Perbedaan Nilai Tekanan Darah dan Frekuensi Nadi antara Perokok dan Bukan Perokok

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.

Sejarah Rokok
Kebiasaan merokok ditemukan oleh Christopher Columbus pada saat

beliau menemukan benua Amerika pada tahun 1518. Kebiasaan merokok
merupakan hal yang lazim dilakukan di benua tersebut. Perjalanan Columbus
tersebut ke benua Amerika bersama dengan para pelaut Sepanyol sehingga
kebiasaan merokok secara otomatis menular kepada para pelaut Sepanyol dalam
setiap perjalanan mereka di laut tengah maupun dalam perjalanan mereka ke
Eropa Selatan. Eropa Utara baru mengenal rokok pada tahun 1850, yakni pada
saat tentera Inggris pulang dari peperangan yang dikenal dengan nama ‘Crimean
War’ dengan membawa rokok dalam genggaman mereka. Kebiasaan merokok di
Amerika Serikat bisa dibilang masih baru, yakni baru menyebar pada tahun 1865
sedangkan Eropa telah lama mengenalnya.
Kebiasaan merokok semakin meningkat pada masa itu diakibatkan oleh
persepsi yang salah bahwa menghisap daun tembakau merupakan salah satu
bentuk pengobatan dengan tumbuhan dan dedaunan. Maka tak heran pada masa

itu, para tabib dan dokter memerintahkan pasiennya untuk merokok yang
dipercaya dapat mengobati penyakit yang mereka derita.
Munculnya kebiasaan merokok di negara-negara Arab dan Islam pada
akhir abad 10 Hijriah. Kebiasaan ini mereka kenal dari orang Yahudi dan Nasrani
yang datang ke negara mereka. Masyarakat Mesir baru mengenal rokok sekitar
tahun 1601 atau 1603. Orang pertama yang memperkenalkannya adalah Ahmad
bin Abdullah Al-Kharijy.10
Menurut buku “Babad Ing Sangkala”, tembakau telah masuk dan ditanam
di Pulau Jawa pada masa akhir pemerintahan Panembahan Senopati di Mataram
sekitar tahun 1600-an. Pada tahun 1830, terjadi penanaman tembakau (khususnya
tembakau cerutu atau vorstenland) secara besar-besaran di Indonesia pada zaman
Van Den Bosch melalui Culturstelsel, di sekitar Semarang, Jawa Tengah. Pada
saat itu tembakau memang sangat dibutuhkan oleh pabrik-pabrik cerutu besar

Universitas Sumatera Utara

yang berada di Eropa. Anehnya, walaupun orang-orang Belanda dan Eropa
menyukai cerutu dan rokok putih (Tembakau Virginia), namun kedua jenis rokok
ini tidak begitu diminati oleh mayoritas orang Jawa.
Pada zaman itu cerutu hanya beredar dan dimiliki oleh orang-orang

Belanda dan juga keluarga keraton. Cerutu juga dijadikan sebagai simbol status
bangsawan oleh orang-orang Belanda, Eropa dan keluarga keraton. Dikabarkan
juga para aristokrat Melayu di zaman itu juga sudah menggemari rokok (cerutu).
Demikian juga dengan bangsawan Aceh dan para sultas di Banten. Utusan-utusan
VOC yang berkunjung ke Mataram (1622-1623) mengisahkan sultan Agung juga
merokok (cerutu) saat menyambut tamu-tamunya. Sementara rakyat pribumi,
lebih menyukai rokok dengan bumbu lokal (uwur, klembak, menyan dan
belakangan dicampur cengkeh), yang akhirnya berkembang menjadi rokok kretek
pada saat ini.24
2.2.

Jenis-jenis Rokok
Rokok dengan kandungan tar yang lebih rendah dan rokok filter

mempunyai risiko efek yang lebih rendah dibanding dengan rokok tanpa filter dan
kandungan tar yang lebih tinggi. Jenis rokok dapat dibagi berdasarkan bahan
pembungkus, proses pembuatan, kandungan dan penggunaan filter.12
Berikut ini adalah jenis-jenis rokok berdasarkan bahan pembungkusnya :
1. Klobot
Rokok yang bahan pembungkusnya berupa kulit jagung.

2. Kawung
Rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren.
3. Cigarette
Rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas.
4. Cerutu
Rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun tembakau.
Berdasarkan proses pembuatannya dibagi sebagai berikut :
1. Sigaret Kretek Tangan (SKT)

Universitas Sumatera Utara

Rokok

yang

proses

pembuatannya

dengan


cara

digiling

atau

dilinting dengan menggunakan tangan.
2. Sigaret Kretek Mesin (SKM)
Rokok yang proses pembuatannya menggunakan mesin.
Pembagian rokok berdasarkan penggunaan filter pula adalah :
1. Rokok Filter (RF)
Rokok yang pada bagian pangkalnya terdapat gabus.
2. Rokok Non Filter (RNF)
Rokok yang pada bagian pangkalnya tidak terdapat gabus.
2.3.

Zat-zat yang Terkandung dalam Rokok
Beberapa zat yang terkandung dalam rokok adalah karbon monoksida, tar,


nikotin, hidrogen sianida, fenol, nitrous oxide, asam format, hidrogen sulfida,
akrolein, asetol, formaldehid, piridin, metillkorida, metanol, butane, propylene
glycol, turpentine, timah, benzene dan arsenik.
Tiga zat yang berbahaya dalam rokok adalah :
1. Karbon monoksida (CO)
Karbon monoksida adalah sejenis gas yang tidak memiliki bau dan
merupakan asap buangan mobil. Unsur ini dihasilkan oleh pembakaran
yang tidak sempurna dari zat arang atau karbon. Gas karbon monoksida
mempunyai kemampuan mengikat hemoglobin (Hb) yang lebih kuat
berbanding oksigen, sehingga setiap hemoglobin mengangkut karbon
monoksida di samping oksigen. Sel tubuh yang kekurangan oksigen akan
berusaha meningkatkan kadar oksigen melalui kompensasi pembuluh
darah dengan spasme. Bila proses spasme berlangsung lama dan terus
menerus maka pembuluh darah akan mudah rusak dengan terjadinya
proses aterosklerosis.14
2. Tar
Terdiri dari 60 jenis zat kimia yang bersifat karsinogenik. Tar ini
merupakan cairan kental berwarna cokelat tua atau hitam, yang merupakan
substansi hidrokarbon yang akan menempel pada paru.6


Universitas Sumatera Utara

3. Nikotin
Nikotin dapat menghambat aktivitas silia pada paru dan memiliki
karakteristik efek adiktif dan psikoaktif. Perokok akan merasakan
kenikmatan, kecemasan berkurang, toleransi dan ketagihan. Hal inilah
yang menyebabkan seseorang menjadi sulit untuk berhenti merokok. Efek
nikotin menyebabkan perangsangan terhadap hormon adrenalin yang
memacu jantung dan tekanan darah. Jantung tidak diberikan kesempatan
untuk beristirahat dan tekanan darah akan semakin meninggi dan terjadilah
hipertensi. Efek lain adalah merangsang aglutinasi dan akhirnya akan
menyumbat pembuluh darah yang sudah sempit akibat karbon monoksida
yang berasal dari rokok.5
2.4.

Prevalensi, Jenis dan Kategori Perokok
Konsumsi produk tembakau di Indonesia yang tinggi dan terus meningkat

di kalangan masyarakat mengancam kesehatan dan kualitas sumber daya manusia.
Angka prevalensi perokok di Indonesia merupakan ketiga tertinggi di dunia

sesudah Cina dan India.29

Gambar 2.4.1 10 Negara Perokok Terbesar Di Dunia
Berdasarkan hasil laporan WHO 2008 dengan statistik jumlah perokok
1.35 miliar orang.

Universitas Sumatera Utara

Prevalensi

merokok

laki-laki

lebih

tinggi

dibandingkan


dengan

perempuan. Prevalensi merokok laki-laki meningkat dari tahun ke tahun.

Gambar 2.4.2 Prevalensi perokok berumur ≥15 tahun di Indonesia pada
tahun 1995, 2001, 2004, 2007, 2010 dan 2011
Sumber : Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Tahun 1995 dan 2004,
Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Tahun 2001 dan Riset
Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Tahun 2007 dan 2010, Global Adult
Tobacco Survey (GATS) Tahun 2011

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.4.3 Prevalensi perokok remaja berumur 15-19 tahun di Indonesia pada
tahun 1995, 2001, 2004, 2007 dan 2010
Sumber : Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Tahun 1995 dan 2004,
Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Tahun 2001, Riset Kesehatan
Dasar (RISKESDAS) Tahun 2007 dan 2010
Pada tahun 2006, Indonesia melakukan Global Health Professional
Survey (GHPS) dengan menggunakan mahasiswa kedokteran tahun ketiga sebagai

responden dalam survei. Hampir setengah (48,4%) dari mahasiswa kedokteran
pernah merokok.
Tabel 4.1.1. Prevalensi Mahasiswa Kedokteran Merokok Di Indonesia Pada
Tahun 2006
Pernah merokok (%)

Perokok aktif (%)

Laki-Laki

70,2

21,1

Perempuan

35,4

2,3


Total

48,4

9,3

Sumber : Indonesia Global Health Professional Survey (GHPS), 2006

Universitas Sumatera Utara

Terdapat dua jenis perokok yaitu :
1. Perokok Aktif
Perokok aktif merupakan orang yang langsung mengkonsumsi rokok.
Dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita jumpai orang yang merokok
di sekitar kita, baik di kantor, di pasar, tempat umum lainnya atau bahkan
di kalangan rumah tangga kita sendiri. Perokok aktif dapat mengalami
gejala seperti pembentukan lendir yang berlebihan pada saluran napas,
batuk, iritasi paru-paru, nyeri dada dan rasa tidak nyaman di dada. Bila
perokok aktif mengalami nyeri dada, hal tersebut bisa dijadikan indikator
bahwa perokoknya terkena penyakit jantung.

2. Perokok Pasif
Polusi udara yang ditimbulkan oleh asap rokok yang dihembuskan oleh
perokok disebut asap rokok lingkungan (ARL) (environmental tobacco
smoke, EST). Mereka yang hisap EST disebut perokok pasif (second hand
smoker) yaitu orang-orang yang tidak merokok tetapi terpaksa menghisap
asap rokok dari lingkungannya. Perokok pasif memiliki resiko yang cukup
tinggi untuk mendapat penyakit jantung koroner, serta gangguan
pernafasan.1
Kategori perokok dibagi tiga mengikut kebiasaan merokok yaitu :
1. Perokok ringan, bila jumlah rokok yang dihisap antara 1-6 batang/hari.
2. Perokok sedang, bila jumlah rokok yang dihisap antara 7-12
batang/hari.
3. Perokok berat, bila jumlah rokok yang dihisap lebih dari 12
batang/hari.12
2.5.

Bahaya Merokok
Merokok merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang lebih parah

dibandingkan penyakit lain. Walaupun kebanyakan rokok menggunakan filter,
akan tetapi tidak semua bahan dapat disaring. Hampir tidak ada sistem dalam
tubuh manusia yang tidak dipengaruhi oleh rokok. Di bawah ini adalah beberapa
dampak bahaya rokok :

Universitas Sumatera Utara

1. Penyakit Kardiovaskular
Merokok adalah salah satu faktor risiko utama untuk hipertensi dan
serangan jantung. Hipertensi merupakan suatu kondisi yang ditandai
dengan tekanan darah yang tinggi terus-menerus. Ketika tekanan darah
terus di atas 120/80, jantung akan semakin mengalami kesulitan untuk
memompa darah dengan efektif dan setelah waktu yang lama, resiko
berkembangnya

penyakit

jantung

meningkat.

Hipertensi

dapat

menyebabkan gagal jantung melalui beberapa mekanisme, termasuk
hipertrofi ventrikel kiri. Hipertrofi ventrikel kiri dikaitkan dengan
disfungsi ventrikel kiri sistolik dan diastolik dan meningkatkan resiko
terjadinya infark miokard, serta memudahkan untuk terjadinya aritmia.
Hipertensi memiliki resiko relatif sebesar 1,4 (P=0,001) untuk terjadinya
gagal jantung.27 Rokok menimbulkan aterosklerosis. Kondisi ini
merupakan penumpukan zat lemak di arteri. Lemak dan plak ini akan
memblok aliran darah dan menyebabkan penyempitan pembuluh darah
yang akan mengurangkan pasokan oksigen dan darah ke jantung. Jantung
harus bekerja lebih keras dan tekanan berlebihan dapat menyebabkan
angina. Jika satu arteri atau lebih tersumbat, serangan jantung bisa terjadi.
Semakin lama seseorang merokok, semakin besar kesempatannya
mengembangkan penyakit jantung atau menderita serangan jantung.
Risiko penyakit jantung akan turun secara otomatis apabila seseorang
perokok berhenti merokok.13
2. Stroke
Risiko stroke turut meningkat karena merokok dapat meningkatkan
tekanan darah untuk sementara dan juga meningkatkan penumpukan
kolesterol serta risiko terjadi pembekuan darah. Ada dua jenis stroke yaitu
stroke hemoragik dan stroke iskemik. Stroke hemoragik terjadi akibat
pembuluh darah yang mengalami rupture. Merokok dapat meningkatkan
tekanan darah. Nikotin akan mengurangkan elastisitas pembuluh darah.
Pembuluh darah kecil yang tidak bisa menampung tekanan tersebut akan
pecah dan darah akan tumpah ke jaringan otak di sekitarnya, lalu

Universitas Sumatera Utara

menyebabkan kerusakan sel otak. Sementara stroke iskemik terjadi akibat
pembuluh darah yang tersumbat. Karbon monoksida akan meningkatkan
viskositas darah dan nikotin akan meningkatkan kadar kolesterol darah.
Maka, terjadilah oklusi atau pembentukan plak di pembuluh darah.
Diameter pembuluh darah mengecil dan perfusi darah ke otak menurun
dan seterusnya oksigen ke jaringan otak berkurang. Akhirnya terjadi
iskemik jaringan.5
3. Kanker
Mekanisme pembentukan kanker merupakan proses multi tahap. Zat
karsinogenik yang terkandung dalam rokok akan melalui tiga tahap yaitu
inisiasi, promosi dan progresi. Inisiasi adalah proses yang melibatkan
mutasi genetik yang menjadi permanen dalam DNA sel dan dipicu oleh
inisiator seperti zat karsinogenik. Pada tahap ini, sel masih mirip dengan sel
normal. Promosi merupakan suatu tahap ketika sel mutan berproliferasi
karena klon yang tidak stabil dan mengalami inisiasi, dipaksa untuk
berproliferasi

dan

menjalani

mutasi

tambahan

sehingga

akhirnya

berkembang menjadi tumor ganas. Initiated cells dipicu oleh promoter
secara berulang, terjadi perubahan informasi genetik, sintesis DNA dan
replikasi meningkat. Hormon sering menjadi promoter yang merangsang
pertumbuhan sel ganas. Misalnya, estrogen dapat merangsang pertumbuhan
kanker pada payudara. Progresi adalah suatu tahap ketika klon sel mutan
mendapatkan satu atau lebih karakteristik tumor, sel menjadi lebih
heterogen akibat mutasi tambahan terhadap gen. Selama stadium ini, massa
tumor yang meluas mendapat lebih banyak perubahan yang memungkinkan
tumor menginvasi jaringan yang berdekatan, membentuk pasokan darahnya
sendiri atau masuk melalui pembuluh darah dan bermetastase ke bagian
tubuh lain.18
4. Penyakit paru
Pada seorang perokok, bronkus, bronkiol serta alveoli menjadi kurang
elastis dan menganggu pertukaran oksigen. Paru dilindungi oleh lapisan
mukosa tipis dan mengeliminasi bahan toksik dengan menggunakan silia.

Universitas Sumatera Utara

Akan tetapi, pada paru seorang perokok, silianya bergerak dengan lambat
dan sukar untuk mengeliminasi bahan toksik. Seorang perokok tidak bisa
batuk, bersin atau menelan dengan efisien untuk mengeliminasi toksik,
maka toksik tersebut akan terperangkap di dalam paru. Maka terjadilah
penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Penyakit paru tersebut biasanya
terdiri atas dua kondisi yang menyebabkan pernapasan lebih sulit yaitu
emfisema dan bronkitis kronis. Pada emfisema, alveoli dalam paru akan
kehilangan elastisitas dan memburuk sedangkan pada bronkitis kronis,
lapisan pada bronkus dan bronkiol akan membengkak dan menganggu
saluran pernapasan.15
2.6.

Anatomi Jantung
Jantung adalah sebuah organ berotot dengan empat ruang yang terletak di

rongga dada di bawah perlindungan tulang iga, sedikit ke sebelah kiri sternum.
Ukuran jantung lebih kurang sebesar genggaman tangan kanan.

Gambar 2.6.1. Anatomi Jantung

Universitas Sumatera Utara

Jantung mempunyai empat ruang yaitu atrium kanan, atrium kiri, ventrikel
kanan, dan ventrikel kiri. Atrium adalah ruangan sebelah atas jantung dan
berdinding tipis, sedangkan ventrikel adalah ruangan sebelah bawah jantung dan
mempunyai dinding lebih tebal karena harus memompa darah ke seluruh tubuh.
Atrium kanan berfungsi sebagai penampung darah rendah oksigen dari
seluruh tubuh. Atrium kiri berfungsi menerima darah yang kaya oksigen dari
paru-paru dan mengalirkan darah tersebut ke paru-paru. Ventrikel kanan berfungsi
menerima darah dari atrium kanan dan memompakannya ke paru-paru. Ventrikel
kiri berfungsi untuk memompakan darah yang kaya oksigen ke seluruh tubuh.
Jantung juga terdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan terluar yang disebut
epikardium, lapisan tengah merupakan lapisan inti dari jantung terdiri dari otototot jantung disebut miokardium dan lapisan paling dalam yang terdiri dari
jaringan endotel disebut endokardium.7
2.7.

Patofisiologi Terjadinya Gangguan Fungsi Kardiovaskular Akibat
Kebiasaan Merokok
Merokok sangat berkaitan dengan penyakit jantung dan peningkatan

tekanan darah. Kebanyakan orang hanya mengaitkan rokok dengan masalah
pernafasan dan kanker paru. Sementara, sekitar 30% kematian akibat penyakit
jantung di Amerika berhubungan langsung dengan rokok. Hal ini disebabkan
karena rokok merupakan penyebab utama penyakit jantung koroner.
Orang yang merokok sebungkus sehari memiliki resiko dua kali lipat
terkena serangan jantung dibandingkan bukan perokok. Perempuan perokok yang
juga menggunakan pil kontrasepsi juga memiliki resiko terkena serangan jantung,
stroke atau penyakit vaskular perifer berlipat-lipat dibandingkan perempuan
bukan perokok.13
Nikotin dalam rokok dapat mempercepat proses penyempitan dan
penyumbatan pembuluh darah. Penyumbatan dan penyempitan ini bisa terjadi
pada pembuluh darah koroner yang bertugas membawa oksigen ke jantung.
Nikotin juga merangsang pelepasan adrenalin sehingga meningkatkan tekanan
darah, denyut nadi dan tekanan kontraksi jantung. Nikotin akan diserap oleh

Universitas Sumatera Utara

pembuluh-pembuluh darah yang amat kecil yang ada di dalam paru-paru,
kemudian dialirkan ke seluruh tubuh oleh aliran darah. Hanya dalam
hitungan detik nikotin sudah mencapai otak. Otak akan bereaksi terhadap nikotin
dengan memberi sinyal pada kelenjar adrenal untuk melepaskan epinefrin
(adrenalin). Hormon ini akan bereaksi menyempitkan pembuluh darah maka akan
memaksa jantung untuk bekerja lebih berat karena tekanan yang lebih tinggi. Jika
pemompaan jantung cukup kuat dan penyempitan pembuluh darah di otak akibat
reaksi epinefrin juga cukup kuat, maka pembuluh darah di otak akan pecah. Ini
yang akan menyebabkan stoke.
Selain itu, nikotin juga merupakan alkaloid yang bersifat stimulant dan
beracun pada dosis tinggi. Zat yang terdapat dalam tembakau ini sangat adiktif
dan mempengaruhi otak dan sistem saraf. Efek jangka panjang penggunaan
nikotin akan menekan kemampuan otak untuk mengalami kenikmatan sehingga
perokok akan selalu membutuhkan kadar nikotin yang semakin tinggi untuk
mendapatkan tingkat kepuasan yang lebih.11
Gas

karbon

monoksida (CO) mempunyai

kemampuan

mengikat

hemoglobin (Hb), yang terdapat dalam sel darah merah (eritrosit), lebih kuat
dibanding oksigen (O2). Di samping kadar oksigen udara yang sudah berkurang
dan asap rokok semakin meningkat, eritrosit akan semakin kekurangan oksigen,
oleh karena hemoglobin diangkut oleh CO dan bukannya O2. Sel tubuh yang
menderita kekurangan oksigen akan berusaha meningkatkan asupan oksigen
melalui kompensasi pembuluh darah dimana pembuluh darah akan menciut atau
spasme. Bila proses spasme berlangsung lama dan terus-menerus maka pembuluh
darah akan mudah rusak dengan terjadinya proses arterosklerosis (penyempitan).
Merokok akan mencederai dinding pembuluh darah dan mempercepat
pembentukan aterosklerosis. Penyempitan pembuluh darah bisa terjadi di manamana seperti di otak, jantung, paru, ginjal, kaki dan saluran reproduksi. Jadi,
meskipun tidak meningkatkan tekanan darah secara langsung, merokok sangat
buruk efeknya untuk semua orang terutama yang sudah memiliki penyakit
hipertensi.

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan hasil penelitian Departemen Kesehatan Republik Indonesia
menyatakan bahwa satu di antara tiga penderita hipertensi adalah perokok.
Menderita penyakit hipertensi saja sudah dapat menghantarkan jaringan tubuh
kita pada resiko penyakit yang lebih tinggi terhadap serangan jantung atau stroke.
Apalagi jika penderita hipertensi tersebut seorang yang perokok, maka resiko
untuk mendapatkan penyakit kardiovaskular menjadi 2-3 kali lipat besar
kemungkinannya. Penderita juga akan lebih beresiko 3-5 kali lebih besar untuk
meninggal akibat serangan jantung atau gagal jantung dibandingkan dengan yang
tidak merokok. Di samping itu, kemungkinan untuk meninggal karena stroke
meningkat lebih dari dua kali lipat.9
Efek merokok dan hipertensi terhadap pembuluh darah misalnya
berdampak pada kekentalan darah dan kelenturan arteri. Merokok mengakibatkan
komponen-komponen dalam darah cenderung lebih kental. Perokok dengan
tekanan darah normal resiko darah cenderung lebih kental sama dengan perokok
dengan hipertensi. Ini akan berdampak pada aliran darah dan akan merusak
dinding arteri.
Efek jangka menengah dari rokok akan menimpa saraf-saraf simpatis dan
akan berdampak pada meningkatnya konsumsi oksigen di otot jantung. Yang lebih
kronis adalah kerusakan pada arteri yang bersifat permanen. Penelitian pada
perokok yang bertekanan darah normal menunjukan ada peningkatan rata-rata
tekanan sistolik sebesar 20 mmHg setelah rokok pertama dihisap.13

Universitas Sumatera Utara