Hubungan Umur, Masa Kerja, Pemakaian Apd, Dan Kebiasaan Merokok Dengan Gejala Ispa Pada Pekerja Yang Terpapar Debusandblasting Di Siemens Fabrication Yard Batam Tahun 2017

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Pembangunan di negara kita khususnya pembangunan bidang industri

berjalan sangat cepat. Penataan industri nasional yang didukung oleh kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan persyaratan terbentuknya masyarakat
yang adil, makmur dan sejahtera sesuai dengan nilai luhur Pancasila.
Pembangunan industri diarahkan pada penguatan dan pendalaman struktur
industri untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing industri serta untuk
mendorong ekspor non migas, sehingga dapat meningkatkan devisa negara yang
sangat besar peranannya dalam proses pembangunan selanjutnya. Konsekuensinya
dari pembangunan industri ini adalah meningkatnya limbah yang dikeluarkan oleh
industri tersebut, termasuk limbah udara yang dapat merubah kualitas udara
ambien (Mukono, 2000).
Pada saat sekarang ini pencemaran udara telah menjadi masalah kesehatan
lingkungan yang utama di dunia, khususnya di negara-negara berkembang, baik
pencemaran udara di dalam ruangan maupun pencemaran udara ambien di daerah

perkotaan maupun di daerah pedesaan (WHO, 1997). ISPA (Infeksi Saluran napas
Akut) adalah penyakit infeksi yang menyerang salah satu atau lebih saluran
pernapasan, mulai dari saluran pernapasan atas (hidung) sampai ke saluran
pernapasan bawah (alveoli) termasuk jaringan adneksanya seperti sinus, rongga
telinga tengah, dan pleura. Proses terjadinya infeksi akut ini berlangsung sampai
14 hari (Depkes RI, 2005).

Universitas Sumatera Utara

ISPA merupakan penyakit yang berhubungan dengan kualitas udara yang
dihirup. Konsentrasi zat pencemar udara yang berlebih sehinga udara ambien
tidak lagi sesuai dengan peruntukkannya dapat meningkatkan risiko pada penyakit
ini. Di Indonesia penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dan gangguan
pernapasan lain juga menduduki peringkat pertama dari 10 penyakit terbanyak
yang dilaporkan oleh pusat pusat pelayanan kesehatan masyarakat selama kurang
lebih dua dasawarsa (BPLHD, 2006).
Secara anatomik, saluran pernapasan manusia dibagi menjadi saluran
pernapasan bagian atas dan bawah. Hal tersebut juga menyebabkan ISPA
dikelompokkan menjadi ISPA bagian atas dan ISPA bagian bawah. ISPA bagian
atas antara lain, batuk, pilek, demam, faringitis, tonsillitis, dan otitis media

sedangkan ISPA bagian bawah antara lain, epiglotis, laringitis, laringotrakeitis,
bronchitis, bronkiolitis, dan pneumonia (Ditjen P2MPL, 2007).
Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi risiko seseorang terkena
ISPA dapat dibagi menjadi empat garis besar yaitu faktor pencemaran,
karakteristik individu, perilaku pekerja, ataupun karena faktor lingkungan. Faktor
pencemaran yaitu akibat pencemaran di dalam maupun luar ruangan, kemudian
karakteristik individu seperti umur, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan.
Selanjutnya perilaku pekerja yaitu seperti merokok atau penggunaan masker,
faktor lingkungan meliputi suhu, kelembapan curah hujan dan kecepatan serta
arah angina (Sormin, 2012).
ISPA diketahui dapat menyerang segala jenis umur, ISPA akan sangat
berisiko pada bayi berumur kurang dari 1 tahun, kemudian risiko tersebut akan

Universitas Sumatera Utara

menurun pada kelompok umur 15-24 tahun. Setelah itu, risiko ISPA akan terus
meningkat ketika berumur 24 tahun keatas. Semakin tua umur seseorang, maka
semakin rentan terkena ISPA karena terjadi degenerasi otot-otot pernapasan dan
elastisitas jaringan menurun sehingga kekuatan otot-otot pernapasan menjadi
menurun untuk menghirup udara. Semakin tua umur seseorang, semakin banyak

alveoli yang rusak sehingga menyebabkan gangguan fungsi alveoli. Selain itu
daya tahan tubuh yang rendah, dan pajanan debu sebagai hasil dari penghirup
debu sehari-hari juga mempengaruhi untuk menyebabkan ISPA pada orang
dengan umur yang sudah tua (Nelson at al, 2005).
Masa kerja adalah suatu kurun waktu atau lamanya tenaga kerja itu bekerja
di suatu tempat (Handoko, 2007). Semakin lama seseorang dalam bekerja maka
semakin banyak dia telah terpapar bahaya yang ditimbulkan oleh lingkungan kerja
tersebut. Pada pekerja dengan lingkungan berdebu, semakin lama orang bekerja
maka semakin banyak pula debu yang dapat mengendap di paru karena secara
teoritis diketahui bahwa efek paparan debu tergantung pada dosis atau
konsentrasi, tempat dan waktu paparan. Waktu paparan diartikan sebagai
frekuensi atau lamanya seseorang terpapar debu, sehingga semakin lama terpapar,
semakin tinggi kemungkinan untuk timbul gangguan kesehatan, apalagi didukung
oleh zat pemapar dengan konsentrasi yang tinggi (Anhar AS, dkk., 2005).
Risiko terjadinya ISPA dapat meningkat sebaanyak 2,2 kali akibat
kebiasaan merokok. Asap rokok mengandung ribuan bahan kimia beracun yang
dapat menimbulkan efek iritasi pada saluran pernapasan. Kemampuan bulu getar
(silia) yang berguna untuk menyaring benda asing telah berkurang sehingga debu

Universitas Sumatera Utara


lebih mudah masuk ke paru-paru. Interaksi antara perokok dan debu merupakan
faktor risiko bersinergi sehingga perokok lebih berisiko mengidap ISPA. Asap
rokok merupakan zat iritan yang dapat menyebabkan infeksi pada saluran
pernapasan (Suryo, 2010).
Alat Pelindung Diri (APD) merupakan salah satu upaya untuk mencegah
terjadinya penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja sehingga penggunaanya
harus benar dan teratur. Dengan banyaknya pencemaran udara yang mengandung
polutan debu maka debu yang masuk ke saluran napas juga semakin besar
kemungkinannya sehingga pekerja dengan atau menggunakan APD masker akan
terhindar dari paparan debu. Oleh karena itu pemakaian APD merupakan salah
satu faktor risiko terjadinya ISPA di lingkungan kerja (Ikhsan, 2002).
Sandblastingmerupakan metode untuk membersihkan permukaan material
kontaminasi seperti karat, cat, garam, oli dan lain sebagainya atau untuk
memperoleh karakter profile(kekasaran) material baik untuk memperkasar
ataupun memperhalus, metode ini sering diaplikasikan pada permukaan yang
berbahan dasar logam. Kegiatan sandblasting mirip dengan pengampelasan
namun memberikan hasil yang lebih maksimal. Proses sandblasting telah
digunakan secara luas di industri dan dikenal sebagai salah satu teknik
penanganan permukaan yang baik, khususnya dalam aplikasi pengecatan atau

pelapisan permukaan. Metode pembersihan permukaan dengan Sandblasting
dilakukan dengan menyemprotkan abrasive material, biasanya berupa pasir silika,
garnet sand atau steel grit dengan tekanan yang relatif tinggi pada suatu
permukaan. Semburan pasir sandblasting yang tidak terkena permukaan dapat

Universitas Sumatera Utara

menyembur sejauh dua puluh meter dengan kondisi spray gun mengarah ke arah
horisontal. Maka dari itu penggunaan alat atau metode pembersihan dengan cara
sandblasting harus dioperasikan dengan sangat hati-hati (Haliim, 2011).
Menurut hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Khairiah (2012) bahwa
hasil pengukuran konsentrasi debu rata-rata di Pabrik Semen yang lokasinya tidak
jauh dari Pelabuhan Laut Kuala Tanjung, konsentrasi debu rata-rata adalah 86,5
µg/m³ yang diukur pada tanggal 20 September 2012 dan yang diukur pada tanggal
20 November 2012 sebesar 76,0 µg/m³, hal ini menunjukkan bahwa konsentrasi
debu masih memenuhi syarat (150 µg/m³), walaupun demikian keterpaparan yang
terjadi secara berulang dapat menyebabkan gangguan kesehatan.
Menurut hasil penelitian Sormin (2012) tentang hubungan antara
karakteristik pekerja yang terkena paparan debu kapas dengan kejadia ISPA di
PT. Unitex Tahun 2011, menunjukkan hasil bahwa adanya hubungan antara

penggunaan masker (p=0,022, OR=5,280) dengan kejadian ISPA, yaitu terdapat
sebanyak 30,9% pekerja yang mengalami ISPA.
Siemens Fabrication YardBatam adalah salah satu perusahaanOil & Gas
yang terletak di Kota Batam, perusahaan ini bergerak di bidang pembuatan
module berupa E-House (Electric House) yang akan digunakan sebagai sumber
pengaturan listrik untuk perlengkapan perusahaan minyak dan gas bumi.
Pembuatan untuk satu module membutuhkan waktu 3-6 bulan tergantung
kerumitan dan besar suatu module.Proses pembuatan module ini akan ditangani
oleh berbagai proses kerja, salah satunya adalah proses kerja sandblasting, dimana
perusahaan ini menggunakan garnet sand sebagai material yang digunakan.

Universitas Sumatera Utara

Garnet sand adalah media blasting yang baik karena memiliki berat jenis yang
tinggi dan ketahanan abrasifnya. Semburan debu pasir yang dihasilkan dari
kegiatan sandblasting dapat menyebabkan masalah kesehatan yaitu gangguan
saluran pernapasan terutama infeksi saluran pernapasan akut(ISPA).
Pekerja yang terpapar debu dari kegiatan sandblasting adalah seluruh
pekerja yang berada di lokasi kerja. Berdasarkan pengamatan peneliti di lokasi
penelitian masih terdapat pekerja yang masih sering melepas alat pelindung diri

masker dikarenakan kurangnya kenyamanan saat bernapas apabila terus menerus
menggunakan masker saat bekerja. Peneliti juga mengamati bahwa hampir
seluruh pekerja adalah perokok, dapat dilihat dari banyaknya pekerja yang
merokok di rest area (tempat istirahat) pada saat jam istirahat maupun coffee
break.
Berdasarkan data pengukuran debu total yang dilakukan oleh Siemens
Fabrication Yard Batam pada tahun 2016 yaitu 198 µg/Nm3, hasil pengukuran
tersebut menunjukkkan angka yang masih dibawah Nilai Ambang Batas (NAB)
untuk debu (TSP) di tempat kerja yaitu 240µg/Nm3 yang ditetapkan oleh
Peraturan Pemerintah Nomor 41 thun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran
Udara.
Berdasarkan data dari klinik Siemens jumlah pekerja yang terkena
ISPApada bulan Januari sampai Juli 2016 adalahsebanyak 231 pekerja. Dari hasil
wawancara peneliti dengan HSE dan Clinic Manager pada tanggal 20 Agustus
2016 di PT. Siemens Fabrication Yard Batu Ampar bahwa faktor-faktor
kejadianISPA disebabkan karena paparan debu dari kegiatan sandblasting dan

Universitas Sumatera Utara

faktor pemakaian alat pelindung diri yang masih kurang disiplin. Dari hasil

wawancara peneliti dengan beberapa pekerja bahwa gejala yang paling sering
dirasakan pada saat bekerja adalah batuk dan sesak napas akibat debu yang
dihasilkan dari unit kerja sandblasting.
Berdasarkan permasalahan yang diuraikan di atas maka peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian tentang ”Hubungan Umur, Masa Kerja, Pemakaian
APD, Kebiasaan Merokok dengan Gejala ISPA pada Pekerja yang Terpapar debu
sandblasting di Siemens Fabrication Yard batam Tahun 2017”.

1.2.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah yang

akan diteliti yaitu “Apakah ada hubungan faktor umur, masa kerja, pemakaian
APD, dan kebiasaan merokok dengan gejala ISPA pada pekerja yang terpapar
debu sandblasting di Siemens Fabrication Yard Batam Tahun 2017?”.

1.3.

Tujuan Penelitian


1. Mengetahui hubungan antara faktor umur dengan gejalaISPA pada pekerja
yang terpapar debu sandblasting di Siemens Fabrication Yard Batam tahun
2017.
2. Mengetahui hubungan antara faktor masa kerja dengan gejalaISPA pada
pekerja yang terpapar debu sandblasting di Siemens Fabrication YardBatam
tahun 2017.

Universitas Sumatera Utara

3. Mengetahui hubungan antara faktor pemakaian APD dengan gejalaISPA pada
pekerja yang terpapar debu sandblasting di Siemens Fabrication YardBatam
tahun 2017.
4. Mengetahui hubungan antara faktor kebiasaan merokok dengan gejalaISPA
pada pekerja yang terpapar debu sandblasting di Siemens Fabrication
YardBatam tahun 2017.

1.4.

Hipotesis

Hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Adanya hubungan faktor umurdengan gejala ISPA pada pekerja yang
terpapar debu sandblasting di Siemens Fabrication Yard Batam Tahun
2017.
2. Adanya hubunganfaktor masa kerjadengan gejala ISPA pada pekerja yang
terpapar debu sandblasting di Siemens Fabrication Yard Batam Tahun
2017.
3. Adanya hubunganfaktor pemakaian APDdengan gejala ISPA pada pekerja
yang terpapar debu sandblasting di Siemens Fabrication Yard Batam
Tahun 2017.
4. Adanya hubungan faktor kebiasaan merokok dengan gejala ISPA pada
pekerja yang terpapar debu sandblasting di Siemens Fabrication Yard
Batam Tahun 2017.

1.5.

Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:


Universitas Sumatera Utara

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada pimpinan
dalam mengawasi kesehatan pekerja terutama mengenai paparan debu
yang dihasilkan oleh unit kerja sandblasting.
2. Sebagai informasi kepada pekerja sandblasting agar lebih mengutamakan
keselamatan dan kesehatan kerja, dan dalam upaya melakukan pencegahan
dengan menggunakan alat pelindung diri (APD) terutama APD masker
secara disiplin.
3. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat dan dapat dipakai sebagai
referensi untuk penelitian lebih lanjut.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Hubungan Umur, Masa Kerja, Pemakaian Apd, Dan Kebiasaan Merokok Dengan Gejala Ispa Pada Pekerja Yang Terpapar Debusandblasting Di Siemens Fabrication Yard Batam Tahun 2017

0 0 16

Hubungan Umur, Masa Kerja, Pemakaian Apd, Dan Kebiasaan Merokok Dengan Gejala Ispa Pada Pekerja Yang Terpapar Debusandblasting Di Siemens Fabrication Yard Batam Tahun 2017

0 0 2

Hubungan Umur, Masa Kerja, Pemakaian Apd, Dan Kebiasaan Merokok Dengan Gejala Ispa Pada Pekerja Yang Terpapar Debusandblasting Di Siemens Fabrication Yard Batam Tahun 2017

0 2 28

Hubungan Umur, Masa Kerja, Pemakaian Apd, Dan Kebiasaan Merokok Dengan Gejala Ispa Pada Pekerja Yang Terpapar Debusandblasting Di Siemens Fabrication Yard Batam Tahun 2017

0 0 4

Hubungan Umur, Masa Kerja, Pemakaian Apd, Dan Kebiasaan Merokok Dengan Gejala Ispa Pada Pekerja Yang Terpapar Debusandblasting Di Siemens Fabrication Yard Batam Tahun 2017

0 1 26

Gambaran Kejadian Corpus Alienum Cornea pada Pekerja Bagian Helper di Siemens Fabrication Yard Batam Tahun 2017

0 0 12

Gambaran Kejadian Corpus Alienum Cornea pada Pekerja Bagian Helper di Siemens Fabrication Yard Batam Tahun 2017

0 1 3

Gambaran Kejadian Corpus Alienum Cornea pada Pekerja Bagian Helper di Siemens Fabrication Yard Batam Tahun 2017

0 4 44

Gambaran Kejadian Corpus Alienum Cornea pada Pekerja Bagian Helper di Siemens Fabrication Yard Batam Tahun 2017

0 0 6

Gambaran Kejadian Corpus Alienum Cornea pada Pekerja Bagian Helper di Siemens Fabrication Yard Batam Tahun 2017

0 0 2