Pengaruh Variasi Campuran Dan Holding Time Terhadap Keramik Berpori Berbahan Dasar Tanah Lempung Dan Arang Aktif Sebagai Filter Uap Air
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lempung adalah komponen yang melimpah terdapat di permukaan bumi.
Lempung atau yang lebih dikenal juga sebagai tanah liat sangat mudah ditemukan
dimana-mana serta memiliki manfaat dan kegunaan yang sangat luas. Terutama di
daerah beriklim tropis seperti Indonesia kandungan lempung yang ada sangat
melimpah ruah namun masih belum dimanfaatkan secara maksimal. Karakteristik
utama dari mineral lempung adalah kemampuannya untuk berinteraksi dengan air;
sifatnya sangatlah higroskopis, menyerap air dengan mudah dan menahannya
dengan kuat. Lempung yang telah mengalami sintering atau pembakaran akan
mengalami perubahan wujud menjadi keramik yang memiliki pori dan batas butir.
Keramik berpori ini dapat dimanfaatkan sebagai filter atau penyaring polutan
khususnya pada fluida.
Keistimewaan keramik berpori ini menjadikan jenis keramik ini sangat
diunggulkan dalam perkembangan teknologi nanofilter. Berbeda dengan jenis
keramik konvensional yang sangat menghindari atau bahkan mengurangi
keberadaan porinya, keramik berpori justru mengharapkan agar keberadaan pori
dapat diatur sedemikian rupa sehingga memberikan keuntungan. Keramik
makropori dengan ukuran pori antara 400 nm sampai 4 mm dan nilai porositas
antara 20-97% telah diproduksi dalam jumlah besar dan untuk aplikasi yang
berbeda-beda seperti filtrasi logam molten, katalisis, insulasi keramik tahan panas
dan filtasi gas panas. Dari sekian banyak aplikasi keramik berpori, teknologi
keramik berpori sebagai filter uap air memberikan solusi pemanfaatan sifat
porositas jenis keramik ini. Pemanfaatan keramik sebagai filter uap air masih
jarang ditemui, karena aplikasi dari hasil penyaringan uap air masih belum
dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Selain karena sifat porositas dan
mikrostruktur keramik yang harus diperhatikan, filter uap air juga harus
Universitas Sumatera Utara
2
memperhatikan fase material filtrasi dimana material uap air berada dalam fase
gas yang berbeda dari sifat air pada wujud cairan.
Berdasarkan penelitian penelitian sebelumnya, Pardamean Sebayang et. al
(2009) tentang pembuatan bahan filter keramik berpori berbasis zeolit alam dan
arang sekam padi dengan berbagai variasi komposisi (dalam % massa). Proses
sintering menggunakan tungku listrik (heating rate sebesar 10°C/menit) hingga
mencapai suhu 900 dan 1000 °C pada masing-masing suhu tersebut ditahan
selama 2 jam. Dari hasil pembuatan bahan filter keramik berpori, komposisi
optimum (40% arang sekam padi + 60% Zeolit) dan suhu sintering 1000°C. Pada
kondisi ini diperoleh nilai densitas = 2,16 g/cm³, susut bakar = 35,94%, porositas
= 66,05%, penyerapan air = 31,10%, kuat patah = 7,47 MPa, kuat tekan = 4,38
MPa dan koefisien ekspansi termal = 5 x 10 -6°C-1. Foto SEM menunjukkan
bahwa bentuk partikel pada keramik berpori tidak beraturan berkisar antara 1–10
μm dan porinya bisa mencapai 20 μm.
Berdasarkan penelitian Anwar Dharma Sembiring (2010) telah dilakukan
penelitian pemanfaatan limbah padat pulp untuk bahan baku pembuatan keramik
berpori yang diaplikasikan sebagai filter gas buang kendaraan bermotor dengan
bahan bakar premium. Pencampuran limbah padat pulp dan kaolin dilakukan
dengan variasi persentase massa yaitu 100 : 0 ; 90 : 10 ; 80 : 20 ; 70 : 30 ; 60 : 40
; 50 : 50. Pembakaran dilakukan dengan furnace pada temperatur 1100oC yang
ditahan selama 2 jam, kemudian didinginkan selama 12jam. Dari pengujian fisis
diperoleh susut massa 17,37 – 32,10%; susut bakar1,97 – 4,07%; porositas 27,96
– 54,27%; dan densitas 1,14 – 1,20 gr/cm3. Sedangkan pengujian mekanik
diperoleh : kuat tekan 0,98-69,58 MPa; kuat impak 1,49 x 10-2 – 4,05 x 10-2
MPa, dan kekerasan 87-127 MPa.
Berdasarkan penelitian M.C.V Suriawan dan T.G.T. Nindhia tentang studi
hubungan struktur mikro dan keaktifan zeolit alam akibat proses pengasaman
dapat diketahui bahwa pengasaman dengan H2SO4 menyebabkan timbulnya
rongga atau porositas yang ditandai dengan timbulnya fase terang dimana
porositas terbesar yaitu pada konsentrasi H2SO4 sebesar 6%.
Fynnisa Zebua (2015) telah meneliti tentang pemanfaatan zeolit alam
Pahae modifikasi sebagai filter uap air pada proses elektrolisa. Filter uap air
Universitas Sumatera Utara
3
berbasis zeolit alam Pahae dengan menuangkan serbuk zeolit alam Pahae ke
dalam larutan 6% H2SO4 dan diikuti dengan pemanasan 7000C, 8000C dan 9000C.
Untuk meningkatkan adsorpsi filter uap air zeolit, kulit kakao digunakan sebagai
filler. Uji adsorpsi dan life time terbaik diperlihatkan pada filter berbasis zeolit +
kulit kakao + lempung yang diaktivasi pada suhu 7000C yaitu daya adsorpsi =
100% selama 1 jam 40 menit dan life time = 1 minggu ( 1 hari pengujian life time
dilakukan selama 6 jam 30 menit).
Tulus Ikhsan Nasution et. al (2015) telah membuat filter uap air berbasis
zeolit alam Pahae untuk sepeda motor berbahan bakar hidrogen. Zeolit alam
Pahae diambil Tarutung,Tapanuli Utara-Indonesia. Tujuan penelitian ini untuk
mengeksploitasi zeolit Pahae untuk mengadsorpsi molekul air yang mengalir ke
dalam ruang pembakaran sepeda motor berbahan bakar hidrogen. Ukuran butir
zeolit Pahae diperkecil sampai 60 dan 200 mesh yang kemudian diaktivasi kimia
dengan mencucinya dengan larutan KOH 30% dan kalsinasi pada temperatur
3000C selama 2 jam. Hasil pengujian daya adsorpsi yang dilakukan pada zeolit
200 mesh yaitu : daya serap air = 62,61 % dan daya serap udara = 11,89 % ;
sedangkan hasil pada zeolit 60 mesh : daya serap air = 48,45 % dan daya serap
udara = 7,83 %. Tegangan keluaran pada sensor hidrogen zeolit 200 mesh = 3,569
Volt stelah diekspos pada molekul air yang dibawa oleh hidrogen selama 22 menit
dan pada zeolit 60 mesh = 3,275 Volt selama durasi waktu yang sama.
Pada penelitan ini, telah dibuat keramik berpori berbahan dasar lempung
dan arang aktif sebagai filter uap air. Keramik berpori yang akan dibuat
menggunakan bahan dasar lempung dari Desa Iraonogeba Kecamatan Moroó
Kabupaten Nias Barat dan dengan arang aktif Aquasorb ®1000 sebagai filler.
Ukuran butir yang akan digunakan pada lempung dan arang aktif adalah 200 mesh
dan lempung diaktivasi kimia dengan larutan H2SO4 6% serta dikalsinasi dengan
suhu 3000C. Lempung dan arang aktif dicampur dengan menggunakan variasi
campuran lempung dan arang aktif ( 100% : 0% ; 90% : 10% ; 80% : 20% ; 70% :
30% ; 60% : 40% ) dan variasi holding time ( 2 jam ; 3 jam ; 4 jam ). Teknik
pencetakan yang digunakan menggunakan teknik cor/slip casting. Pengujian yang
dilakukan berupa pengujian sifat fisis (porositas dan serapan air), sifat mekanis
(kekerasan dan kuat tekan),
pengujian SEM-EDX (Scanning Electron
Universitas Sumatera Utara
4
Microscope – Energy Dispersive X-Ray ) untuk morfologi permukaan, ukuran
diameter pori dan kandungan unsur dan pengujian daya adsoprsi uap air dengan
menggunakan kit filter yang dilengkapi dengan sensor hidrogen TGS821.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang sebelumnya, maka penulis merumuskan
beberapa hal yang menjadi masalah dalam penelitian ini, diantaranya :
1. Apakah campuran lempung dan arang aktif dapat dijadikan sebagai bahan
baku dalam pembuatan keramik berpori sebagai filter uap air?
2. Berapa campuran optimum keramik berpori berbahan dasar tanah lempung
dan arang aktif?
3. Berapa holding time optimum keramik berpori berbahan dasar tanah
lempung dan arang aktif?
4. Bagaimana pengaruh variasi campuran dan variasi holding time terhadap
sifat fisis, mekanis dan mikrostruktur keramik berpori sebagai filter uap
air?
5. Bagaimana daya adsorpsi keramik berpori sebagai filter uap air?
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah penelitian ini adalah untuk
1. Lempung yang digunakan berasal dari Desa Iraonogeba Kecamatan Moroó
Kabupaten Nias Barat.
2. Ukuran butiran lempung yang akan digunakan adalah 200 mesh.
3. Ukuran butiran arang aktif yang akan digunakan adalah 200 mesh.
4. Teknik pembuatan keramik dengan teknik cor/slip casting.
5. Suhu sintering yang digunakan yaitu 10000C.
6. Aktivasi kimia dilakukan dengan menggunakan larutan H2SO4 yang
diencerkan sampai dengan konsentrasi 6 %.
7. Pengujian yang dilakukan berupa pengujian sifat fisis (porositas dan
serapan air) ; sifat mekanis (kekerasan dan kuat tekan) ; morfologi
Universitas Sumatera Utara
5
permukaan, ukuran diameter pori dan kandungan unsur (Scanning
Electron Microscope-Energy Dispersive X-Ray).
8. Ukuran cetakan yang digunakan 3 cm x 3 cm x 1 cm.
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini :
1. Menghasilkan keramik berpori berbahan dasar lempung dan arang aktif
sebagai filter uap air.
2. Mendapatkan campuran lempung dan arang aktif yang optimum pada
keramik berpori filter uap air.
3. Mendapatkan nilai holding time pada saat sintering optimum keramik
berpori filter uap air berbahan dasar lempung dan arang aktif.
4. Mengetahui pengaruh variasi campuran dan variasi holding time terhadap
sifat fisis, mekanis dan morfologi permukaan keramik berpori sebagai
filter uap air.
5. Mengetahui daya adsorpsi keramik berpori sebagai filter uap air.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini :
1. Memperluas pemanfaatan lempung dan arang aktif dalam aplikasinya
sebagai filter uap air.
2. Menghasilkan keramik berpori berbahan dasar lempung dan arang aktif
yang berfungsi sebagai filter uap air.
3. Memberikan pengetahuan mengenai variasi campuran lempung dan arang
aktif serta holding time yang optimum pada keramik berpori sebagai filter
uap air.
Universitas Sumatera Utara
6
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan pada masing-masing bab adalah sebagai berikut :
Bab I
Pendahuluan
Bab ini mencakup latar belakang penelitian, rumusan
masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian dan sistematika penulisan
Bab II
Tinjauan Pustaka
Bab ini membahas tentang landasan teori yang menjadi
acuan untuk proses pengambilan data, analisa data serta
pembahasan.
Bab III
Metodologi Penelitian
Bab ini membahas tentang peralatan dan bahan penelitian,
diagram alir penelitian dan prosedur penelitian.
Bab IV
Hasil dan Pembahasan
Bab ini membahas tentang data hasil penelitian dan analisa
data yang diperoleh dari penelitian.
Bab V
Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisikan tentang kesimpulan yang diperoleh dari
penelitian dan memberikan saran untuk penelitian yang
lebih lanjut.
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lempung adalah komponen yang melimpah terdapat di permukaan bumi.
Lempung atau yang lebih dikenal juga sebagai tanah liat sangat mudah ditemukan
dimana-mana serta memiliki manfaat dan kegunaan yang sangat luas. Terutama di
daerah beriklim tropis seperti Indonesia kandungan lempung yang ada sangat
melimpah ruah namun masih belum dimanfaatkan secara maksimal. Karakteristik
utama dari mineral lempung adalah kemampuannya untuk berinteraksi dengan air;
sifatnya sangatlah higroskopis, menyerap air dengan mudah dan menahannya
dengan kuat. Lempung yang telah mengalami sintering atau pembakaran akan
mengalami perubahan wujud menjadi keramik yang memiliki pori dan batas butir.
Keramik berpori ini dapat dimanfaatkan sebagai filter atau penyaring polutan
khususnya pada fluida.
Keistimewaan keramik berpori ini menjadikan jenis keramik ini sangat
diunggulkan dalam perkembangan teknologi nanofilter. Berbeda dengan jenis
keramik konvensional yang sangat menghindari atau bahkan mengurangi
keberadaan porinya, keramik berpori justru mengharapkan agar keberadaan pori
dapat diatur sedemikian rupa sehingga memberikan keuntungan. Keramik
makropori dengan ukuran pori antara 400 nm sampai 4 mm dan nilai porositas
antara 20-97% telah diproduksi dalam jumlah besar dan untuk aplikasi yang
berbeda-beda seperti filtrasi logam molten, katalisis, insulasi keramik tahan panas
dan filtasi gas panas. Dari sekian banyak aplikasi keramik berpori, teknologi
keramik berpori sebagai filter uap air memberikan solusi pemanfaatan sifat
porositas jenis keramik ini. Pemanfaatan keramik sebagai filter uap air masih
jarang ditemui, karena aplikasi dari hasil penyaringan uap air masih belum
dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Selain karena sifat porositas dan
mikrostruktur keramik yang harus diperhatikan, filter uap air juga harus
Universitas Sumatera Utara
2
memperhatikan fase material filtrasi dimana material uap air berada dalam fase
gas yang berbeda dari sifat air pada wujud cairan.
Berdasarkan penelitian penelitian sebelumnya, Pardamean Sebayang et. al
(2009) tentang pembuatan bahan filter keramik berpori berbasis zeolit alam dan
arang sekam padi dengan berbagai variasi komposisi (dalam % massa). Proses
sintering menggunakan tungku listrik (heating rate sebesar 10°C/menit) hingga
mencapai suhu 900 dan 1000 °C pada masing-masing suhu tersebut ditahan
selama 2 jam. Dari hasil pembuatan bahan filter keramik berpori, komposisi
optimum (40% arang sekam padi + 60% Zeolit) dan suhu sintering 1000°C. Pada
kondisi ini diperoleh nilai densitas = 2,16 g/cm³, susut bakar = 35,94%, porositas
= 66,05%, penyerapan air = 31,10%, kuat patah = 7,47 MPa, kuat tekan = 4,38
MPa dan koefisien ekspansi termal = 5 x 10 -6°C-1. Foto SEM menunjukkan
bahwa bentuk partikel pada keramik berpori tidak beraturan berkisar antara 1–10
μm dan porinya bisa mencapai 20 μm.
Berdasarkan penelitian Anwar Dharma Sembiring (2010) telah dilakukan
penelitian pemanfaatan limbah padat pulp untuk bahan baku pembuatan keramik
berpori yang diaplikasikan sebagai filter gas buang kendaraan bermotor dengan
bahan bakar premium. Pencampuran limbah padat pulp dan kaolin dilakukan
dengan variasi persentase massa yaitu 100 : 0 ; 90 : 10 ; 80 : 20 ; 70 : 30 ; 60 : 40
; 50 : 50. Pembakaran dilakukan dengan furnace pada temperatur 1100oC yang
ditahan selama 2 jam, kemudian didinginkan selama 12jam. Dari pengujian fisis
diperoleh susut massa 17,37 – 32,10%; susut bakar1,97 – 4,07%; porositas 27,96
– 54,27%; dan densitas 1,14 – 1,20 gr/cm3. Sedangkan pengujian mekanik
diperoleh : kuat tekan 0,98-69,58 MPa; kuat impak 1,49 x 10-2 – 4,05 x 10-2
MPa, dan kekerasan 87-127 MPa.
Berdasarkan penelitian M.C.V Suriawan dan T.G.T. Nindhia tentang studi
hubungan struktur mikro dan keaktifan zeolit alam akibat proses pengasaman
dapat diketahui bahwa pengasaman dengan H2SO4 menyebabkan timbulnya
rongga atau porositas yang ditandai dengan timbulnya fase terang dimana
porositas terbesar yaitu pada konsentrasi H2SO4 sebesar 6%.
Fynnisa Zebua (2015) telah meneliti tentang pemanfaatan zeolit alam
Pahae modifikasi sebagai filter uap air pada proses elektrolisa. Filter uap air
Universitas Sumatera Utara
3
berbasis zeolit alam Pahae dengan menuangkan serbuk zeolit alam Pahae ke
dalam larutan 6% H2SO4 dan diikuti dengan pemanasan 7000C, 8000C dan 9000C.
Untuk meningkatkan adsorpsi filter uap air zeolit, kulit kakao digunakan sebagai
filler. Uji adsorpsi dan life time terbaik diperlihatkan pada filter berbasis zeolit +
kulit kakao + lempung yang diaktivasi pada suhu 7000C yaitu daya adsorpsi =
100% selama 1 jam 40 menit dan life time = 1 minggu ( 1 hari pengujian life time
dilakukan selama 6 jam 30 menit).
Tulus Ikhsan Nasution et. al (2015) telah membuat filter uap air berbasis
zeolit alam Pahae untuk sepeda motor berbahan bakar hidrogen. Zeolit alam
Pahae diambil Tarutung,Tapanuli Utara-Indonesia. Tujuan penelitian ini untuk
mengeksploitasi zeolit Pahae untuk mengadsorpsi molekul air yang mengalir ke
dalam ruang pembakaran sepeda motor berbahan bakar hidrogen. Ukuran butir
zeolit Pahae diperkecil sampai 60 dan 200 mesh yang kemudian diaktivasi kimia
dengan mencucinya dengan larutan KOH 30% dan kalsinasi pada temperatur
3000C selama 2 jam. Hasil pengujian daya adsorpsi yang dilakukan pada zeolit
200 mesh yaitu : daya serap air = 62,61 % dan daya serap udara = 11,89 % ;
sedangkan hasil pada zeolit 60 mesh : daya serap air = 48,45 % dan daya serap
udara = 7,83 %. Tegangan keluaran pada sensor hidrogen zeolit 200 mesh = 3,569
Volt stelah diekspos pada molekul air yang dibawa oleh hidrogen selama 22 menit
dan pada zeolit 60 mesh = 3,275 Volt selama durasi waktu yang sama.
Pada penelitan ini, telah dibuat keramik berpori berbahan dasar lempung
dan arang aktif sebagai filter uap air. Keramik berpori yang akan dibuat
menggunakan bahan dasar lempung dari Desa Iraonogeba Kecamatan Moroó
Kabupaten Nias Barat dan dengan arang aktif Aquasorb ®1000 sebagai filler.
Ukuran butir yang akan digunakan pada lempung dan arang aktif adalah 200 mesh
dan lempung diaktivasi kimia dengan larutan H2SO4 6% serta dikalsinasi dengan
suhu 3000C. Lempung dan arang aktif dicampur dengan menggunakan variasi
campuran lempung dan arang aktif ( 100% : 0% ; 90% : 10% ; 80% : 20% ; 70% :
30% ; 60% : 40% ) dan variasi holding time ( 2 jam ; 3 jam ; 4 jam ). Teknik
pencetakan yang digunakan menggunakan teknik cor/slip casting. Pengujian yang
dilakukan berupa pengujian sifat fisis (porositas dan serapan air), sifat mekanis
(kekerasan dan kuat tekan),
pengujian SEM-EDX (Scanning Electron
Universitas Sumatera Utara
4
Microscope – Energy Dispersive X-Ray ) untuk morfologi permukaan, ukuran
diameter pori dan kandungan unsur dan pengujian daya adsoprsi uap air dengan
menggunakan kit filter yang dilengkapi dengan sensor hidrogen TGS821.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang sebelumnya, maka penulis merumuskan
beberapa hal yang menjadi masalah dalam penelitian ini, diantaranya :
1. Apakah campuran lempung dan arang aktif dapat dijadikan sebagai bahan
baku dalam pembuatan keramik berpori sebagai filter uap air?
2. Berapa campuran optimum keramik berpori berbahan dasar tanah lempung
dan arang aktif?
3. Berapa holding time optimum keramik berpori berbahan dasar tanah
lempung dan arang aktif?
4. Bagaimana pengaruh variasi campuran dan variasi holding time terhadap
sifat fisis, mekanis dan mikrostruktur keramik berpori sebagai filter uap
air?
5. Bagaimana daya adsorpsi keramik berpori sebagai filter uap air?
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah penelitian ini adalah untuk
1. Lempung yang digunakan berasal dari Desa Iraonogeba Kecamatan Moroó
Kabupaten Nias Barat.
2. Ukuran butiran lempung yang akan digunakan adalah 200 mesh.
3. Ukuran butiran arang aktif yang akan digunakan adalah 200 mesh.
4. Teknik pembuatan keramik dengan teknik cor/slip casting.
5. Suhu sintering yang digunakan yaitu 10000C.
6. Aktivasi kimia dilakukan dengan menggunakan larutan H2SO4 yang
diencerkan sampai dengan konsentrasi 6 %.
7. Pengujian yang dilakukan berupa pengujian sifat fisis (porositas dan
serapan air) ; sifat mekanis (kekerasan dan kuat tekan) ; morfologi
Universitas Sumatera Utara
5
permukaan, ukuran diameter pori dan kandungan unsur (Scanning
Electron Microscope-Energy Dispersive X-Ray).
8. Ukuran cetakan yang digunakan 3 cm x 3 cm x 1 cm.
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini :
1. Menghasilkan keramik berpori berbahan dasar lempung dan arang aktif
sebagai filter uap air.
2. Mendapatkan campuran lempung dan arang aktif yang optimum pada
keramik berpori filter uap air.
3. Mendapatkan nilai holding time pada saat sintering optimum keramik
berpori filter uap air berbahan dasar lempung dan arang aktif.
4. Mengetahui pengaruh variasi campuran dan variasi holding time terhadap
sifat fisis, mekanis dan morfologi permukaan keramik berpori sebagai
filter uap air.
5. Mengetahui daya adsorpsi keramik berpori sebagai filter uap air.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini :
1. Memperluas pemanfaatan lempung dan arang aktif dalam aplikasinya
sebagai filter uap air.
2. Menghasilkan keramik berpori berbahan dasar lempung dan arang aktif
yang berfungsi sebagai filter uap air.
3. Memberikan pengetahuan mengenai variasi campuran lempung dan arang
aktif serta holding time yang optimum pada keramik berpori sebagai filter
uap air.
Universitas Sumatera Utara
6
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan pada masing-masing bab adalah sebagai berikut :
Bab I
Pendahuluan
Bab ini mencakup latar belakang penelitian, rumusan
masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian dan sistematika penulisan
Bab II
Tinjauan Pustaka
Bab ini membahas tentang landasan teori yang menjadi
acuan untuk proses pengambilan data, analisa data serta
pembahasan.
Bab III
Metodologi Penelitian
Bab ini membahas tentang peralatan dan bahan penelitian,
diagram alir penelitian dan prosedur penelitian.
Bab IV
Hasil dan Pembahasan
Bab ini membahas tentang data hasil penelitian dan analisa
data yang diperoleh dari penelitian.
Bab V
Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisikan tentang kesimpulan yang diperoleh dari
penelitian dan memberikan saran untuk penelitian yang
lebih lanjut.
Universitas Sumatera Utara