk faktors
for Schistosoma hematobium infection
omong school children in BlantYre,
Malawi. Open access freely available
online. Akses 29 Januari 2011.
P,
Panduan
http://www.Plonsntds.org.
Bandung;
Binacipta.
9. Jastal., et al. 2008. Dataran Tinggi Bada:
Daerah Endemis Baru Schistosomiasis di
lndonesia.
l0.Laboratorium Schistosomiasis Napu.
2010. Laporan hasil survei tinja Dataran
Tinggi Napu. Sulawesi Tengah.
I l. Kasnodihardjo. Desember 1993.
Masalah sosial budaya pemberantasan
schistosomiasis di dataran tinggi
Sulawesi. Medika, 12 (19):29-33
12. Kasnodihardjo. 1994. Penularan
schistosomiasis dan penanggulanganpandangan dari ilmu perilaku. Cermin
Dunia Kedokteran . 96: 37 -39
I3. Basuki, B. 1999. Aplikasi metode kasuskontrol. Bagian ilmu kedokteran
komunitas FKUI. J akarta.
Intemational Journal of Environmental
Research and Public Helath. 4 (2): 101-
M)
r
S. 2003. Pendidikan
dan
l8.Notoadmodjo,
kesehatan perilaku. Jakarla; Rineka
Cipta Hastono, S'P. 2010.
pelatihan STATA:
uji
Materi
validitas
dan
reliabil itas kuesioner. Jakarta.
19.
Hastono, S.P. 2010. Materi pelatihan
STATA: uji validitas dan reliabilitas
kuesioner. Jakarta.
M., &
WaluYo,
1997. Aspek-aspek ekologi dan sosial
14. Soewati, S.S., Sudomo,
l.
dalam
penanggulangan "emerging
inJbctious disease". Buletin Penelitian
Kesehatan, 25
Q&$: 61 -72
l5.Gazzinelli, M.F et aI.2006. The impact
r{'two education methods on lvrowladge
of schistosomiasis trasmission and
preventation among school children in a
rural community in Northern Minas
Gerais, Brazil. Mem Inst Oswaldo Cruz,
Rio de janeiro. Vol. l0l (suppl. l): 4553
32
DIDESAwINowAI[GA,DATARANTINGGINAPU
SULAWEST TENGAII
Made Agus Nurjana' dun Renti Mahkota2
dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan R'l'
'Balai Litban gp2B2Donggala, Badan Penelitian
2Departemen Epidemiologi, Universitas Indonesia
ABSTRACT
areas, Napu Highlands' Lindu and
schistosomiasis in Indonesia ore only found in three endemic
problem in the Napu Highlands with a
Bada in Central sulowesi. schistosomiasis is still a health
in the Napu Highlands with
prevalence 4,78% in 2010. Winowanga Village is one of tie villages
determine the level of public
the highest prevarence in 2010 (ri,46%r)."Thrs study aims to
with case-control study design'
knowledge obout sc:histosomiasis in the Winowonga village,
inJune of 2010' Coses' if
Delermination of cases and controls based on mass-stool examination
control, if not found Yolyt in stool examination schistomiasis
Jbund worms aicl schistosomiasis
242 people, consisting of 97 cases and
mass in June 2010. This study ru""nrr1r1ly intirviewed
that the knowledge society is still relatively
145 controis randomly selected. Thr riruft, showed
(p value> 0'05)'
low. There was no'relationship between loowledge with schistosomiasis
groups such
high-risk
in
Extension of intensive and continuous with the righlmedio, especially
knowledge and awareness in order lo
os school children are very necessary in order to-increase
behave well.
hightland
Key words: Knowledge, schistosomiasis, case control study, Napu
PENDAHULUAN
Penyakit menular pada manusia yang
disebabkan
dilaporkan
oleh spesies cacing banyak
di
Indonesiar. Schistosomiasis
yaitu
Schistosoma haematobium
(S
haematobium), S. mansoni, S' iaponicum
serta S.
mefungfl
.
S. iaPonicum tersebar di
Cina
yang biasa disebut de'nam keong adalah
(termasuk Taiwan), Jepang, Filippina,
salah satu penyakit menular yang
Indonesia (Sulawesi)2's, beberapa focus baru
yang ditemukan di Laos, Kamboja' Thailand'
Malaysia, Muangthai' Kampushea' dan
hidup dalam pembuluh darah vena dan
vietnam, sehingga kemungkinan
merupakan salah satu penyakit tertua dan
penyebaran S. japonicum akan menjadi lebih
infeksi terpenting di dunia selain malariiJ.
luas lagi6'7'8' Hospes perantaranya yaitu
Terdapat empat jenis cacing yang dapat
Oncomelania2'
menimbulkan penyakit ini pada manusia berbagaisubspecies
disebabkan
oleh cacing trematoda
22
Jumal Vektor Penyakit.
Vol.\'No.
2. 2011 :22 - 32
Di Indonesia Pada mulanYa
prevalensi tertinggi schistosomiasis di
schistosomiasis hanya ditemukan endemis di
bandingkan dengan desa lainnya yang ada di
dua daerah di Sulawesi Tengah, yaitu
Dataran TinggiNapu. Salah satu faktor yang
Dataran Tinggi Lindu Lindu dan Dataran
mengakibatkan ditemukannya kasus secara
Tinggi Napu, namun saat ini
terus menerus
telah
di
daerah endemis adalah
yang
ditemukan juga di Dataran Tinggi Bada?. Di
pengetahuan masyarakat
Dataran Tinggi Napu, hasil survei terakhir
tentang schistosomiasis. Di
menunjukkan bahwa kasus schistosomiasis
Winowanga pengetahuan masyarakat dan
kembali mengalami peningkatan yaitu
3,8%o
hubungannya dengan schistosomiasis belum
pada tahun 2009 menjadi 4,78oh pada tahun
pernah dilaporkan. Berdasarkan hal tersebut
rendah
Desa
Gejala-gejala umum yang terdaPat
maka perlu diketahui Pengetahuan
masyarakat dan hubungannya dengan
pada penderita schistosomiasis adalah gejala
schistosomiasis di Desa Winowanga Dataran
keracunan, disenteri, penurunan berat badan,
Tinggi Napu, Sulawesi Tengah..
2010r0.
kurang nafsu makan, kurus yang berlebihan
BAHAN DAN METODE
dan lambatnya pertumbuhan badan bila
penderita masih tergolong anak-anak.
Sedangkan pada penderita yang sudah
kronis, gejala yang tampak adalah
pembengkakan hati yang bisa diakhiri
dengan desain penelitian kasus kontroll3.
dengan kematianll'12.
Sulawesi Tengah dan pengumpulan data
Desa Winowanga merupakan salah
satu desa yang ada
di
wilayah Dataran
Tinggi Napu dan merupakan
daerah
Rancangan penelitian adalah analitik
Penelitian dilakukan
di Desa Winowanga,
Dataran Tinggi Napu, Kabupaten
dilakukan pada bulan Maret
-
Poso,
April
tahun
ini
terdiri
2011.
Sampel dalam penelitian
pemukiman yang selalu ditemukan kasus
dari kelompok kasus dan kontrol. Kasus
schistosomiasis dengan prevalensi dua tahun
adalah masyarakat Desa Winowanga yang
terakhir mengalami peningkatan. Pada tahun
diperiksa tinjanya dan hasilnya positif telur
di daerah tersebut
ditemukan kasus
cacing schistosoma, sedangkan kontrol yang
5 orang (4,9o ) dan pada tahun
hasilnya negatif telur cacing schistosoma
2010 dilaporkan l12 kasus (11,46yo),
dimana prevalensi tersebut merupakan
pada pemeriksaan tinja massal bulan Juni
2009
sebanyak
2010. Perhitungan besar sampel dengan
23
Pengetahuan Masyarakat......(Made Agus N, Renti M)
menggunakan rumus studi kasus kontrol
tidak
berpasanganl3.
Hasil
HASIL
Jumlah penduduk di
perhitungan
Desa
masing-masing
Winowanga (1.274 orang), yang berhasil
kefompok 94 orang sehingga total sampel
diperiksa tinjanya bulan Juni 2010 adalah
minimal adalah 184 orang. Karena tahun
sebanyak 977 orang (76,690
diperoleh besar sampel
ll2
),
ditemukan
orang
positif sebanyak 112 orang (ll,46Yo) yang
maka semua kasus diambil sebagai sampel,
langsung diberikan pengobatan selektif dan
2010 ditemukan kasus sebanyak
sedangkan kontrol
dipilih secara random
negative sebanyak 865 orang (86,760
).
dari masyarakat yang sampel tinjanya juga
Kasus yang berhasil diwawancara tahun
diambil pada bulan Juni 2010 dinyatakan
20ll
negatif schistosomiasis dengan kriteria
sebanyak 15 orang (14%) tidak berhasil
inklusi bersedia berpartisipasi dan tinjanya
diwawancara karena pindah keluar daerah
diperiksa bulan juni 2010 sedangkan kriteria
(Makassar, Palu, Toraja dan Kalimantan).
eksklusinya adalah sampel yang terpilih
Sedangkan
pindah
ke
daerah
lain
ataupun telah
sebanyak
Kasus maupun kontrol dikunjungi ke
kontrol yang
sisanya
berhasil
diwawancara sebanyak 145 orang (16,76%).
Hasil
meninggal dunia.
97 orang (86%),
wawancara
terhadaP
masyarakat, diperoleh bahwa responden
rumah masing-masing untuk diwawancarai
terdiri dari
mengenai pengetahuan
perempuan (49,17o/o), sebagian
tentang
laki-laki (50,83%)
dan
besar
schistosomiasis. Setiap jawaban responden
responden tinggal dalam satu rumah yang
yang benar diperi point satu.
berpenghuni
Data
pengetahuan yang terkumpul dikategorikan
menjadi 2 kelompok berdasarkan nilai cut
of
>4 orang (55,79%) dan >7
orang diantaranya tinggal dalam satu rumah
(9,92oA), dengan tingkat pendidikan yang
yang
bervariasi dari yang tidak pernah sekolah
paling tepat untuk mcmprediksi kejadian
sampai perguruan tinggi. Sebagian besar
Data yang tekumpul
dianalisis secara deskriptif untuk
responden mempunyai tingkat pendidikan
point (sensitivitas dan spesivisitas)
schistosomiasis.
sangat rendah yaitu SD (71,48oA). (Tabel I )
mengetahui distribusi frekuensi dan analisis
chi-square untuk mengetahui hubungan
pengetahuan
dan schistosomiasis
dengan
program statistik.
24
Jurnal Vektor Penyakit, Vol.V No. 2, 2011 : 22 - 32
Tabel. 1 Karakteristik sampel penelitian pengetahuan masyarakat tentang
schistosomiasis di Desa Winowanga Tahun 201 I
No
Jumlah
Variabel
Persentase (7o)
(n:242)
1.
2.
Jenis Kelamin
LakiJaki
123
50.83
Perempuan
119
49.t7
Jumlah Keluarga
I - 4 orang
107
5 - 7 orang
> 7 orang
Pendidikan
Tidak/ belum sekolah
Tamat SD
Tamat SLTP
Tamat SLTA
Tamat Akademi/Diploma
4.
45.87
24
9.92
63
26.03
110
45.45
34
14.05
31
12.81
4
1.65
128
52.89
109
45.04
5
2.07
Status Perkawinan
Kawin
Belum Kawin
Janda./Duda
Pada tabel
2,
diketahui
bahwa
sebagian besar responden (86,36%)
tahr:/pernah mendengar tentang
schistosomiasis yang oleh masyarakat
setempat
44.21
ln
lebih dikenal dengan sebutan
Gejala penderita schistosomiasis
yang diketahui oleh masyarakat adalah
gatal-gatal (48,33%) diikuti demam
(41,63yo), namun masih ada responden yang
tidak
mengetahui gejalanya
(
5,26%).
penyakit keong, namun dari jumlah tersebut
99,52yo mengetahui bahwa penyakit ini
hanya 37,32yo yang menyebutkan dengan
dapat dicegah. Cara mencegahnya yaitu
benar penyebabnya adalah cacing, hewan
dengan cara menggunakan alat pelindung
perantara penyakit
ini
adalah
keong
(18,660/0), masyarakat dapat terinfeksi
diri seperti sepatu boot
(74,52o/o) dan buang
air bcsar dijamban (24,04oh).
penyakit ini di pinggir sungai/parit (58,37oh)
dan di sawah 43,06Yo.
25
Pengetahuan Masyarakat......(Made Agus N, Renti
Tabel 2 Pengetahuan masyarakat tentang schistosomiasis di Desa Winowangan Tahun 201
No
l.
2.
3.
4.
5.
Variabel
Tahu/dengar tentang Schistosomiasis (n:242)
Ya
Tidak
Penyebab schistosomiasis (n=209)
Cacing
keong
lainnya (air, tikus, dll)
tidak tahu
Hewan Perantara Schistosomiasis (n:209)
keong
tikus
lainnya (cacing, anjing, lintah, dll)
Tidak tahu
Tempat terinfeksi schistosomiasis (n:209)
.
86.36
JJ
13.64
78
72
20
39
37.32
34.45
9.57
18.66
39
18.66
88
42.1t
4t
4t
19.62
19.62
90
43.06
pinggir sungai/parit
122
58.37
perairan
47
lainnya (tempat lembab, kolam, kebun, dll)
tidak tahu
Gejala (n:209)
gatal
diare
demam
sakit kepala
tidak nafsu makan
t9
2
22.49
9.09
0.96
101
48.33
34
16.27
87
41.63
berak darah
7
209
lainnya (mual, besar perut, pucat-pucat, dll)
tidak tahu
(n=209)
schistosomiasis dapat di
Ya
Tidak
Cara mencegah (n:208)
bab dijamban
memakaiAPD
memberantas keong
menggunakan air bebas sercaria
lainnya (minum obat)
40
44
26
20
2t
ll
208
I
19.14
21.05
12.44
9.57
10.05
5.26
99.52
0.48
155
24.04
74.52
32
15.38
7
3.36
./.J
1l:06
50
I
Persentase (%o)
sawah
lesu
6.
Jumlah
M)
26
Jurnal Vektor Penyakit, Vol.V No. 2, 2011 :22 - 32
Jumlah
Variabel
Binatang yang bisa terinfeksi (n:209)
8.
42
*p,
10.
anjing
babi
tikus
kerbau
lainnya (ayam, bebek, dll)
Tidak tahu
schistosomiasis bisa diobati (n=209)
Ya
Tidak
Schistosomiasis
Ya
Tidak
Pengetahuan
53
20'1
2.87
25.36
84
40.t9
130
62.2
6
kuda
9.
Persentase (%)
diukur dari
l0
cut
4
9
5
4.31
208
I
99.52
0.48
209
100
0
0
l.9l
2.39
off pointnyaadalah>
10
(sersitivlas 50oh
(grafik
l),
sehingga
peftanyaan, dimana setiap jawaban yang
dan spesivisitas 52%o)
benar diberikan skor satu, kemudian
pengkategoriannya
dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu
baik,
baik dan kurang baik.
Pengkategorian
pertanyaan pengetahuan
>
cut of pointnya
pengetahuan kurang baik
jika < 10. (Tabel
pengetahuan berdasarkan
dan yang terbaik adalah yang memiliki nilai
adalah
Pengetahuan
jika point total jawaban benar dari
10, sedangkan
3)
sensitivitas dan spesivisitamya sebanding.
Analisis menunjukkan bahwa pengetahuan,
27
Pengetahuan Masyarakat......(Made Agus N, Renti M)
Grafik l- Cut of point pengetahuan tentang schistosomiasis di Desa Winowangan Tahun 201I
o
N
o
'a
5^
ffY,
f,o
d
K
d
8
o
ks&rROC@e=O.5m9
Tabel 3. Hubungan pengetah-uan dan kejadian schistosomiasis di Desa Winowangan
Tahun 201 I
Variabel
Schistosomiasis
Pengetahuan Kurang
Tabel
3
P
Kateggri
baik 56
66.67
28
33.33
87
65.80
OR
0.655 0.87
95%Ct
0.46-1.6s
menunjukkan bahwa distribusi
pengetahuan yang kurang baik pada kasus
PEMBAHASAN
maupun control lebih besar dibandingkan
Keterbatasan kesempatan untuk
rnemperoleh pendidikan merupakan faktor
(>
50%). Hal ini
menunjukkan bahwa
pengetahuan
dengan pengetahuan baik
yang dapat
mempengaruhi tingkat
masyarakat tentang schistosomiasis di Desa
kesehatan, serta upaya pencegahan penyakit.
Winowanga masih sangat rendah. Analisis
Pada kelompok masyarakat dengan tingkat
chi-,square menunjukkan bahwa tidak ada
pendidikan yang rendah pada umumnya
hubungan antara pengetahuan dengan
status ekonominya juga rendah. Mereka sulit
schistosomiasis (p value > 0,05).
untuk memahami informasi mengenai
kesehatan (dalam hal ini mengenai
penularan penyakit dan
cara
Jumal Vektor Penyakit, Vol.V No. 2,
No
8.
9.
10.
20ll :22 - 32
Jumlah
Persentase (%)
sapi
42
20.1
kuda
6
anjing
babi
tikus
kerbau
lainnya (ayam, bebek, dll)
Tidak tahu
schistosomiasis bisa diobati (n:209)
Ya
Tidak
(n:209)
Schistosomiasis
Ya
Tidak
53
2.87
25.36
64
40.19
130
62.2
4
1.91
9
4.31
5
2.39
208
1
99.52
0.48
209
100
0
0
Variabel
Binatang yang bisa terinfeksi (n:209)
Pengetahuan
diukur dari
l0
cut offpoinrnya adalah
> l0
(sensitivtas
50o/o
pertanyaan, dimana setiap jawaban yang
dan spesivisitas 52Yo) (grafik 1), sehingga
benar diberikan skor satu,
pengkategoriannya
kemudian
adalah
Pengetahuan
jika point total jawaban
benar dari
dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu
baik,
baik dan kurang baik.
Pengkategorian
pertanyaan pengetahuan
>
cut of pointnya
pengetahuan kurang baik
jika < 10. (Tabel
pengetahuan berdasarkan
dan yang terbaik adalah yang memiliki nilai
10, sedangkan
3)
sensitivitas dan spesivisitasnya sebanding.
Analisis menunjukkan bahwa pengetahuan,
27
Pengetahuan Masyarakat......(Made Agus N, Renti M)
Grafik l. Cut of point pengetahuan tentang schistosomiasis di Desa Winowangan Tahun 201I
n
N
o
i'5^
EU
d)
&
ci
Io
Tabel 3. Hubungan pengetahuan dan kejadian schistosomiasis di Desa Winowangan Tahun 2011
Schistosomiasis
Variabel
Pengetahuan Kurang
baik
3
Ya
Tidak
55
87
33.33
Baik
Tabel
P
Kategori
OR
0.655 0.87
38
95%
Ct
%
0.4&1.6s
30.40
menunjukkan bahwa distribusi
pengetahuan yang kurang baik pada kasus
PEMBAHASAN
maupun control lebih besar dibandingkan
Keterbatasan kesemPatan untuk
dengan pengetahuan baik (> 50%). Hal ini
memperoleh pendidikan merupakan faktor
menunjukkan bahwa
yang dapat
pengetahuan
mempengaruhi tingkat
masyarakat tentang schistosomiasis di Desa
kesehatan, serta upaya pencegahan penyakit.
Winowanga masih sangat rendah. Analisis
Pada kelompok masyarakat dengan tingkat
chi-,square menunjukkan bahwa tidak ada
pendidikan yang rendah pada umumnya
hubungan antara pengetahuan dengan
status ekonominya juga rendah. Mereka sulit
schistosomiasis (p value > 0,05).
untuk memahami informasi mengenai
kesehatan (dalam hal ini mengenai
penularan penyakit dan
cara
,mal Veklor Penyakit, Vol.V No' 2, 2011 :22'32
:encegahannya)14. Hal
ini akan berpengaruh
lebih tepat diberikan kepada mereka yang
terhadap pelaksanaan progam kesehatan,
berisiko tinggi seperti anak
khususnya dalam upaya
peningkatan
mengingat penderita pada kelompok anak
dan pengertian
masyarakat
sekolah yang relatif tinggi. Penyuluhan
tentang pencegahan schistosomiasis dengan
dapat dilakukan dengan metode tanya jawab,
pengetahuan
penyuluhan kesehatan.
Tingkat pendidikan masyarakat yang
tinggi akan dapat membantu menekan
sekolah,
leaflet, poster dan bila memungkinkan
dengan pemutaran
film dokumenter,
masyarakat/anak sekolah
tertarik
agar
untuk
tingginya angka kesakitan suatu penyakit,
mengetahui lebih lanjut
tingkat pendidikan yang baik
dapat
schistosomiasis. Penyuluhan dipusatkan
meningkatkan pengetahuan masyarakat akan
pada upaya pencegahan terhadap penularan
kebersihan, pola hidup yang lebih sehat dan
schistosomiasis.
pengetahuan masYarakat
tentang
masih bersekolah, perlu dilakukan upaya
schistosomiasis sehingga akan muncul suatu
pendekatan oleh pihak Puskesmas setempat
kesadaran untuk mengurangi kontak dengan
fokus penularan serta membantu melakukan
tentang
Untuk anak-anak yang
dengan pihak sekolah untuk menjalankan
program Upaya Kesehatan Sekolah (UKS),
penyebaran schistosomiasis. Tingkat
khususnya pencegahan schistosomiasis'
Model pendidikan pada anak sekolah di
pendidikan masyarakat di Desa Winowanga
daerah pedesaan Minas Gerais bagian utara
relatif rendah (< SLTA), hal
Brazil menunjukkan hubungan
upaya pencegahan dan
mengurangi
ini
Yang
mengakibatkan kemampuan masyarakat
signifikan dengan peningkatan pengetahuan
untuk memahami arti PentingnYa
pencegahan terhadaP Penularan
anak sekolah'khususnya pencegahan
sch i stosom i asi s j
u
ga rel.rtif rendah, sehin gga
akan berdampak terhadap pengetahuan dan
perilaku masyarakat.
Untuk daPat
meningkatkan
penularan schistosomiasisl
Di
dan
1,
daerah endemis, Yang
Pada
umumnya daerah Pedesaan dengan
masyarakat yang berpendidikan relatif
rendah memang sangat
diPerlukan
pengetahuan masyarakat diperlukan kegiatan
penyuluhan mengenai satu penyakit tertentu
penyuluhan yang intensif dan berkelanjutan
secara khusus dan'tidak digabung dengan
dengan mengikutsertakan
tokoh-tokoh
masyarakat desa Winowanga. Penyuluhan
penyuluhan kesehatan iainnya,
dimaksudkan untuk
hal
ini
meningkatkan
Pengetahuan Masyarakat......(Made Agus N, Renti
pengetahuan masyarakat tentang penyakit
Penelitian
ini memiliki
M)
keterbatasan
tersebut. Namun penyuluhan tersebut harus
yang tidak dapat dihindari dan mungkin
dilakukan berkali-kali khususnya mengenai
berpengaruh terhadap hasil penelitian. Bias
penyakit endemis di daerah mereka.
seleksi yang mungkin terjadi adalah
pengumpulan dan pemeriksaan tinja
Secara teori. erat kaitannya antara
pengetahuan dengan
suatu
penyakit,
dilakukan secara sukarela oleh masyarakat,
pengetahuan seseorang
tentang schistosomiasis maka semakin besar
bias yang terjadi adalah kemungkinan
adanya rnasyarakat yang tidak ikut
kemungkinan untuk terproteksi/tidak terkena
memeriksakan tinjanya berpeluang untuk
schistosomiasis, seperti hasil penelitian di
menjadi kasus dan terpapar faktor risiko.
semakin
tinggi
Cameroon dan penelitian
di Malawil6'17.
Seseorang yang berpengetahuan baik/mema-
Sedangkan
bias informasi yang
terjadi
adalah pengetahuan yang ditanyakan adalah
dai dalam masalah-masalah kesehatan
diharapkan dapat
mencegah
yaitu pada tahun 2011, jadi kemungkinan
schistosomiasisls. Pengetahuan yang baik
ada
mestijuga didukung oleh perilaku yang baik
pemeriksaan tinja bulan Juni 2010, namun
pula terhadap upaya mencegah terinfeksi
hal itu
Bila hal
pengetahuan pada saat wawancara dilakukan
perubahan pengetahuan
setelah
dikesampingkan dengan asumsi
tersebut tidak
bahwa pengetahuan saat wawancara dengan
terjadi maka seseorang tetap akan berisiko
sebelum pemeriksaan tinja tahun 2010 relatif
untuk terinfeksi. Namun hasil penelitian ini
sama dan dilakukan
menunjukkan hal yang sebaliknya, tidak ada
reabilitas terhadap kuesioner
hubungan antara pengetahuan
digunakanle.
schistosomiasis.
dengan
uji
validitas
dan
yang
kejadian schistosomiasis. Adanya perbedaan
hasil dalam penelitian
ini
kemungkinan
disebabkan oleh keadaan geografis, desain
KESIMPULAN
1. Pengetahuan masyarakat
tentang
studi yang berbeda dan jumlah sampel yang
schistosomiasis masih sangat rendah,
lebih sedikit dibandingkan dengan penelitian
khususnya mengenai penyebab, tempat
yang sebelumnya baik yang dilakukan di
terinfeksi, gejala maupun
Cameroon maupun di Malawir6'17.
pencegahannya.
Ke te r b otas
an
P e ne
I iti
cara
an
30
Jurnal Vektor Penyakit, Vol.V No. 2, 2011 :22 - 32
2. Tidak ada hubungan
yang bermakna
antara pengetahuan dengan kejadian
schistosomiasis (p value > 0,05).
SARAN
Kesehatan Kabupaten Poso @apak drg. Urip
l.
Perlu penambahan jumlah sampel dan
Heriyanto, M.Kes), Camat Lore Timur
daerah penelitian diperluas.
(Bapak Drs. Yapet), Kepala
Puskesmas
2. Perlu adanya penyuluhan yang intensif
Maholo (Ibu Helvie Etma Wati, SKM),
guna mengubah perilaku penduduk agar
mencegah terinfeksi schistosomiasis
Kepala Desa Winowanga @apak Alpius
Rangka) yang telah memberikan izin kami
dengan menitikberatkan pada
untuk metakukan penelitian di wilayahnya.
yang berisiko tinggi seperti pada anak
Kepala Balai Litbang P2B2
sekolah dengan memasukkan pelajaran
(Bapak Jastal, SKM, M.Si), Petugas
pengumpul data di lapangan, Bapak Kaleb
tentang schistosomiasis
3.
sasaran
di
sekolah
Donggala
sebagai mata pelajaran muatan lokal
dan seluruh masyarakat Desa Winowanga
Meningkatkan peran serta masyarakat
yang
dalam kegiatan penyuluhan, sehingga
ini.
ikut
berpartisipasi dalam penelitian
masyarakat dapat memberi penyuluhan
kepada masyarakat lainnya
dengan
bahasa yang lebih mudah agar dapat
dimengerti oleh masyarakat
l.
dengan
pendidikan yang bervariasi.
4. Pemerintah menyediakan
DAFTAR PUSTAKA
sarana
human helminthiasis in
2.
penyuluhan yang lebih menarik seperti
dengan pemutaran
film
tentang schistosomiasis
dokumenter
di
sekolah-
Margono, S.S. 2003. Kontroling di.sea,'c
due to helminth infections: imporlanl
Indonesiu.
WHO, Geneva.
Sudomo, M. 2008. Penyakit parasitik
yang kurang diperhatikan. Orasi
pengukuhan profesor riset bidang
entomologi dan molusca Badan Litbang.
Jakarta.
3. Engel, D.; &. Chitsulo, L.
2003.
Kontroling diseose due to helminlh
infections: Schistosomiasis. Genewa;
sekolah atau di masyarakat.
wHo.
4. Soedarto. 1990.
UCAPAN TERIMA KASIH
infeksi
Penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu
pelaksanaan penelitian
ini.
Kepala Dinas
5.
di
Penyakit-penyakit
Indonesia. Jakarta: Widya
Medika.
Markel, E.K., Voge, M., & John, D.T.
1992. Medical parasitologt (7th ed.)
Mexico; Medical Parasitology.
31
Pengetahuan Masyarakat......(Made Agus N. Renti
6.
7.
8.
Hadidjaja, P. 1982. Beberapa penelitian
mengenai aspek biologik dan klinik
schistosomiasis di Sulawesi Tengah
lndonesia. Tesis FKM UI. Jakarta.
Gandahusada, S. H., Ilahude, H.D., &
Pribadi, W. I998. Parasitologi
Kedokteran (3th ed.). Jakarta: FKUI.
Zaman, V., & Loh Ah, K. (Rukmono,
8., Oemijati, S., & Wita,
penterjemah). 1988.
Buku
parasitologi kedokteran.
105
M.T., Oyona. E.. & Ratard R.C.
2007. High risk behot'iours and
schistosomiasis infection in Kuba'
16. Sama,
South-lVe st
P
rov in c e, C ame ro on,
17. Kapito-Tembo,
A et al. (Januari,
2009).
Prevalence distribution and risk faktors
for Schistosoma hematobium infection
omong school children in BlantYre,
Malawi. Open access freely available
online. Akses 29 Januari 2011.
P,
Panduan
http://www.Plonsntds.org.
Bandung;
Binacipta.
9. Jastal., et al. 2008. Dataran Tinggi Bada:
Daerah Endemis Baru Schistosomiasis di
lndonesia.
l0.Laboratorium Schistosomiasis Napu.
2010. Laporan hasil survei tinja Dataran
Tinggi Napu. Sulawesi Tengah.
I l. Kasnodihardjo. Desember 1993.
Masalah sosial budaya pemberantasan
schistosomiasis di dataran tinggi
Sulawesi. Medika, 12 (19):29-33
12. Kasnodihardjo. 1994. Penularan
schistosomiasis dan penanggulanganpandangan dari ilmu perilaku. Cermin
Dunia Kedokteran . 96: 37 -39
I3. Basuki, B. 1999. Aplikasi metode kasuskontrol. Bagian ilmu kedokteran
komunitas FKUI. J akarta.
Intemational Journal of Environmental
Research and Public Helath. 4 (2): 101-
M)
r
S. 2003. Pendidikan
dan
l8.Notoadmodjo,
kesehatan perilaku. Jakarla; Rineka
Cipta Hastono, S'P. 2010.
pelatihan STATA:
uji
Materi
validitas
dan
reliabil itas kuesioner. Jakarta.
19.
Hastono, S.P. 2010. Materi pelatihan
STATA: uji validitas dan reliabilitas
kuesioner. Jakarta.
M., &
WaluYo,
1997. Aspek-aspek ekologi dan sosial
14. Soewati, S.S., Sudomo,
l.
dalam
penanggulangan "emerging
inJbctious disease". Buletin Penelitian
Kesehatan, 25
Q&$: 61 -72
l5.Gazzinelli, M.F et aI.2006. The impact
r{'two education methods on lvrowladge
of schistosomiasis trasmission and
preventation among school children in a
rural community in Northern Minas
Gerais, Brazil. Mem Inst Oswaldo Cruz,
Rio de janeiro. Vol. l0l (suppl. l): 4553
32