Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyalahgunaan Narkoba Pada Remaja di Kelurahaan Aekkanopan Timur Kecamatan Kualuh Hulu Kabupaten Labuhan Batu Utara

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Masalah penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA) atau yang sering dikenal masyarakat adalah NARKOBA (Narkotika dan Bahan/ Obat Berbahaya) merupakan masalah yang sangat urgent dan kompleks. hal ini menyangkut besarnya efek negatif dari penyalahgunaan narkoba. Banyak kasus yang menunjukkan akibat dari permasalahan tersebut telah banyak menyebabkan kerugian, baik materi maupun non materi. Kejadian tersebut bisa saja seperti kasus perampokan, perceraian, pembunuhan atau kesulitan lainnya.

Saat ini penyalahgunaan narkoba/napza sudah sangat memprihatinkan, terlihat dengan makin banyaknya pengguna narkoba/napza dari semua kalangan. Narkoba/napza sangat mudah didapatkan, baik oleh kalangan dewasa, remaja, bahkan anak-anak. Namun yang lebih memprihatinkan, penyalahgunaan narkoba/naza saat ini justru banyak dilakukan oleh kalangan remaja. Padahal mereka adalah generasi penerus bangsa.

Hal yang sangat menghawatirkan kita semua yaitu dari hasil survey BNN baru-baru ini menyebutkan bahwa sebanyak 26.500 kasus narkoba berhasil diungkap selama tahun 2011. Jumlah ini meningkat 12,62% dibandingkan tahun 2010 yang sebanyak 23.531 kasus. Ironisnya, jumlah pengguna narkoba atau zat aditif yang berbahaya lain dan disalahgunakan untuk kepentingan sesaat paling banyak adalah kelompok usia remaja atau pemuda-pemudi dengan kisaran usia 15-24 tahun.


(2)

Hasil survei Badan Narkotika Nasional (BNN) menunjukkan, prevalensi penyalahgunaan narkoba di lingkungan pelajar mencapai 4,7 persen dari jumlah pelajar dan mahasiswa atau sekitar 921.695 orang. Dari jumlah tersebut, 61 persen di antaranya menggunakan narkoba jenis analgesik dan 39 persen jenis ganja, amphetamine, ekstasi dan lem.

Pada Tahun 2011, siswa SMP pengguna narkoba berjumlah 1.345 orang. Tahun 2012 naik menjadi 1.424 orang, sedangkan pengguna baru pada Januari-Febuari Tahun 2013 tercatat 262 orang. Dikalangan SMA, pada Tahun 2011 tercatat ada 3.817 orang, tahun berikutnya menjadi 3.410 orang. Adapun kasus Tahun 2013 tercatat sebanyak 519 orang.

Secara keseluruhan penyalahgunaan Narkoba di Indonesia tiap tahun semakin meningkat. Dapat kita lihat begitu maraknya khasus-khasus penyalahgunaan narkoba di media elek tronik maupun media cetak. Data yang diperoleh dari hasil survey Badan Narkotika Negara (BNN) bekerja sama dengan Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia (PUSLITKES UI), angka prevelensi penyalahggunaan narkoba pada tahun 2008 sebesar 1,99% atau sekitar 3,3 juta orang dari penduduk Indonesia. Pada tahun 2010 angka prevelensi tersebut meningkat menjadi 2,21% atau 3,8 juta orang dan diproyeksikan tahun 2015 akan meningkat menjadi 2,8% atau 5,1-5,6 juta orang. Angka prevelensi Sumatera Utara, pada tahun 2010 jumlah penyalahgunaan narkotika mencapai 2,2% dari 12 juta penduduk.

Penyalahgunaan narkoba pada remaja saat ini tidak hanya terjadi di kota-kota metropolitan. Melainkan sudah menyebar luas keseluruh wilayah indonesia.


(3)

Hal itu dapat kita lihat dari berbagai media begitu banyaknya kasus-kasus penyalahgunaan narkoba di daerah-daerah luar kota metropolitan. Dari tingkat Provinsi ketingkat Kabupaten bahkan pedesaan tak jarang lagi kita dengan kasus penyalahgunaan narkoba. Seperti kasus yang ditemukan dari koran Metro Siantar di Aekkanopan bahwa remaja putus sekolah dibekuk sedang menggunakan narkoba (Metro Siantar, 2015). Ditambah lagi kasus yang ditemukan dari koran SBN terdapat 2 orang pemuda yang lagi asik pakai sabu tertangkap oleh Kepolisian Sektor kualuh Hulu (SBN, 2015).

Dalam kehidupan sehari-hari pastinya kita memiliki teman sebaya di setiap lingkungan tempat kita tinggal. Dari lingkungan sekitar itu juga kita bisa melihat sejauh mana penyalahgunaan narkoba pada remaja, mungkin saja ada teman kita yang candu terhadap narkoba. Sungguh ironis jika hal itu terjadi dan kita pun diam tak berdaya. Masalah ini bukan hanya masalah pemerintah saja, melainkan masalah kita bersama. Pengguna narkoba pada remaja bukanlah pelaku melainkan korban. Seperti kasus yang ditemukan dari koran harian orbit bahwa remaja ditangkap sedang menggunakan narkoba (harian orbit, 2014). Remaja yang notabennya menimba ilmu, memperjuangkan pendidikan dan menjalankan hobby telah dirusak oleh kehadiran narkoba yang menjadi hantu bagi kaum remaja saat ini.

Pada dasarnya peredaran narkotika di Indonesia apabila ditinjau dari aspek yuridis adalah sah keberadaannya. Undang-Undang Narkotika hanya melarang penggunaan narkotika tanpa izin oleh undang-undang yang dimaksud. Keadaan inilah dalam kenyataan empiris pemakaiannya sering disalahgunakan, dan tidak untuk kepentingan kesehatan tapi lebih jauh daripada itu, yakni dijadikan sebagai


(4)

objek bisnis dan berdampak pada kegiatan merusak mental, baik fisik maupun psikis generasi muda.

Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika telah memberi perlakuan yang berbeda bagi pelaku penyalahgunaan narkotika, sebelum undang-undang ini berlaku tidak ada perbedaan perlakuan antara pengguna, pengedar, bandar, maupun produsen narkotika. Pengguna atau pecandu narkotika di satu sisi merupakan pelaku tindak pidana, namun di sisi lain merupakan korban. Pengguna atau pecandu narkotika menurut undang-undang sebagai pelaku tindak pidana narkotika adalah dengan adanya ketentuan Undang-Undang Narkotika yang mengatur mengenai pidana penjara yang diberikan pada para pelaku penyalahgunaan narkotika. Kemudian di sisi lain, pecandu narkotika tersebut merupakan korban adalah ditunjukkan dengan adanya ketentuan bahwa terhadap pecandu narkotika dapat dijatuhi vonis rehabilitasi (Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika).

Remaja merupakan individu yang rentan dan mudah terpengaruh. Dimana pada masa – masa remaja sering terjadi ketidakstabilan baik itu emosi maupun kejiwaan. Pada masa transisi ini juga remaja sedang mencari jati diri sebagai seorang remaja. Mereka mudah dipengaruhi karena didalam diri remaja tersebut banyak perubahan dan tidak stabilnya emosi cenderung menimbulkan perilaku yang nakal. Demikian pula mereka yang berusia 21 tahun sampai 25 tahun, menurut Dr. Zakiah Daradjat walaupun dari perkembangan jasmani dan kecerdasan telah betul-betul dewasa dan emosinya juga sudah stabil, namun dari segi kematangan agama dan ideologi masih dalam proses pemantapan (Supramono, 2004: 4).


(5)

Dalam perspektif psikologi perkembangan masa remaja memang masa yang berbahaya, karena pada masa ini seorang mengalami masa transisi atau peralihan dari masa kehidupan anak-anak menuju kedewasaan yang sering ditandai dengan krisis kepribadian. Perubahan fisik dan psikis yang sangat cepat menyebabkan kegelisahan-kegelisahan internal, misalnya perubahan peranan, timbul rasa tertekan, dorongan untuk mendapatkan kebebasan, kegoncangan emosional, rasa ingin tahu yang menonjol, adanya fantasi yang berlebihan, ikatan kelompok yang kuat dan krisis identitas (http//www.bkkbn.co.id, diakses pada 04 Mei 2015. pukul 01:45).

Secara sosiologis, remaja umumnya memang amat rentan terhadap pengaruh-pengaruh eksternal. Karena proses pencarian jati diri, mereka mudah sekali terombang-ambing, dan masih merasa sulit menentukan tokoh panutannya. Remaja juga mudah terpengaruh oleh gaya hidup masyarakat di sekitarnya. Karena kondisi kejiwaan yang labil dan remaja mudah terpengaruh. Mereka cenderung mengambil jalan pintas dan tidak mau pusing-pusing memikirkan dampak negatifnya. Di berbagai komunitas dan kota besar metropolitan, jangan heran jika hura-hura, seks bebas, menghisap ganja dan adiktif lainnya cenderung mudah menggoda para remaja.

Awalnya remaja hanya merokok dan minum minuman keras, kemudian lamakelamaan ketagihan dan berkembang menjadi pecandu obat-obat terlarang dan narkoba kemudian menjadi pengedar atau Bandar narkoba. (AMA, Ciraulo&Shader, Davinson&Neale, dalam Sarafino, 1998:58). Sangat banyak kasus-kasus yang berkaitan dengan narkoba baik di luar negeri ataupun dalam negeri yang dapat kita lihat di berbagai media cetak dan media elektronik yang


(6)

mengakibatkan seorang remaja dibekuk oleh aparat negara sehingga masuk ke penjara. Tidak hanya itu saja, bahkan sering juga seorang remaja sampai berujung kepada kematian di umur yang cukup muda dikarenakan overdosis.

Remaja yang mengkonsumsi narkoba dikategorikan menjadi dua bagian yakni remaja sebagai pengguna dan remaja sebagai pecandu. Dikategorikan sebagai pengguna yaitu remaja yang mengkonsumsi narkoba hanya sekali-sekali dan tidak mempunyai dampak fisik dan psikis tertentu apabila tidak mengkonsumsi. Rata-rata remaja tersebut mempunyai statement “ Kalau ada dipakai, kalau tidak ada tidak dicari.“ Sedangkan remaja yang di kategorikan sebagai pecandu yaitu remaja yang mengkonsumsi secara rutin setiap hari karena apabila remaja tersebut tidak mengkonsumsi maka akan terjadi ganguan fisik dan psikis seperti yang dijelaskan sebelumnya. Oleh sebab itu tidak jarang remaja yang menjadi pecandu narkoba tersebut pada akhirnya menjadi seorang pengedar bahkan narkoba bandar narkoba guna mendapatkan narkoba yang lebih mudah.

Kondisi keluarga berpengaruh pada terjadinya penyalahgunaan narkoba pada remaja. Dalam hal ini kondisi keluarga ditandai dengan keutuhan keluarga, kesibukan orangtua, hubungan interpersonal antar keluarga, dapat merupakan faktor yang berperan serta pada penyalahgunaan narkoba. Keluarga yang tidak mengenal Tuhan, tidak harmonis atau mempunyai tuntutan yang terlalu tinggi, tidak ada pendidikan keluarga, tidak ada dorongan dan bimbingan bagi anak-anaknya, tidak mengenal rasa cinta dan kasih sayang, kurang perhatian keluarga salah satu faktor penyebab anak atau remaja akan membingungkan dirinya dan bisa menjadikan si remaja menjadi nakal dan dapat juga mengkonsumsi narkoba (Mastauli, 2007:44).


(7)

Apapun bentuk ekspresi kejiwaan remaja yang diperlukan adalah tempat penyaluran yang sehat, kebutuhan efektifitas sosial, melakukan sosialisasi kelompok yang memenuhi kebutuhan aktualisasi dirinya. Mereka ingin dianggap kehadirannya dalam wujud apresiasif dan butuh penghargaan. Apabila hal ini tidak terwujud maka penyaluran potensi dirinya itu terlepas dalam bentuk kenakalan (http//bkkbn.co.id ,diakses pada, 04 Mei 2015 pukul 02:00 WIB).

Semakin berkembangnya remaja pengguna narkoba merupakan salah satu permasalahan sosial yang harus ditangani secara serius dan tidak bisa dipandang sebelah mata apalagi remaja tersebut sampai menjadi pecandu narkoba. Berdasarkan informasi dari media cetak, media elektronik, dan masyarakat, penulis mengetahui bahwa penyalahgunaan narkoba tersebut telah merambah sampai ke seluruh wilayah pedesaan di seluruh Indonesia. Dengan melihat kondisi-kondisi tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai faktor-faktor penyebab penyalahgunaan narkoba dengan fokus wilayah di Kelurahan Aekkanopan Timur yang merupakan daerah tempat tinggal penulis.

Remaja sebagai aset bangsa, generasi bangsa harus lebih diperhatikan tingkat kecermatannya dalam memilih teman bergaul agar tidak terjerumus dalam penyalahgunaan narkoba, karena setiap tahunnya apabila tidak dilakukan pencegahan sejak dini pasti akan senakin bertambah remaja pengguna narkoba. Penulis sangat berharap hasil dari penelitian ini bisa menjadi suatu solusi untuk mencegah semakin berkembangnya remaja pengguna narkoba di Indonesia pada umumnya dan pada khususnya di Kelurahan Aekkanopan Timur. Atas dasar itulah maka penulis ingin melakukan penelitian dengan judul “ Faktor-faktor Penyebab


(8)

penyalahgunaan Narkoba di Kelurahan Aekkanopan Timur Kecamatan Kualuh Hulu Kabupaten Labuhan Batu Utara)”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, dalam penelitian ini rumusan masalah yang akan diangkat adalah ”Apakah yang menjadi faktor-faktor penyebab Penyalahgunaan narkoba di Kelurahaan Aekkanopan Timur ?”

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor penyebab remaja menggunakan narkoba di Kelurahan Aekkanopan Timur.

1.3.2 Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini dapat diharapkan memberikan pengetahuan dan informasi bagi peneliti untuk meningkatkan lagi pemahan


(9)

mengenai penyalahgunaan narkoba dan juga dapat dijadikan refrensi untuk penelitian selanjutnya.

2. Secara Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan dan kontribusi bagi beberapa pihak dalam mengatasi berkembangnya remaja pengguna narkoba di Kelurahan Aekkanopan Timur, serta menghasilkan beberapa solusi yang nantinya dapat dijadikan bahan pembelajaran sekaligus bahan evaluasi khususnya bagi orangtua dan guru dalam menangani berkembangnya pengguna narkoba dikalangan remaja di Kelurahan Aekkanopan Timur

1.4 sistematika Penulisan

Penulisan penelitian ini disajikan dalam VI bab dengan sistematika sebagai berikut :

BAB 1 : PENDAHULUAN

Bab ini berisi Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian serta Sistematika Penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini menguraikan secara teritis variabel-variabel yang diteliti, kerangka pemikiran, definisi konsep dan definisi operasional.


(10)

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini berisikan tipe penelitian, Pendekatan Penelitian dan Kedudukan Penelitian, lokasi penelitian, Unit Analisis dan Informan, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.

BAB IV : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini berisikan tentang uraian data yang diperoleh dari hasil penelitian dan analisisnya.

BAB V : ANALISIS DATA

Bab ini berisikan tentang uraian yang diperoleh dari hasil penelitian analisisnya.

BAB VI : PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian sehubungan dengan penelitian yang dilakukan.


(1)

Dalam perspektif psikologi perkembangan masa remaja memang masa yang berbahaya, karena pada masa ini seorang mengalami masa transisi atau peralihan dari masa kehidupan anak-anak menuju kedewasaan yang sering ditandai dengan krisis kepribadian. Perubahan fisik dan psikis yang sangat cepat menyebabkan kegelisahan-kegelisahan internal, misalnya perubahan peranan, timbul rasa tertekan, dorongan untuk mendapatkan kebebasan, kegoncangan emosional, rasa ingin tahu yang menonjol, adanya fantasi yang berlebihan, ikatan kelompok yang kuat dan krisis identitas (http//www.bkkbn.co.id, diakses pada 04 Mei 2015. pukul 01:45).

Secara sosiologis, remaja umumnya memang amat rentan terhadap pengaruh-pengaruh eksternal. Karena proses pencarian jati diri, mereka mudah sekali terombang-ambing, dan masih merasa sulit menentukan tokoh panutannya. Remaja juga mudah terpengaruh oleh gaya hidup masyarakat di sekitarnya. Karena kondisi kejiwaan yang labil dan remaja mudah terpengaruh. Mereka cenderung mengambil jalan pintas dan tidak mau pusing-pusing memikirkan dampak negatifnya. Di berbagai komunitas dan kota besar metropolitan, jangan heran jika hura-hura, seks bebas, menghisap ganja dan adiktif lainnya cenderung mudah menggoda para remaja.

Awalnya remaja hanya merokok dan minum minuman keras, kemudian lamakelamaan ketagihan dan berkembang menjadi pecandu obat-obat terlarang dan narkoba kemudian menjadi pengedar atau Bandar narkoba. (AMA, Ciraulo&Shader, Davinson&Neale, dalam Sarafino, 1998:58). Sangat banyak kasus-kasus yang berkaitan dengan narkoba baik di luar negeri ataupun dalam negeri yang dapat kita lihat di berbagai media cetak dan media elektronik yang


(2)

mengakibatkan seorang remaja dibekuk oleh aparat negara sehingga masuk ke penjara. Tidak hanya itu saja, bahkan sering juga seorang remaja sampai berujung kepada kematian di umur yang cukup muda dikarenakan overdosis.

Remaja yang mengkonsumsi narkoba dikategorikan menjadi dua bagian yakni remaja sebagai pengguna dan remaja sebagai pecandu. Dikategorikan sebagai pengguna yaitu remaja yang mengkonsumsi narkoba hanya sekali-sekali dan tidak mempunyai dampak fisik dan psikis tertentu apabila tidak mengkonsumsi. Rata-rata remaja tersebut mempunyai statement “ Kalau ada dipakai, kalau tidak ada tidak dicari.“ Sedangkan remaja yang di kategorikan sebagai pecandu yaitu remaja yang mengkonsumsi secara rutin setiap hari karena apabila remaja tersebut tidak mengkonsumsi maka akan terjadi ganguan fisik dan psikis seperti yang dijelaskan sebelumnya. Oleh sebab itu tidak jarang remaja yang menjadi pecandu narkoba tersebut pada akhirnya menjadi seorang pengedar bahkan narkoba bandar narkoba guna mendapatkan narkoba yang lebih mudah.

Kondisi keluarga berpengaruh pada terjadinya penyalahgunaan narkoba pada remaja. Dalam hal ini kondisi keluarga ditandai dengan keutuhan keluarga, kesibukan orangtua, hubungan interpersonal antar keluarga, dapat merupakan faktor yang berperan serta pada penyalahgunaan narkoba. Keluarga yang tidak mengenal Tuhan, tidak harmonis atau mempunyai tuntutan yang terlalu tinggi, tidak ada pendidikan keluarga, tidak ada dorongan dan bimbingan bagi anak-anaknya, tidak mengenal rasa cinta dan kasih sayang, kurang perhatian keluarga salah satu faktor penyebab anak atau remaja akan membingungkan dirinya dan bisa menjadikan si remaja menjadi nakal dan dapat juga mengkonsumsi narkoba


(3)

Apapun bentuk ekspresi kejiwaan remaja yang diperlukan adalah tempat penyaluran yang sehat, kebutuhan efektifitas sosial, melakukan sosialisasi kelompok yang memenuhi kebutuhan aktualisasi dirinya. Mereka ingin dianggap kehadirannya dalam wujud apresiasif dan butuh penghargaan. Apabila hal ini tidak terwujud maka penyaluran potensi dirinya itu terlepas dalam bentuk kenakalan (http//bkkbn.co.id ,diakses pada, 04 Mei 2015 pukul 02:00 WIB).

Semakin berkembangnya remaja pengguna narkoba merupakan salah satu permasalahan sosial yang harus ditangani secara serius dan tidak bisa dipandang sebelah mata apalagi remaja tersebut sampai menjadi pecandu narkoba. Berdasarkan informasi dari media cetak, media elektronik, dan masyarakat, penulis mengetahui bahwa penyalahgunaan narkoba tersebut telah merambah sampai ke seluruh wilayah pedesaan di seluruh Indonesia. Dengan melihat kondisi-kondisi tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai faktor-faktor penyebab penyalahgunaan narkoba dengan fokus wilayah di Kelurahan Aekkanopan Timur yang merupakan daerah tempat tinggal penulis.

Remaja sebagai aset bangsa, generasi bangsa harus lebih diperhatikan tingkat kecermatannya dalam memilih teman bergaul agar tidak terjerumus dalam penyalahgunaan narkoba, karena setiap tahunnya apabila tidak dilakukan pencegahan sejak dini pasti akan senakin bertambah remaja pengguna narkoba. Penulis sangat berharap hasil dari penelitian ini bisa menjadi suatu solusi untuk mencegah semakin berkembangnya remaja pengguna narkoba di Indonesia pada umumnya dan pada khususnya di Kelurahan Aekkanopan Timur. Atas dasar itulah maka penulis ingin melakukan penelitian dengan judul “ Faktor-faktor Penyebab


(4)

penyalahgunaan Narkoba di Kelurahan Aekkanopan Timur Kecamatan Kualuh Hulu Kabupaten Labuhan Batu Utara)”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, dalam penelitian ini rumusan masalah yang akan diangkat adalah ”Apakah yang menjadi faktor-faktor penyebab Penyalahgunaan narkoba di Kelurahaan Aekkanopan Timur ?”

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor penyebab remaja menggunakan narkoba di Kelurahan Aekkanopan Timur.

1.3.2 Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini dapat diharapkan memberikan pengetahuan dan informasi bagi peneliti untuk meningkatkan lagi pemahan


(5)

mengenai penyalahgunaan narkoba dan juga dapat dijadikan refrensi untuk penelitian selanjutnya.

2. Secara Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan dan kontribusi bagi beberapa pihak dalam mengatasi berkembangnya remaja pengguna narkoba di Kelurahan Aekkanopan Timur, serta menghasilkan beberapa solusi yang nantinya dapat dijadikan bahan pembelajaran sekaligus bahan evaluasi khususnya bagi orangtua dan guru dalam menangani berkembangnya pengguna narkoba dikalangan remaja di Kelurahan Aekkanopan Timur

1.4 sistematika Penulisan

Penulisan penelitian ini disajikan dalam VI bab dengan sistematika sebagai berikut :

BAB 1 : PENDAHULUAN

Bab ini berisi Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian serta Sistematika Penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini menguraikan secara teritis variabel-variabel yang diteliti, kerangka pemikiran, definisi konsep dan definisi operasional.


(6)

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini berisikan tipe penelitian, Pendekatan Penelitian dan Kedudukan Penelitian, lokasi penelitian, Unit Analisis dan Informan, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.

BAB IV : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini berisikan tentang uraian data yang diperoleh dari hasil penelitian dan analisisnya.

BAB V : ANALISIS DATA

Bab ini berisikan tentang uraian yang diperoleh dari hasil penelitian analisisnya.

BAB VI : PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian sehubungan dengan penelitian yang dilakukan.


Dokumen yang terkait

Perilaku Remaja Tentang Penyalahgunaan Narkoba Di Sekolah MAN Marenu Kecamatan Aek Nabara Barumun Kabupaten Padang Lawas.

3 61 89

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyalahgunaan Narkoba Pada Remaja di Kelurahaan Aekkanopan Timur Kecamatan Kualuh Hulu Kabupaten Labuhan Batu Utara

1 93 135

Analisis Faktor yang Memengaruhi Perilaku Seks Pranikah pada Remaja Putri di Kecamatan Kualuh Leidong Kabupaten Labuhan Batu Utara Tahun 2013

3 68 159

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyalahgunaan Narkoba Pada Remaja di Kelurahaan Aekkanopan Timur Kecamatan Kualuh Hulu Kabupaten Labuhan Batu Utara

0 0 12

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyalahgunaan Narkoba Pada Remaja di Kelurahaan Aekkanopan Timur Kecamatan Kualuh Hulu Kabupaten Labuhan Batu Utara

0 0 2

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyalahgunaan Narkoba Pada Remaja di Kelurahaan Aekkanopan Timur Kecamatan Kualuh Hulu Kabupaten Labuhan Batu Utara

0 1 51

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyalahgunaan Narkoba Pada Remaja di Kelurahaan Aekkanopan Timur Kecamatan Kualuh Hulu Kabupaten Labuhan Batu Utara

0 0 4

Analisis Faktor yang Memengaruhi Perilaku Seks Pranikah pada Remaja Putri di Kecamatan Kualuh Leidong Kabupaten Labuhan Batu Utara Tahun 2013

0 0 16

Analisis Faktor yang Memengaruhi Perilaku Seks Pranikah pada Remaja Putri di Kecamatan Kualuh Leidong Kabupaten Labuhan Batu Utara Tahun 2013

0 0 2

Analisis Faktor yang Memengaruhi Perilaku Seks Pranikah pada Remaja Putri di Kecamatan Kualuh Leidong Kabupaten Labuhan Batu Utara Tahun 2013

0 0 33