Pengaruh Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Tinjauan Pustaka
2.1.1 Pengertian Good Corporate Governance
Istilah corporate governance pertamakali diperkenalkan oleh
Cadbury Committee, Inggris pada tahun 1922 dalam laporannya yang
bertajuk
Cadbury
Report
(dalam
sukrisno
Agoes,
2006),
yang
mendefenisikan corporate governance sebagai
seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang
saham, pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditur,
pemerintah, karyawan, serta para pemegang kepentingan internal
dan eksternal lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan
kewajiban mereka; atau dengan kata lain suatu sistem yang
mengarahkan dan mengendalikan perusahaan.
Beberapa pengertian Good corporate governance lainnya yakni
Malaysian Finance Committee on Corporate Governance (1999)
menyimpulkan Corporate Governance merupakan proses dan struktur
yang digunakan untuk mengarahkan dan mengelola bisnis serta urusanurusan perusahaan, dalam rangka meningkatkan kemakmuran bisnis dan
akuntabilitas perusahaan, dengan tujuan utama mewujudkan nilai
pemegang saham dalam jangka panjang, dengan tetap memperhatikan
kepentingan stakeholders yang lain.
Corporate governance menurut keputusan menteri BUMN Nomor
Kep-117/M-MBU/2002 adalah “suatu proses dan struktur yang digunakan
oleh suatu organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan
Universitas Sumatera Utara
akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam
jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder
lainnya, berlandaskan peraturan perundangan dan nilai-nilai etika”.
Menurut FCGI (2001) pengertian Good Corporate Governance
adalah
seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang
saham, pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditur,
pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan intern dan
esktern lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban
mereka atau dengan kata lain suatu sistem yang mengatur dan
mengendalikan perusahaan.
Good corporate governance juga dijelaskan oleh IICG (Indonesian
institute of Corporate Governance) sebagai proses dan struktur yang
diterapkan dalam menjalankan perusahaan, dengan tujuan utama
meningkatkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang, dengan tetap
memperhatikan kepentingan stakeholders yang lain.
Corporate Governance menurut Moeljono (2005) merupakan
sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan untuk
mencapai nilai tambah (value added) bagi semua stakeholder. Ada
2 hal yang ditekankan pada konsep ini yaitu :
1. Pentingnya hak pemegang saham untuk memperoleh informasi
yang benar (akurat) dan tepat pada waktunya
2. Kewajiban perusahaan untuk melakukan pengungkapan
(disclosure) secara akurat, tepat waktu dan transparan terhadap
semua informasi kerja perusahaan, kepemilikan dan
stakeholder.
Menurut Organization for Corporation and Development (OECD)
(2004) mendefenisikan Good Corporate Governance adalah
sistem yang dipergunakan untuk mengarahkan dan mengendalikan
kegiatan perusahaan. Corporate Governance mengatur pembagian
tugas dan kewajiban mereka yang berkepentingan terhadap
Universitas Sumatera Utara
kehidupan perusahaan termasuk para pemegang saham, dewan
pengurus, para manajer, dan semua anggota stakeholder non
pemegang saham.
Dari beberapa defenisi yang dikemukakan diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa Good Corporate Governance merupakan suatu sistem
yang berfungsi untuk mengawasi dan mengendalikan perusahaan dalam
mewujudkan tujuan untuk meningkatkan laba antara shareholder dan
stakeholder dan menjaga hubungan baik diantara pemegang saham serta
dapat menjalankan perusahaan sesuai dengan prosedur perusahaan dan
etika perusahaan.
2.1.2
Prinsip-prinsip Good Corporate Governance
Good Corporate Governance memiliki tujuan untuk mengarahkan
dan mengendalikan perusahaan dalam mencapai keseimbangan antara
kekuatan serta kewenangan dalam memberikan tanggung jawab kepada
shareholder
dan
stakeholder.
Untuk
mencapai
tujuan
tersebut
Good Corporate Governance memiliki beberapa prinsip yang harus
dilaksanakan menurut Zarkasyi (2008 : 36) :
1.
2.
3.
Negara dan perangkatnya menciptakan peraturan perundangundangan yang menunjang iklim usaha yang sehat, efisien, dan
penegakkan hukum secara konsisten (consistent law
enforcement).
Dunia usaha sebagai pelaku pasar menerapkan GCG sebagai
pedoman pasar pelaksanaan usaha.
Masyarakat sebagai pengguna produk dan jasa dunia usaha
serta pihak yang terkena dampak dari keberadaan perusahaan,
menunjukkan kepedulian dan melakukan control social secara
obyektif dan bertanggung jawab.
Universitas Sumatera Utara
Dalam undang-undang No 40 Tahun 2007 prinsip-prinsip good
corporate governance harus mencerminkan pada hal-hal sebagai
berikut:
1.
2.
3.
4.
Transparency (keterbukaan informasi)
Keterbukaan yang diwajibkan oleh undang-undang seperti
misalnya mengemukakan pendirian PT dalam tambahan Berita
Negara Republik Indonesia ataupun surat kabar. Serta
keterbukaan yang dilakukan oleh perusahaan menyangkut
masalah keterbukaan informasi ataupun dalam hal penerapan
manajemen keterbukaan, informasi kepemilikan perseroan
yang akurat, jelas dan tepat waktu baik kepada shareholders
maupun stakeholder.
Accountability (dapat dipertanggungjawabkan)
Akuntabilitas menekankan pada pentingnya penciptaan sistem
pengawasan yang efektif berdasarkan pembagian kekuasaan
antara komisaris, direksi, dan pemegang saham yang meliputi
monitoring, evaluasi, dan pengendalian terhadap manajemen
untuk meyakinkan bahwa manajemen bertindak sesuai dengan
kepentingan pemegang saham dan pihak-pihak berkepentingan
lainnya.
Responsibility (pertanggungjawaban)
Pertanggungjawaban perusahaan adalah kesesuaian didalam
pengelolaan perusahaan terhadap prinsip korporasi yang sehat
serta peraturan perundangan yang berlaku. Peraturan yang
berlaku disini berkaitan dengan masalah pajak, hubungan
industrial,
perlindungan
lingkungan
hidup,
kesehatan/keselamatan kerja, standar penggajian, dan
persaingan yang sehat.
Fairness (kewajaran)
Kewajaran bisa di defenisikan sebagai perlakuan yang adil dan
setara di dalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul
berdasarkan perjanjian serta peraturan perundangan yang
berlaku. Fairness diharapkan membuat seluruh asset
perusahaan dikelola secara baik dan prudent (hati-hati),
sehingga muncul perlindungan kepentingan pemegang saham
secara fair (jujur dan adil).
Berdasarkan dari prinsip-prinsip yang dikemukakan di atas dapat
ditarik kesimpulan bahwa Good Corporate Governance adalah sistem
yang dijalankan sesuai pada prinsip-prinsipnya, untuk memaksimalkan
Universitas Sumatera Utara
kinerja perusahaan dan untuk menjalankan prinsip-prinsip tersebut
dibutuhkan kerja sama yang baik antara shareholder dan stakeholder.
2.1.3
Tujuan
dan
Manfaat
Diterapkannya
Good
Corporate
Governance
Faktor penting dalam pengambilan keputusan di sebuah perusahaan
dapat ditentukan dari seberapa jauh perusahaan memperhatikan prinsipprinsip dasar GCG. Good Corporate governance dapat mengurangi biaya
yang harus ditanggung pemegang saham sebagai akibat pendelegasian
wewenang kepada pihak manajemen. Dapat mengurangi biaya modal dan
meningkatkan nilai saham perusahaan sekaligus dapat meningkatkan citra
perusahaan tersebut kepada publik luas dalam jangka panjang (Kamal,
2008).
Menurut Sutojo (2005 : 5) corporate Governance memiliki lima
macam tujuan utama, yaitu:
1) Melindungi hak dan kepentingan pemegang saham
2) Melindungi hak dan kepentingan para anggota stakeholders
non-pemengang saham
3) Meningkatkan nilai perusahaan dan para pemegang saham
4) Meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja dewan pengurus
atau Board of Directors dan manajemen perusahaan, dan
5) Meningkatkan mutu hubungan Board of Directors dengan
manajemen senior perusahaan.
Secara konkret, penerapan prinsip-prinsip good corporate governance
terutama dalam perusahaan menurut Alhamdi (2012 : 13) memiliki tujuan
sebagai berikut :
1. Memudahkan akses terhadap investasi domestik maupun
asing.
2. Mendapatkan cost of capital yang lebih murah.
Universitas Sumatera Utara
3. Memberi kepuasan yang lebih baik dalam meningkatkan
kinerja ekonomi perusahaan.
4. Meningkatkan keyakinan dan kepercayaan diri stakeholder
terhadap perusahaan.
5. Melindungi direksi dan komisaris dari tuntutan hukum.
Selain daripada tujuan-tujuan tersebut, corporate Governance juga
memiliki beberapa manfaat seperti yang dirumuskan oleh FCGI (Forum
for Corporate Governance in Indonesia) (2001) adalah:
1. Meningkatkan kinerja perusahaan melalui terciptanya proses
pengambilan keputusan yang lebih baik sehingga pencapaian
efisiensi operasional perusahaan tercapai dan meningkatkan
pelayanan kepada stakeholders.
2. Mempermudah diperolehnya dana pembiayaan yang lebih
murah sehingga meningkatkan Corporate Value.
3. Mengembalikan kepercayaan investor untuk menanamkan
modalnya di Indonesia sehingga membantu perusahaan untuk
mengembangkan dana memperluas usahanya, dan
4. Pemegang saham akan puas dengan kinerja perusahaan
karena akan meningkatkan shareholders value dan deviden.
Menurut Hery (dalam Tadikapury, 2011) ada lima manfaat yang
dapat diperoleh perusahaan yang menerapkan good corporate governance
yaitu:
1. GCG secara tidak langsung akan dapat mendorong
pemanfaatan sumber daya perusahaan kearah yang lebih
efektif dan efisien, yang pada gilirannya akan turut
membantu terciptanya pertumbuhan atau perkembangan
ekonomi nasional.
2. GCG dapat membantu perusahaan dan perekonomian
nasional, dalam hal ini menarik modal investor dengan biaya
yang lebih rendah melalui perbaikan kepercayaan investor
dan kreditur domestic maupun internasional.
3. Membantu
pengelolaan
perusahan
dalam
memastikan/menjamin bahwa perusahaan telah taat pada
ketentuan, hukum, dan peraturan-peraturan.
4. Membangun manajemen dan corporate Board dalam
pemantauan penggunaan asset perusahaan.
5. Mengurangi korupsi.
Universitas Sumatera Utara
2.1.4
Ukuran Dewan Komisaris
Mizruchi (1983) menjelaskan bahwa dewan merupakan “pusat dari
pengendalian dalam perusahaan, dan dewan ini merupakan penanggung
jawab utama dalam tingkat kesehatan dan keberhasilan perusahaan secara
jangka panjang”. Dewan komisaris merupakan organ penting dalam
pengimplementasian good corporate governance di suatu perusahaan yang
mengawasi kebijaksanaan direksi dalam menjalankan perusahaan serta
memberikan nasihat kepada direksi. Dalam ukuran dewan komisaris ini
dapat diketahui melalui komposisi dari seluruh dewan komisaris yang ada
dalam perusahaan tersebut.
Ukuran dewan komisaris yang tepat dipengaruhi oleh berbagai hal
antara lain:
1.
Ukuran dewan direksi
2.
Industri dan jenis keahlian yang dibutuhkan
3.
Overall risk yang dihadapi
4.
Komite yang ada.
Sembiring (2005) menyatakan bahwa “semakin besar jumlah anggota
dewan komisaris, maka semakin mudah untuk mengendalikan CEO
dan pengawasan yang dilakukan akan semakin efektif”.
2.1.5
Dewan Direksi
Direksi adalah organ perseroan yang berwenang dan bertanggung
jawab penuh atas pengurusan perseroan untuk kepentingan perseroan,
sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan, baik
Universitas Sumatera Utara
di dalam maupun diluar pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran
dasar (M.Yusrizal, 2011). Menurut Undang-undang Perseroan Terbatas,
direksi merupakan organ perseroan yang bertanggung jawab penuh atas
pengurusan perseroan untuk kepentingan dan tujuan perseroan serta
mewakili perseroan baik di dalam maupun di luar pengadilan dengan
ketentuan anggaran dasar.
Dapat disimpulkan bahwa dewan direksi
berperan dan bertanggung jawab dalam memastikan perusahaan telah
menjalankan ketentuan dalam anggaran dasar dan perundang-undangan
yang berlaku.
2.1.6 Komite Audit
Komite audit merupakan organ tambahan yang diperlukan dalam
melaksanakan Good Corporate Governance, yang dibentuk oleh dewan
komisaris untuk membantu komisaris melakukan pemeriksaan atau
penelitian yang dianggap perlu terhadap pelaksanaan fungsi direksi dalam
pengelolaan suatu perusahaan serta memastikan bahwa operasional
perusahaan berjalan sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan di
dalam perusahaan. Tugas dan tanggung jawab komite audit juga akan
menentukan kinerja dan keberhasilan di dalam suatu perusahaan. Menurut
Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance (2002) mengenai
komite audit adalah “Suatu komite yang beranggotakan satu atau lebih
anggota Dewan Komisaris dan dapat meminta kalangan luar dengan
berbagai keahlian, pengalaman, dan kualitas lain yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan Komite Audit.”
Universitas Sumatera Utara
Tujuan komite audit sebenarnya sudah ada dalam definisi komite
audit itu sendiri yang tujuannya untuk membantu dewan komisaris untuk
memenuhi tanggungjawab dalam
memberikan pengawasan secara
menyeluruh. Menurut Jati (2009) Komite audit merupakan
sebuah komite yang ditunjuk oleh perusahaan sebagai penghubung
antara dewan direksi dan audit eksternal, internal auditor serta
anggota independen. Komite audit ditugaskan untuk memberikan
pengawasan pada auditor perusahaan internal dan eksternal, serta
memastikan manajemen tersebut melakukan tindakan korektif yang
tepat secara berkala dan dapat mengontrol kelemahan, ketidak
sesuaian dengan kebijakan, hukum dan regulasi.
2.1.7 Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan salah satu indikator yang digunakan
investor dalam menilai aset maupun kinerja suatu perusahaan. Jika
perusahaan mempunyai total aktiva dan total penjualan yang lebih besar,
maka akan menunjukkan bahwa perusahaan telah mencapai tahap
kedewasaan dan perusahaan mempunyai prospek baik dalam jangka waktu
yang relatif lama. Perusahaan yang besar akan menjaga kepercayaan
investor agar tetap menginvestasikan dananya (Rizkiana, 2009). Ukuran
suatu perusahaan merupakan hal yang penting dalam proses pelaporan
keuangannya. Perusahaan besar pada dasarnya memiliki modal finansial
yang lebih besar dalam menunjang kinerja, tetapi disisi lain, perusahaan
dihadapkan pada masalah keagenan yang lebih besar (Darmawati, 2004).
Ukuran perusahaan menurut ferry dan jones (dalam sujianto, 2001)
adalah
“menggambarkan
besar
kecilnya
suatu
perusahaan
yang
ditunjukkan oleh total aktiva, jumlah penjualan, rata-rata total penjualan
Universitas Sumatera Utara
dan rata-rata total aktiva”. Sedangkan ukuran perusahaan menurut Yusuf
dan Soraya (2004 : 7) adalah “ukuran atau besarnya asset yang dimiliki
perusahaan, ditunjukkan oleh natural logaritma dari total aktiva”. Besar
kecilnya suatu perusahaan akan berpengaruh terhadap struktur modal,
semakin besar perusahaan maka akan semakin besar pula dana yang
dibutuhkan perusahaan untuk melakukan investasi (Ariyanto, 2002).
Defenisi lain yang juga menyimpulkan ukuran perusahaan adalah rata–rata
total penjualan bersih untuk tahun yang bersangkutan sampai beberapa
tahun. Dalam hal ini penjualan lebih besar daripada biaya variabel dan
biaya
tetap,
maka
akan
diperoleh
jumlah
pendapatan
sebelum
pajak. Sebaliknya jika penjualan lebih kecil daripada biaya variabel dan
biaya tetap maka perusahaan akan menderita kerugian (Brigham, 2001).
2.1.8
Kinerja Perusahaan
Kinerja perusahaan menurut penelitian Jap (dalam Pratiwi, 2006 :
20) bisa diarahkan dengan unsur-unsur probabilitas seperti pertumbuhan,
porsi pasar dan peningkatan penjualan. Bagi investor informasi mengenai
kinerja perusahaan dapat digunakan untuk melihat apakah mereka akan
mempertahankan investasi mereka di perusahaan tersebut atau mencari
alternatif lain. Selain itu pengukuran juga dilakukan untuk memperlihatkan
kepada penanam modal maupun pelanggan atau masyarakat secara umum
bahwa perusahaan memiliki kreditibilitas yang baik (Munawir,1995).
Menurut Vincent Gaspersz (dalam Widodo, 2011), tujuan dari pengukuran
kinerja adalah untuk menghasilkan data, yang kemudian apabila data
Universitas Sumatera Utara
tersebut dianalisis secara tepat akan memberikan informasi yang akurat
bagi pengguna data tersebut. Berdasarkan tujuan pengukuran kinerja, maka
suatu metode pengukuran kinerja harus dapat menyelaraskan tujuan
organisasi perusahaan secara keseluruhan tujuan organisasi secara
keseluruhan (goal congruence).
Pengertian lainnya mengenai kinerja perusahaan adalah hasil kerja
yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu
perusahaan sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing
dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan secara legal, tidak melanggar
hukum dan tidak bertentangan dengan moral dan etika (Rivai, 2004 : 16).
Tujuan penilaian kinerja perusahaan menurut Munawir (2003 : 31)
adalah :
1. Untuk mengetahui tingkat likuiditas, yaitu kemampuan
perusahaan untuk memperoleh kewajiban keuangan yang harus
segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi
keuangannya pada saat ditagih.
2. Untuk mengetahui tingkat solvabilitas, yaitu kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila
perusahaan tersebut dilikuidasi baik kewajiban keuangan jangka
pendek maupun jangka panjang.
3. Untuk mengetahui tingkat rentabilitas atau profitabilitas, yaitu
menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba
selama periode tertentu.
4. Untuk mengetahui tingkat stabilitas usaha, yaitu kemampuan
perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil, yang di
ukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk
membayar beban bunga atas hutang-hutang termasuk membayar
kembali pokok hutang tepat pada waktunya serta kemampuan
membayar deviden secara teratur kepada para pemegang saham
tanpa mengalami hambatan atau krisis keuangan.
Universitas Sumatera Utara
2.2
Penelitian Terdahulu
Penelitian yang telah dilakukan oleh Isnanta (2008) berjudul “Pengaruh
Good Corporate Governance dan Struktur Kepemilikan terhadap manajemen laba
dan kinerja perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah struktur
kepemlikan, kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris dan komite audit.
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah manajemen laba
dan kinerja perusahaan. Objek penelitian adalah perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI dengan rentang waktu 2003-2006. Hasil penelitian ini
menemukan
bahwa
Corporate
Governance
yang
diproksikan
kedalam
kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris dan komite audit tidak
berpengaruh terhadap manajemen laba tetapi berpengaruh terhadap kinerja
perusahaan.
Harianja
(2012) dalam penelitiannya yang berjudul
“Pengaruh Corporate
Governance Terhadap Kinerja pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia”. Variabel Independen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah komisaris independen, komite audit dan kualitas audit. Variabel
dependennya adalah kinerja perusahaan yang diukur dengan ROA. Sampel
penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komisaris independen, komite
audit dan kualitas audit berpengaruh secara serempak terhadap kinerja
perusahaan. Komisaris independen dan komite audit tidak berpengaruh secara
Universitas Sumatera Utara
parsial terhadap kinerja perusahaan, namun kualitas audit berpengaruh secara
parsial terhadap kinerja perusahaan.
Bukhori (2012) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Good Corporate
Governance dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Perusahaan”. Variabel
Independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Corporate Governance
dan Ukuran Perusahaan dimana Corporate Governance diproksikan kedalam
ukuran dewan direksi, dan ukuran dewan komisaris, variabel dependennya adalah
kinerja perusahaan yang diukur dengan CFROA. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia selama
periode 2010 dan metode pengambilan sampel menggunakan metode random
sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa tidak terdapat pengaruh
yang signifikan antara mekanisme internal corporate governance dan Ukuran
Perusahaan terhadap kinerja perusahaan.
Aufar (2011) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Implementasi
Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia”. Variabel penelitian ini terdiri dari good corporate
governance yang diproksikan ke dalam kepemilikan manajerial, proporsi dewan
komisaris dan komite audit sebagai variabel independen, dan kinerja perusahaan
dengan tiga indikator (ROA, NPM dan ROE) sebagai variabel dependen. Sampel
penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2006-2008. Hasil penelitian ini adalah ketiga variabel independen tidak
berpengaruh terhadap kinerja perusahaan secara parsial dan serempak.
Universitas Sumatera Utara
Muntiah (2014) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Mekanisme
Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012”. Variabel independen yang
digunakan adalah kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, ukuran
dewan komisaris proporsi dewan komisaris, komisaris independen dan komite
audit. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja perusahaan yang
diukur dengan ROE. Sampel penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2012 dengan metode purposive
sampling dan jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa Corporate Governance
yang diproksikan kedalam
Kepemilikan institusional, proporsi dewan komisaris independen, dan komite
audit memberikan pengaruh positif terhadap kinerja perusahaan, sedangkan
kepemilikan manajerial, dan ukuran dewan komisaris memberikan pengaruh
negatif terhadap kinerja perusahaan.
Ringkasan penelitian terdahulu yang telah diuraiakan di atas dapat dilihat
pada tabel 2.2.1 berikut.
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No
1
Nama Peneliti
Terdahulu
Rudi
Isnanta,
2008
Judul
Variabel Penelitian
Hasil Penelitian
Pengaruh Corporate
Governance
dan
Struktur Kepemilikan
Terhadap Manajemen
Laba dan Kinerja
Keuangan
Variabel Independen :
Kepemilikan
Manajerial,
Proporsi
Dewan
Komisaris,
Komite Audit, Struktur
Audit, dan Struktur
Kepemilikan.
Good Corporate
Governance tidak
berpengaruh
terhadap
manajemen laba
tetapi
berpengaruh
terhadap kinerja
Universitas Sumatera Utara
2
3
Pareme Yunita
Harianja
(2012)
Iqbal Bukhori
(2012)
Pengaruh Corporate
Governance
Terhadap
Kinerja
pada
Perusahaan
Perbankan
yang
Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia
Pengaruh
Good
Corporate
Governance
dan
Ukuran Perusahaan
Terhadap
Kinerja
Perusahaan
Variabel
Dependen:
Manajemen Laba dan
kinerja Keuangan
Variabel Independen:
Komisaris Independen,
Komite Audit dan
Kualitas Audit
Variabel Dependen:
Kinerja
perusahaan
yang diukur dengan
ROA
Variabel Independen:
Ukuran Dewan Direksi,
Ukuran
Dewan
Komisaris, dan Ukuran
Perusahaan.
Variabel Dependen:
Kinerja
Perusahaan
yang diukur dengan
CFROA.
4
5
Teuku
Aufar
(2011)
Qaedi
Siti
Muntiah
(2014)
Pengaruh
Implementasi
Corporate
Governance
Terhadap
Kinerja
Perusahaan
Perbankan
yang
Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia
Variabel Independen:
Kepemilikan
Manajerial,
Proporsi
Dewan Komisaris dan
Komite Audit
Pengaruh Mekanisme
Corporate
Governance
Variabel Independen :
Kepemilikan
Institusional,
Variabel
Depeden:
Kinerja
perusahaan
yang diukur dengan
ROA, NPM dan ROE
perusahaan.
Menunjukkan
bahwa Komisaris
Independen,
Komite Audit dan
Kualitas
Audit
berpengaruh
secara serempak
terhadap kinerja
perusahaan.
Komisaris
Independen dan
Komite
Audit
tidak berpengaruh
secara
parsial
terhadap
Hasil penelitian
ini menunjukkan
bahwa
tidak
terdapat pengaruh
yang
signifikan antara
mekanisme
internal corporate
governance dan
Ukuran
Perusahaan
terhadap kinerja
perusahaan.
Hasil penelitian
ini menunjukkan
bahwa
Kepemilikan
Manajerial,
Proporsi Dewan
Komisaris,
dan
Komite
Audit
tidak berpengaruh
terhadap kinerja
perusahaan secara
parsial
dan
serempak.
Hasil penelitian
menunjukkan
bahwa Corporate
Universitas Sumatera Utara
Terhadap
Kinerja
Perusahaan
Manufaktur
yang
Terdaftar di Bursa
Efek
Indonesia
Periode 2010-2012
Kepemilikan
manajerial,
Ukuran
Dewan
Komisaris,
Proporsi
Dewan
Komisaris Independen,
dan Komite Audit.
Variabel Dependen:
Kinerja
Perusahaan
yang diukur dengan
ROE
2.3
Governance yang
diproksikan
kedalam
Kepemilikan
institusional,
proporsi dewan
komisaris
independen, dan
komite
audit
berpengaruh
positif terhadap
kinerja
perusahaan,
sedangkan
kepemilikan
manajerial,
dan
ukuran
dewan
komisaris
berpengaruh
negatif terhadap
kinerja
perusahaan.
Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan sintesis atau ekstrapolasi dari tinjauan
teori dan penelitian terdahulu yang mencerminkan keterkaitan antara variabel
yang diteliti dan merupakan tuntunan untuk memecahkan masalah penelitian serta
merumuskan hipotesis (Ariani Agnita : 2011). Berdasarkan konsep teori dan
tinjauan penelitian yang diuraikan diatas maka kerangka konseptual dari
penelitian ini adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
Good Corporate
Governance
Ukuran Dewan
Komisaris
Dewan Direksi
KINERJA
PERUSAHAAN
Komite Audit
Ukuran Perusahaan
Kerangka Konseptual
Sumber : Penulis, 2014
Good Corporate Governance memiliki tujuan yaitu untuk menciptakan
nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan. Good Corporate
Governance dalam penelitian ini diproksikan kedalam ukuran dewan komisaris,
dewan direksi, dan komite audit. Ukuran dewan komisaris dalam penelitian ini
berarti jumlah seluruh anggota dewan komisaris dalam suatu perusahaan. Dewan
komisaris dikatakan dapat meningkatkan kinerja perusahaan karena apabila dewan
komisaris melaksanakan tugasnya dengan baik akan dapat meningkatkan
kepercayaan investor bahwa mereka akan menerima return atas dana yang telah
mereka investasikan. Semakin besar ukuran dewan komisaris, maka pengawasan
yang mereka lakukan akan semakin efektif dan kinerja akan semakin baik. Dewan
direksi juga memiliki peranan penting yang memberikan pengaruh terhadap
kinerja perusahaan. Dewan direksi diukur dengan jumlah seluruh anggota dewan
Universitas Sumatera Utara
direksi dalam perusahaan selama periode 2008-2012. Dewan direksi akan
menentukan kebijakan yang akan diambil atau strategi perusahaan secara jangka
pendek maupun jangka panjang.
Selain itu Komite audit juga merupakan organ pendukung di dalam suatu
perusahaan yang di bentuk oleh dewan komisaris untuk bekerja secara kolektif
dan berfungsi membantu dewan komisaris dalam melaksanakan tugasnya. Peranan
komite audit yang berjalan dengan baik dapat memberikan pengaruh kinerja
perusahaan dan membuat citra perusahaan baik di mata para investor sehingga
meningkatkan kepercayaan investor bahwa mereka akan menerima return atas
dana yang telah mereka investasikan.
Ukuran perusahaan mencerminkan seberapa besar asset total yang dimiliki
perusahaan. Total asset yang dimiliki perusahaan menggambarkan permodalan,
serta hak dan kewajiban yang dimilikinya. Semakin besar ukuran perusahaan,
dapat dipastikan semakin besar juga dana yang dikelola dan semakin kompleks
pula pengelolaannya. Ukuran perusahaan didalam penelitian ini diukur dengan
menggunakan logaritma total asset perusahaan.
Kinerja merupakan gambaran dari tingkat pencapaian hasil atas
pelaksanaan suatu kegiatan operasional. Penilaian kinerja disini adalah suatu
metode dan proses penilaian pelaksanaan tugas (performance) seseorang atau
sekelompok orang atau unit-unit kerja dalam satu perusahaan atau organisasi
sesuai dengan standar kinerja atau tujuan yang ditetapkan (Bukhori, 2012).
Kinerja perusahaan diukur dengan ROA.
Universitas Sumatera Utara
2.4
Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah proporsi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji
secara empiris. Proposisi merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat
dipercaya, disangkal atau diuji kebenarannya mengenai konsep atau konstruk
yang menjelaskan atau memprediksi fenomena-fenomena, dengan demikian
hipotesis merupakan penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena atau
keadaan tertentu yang telah atau akan terjadi (Erlina, 2011 : 42).
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian serta kerangka konseptual yang telah diuraikan maka hipotesis
penelitian ini adalah Ukuran dewan komisaris, dewan direksi, komite audit dan
ukuran perusahaan berpengaruh signifikan secara parsial dan simultan terhadap
kinerja perusahaan (ROA).
Universitas Sumatera Utara
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Tinjauan Pustaka
2.1.1 Pengertian Good Corporate Governance
Istilah corporate governance pertamakali diperkenalkan oleh
Cadbury Committee, Inggris pada tahun 1922 dalam laporannya yang
bertajuk
Cadbury
Report
(dalam
sukrisno
Agoes,
2006),
yang
mendefenisikan corporate governance sebagai
seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang
saham, pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditur,
pemerintah, karyawan, serta para pemegang kepentingan internal
dan eksternal lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan
kewajiban mereka; atau dengan kata lain suatu sistem yang
mengarahkan dan mengendalikan perusahaan.
Beberapa pengertian Good corporate governance lainnya yakni
Malaysian Finance Committee on Corporate Governance (1999)
menyimpulkan Corporate Governance merupakan proses dan struktur
yang digunakan untuk mengarahkan dan mengelola bisnis serta urusanurusan perusahaan, dalam rangka meningkatkan kemakmuran bisnis dan
akuntabilitas perusahaan, dengan tujuan utama mewujudkan nilai
pemegang saham dalam jangka panjang, dengan tetap memperhatikan
kepentingan stakeholders yang lain.
Corporate governance menurut keputusan menteri BUMN Nomor
Kep-117/M-MBU/2002 adalah “suatu proses dan struktur yang digunakan
oleh suatu organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan
Universitas Sumatera Utara
akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam
jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder
lainnya, berlandaskan peraturan perundangan dan nilai-nilai etika”.
Menurut FCGI (2001) pengertian Good Corporate Governance
adalah
seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang
saham, pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditur,
pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan intern dan
esktern lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban
mereka atau dengan kata lain suatu sistem yang mengatur dan
mengendalikan perusahaan.
Good corporate governance juga dijelaskan oleh IICG (Indonesian
institute of Corporate Governance) sebagai proses dan struktur yang
diterapkan dalam menjalankan perusahaan, dengan tujuan utama
meningkatkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang, dengan tetap
memperhatikan kepentingan stakeholders yang lain.
Corporate Governance menurut Moeljono (2005) merupakan
sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan untuk
mencapai nilai tambah (value added) bagi semua stakeholder. Ada
2 hal yang ditekankan pada konsep ini yaitu :
1. Pentingnya hak pemegang saham untuk memperoleh informasi
yang benar (akurat) dan tepat pada waktunya
2. Kewajiban perusahaan untuk melakukan pengungkapan
(disclosure) secara akurat, tepat waktu dan transparan terhadap
semua informasi kerja perusahaan, kepemilikan dan
stakeholder.
Menurut Organization for Corporation and Development (OECD)
(2004) mendefenisikan Good Corporate Governance adalah
sistem yang dipergunakan untuk mengarahkan dan mengendalikan
kegiatan perusahaan. Corporate Governance mengatur pembagian
tugas dan kewajiban mereka yang berkepentingan terhadap
Universitas Sumatera Utara
kehidupan perusahaan termasuk para pemegang saham, dewan
pengurus, para manajer, dan semua anggota stakeholder non
pemegang saham.
Dari beberapa defenisi yang dikemukakan diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa Good Corporate Governance merupakan suatu sistem
yang berfungsi untuk mengawasi dan mengendalikan perusahaan dalam
mewujudkan tujuan untuk meningkatkan laba antara shareholder dan
stakeholder dan menjaga hubungan baik diantara pemegang saham serta
dapat menjalankan perusahaan sesuai dengan prosedur perusahaan dan
etika perusahaan.
2.1.2
Prinsip-prinsip Good Corporate Governance
Good Corporate Governance memiliki tujuan untuk mengarahkan
dan mengendalikan perusahaan dalam mencapai keseimbangan antara
kekuatan serta kewenangan dalam memberikan tanggung jawab kepada
shareholder
dan
stakeholder.
Untuk
mencapai
tujuan
tersebut
Good Corporate Governance memiliki beberapa prinsip yang harus
dilaksanakan menurut Zarkasyi (2008 : 36) :
1.
2.
3.
Negara dan perangkatnya menciptakan peraturan perundangundangan yang menunjang iklim usaha yang sehat, efisien, dan
penegakkan hukum secara konsisten (consistent law
enforcement).
Dunia usaha sebagai pelaku pasar menerapkan GCG sebagai
pedoman pasar pelaksanaan usaha.
Masyarakat sebagai pengguna produk dan jasa dunia usaha
serta pihak yang terkena dampak dari keberadaan perusahaan,
menunjukkan kepedulian dan melakukan control social secara
obyektif dan bertanggung jawab.
Universitas Sumatera Utara
Dalam undang-undang No 40 Tahun 2007 prinsip-prinsip good
corporate governance harus mencerminkan pada hal-hal sebagai
berikut:
1.
2.
3.
4.
Transparency (keterbukaan informasi)
Keterbukaan yang diwajibkan oleh undang-undang seperti
misalnya mengemukakan pendirian PT dalam tambahan Berita
Negara Republik Indonesia ataupun surat kabar. Serta
keterbukaan yang dilakukan oleh perusahaan menyangkut
masalah keterbukaan informasi ataupun dalam hal penerapan
manajemen keterbukaan, informasi kepemilikan perseroan
yang akurat, jelas dan tepat waktu baik kepada shareholders
maupun stakeholder.
Accountability (dapat dipertanggungjawabkan)
Akuntabilitas menekankan pada pentingnya penciptaan sistem
pengawasan yang efektif berdasarkan pembagian kekuasaan
antara komisaris, direksi, dan pemegang saham yang meliputi
monitoring, evaluasi, dan pengendalian terhadap manajemen
untuk meyakinkan bahwa manajemen bertindak sesuai dengan
kepentingan pemegang saham dan pihak-pihak berkepentingan
lainnya.
Responsibility (pertanggungjawaban)
Pertanggungjawaban perusahaan adalah kesesuaian didalam
pengelolaan perusahaan terhadap prinsip korporasi yang sehat
serta peraturan perundangan yang berlaku. Peraturan yang
berlaku disini berkaitan dengan masalah pajak, hubungan
industrial,
perlindungan
lingkungan
hidup,
kesehatan/keselamatan kerja, standar penggajian, dan
persaingan yang sehat.
Fairness (kewajaran)
Kewajaran bisa di defenisikan sebagai perlakuan yang adil dan
setara di dalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul
berdasarkan perjanjian serta peraturan perundangan yang
berlaku. Fairness diharapkan membuat seluruh asset
perusahaan dikelola secara baik dan prudent (hati-hati),
sehingga muncul perlindungan kepentingan pemegang saham
secara fair (jujur dan adil).
Berdasarkan dari prinsip-prinsip yang dikemukakan di atas dapat
ditarik kesimpulan bahwa Good Corporate Governance adalah sistem
yang dijalankan sesuai pada prinsip-prinsipnya, untuk memaksimalkan
Universitas Sumatera Utara
kinerja perusahaan dan untuk menjalankan prinsip-prinsip tersebut
dibutuhkan kerja sama yang baik antara shareholder dan stakeholder.
2.1.3
Tujuan
dan
Manfaat
Diterapkannya
Good
Corporate
Governance
Faktor penting dalam pengambilan keputusan di sebuah perusahaan
dapat ditentukan dari seberapa jauh perusahaan memperhatikan prinsipprinsip dasar GCG. Good Corporate governance dapat mengurangi biaya
yang harus ditanggung pemegang saham sebagai akibat pendelegasian
wewenang kepada pihak manajemen. Dapat mengurangi biaya modal dan
meningkatkan nilai saham perusahaan sekaligus dapat meningkatkan citra
perusahaan tersebut kepada publik luas dalam jangka panjang (Kamal,
2008).
Menurut Sutojo (2005 : 5) corporate Governance memiliki lima
macam tujuan utama, yaitu:
1) Melindungi hak dan kepentingan pemegang saham
2) Melindungi hak dan kepentingan para anggota stakeholders
non-pemengang saham
3) Meningkatkan nilai perusahaan dan para pemegang saham
4) Meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja dewan pengurus
atau Board of Directors dan manajemen perusahaan, dan
5) Meningkatkan mutu hubungan Board of Directors dengan
manajemen senior perusahaan.
Secara konkret, penerapan prinsip-prinsip good corporate governance
terutama dalam perusahaan menurut Alhamdi (2012 : 13) memiliki tujuan
sebagai berikut :
1. Memudahkan akses terhadap investasi domestik maupun
asing.
2. Mendapatkan cost of capital yang lebih murah.
Universitas Sumatera Utara
3. Memberi kepuasan yang lebih baik dalam meningkatkan
kinerja ekonomi perusahaan.
4. Meningkatkan keyakinan dan kepercayaan diri stakeholder
terhadap perusahaan.
5. Melindungi direksi dan komisaris dari tuntutan hukum.
Selain daripada tujuan-tujuan tersebut, corporate Governance juga
memiliki beberapa manfaat seperti yang dirumuskan oleh FCGI (Forum
for Corporate Governance in Indonesia) (2001) adalah:
1. Meningkatkan kinerja perusahaan melalui terciptanya proses
pengambilan keputusan yang lebih baik sehingga pencapaian
efisiensi operasional perusahaan tercapai dan meningkatkan
pelayanan kepada stakeholders.
2. Mempermudah diperolehnya dana pembiayaan yang lebih
murah sehingga meningkatkan Corporate Value.
3. Mengembalikan kepercayaan investor untuk menanamkan
modalnya di Indonesia sehingga membantu perusahaan untuk
mengembangkan dana memperluas usahanya, dan
4. Pemegang saham akan puas dengan kinerja perusahaan
karena akan meningkatkan shareholders value dan deviden.
Menurut Hery (dalam Tadikapury, 2011) ada lima manfaat yang
dapat diperoleh perusahaan yang menerapkan good corporate governance
yaitu:
1. GCG secara tidak langsung akan dapat mendorong
pemanfaatan sumber daya perusahaan kearah yang lebih
efektif dan efisien, yang pada gilirannya akan turut
membantu terciptanya pertumbuhan atau perkembangan
ekonomi nasional.
2. GCG dapat membantu perusahaan dan perekonomian
nasional, dalam hal ini menarik modal investor dengan biaya
yang lebih rendah melalui perbaikan kepercayaan investor
dan kreditur domestic maupun internasional.
3. Membantu
pengelolaan
perusahan
dalam
memastikan/menjamin bahwa perusahaan telah taat pada
ketentuan, hukum, dan peraturan-peraturan.
4. Membangun manajemen dan corporate Board dalam
pemantauan penggunaan asset perusahaan.
5. Mengurangi korupsi.
Universitas Sumatera Utara
2.1.4
Ukuran Dewan Komisaris
Mizruchi (1983) menjelaskan bahwa dewan merupakan “pusat dari
pengendalian dalam perusahaan, dan dewan ini merupakan penanggung
jawab utama dalam tingkat kesehatan dan keberhasilan perusahaan secara
jangka panjang”. Dewan komisaris merupakan organ penting dalam
pengimplementasian good corporate governance di suatu perusahaan yang
mengawasi kebijaksanaan direksi dalam menjalankan perusahaan serta
memberikan nasihat kepada direksi. Dalam ukuran dewan komisaris ini
dapat diketahui melalui komposisi dari seluruh dewan komisaris yang ada
dalam perusahaan tersebut.
Ukuran dewan komisaris yang tepat dipengaruhi oleh berbagai hal
antara lain:
1.
Ukuran dewan direksi
2.
Industri dan jenis keahlian yang dibutuhkan
3.
Overall risk yang dihadapi
4.
Komite yang ada.
Sembiring (2005) menyatakan bahwa “semakin besar jumlah anggota
dewan komisaris, maka semakin mudah untuk mengendalikan CEO
dan pengawasan yang dilakukan akan semakin efektif”.
2.1.5
Dewan Direksi
Direksi adalah organ perseroan yang berwenang dan bertanggung
jawab penuh atas pengurusan perseroan untuk kepentingan perseroan,
sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan, baik
Universitas Sumatera Utara
di dalam maupun diluar pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran
dasar (M.Yusrizal, 2011). Menurut Undang-undang Perseroan Terbatas,
direksi merupakan organ perseroan yang bertanggung jawab penuh atas
pengurusan perseroan untuk kepentingan dan tujuan perseroan serta
mewakili perseroan baik di dalam maupun di luar pengadilan dengan
ketentuan anggaran dasar.
Dapat disimpulkan bahwa dewan direksi
berperan dan bertanggung jawab dalam memastikan perusahaan telah
menjalankan ketentuan dalam anggaran dasar dan perundang-undangan
yang berlaku.
2.1.6 Komite Audit
Komite audit merupakan organ tambahan yang diperlukan dalam
melaksanakan Good Corporate Governance, yang dibentuk oleh dewan
komisaris untuk membantu komisaris melakukan pemeriksaan atau
penelitian yang dianggap perlu terhadap pelaksanaan fungsi direksi dalam
pengelolaan suatu perusahaan serta memastikan bahwa operasional
perusahaan berjalan sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan di
dalam perusahaan. Tugas dan tanggung jawab komite audit juga akan
menentukan kinerja dan keberhasilan di dalam suatu perusahaan. Menurut
Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance (2002) mengenai
komite audit adalah “Suatu komite yang beranggotakan satu atau lebih
anggota Dewan Komisaris dan dapat meminta kalangan luar dengan
berbagai keahlian, pengalaman, dan kualitas lain yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan Komite Audit.”
Universitas Sumatera Utara
Tujuan komite audit sebenarnya sudah ada dalam definisi komite
audit itu sendiri yang tujuannya untuk membantu dewan komisaris untuk
memenuhi tanggungjawab dalam
memberikan pengawasan secara
menyeluruh. Menurut Jati (2009) Komite audit merupakan
sebuah komite yang ditunjuk oleh perusahaan sebagai penghubung
antara dewan direksi dan audit eksternal, internal auditor serta
anggota independen. Komite audit ditugaskan untuk memberikan
pengawasan pada auditor perusahaan internal dan eksternal, serta
memastikan manajemen tersebut melakukan tindakan korektif yang
tepat secara berkala dan dapat mengontrol kelemahan, ketidak
sesuaian dengan kebijakan, hukum dan regulasi.
2.1.7 Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan salah satu indikator yang digunakan
investor dalam menilai aset maupun kinerja suatu perusahaan. Jika
perusahaan mempunyai total aktiva dan total penjualan yang lebih besar,
maka akan menunjukkan bahwa perusahaan telah mencapai tahap
kedewasaan dan perusahaan mempunyai prospek baik dalam jangka waktu
yang relatif lama. Perusahaan yang besar akan menjaga kepercayaan
investor agar tetap menginvestasikan dananya (Rizkiana, 2009). Ukuran
suatu perusahaan merupakan hal yang penting dalam proses pelaporan
keuangannya. Perusahaan besar pada dasarnya memiliki modal finansial
yang lebih besar dalam menunjang kinerja, tetapi disisi lain, perusahaan
dihadapkan pada masalah keagenan yang lebih besar (Darmawati, 2004).
Ukuran perusahaan menurut ferry dan jones (dalam sujianto, 2001)
adalah
“menggambarkan
besar
kecilnya
suatu
perusahaan
yang
ditunjukkan oleh total aktiva, jumlah penjualan, rata-rata total penjualan
Universitas Sumatera Utara
dan rata-rata total aktiva”. Sedangkan ukuran perusahaan menurut Yusuf
dan Soraya (2004 : 7) adalah “ukuran atau besarnya asset yang dimiliki
perusahaan, ditunjukkan oleh natural logaritma dari total aktiva”. Besar
kecilnya suatu perusahaan akan berpengaruh terhadap struktur modal,
semakin besar perusahaan maka akan semakin besar pula dana yang
dibutuhkan perusahaan untuk melakukan investasi (Ariyanto, 2002).
Defenisi lain yang juga menyimpulkan ukuran perusahaan adalah rata–rata
total penjualan bersih untuk tahun yang bersangkutan sampai beberapa
tahun. Dalam hal ini penjualan lebih besar daripada biaya variabel dan
biaya
tetap,
maka
akan
diperoleh
jumlah
pendapatan
sebelum
pajak. Sebaliknya jika penjualan lebih kecil daripada biaya variabel dan
biaya tetap maka perusahaan akan menderita kerugian (Brigham, 2001).
2.1.8
Kinerja Perusahaan
Kinerja perusahaan menurut penelitian Jap (dalam Pratiwi, 2006 :
20) bisa diarahkan dengan unsur-unsur probabilitas seperti pertumbuhan,
porsi pasar dan peningkatan penjualan. Bagi investor informasi mengenai
kinerja perusahaan dapat digunakan untuk melihat apakah mereka akan
mempertahankan investasi mereka di perusahaan tersebut atau mencari
alternatif lain. Selain itu pengukuran juga dilakukan untuk memperlihatkan
kepada penanam modal maupun pelanggan atau masyarakat secara umum
bahwa perusahaan memiliki kreditibilitas yang baik (Munawir,1995).
Menurut Vincent Gaspersz (dalam Widodo, 2011), tujuan dari pengukuran
kinerja adalah untuk menghasilkan data, yang kemudian apabila data
Universitas Sumatera Utara
tersebut dianalisis secara tepat akan memberikan informasi yang akurat
bagi pengguna data tersebut. Berdasarkan tujuan pengukuran kinerja, maka
suatu metode pengukuran kinerja harus dapat menyelaraskan tujuan
organisasi perusahaan secara keseluruhan tujuan organisasi secara
keseluruhan (goal congruence).
Pengertian lainnya mengenai kinerja perusahaan adalah hasil kerja
yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu
perusahaan sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing
dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan secara legal, tidak melanggar
hukum dan tidak bertentangan dengan moral dan etika (Rivai, 2004 : 16).
Tujuan penilaian kinerja perusahaan menurut Munawir (2003 : 31)
adalah :
1. Untuk mengetahui tingkat likuiditas, yaitu kemampuan
perusahaan untuk memperoleh kewajiban keuangan yang harus
segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi
keuangannya pada saat ditagih.
2. Untuk mengetahui tingkat solvabilitas, yaitu kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila
perusahaan tersebut dilikuidasi baik kewajiban keuangan jangka
pendek maupun jangka panjang.
3. Untuk mengetahui tingkat rentabilitas atau profitabilitas, yaitu
menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba
selama periode tertentu.
4. Untuk mengetahui tingkat stabilitas usaha, yaitu kemampuan
perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil, yang di
ukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk
membayar beban bunga atas hutang-hutang termasuk membayar
kembali pokok hutang tepat pada waktunya serta kemampuan
membayar deviden secara teratur kepada para pemegang saham
tanpa mengalami hambatan atau krisis keuangan.
Universitas Sumatera Utara
2.2
Penelitian Terdahulu
Penelitian yang telah dilakukan oleh Isnanta (2008) berjudul “Pengaruh
Good Corporate Governance dan Struktur Kepemilikan terhadap manajemen laba
dan kinerja perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah struktur
kepemlikan, kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris dan komite audit.
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah manajemen laba
dan kinerja perusahaan. Objek penelitian adalah perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI dengan rentang waktu 2003-2006. Hasil penelitian ini
menemukan
bahwa
Corporate
Governance
yang
diproksikan
kedalam
kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris dan komite audit tidak
berpengaruh terhadap manajemen laba tetapi berpengaruh terhadap kinerja
perusahaan.
Harianja
(2012) dalam penelitiannya yang berjudul
“Pengaruh Corporate
Governance Terhadap Kinerja pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia”. Variabel Independen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah komisaris independen, komite audit dan kualitas audit. Variabel
dependennya adalah kinerja perusahaan yang diukur dengan ROA. Sampel
penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komisaris independen, komite
audit dan kualitas audit berpengaruh secara serempak terhadap kinerja
perusahaan. Komisaris independen dan komite audit tidak berpengaruh secara
Universitas Sumatera Utara
parsial terhadap kinerja perusahaan, namun kualitas audit berpengaruh secara
parsial terhadap kinerja perusahaan.
Bukhori (2012) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Good Corporate
Governance dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Perusahaan”. Variabel
Independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Corporate Governance
dan Ukuran Perusahaan dimana Corporate Governance diproksikan kedalam
ukuran dewan direksi, dan ukuran dewan komisaris, variabel dependennya adalah
kinerja perusahaan yang diukur dengan CFROA. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia selama
periode 2010 dan metode pengambilan sampel menggunakan metode random
sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa tidak terdapat pengaruh
yang signifikan antara mekanisme internal corporate governance dan Ukuran
Perusahaan terhadap kinerja perusahaan.
Aufar (2011) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Implementasi
Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia”. Variabel penelitian ini terdiri dari good corporate
governance yang diproksikan ke dalam kepemilikan manajerial, proporsi dewan
komisaris dan komite audit sebagai variabel independen, dan kinerja perusahaan
dengan tiga indikator (ROA, NPM dan ROE) sebagai variabel dependen. Sampel
penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2006-2008. Hasil penelitian ini adalah ketiga variabel independen tidak
berpengaruh terhadap kinerja perusahaan secara parsial dan serempak.
Universitas Sumatera Utara
Muntiah (2014) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Mekanisme
Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012”. Variabel independen yang
digunakan adalah kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, ukuran
dewan komisaris proporsi dewan komisaris, komisaris independen dan komite
audit. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja perusahaan yang
diukur dengan ROE. Sampel penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2012 dengan metode purposive
sampling dan jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa Corporate Governance
yang diproksikan kedalam
Kepemilikan institusional, proporsi dewan komisaris independen, dan komite
audit memberikan pengaruh positif terhadap kinerja perusahaan, sedangkan
kepemilikan manajerial, dan ukuran dewan komisaris memberikan pengaruh
negatif terhadap kinerja perusahaan.
Ringkasan penelitian terdahulu yang telah diuraiakan di atas dapat dilihat
pada tabel 2.2.1 berikut.
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No
1
Nama Peneliti
Terdahulu
Rudi
Isnanta,
2008
Judul
Variabel Penelitian
Hasil Penelitian
Pengaruh Corporate
Governance
dan
Struktur Kepemilikan
Terhadap Manajemen
Laba dan Kinerja
Keuangan
Variabel Independen :
Kepemilikan
Manajerial,
Proporsi
Dewan
Komisaris,
Komite Audit, Struktur
Audit, dan Struktur
Kepemilikan.
Good Corporate
Governance tidak
berpengaruh
terhadap
manajemen laba
tetapi
berpengaruh
terhadap kinerja
Universitas Sumatera Utara
2
3
Pareme Yunita
Harianja
(2012)
Iqbal Bukhori
(2012)
Pengaruh Corporate
Governance
Terhadap
Kinerja
pada
Perusahaan
Perbankan
yang
Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia
Pengaruh
Good
Corporate
Governance
dan
Ukuran Perusahaan
Terhadap
Kinerja
Perusahaan
Variabel
Dependen:
Manajemen Laba dan
kinerja Keuangan
Variabel Independen:
Komisaris Independen,
Komite Audit dan
Kualitas Audit
Variabel Dependen:
Kinerja
perusahaan
yang diukur dengan
ROA
Variabel Independen:
Ukuran Dewan Direksi,
Ukuran
Dewan
Komisaris, dan Ukuran
Perusahaan.
Variabel Dependen:
Kinerja
Perusahaan
yang diukur dengan
CFROA.
4
5
Teuku
Aufar
(2011)
Qaedi
Siti
Muntiah
(2014)
Pengaruh
Implementasi
Corporate
Governance
Terhadap
Kinerja
Perusahaan
Perbankan
yang
Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia
Variabel Independen:
Kepemilikan
Manajerial,
Proporsi
Dewan Komisaris dan
Komite Audit
Pengaruh Mekanisme
Corporate
Governance
Variabel Independen :
Kepemilikan
Institusional,
Variabel
Depeden:
Kinerja
perusahaan
yang diukur dengan
ROA, NPM dan ROE
perusahaan.
Menunjukkan
bahwa Komisaris
Independen,
Komite Audit dan
Kualitas
Audit
berpengaruh
secara serempak
terhadap kinerja
perusahaan.
Komisaris
Independen dan
Komite
Audit
tidak berpengaruh
secara
parsial
terhadap
Hasil penelitian
ini menunjukkan
bahwa
tidak
terdapat pengaruh
yang
signifikan antara
mekanisme
internal corporate
governance dan
Ukuran
Perusahaan
terhadap kinerja
perusahaan.
Hasil penelitian
ini menunjukkan
bahwa
Kepemilikan
Manajerial,
Proporsi Dewan
Komisaris,
dan
Komite
Audit
tidak berpengaruh
terhadap kinerja
perusahaan secara
parsial
dan
serempak.
Hasil penelitian
menunjukkan
bahwa Corporate
Universitas Sumatera Utara
Terhadap
Kinerja
Perusahaan
Manufaktur
yang
Terdaftar di Bursa
Efek
Indonesia
Periode 2010-2012
Kepemilikan
manajerial,
Ukuran
Dewan
Komisaris,
Proporsi
Dewan
Komisaris Independen,
dan Komite Audit.
Variabel Dependen:
Kinerja
Perusahaan
yang diukur dengan
ROE
2.3
Governance yang
diproksikan
kedalam
Kepemilikan
institusional,
proporsi dewan
komisaris
independen, dan
komite
audit
berpengaruh
positif terhadap
kinerja
perusahaan,
sedangkan
kepemilikan
manajerial,
dan
ukuran
dewan
komisaris
berpengaruh
negatif terhadap
kinerja
perusahaan.
Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan sintesis atau ekstrapolasi dari tinjauan
teori dan penelitian terdahulu yang mencerminkan keterkaitan antara variabel
yang diteliti dan merupakan tuntunan untuk memecahkan masalah penelitian serta
merumuskan hipotesis (Ariani Agnita : 2011). Berdasarkan konsep teori dan
tinjauan penelitian yang diuraikan diatas maka kerangka konseptual dari
penelitian ini adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
Good Corporate
Governance
Ukuran Dewan
Komisaris
Dewan Direksi
KINERJA
PERUSAHAAN
Komite Audit
Ukuran Perusahaan
Kerangka Konseptual
Sumber : Penulis, 2014
Good Corporate Governance memiliki tujuan yaitu untuk menciptakan
nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan. Good Corporate
Governance dalam penelitian ini diproksikan kedalam ukuran dewan komisaris,
dewan direksi, dan komite audit. Ukuran dewan komisaris dalam penelitian ini
berarti jumlah seluruh anggota dewan komisaris dalam suatu perusahaan. Dewan
komisaris dikatakan dapat meningkatkan kinerja perusahaan karena apabila dewan
komisaris melaksanakan tugasnya dengan baik akan dapat meningkatkan
kepercayaan investor bahwa mereka akan menerima return atas dana yang telah
mereka investasikan. Semakin besar ukuran dewan komisaris, maka pengawasan
yang mereka lakukan akan semakin efektif dan kinerja akan semakin baik. Dewan
direksi juga memiliki peranan penting yang memberikan pengaruh terhadap
kinerja perusahaan. Dewan direksi diukur dengan jumlah seluruh anggota dewan
Universitas Sumatera Utara
direksi dalam perusahaan selama periode 2008-2012. Dewan direksi akan
menentukan kebijakan yang akan diambil atau strategi perusahaan secara jangka
pendek maupun jangka panjang.
Selain itu Komite audit juga merupakan organ pendukung di dalam suatu
perusahaan yang di bentuk oleh dewan komisaris untuk bekerja secara kolektif
dan berfungsi membantu dewan komisaris dalam melaksanakan tugasnya. Peranan
komite audit yang berjalan dengan baik dapat memberikan pengaruh kinerja
perusahaan dan membuat citra perusahaan baik di mata para investor sehingga
meningkatkan kepercayaan investor bahwa mereka akan menerima return atas
dana yang telah mereka investasikan.
Ukuran perusahaan mencerminkan seberapa besar asset total yang dimiliki
perusahaan. Total asset yang dimiliki perusahaan menggambarkan permodalan,
serta hak dan kewajiban yang dimilikinya. Semakin besar ukuran perusahaan,
dapat dipastikan semakin besar juga dana yang dikelola dan semakin kompleks
pula pengelolaannya. Ukuran perusahaan didalam penelitian ini diukur dengan
menggunakan logaritma total asset perusahaan.
Kinerja merupakan gambaran dari tingkat pencapaian hasil atas
pelaksanaan suatu kegiatan operasional. Penilaian kinerja disini adalah suatu
metode dan proses penilaian pelaksanaan tugas (performance) seseorang atau
sekelompok orang atau unit-unit kerja dalam satu perusahaan atau organisasi
sesuai dengan standar kinerja atau tujuan yang ditetapkan (Bukhori, 2012).
Kinerja perusahaan diukur dengan ROA.
Universitas Sumatera Utara
2.4
Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah proporsi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji
secara empiris. Proposisi merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat
dipercaya, disangkal atau diuji kebenarannya mengenai konsep atau konstruk
yang menjelaskan atau memprediksi fenomena-fenomena, dengan demikian
hipotesis merupakan penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena atau
keadaan tertentu yang telah atau akan terjadi (Erlina, 2011 : 42).
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian serta kerangka konseptual yang telah diuraikan maka hipotesis
penelitian ini adalah Ukuran dewan komisaris, dewan direksi, komite audit dan
ukuran perusahaan berpengaruh signifikan secara parsial dan simultan terhadap
kinerja perusahaan (ROA).
Universitas Sumatera Utara