Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kearifan Lokal dalam Membangun Masyarakat Harmoni di Banjar Bongan Munduk Tabanan-Bali

Kearifan Lokal Dalam Membangun Masyarakat Harmoni
Di Banjar Bongan Munduk Tabanan-Bali
Abstrak
Transmigrasi penduduk sudah menjadi hal biasa dikalangan masyarakat di Indonesia, hal
ini dilakukan oleh pemerintah dengan alasan pemerataan penduduk. Namun disisi lain
perpindahan penduduk dari satu daerah kedaerah lain bisa juga disebabkan oleh faktor-faktor
yang lain misalnya faktor sosial, faktor ekonomi, dan lain sebagainya. Salah satu daerah yang
kedatangan cukup banyak penduduk pendatang adalah pulau Bali. Pulau Bali yang dikenal
sebagai tempat pariwisata mancanegara yang membuka peluang besar bagi orang-orang yang
ingin mendapat penghasilan yang lumayan banyak (bisa dikatakan demikian) karena pulau Bali
merupakan objek wisata mancanegara yang secara langsung akan mempengaruhi perekonomian
penduduknya. Dengan adanya kedatangan penduduk pendatang tentu akan memberi dampak
baik bagi sosial, ekonomi, budaya, dan agama. Namun dalam situasi kemajemukan tersebut, Bali
dinilai dapat menjaga keharmonisan masyarakatnya dalam pola hidup rukun antar umat
beragama. Sering kita mendengar dibeberapa daerah mengalami konflik yang mengatas namakan
agama. Namun berbeda dengan daerah yang satu ini. Salah satu daerah yang penduduknya
mengalami percampuran budaya, ras, dan agama dan belum pernah mengalami konflik adalah
Banjar Bongan Munduk yang terletak di daerah Tabanan-Bali. Penduduknya merupakan
percampuran dari penduduk asli dan penduduk pendatang yang beragama Hindu, Kristen, dan
Islam. Dalam jurnal ini, penulis mengumpulkan data dan menganalisa mengapa masyarakat di
Banjar Bongan Munduk dapat hidup rukun dan nilai-nilai apa yang dimiliki oleh masing-masing

golongan Hindu, Kristen, dan Islam. Jenis penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian
kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Untuk menganalisa data yang penulis
peroleh di tempat penelitian, penulis menggunakan teori Pluralisme yang berisikan pengertian
pluralisme, prinsip pluralisme, konsep pluralisme, dan titik temu agama. Data yang penulis
peroleh dilakukan dengan cara observasi dan wawancara. Hasilnya adalah penduduk Banjar
Bongan Munduk dapat hidup rukun disebabkan karena penduduk Banjar bongan munduk
mengaplikasikan prinsip dan konsep pluralisme dengan benar yakni sikap terbuka, toleransi,
menghargai dan menghormati satu dengan yang lainnya. Disamping itu, masyarakat Banjar
Bongan Munduk juga menerapkan ajaran agama mereka masing-masing dengan baik tanpa
membandingkan ajaran yang mereka anut dengan ajaran yang lainnya atau tidak saling
menghakimi satu dengan yang lainnya. Dengan demikian sebagai sumbangan positif bagi
masyarakat luas, sikap masyarakat Banjar Bongan Munduk dalam menghadapi tantangan
kemajemukan dapat menjadi contoh atau teladan bagi masyarakat didaerah lainnya dalam
membangun masyarakat yang harmoni.