REALITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA MASYARAKAT SUKU BADUY DENGAN WISATAWAN - FISIP Untirta Repository

REALITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA MASYARAKAT SUKU BADUY DENGAN WISATAWAN SKRIPSI

  Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat gelar Sarjana (S-1) pada konsentrasi Humas Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

  Oleh : AMRIYATUNNISA 6662101685 KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

  

ABSTRAK

Amriyatunnisa, NIM 6662101685 / 2010. Realitas Komunikasi Antar Budaya

Masyarakat Suku Baduy dengan Wisatawan. Pembimbing I, Ikhsan

Ahmad,S.Ip.,M.Si. Pembimbing II, Yoki Yusanto,S.Sos.,M.Ikom.

  Penelitian ini mengambil tema mengenai realitas komunikasi antar budaya masyarakat suku Baduy dengan wisatawan yang memiliki latar belakang kebudayaan yang berbeda. Bertemunya individu-individu dari latar belakang kebudayaan yang berbeda secara terus menerus akan memberikan pengaruh kepada kedua belah pihak. Suku Baduy merupakan salah satu Suku yang masih menjaga diri dari pengaruh modernitas. Mereka menetap di sekitar pegunungan Kendeng, desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Rangkasbitug, Banten. sejak dikeluarkan Surat Keputusan (SK) Bupati Lebak pada tahun 1990 Baduy mulai menjadi daerah pariwisata.Wisatawan dari berbagai macam latar belakang kebudayaan yang berbeda terus menerus datang mengunjungi suku Baduy. Dalam proses panjang dan lama, maka suku Baduy menjadi terbiasa dengan keadaan dimana kehidupan mereka erat dengan wisatawan. Namun keeratan yang terjadi, dan komunikasi antar budaya yang berlangsung ini memberikan perubahan kepada masyarakat suku Baduy disadari ataupun tidak. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan mendeskripsikan hasil temuan selama melakukan penelitian dengan melakukan observasi ke Baduy dan wawancara data yang diperoleh dari orang Baduy luar, orang Baduy dalam, Pemerintah Baduy, Wisatawan dan para Akademisi. Perbedaan budaya antara masyarakat suku Baduy dengan wisatawan dapat dilihat sebagai sebuah realitas, komunikasi yang berlangsung secara verbal maupun non- verbal adalah sebuah fenomena yang dapat dijumpai. Fenomena ini merupakan hasil dari hubungan komunikasi antar budaya yang terjadi secara terus menerus dan berlangsung lama. Beberapa hambatan yang terjadi menjadikan sebuah perubahan terhadap prilaku masyarakat suku Baduy.

  Kata kunci : Baduy, Komunikasi Antar Budaya, Wisatawan.

  

ABSTRACT

Amriyatunnisa, NIM 6662101685 / 2010. Intercultural Communication Reality

Society Baduy with Travelers. Preceptor I, Ikhsan Ahmad,S.Ip.,M.Si. Preceptor II

Yoki Yusanto,S.Sos.,M.Ikom.

This study takes the theme of intercultural communication Reality Baduy

community with tourists who have different cultural backgrounds. Meeting of

individuals from different cultural backgrounds will continually give effect to the

parties. Baduy is one of the tribes that still keep away from the influence of

modernity. They settled around Kendeng mountains, villages Kanekes, District

Leuwidamar, Lebak, Rangkasbitug, Banten. Since issued a decree (SK) Lebak

Regent in 1990 Bedouin began to be a tourism area. Travelers from many

different cultural backgrounds continually come to the Baduy. In a long, long

process, the Baduy become familiar with the circumstances in which their lives

are closely with tourists. However, the closeness that occurs and intercultural

communication that took place this provides updates to the Baduy community

conscious or not. This study used a qualitative approach to describe the findings

during a study by observation to the Bedouin and the interview data obtained

from outside the Bedouin, Bedouin in Government Baduy, Travelers and the

Academics. Cultural differences between the Baduy community and tourists can

be seen as a reality, the communication is verbal and non-verbal is a phenomenon

that can be found. This phenomenon is the result of the relationship between

cultural communication occurs continuously and lasts longer. Some of the

obstacles that happened to make a change in the behavior of the Baduy

community. Keyword : Baduy, Intercultural Communication, Traveler.

  “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar

dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah

beserta orang-orang yang sabar (Al-Baqarah:153)” “Mencari ilmu adalah diwajibkan bagi setiap

muslim laki-laki dan wanita dari mulai lahir sampai

ke liang lahat” (Hadis Rasul)

  

“Semua Orang adalah Guru, Alam Raya

S ekolahku” (Widji Tukul) RIDHA ALLAH SWT. ADA PADA RIDHA ORANG TUA..

  Skripsi ini kupersembahkan untuk Mama dan Bapak, juga untuk semua keluargaku yang selalu ada untuk peneliti dan untuk kekasihku Ahmad Lamhatunnadzori.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur peneliti panjatkan ke khadirat Allah SWT yang maha Agung pemilik alam semesta yang menggenggam jiwa raga semua mahluk-Nya, karena atas ridho dan hidayah-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini guna memenuhi salah satu syarat untuk meraih gelar kesarjanaan strata (S1) pada program studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Hubungan Masyarakat di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu saran dan kritik yang dapat membantu perbaikan skripsi yang berjudul Realitas

  

Komunikasi Antar Budaya Masyarakat Suku Baduy dengan Wisatawan

  

  sangat peneliti harapkan. Pada kesempatan ini peneliti juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih atas segala dukungan, bantuan dan bimbingannya dalam proses penelitian serta penyusunan skrisi ini kepada : 1.

  Bapak Prof. Dr. Soleh Hidayat, M.PD selaku Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  2. Bapak Dr. Agus Sjafari, S.Sos., M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  3. Ibu Neka Fitriyah, S.Sos., M.Si selaku Ketua Prodi Ilmu Komunikasi

  4. Bapak Ikhsan Ahmad, S.Ip. selaku dosen pembimbing I skripsi yang membantu memberikan arahan serta masukan untuk menyelesaikan skripsi ini.

  5. Bapak Yoki Yusanto, S.Sos, M.Ikom. selaku dosen pembimbing II skripsi yang membantu memberikan arahan serta masukan untuk menyelesaikan skripsi ini.

  6. Ibu Mia Dwianna W,S.Sos.,M.Ikom dan Ibu Puspita Asri Praceka,S.sos.,M.Ikom yang telah menguji skripsi peneliti dan memberi banyak masukan yang sangat berguna.

  7. Seluruh Dosen Program Studi Ilmu komunikasi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Khususnya (Ibu Rahmi, Bapak Roni, Bapak Husnan, Bapak Rangga, Bapak Bagus), Terima kasih atas bimbingan dan ilmu yang bermanfaat yang telah disampaikan pada peneliti. Dan Juga pengalaman yang sangat berarti yang peneliti dapatkan. Apalah arti kemampuan peneliti tanpa ilmu dari para beliau.

  8. Kedua orang tua ku Bapak H. Saparudin, dan Ibu Hj. Yayah Suhiyat, terimakasih atas do’a dan dukungan yang tak pernah putus, juga untuk kesabaran memberi dukungan moril dan materil.

  9. Seluruh kakak dan adik, Rismawati, Agus Firdaus, Ade Rahayu, Araudhotul Jannah, Arif Fajar Arafat, Adinda Maulidia, dan Kakak Ipar, Mustofa Kamal, Yusi Verlina, serta untuk para keponakanku

  Tazkiya, Keyla, dan Aksa. terima kasih atas dukungan dan doa- doanya.

  10. Untuk Ahmad Lamhatunnadzori, Kekasihku yang terbaik sudah setia dan sangat sabar menemani dan membantu selama peneliti melakukan penelitian dan selalu ada disaat-saat bahagia selama pengerjaan skripsi ini dan juga suntikan motivasi yang sudah diberikan yang membuat peneliti semangat dan mampu menyelesaikan penelitian ini. Terimakasih banyak.  11. Seluruh Informan, Orang-orang Baduy luar dan dalam, Pemerintah

  Baduy, Wisatawan Baduy, dan Akademisi yang sudah bersedia memberikan informasi terkait penelitian yang sedang diteliti. Dan juga tempat yang telah mereka berikan kepada peneliti.

  12. Untuk sahabat-sahabatku, Mega Dwi Lestari Indah dan Shara Suhartina Firmansyah, dan Bunda Nuniek Suhartini yang selalu ada di saat susah dan Senang, terimakasih.

  13. Untuk Mondar Mandir Management (MMM), Indra Handayani, Amallia Utami Putri, Akmal Alamsyah, Steptian Akbar, Dhamar Indraloka, yang setia menjadi sahabat sejak menjadi mahasiswa sampai berhasil menjadi sarjana, terimakasih.

  14. Teman-teman seperjuangan, yang selalu menjadi penghibur setia, motivator handal dan selalu membantu saat peneliti kesulitan dalam

  15. Keluarga besar mahasiswa ilmu komunikasi UNTIRTA angkatan 2010 juga mahasiswa UNTIRTA lainnya yang mau menerima peneliti sebagai teman, terima kasih atas perkenalan, persahabatan dan pengalaman yang berkesan selama perkuliahan, khususnya kepada teman-teman I F dan Humas 2010.

  16. Keluarga besar Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) Eksom UNTIRTA, terimakasih atas segala pelajaran dan kekeluargaan yang diberikan, Raden, Colil, Andra, Sidiq, Fira, Alfa, Cahyo, Babeh, Amanah, Dani, Dewi, Tole, Adeng, Mae, Ayi, Ipeh, Nabila, Inne, dan seluruhnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu karena ribuan jumlah anggotanya.

  17. Juga kakak-kakak Senior Ilmu Komunikasi, Yuyun Yusniawati, Trami Vidya Veliyanti, Wahyu Annas, Aulia Shofan Hidayat, Nur Haedi, yang selalu berbagi pengalaman dan memberi masaukan.

  18. Keluarga besar Untirta Movement Community (UMC), atas kesempatan yang pernah diberikan untuk belajar berorganisasi.

  19. Keluarga Besar Barak Karinding (BAKKAR).

  20. Terimakasih kepada Abi H. Ahmad Jaenudin, mama Suheti dan Yusril Izhar, serta keluarga besarnya.

  21. Segenap kawan-kawan di Pergerakan Mahasiswa baik di Banten dan di

  22. Kepada KristinaTambunan, Destia Rifasinna, Annisa Nur Utami, Julio Mariskal Tungga, Timbul Halomoan, Armadan Muda Harahap, Fawas Saiful Salman, Muhammad Iqbal Multatuli, Wahyu Karyadi, Fatur Hakim, Dharmawan Shofyan, Joshua Tampubolon, Nisa Latahsia, terimakasih sudah memberikan ilmu dan pengalaman, tetap semangat dan optimis untuk selesaikan study.

  23. Kepada pihak-pihak yang tidak pernah akrab namun sangat membantu kesuksesan penelitian ini, rental komputer dan fotocopy Altis.

  24. Semua pihak yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu peneliti dalam proses penyelesaian skripsi ini.

  Kiranya tidak ada balasan yang lebih baik kecuali yang datang dari Allah SWT, terimakasih untuk segalanya. Kesempurnaan hanya milik-Nya dan kebenaran datang dari-Nya. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua, khususnya bagi peneliti dan pihak yang berkepentingan.

  Serang, 26 Desember 2014 Amriyatunnisa

  

DAFTAR ISI

Halaman Judul/Cover

Abstrak ................................................................................................................... i

Abstract ................................................................................................................. ii

Halaman Persetujuan Dosen Pembimbing ....................................................... iii

Halaman Pengesahan Skripsi ............................................................................ iv

Halaman Pernyataan Orisinalitas ...................................................................... v

Halaman Motto dan Persembahan .................................................................... vi

Kata Pengantar .................................................................................................. vii

Daftar Isi ............................................................................................................. xii

Daftar Tabel ..................................................................................................... xvii

Daftar Bagan ................................................................................................... xviii

Daftar Gambar .................................................................................................... ix

Daftar Lampiran ................................................................................................ xx

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1

  2.1 Proses Komunikasi ............................................................................ 11

  2.7. Komunikasi Sosial ............................................................................. 21

  2.6. Komunikasi Kelompok ...................................................................... 17

  2.5. Komunikasi Antar Pribadi ................................................................. 16

  2.4. Komunikasi Persona .......................................................................... 15

  2.3.2. Komunikasi Non-Verbal ......................................................... 13

  2.3.1. Komunikasi Verbal ................................................................. 12

  2.3. Komunikasi Verbal dan Non-Verbal ................................................ 12

  2.1. Komunikasi ...................................................................................... 10

  1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

  

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 10

  1.5.3. Manfaat Praktis .......................................................................... 9

  1.5.2. Manfaat Empiris ......................................................................... 8

  1.5.1. Manfaat Teoritis ......................................................................... 8

  1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................... 8

  1.4 Tujuan Penelitian ................................................................................. 8

  1.3 Identifikasi Masalah ............................................................................. 7

  1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 7

  2.8. Komunikasi dan Akulturasi ............................................................... 21

  2.12. Komunikasi Antar Budaya ............................................................ 26

  2.13. Komunikasi Lintas Budaya ........................................................... 31

  2.14. Hambatan Komunikasi .................................................................. 32

  2.14.1. Steriotipe ............................................................................. 32

  2.14.2. Prasangka ............................................................................ 33

  2.15. Modernisasi ................................................................................... 34

  2.16. Teori Fenomenologi ...................................................................... 36

  2.17. Kerangka Berpikir ......................................................................... 42

  2.18. Penelitian Terdahulu ...................................................................... 43

  2.18.1. Tabel Matrix Penelitian Terdahulu ...................................... 45

  

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 46

  3.1. Metode Penelitian .............................................................................. 46

  3.2. Paradigma Konstruktivisme .............................................................. 47

  3.2.1. Pengertian Paradigma .............................................................. 47

  3.2.2. Konstruktivisme ...................................................................... 48

  3.3. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................. 49

  3.4. Instrumen Penelitian .......................................................................... 49

  3.4.1. Sumber Data ............................................................................ 49

  3.4.2. Informan Penelitian ................................................................. 49

  3.5. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 51

  3.6. Triangulasi ......................................................................................... 53

  3.7. Analisis Data ..................................................................................... 54

  3.8. Waktu dan Lokasi Penelitian ............................................................ 55

  3.8.1. Tabel Penelitian ...................................................................... 56

  

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................... 57

  4.1. Deskripsi Objek Penelitian................................................................. 57

  4.1.1. Sejarah Umum Suku Baduy .................................................... 57

  4.1.2. Masuknya Wisatawan ke Baduy ............................................. 66

  4.2. Objek Penelitian ................................................................................ 68

  4.3. Profil Informan .................................................................................. 68

  4.4. Data Penelitian .................................................................................. 75

  4.5. Hasil Penelitian dan Pembahasan ...................................................... 77

  4.5.1. Komunikasi Internal Suku Baduy ........................................... 77

  4.5.2. Komunikasi sosial Suku Baduy .............................................. 81

  4.5.3. Komunikasi verbal suku Baduy .............................................. 87

  4.5.4. Komunikasi Non Verbal Suku Baduy .................................... 88

  4.5.5. Perubahan Masyarakat Baduy setelah Berkomunikasi Antar Budaya dengan Wisataw…....................................................... 91

  4.6.2.1. Bagan Proses Komunikasi Antar Budaya Suku Baduy

  5.2. Saran................................................................................................. 104

  5.2.1. Saran Teoritis ........................................................................ 105

  5.2.2. Saran Empiris......................................................................... 105

  5.2.3. Saran Praktis.......................................................................... 106

  DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………107

  

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1.8.1. Tabel Matriks Penelitian Terdahulu ................................. 45Tabel 3.8.1. Tabel Jadwal Penelitian .................................................... 56

  

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.17. Bagan Kerangka Pemikiran ............................................ 42Bagan 4.6.2.1. Bagan Proses Komunikasi antar budaya suku Baduy dengan wisatawan dan pengaruhnya ............................ 100

  

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Patung Selamat Datang di Ciboleger ................................ 57Gambar 1.2 Rumah Suku Baduy (Nyulah Nyandah) ........................... 59Gambar 1.3 Ladang Orang Baduy ........................................................ 62Gambar 1.4 Leuit (tempat menyimpan hasil panen) ............................ 62Gambar 1.5 Struktur Pemerintahan Baduy ........................................... 64Gambar 1.6 Warga Baduy berbincang diteras rumah .......................... 78Gambar 1.7 Masyarakat Baduy yang Bekerja sebagai Pendamping .... 82Gambar 1.8 Anak-anak Baduy menonton acara Tv............................. 86

  

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian ......................................................... 109 Lampiran 2 Surat Bukti Penelitian ..................................................... 110 Lampiran 3 Fotokopi Buku Bimbingan Skripsi .................................. 111 Lampiran 4 Pedoman Wawancara........................................................114 Lampiran 5 Profil Informan dan Hasil Wawancara ........................... 119 Lampiran 6 Catatan Hasil Pra Penelitian ............................................166 Lampiran 7 Pedoman Observasi ........................................................ 170 Lampiran 8 Catatan Hasil Observasi .................................................. 171 Lampiran 9 Lampiran Dokumentasi ............... ................................... 177 Lampiran 10 Tabel kategorisasi ........................................................... 184 Lampiran 11 Bukti Informan ................................................................ 188 Lampiran 12 Riwayat Hidup Peneliti .................................................... 193

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

  Indonesia memiliki banyak suku-suku pedalaman yang masih menjaga nilai adat dan kebudayaan tradisional. Salah satunya yang menarik perhatian dan banyak dikunjungi oleh wisatawan adalah suku Baduy. Suku Baduy bermukim disekitar Pegunungan Kendeng Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Kekhasan dan keunikan suku Baduy adalah daya tarik utama bagi wisatawan yang datang berkunjung. Wisatawan Regional, Nasional, maupun Internasional yang memiliki latar belakang kebudayaan yang berbeda dengan suku Baduy, menyempatkan waktu untuk datang berkunjung. Dalam kunjungan tersebut terjadi komunikasi antara wisatawan dan masyarakat suku Baduy.

  

Jumlah wisatawan yang mengunjungi Baduy pun semakin meningkat sampai

  ratusan orang per sekali kunjungan, biasanya merupakan remaja dari sekolah, mahasiswa, dan juga para pengunjung dewasa lainnya. Menurut Jaro Dainah (Jaro Pemerintah Baduy Luar), jumlah wisatawan yang mengunjungi Baduy berjumlah 3000-5000 orang per tahunnya. Jumlah pengunjung di tahun 2014 mencapai 3.500

  Masyarakat suku Baduy yang dikunjungi oleh para wisatawan menyambut dengan baik kedatangan wisatawan ke dalam lingkungan Baduy. Dalam pertemuan antara wisatawan dan masyarakat suku Baduy terjalin komunikasi antar budaya, sehingga wisatawan maupun masyarakat suku Baduy saling bertukar informasi tentang kebudayaan masing-masing. Komunikasi antar individu yang berasal dari latar belakang kebudayaan yang berbeda merupakan bagian dari komunikasi antarbudaya (Wahyu.2008,12). Wisatawan yang berkunjung ke Baduy melakukan interaksi dengan masyarakat asli Baduy dengan cara bercakap-cakap antar individu maupun antar kelompok, yang kemudian berproses menjadi pertukaran informasi tentang kebudayaan.

  Terjalinnya komunikasi antara masyarakat baduy dengan wisatawan membuat Baduy semakin membuka diri terhadap dunia luar. Dengan berinteraksi melalui komunikasi antar individu maupun kelompok masyarakat Baduy mengetahui perkembangan dunia diluar wilayahnya. Sebagai hasil dari interaksi komunikasi tersebut masyarakat Baduy mengetahui modernitas dan teknologi yang berkembang.

  Aturan adat Baduy memang menolak beberapa hal terkait modrenitas misalnya menolak menggunakan sarana transportasi modern seperti kendaraan beroda dua, empat atau lebih, tidak menggunakan penerangan, dan tidak menggunakan teknologi komunikasi.

  9.815 orang Baduy luar, dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) 2882 (Jaro Dainah : 2014). Sebutan Baduy merupakan sebutan yang diberikan oleh masyarakat luar, berawal dari sebutan para peneliti Belanda yang menyamakan mereka dengan kelompok Arab Badawi yang merupakan kelompok yang hidup berpindah-pindah. Namun mereka lebih suka menyebut dirinya Urang Kanekes atau orang Kanekes sesuai dengan nama wilayah mereka atau sebutan yang mengacu pada nama

  1

  kampung mereka . Masyarakat Baduy merupakan masyarakat tradisional di Banten. Mereka masih menerapkan prinsip hidup yang diajarkan turun temurun oleh leluhurnya.

  Masyarakat Baduy sangat ketat dalam mengikuti adat istiadat namun bukan berarti mereka mengisolasi diri dari dunia luar sama sekali. Berdirinya kesultanan Banten yang secara otomatis memasukkan suku Baduy kedalam wilayah kekuasaannya pun tidak lepas dari kesadaran masyarakat suku Baduy. Sebagai tanda pengakuan kepada penguasa masyarakat Baduy secara rutin melakukan

  

Saba ke kesultanan Banten (Garna, 1993). Sampai sekarang, upacara Saba

  tersebut terus dilangsungkan secara rutin setahun sekali. Saba adalah upacara mengantarkan hasil bumi kepada pemerintahan Banten yang saat ini diberikan kepada Gubernur Banten. Awalnya dalam mempertahankan nilai adat dan kebudayaan mereka dari pergeseran, suku Baduy memiliki strategi membagi wilayahnya menjadi dua bagian yaitu Baduy luar dan Baduy dalam. Suku Baduy luar bertugas menjadi lapisan pertama untuk menyaring masuknya pengaruh modernitas ke Baduy dalam. Sedangkan suku Baduy dalam yang merupakan representasi dari masyarakat suku Baduy asli bertugas melestarikan nilai adat dan kebudayaan Baduy dengan menjalankan segala aturan dan amanat dari leluhurnya.

  Dalam menjalankan kehidupannya masyarakat suku Baduy diatur oleh hukum adat yang tidak tertulis. Peraturan bagi Baduy luar dan Baduy dalam berbeda.

  Suku Baduy dalam sangat ketat dalam melaksanakan segala amanat dan aturan leluhur, sedangkan Baduy luar mendapatkan kelonggaran peraturan, namun bukan berarti Baduy luar boleh menjalani kehidupan dengan bebas. Hampir setiap orang membutuhkan hubungan sosial dengan orang-orang lainnya, dan kebutuhan ini terpenuhi melalui pertukaran pesan yang berfungsi sebagai jembatan untuk mempersatukan manusia. Manusia yang tidak berkomunikasi akan terisolasi, Porter dan Samover (Mulyana dan Rakhmat.2006,12). Landasan hubungan sosial adalah komunikasi (Wahyu, 2008,12). Manusia berkomunikasi dengan manusia lainnnya. Kemudian manusia-manusia dalam kelompok berkomunikasi dengan manusia dalam kelompok lainnya. Manusia berkomunikasi untuk memahami apa yang menjadi kebutuhan dalam kehidupannya. Komunikasi antar individu dengan individu lainnya merupakan komunikasi antarbudaya terjadi apabila produsen pesan adalah anggota suatu budaya lain dan penerima pesannya anggota budaya lain.

  Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan dari komunikator terhadap komunikan dengan tujuan menyamakan persepsi yang diinginkan oleh komunikator. Komunikasi melibatkan ekspektasi, persepsi, pilihan, tindakan, dan

  2

  penafsiran. Dalam komunikasi ada tiga unsur penting yang harus ada dalam setiap proses komunikasi, yaitu sumber informasi, saluran, dan penerima informasi. Sumber informasi adalah seseorang atau sekelompok orang yang memiliki badan informasi untuk disebarkan kepada komunikan. Saluran adalah media yang digunakan untuk menyampaikan pesan kepada komunikan dan penerima informasi adalah orang atau sekelompok orang yang menjadi sasaran informasi. Menurut Deddy Mulyana dalam bukunya Komunikasi Efektif, ketika kita berkomunikasi dengan seseorang dari kebudayaan yang berbeda, maka kita memiliki pula perbedaan dalam sejumlah hal, misalnya derajat kemampuan, derajat kesulitan dalam peramalan, derajat ambiguitas, kebingungan, suasana misterius yang tidak dapat dijelaskan, tidak bermanfaat, bahkan nampak tidak bersahabat. Dengan demikian ketika suatu masyarakat berada pada kondisi kebudayaan yang beragam maka komunikasi antarpribadi dapat menyentuh nuansa-nuansa komunikasi antarbudaya. Disini, kebudayaan yang menjadi latar belakang kehidupan karena adanya sosiokultural akan mempengaruhi prilaku

  Komunikasi meliputi pemaknaan atas simbol dan sekaligus juga indeks. Esensi komunikasi terletak pada proses, dimana aktivitas yang menghubungkan antara komunikator dengan komunikan melampaui ruang dan waktu. Hal ini yang mengakibatkan proses komunikasi yang terjadi antara dua orang atau lebih yang berbeda latar belakang kebudayaan perlu diperhatikan ketika melakukan komunikasi. Kebudayaan merupakan produk atau hasil dari sebuah proses sosial yang dijalankan oleh manusia bersama masyarakatnya. Perbedaan budaya dapat mempengaruhi berhasil atau tidaknya proses komunikasi. Karena seringkali hambatan yang terjadi pada komunikasi itu dikarenakan faktor budaya yang dimiliki antara masing-masing individu tersebut.

  Masyarakat dalam kelompok-kelompok yang lebih kecil berinteraksi dengan kultur yang lebih besar atau dominan. Subkultur biasanya mengembangkan sistem komunikasi mereka untuk meningkatkan efektifitas komunikasi, untuk memungkinkan para anggota saling mengenal satu dan lainnya, untuk menjamin kerahasiaan komunikasi, dan untuk menciptakan kesan tertentu atau membuat bingung orang diluar dari kelompok mereka.

  Berdasarkan hal diatas peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana komunikasi antar budaya mempengaruhi perubahan prilaku masyarakat suku Baduy. Dalam penelitian ini, peneliti membuat skripsi dengan judul

  “Realitas Komunikasi Antarbudaya Masyarakat Suku Baduy dengan Wisatawan ”.

1.2. Rumusan Masalah

  Untuk memberikan paparan yang jelas dan agar terfokusnya pembahasan maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah :

1. Bagaimana komunikasi antar budaya masyarakat Baduy dengan wisatawan?

1.3. Identifikasi Masalah

  Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, peneliti mengidentifikasi permasalahan yang akan diteliti kedalam identifikasi sebagai berikut :

  1. Bagaimana komunikasi internal yang terjadi pada masyarakat Baduy? 2.

  Bagaimana komunikasi Sosial yang terjadi antara masyarakat Baduy dan wisatawan?

  3. Bagaimana komunikasi verbal yang terjadi antar masyarakat Baduy dengan Wisatawan? 4. Bagaimana komunikasi non verbal yang terjadi antara masyarakat Baduy dengan Wisatawan?

  5. Bagaimana perubahan yang terjadi pada masyarakat suku Baduy setelah menjalin komunikasi anatar budaya dengan wisatawan?

1.4. Tujuan Penelitian

  Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijabarkan diatas, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui :

  1. Mengetahui komunikasi internal masyarakat suku Baduy 2.

  Mengetahui komunikasi sosial masyarakat suku Baduy 3. Mengetahui komunikasi verbal yang terjadi antara masyarakat suku Baduy dengan wisatawan

  4. Mengetahui komunikasi non verbal yang terjadi antara masyarakat suku Baduy dengan wisatawan 5. Mendeskripsikan pengaruh yang terjadi di masyarakat suku Baduy setelah menjalin komunikasi dengan Wisatawan secara terus menerus

1.5.Manfaat Penelitian

  1.5.1. Manfaat Teoritis

  Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan yang bermanfaat untuk perkembangan kemajuan pengetahuan terutama dalam ranah komunikasi dan komunikasi anarbudaya dan ilmu-ilmu lain pada umumnya.

  1.5.2. Manfaat Empiris

  Dari hasil penelitian ini semoga dapat memberikan masukan kepada masyarakat Baduy dalam menjaga kelestarian nilai adat dan budaya masyarakat

1.5.3. Manfaat Praktis

  Dari hasil penelitian ini semoga dapat menjadi bahan evaluasi komunikasi antarbudaya masyarakat Baduy dengan non-Baduy dalam menjaga dan melestarikan nilai adat dan budaya. Peneliti juga berharap penelitian ini bermanfaat bagi masyarakat luas pada umumnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Komunikasi

  Komunikasi berasal dari bahasa Inggris Communication, berasal dari bahasa Latin Communicatio, dan bersumber dari kata Communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna (Effendi, 2000).

  Komunikasi adalah hubungan kontak antara manusia baik individu maupun kelompok. Dalam kehidupan sehari-hari disadari atau tidak komunikasi adalah bagian dari kehidupan manusia itu sendiri. Manusia sejak dilahirkan sudah berkomunikasi dengan lingkungannya. Selain itu komunikasi diartikan pula sebagai hubungan atau kegiatan-kegiatan yang ada kaitannya dengan masalah hubungan. Atau dapat diartikan bahwa komunikasi adalah saling menukar pikiran atau pendapat. Komunikasi bukan sekedar tukar menukar pikiran serta pendapat saja akan tetapi kegiatan yang dilakukan untuk berusaha mengubah pendapat dan tingkah laku orang lain. Dengan demikian, komunikasi itu adalah persamaan pendapat dan untuk kepentingan itu maka orang harus mempengaruhi orang lain dahulu, sebelum orang lain itu berpendapat, bersikap, dan bertingkah laku yang sama dengan kita (Wahyu.2008,12).

  Komunikasi merupakan penyampaian pengertian antar individu. Semua

  Pada pokoknya komunikasi adalah pusat minat dan situasi prilaku dimana suatu sumber menyampaikan pesan kepada seseorang penerima dengan berupaya

  

3

mempengaruhi prilaku penerima tersebut.

  Komunikasi adalah proses berbagi makna melalui perilaku verbal dan non-

  4

  verbal. Segala perilaku dapat disebut komunikasi jika melibatkan dua orang atau lebih. Komunikasi terjadi jika setidaknya suatu sumber membangkitkan respons pada penerima melalui penyampaian suatu pesan dalam bentuk tanda atau simbol, baik bentuk verbal atau bentuk non-verbal, tanpa harus memastikan terlebih dulu

  5 bahwa kedua pihak yang berkomunikasi punya suatu sistem simbol yang sama.

2.2. Proses Komunikasi

  Komunikasi tidak bisa dipandang sekedar sebagai sebuah kegiatan yang menghubungkan manusia dalam keadaan pasif, tetapi komunikasi harus dipandang sebagai proses yang menghubungkan manusia melalui sekumpuan tindakan yang terus menerus diperbaharui. Kita sebut komunikasi sebagai proses, karena komunikasi itu dinamis, selalu berlangsung dan sering berubah (Wahyu.2008,13) Proses komunikasi dimulai dari pikiran orang yang akan menyampaikan pesan atau informasi. Apa yang dipikirkan itu kemudian dilambangkan dengan simbol, baik berupa ucapan ataupun isyarat. Proses selanjutnya dengan melalui transmisi berupa media dan perantara atau channel, maka pesan yang disampaikan tiba pada si penerima atau komunikan. Dalam diri komunikan, pertama-tama ia menerima pesan, kemudian mencoba menafsirkan pesan dan akhirnya memahami isi pesan.

  Reaksi dari penerima pesan kepada pengirim pesan disebut efek atau umpan balik. Apabila terjadi perubahan dari diri penerima pesan, berarti komunikasi itu berhasil tanpa adanya gangguan. (Wahyu.2008,14).

2.3. Komunikasi Verbal dan Non-verbal

2.3.1 Komunikasi Verbal

  Dalam pemakaiannya komunikasi verbal menggunakan bahasa. Bahasa merupakan seperangkat kata yang telah disusun secara berstruktur sehingga menjadi himpunan kalimat yang mengandung arti. Bahasa verbal adalah sarana utama untuk menyatakan pikiran, perasaan, dan maksud kita. Bahasa verbal digunakan untuk proses transaksi jual beli linta budaya. Bahasa verbal menggunakan kata-kata yang mempresentasikan berbagai aspek realitasindividual kita. Konskuensinya, kata-kata adalah abstraksi realitas kita yang tidak mampu menimbulkan reaksi yang merupakan totalitas objek atau

  6 konsep yang diwakili kata-kata itu.

2.3.2. Komunikasi Non-verbal

  Komunikasi Non-verbal merupakan tindakan dan atribusi (lebih dari penggunaan kata-kata) yang dilakukan seseorang kepada orang lain untuk bertukar makna, yang selalu dikirimkan dan diterima secara sadar oleh dan untuk

  7 mencapai umpan balik atau tujuan tertentu (Burgoon and Saine, 1978).

  Komunikasi non-verbal meliputi ekspresi wajah, nada suara, gerakan tubuh, kontak mata, rancangan ruang, pola-pola perabaan, gerakan ekspresif, perbedaan budaya, dan tindakan-tindakan non-verbal lain yang tak menggunakan kata-kata. Komunikasi Non verbal penting karena manusia menggunakan sistem pesan ini untuk menyatakan sikap, perasaan, dan emosi. Sadar ataupun tidak, disengaja ataupun tidak manusia membuat penilaian dan keputusan yang penting mengenai keadaan seseorang. Keadaan yang dinyatakan tanpa kata-kata. Komunikasi non verbal bersifat kontekstual dan juga dapat menciptakan kesan. Komunikasi non verbal merupakan proses multidimensi. Aspek multidimensi ini terungkap dalam fakta bahwa komunikasi non verbal tidak terjadi sendiri, namun biasanya dengan pesan verbal. Komunikasi non verbal bersifat Ambigu, maksudnya tidak pernah ada keyakinan yang pasti apakah seseorang mengerti maksud yang diinginkan melalui komunikasi non verbal yang ditunjukkan. Komunikasi non-verbal dalam komunikasi antarbudaya berperan penting dalam proses komunikasi, dan dalam transaksi jual beli lintas budaya juga komunikasi non-verbal seperi isyarat, gerakan tubuh, postur tubuh, gerakan kepala, ekspresi wajah, dan kontak mata adalah perilaku yang kesemuanya disebut bahasa tubuh yang mengandung makna pesan yang potensial. Studi sistematik mengenai aspek-aspek gerakan tubuh yang terpola, dipelajari, dan bersifat simbolik itu disebut kinesika. Diasumsikan bahwa setiap komunitas antarbudaya memiliki cara-cara khas untuk menyampaikan pesan lewat bahasa tubuh (Wahyu.2008,21).

  Menurut pernyataan Richmond, McCracken, dan Payne, “pesan yang dihasilkan dari setiap kategori tidak berdiri sendiri namun bersamaan dengan pesan dari kategori lain, pesan verbal, konteks, dan manusia sebagai penerima pesan. Banyak klasifikasi membagi pesan non verbal kedalam dua kategori komperhenshif, yaitu pertama yang dihasilkan oleh tubuh (penampilan, gerakan tubuh, ekspresi wajah, kontak mata, sentuhan, parabahasa), dan kedua hal-hal

  8

  seperti ruang lingkup (tempat, jarak, waktu, dan sikap diam atau keheningan) a.

  Penampilan (nilai keindahan, warna kulit, pakaian, postur tubuh, dll).

  b.

  Gerakan Tubuh seperti gerakan jari (menunjuk, mengacungkan jempol keatas atau kebawah, membuat lingkaran “O” dengan jari-jari), gerakan idiosinkratik (istimewa), isyarat, penerimaan dan pemahaman, frekuensi dan intensitas suatu gerakan.

  c.

  Ekspresi wajah (bahagia, takut, sedih, marah, jijik, dan terkejut).

  d.

  Kontak mata dan Tatapan (langsung, sensual, tajam, ekspresif, intelegen, e.

  Sentuhan ( sentuhan profesional, sentuhan kesopanan sosial, sentuhan persahabatan, sentuhan keintiman/kasih sayang, sentuhan seksual).

  f.

  Parabahasa berkaitan dengan karakteristik komunikasi suara dan dengan bagaimana orang-orang menggunakan suara mereka. Parabahasa meliputi seperti cekikikan, taa, aksen atau logat, erangan, mendesah, nada, tempo, volume, dan resonasi.

  g.

  Ruang lingkup dan Jarak (ruang gerak pribadi, tempat duduk, pengaturan perabotan) h.

  Waktu (informal, persepsi masa lalu, masa kini, dan masa depan, klasifikasi monochronic dan polychronic). i.

  Sikap diam atau keheningan, lamanya sikap diam mempengaruhi komunikasi interpersonal dengan menyediakan suatu interval dalam interaksi yang sedang terjadi dimana masing-masing memiliki waktu untuk berpikir, memeriksa atau menahan perasaan atau membuka pemikiran yang lain.

2.4. Komunikasi Persona

  Komunikasi persona (interpersonal) mengacu pada proses-proses mental yang dilakukan orang untuk mengatur dirinya sendiri dalam dan dengan lingkungan sosio-budayanya, mengembangkan cara-cara melihat, mendengar, memahami, dan merespons lingkungan.

  Komunikasi dapat dianggap sebagai merasakan, memahami, dan berprilaku yang dilakukan individu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya (Ruben, 1975 : 168-169).

2.5. Komunikasi Antar Pribadi

  Yang dimaksud dengan komunikasi antarpribadi adalah proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang atau lebih secara tatap muka (Cangara, 2004:31). Komunikasi berlangsung secara diadik (secara dua arah/timbal balik) yang dapat dilakukan dalam tiga bentuk, yakni percakapan, dialog dan wawancara. Percakapan berlangsung dalam suasana yang bersahabat dan informal. Komunikasi antarpribadi sangat potensial untuk mempengaruhi atau membujuk orang lain, karena dapat menggunakan kelima alat indra untuk mempertinggi daya bujuk pesan yang kita komunikasikan. Sebagai komunikasi yang paling lengkap dan paling sempurna, komunikasi antarpribadi berperan penting sehingga kapan pun, selama manusia masih memiliki emosi.

  Adapun fungsi dari komunikasi antarpribadi adalah berusaha meningkatkan

hubungan insani (human relation), menghindari dan mengatasi konflik-konflik

pribadi, mengurangi ketidakpastian sesuatu, serta berbagi pengetahuan dan

pengalaman dengan orang lain (Cangara, 2004:33).

  Komunikasi antarpribadi sebenarnya merupakan suatu proses sosial di mana orang-orang yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi. Sebagaimana yang dinyatakan oleh De Vito (dalam Aloliliweri 1997:12) bahwa komunikasi

  Menurut Everet M.Rogers ada beberapa cirri komunikasi yang menggunakan saluran komunikasi antarpribadi (Liliweri, 1997:13) : a.

  Arus pesan yang cenderung dua arah b.

  Konteks komunikasinya dua arah c. Tingkat umpan balik yang terjadi tinggi d.

  Kemampuan mengatasi tingkat selektivitas yang tinggi e. Kecepatan jangkauan terhadap audience yang besar relatif lambat f. Efek yang mungkin terjadi adalah perubahan sikap

2.6. Komunikasi Kelompok

  

Komunikasi dalam kelompok yakni kegiatan komunikasi yang berlangsung

diantara suatu kelompok. Pada tingkatan ini, setiap individu yang terlibat, masing-

masing berkomunikasi sesuai dengan peran dan kebudayaan dalam kelompok. Pesan

atau informasi yang disampaikan juga menyangkut kepentingan seluruh anggota

kelompok, bukan pribadi.

Komunikasi kelompok juga bisa diartikan sebagai sekumpulan orang yang

mempunyai tujuan yang sama, yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai suatu

tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya dan memandang mereka menjadi salah

satu tersebut. Komunikasi dilakukan lebih dari dua orang, tetapi dalam jumlah

terbatas dan materi komunikasi tersebut juga kalangan terbatas, khusus bagi anggota

  9

kelompok tersebut . Adapun karakteristik dari komunikasi kelompok seperti yang

dijelaskan oleh Merhaeni fajar, antara lain : a.

  Komunikasi dalam komunikasi kelompok bersifat homogen b. Dalam komunikasi kelompok terjadi kesepakatan dalam melakukan tindakan pada saat itu juga.

  c.

  Arus balik dalam komunikasi kelompok terjadi secara langsung, karena komunikator dapat mengetahui reaksi komunikan pada saat komunikasi berlangsung.

  d.

  Pesan yang diterima komunikan bersifat rasional (terjadi pada komunikan kelompok kecil) dan bersifat emosional (terjadi pada komunikan kelompok besar).

  e.