Peran Bidan Dalam Pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini Di Klinik Bersalin Swasta Medan Tembung Tahun 2013

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ikatan antara ibu dan bayinya telah terjadi sejak masa kehamilan dan pada
saat persalinan ikatan itu akan semakin kuat. Bidan sebagai tenaga kesehatan dapat
memfasilitasi perilaku ikatan awal ini dengan cara menyediakan sebuah lingkungan
yang mendukung sehingga kontak dan interaksi yang baik dari orangtua kepada anak
dapat terjadi. Jam pertama setelah melahirkan mereka sangat waspada dan siap untuk
mempelajari dunia baru mereka. Jika tidak ada komplikasi yang serius setelah bayi
lahir dapat langsung diletakkan di atas perut ibu. Kontak segera ini akan sangat
bermanfaat baik bagi ibu maupun bayinya karena kontak kulit dengan kulit
membantu bayi tetap hangat.
World Health Organization (WHO) dan United Nation Childrens Fund
(UNICEF) pada tahun 2007 mengeluarkan protocol baru tentang “ASI segera”
sebagai tindakan “life saving” atau untuk menyelamatkan kehidupan bayi baru lahir
yang harus diketahui setiap tenaga kesehatan. Protokol tersebut adalah melakukan
kontak kulit ibu dengan kulit bayi segera setelah lahir selama paling sedikit satu jam
dan bantu ibu mengenali kapan bayinya siap menyusu (Departemen Kesehatan,
2007). Menurut penelitian yang di lakukan Dr. Karen Edmond tahun 2006, 22%

kematian bayi baru lahir yaitu kematian bayi yang terjadi dalam satu bulan pertama
dapat dicegah bila bayi disusui oleh ibunya dalam satu jam pertama kelahiran
(Roesli, 2008).keberhasilan melakukan inisiasi menyusui dini pada bayi baru lahir
dalam satu jam pertama dapat pencapaian 6 bulan ASI eksklusif (Departemen
Kesehatan, 2007). Menurut Roesli (2008) selain melakukan inisiasi menyusui dini

1
Universitas Sumatera Utara

2

pada bayi baru lahir di lakukan bounding attachment juga dapat menyelamatkan bayi
dari kematian dalam satu bulan pertama.
Hasil dari survey demografi kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, angka
kematian ibu di indonesia adalah 228 per 100.000 kelahiran hidup, angka kematian
bayi (AKB) 34 per 1.000. Menurut data survey demografi kesehatan Indonesia
(SDKI), AKI di Indonesia masih tinggi jika di bandingkan dengan Negara ASEAN
lainnya, yaitu sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup.
Peningkatan pemberian asi perlu dilakukan dalam


upaya peningkatan

kesehatan bagi ibu dan bayi. Upaya tersebut dapat dilakukan antara lain dengan cara
pemberian asi secara dini atau yang dikenal dengan Inisiasi Menyusu Dini (Roesli,
2008, hal 2).
Inisiasi menyusu dini (early initiation) atau permulaan menyusu dini adalah
bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Hal ini merupakan kodrat dan
anugrah dari tuhan yang sudah disusun untuk kita. Melakukannya juga tidak sulit,
hanya membutuhkan waktu sekitar satu hingga dua jam. Cara bayi melakukan
inisiasi menyusu dini ini dinamakan the breast crawl atau merangkak mencari
payudara (Roesli, 2008, hal3).
Inisiasi menyusu dini dipercaya akan membantu meningkatkan daya tahan
tubuh terhadap penyakit – penyakit yang beresiko kematian tinggi seperti kanker
syaraf, leukemia, dan beberapa penyakit lainnya, sehingga ASI sebagai sumber gizi
terbaik yang dapat menyelamatkan jiwa bayi pada bulan – bulan pertama yang rawan
atau pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama kelahiran dapat mencegah
kematian sekitar 1,3 juta bayi diseluruh dunia tiap tahun (Roesli, 2008).

Universitas Sumatera Utara


3

Inisiasi menyusui dini merupakan salah satu cara untuk menurunkan AKI dan
AKB. Ada berbagai cara untuk melakukan bounding attachment diantaranya Inisiasi
menyusui dini (IMD) dan pemberian ASI Eksklusif. Seorang bayi yang baru lahir
mempunyai kemampuan yang banyak, misalnya bayi dapat mencium, merasa,
mendengar dan melihat. Kulit mereka sangat sensitive terhadap suhu juga sentuhan
dan selama 1 jam pertama, setelah melahirkan mereka sangat waspada dan siap untuk
mempelajari dunia baru mereka (Utami, 2008).

Perkembangan bayi normal sebagian besar bergantung pada sederetan
pertukaran respon penuh kasih sayang pada bayi yang baru dilahirkannya. Ikatan ini
dipermudah dan di perkuat dengan dukungan emosional kecintaan dari suami dan
keluarga. Proses pendekatan ini penting untuk mengetahui seberapa mampukah ibu
merawat anaknya dengan cinta kasih selama masa neonatal dan selanjutnya, sampai
masa kanak-kanak. Proses ini dimulai sejak anak belum lahir dengan perencanaan
dan konfirmasi kehamilan, serta menerima janin yang tumbuh sebagai individu.
Sesudah persalinan dan minggu-minggu berikutnya kontak visual dan fisik antara ibu
dan bayinya memicu berbagai penghargaan satu sama lain, dan interaksi yang
menyenangkan seperti sentuhan ibu pada tungkai dan muka bayi dengan ujung-ujung

jari dan memeluk serta memijat bayi secara halus dengan tangannya. Sentuhan pada
pipi bayi menimbulkan putaran responsif kearah muka ibunya atau kearah payudara
dan mengusap-usap menggunakan hidung serta menjilat putingnya, rangsangan yang
kuat untuk sekresi prolaktin. Keadaan bayi yang waspada dan tenang pada mulanya
memberikan kesempatan untuk kontak mata dengan mata, yang terutama penting
dalam merangsang rasa cinta dan perasaan memiliki banyak orang tua pada bayinya.

Universitas Sumatera Utara

4

Tangisan bayi mendatangkan respon sentuhan ibu untuk bayinya dan berbicara
dengan nada yang lebih tinggi, suara yang lembut, dan menenangkan. Kontak awal
antara ibu dan bayinya harus sudah terjadi di kamar bersalin, dan kesempatan untuk
memperluas kontak intim harus diberikan dalam jam-jam pertama sesudah lahir. The
National Childbirth Trust, Belinda Philips mengatakan, keterkaitan antara ibu dan
bayi adalah sangat penting dan respon dari bayi ketika menangis menjadi pelengkap
naluri keibuan.

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti melalui wawancara tentang

Bounding Attachment terhadap 5 klinik yang berhasil penulis temui di kota medan
Tembung, didapatkan 5 klinik tersebut belum melaksanakan Inisiasi Menysusi Dini
dengan benar.
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk mengambil judul “Peran
Bidan dalam Pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini Di Klinik Bidan Swasta Medan
Tembung”
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “ Bagaimana Peran Bidan
dalam Pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini?”
C. Tujuan
1 Tujuan Umum
Tujuan umumnya adalah Untuk mengetahui peran bidan dalam pelaksanaan
Inisiasi Menyusui Dini di klinik bidan swasta medan.

Universitas Sumatera Utara

5

2 Tujuan Khusus
2.1 Untuk mengetahui karaktristik bidan yang melaksanakan peran bidan

dalam Inisiasi Menyusui Dini
2.2 Untuk mengetahui dukungan motivasi yang diberikan bidan dalam
pelaksanaan Inisiasi Menyususi Dini
2.3 untuk mengetahui tindakan yang diberikan bidan dalam pelaksanaan
Inisiasi Menyusui Dini
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi pelayanan kebidanan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk
meningkatkan pelayanan asuhan kebidanan dalam pelaksanaan inisiasi
menyusu dini.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebagai pengetahuan dan sumber informasi untuk penelitian yang berikut
yang sejenis.
3. Pendidikan Kebidanan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pengembangan ilmu pada mata
kuliah asuhan kebidanan persalianan (ASKEB II)

Universitas Sumatera Utara