BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - STRATEGI PEMBIAYAAN MUDHARABAH DALAM MENINGKATKAN ESEJAHTERAAN EKONOMI PENGUSAHA MIKRO (STUDI BTM AMANAH BANGUNREJO). - Raden Intan Repository
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Baitul mal wa tamwil adalah lembaga keuangan mikro yang dioperasikan
dengan prinsip bagi hasil, menumbuh kembangangkan bisnis usaha mikro dan kecil dalam rangka mengangkat martabat dan serta membela kepentingan kaum fakir miskin. Secara konseptual, BMT memiliki dua fungsi Baitul Tamwil (bait = rumah, at tamwil = pengembangan harta). Jadi BMT adalah balai usaha mandiri terpadu yang isinya berintikan bayt al-mal wa al-tamwil dengan kegiatan mengembangkan usaha-usaha proktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas kegitan ekonomi pengusaha bawah dan kecil dengan antara lain mendorong
1 kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan.
Kelahiran BMT (Baitul Maal Wa Tamwil) sangat menunjang sistem perekonomian pada masyarakat yang berada di daerah sekitarnya, karena di samping sebagai lembaga keuangan Islam, BMT juga memberikan pengetahuan- pengetahuan agama pada masyarakat yang tergolong mempunyai pemahaman agama yang masih rendah. Sehingga fungsi BMT (Baitul Maal Wa Tamwil) sebagai lembaga ekonomi dan sosial keagamaan betul-betul terasa dan nyata
2 hasilnya.
1 Abdul Aziz dan Mariyah Ulfah, Kapita Selekta Ekonomi Islam Kontemporer, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 115. 2 Indonesia, 2008), h. 23.
Dengan adanya pengembangan dibidang sosial, BMT (Baitul Maal Wa
Tamwil) dimaksudkan mampu menjangkau lapisan masyarakat yang paling bawah
yang tidak mungkin tersentuh oleh dana-dana komersial. Dengan munculnya BMT (Baitul Wa Tamwil), diharapkan mampu memberdayakan dan mensejahterakan kelompok-kelompok fakir miskin. Sebab kelompok ini perlu
3
didampingi dan diberi modal sebagai rangsangan usahanya. Oleh karena itu, disinilah BMT (Baitul Maal Wa Tamwil) dituntut untuk muncul sebagai instrumen koperasi yang modern dan mampu mendekati semua kalangan khususnya pada
4 tingkatan menengah ke bawah.
Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) merupakan salah satu model lembaga
keuangan syariah yang paling sederhana yang saat ini banyak muncul di Indonesia bahkan hingga ribuan BMT, yang bergerak di kalangan masyarakat ekonomi bawah dan berupaya mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi dalam rangka meningkatkan ekonomi bagi pengusaha kecil yang berdasarkan prinsip-
5 prinsip syariah yang kemudian disalurkan melalui pembiayaan-pembiayaan.
Pembiayaan yang sering digunakan dalam lembaga keuangan syariah diantaranya menggunakan sistem pembiayaan mudharabah , yakni guna memperlancar roda perekonomian umat, sebab dianggap mampu menekan terjadinya inflasi karena tidak adanya ketetapan bunga yang harus dibayarkan ke
3 Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil (BMT), (Yogyakarta: UII Press, 2004), h. 2. 5 4 Makhalul Ilmi, Teori dan Praktek Mikro Keuangan Syariah, (Yogyakarta: UII Press, 2002), h. 49. bank, selain itu juga dapat merubah haluan kaum muslimin dalam setiap transaksi
6 perdagangan dan keuangan yang sejalan dengan ajaran syariah Islam.
Mudharabah adalah bentuk kerjasama antara dua atau lebih pihak dimana pemilik modal (shahibul Maal) mempercayakan sejumlah modal kepada pengelola (mudharib) dengan suatu perjanjian keuntungan. Bentuk ini menegaskan kerjasama dengan kontribusi seratus persen modal dari shahibul maal
7
dan keahlian dari mudharib. Pembiayaan mudharabah secara tidak langsung adalah sebuah bentuk penolakan terhadap sistem bunga yang diterapkan oleh bank konvensional dalam mencari keuntungan, karena itu pelarangan bunga ditinjau dari ajaran Islam merupakan perbuatan riba yang diharamkan dalam Al-Quran, sebab larangan riba tersebut bukanlah meringankan beban orang yang dibantu yang dalam hal ini adalah nasabah, melainkan merupakan tindakan yang dapat
8 memperalat dan memakan harta orang lain.
Larangan riba terdapat dalam surat al baqoroh ayat 287 yang berbunyi :
َﻦﯿِﻨِﻣْﺆُﻣ ْﻢُﺘْﻨُﻛ ْنِإ ﺎَﺑِّﺮﻟا َﻦِﻣ َﻲِﻘَﺑ ﺎَﻣ اوُرَذَو َﮫﱠﻠﻟا اﻮُﻘﱠﺗا اﻮُﻨَﻣآ َﻦﯾِﺬﱠﻟا ﺎَﮭﱡﯾَأ ﺎَﯾ
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan tinggalkan
sisa riba (yang belum dipungut), jika kamu orang-orang yang beriman."
(QS.2:278).Pembiayaan mudharabah adalah pembiayaan yang disalurkan lembaga
9
keuangan syariah kepada pihak lain untuk usaha yang produktif. Sebagai lembaga keuangan mikro, BTM Amanah Bangunrejo menyalurkan pembiayaan 6 Agustianto, Percikan Pemikiran Ekonomi Islam, (Bandung: Cipta Pustaka Media, 2002), h.
123. 7 Adrian Sutedi, Perbankan Syariah: Tinjauan dan Beberapa Segi Hukum, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009), Cet, Ke-1, h. 70. 8 184. 9 Himpunan Fatwa Dewan Syari’ah Nasional, (No.07/DSN-MUI/IV/2000), h. 40.
mudharabah ke sektor-sektor produktif dan mikro untuk menggerakan ekonomi
1 Tahun Peternakan Sapi
4 Bulan Pertanian Padi
8 Ahmad Yani Rp 10.000.000
4 Bulan Perdagangan bumbu dapur
9 Bambang Indra W Rp 13.000.000
4 Bulan Pertanian semangka
10 Wasino Rp 25.900.000
11 Taufiqurrohman Rp 10.700.000
6 Bulan Pertanian Padi
1 Tahun Pertanian Semangka
12 Sarifudin Rp 170.600.000
1 Tahun Peternakan Sapi
13 Sudarto Rp 30.000.000
4 Bulan Perdagangan dan Penggilingan Padi
14 Akrom Mudin Rp 6.000.000
7 Basir Rp 5.000.000
6 Sulastri Rp 1.500.000
dari bawah. Kebanyakan pengusaha mikro tidak mempunyai modal untuk menjalankan usahanya. Disinilah peran penting dari BTM Amanah Bangunrejo sebagai upaya penanaman modal kepada para pengusaha mikro.
No Nama Besar Pembiayaan Jangka Waktu Jenis Usaha
Modal merupakan kumpulan dari barang-barang modal, yaitu semua barang yang ada dalam rumah tangga perusahaan dalam fungsi produktifnya untuk membentuk pendapatan. Jadi yang dimaksud dengan modal adalah bukan hanya berupa uang saja tetapi termasuk juga aktiva yang ada dalam perusahaan seperti mesin-mesin, kendaraan, bangunan pabrik, bahan baku, dan lain-lain, yang digunakan untuk menjalankan operasi usahanya.
10 Adapun modal pembiayaan
mudharabah dari BTM Amanah bangunrejo yang diberikan kepada pengusaha mikro dapat dilihat dari tabel di bawah ini :
Tabel 1.1 Data Pengusaha Mikro Yang Memperoleh Pembiayaan Mudharabah
Di BTM Amanah Bangunrejo Tahun 2016-2017
10 Evan Setiawan Asnaini dan Windi Asriani, Manajemen Keuangan, (Yogyakarta: Teras, 2012), h. 12.
1 Badenan Rp 20.000.000
1 Tahun Peternakan Sapi
4 Bulan Perdagangan Motor Bekas
2 Meira Wulaningsih Rp 5.000.000 4 bulan Perdagangan Sembako
3 Ifrosim Habibi Rp 165.000.000
1 Tahun Perdagangan motor bekas
4 Sumardi S.E Rp 35.000.000
1 Tahun Perdagangan alat-alat pertanian
5 Ngadenan Rp 13.000.000
4 Bulan Perdagangan Jasa bengkel motor Sumber : Dokumen BTM Amanah Bangunrejo
Dari tabel di atas terlihat bahwa modal merupakan langkah awal pengusaha mikro dalam menjalankan usahanya. Dengan modal yang diberikan BTM Amanah Bangunrejo, sangat membantu pengusaha mikro dalam menjalankan usahanya untuk mencapai tujuan kesejahteraan ekonomi. Akan tetapi modal belum tentu meningkatkan kesejahteraan ekonomi pengusaha mikro. Kesejahteraan ekonomi merupakan suatu tujuan yang sangat mendasar bagi pengusaha mikro. Jadi kesejahteraan ekonomi adalah suatu hal yang harus dibantu oleh pihak BTM agar pembiayaan mudharabahnya sesuai dengan tujuannya. Sementara kesejahteraan dalam ekonomi Islam bukan hanya diukur dengan kesejahteraan materi, tetapi juga kesejahteraan non materi.
Ekonomi Islam menghendaki kesejahteraan itu juga mencakup keseluruhan unsur materi dan non materi (psikis). Hal ini disebabkan kepuasan manusia itu terletak pada unsur-unsur non materi. Kecerdasan Islami merupakan fungsi dari
11
kecerdasan material dan kecerdasan spiritual. Di dalam ekonomi kesejahteraan Islami, kesejahteraan seseorang diukur dari kecerdasan material dan kecerdasan spiritual. Oleh karenanya, kecerdasan islami dapat dicapai apabila hal-hal sebagai berikut dilakukan, yakni benda yang dimiliki dengan cara yang halal dan baik, bertujuan untuk ibadah, kualitas lebih dipentingkan dari kuantitas, dan
12
penggunaannya sesuai syariah. Kesejahteraan ini bertujuan untuk mencapai kemaslahatan seperti yang dikatakan oleh Al-Ghazali.
11 Komparasi , (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2011), 112. 12 Ibid , h. 113. Kesejahteraan menurut al-Ghazali adalah tercapainya kemaslahatan. Kemaslahatan sendiri merupakan terpeliharanya tujuan syara’ (Maqasid al-
Shariah ). Manusia tidak dapat merasakan kebahagiaan dan kedamaian batin
melainkan setelah tercapainya kesejahteraan yang sebenarnya dari seluruh umat manusia di dunia melalui pemenuhan kebutuhan-kebutuhan ruhani dan materi.
Untuk mencapai tujuan syara’ agar dapat terealisasinya kemaslahatan, beliau menjabarkan tentang sumber-sumber kesejahteraan, yakni terpeliharanya agama,
13 jiwa, akal, keturunan dan harta.
Agar masalah di atas dapat diselesaikan, maka BTM Amanah Bangunrejo harus mempunyai strategi dalam mengatasi masalah-masalah tersebut. Dalam penelitian ini, penulis akan menganalisis strategi BTM Amanah Bangunrejo dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi pengusaha mikro. Strategi harus sesuai dengan prinsip Islam karena BTM Amanah Bangunrejo merupakan salah satu penggerak dalam produk dan pembiayaan syariah. Karena dengan manajemen strategi Islami, maka akan memberikan hasil yang sesuai dengan tujuan BTM itu sendiri sehingga otomatis berdampak pada kesejahteraan ekonomi pengusaha mikro.
Manajemen Islami memandang manajemen sebagai objek yang sangat berbeda dibanding konvensional. Dalam manajemen konvensional manusia dipandang sebagai makhluk ekonomi, sedangkan dalam Islam manusia merupakan
13 Abdur Rohman, Ekonomi Al-Ghazali, Menelusuri Konsep Ekonomi Islam dalam Ihya’ Ulum al-Din , (Surabaya: Bina Ilmu, 2010), h. 84-86.
makhluk spiritual, yang mengakui kebutuhan baik material (ekonomi) maupun immaterial.
14 Berdasarkan uraian masalah di atas, maka peneliti ingin melakukan penelitian
dengan judul “Strategi Pembiayaan Mudharabah Dalam Meningkatkan
Kesejahteraaan Ekonomi Pengusaha Mikro (Studi BTM Amanah
Bangunrejo)”.B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang dapat diidentifikasi dalam penelitian ini adalah :
1. Modal merupakan masalah utama pengusaha mikro pembiayaan mudharabah di BTM Amanah Bangunrejo.
2. Peningkatan kesejahteraan ekonomi merupakan suatu hal yang mendasar bagi pengusaha mikro yang mendapatkan pembiayaan mudharabah.
3. Kesejahteraan dalam ekonomi Islam diukur dari kesejahteraan materi dan non materi.
C. Batasan Masalah
Agar pembahasan dalam penelitian ini tidak meluas, maka perlu penulis batasi tesis ini. Adapun yang perlu dibatasi adalah sebagai berikut :
1. Strategi pembiayaan mudharabah pada BTM Amanah Bangunrejo.
2. Kontribusi pembiayaan mudharabah di BTM Amanah Bangunrejo dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi pengusaha mikro. 14 Ridwan Amin, op.cit., h. 67.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah disebutkan diatas, maka dirumuskan permasalahan dalam penelitlian ini adalah :
1. Bagaimana strategi pembiayaan mudharabah pada BTM Amanah Bangunrejo ?
2. Apakah strategi pembiayaan mudharabah yang diterapkan BTM Amanah Bangunrejo dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi pengusaha mikro?
E. Penelitian Terdahulu Yang Relevan
Untuk menggali informasi tentang ruang penelitian yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan maka dibutuhkan adanya pelaksanaan penelitian terdahulu. Dengan penelusuran penelitian ini maka dapat dipastikan bahwa tidak terjadi penelitian yang tumpang tindih atau penelitian ulang dengan penelitian terdahulu.
Jurnal iqthisodia yang berjudul meminimalisir resiko moral hazard pada
pembiayaan mudharabah . Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa bagaimana
penerapan pembiayaan mudharabah di koperasi syariah nuri Jawa Timur Plakplaak Kecamatan Pengantenan Pamekasan adalah pembiayaan yang bersifat kepercayaan atau amanah, semua terjadi sesuai dengan akad yang kedua belah pihak dan bagi hasil yang dikenakan oleh koperasi kepada nasabah juga sesuai dengan akad yang sudah disepakati bersama dengan tidak ada yang merasa
15
diberatkan. Persamaan penelitian di atas dengan penelitian yang akan diteliti penulis adalah pembiayaan mudharabah sebagai obyek penelitian. Sedangkan 15 Mudharabah di Koperasi Syariah Nuri Jawa TImur (KSN Jatim) Plakpak Kecamatan Pegantenan Pamekasan , Jurnal Iqtishodia, (Volume 02 No 20, Desember 2015), h. 201. perbedaannya yaitu penelitian di atas yang diteliti adalah dari segi manajemen resiko dalam meminimalisir resiko yang diakibatkan dari pembiayaan
mudharabah , sementara penelitian tesis ini mengkaji dari segi manajemen
strategi.Jurnal ekonomi Syariah Iqtishodia yang berjudul analisis manfaat (maslahat) BMT ditinjau dari persepsi pengusaha mikro (studi kasus BMT Nurul Jannah Petrokimia Gresik). Dari hasil penelitian, disimpulkan bahwa pembiayaan
mudharabah yang diberikan oleh BMT Nurul Jannah Petrokimia Gresik kepada
para pengusaha mikro dapat memberikan sebuah manfaat bagi usaha mereka melalui peningkatan penjualan atau omset, peningkatan pendapatan, serta
16
stabilitas usaha yang dijalankan. Persamaan penelitian di atas dengan penelitian yang akan diteliti penulis adalah sama-sama meningkatkan kesejahteraan anggota.
Sedangkan perbedannya adalah penelitian di atas terlihat yang diteliti adalah peningkatan penjualan atau omset, peningkatan pendapatan, serta stabilitas usaha yang dijalankan. Sedangkan dalam penelitian ini yang diteliti adalah kesejahteraan ekonomi pengusaha mikro melalui stabilitas usahanya saja serta strategi-strategi yang diterapkan BTM Amanah Bangunrejo.
Jurnal ekonomi Syariah Indonesia yang berjudul analisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan pembiayaan mudharabah pada BMT hidayah Umat Yogyakarta 2013. Dari hasil pengujian, ditemukan bahwa faktor syariah, pelayanan, produk dan promosi merupakan faktor yang mempengaruhi nasabah
16 Mikro (Studi Kasus BMT Nurul Jannah Petrokimia Gresik), Jurnal Ekonomi Syariah Indonesia, Iqtishodia, (Volume 2, No 01, Maret 2017), h. 48-49.
17
dalam mengajukan pembiayaan mudharabah. Persamaan penelitian di atas dengan penelitian yang akan diteliti penulis adalah sama-sama membahas tentang pembiayaan mudharabah, sedangkan perbedannya adalah penelitian di atas terlihat yang diteliti adalah faktor-faktor permintaan pembiayaan. Oleh karena itu, penulis ingin meneliti lebih jauh tentang dampak pembiayaan mudharabah dalam meningkatkan kesejahteraan pengusaha mikro.
Jurnal Keuangan dan Perbankan yang berjudul pelaksanaan sistem bagi hasil pembiayaan al mudharabah pada Bank Syariah. Dari hasil pengujian, ditemukan bahwa penyaluran pembiayaan mudharabah disalurkan ke segala sektor perekonomian yang dapat memberikan keuntungan dan melarang penyaluran untuk usaha yang mengandung unsur tidak halal. Pembiayaan mudharabah disalurkan untuk usaha pertanian, perdagangan, konstruksi, dan jasa-jasa usaha lainnya. PT. Bank Muamalat Indonesia TBk. Cabang Malang dalam melakukan analisis pembiayaan pada dasarnya sudh tepat dan sesuai dengan pedoman analisis pembiayaan yang berdasrakan prinsip-prinsip syariah yaitu melakukan analisis yang mendalam atas iktikad serta kemampuan nasabah dalam mengembalikan
18
pembiayaan sesuai dengan yang telah diperjanjikan sebelumnya. Persamaan penelitian di atas dengan penelitian yang akan diteliti penulis adalah sama-sama meneliti pembiayaan mudharabah sedangkan perbedaannya adalah penelitian di atas membahas pelaksanaan bagi hasilnya, sedangkan penelitian ini membahas
17 Murningsih dan Ahmad Yurnadi, Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Permintaan
Pembiayaan Mudharabah Pada BMT Hidayah Umat Yogyakarta 2013, Jurnal Ekonomi Syariah Indonesia, (Volume III,No 01, Juni 2013), h. 120. 18 Mudharabah Pada Bank Syariah , Jurnal Keuangan dan Perbankan, (Volume 15, No. 03, September 2011), h. 477. pembiayaan mudharabah dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi pengusaha mikro.
Jurnal riset akuntasi dan bisnis yang berjudul analisis pembiayaan
mudharabah dan murabahah terhadap laba Bank Syariah Mandiri. Dari hasil
penelitian disimpulkan bahwa mudharabah tidak berpengaruh terhadap laba bank syariah mandiri, hal ini diakibatkan karena pembiayaan mudharabah akan meningkatkan biaya yang dikeluarkan oleh bank sehingga laba yang di dapat kemungkinan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Sedangkan murabahah berpengaruh positif terhadap laba Bank Syariah Mandiri. Ditemukan juga hubungan yang sangat erat antara pembiayaan mudharabah dan murabahah
19
dengan laba. Persamaan penelitian di atas dengan penelitian yang akan diteliti penulis adalah sama-sama membahas pengaruh pembiayaaan mudharabah.
Sedangkan perbedaanya adalah penelitian di atas membahas pengaruh pembiayaan mudharabah terhadap keuntungan intern yaitu laba bank. Sedangkan penelitian yang diteliti penulis membahas pengaruh pembiayaan mudharabah terhadap kesejahteraan ekstern yaitu kesejahteraan ekonomi pengusaha mikro.
F. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian yang akan dicapai adalah:
19 Novi Fadhila, Pembiayaan Mudharabah Dan Murabahah Terhadap Laba Bank Syariah Mandiri, Jurnal Riset Akuntasi Dan Bisnis, (Volume 15 No 1, Maret 2015). h. 75.
a. Untuk mengetahui dan mempelajari strategi yang diterapkan pada BTM Amanah Bangunrejo dalam pembiayaan mudharabah.
b. Untuk mengetahui, mempelajari dan menganalisis peran strategi yang diterapkan BTM amanah Bangunrejo dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi pengusaha mikro melalui pembiayaan mudharabah .
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi Penulis Diharapkan dapat menambah wawasan mengenai lembaga keuangan syariah khususnya tentang strategi dan pembiayaan
mudharabah di lembaga keuangan syariah dalam meningkatkan kesejahteraan pengusaha mikro.
b. Bagi Pihak BTM Amanah Bangunrejo Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada lembaga keuangan syariah mengenai manajemen strategi, khususnya pembiayaan mudharabah yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi pengusaha mikro dan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan pembiayaan mudharabah.
c. Bagi Akademisi Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat membantu para akademisi yang membutuhkan informasi dan referensi penelitian penelitian-penelitian lebih jauh membahasnya sehingga penelitian ini menjadi salah satu rujukan yang dapat dipercaya.
G. Kerangka Pikir
Kata “strategi” berasal dari bahasa yunani “strategos”, yang berasal dari
20
‘stratos’ yang berarti militer dan ‘ag’ yang berarti memimpin. Menurut William
F. Glueck, Strategi merupakan suatu kesatuan rencana yang terpadu dan menyalur agar mengaitkan kekuatan perusahaan dengan lingkungan yang di hadapinya agar dapat di capainya tujuan perusahaan.
Setiap manusia memerlukan harta untuk mencukupi segala kebutuhan hidupnya. Karena, manusia akan selalu berusaha memperoleh harta kekayaan itu.
Salah satunya dengan bekerja, sedangkan salah satu ragam bekerja adalah berbisnis. Islam mewajibkan setiap muslim, khususnya yang memiliki tanggungan, untuk bekerja salah sebab pokok yang memungkinkan manusia memiliki harta kekayaan.
Manajemen islami memandang manajemen sebagai objek yang sangat berbeda dibanding konvensional. Dalam manajemen konvensional manusia dipandang sebagai makhluk ekonomi, sedangkan dalam Islam manusia merupakan makhluk spiritual, yang mengakui kebutuhan baik material (ekonomi) maupun
21 immaterial.
Sedangkan mudharabah adalah sistem pendanaan opersional realitas bisnis, dimana baik sebagai pemilik modal biasanya disebut shahibul maal dengan 20 21 Husni Mubarok, Manajemen Strategi, (Kudus: Dipa STAIN Kudus, 2009), h. 10.
Ridwan Amin, op.cit., h. 67. menyediakan modal 100% kepada pengusaha sebagai pengelola disebut sebagai mudharib untuk melakukan aktivitas produktif dengan syarat bahwa keuntungan yang dihasilkan akan dibagi di antara mereka sesuai dengan kesepakatan yang
22
disebutkan dalam akad mereka. Jika mengalami kerugian setelah adanya pengelolaan usaha oleh mudharib bukan kelalaian yang disengaja maka akan
23 ditanggung oleh investor atau shahibul maal.
Di dalam tesis ini BMT Amanah Bangunrejo membuat produk pembiayaan
mudharabah bertujuan untuk mensejahterakan ekonomi pengusaha mikro. Di
dalam mencapai tujuan tersebut, terdapat permasalahan yang mendasar pengusaha mikro yang kekurangan permodalan, kesejahteraan ekonomi adalah masalah mendasar bagi pengusaha mikro serta kesejahteraan diukur dengan kesejahteraan materi dan non materi. oleh sebab itu diperlukan startegi yang Islami agar dalam prosesnya sesuai dengan nilai-nilai keislaman dan kesejahteraan ekonomi pengusaha mikro dapat tercapai.
Kesejahteraan menurut al-Ghazali adalah tercapainya kemaslahatan. Kemaslahatan sendiri merupakan terpeliharanya tujuan syara’ (Maqasid al-
Shariah ). Manusia tidak dapat merasakan kebahagiaan dan kedamaian batin
melainkan setelah tercapainya kesejahteraan yang sebenarnya dari seluruh umat manusia di dunia melalui pemenuhan kebutuhan-kebutuhan ruhani dan materi.
Untuk mencapai tujuan syara’ agar dapat terealisasinya kemaslahatan, beliau menjabarkan tentang sumber-sumber kesejahteraan, yakni terpeliharanya agama, 22
23 Abdullah Saed, Menyoal Bank Syari’ah, Kritikan Atas Interpretasi Bunga Bank Neorevivaless, (Jakarta: Paramadina, 2004), h. 77.
24
jiwa, akal, keturunan dan harta. Kecerdasan Islami merupakan fungsi dari kecerdasan material dan kecerdasan spiritual. Oleh karenanya, kecerdasan Islami dapat dicapai apabila hal-hal sebagai berikut dilakukan, yakni benda yang dimiliki diperoleh dengan cara halal dan baik, bertujuan untuk ibadah, kualitas lebih
25 dipentingkan daripada kuantitas, dan penggunaannya sesuai syariah.
Dari permasalahan di atas, penulis akan menganalisis tentang strategi pembiayaan mudharabah BTM Amanah Bangunrejo dengan manajemen strategi Islami. Selain itu peneliti juga akan menganalisis strategi pembiayaan
mudharabah BTM Amanah Bangunrejo dalam meningkatkan kesejahteraan
ekonomi pengusaha mikro dengan teori maslahah. Agar mudah dimengerti dan dipahami, maka diperlukan kerangka pemikiran penelitian yang jelas dan terarah.
Adapun kerangka pikir untuk menjelaskan tesis ini adalah sebagai berikut :
Gambar 1.1 Kerangka PikirStrategi Pembiayaan
1. Teori Manajemen Mudharabah Dalam Islami
Meningkatkan
2. Teori Strategi Dalam Kesejahteraan Ekonomi Islam
Kesejahteraan Ekonomi Pengusaha
Ekonomi Teori Maslahah
Mikro Pengusaha Mikro
H. Metode Penelitian
1. Jenis penelitian
Apabila dilihat dari jenisnya, penelitian ini termasuk dalam penelitian 24 lapangan (field research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan 25 Abdur Rohman, Ekonomi Al-Ghazali, Menelusuri Konsep Ekonomi Islam dalam Ihya’ Hasan Aedy, Teori dan Aplikasi Ekonomi Pembangunan Perspektif Islam Sebuah Studi
Komparasi , (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011), h. 113. sistematis dan metode untuk mengungkapkan data yang ada atau suatu
26
penelitian yang dilakukan dalam kancah yang sebenarnya. Dalam penelitian kualitatif data yang dikumpulkan bukan angka-angka, akan tetapi berupa kata-kata atau gambaran. Data yang dimaksud berasal dari wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi dan dokumen-dokumen
27 lainnya.
Penelitian ini dilakukan untuk mencari, menemukan, dan mengamati suatu peristiwa atau kejadian, kemudian digambarkan sebagaimana yang sebenarnya. Fokus penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran yang terjadi di lapangan tentang strategi pembiayaan mudharabah di BTM Amanah Bangunrejo. Masalah ini akan dikaitkan dengan kesejahteraan ekonomi pengusaha mikro dan dianalisis lebih mendalam dan mudah dipahami. Oleh karena itu, peneliti menggunakan jenis penelitian dengan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif dalam arti bahwa penelitian ini difokuskan pada fenomena yang ada kemudian difahami dan dinalisis secara mendalam.
Jenis pelitian deskriptif yang digunakan adalah metode survey, yaitu penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala- gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang istitusi sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok atau
28 26 daerah.
27 28 Sugiyono, Metode Penlitian Kuantitatif Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 9.
Moh. Nazir, Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1999), h. 65.
Secara teoritis, ada beberapa tujuan dari penelitian dengan
29
menggunakan metode survey, diantaranya adalah :
a. Mencari informasi faktual yang mendetail untuk melihat gejala yang ada.
b. Mengidentifikasi masalah-masalah yang ada atau untuk mendapatkan justifikasi keadaan dan praktek yang sedang berlangsung.
c. Membuat komparasi dan evaluasi
d. Mengetahui apa yang dikerjakan oleh orang-orang lain dalam menangani masalah atau situasi yang sama, agar dapat belajar dari mereka untuk kepentingan pembuatan rencana dalam pengambilan keputusan dimasa depan.
2. Sumber data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Data Primer Data primer adalah data yang data yang dibuat oleh peneliti untuk maksud khusus menyelesaikan permasalahan yang sedang ditanganinya. Data dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari
30 sumber pertama atau tempat objek penelitian dilakukan.
Data primer ini diambil dari hasil interview dan observasi tentang masalah yang dihadapi. Data primer ini sengaja diperoleh dari orang- orang yang terlibat secara langsung dari manajer, account officer, dan 30 29 para pengusaha mikro pembiayaan mudharabah. Selain itu, peneliti
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, Cet. Ke 8, 2009), h. 137. data primer diambil dari data pembiayaan mudharabah pada BTM Amanah Bangunrejo, data usaha para pengusaha mikro pembiayaan mudharabah .
b. Data Sekunder Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan untuk maksud selain menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Data ini dapat ditemukan dengan cepat. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah literatur, artikel, jurnal serta situs di internet yang
31 berkenaan dengan penelitian yang dilakukan.
Dalam hal ini, data sekunder yang digunakan adalah buku-buku yang berkaitan dengan manajemen Islam, strategi dalam ekonomi Islam, pembiayaan mudharabah, kesejahteraan ekonomi, serta buku- buku tentang BMT (Baitul Maal Wat Tamwil).
3. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan
32
benda-benda alam yang lain. Populasi dalam penelitian ini adalah para pengusaha mikro yang masih berjalan pada pembiayaan 31 mudharabah di BTM Amanah Bangunrejo berjumlah 14 orang. 32 Ibid, h. 137.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 117.
b. Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
33
oleh populasi tersebut. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik non probability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang yang sama bagi
34 setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.
Jenis teknik pengambilan sampel, dengan menggunakan purposive
sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
35 tertentu.
Adapun Alasan dan pertimbangan menggunakan teknik purposive
sampling karena sampel yang diambil dari usaha yang sama dan paling
banyak jenisnya. Jenis tersebut diantaranya di bidang perdagangan, peternakan, dan pertanian. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 8 orang masing masing pertanian padi 2 orang, peternakan sapi 2 orang, perdagangan sepeda motor 2 orang, dan pertanian semangka 2 orang.
4. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiono, metode pengumpulan data kualitatif yaitu observasi,
36
wawancara dan dokumentasi. Teknik pengumpulan data yang dilakukan 33 peneliti adalah melalui pengamatan (observasi), wawancara (interview), 34 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 117.
Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, (Bandung: Cetakan Ke-20, Alfabeta, 2012), h.
95. 36 35 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif R & D, (Bandung: Alfabeta, 2008), h. 309. dokumentasi digunakan untuk memperoleh data dan informasi yang saling menunjang dan saling melengkapi tentang strategi pembiayaan
mudharabah pada BTM Amanah Bangunrejo dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi pengusaha mikro.
a. Observasi
Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses
yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikhologis. Dua di
37 antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.
Metode ini dilakukan dengan cara mengamati secara langsung tentang kondisi yang terjadi di lapangan, baik kondisi fisik maupun perilaku yang terjadi selama penelitian berlangsung. Peneliti melakukan pengamatan langsung ke lapangan tentang kesejahteraan ekonomi pengusaha mikro melalui usaha yang dijalankannya.
b. Wawancara Wawancara adalah suatu metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan masalah yang akan diteliti. Adapun jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara bebas terpimpin, di mana pertanyaan sudah dipersiapkan, tetapi juga disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada selama
38 tidak keluar dari pokok permasalahan yang akan dipertanyakan.
37 38 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: CV. Alfabeta, Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek), Cet. Ke-9, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1993), h. 128.
Peneliti menggunakan wawancara bebas terpimpin karena agar pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada responden dapat lebih terarah sehingga data yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan. Dalam penelitian ini, penulis melakukan wawancara ke berbagai pihak diantaranya adalah manajer, account officer dan pengusaha mikro pembiayaan mudharabah.
c. Dokumentasi.
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
39 monumental dari seorang.
Di dalam penelitian ini, penulis mengumpulan data dengan cara memanfaatkan dokumen bahan tertulis, seperti data pembiayaan
mudharabah BTM Amanah Bangunrejo dan daftar pertanyaan wawancara kepada manajer, account officer dan pengusaha mikro.
Selain itu daftar hasil wawancara kepada para pengusaha mikro.
5. Teknik Analisis Data
Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriftif kualitatif. Deskriptif kualitatif adalah penelitian yang mendeskripsikan data apa adanya dan menjelaskan data atau kejadian
40
dengan kalimat-kalimat penjelasan secara kualitatif. Teknik analisis data dalam penelitian ini digunakan untuk menganalisa strategi pembiayaan 39 mudharabah yang diterapkan BTM Amanah Bangunrejo dalam 40 Ibid, h. 240.
Lexy J. Moloeng, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosdakarya, 2004), h. 6. meningkatkan kesejahteraan ekonomi pengusaha mikro dalam bentuk yang lebih mudah dipahami dan diungkapan secara deskriptif.
Adapun teknis analisis data kualitatif dalam penelitian ini, terdiri dari tiga aktifitas yang berlangsung secara bersamaan yaitu : a. Reduksi Data
Reduksi data yaitu mengolah data mentah yang dikumpulkan dari hasil angket, wawancara, dokumentasi dan observasi diringkas dan disistematis, agar mudah dipahami dan dicermati oleh pembaca. Reduksi data ini merupakan satu bentuk analisis data sedimikian rupa sehingga kesimpulan akhir dari penelitian ini dapat dibuat dan
41 diverifikasi.
Dalam hal ini, peneliti memproses secara sistematis seluruh data yang didapatkan dari pihak-pihak yang terlibat di BTM Amanah Bangunrejo melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Setelah semua data diproses dan dianalisis, maka dilakukakanlah kesimpulan.
b. Penyajian Data Penulis melakukan penyajian data dengan menyusun informasi secara baik dan akurat untuk memperoleh beberapa kesimpulan yang valid. Dengan menyusun dengan akurat, maka secara otomatis akan membantu proses dalam penelitian sehingga dilakukanlah analisis lebih lanjut.
41 Imam Suprayoga dan Tobroni, Metode Penelitian Sosial-Agama, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), h. 193.
Dalam hal ini penulis menyajikan data-data dalam bentuk analisis strategi pembiayaan mudharabah pada BTM Amanah Bangunrejo dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi pengusaha mikro agar para pembaca lebih mudah dalam memahami isi tesis ini.
c. Penarikan Kesimpulan dan Pembuktian Penarikan kesimpulan merupakan bagian dari analisis data, untuk memberikan makna terhadap hasil analisis, menjelaskan pola urutan
42 dan mencari hubungan diantara dimensi-dimensi yang diuraikan.
Dalam penelitian ini, peneliti menarik kesimpulan dari data yang dinalisis secara mendalam dan dijelaskan secaa berurutan diantara masalah-masalah yang terjadi sehingga hasil penelitian dapat dijadikan temuan penelitian atau karya ilmiah.
I. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan dibuat untuk memudahkan pemahaman dan memberi gambaran kepada pembaca tentang penelitian yang diuraikan oleh penulis.
Adapun sistematika pembahasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Bab satu berisi pendahuluan yang memuat tentang latar belakang masalah yang mendasari diadakannya penelitian, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, penelitian terdahulu yang relevan, tujuan dan manfaat penelitian, kerangka pikir, dan metode penelitian.
42 Suharsimi Ari Kunto, Metodelogi Riset, (Yogyakarta: Andi Offset, Jilid 1, 1980), h. 311.
Bab dua berisi kajian pustaka yang membahas mengenai landasan teori. Landasan teori tersebut berupa tentang teori manajemen Islami, teori strategi dalam ekonomi Islam, teori pembiayaan mudharabah, teori kesejahteraan ekonomi (maslahah), dan BMT (Baitul Maal Wa Tamwil).
Bab tiga berisi penyajian Deskripsi umum BTM Amanah Bangunrejo, pembiayaan Mudharabah pada BTM Amanah Bangunrejo, Strategi Pembiayaan
Mudharabah pada BTM Amanah Bangunrejo
Bab empat berisi analisis data yang membahas mengenai apa yang ada dalam rumusan masalah yaitu bagaimana strategi pembiayaan mudharabah di BTM Amanah Bangunrejo serta apakah strategi tersebut dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi pengusaha mikro.
Bab lima berisi kesimpulan dan saran dari hasil analisis strategi pembiayaan
mudharabah dalam meningkatan kesejahteraan ekonomi pengusaha mikro pada
BTM Amanah Bangunrejo.BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen
1. Definisi Manajemen
Perkataan manajemen (management) berasal dari kata “manage” yang secara etimologi dapat berarti rumah tangga (house keeping), mengendalikan kuda (to train a horse), memimpin dan mengawasi (to
43 direct and control ). Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
manajemen adalah seluruh aktivitas yang dilakukan dalam rangka mencapai suatu tujuan dengan memanfaatkan seluruh sumberdaya yang ada, jadi pada prinsipnya : a. Manajemen merupakan suatu kegiatan.
b. Manajemen menggunakan atau memanfaatkan pihak-pihak lain.
c. Kegiatan manajemen diarahkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Konsep manajemen telah berkembang sejak berabad-abad yang lalu, apabila dikaitkan dalam konteks upaya kerjasama dalam suatu kelompok
44
masyarakat untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Manajemen berasal
45
dari kata “to manage” yang berarti mengatur. Manajemen adalah ilmu
43 45 44 Husni Mubarok, Manajemen Strategi, (Kudus: Dipa STAIN Kudus, 2009), h. 10.
Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2013), h. 1. seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-
46 sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu.
Istilah manajemen berhubungan dengan usaha untuk tujuan tertentu dengan jalan menggunakan sumber-sumber daya yang tersedia dalam organisasi dengan cara yang sebaik mungkin. Dalam pengertian organisasi selalu terkandung unsur kelompok manusia, walaupun manajemen itu dapat pula ditetapkan terhadap usaha-usaha individu. Setiap organisasi selalu membutuhkan manajemen karna tanpa manajemen yang efektif tidak akan ada usaha yang berhasil cukup lama. Tercapainya tujuan organisasi baik tujuan ekonomi, sosial, maupun politik, sebagian besar tergantung kepada kemampuan para manajer dalam organisasi yang
47 bersangkutan. Manajemen akan memberikan efektifitas pada manusia.
Adapun definisi manajemen menurut para ahli dibidang manajemen yaitu, menurut Jhon F Mie (1962) manajemen adalah seni untuk mencapai hasil yang maksimal dengan usaha yang minimal, demikian pula mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan maksimal bagi pimpinan maupun pekerja serta memberikan pelayanan yang sebaik mungkin kepada masyarakat. Manajemen menurut Paul Hersey dan Kenneth H Blanchard adalah suatu usaha yang dilakukan dengan dan bersama individu atau kelompok untuk
48 mencapai tujuan organisasi.
46 47 Marnis, Pengantar Manajemen, (Pekanbaru: PT. Panca Abdi Nurgama, Cet. ke- 3, 2009), h. 48 Pandji Anoraga, Manajemen Bisnis, (Jakarta: PT. RinekaCipta, 2004), h. 109.
Siswanto, PengantarManajemen, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, Cet. ke-1, 2005), h. 2.
Sedangkan menurut George R Terry (1966) manajemen adalah proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian yang masing-masing bidang tersebut digunakan baik ilmu pengetahuan maupun keahlian dan yang diikuti secara berurutan dalam rangka usaha mencapai sasaran yang
49
telah ditetapkan semula. Manajemen sebagai suatu proses dipandang sebagai rangkaian kegiatan dari fungsi-fungsi manajemen yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan (directing) dan pengawasan (controlling) untuk mengkoordinir dan mengintegrasikan penggunaan sumber daya yang ada dalam perusahaan,
50 untuk mencapai tujuan perusahaan.
Adapun fungsi-fungsi manajemen terdapat banyak sekali pandangan- pandangan yang berbeda satu sama lain di kalangan para ahli. Namun secara garis besar, fungsi-fungsi manajemen, yaitu:
a. Perencanaan (Planning) Perencanaan merupakan salah satu hal terpenting yang perlu dibuat untuk setiap usaha dalam rangka mencapai suatu tujuan. Karena seringkali pelaksanaan suatu kegiatan akan mengalami kesulitan dalam mencapai tujuan tanpa adanya perencanaan. Perancanaan sendiri adalah penentuan secara matang dan cerdas tentang apa yang akan 49 dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka mencapai tujuan. 50 Pandji Anoraga, Op.,cit.
Yogyakarta, 2002), h. 37.
Anderson dan Bowman (1964) (dalam marno, Triyo Supriyatno 2008), mengatakan bahwa perencanaan adalah proses mempersiapkan seperangkat keputusan bagi perbuatan di masa datang. Definisi ini menginsyaratkan bahwa pembuat keputusan merupakan bagian dari perencanaan, namun proses perencanaan dapat juga terpikir setelah
51
tujuan dan keputusan diambil.b. Pengorganisasian (Organizing) Istilah organisasi mempunyai dua pengertian utama. Pertama, organisasi diartikan sebagai suatu lembaga atau kelompok fungsional, misalnya, sebuah perusahaan, sebuah sekolah, sebuah perkumpulan dan badan-badan pemerintahan. Kedua, merujuk pada proses pengorganisasian yaitu bagaimana pekerjaan diatur dan dialokasikan di antara para naggota, sehingga tujuan organisasi itu dapat tercapai
52
secara efektif. Pengorganisasian adalah pengaturan setelah ada rencana. Dalam hal ini diatur dan ditentukan tentang apa tugas pekerjaannya, macam/jenis serta sifat pekerjaan. Dalam pendapat lain, pengorganisasian adalah proses penentuan, pengelompokan dan penyusunan macam-macam kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan, penempatan orang-orang (staf) pada kegiatan-kegiatan ini,
51 52 Marno, dkk, Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam, (Bandung: Refika Aditama, Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009),
h. 71.
penyediaan faktor-faktor fisik yang cocok bagi lingkungan (keperluan
53 kerja).