BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - IMPLEMENTASI SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 1 BATANGHARI LAMPUNG TIMUR - Raden Intan Repository

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepala sekolah selaku pemimpin secara langsung merupakan contoh nyata

  dalam aktivitas kerja bawahannya. Kepala sekolah yang rajin, cermat, peduli terhadap bawahan akan berbeda dengan gaya kepemimpinan yang acuh tak acuh, kurang komunikatif apalagi arogan dengan komunitas sekolahnya. Beban kepala sekolah tidak ringan, untuk dapat mengkoordinasi sistem kerja yang mampu memuaskan berbagai pihak tidak gampang. Meskipun demikian kepala sekolah yang baik tentunya harus memiliki skala prioritas kerja dengan tidak mengabaikan tugas pokok selaku kepala sekolah.

  Supervisi pengajaran harus dilakukan oleh kepala sekolah yang memiliki kompetensi kepengawasan yang professional. Berdasarkan PP No. 19 tahun 2005 pasal 39 mengatur kompetensi kepala sekolah dalam kepengawasan harus memiliki kualifikasi: (1) merencanakan supervisi, (2) melaksanakan supervisi, dan (3)

  1 menindaklanjuti hasil supervisi.

  Menurut Mulyasa “kenyataanya banyak guru di negeri kita merasa takut di supervisi dan banyak pula kepala sekolah tidak melaksanakan supervisi kepada

1 Peraturan Pemerintah nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,

  (Bandung: Citra Umbara, 2008), h. 82 seluruh gurunya, oleh karena itu perlu diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan

  2 dengan pelaksanaan supervisi oleh kepala sekolah.

  Kepala sekolah juga berperan penting bagi peningkatan kinerja guru untuk lebih semangat dan profesional dalam mengajar. Dengan alasan yang sangat mendasar bahwa guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kualitas pengajaran yang dilaksanakan, oleh karena itu harus memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar siswa dengan memperbaiki kualitas mengajar. Hal ini menunjukkan bahwa guru diharapkan mampu berperan aktif sebagai pengelola proses belajar mengajar, bertindak sebagai fasilitator yang berusaha menciptakan organisasi kelas, penggunaan metode mengajar

  3 maupun sikap dan karakteristik guru dalam mengelola belajar mengajar.

  Perangkat sekolah seperti kepala sekolah, dewan guru, siswa, pegawai/karyawan harus saling mendukung untuk bekerja sama mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa sukses atau tidaknya suatu organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan sangat tergantung atas kemampuan pimpinannya untuk menumbuhkan iklim kerja sama agar dengan mudah dapat menggerakkan sumber daya manusia yang ada, sehingga pendayagunaannya dapat berjalan dengan efektif dan efisien.

  Menurut Sergiovani dan Starrat yang dikutip oleh E.Mulyasa mengatakan bahwa “supervisi merupakan suatu proses yang dirancang secara khusus untuk 2 3 Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: Rosda Karya, 2003), h. 98 Cece Wijaya, dkk, Kemampuan dasar dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT.

  membantu para guru dan supervisor dalam mempelajari tugas-tugasnya sehari-hari di sekolah, agar dapat menggunakan pengetahuan dan kemampuannya untuk memberikan layanan yang lebih baik pada orang tua peserta didik dan sekolah

  4

  sebagai masyarakat belajar yang leb ih efektif.” Ada kecenderungan yang kuat bahwa untuk meningkatkan kualitas layanan dalam kualifikasi profesional guru yang perlu dibina dan ditata kembali kemampuannya sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk mengarahkan program guru agar menjadi sosok professional dalam pendidikan. Hal ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari supervisor. Dalam melaksanakan tugasnya kepala sekolah sebagai supervisor berkewajiban membantu guru memberi dukungan yang dapat melaksanakan tugas dengan baik sebagai pendidik maupun pengajar. Sebagai guru yang profesional mereka harus memiliki keahlian khusus dan dapat menguasai seluk beluk pendidikan dan pengajaran dengan berbagai ilmu pengetahuan yang perlu dibina dan dikembangkan melalui masa pendidikan tertentu.

  Dalam penelitian ini supervisor evektif dalam lembaga pendidikan adalah kepala sekolah yang baik. Kepala sekolah yang merupakan center of leader dalam membantu efektivitas belajar mengajar. Sebagaimana yang telah kita ketahui, bahwa kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan tingkat operasional memiliki sentral dalam membawa keberhasilan lembaga pendidikan. Kepala sekolah berperan memandu, menuntun, membimbing, membangun, memberi dan memotivasi kerja, 4 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2007), h. 111. mengemudikan organisasi, menjalin jaringan komunikasi yang baik, memberi

  5 supervisi atau pengawasan yang efesien dengan ketentuan waktu dan perencanaan.

  Keterlibatan kepala sekolah dan guru pendidikan agama Islam dalam pengembangan efektivitas pembelajaran di sekolah juga mendorong rasa kepemilikan yang lebih tinggi terhadap sekolahnya yang pada akhirnya mendorong mereka untuk menggunakan sumber daya yang ada dengan seefisien mungkin untuk mencapai hasil yang maksimal. Kemampuan sekolah untuk menciptakan situasi yang kondusif bagi siswa untuk belajar. Kepemimpinan kepala sekolah merupakan hal yang sangat menarik untuk dikaji dan dipelajari sebagai upaya mendapatkan sekolah yang baik dan berkualitas. Kepemimpinan kepala sekolah meliputi kepemimpinan intern dan ekstern, sebagai wujud pengakuan legalitas lembaga pendidikan yang dipimpinnya. Tentunya kepemimpinan yang efektif dimulai dari perbaikan kualitas sumber daya manusia.

  6 Sebagaimana yang dinyatakan Watik, bahwa sumber daya manusia yang

  berkualitas menyangkut tiga dimensi, yaitu: (1) dimensi ekonomi, (2) dimensi budaya, dan (3) dimensi spiritual (iman dan taqwa). Upaya pengembangan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan juga perlu mengacu pada pengembangan nilai tambah pada ketiga dimensi tersebut. 5 Kepala sekolah sebagai supervisor mempunyai tanggung jawab untuk

  Hendiyat Sutomo, Waety Suemanto, Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan, ( Jakarta : Bina Aksara, 1984), h. 1 6 Ahmad Watik Pratiknya, Pendidikan Agama di Perguruan Tinggi Umum dalam Fuaddudin

&Cik hasan Basri, Dinamika Pengembangan Pendidikan Agama di Perguruan Tinggi Umum.( Jakarta

  peningkatan kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran di sekolah serta mempunyai peranan yang sangat penting terhadap perkembangan dan kemajuan sekolah.

  Oleh karena itu ia harus melaksanakan supervisi secara baik dan benar sesuai dengan prinsip-prinsip supervisi serta teknik dan pendekatan yang tepat. Pembinaan- pembinaan yang dilakukan kepala sekolah terhadap guru dapat meningkatkan kinerja dan dedikasi guru dalam dunia pendidikan. Guru terbantu untuk selalu melakukan inovasi pembelajaran kepada peserta didik sehingga nilai-nilai pembelajaran dapat secara maksimal terserap dan membentuk kepribadian terbaik peserta didik.

  Tugas seorang supervisor adalah membantu, mendorong dan memberikan keyakinan kepada guru, bahwa proses belajar mengajar dapat memberikan pengembangan berbagai pengalaman, pengetahuan, sikap dan keterampilan guru, dan proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru tersebut harus dibantu secara professional sehingga guru dapat berkembang dalam pekerjaannya yaitu untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses belajar mengajar. Peningkatan kinerja guru dalam melaksanakan tugas mulianya tersebut adalah tanggung jawab kepala sekolah sebagai ”first power motivation” kepada guru dan siswa di sekolah. Bantuan motivasi dapat berupa penghargaan terhadap guru yang berprestasi, pemberian pembinaan-pembinaan cara pembelajaran yang efektif dan menyenangkan, dan juga pemberian hukuman yang tegas sebagai pendidikan yang baik kepada para guru yang tidak melaksanakan tugas dengan baik sebagai konsekuensi logis.

  Dalam kegiatan supervisi pengajaran kepala sekolah bukan hanya berfungsi sebagai supervisor. Tetapi juga adanya pengawasan melekat pada diri kepala sekolah mempunyai dua hal dalam pengawasan yaitu Built in Control (pengawasan melekat) dan juga Fungtion Control (fungsi pengawas). Senada dengan pendapat tesebut, Made Pidarta dalam bukunya supervisi pendidikan kontekstual menyatakan bahwa pengawasan yang dilakukan kepala unit atau kepala sekolah disebut pengawasan melekat. Sebab pengawasan disini merupakan salah satu kegiatan rutin sekolah ketika

  7

  situasi dalam keadaan tenang atau tidak bergejolak. Persoalan - persoalan yang timbul di lapangan yang dihadapi oleh pendidik dan tenaga kependidikannya, diusahakan untuk diatasi seketika dengan bimbingan maupun koreksi oleh kepala sekolah tidak semata-mata bersifat birokratis, tetapi bersifat klinis (pembinaan teknis edukatif). Mengingat lingkup tugas kepala sekolah sebagai supervisor mencakup berbagai aspek, maka diperlukan juga modal pengetahuan dan wawasan yang cukup

  8 luas.

  Supervisi yang dilakukan kepala sekolah antara lain untuk meningkatkan kinerja guru dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga diharapkan dapat memenuhi misi pengajaran yang diembannya atau misi pendidikan nasional dalam lingkup yang lebih luas. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa masalah profesi guru dalam mengemban kegiatan belajar mengajar akan selalu dan terus berlanjut dan bantuan 7 Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan (Bandung : Penerbit PT. Remaja Rosdakarya, 2006), Cet.XVI, h.106. 8 Nick Cowel,dkk, Teknik Mengembangkan Guru dan Siswa Buku Panduan Untuk Penilik

  Sekolah Dasar , (Jakarta: 1995), h. vii supervisi kepala sekolah penting dalam mengembangkan profesional guru dalam melaksanakan tugasnya secara maksimal. Kepala sekolah menghendaki dukungan kinerja guru yang selalu ada peningkatan yang konsisten dalam melaksanakan pembelajaran di sekolah.

  Yushak Burhanuddin mengemukakan bahwa "tujuan supervisi pendidikan adalah dalam rangka mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik melalui pembinaan dan peningkatan profesi mengajar, secara rinci sebagai berikut: a.

  Meningkatkan efektifitas dan efisiensi belajar mengajar b.

  Mengendalikan penyelenggaraan bidang teknis edukatif di sekolah sesuai dengan ketentuan-ketentuan dan kebijakan yang telah ditetapkan.

  c.

  Menjamin agar kegiatan sekolah berlangsung sesuai dengan ketentuan yang berlaku, sehingga berjalan lancar dan memperoleh hasil optimal.

  d.

  Menilai keberhasilan sekolah dalam pelaksanaan tugasnya.

  e.

  Memberikan bimbingan langsung untuk memperbaiki kesalahan, kekurangan dan kekhilafan serta membantu memecahkan masalah yang dihadapi sekolah,

  9 sehingga dapat dicegah kesalahan yang lebih jauh.

  Untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab tersebut, kepala sekolah perlu memiliki berbagai kemampuan yang diperlukan. Menurut Kartz sebagaimana dikutip oleh Sudarwan Danim bahwa kemampuan manajerial itu meliputi technical skill (kemampuan teknik), human skill (kemampuan hubungan kemanusiaan), dan

  

10

conceptual skill (kemampuan konseptual).

  Kepala sekolah memiliki peran strategis untuk meningkatkan mutu pendidikan di lembaga yang dipimpinnya. Kepala sekolah tidak saja berperan sebagai pemimpin 9 Yushak Burhanuddin, Administrasi Pendidikan, (Bandung: CV.Pustaka Setia, 2005), cet.

  Ke-3, h.100. 10 Sudarwan Danim,Inovasi Pendidikan : Dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kependidikan ,(Bandung: Penerbit Pustaka Setia,2002), h.134.

  pembelajaran, tetapi lebih dari itu ia merupakan pemimpin keseluruhan fungsi-fungsi kepemimpinan dalam suatu sekolah seperti perencanaan, pembinaan karir, koordinasi,

  11

  dan evaluasi. Terlebih, pada era desentralisasi ini, kepemimpinan lembaga pendidikan dijalankan secara otonom yang memberikan keleluasan kepada kepala sekolah untuk mengelola lembaga yang dipimpinnya sesuai dengan visi kepemimpinannya. Kepala sekolah sebagai supervisor yang bijaksana harus mampu rencana yang akan dilakukan sebagai alternatif pemecahan problematika yang terjadi dikalangan guru yang dipimpinnya secara kooperatif dan saling bekerja sama dalam menyesuaikan rencana dan situasi baru yang timbul.

  Hal tersebut diperkuat oleh Permendiknas No. 13 tahun 2007 mengenai standar kepala sekolah/madrasah yang telah mencantumkan 5 kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala sekolah yaitu kompetensi kepribadian, kompetensi manajerial,

  12 kompetensi kewirausahaan, kompetensi supervisi dan juga kompetensi sosial.

  Rambu-rambu penilaian kinerja kepala sekolah Dirjen Dikdasmen tahun 2000 yaitu: 1)

  Kemampuan menyusun program supervisi pengajaran, 2)

  Kemampuan melaksanakan program supervisi pengajaran, serta

3) Kemampuan memanfaatkan hasil supervisi.

  Seorang guru agama dituntut untuk dapat memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap pendidikan dilingkungan sekolah terutama dalam hal belajar. Guru 11 Baharuddin, Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Era Otonomi Pendidikan (Malang: Jurnal al-Harokah Vol. 63, No.1, Januari-April 2006), h. 19-20. 12 Peraturan Mentri Pendidikan Nasional No.13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah,

  memegang peranan sentral dalam proses belajar mengajar, oleh karena itu mutu pendidikan disuatu lembaga pendidikan sangat ditentukan oleh kemampuan yang dimiliki oleh seseorang guru dalam menjalankan tugasnya.

  Suroso, S. Pd, M. Si adalah Kepala SMPN 1 Batanghari Lampung Timur yang memiliki misi menghasilkan tamatan yang cerdas spiritual, sosial dan intelegensi untuk memenuhi tuntutan dunia dalam era globalisasi. Karena itu kepala SMPN 1 Batanghari Lampung Timur secara rutin melaksanakan kegiatan supervisi pada setiap guru untuk bisa menjalankan tugasnya dengan maksimal dan meningkatkan kinerjanya.

  Berdasarkan prasurvey yang peneliti lakukan di SMP Negeri 1 Batanghari Lampung Timur, sesuai dengan apa yang di sampaikan oleh Kepala Sekolah tentang pelaksanaan supervisi beliau mengatakan bahwa: Pelaksanaan supervisi yang di laksanakan di SMPN 1 Batanghari merujuk pada PP No. 19 tahun 2005 pasal 39 bahwa kepala sekolah dalam kepengawasan harus memiliki kualifikasi: (1) merencanakan supervisi, (2) melaksanakan supervisi, dan (3) menindaklanjuti hasil supervisi.

  1) Pada tahap perencanaan Kepala Sekolah melakukan langkah-langkah penentuan nama-nama guru yang akan di supervisi, di ruang kelas mana, alat-alat yang dipakai mencatat hasil supervisi, cara menentukan waktu pelaksanaan supervisi, dan selanjutnya penyusunan jadwal supervisi. Berikut ini jadwal rencana pelaksanaan supervisi kepala sekolah di SMPN 1 Batanghari Lampung Timur:

  Tabel 1

JADWAL PELAKSANAAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH

SMPN 1 BATANGHARI LAMPUNG TIMUR TP. 2012/2013

  9 Selasa, 25-09-2012 Sudarsih, S.Pd PKn Kepala Sekolah

  September 2012

  16 Selasa, 13-10-2012 Sutri. WR, S.Pd PKn Kepala Sekolah

  15 Senin,12-10-2012 Hj. Prayuni, S.Pd Matematika Kepala Sekolah

  14 Senin,12-10-2012 Sri Eliyati, S. Pd. I PAI Kepala Sekolah

  13 Rabu, 07-10-2012 Slamet Riyadi Penjaskes Kepala Sekolah

  12 Selasa, 06-10-2012 M. Martun, S.Pd Bahasa Inggris Kepala Sekolah

  IPS Kepala Sekolah

  11 Senin, 05-10-2012 Hj. Mihaya, S.Pd

  IPS Kepala Sekolah

  10 Senin, 05-10-2012 Misinah, S.Pd

  8 Senin, 24-09-2012 Suparni, S.Pd Bhs. Indonesia Kepala Sekolah

  13 NO TGL/BLN/THN NAMA GURU

  IPA Kepala Sekolah

  7 Senin, 24-09-2012 Drs. Sismadi

  6 Rabu, 19-09-2012 Drs. Hayumi PAI Kepala Sekolah

  5 Rabu, 19-09-2012 Hi. Shokhip, S.Pd Matematika Kepala Sekolah

  4 Selasa, 18-09-2012 Mursidi, S.Pd Bhs. Indonesia Kepala Sekolah

  IPA Kepala Sekolah

  3 Selasa, 18-09-2012 Drs. Joko Mursito

  IPS Kepala Sekolah

  2 Senin, 17-09-2012 Sarimin, S.Pd

  1 Senin, 17-09-2012 Repiyati, S.Pd Bahasa Inggris Kepala Sekolah

  BIDANG STUDI SUPERVISOR

13 Dokumentasi , jadwal Supervisi kepala Sekolah SMPN 1 Batanghari, disalin tanggal 19

  2) Pada tahap pelaksanaan supervisi, kepala sekolah melakukan observasi pada kelas yang sedang belajar di bawah bimbingan guru tujuannya ingin memperoleh data tentang segala sesuatu yang terjadi di dalam proses belajar mengajar. Data ini sebagai dasar bagi supervisor di dalam melakukan pembinaan terhadap guru yang diobservasi. Berdasarkan prasurvey yang peneliti lakukan terhadap implementasi supervisi Kepala sekolah SMP Negeri 1 Batanghari Suroso, S. Pd. M.Si mengatakan bahwa:

  “ Pada tahap pelaksanaan supervisi saya memilih bentuk observasi kelas yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja guru, ketika proses pembelajaran akan dimulai saya akan mengambil duduk di kursi barisan paling belakang untuk memperhatikan dan mencatat berbagai kejadian selama proses pembelajaran berlangsung dan mencatatnya secara mendetail agar benar-benar diperoleh hasil yang akurat seperti: suasana kelas, cara memulai dan menutup pelajaran, kecocokan metode yang dipakai, media yang digunakan, tugas- tugas yang diberikan kepada siswa. Selain itu saya juga memberikan bimbingan kepada guru-guru dalam pembuatan rencana program pembelajaran, dan silabus dengan baik termasuk guru pendidikan agama

14 Islam ”.

  Sebagaimana yang di sampaikan Made Pidarta, dalam bukunya Pemikiran Tentang Supervisi Pendidikan bahwa : hal-hal yang perlu dicatat oleh supervisor adalah:

  1) Suasana kelas

  2) Cara memulai dan menutup pelajaran

  3) Kecocokan metode yang di pakai

  4) Media yang digunakan

  15

  5) Tugas-tugas yang diberikan kepada siswa.

  14 Suroso, Kepala SMPN 1 Batanghari Lampung Timur, observasi, tanggal, 19 September 2013 15

  Kehadiran kepala sekolah untuk mengobservasi dapat diberitahukan kepada guru atau tidak diberitahukan terlebih dulu keduanya mengandung kebaikan maupun kelemahan. Kegiatan supervisi yang dilakukan kepala Sekolah tidak hanya sebatas dalam perencanaan dan pelaksanaan saja, akan tetapi sampai pada tahab tindak lanjut hasil evaluasi, seperti yang dilakukan terhadap guru Pendidikan Agama Islam. 3). Pada tahap tindak lanjut hasil supervisi kepala sekolah akan membicarakan dengan guru pendidikan agama Islam dengan catatan penting seperti guru kurang mampu dalam menciptakan suasana kelas yang setiap peserta didiknya mampu berinteraksi baik ketika menjawab pertanyaan maupun menyampaikan pertanyaan 16 kepada guru.

  Dari hasil pengamatan penulis yang dikaitkan dengan situasi dan kondisi faktual di lingkungan SMPN 1 Batanghari Lampung Timur, menunjukkan bahwa kepala sekolah dalam melakukan kegiatan supervisi melalui tahapan perencanaan, pelaksanaan dan tindak lanjut hasil supervisi sehingga tujuan dari supervisi pengajaran dapat tercapai dengan baik.

  Dalam kaitanya dengan kinerja guru Suhadi berpendapat “Kinerja guru dalam proses pembelajaran dapat dinilai dari kemampuan guru dalam merencanakan, melaksanakan atau mengelola proses pembelajaran dan melakukan evaluasi

  17 pembelajaran”. 16 Suroso, S.Pd, M.Si. Kepala Sekolah SMPN 1 Batanghari Lampung Timur, interview Tanggal, 19 september 2012 17 Suhadi, Guru Powerful Masa Depan, (Bandung: Kolbu, 2002), h. 26 Berdasarkan pendapat Suhadi tentang kinerja guru peneliti menemukan beberapa permasalahan seperti: a) Dalam perencanaan pembelajaran masih ada guru PAI yang belum melengkapi perangkat pembelajaran b) Dalam pelaksanaan pembelajaran gaya mengajar guru PAI masih monoton c) Dalam mengevaluasi pembelajaran belum mampu merubah keadaan dari kondisi belajar peserta didik yang kurang baik menjadi baik. Setelah mengadakan observasi tentang kinerja guru PAI di SMPN 1 Batanghari penulis menyimpulkan bahwa kinerja guru PAI di SMPN 1 Batanghari belum optimal. Sesuai apa yang dikemukakan oleh Bapak Suroso, bahwa: Dalam merencanakan pembelajaran masih ada guru PAI yang belum melengkapi perangkat pembelajaran , pelaksanaan pembelajaran masih monoton dan dalam mengevaluasi hasil pembelajaran belum mampu merubah keadaan dari kondisi

  18 belajar peserta didik yang kurang baik menjadi baik.

  Kekurang berhasilan guru pendidikan agama Islam menjadi pokok penting pembahasan penelitian dimana Implementasi supervisi kepala sekolah dapat memperbaiki dan meningkatkan kinerja guru pendidikan agama Islam dalam menjalankan tugas pembelajaran. Dengan latar belakang tersebut peneliti memberi judul tesis ini “IMPLEMENTASI SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN

  1 BATANG HARI LAMPUNG TIMUR”.

  18 Suroso, S.Pd, M. Si Kepala SMPN 1 Batanghari Lampung Timur, Wawancara Tanggal 19 September 2012

B. Identifikasi dan Batasan Masalah 1. Identifikasi Masalah

  Berdasar latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut: a)

  Pada dasarnya Kepala SMPN 1 Batanghari Lampung Timur telah melaksanakan supervisi kepada guru pendidikan agama Islam, namun dalam perencanaan pembelajaran masih ada guru pendidikan agama Islam yang belum melengkapi perangkat pembelajaran.

  b) Kepala SMPN 1 Batanghari telah melaksanakan supervisi terhadap guru pendidikan agama Islam, namun dalam pelaksanaan pembelajaran gaya mengajar guru pendidikan agama Islam masih monoton.

  c) Kepala SMPN 1 Batanghari telah melaksanakan bimbingan terhadap guru

  pendidikan agama Islam dalam evaluasi pembelajaran, namun kegiatan evaluasi pembelajaran yang dilakukan guru belum mampu merubah keadaan dari kondisi belajar peserta didik yang kurang baik menjadi baik.

2. BatasanMasalah

  Berdasarkan paparan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini akan dibatasi pada: a.

  Supervisi pengajaran yang dilakukan kepala sekolah mencakup beragam aktivitas dimulai dari tahap perencanaan awal, pelaksanaan dan tindak lanjut.

  Oleh karena itu pembatasan masalahnya meliputi: kegiatan merencanakan supervisi, pelaksanaan supervisi dan tindak lanjut hasil supervisi.

  b.

  Kinerja guru adalah refleksi dari aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran yang pelaksanaanya melalui tahapan-tahapan tertentu disinilah dibutuhkan kemampuan guru dalam proses pembelajaran. Kinerja guru dalam proses pembelajaran yaitu hal-hal yang berkaitan dengan perencanaan program, penguasaan bahan/materi, mengelola proses pembelajaran, menilai/evaluasi proses pembelajaran. Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah kinerja guru itu sendiri yang dinilai dari tiga kemampuan dasar yakni perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran.

  C. Rumusan Masalah

  Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalahnya dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah Implementasi Supervisi Kepala Sekolah dalam

  Meningkatkan Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1 Batanghari Lampung Timur ”.

  D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian a. Tujuan Penelitian

  Penelitian yang dilakukan penulis bertujuan untuk mengetahui bagaimana implementasi supervisi kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1 Batanghari Lampung Timur.

b. Kegunaan Penelitian a.

  Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat memperluas kajian tentang disiplin ilmu penulis yaitu supervisi pendidikan dan mengembangkan pengetahuan serta wawasan mengenai kepala sekolah sebagai supervisor, dan guru sebagai tenaga pendidik dalam melakukan pembelajaran di sekolah, sehingga tenaga pendidik dapat melakukan pekerjaannya secara efektif dan efisien.

  b.

  Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi Kepala Sekolah, Guru, dan khususnya Guru Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri

  1 Batanghari Lampung Timur, untuk dijadikan pertimbangan secara kontekstual dan konseptual operasional dalam merumuskan pola pengembangan kinerja guru yang akan datang, dan memberi dorongan bagi para guru untuk meningkatkan kinerjanya dengan melalui motivasi kerja dan supervisi kepala sekolah yang nantinya dapat meningkatkan mutu pendidikan.

E. Kerangka Pikir

  Kerangka pikir merupakan konseptual atau teori-teori yang akan diterapkan atau diuji dalam penelitian tesis, serta konsep operasional sebagai dasar pelaksanaan

  19 penelitian.

  Supervisi kepala sekolah merupakan sarana bagi Kepala Sekolah untuk melakukan pembinaan/ bimbingan kepada guru mengenai hasil kegiatan guru dalam 19 Pedoman Penulisan Proposal dan Tesis , (Program Pascasarjana IAIN Raden Intan

  Lampung : 2010, h. 3 proses belajar mengajar. Oleh karena itu diharapkan kepala sekolah melaksanakan perencanaan supervisi, melaksanakan supervisi dan menindak lanjuti hasil supervisi supaya membawa dampak positif bagi perkembangan kegiatan guru sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai dengan baik.

  Dalam dunia pendidikan guru merupakan figur yang ditaati oleh seluruh peserta didik, yang menjadi siswa di sekolah yang bersangkutan. Guru dalam menjalankan tugasnya memiliki keanekaragaman latar belakang pendidikan, kemampuan, inisiatif dan motivasi mengajar disekolah. Dengan keanekaragaman tersebut masing-masing guru memiliki tujuan dan peran serta yang berbeda di dalam menjalankan tugasnya. Oleh sebab itu perlu diadakan pembinaan secara terus menerus dan berkesinambungan, dan menjadikan guru sebagai tenaga profesional.

  Supervisi kepala sekolah merupakan salah satu tugas kepala sekolah dalam membina guru melalui fungsi pengawasan. Pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah pada intinya yaitu melakukan pembinaan, bimbingan untuk memecahkan masalah pendidikan termasuk masalah yang dihadapi guru secara bersama dan bukan mencari kesalahan guru.

  Kegiatan supervisi merupakan kegiatan yang wajib dilaksanakan dalam menyelenggarakan pendidikan. Pelaksanaan kegiatan supervisi yang dilaksanakan oleh kepala sekolah untuk memperbaiki kinerja guru dalam proses pembelajaran. Kepala sekolah sebagai pimpinan tertinggi berpengaruh dalam menentukan kemajuan sekolah, oleh karenanya harus memiliki kemampuan administrasi, memiliki sekolah yang baik harus dapat mengupayakan peningkatan kinerja guru melalui program pembinaan kemampuan tenaga kependidikan. Oleh karena itu kepala sekolah harus mempunyai kepribadian atau sifat-sifat yang baik dan kemampuan serta keterampilan-keterampilan untuk memimpin sebuah lembaga pendidikan. Salah satu tekhnik untuk dapat menunjang peningkatan kinerja guru dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah tekhnik observasi kunjungan kelas.

  Sebagaimana yang dinyatakan Yurnalis Etek bahwa: “Kedudukan kepala sekolah sebagai supervisor tidak bisa diganti oleh pengawas atau pejabat lain yang bertugas khusus dibidang supervisi yang ditetapkan untuk tugas itu. Pengawas atau pejabat lain bisa memberikan pelayanan melalui bantuan tak langsung, sedangkan kepala sekolah memberikan bantuan kepada guru secara langsung melalui: 1.

  Kunjungan kelas 2. Wawancara (pembicaraan individual) 3. Pemberian saran-saran tentang cara-cara memajukan proses belajar mengajar

  20 4.

  Membantu merencanakan satuan pembelajaran.

  Supervsi pengajaran harus dilakukan oleh kepala sekolah yang memiliki kompetensi kepengawasan yang professional. Berdasarkan PP. No. 19 tahun 2005 pasal 39 mengatur kompetensi kepala sekolah dalam kepengawasan harus memiliki kualifikasi: (1) merencanakan supervisi, (2) melaksanakan supervisi, dan (3)

  21 menindaklanjuti hasil supervisi.

  20 Yurnalis Etek, Supervisi Akademik dan Evaluasi Pengajaran (Jakarta: Transmisi Media, 2008), h. 53 21 Peraturan Pemeritnah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, (Bandung: Citra Umbara, 2008), h. 82.

  Dalam kaitanya dengan peningkatan kinerja setiap orang sangat tergantung pada kemampuan para pimpinan, baik dengan membangun sistem kerja dan hubungan yang aman dan harmonis, maupun dengan mengembangkan kompetensi pekerja, demikian juga dengan menumbuhkan motivasi dan memobilisasi pegawai untuk bekerja secara optimal.

  Sedangkan menurut PP RI No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menyebutkan bahwa kemampuan (ability) guru sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja dalam mencapai keberhasilan proses belajar mengajar mencakup empat macam.

  22 1.

  Kemampuan Pribadi Kemampuan pribadi adalah kemampuan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Cece Wijaya dan Tabrani Rusyan merinci kemampuan pribadi guru meliputi: a.

  Kemantapan dan integrasi pribadi b.

  Peka terhadap perubahan dan pembaharuan c. Berfikir alternative d.

  Adil, jujur dan objektif e. Disiplin dalam melaksanakan tugas f. Berusaha memperoleh hasil sebaik-baiknya g.

  Simpatik, menarik, luwes dan bijaksana h. berwibawa

23 Sedangkan Moh. Uzer Usman menerangkan bahwa kemampuan pribadi guru

  meliputi hal-hal berikut: 22 Lembaga Kajian Pendidikan Keislaman dan Sosial (LeKDiS), Standar Nasional

  Pendidikan , Ciputat: Han. s Print, 2005), h. 26-27 23 Cece Wijaya dan A, Tabrani Rusyana, Kemampuan Dasar Guru dalam Proses Belajar Mengajar , (Bandung: Remaja Rosda Karya), h. 21 a.

  Mengembangkan kepribadian b.

  Berinteraksi dan berkomunikasi c. Melaksanakan bimbingan dan penyuluhan d.

  Melaksanakan administrasi pendidikan

  24 e.

  Melaksanakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran.

  Kemampuan pribadi menjadikan guru dapat mengelola dan berinteraksi secara baik serta mengelola belajar mengajar. Guru juga harus mempunyai kepribadian yang utuh karena bagaimanapun guru merupakan suri tauladan bagi anak didiknya.

2. Kemampuan Professional

  Kemampuan professional adalah kemampuan dalam penguasaan akademik yang diajarkan dan terpadu dengan kemampuan mengajarnya sekaligus, sehingga guru memiliki wibawa akademis.

  Menurut Cece Wijaya, kemampuan profesional guru meliputi:

  a) Menguasai bahan

  b) Mengelola progam belajar mengajar

  c) Mengelola kelas

  d) Menggunakan sumber media pembelajaran

  e) Menguasai lanndasan pendidikan

  f) Mengelola interaksi belajar mengajar

  g) Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran

  h) Mengenal fungsi dan progam pelayanan bimbingan dan penyuluhan i)

  Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah j) Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil penelitian pendidikan

  25 untuk keperluan pengajaran.

  Kemampuan professional guru penting dalam hubungannya dengan kegiatan belajar mengajar karena proses belajar mengajar dan hasil belajar yang diperoleh siswa tidak hanya ditentukan oleh sekolah. Pola dan struktur serta isi 24 Moh, UzerUsman, Metode Penelitian Kualitatif, ( Bandung : PT. Remaja Rosdakarya,

  200),h. 16-17 25 kurikulumnya juga akan dapat ditentukan oleh kemampuan guru yang mengajar dalam membimbing siwanya.

  c.

  Kemampuan Sosial Kemampuan sosial adalah kemampuan yang berhubungan dengan bentuk partisipasi sosial seorang guru dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat tempat ia bekerja, baik secara formal maupun informal, meliputi: a.

  Terampil berkomunikasi dengan peserta didik b.

  Bersikap simpatik c. Dapat bekerjasamma dengan guru bimbingan konseling d.

  Pandai bergaul dengan kawan sejawat dan mitra pendidikan.

  d.

  Kemampuan Pedagogik Kemampuan pedagonik adalah kemampuan pengelola pembelejaran peserta didik yang meliputi pemahaman peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

  Dengan demikian guru sebagai makhluk yang dibekali potensi kemampuan tertentu, dan mengaplikasikan serta mengembangkan kemampuan terasebut diperlukan suatu latihan dan pendidikan. Guru harus memiliki kompetensi profesional dalam bidangnya, maka ia memiliki kriteria-kriteria seperti yang dijelaskan di atas.

  Hal terpenting lainya mengapa teknik supervisi observasi kelas dipilih untuk mensupervisi kinerja guru karena: a) yang diamati keseluruhan proses belajar mengajar dalam satu pertemuan, dan bukan sampel-sampel pembelajaran yang di inginkan, b) untuk mengetahui aktivitas belajar mengajar secara keseluruhan, bukan untuk mengetahui aktivitas-aktivitas khusus, c) supervisor tidak boleh berpartisipasi dalam pembelajaran, d) dilakukan pada waktu pelajaran berlangsung.

  Dalam kaitanya dengan kinerja guru Suhadi mengatakan “Kinerja guru dalam proses pembelajaran dapat dinilai dari kemampuan guru dalam merencanakan, melaksanakan atau mengelola proses pembelajaran dan melakukan evaluasi

  26

  pembelajaran ”.

  Berdasarkan data yang telah di paparkan diatas dapat digambarkan bagan sebagai berikut:

  Implementasi Supervisi Kinerja Guru Kepala Sekolah 1.

  Merencanakan pembelajaran 1. merencanakan supervisi, 2.

  Melaksanakan pembelajaran 2. melaksanakan supervisi, 3.

  Mengevaluasi pembelajaran 3. menindaklanjuti hasil supervisi.

Dokumen yang terkait

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - KREATIVITAS GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI MUTAWASITHOH AL-JAMIATUL ISLAMIAH PATANI (SELATAN THAILAND) - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 12

PERANAN SUPERVISI PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA NEGERI SE-SALATIGA - Test Repository

0 1 124

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERWAWASAN LINGKUNGAN HIDUP MENUJU SEKOLAH ADIWIYATA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 KOTA PROBOLINGGO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 - Digilib IAIN Jember

0 17 12

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - HUBUNGAN ANTARA SUPERVISI GURU DENGAN DISIPLIN KERJA DI SMKN 51 JAKARTA TIMUR - Repository Fakultas Ekonomi UNJ

0 2 9

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - IMPLEMENTASI MANAJEMEN SUPERVISI SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMP NEGERI 2 BAE KUDUS TAHUN 2016 - STAIN Kudus Repository

0 0 11

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - AKTIVITAS DAKWAH LDII KECAMATAN PAKUAN RATU DALAM PERSPEKTIF PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM - Raden Intan Repository

0 0 18

PERAN KEPALA SEKOLAH DAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR DAN KUALITAS IBADAH PESERTA DIDIK DI SD NEGERI 02 BOJONG BARAT KECAMATAN KOTABUMI KABUPATEN LAMPUNG UTARA - Raden Intan Repository

0 1 157

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SD NEGERI 3 TAMBAHREJO - Raden Intan Repository

0 0 15

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - PEMBELAJARAN SENI BACA AL-QUR`AN DI UKM HIQMA UIN RADEN INTAN LAMPUNG - Raden Intan Repository

0 0 14

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - UPAYA PEMBINAAN PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI KETAULADANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SDN 2 TANJUNGRATU LAMPUNG SELATAN - Raden Intan Repository

0 0 17