Perubahan Dimensi Hasil Cetakan Polivinil Siloksan Setelah Direndam Dalam Larutan Daun Mimba 15% Dengan Waktu yang Berbeda

15

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Polivinil siloksan merupakan bahan cetak elastomer silikon dengan reaksi adisi
yang pertama diperkenalkan pada tahun 1975.1 Bahan cetak ini digunakan di
kedokteran gigi di bagian prostodontik cekat dan lepasan, konservasi gigi serta di
bagian implan gigi. Polivinil siloksan sangat sering dipakai oleh dokter gigi karena
teknik pemanipulasiannya yang relatif mudah, penerimaan dari pasien baik dan juga
mempunyai sifat fisik yang paling baik. 2,3
Sewaktu melakukan perawatan gigi dan mulut, dokter gigi dan asistennya
maupun teknisi laboratorium dapat terkontaminasi berbagai mikroorganisme yang
terdapat dalam darah dan saliva dari rongga mulut pasien. Hal ini terjadi karena
pekerjaan yang dilakukan di kedokteran gigi beresiko menyebabkan kontaminasi
silang seperti pengambilan cetakan gigi dan mulut. Pengambilan cetakan gigi dan
mulut merupakan langkah awal dalam pembuatan inlay, gigi tiruan atau pesawat
ortodonti cekat. Pada waktu pengambilan cetakan, hasil cetakan yang berkontak
dengan darah dan saliva akan terkontaminasi dengan mikroorganisme patogen yang
terdapat dalam mulut pasien.4,5,8,9 Penelitian yang dilakukan oleh Jonas Junevicius,

dkk menunjukkan bahwa infeksi dapat ditularkan melalui bahan cetak silicon dan
alginate yang tidak didekontaminasi dengan sempurna.5 Jika mikrooganisme patogen
yang terdapat

pada

hasil

cetakan dan instrumen

yang

digunakan tidak

didekontaminasi, penularan infeksi seperti pilek, pneumonia, tuberculosis, herpes,
dan hepatitis dapat terjadi dari pasien ke dokter gigi atau ke teknisi laboratorium. 6
Menurut Miller dan Cottone yang dikutip oleh Ghahramanloo, setetes saliva
mengandung 50.000 bakteri yang berpotensi patogen. Bakteri patogen ini dapat
dengan mudah menyebar melalui bahan cetak, terutama hidrokoloid irreversibel yang
menjadi tempat berkumpul bakteri lebih banyak dibandingkan bahan cetak lainnya. 7

Kesadaran akan adanya potensi jalur infeksi silang ketika mempergunakan bahan

Universitas Sumatera Utara

16

cetak meningkat dengan munculnya penyakit seperti AIDS (Acquired Immune
Deficiency Syndrome).8
Salah satu cara menghindarkan kontaminasi silang ini tidak terjadi adalah dengan
melakukan proses desinfeksi semua alat dan bahan yang digunakan sewaktu prosedur
perawatan.9 American Dental Association (ADA) menganjurkan bahan cetak dibilas
terlebih dahulu dengan air untuk menghilangkan saliva dan darah yang menempel
kemudian barulah direndam dalam larutan desinfektan sebelum dikirim ke
laboratorium. Menurut American Dental Association (ADA) bahan cetak dapat
didesinfeksi dengan cara merendam atau menyemprot dengan desinfektan. 10 Durasi
dan mode pengaplikasian desinfektan bergantung pada potensi bahan cetak dalam
mengabsorbsi air dan waktu yang berlalu sejak dari cetakan diambil. Desinfektan
yang digunakan di kedokteran gigi adalah klorin dioksida, klorheksidin glukonat,
sodium hipoklorit dan glutaraldehid.10,13
Hasil cetakan dari polivinil siloksan akan mengalami pemulihan bentuk elastis

sebanyak 99.8% sedangkan 0,2% lagi akan mengalami deformasi permanen pada saat
dikeluarkan dari mulut. Hal ini memperlihatkan bahan cetak polivinil siloksan
mempunyai stabilitas dimensi yang lebih tinggi berbanding bahan cetak yang lain. 11
Polivinil siloksan bersifat lebih hidrofobik dibanding dengan bahan cetak lain karena
adanya struktur kimia kumpulan hidrokarbon alifatik yang hidrofobik disekitar ikatan
siloksan.12 Hasil cetakan dari bahan cetak elastomer silikon adisi dapat didesinfeksi
dengan merendam dalam sodium hypochlorite, iodophors, complex phenolics,
glutaraldehydes, atau phenolics glutaraldehydes. Abdelaziz dkk, dalam tahun 2004
pernah melakukan desinfeksi bahan cetak elastomer polyvinyl siloxane dan polyether
dengan tiga cara yaitu perendaman dalam glutaraldehyde 2% selama 8 jam, autoclave
(1150C,1.5 bar) dan radiasi microwave selama 10 menit untuk mengevaluasi
keakurasian hasil cetakan.13
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengetahui efek pelbagai desinfektan
terhadap perubahan dimensi hasil cetakan. Wala M. Amin dkk(2009) menemukan
bahwa sodium hipoklorit 0,5% menyebabkan perubahan dimensi yang paling kecil

Universitas Sumatera Utara

17


terhadap bahan cetak alginate dan elastomer sedangkan klorheksidin glukonat
menyebabkan perubahan dimensi yang paling besar terhadap bahan cetak tersebut.14
Sejak lama, tumbuhan mimba telah digunakan dalam pengobatan tradisional,
yaitu dalam Ayurveda, Siddha, Unani serta pengobatan homoeopathi. 15 Tumbuhan
mimba (Azadirachta Indica Juss) atau lebih dikenali sebagai pohon nimba bagi
masyarakat Indonesia umumnya dikenal sebagai pohon peneduh yang banyak berada
di pinggir jalan-pinggir jalan. Tanaman mimba ini berasal dari India yang kini telah
banyak dibudibudayakan di Indonesia. Di Indonesia, pohon mimba ini banyak
tumbuh di daerah Bali, Lombok, daerah pantai utara Jawa Timur dan Subang. Di Bali
tanaman ini dikenal dengan nama pohon Intaran, populasinya mencapai sehingga dua
juta pohon.15,16 Tanaman ini sangat banyak fungsinya dalam bidang kesehatan dan
pertanian sehingga dikenal sebagai wonderful tree.17 Zat aktif yang terkandung dalam
mimba diantaranya adalah azadirachtin, salanin, meliantrol, nimbin, dan nimbidin. 18
Menurut catatan dokumen kuno India, menyebutkan bahwa buah, biji, minyak, daun,
akar, dan kulit batang pohon mimba semuanya mempunyai manfaat pengobatan
untuk manusia. 19 Kegunaan daun mimba diantaranya adalah sebagai antibakteri,
antiiflamasi, antioksidan, dan juga antiviral. Selain itu, ekstrak daun mimba yang
mengandung zat aktif nimbinin, nimbandiol mempunyai efek menurunkan kadar gula
darah.20
Penggunaan daun mimba dalam menghilangkan mikroorganisme patogen pada

cetakan dapat dilakukan dengan perendaman yang mungkin dapat menyebabkan
perubahan dimensi pada hasil cetakan. Seringkali, dokter gigi tidak membuat protesa
pasien mereka sendiri tetapi mengirim hasil cetakan yang diperoleh ke laboratorium.
Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya perbedaan antara protesa yang akan
dibuat dengan hasil cetakan yang diperoleh dokter gigi atau terjadi perubahan dimensi
hasil cetakan. Oleh karena itu, mereka memilih mengirim langsung cetakan ke
laboratorium. Hal inilah yang mendasari peneliti untuk meneliti pengaruh lama
perendaman bahan cetak elastomer yaitu polivinil siloksan yang direndam dalam
larutan daun mimba 15% terhadap perubahan stabilitas dimensi selama 24 jam, 48
jam, 72 jam dan 96 jam.

Universitas Sumatera Utara

18

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka dapat diambil rumusan
permasalahan, yaitu apakah ada perubahan dimensi hasil cetakan polivinil siklosan
setelah direndam dalam larutan daun mimba 15% dengan waktu 24 jam, 48 jam, 72
jam, dan 96 jam.


1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perubahan dimensi hasil
cetakan polivinil siklosan setelah direndam dalam larutan daun mimba 15 % dengan
waktu 24 jam, 48 jam, 72 jam, dan 96 jam.

1.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian ini adalah tidak ada perubahan dimensi hasil cetakan polivinil
siloksan bila direndam dalam larutan daun mimba 15% dengan waktu yang berbeda.

1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan penulis dan pembaca tentang
desinfeksi cetakan serta menambah referensi institusi tentang stabilitas dimensi hasil
cetakan polivinil siloksan bila direndam dalam larutan daun mimba 15% dengan
waktu yang berbeda. Selain itu, sebagai bahan masukan bagi perkembangan ilmu
material dan teknologi kedokteran gigi untuk seterusnya mengembangkan lagi
penggunaan bahan herbal dalam bidang pengobatan.

Universitas Sumatera Utara