juknis pokja pug kab-kota 2011
KATA SAMBUTAN
Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini,
Nonformal dan Informal
Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia menegaskan bahwa setiap
orang berhak memperoleh pendidikan yang layak dan berkualitas
tanpa memandang usia, jenis kelamin, ras, golongan ataupun agama
tertentu. Pendidikan sebagai bagian dari hak asasi manusia dengan
demikian harus ditujukan ke arah pengembangan pribadi seutuhnya
yang mempertebal penghargaan terhadap kebebasan hakiki,
menumbuhkan dan menggalakkan sikap saling pengertian, toleransi,
persahabatan, dan perdamaian.
Pendidikan Masyarakat sebagai bagian penting dari pendidikan
orang dewasa yang melayani Pendidikan Keaksaraan, Pendidikan
Kecakapan Hidup dan Kewirausahaan, Peningkatan Budaya Baca
Masyarakat, Pendidikan Perempuan dan Pengarusutamaan Gender,
dan Pendidikan Keorangtuaan, harus dipandang dalam kerangka
pemenuhan hak asasi manusia dan prinsip-prisip inklusi untuk
pembangunan manusia seutuhnya sesuai dengan tujuan dari Pendidikan
untuk Semua (PUS). Pengakuan terhadap pentingnya pendidikan
masyarakat ditunjukkan secara implisit dalam pemaknaan pendidikan
sebagai hak asasi yang harus diperoleh semua orang dan memiliki
peran yang penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sejak tahun 2010 berbagai upaya telah dilaksanakan untuk
meningkatkan mutu layanan pendidikan masyarakat melalui inisiatif
beragam program yang lebih menyentuh langsung sisi pemberdayaan
dan kesejahteraan masyarakat dalam berbagai aspeknya sebagai
program terpadu yang dilaksanakan oleh Direktorat Pembinaan
Pendidikan Masyarakat. Berbagai program tersebut difokuskan pada
masyarakat yang belum beruntung seperti masyarakat yang tinggal
di kawasan adat terpencil, di kawasan tertinggal/terluar/perbatasan,
kawasan padat buta aksara, masyarakat marjinal perkotaan, lansia,
perempuan dan anak-anak marjinal.
PENINGKATAN KAPASITAS POKJA PENGARUSUTAMAAN GENDER
(PUG) BIDANG PENDIDIKAN KABUPATEN/KOTA
i
Saya menyambut baik diterbitkannya petunjuk teknis ini sebagai
upaya untuk meningkatkan layanan pendidikan orang dewasa dengan
memperluas ketersediaan, keterjangkauan dan kualitas layanan
pendidikan masyarakat secara terarah dan terpadu. Melalui berbagai
inisiatif program ini diharapkan investasi pendidikan nasional bagi
pemenuhan hak warga negara terhadap akses pendidikan yang bermutu
dapat benar-benar dirasakan dan dilihat hasilnya oleh seluruh
masyarakat.
Saya menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberikan kontribusinya dalam penyusunan
petunjuk teknis ini. Saya mengharapkan petunjuk ini benar-benar
dapat dijadikan pedoman oleh semua pihak dalam melaksanakan
program pendidikan masyarakat secara tertib dan tepat sasaran.
Semoga, dan selamat bekerja.
Jakarta, Januari 2011
Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini,
Nonformal, dan Informal
Hamid Muhammad, Ph.D.
NIP 195905121983111001
ii
Petunjuk Teknis Pengajuan Dan Pengelolaan Bantuan
KATA PENGANTAR
Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat
Pendidikan masyarakat merupakan suatu proses dimana upaya
pendidikan yang diprakarsai pemerintah diwujudkan secara terpadu
dengan upaya penduduk setempat untuk meningkatkan kondisi sosial,
ekonomi, dan budaya yang lebih bermanfaat dan memberdayakan
masyarakat.
Pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan masyarakat berbasis
pada kerangka kerja “Aksara Membangun Peradaban” dalam program
Aksara Agar Berdaya (AKRAB!). Dengan demikian ukuran capaian
kompetensi keberaksaraan masyarakat berubah dari membaca, menulis,
dan berhitung teknis ke kemampuan memanfaatkan keberaksaraan
untuk meningkatkan kualitas hidup diri dan lingkungannya. Tujuan
Aksara Agar Berdaya (AKRAB!) adalah meningkatkan keberaksaraan
penduduk dewasa yang masih mempunyai keterbatasan keaksaraan
atau masih melek aksara parsial. Tingkat keberaksaraan yang memadai
dapat meningkatkan kemampuan seseorang untuk mengakses informasi
yang dapat digunakan untuk beradaptasi dan mengatasi berbagai
masalah ekonomi, sosial, dan budaya.
Saat ini masyarakat ditingkatkan keberaksaraannya dan diarahkan
untuk menguasai ragam keaksaraan melalui program Keaksaraan
Dasar, Keaksaraan Usaha Mandiri, Aksara Kewirausahaan, Keaksaraan
Keluarga, dan Keaksaraan Bencana. Peningkatan budaya tulis
dikembangkan melalui Koran Ibu, dan peningkatan budaya baca
dilaksanakan melalui Taman Bacaan Masyarakat (TBM). Sejalan
dengan program-program tersebut juga dilaksanakan sejumlah program
pendidikan pemberdayaan perempuan dan partisipasi anak untuk
meningkatkan harkat, martabat dan kualitas perempuan dan anak
melalui program kecakapan hidup perempuan dan anak, program
pencegahan tindak pidana perdagangan orang, serta program kesetaraan
dan keadilan gender.
PENINGKATAN KAPASITAS POKJA PENGARUSUTAMAAN GENDER
(PUG) BIDANG PENDIDIKAN KABUPATEN/KOTA
iii
Untuk memastikan kelayakan layanan pendidikan masyarakat
bagi seluruh lapisan masyarakat, peningkatan keberaksaraan penduduk
dewasa ini disertai dengan pelaksanaan misi kesetaraan yang tidak
mendiskriminasikan para pihak, sehingga terjamin kepastian
memperoleh layanan pendidikan untuk semua. Di dunia terdapat 796
juta orang penduduk buta aksara, sebanyak 8,3 juta orang terdapat di
Indonesia. Sebanyak 65% penduduk buta aksara di Indonesia adalah
perempuan. Hal ini menunjukkan adanya ketidaksetaraan gender
untuk pendidikan orang dewasa. Walau keaksaraan bukan tujuan
eksplisit pencapaian tujuan pembangunan millennium (MDG’s), tetapi
keaksaraan menunjukkan dasar dari pencapaian pendidikan dasar
universal. Keaksaraan terutama bagi perempuan dapat meningkatkan
mata pencaharian, perbaikan kesehatan ibu dan anak, mengurangi
risiko tertular HIV dan AIDS, dan mempermudah akses perempuan
generasi berikutnya terhadap pendidikan sehingga dapat mengurangi
kemiskinan, menunda usia perkawinan, mengurangi tingkat kesuburan,
dan meningkatkan harkat dan martabat perempuan.
Saya ucapkan terima kasih dan penghargaan kepada berbagai
pihak atas kontribusi dan perannya dalam penyusunan Petunjuk Teknis
Pengajuan dan Pengelolaan Bantuan Penyelenggaraan Program
Peningkatan Kapasitas Pokja Pengarusutamaan Gender (PUG) Bidang
Pendidikan Provinsi ini. Akhirnya semoga petunjuk teknis yang
disusun dengan kesungguhan, komitmen, dan keikhlasan ini dapat
bermanfaat untuk kita semua, dengan harapan semoga Allah SWT
memberikan rakhmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Amin.
Jakarta, Januari 2011
Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat
DAFTAR ISI
SAMBUTAN DIRJEN PAUDNI
......................................... i
PENGANTAR DIREKTUR PEMBINAAN
PENDIDIKAN MASYARAKAT
..................................... iii
DAFTAR ISI
....................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
.........................................
A. Latar Belakang
.....................................................
B. Dasar Hukum
.......................................................
C. Tujuan Petunjuk Teknis
..............................................
1
1
5
6
BAB II PENINGKATAN KAPASITAS POKJA
PENGARUSUTAMAAN GENDER (PUG) BIDANG
PENDIDIKAN KABUPATEN/KOTA
..............................
A. Pengertian
.........................................................
B. Sasaran
..........................................................
C. Tujuan Kegiatan
.....................................................
D. Hasil yang Diharapkan
...............................................
E. Deskripsi Kegiatan
.................................................
F. Alokasi dan Rincian Penggunaan Dana
........................
7
7
7
8
8
9
12
PENINGKATAN KAPASITAS POKJA PENGARUSUTAMAAN GENDER
(PUG) BIDANG PENDIDIKAN KABUPATEN/KOTA
v
Ella Yulaelawati, M.A., Ph.D
NIP. 195804091984022001
iv
Petunjuk Teknis Pengajuan Dan Pengelolaan Bantuan
BAB III PROSEDUR PENGAJUAN DAN PENYALURAN
BANTUAN
................................................
A. Penerima Bantuan
................................................
B. Syarat Penerima Bantuan
.....................................
C. Tatacara Pengajuan Bantuan
.....................................
D. Proses Penyaluran Bantuan
.....................................
E. Catatan Khusus
............................................
14
14
14
15
16
19
BAB IV PEMANTAUAN DAN PELAPORAN ................ 21
A. Pemantauan dan Evaluasi
......................................... 21
B. Pelaporan
........................................................ 21
BAB V PENUTUP
..................................................... 24
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Format Akad Kerjasama
............................................
2. Format Cover Proposal
.........................................
3. Format Rekomendasi Proposal
...................................
4. Format Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak ..........
5. Format Acuan Sistematika Penyusunan Proposal ...........
6. Format Profil Rinci Lembaga/Organisasi
....................
7. Format Acuan Rincian Rencana Penggunaan Dana ........
8. Format Laporan Awal Pelaksanaan Program
…….....…
9. Format Laporan Akhir Pelaksanaan Program
….........…
10. Format Contoh Rekapitulasi Rincian Penggunaan Dana ....
vi
Petunjuk Teknis Pengajuan Dan Pengelolaan Bantuan
25
30
31
32
33
34
38
40
41
42
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebijakan pengarusutamaan gender merupakan perjalanan
panjang dari usaha global dan nasional dalam menanggapi
kesenjangan gender diberbagai segi kehidupan, termasuk bidang
pendidikan. Hal ini tercermin dari berbagai kesepakatan global
antara lain Konvensi tentang penghapusan segala bentuk
diskriminasi terhadap perempuan (CEDAW) yang diratifikasi
menjadi Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984. Tonggak sejarah
dalam upaya meningkatkan kesetaraan gender diukir dalam
Konferensi Perempuan Sedunia ke 4 di Beijing tahun 1995 yang
menghasilkan suatu kerangka kerja kebijakan global untuk
memajukan kesetaraan gender. Kebijakan global tersebut
ditindaklanjuti oleh Pemerintah Indonesia dengan ditetapkannya
Instruksi Presiden (INPRES) No 9 Tahun 2000, yang
menginstruksikan seluruh Kementerian, Lembaga di tingkat
nasional dan daerah untuk mengarusutamakan gender di seluruh
kegiatan pembangunan.
Khusus di bidang pendidikan, pertemuan Dakar (April, 2000)
dengan tema “Education for all” juga menjadi kesepakatan untuk
dilaksanakan oleh Indonesia. Pada tahun yang sama di bulan
September diadakan KTT Millenium (MDGs) di Markas Besar
PBB yang dihadiri oleh pimpinan dan wakil-wakil dari 189
negara, termasuk Indonesia, mendiskusikan dan merenungkan
nasib sebagaian umat manusia yang terancam masa depannya.
Pertemuan itu menghasilkan kesepakatan-kesepakatan dengan
menetapkan delapan tujuan, dua diantaranya adalah di bidang
PENINGKATAN KAPASITAS POKJA PENGARUSUTAMAAN GENDER
(PUG) BIDANG PENDIDIKAN KABUPATEN/KOTA
1
pendidikan dan kesetaraan gender. Tujuan MDGs bidang pendidikan
pada tahun 2015 adalah menjamin semua anak laki-laki maupun
perempuan dimanapun dapat menyelesaikan pendidikan dasar.
Sementara itu, tujuan MDGs untuk mendorong kesetaraan gender
dan pemberdayaan perempuan adalah menghilangkan ketimpangan
gender di tingkat pendidikan dasar dan lanjutan pada tahun 2005,
serta di semua jenjang pendidikan tidak lebih dari tahun 2015.
Meskipun semua unsur masyarakat terlibat, namun inti dari
kesepakatan-kesepakatan itu sejatinya menjadi tanggung jawab
negara, yaitu sampai seberapa jauh usaha-usaha negara tersebut
melaksanakannya secara konsekwen.
Laporan MDGs Indonesia 2010 menunjukkan kemajuan yang
cukup signifikan untuk target bidang pembangunan pendidikan.
Rasio Angka Partisipasi murni (APM) perempuan terhadap lakilaki pada tingkat SD/MI/Paket A telah mencapai 99,73, hampir
menutup kesenjangan gender. Di tingkat SMP/MTs/Paket B telah
mencapai 101,99. Selain itu telah banyak perempuan yang
mendapatkan akses ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi.
Demikian juga untuk tingkat melek huruf perempuan usia 15-24
tahun yang hampir mendekati angka 100 persen. Keberhasilan
juga diperlihatkan dengan meningkatnya jumlah program dan
kebijakan yang responsif gender, meningkatnya pemahaman
kesetaraan gender baik di tingkat nasional maupun di tingkat
provinsi/kabupaten/kota, serta jumlah publikasi tentang gender
yang telah diterbitkan.
Usaha pendekatan perspektif gender di bidang pendidikan di
Indonesia dapat dikatakan tergolong maju. Namun, para pakar
berpendapat bahwa capaian-capaian kuantitatif tersebut tidak sertamerta menjadi indikator kemajuan pendidikan bermutu. Pendidikan
dasar meskipun telah mencapai target MDGs akan tetapi belum
dianggap merata, khususnya di 3 provinsi kawasan timur (Papua,
Papua Barat, dan Maluku). Demikian pula dipertanyakan terbukanya
pemerataan akses pendidikan tidak selalu sejalan dengan mutu
2
Petunjuk Teknis Pengajuan Dan Pengelolaan Bantuan
pendidikan. Dari semua keberhasilan seperti yang diungkapkan
di atas, ada beberapa isu gender yang patut menjadi perhatian
bersama. Beberapa kasus memperlihatkan keadaan yang justru
terbalik dari anggapan umum selama ini. Terdapat kecenderungan
yang memperlihatkan bahwa angka partisipasi sekolah, angka
kelulusan, maupun indeks prestasi siswa perempuan lebih tinggi
dibandingkan siswa laki-laki, sebaliknya siswa yang meninggalkan
sekolah (drop out) lebih banyak anak laki-laki dibandingkan
dengan anak perempuan. Oleh sebab itu, dengan dinamika yang
terjadi sekarang ini, menunjukkan bahwa persoalan kesenjangan
gender tidak selalu berarti keterpurukan perempuan. Pergeseran
tersebut harus dicermati dan dicarikan solusinya dalam
meningkatkan kesetaraan gender. Dalam hal ini Kementerian
Pendidikan Nasional yang merupakan salah satu pionir dalam hal
pelaksanaan pengarusutamaan gender (PUG) dapat menjadi contoh
sekaligus menjadi tempat pembelajaran proses pelaksanaan PUG.
Komitmen untuk melakukan pengarusutamaan gender bidang
pendidikan yang tertuang dalam Rencana Strategis Kementerian
Pendidikan Nasional terus dikawal dan diimplementasikan melalui
penguatan kapasitas pengambil kebijakan di daerah
(provinsi/kabupaten/kota). Mulai tahun 2003 provinsi sudah
mendapatkan fasilitasi dan advokasi untuk menguatkan pengambil
kebijakan agar setiap kebijakan, program, dan kegiatan dalam
bidang pembangunan pendidikan di daerah mengintegrasikan
dimensi keadilan dan kesetaraan gender. Sementara kabupaten/kota
baru diberikan fasilitasi dan advokasi mulai tahun 2009, dan
sampai dengan tahun 2010 baru menjangkau 18 kabupaten/kota.
Dengan jumlah kabupaten/kota di seluruh Indonesia saat ini
sebanyak 497, maka fasilitasi dan advokasi membutuhkan waktu
yang cukup lama, apabila dilakukan dengan cara-cara yang
konvensional. Diperlukan suatu model akselerasi implementasi
pengarusutamaan gender (PUG) Bidang Pendidikan agar dimensi
keadilan dan kesetaraan gender dapat dengan segera masuk ke
PENINGKATAN KAPASITAS POKJA PENGARUSUTAMAAN GENDER
(PUG) BIDANG PENDIDIKAN KABUPATEN/KOTA
3
dalam setiap tahapan perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan
evaluasi kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan pendidikan
di kabupaten/kota.
Untuk menguatkan pencapaian yang selama ini telah dilakukan
dan menguatkan komitmen para pengambil kebijakan di daerah
(khususnya kabupaten/kota), maka pemerintah pusat melalui
Kementerian Pendidikan Nasional berupaya secara terus- menerus
berkoordinasi dengan Pokja Pengarusutamaan Gender (PUG)
Bidang Pendidikan di Kabupaten/Kota untuk mengintegrasikan
dimensi keadilan dan kesetaraan gender bidang pendidikan di
Kabupaten/Kota
Untuk menguatkan dan memperluas implementasi program
ini, Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat pada tahun
2011, akan memperkuat kerjasama dengan Pusat Studi
Wanita/Gender (PSW/G) yang berada di Perguruan Tinggi yang
selama ini memiliki sumber daya potensial untuk menjadi fasilitator,
pelatih, dan nara sumber dalam mengintegrasikan dimensi keadilan
dan kesetaraan gender dalam pembangunan pendidikan dan upaya
pencegahan tindak pidana perdagangan orang. Bentuk fasilitasi
dan advokasi yang diberikan oleh PSW/G dapat berupa penyediaan
nara sumber, pelatih, dan fasilitator program.
Untuk memberikan rambu-rambu dan panduan bagi Pokja
Pengarusutamaan Gender (PUG) Bidang Pendidikan di
Kabupaten/Kota dan pihak terkait dalam pengajuan dan pengelolaan
bantuan program peningkatan kapasitas Pokja PUG bidang
pendidikan di Kabupaten/Kota tahun 2011, maka disusunlah
”Petunjuk Teknis Pengajuan dan Pengelolaan Bantuan
Penyelenggaraan Program Peningkatan Kapasitas Pokja
Pengarusutamaan Gender (PUG) Bidang Pendidikan
Kabupaten/Kota”.
4
Petunjuk Teknis Pengajuan Dan Pengelolaan Bantuan
B. Dasar Hukum
1. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang Ratifikasi
Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap
Wanita;
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional;
3. Undang-undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Perdagangan Orang;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional
Pendidikan;
5. Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2010 tentang perubahan
atas peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang
Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kementerian Negara serta
Susunan Organisasi Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian
Negara;
6. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Seluruh Bidang Pembangunan;
7. Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2006 tentang Gerakan
Nasional Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan
Dasar Sembilan Tahun dan Pemberantasan Buta Aksara (GNPPWB/PBA);
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2006
tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Gerakan Nasional
Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar
Sembilan Tahun dan Pemberantasan Buta Aksara
(GNPPWB/PBA);
9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 84 Tahun 2008
tentang Pengarusutamaan Gender Bidang Pendidikan;
10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 36 Tahun 2010
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan
Nasional;
PENINGKATAN KAPASITAS POKJA PENGARUSUTAMAAN GENDER
(PUG) BIDANG PENDIDIKAN KABUPATEN/KOTA
5
11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 48 tahun 2010
tentang Rencana Strategis Pembangunan Pendidikan Nasional
Tahun 2010 – 2014;
12. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Direktorat
Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Direktorat Jenderal
Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Tahun
2011.
C. Tujuan Petunjuk Teknis
Petunjuk Teknis Pengajuan dan Pengelolaan Bantuan
Penyelenggaraan Program Peningkatan Kapasitas Pokja
Pengarusutamaan Gender (PUG) Bidang Pendidikan
Kabupaten/Kota ini bertujuan:
1. Sebagai panduan bagi Pokja PUG Bidang Pendidikan di
Kabupaten/Kota untuk menyusun dan mengajukan proposal
dalam rangka mendapatkan bantuan, menyelenggarakan dan
melaksanakan program kegiatan, serta mengelola dan
mempertanggungjawabkan pemanfaatan bantuan dana secara
akuntabel dan transparan.
2. Sebagai panduan bagi petugas teknis Direktorat Pembinaan
Pendidikan Masyarakat dalam menilai dan menyeleksi proposal,
menetapkan Pokja PUG Bidang Pendidikan Kabupaten/Kota
sebagai penerima bantuan penyelenggaraan program,
menyalurkan dana, serta melakukan pembinaan dan pemantauan
terhadap lembaga/organisasi penyelenggara program.
6
Petunjuk Teknis Pengajuan Dan Pengelolaan Bantuan
BAB II
PROGRAM PENINGKATAN KAPASITAS POKJA PUG
BIDANG PENDIDIKAN KABUPATEN/KOTA
A. Pengertian
1. Peningkatan Kapasitas Pokja PUG Bidang Pendidikan
Kabupaten/Kota merupakan upaya memperkuat kapasitas dan
kapabilitas kelembagaan Pokja PUG bidang pendidikan sebagai
forum pelayanan pengarusutamaan gender bidang pendidikan
di tingkat provinsi untuk meningkatkan koordinasi dengan
berbagai pemangku kepentingan dalam proses penyusunan
kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan
penilaian pendidikan untuk mewujudkan keadilan dan
kesetaraan gender pada semua jalur, jenis, dan jenjang
pendidikan.
2. Bantuan peningkatan kapasitas Pokja PUG Bidang Pendidikan
Kabupaten/Kota merupakan bantuan yang diberikan oleh
Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat kepada Pokja
PUG Bidang Pendidikan Kabupaten/Kota untuk digunakan
sebagai biaya operasional penyelenggaraan program kegiatan
penguatan kelembagaan dan peningkatan koordinasi dengan
berbagai pemangku kepentingan di tingkat kabupaten/kota.
B. Sasaran Program
Sasaran program atau penerima manfaat penyelenggaraan
program peningkatan kapasitas Pokja PUG Bidang Pendidikan
Kabupaten/Kota ini adalah unsur pejabat pemerintah daerah dan
pemangku kepentingan (pendidik dan tenaga kependidikan)
pengembangan layanan pengarusutamaan gender bidang pendidikan
di kabupaten/kota.
PENINGKATAN KAPASITAS POKJA PENGARUSUTAMAAN GENDER
(PUG) BIDANG PENDIDIKAN KABUPATEN/KOTA
7
C. Tujuan Program
Penyelenggaraan program peningkatan kapasitas Pokja PUG
Bidang Pendidikan Kabupaten/Kota ini bertujuan untuk
memperkuat kelembagaan dan meningkatkan kapasitas, serta
kapabilitas Pokja PUG Bidang Pendidikan Kabupaten/Kota sebagai
forum pelayanan pengarusutamaan gender bidang pendidikan di
kabupaten/kota, sehingga memiliki komitmen untuk:
1. Sebagai panduan bagi Pokja PUG Bidang Pendidikan di
Kabupaten/Kota untuk menyusun dan mengajukan proposal
dalam rangka mendapatkan bantuan, menyelenggarakan dan
melaksanakan program kegiatan, serta mengelola dan
mempertanggungjawabkan pemanfaatan bantuan dana secara
akuntabel dan transparan.
2. Sebagai panduan bagi petugas teknis Direktorat Pembinaan
Pendidikan Masyarakat dalam menilai dan menyeleksi proposal,
menetapkan Pokja PUG Bidang Pendidikan Kabupaten/Kota
sebagai penerima bantuan penyelenggaraan program,
menyalurkan dana, serta melakukan pembinaan dan pemantauan
terhadap lembaga/organisasi penyelenggara program.
D. Hasil yang Diharapkan
Hasil yang diharapkan melalui penyelenggaraan program
peningkatan kapasitas Pokja PUG Bidang Pendidikan
Kabupaten/Kota ini adalah:
1. meningkatnya kapasitas dan kapabilitas kelembagaan Pokja
PUG Bidang Pendidikan Kabupaten/Kota sebagai forum
pelayanan pengarusutamaan gender bidang pendidikan di
kabupaten/kota, yang ditandai dengan semakin tingginya
intensitas pertemuan dan kordinasi diantara pokja;
2. meningkatnya komitmen pemerintah daerah dalam mengambil
kebijakan yang responsif gender dalam penyusunan
perencanaan, pengelolaan, pelaksanaan, pemantauan, dan
penilaian di bidang pendidikan;
3. tersedianya narasumber ahli dalam layanan pendidikan yang
responsif hasil belajar anak laki-laki, dan pendidikan responsif
perempuan dewasa;
8
Petunjuk Teknis Pengajuan Dan Pengelolaan Bantuan
4. meningkatnya kegiatan fasilitasi penguatan Pokja PUG Bidang
Pendidikan di kabupaten/kota dalam upaya peningkatan kualitas
layanan pengarusutamaan gender bidang pendidikan;
5. tersedianya dan meningkatnya sumber daya manusia sebagai
focal point untuk mendukung implementasi PUG bidang
pendidikan, pendidikan pemberdayaan perempuan, dan
pencegahan tindak pidana perdagangan orang di kabupaten/kota;
6. meningkatnya pemahaman tentang pengarusutamaan gender
bagi pengambil kebijakan dan pemangku kepentingan
pendidikan di provinsi (DPRD, Bappeda, Dewan Pendidikan,
BPS, dan sebagainya);
7. meningkatnya dukungan anggaran (APBD) yang disediakan
oleh pemerintah kabupaten/kota untuk melaksanakan program
PUG bidang pendidikan;
8. tersusunnya perangkat sistem yang diperlukan untuk
mengintegrasikan dimensi keadilan dan kesetaraan bidang
pendidikan;
9. terlaksananya pengembangan model PUG bidang pendidikan
minimal di 2 (dua) kecamatan yang belum pernah mendapatkan
fasilitasi dari pusat;
10. terimplementasikannya pendidikan yang responsif gender pada
satuan pendidikan di jalur formal, nonformal, dan informal.
E. Deskripsi Kegiatan
1. Jenis kegiatan yang dilakukan dalam rangka meningkatkan
kapasitas Pokja PUG Bidang Pendidikan adalah:
a. Peningkatan kapasitas kelembagaan (capacity building)
Peningkatan kapasitas kelembagaan (capacity building)
merupakan upaya untuk meningkatkan pemahaman dan
kesadaran para pengambil kebijakan untuk
mengintegrasikan gender ke dalam setiap tahapan
pembangunan pendidikan. Kegiatan ini dapat dilakukan
melalui berbagai jenis kegiatan, yaitu: audiensi pengambil
kebijakan, RTD, FGD, dan pelatihan. Berbagai jenis
PENINGKATAN KAPASITAS POKJA PENGARUSUTAMAAN GENDER
(PUG) BIDANG PENDIDIKAN KABUPATEN/KOTA
9
b.
c.
d.
e.
10
kegiatan dirancang karena sasaran/peserta kegiatan memiliki
keragaman kesibukan, kepentingan dan relevansinya dengan
tindaklanjut kegiatan PUG pendidikan di masing-masing
level pemerintahan.
Berbagai tema yang disajikan diharapkan mucul komitmen
pengambil kebijakan yang dilandasi oleh pemahaman dan
kesadaran gender. Komitmen yang dimunculkan terwujud
melalui position paper dan Rencana Aksi Pembangunan
Pendidikan Berwawasan Gender di kabuapten/kota.
Kemitraan dengan Pusat Studi Wanita/Gender dan Lembaga
Swadaya Masyarakat
Kemitraan dengan Pusat Studi Wanita dilandasi dengan
satu pemikiran bahwa lembaga ini memiliki kompetensi,
kapabilitas, dan pengalaman dalam mengembangkan
berbagai sumber dan model implementasi PUG Bidang
Pendidikan. Potensi ini dalam jangka panjang diharapkan
menjadi pemicu untuk terintegrasikannya dimensi keadilan
dan kesetaraan gender bidang pendidikan di kabupaten/kota
Penguatan Stakeholders Pendidikan
Melakukan kerjasama dengan mitra terkait dalam
pelaksanaan gender bidang pendidikan baik dengan
Lembaga Swadaya Masyarakat, PKBM, SKB,
Yayasan/Organisasi Sosial Kemasyarakatan, Sekolah, atau
Lembaga terkait.
Penguatan Data Base Pendidikan
Tersedianya data terpilah sehingga dapat dijadikan bahan
untuk melakukan perencanaan program yang responsif
gender.
Komunikasi, Informasi, dan Edukasi
Membuat pesan-pesan standar, media-media yang berkaitan
dengan gender agar semua elemen memahami gender.
Petunjuk Teknis Pengajuan Dan Pengelolaan Bantuan
2. Tahapan Kegiatan
a. Persiapan
1) Identifikasi isu-isu gender yang masih terjadi di
kabupaten/kota sebagai bahan untuk melakukan
sosialisasi dan perencanaan program.
2) Sosialisasi program dilakukan untuk menginformasikan
tentang program yang akan dilakukan melalui sosialisasi,
advoksi, RTD, FGD PUG Bidang Pendidikan bagi para
pengambil kebijakan dan pemangku kepentingan
lainnya;
3) Identifikasi sasaran kegiatan dan sumber-sumber
pendukung, seperti: memiliki Focal Point PUG Bidang
Pendidikan kabupaten/kota, keterlibatan Pusat Studi
Wanita/Gender (PSW/G), adanya data terpilah,
diharapkan adanya dana APBD Kabupaten/Kota.
b. Pelaksanaan Kegiatan
1) Pelatihan Penyusunan Perencanaan dan Penganggaran
Pendidikan Responsif Gender (PPRG) termasuk analisis
GAP, penyusunan pernyataan anggaran gender (Gender
Budget Statement) dan TOR responsif gender.
2) Fasilitasi program PUG Bidang Pendidikan pada 2
(dua) kecamatan terpilih sebagai perluasan pelaksanaan
PUG Bidang Pendidikan.
3) Pertemuan rutin pokja
4) Monitoring dan evaluasi serta pelaporan
c. Penilaian
Kelompok Kerja (Pokja) PUG Bidang Pendidikan
Kabupaten/Kota melakukan penilaian internal terhadap
keberhasilan pelaksanaan kegiatan PUG bidang pendidikan
dengan membuat instrumen dan bahan-bahan pertanyaan
untuk diberikan kepada Focal Point PUG Bidang Pendidikan
Kabupaten/Kota, Pusat Studi Wanita/Gender (PSW/G),
PENINGKATAN KAPASITAS POKJA PENGARUSUTAMAAN GENDER
(PUG) BIDANG PENDIDIKAN KABUPATEN/KOTA
11
Lembaga/Mitra terkait dll. Kemudian hasil pertanyaan
diinput untuk dijadikan bahan pertimbangan apakah
pelaksanaan PUG bidang pendidikan telah berhasil
dilaksanakan, dalam hal ini keberhasilan program itu dinilai
oleh Pokja PUG sendiri.
F. Alokasi dan Rincian Penggunaan Bantuan
1. Alokasi Dana
Alokasi pemberian bantuan dana penyelenggaraan program
peningkatan kapasitas Pokja PUG Bidang Pendidikan
Kabupaten/Kota pada tahun 2011 ini tersedia di Direktorat
Pembinaan Pendidikan Masyarakat Direktorat Jenderal
Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal
Kementerian Pendidikan Nasional sebesar Rp 3.900.000.000.(Tiga milyar sembilan ratus juta rupiah) dengan sasaran
sebanyak 39 kabupaten/kota. Setiap kabupaten/kota akan
diberikan bantuan dana yang digunakan untuk mendukung
penyelenggaraan program dan kegiatan, yaitu sebesar Rp.
100.000.000 (seratus juta rupiah).
2. Rincian Penggunaan Dana
Rincian alokasi penggunaan dana, mengacu pada persentase
yang tertera pada tabel di bawah ini.
12
No Komponen Pembiayaan
Proporsi
Penggunaan
1
Sosialisasi, advokasi, RTD, FGD PUG
Bidang Pendidikan bagi para pengambil
kebijakan dan pemangku kepentingan
lainnya.
15%
2
Pelatihan Perencanaan dan
Penganggaran Pendidikan Responsif
Gender (PPRG) termasuk analisis GAP,
penyusunan Gender Budget
Statement/GBS dan TOR responsive
gender.
20%
Petunjuk Teknis Pengajuan Dan Pengelolaan Bantuan
3
Pengembangan model PUG pada 2 (dua)
Kabupeten/Kota terpilih yang belum
pernah mendapatkan fasilitasi dari pusat
(termasuk implementasi PKBG pada
satuan pendidikan formal dan nonformal
di 2 kabupaten/kota tersebut)
30%
4
Menyediakan narasumber ahli dalam
layanan pendidikan responsif hasil belajar
laki-laki dan pendidikan responsif
perempuan dewasa
15 %
5
Pertemuan rutin pokja
10 %
6
Monitoring dan evaluasi
7%
7
Pelaporan
3%
PENINGKATAN KAPASITAS POKJA PENGARUSUTAMAAN GENDER
(PUG) BIDANG PENDIDIKAN KABUPATEN/KOTA
13
BAB III
PROSEDUR PENGAJUAN DAN
PENYALURAN BANTUAN
A. Penerima Bantuan
Penerima bantuan dana penyelenggaraan program peningkatan
kapasitas Pokja PUG Bidang Pendidikan Kabupaten/Kota ini
adalah Pokja PUG Bidang Pendidikan yang berada di 39
Kabupaten/Kota, yang memiliki legalitas, kapasitas, dan integritas
dalam melaksanakan program layanan pengarusutamaan gender
di bidang pendidikan, pendidikan pemberdayaan perempuan, dan
pencegahan tindak pidana perdagangan orang.
5. memiliki sarana dan prasarana untuk melaksanakan program
peningkatan kapasitas Pokja PUG Bidang Pendidikan
Kabupaten/Kota;
6. bersedia menyelenggarakan program layanan pengarusutamaan
gender bidang pendidikan, pendidikan pemberdayaan
perempuan, dan pencegahan tindak pidana perdagangan orang;
7. memperoleh rekomendasi dari Kepala Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota setempat;
8. bersedia menyediakan dan menyiapkan narasumber ahli dalam
layanan pendidikan yang responsif hasil belajar anak laki-laki
dan pendidikan responsif perempuan dewasa;
9. bersedia memfasilitasi penguatan Pokja PUG Bidang Pendidikan
Kabupaten/Kota dengan menyediakan tenaga ahli/narasumber
sesuai kebutuhan.
B. Persyaratan Penerima Bantuan
Persyaratan untuk menerima bantuan dana penyelenggaraan
program peningkatan kapasitas Pokja PUG Bidang Pendidikan
Kabupaten/Kota ini, adalah sebagai berikut:
1. memiliki Surat Keputusan Pembentukan Pokja
Pengarusutamaan Gender Bidang Pendidikan Kabupaten/Kota,
yang diterbitkan oleh pejabat yang berwenang dengan alamat
lembaga yang jelas;
2. memiliki rekening bank atas nama lembaga;
3. memiliki struktur organisasi kepengurusan dan uraian tugas
Pokja;
4. memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atas nama
lembaga;
14
Petunjuk Teknis Pengajuan Dan Pengelolaan Bantuan
C. Tata Cara Pengajuan Bantuan
1. Penyusunan Proposal
Untuk memperoleh bantuan dana penyelenggaraan program
peningkatan kapasitas Pokja PUG Bidang Pendidikan
Kabupaten/Kota, Pokja harus menyusun proposal sesuai dengan
sistematika penyusunan proposal seperti yang tertera dalam
lampiran petunjuk teknis ini (lengkap dengan lampiran proposal
seperti: Rekomendasi Kepala Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota, Surat Keputusan Pembentukan Pokja, profil
lembaga, fotocopy rekening bank atas nama lembaga, fotocopy
NPWP atas nama lembaga, surat pernyataan kesanggupan
melaksanakan program, dan lain-lain yang diperlukan.
PENINGKATAN KAPASITAS POKJA PENGARUSUTAMAAN GENDER
(PUG) BIDANG PENDIDIKAN KABUPATEN/KOTA
15
2. Pengiriman Proposal
Proposal yang telah disusun, kemudian dikirim kepada:
Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat Direktorat Jenderal
Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal
Kementerian Pendidikan Nasional u.p. Kasubag Tata Usaha,
dengan alamat: Kompleks Kemdiknas, Gedung E Lantai 6,
Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta 10270, dengan
ketentuan:
a. Proposal dikirim selambat-lambatnya pada 31 Juli 2011,
dengan catatan apabila sampai dengan batas waktu tersebut
masih tersedia dana bantuan yang belum tersalurkan, maka
waktu pengajuan proposal dapat diperpanjang sampai
dengan tersalurnya semua alokasi bantuan yang masih
tersedia.
b. Proposal asli dikirim kepada Direktorat Pembinaan
Pendidikan Masyarakat sebanyak rangkap 2 (dua), dan
tembusannya (berupa fotocopy) dikirim kepada Dinas
Pendidikan Kabupaten/Kota setempat (masing-masing
rangkap satu).
D. Proses Penyaluran Bantuan
1. Penilaian Proposal
Setiap proposal yang diajukan kepada Direktorat Pembinaan
Pendidikan Masyarakat, akan dinilai oleh Tim Penilai Proposal
(independen) yang diangkat dan ditetapkan dengan Surat
Keputusan Pejabat Pembuat Komitmen pada Direktorat
Pembinaan Pendidikan Masyarakat Direktorat Jenderal
Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal
Kementerian Pendidikan Nasional.
16
Petunjuk Teknis Pengajuan Dan Pengelolaan Bantuan
Penilaian proposal dilakukan melalui dua tahap, yaitu:
a. Tahap pertama, penilaian administratif:
1) Proposal yang tidak lolos seleksi administratif
dinyatakan gugur.
2) Proposal yang lolos seleksi administrasi, akan
dilanjutkan pada penilaian tahap kedua.
b. Tahap kedua, penilaian subtansi/isi:
1) Proposal dinilai berdasarkan bobot penilaian (score)
oleh tim penilai.
2) Tim penilai melakukan ranking menurut bobot penilaian
dari yang terbesar sampai yang terkecil, sehingga
diperoleh daftar Pokja PUG yang dianggap layak sebagai
nominasi calon Pokja PUG penerima dana.
2. Verifikasi Proposal
Untuk membuktikan kebenaran data dan informasi yang disusun
dalam proposal serta untuk memperkuat hasil penilaian tim
penilai proposal, maka bagi proposal yang dinilai telah
memenuhi syarat dalam penilaian proposal, perlu dilakukan
verifikasi sebagai Pokja PUG calon penyelenggara program
peningkatan kapasitas Pokja PUG Bidang Pendidikan
Kabupaten/Kota. Hal ini dimaksudkan untuk memastikan dan
meyakinkan bahwa keberadaan, kelayakan dan kredibilitas
lembaga yang bersangkutan telah sesuai dengan kriteria yang
ditentukan.
Verifikasi proposal dapat dilakukan dengan cara:
b. Mengundang Pokja PUG yang terpilih sebagai nominasi
calon penerima bantuan dana untuk mempresentasikan
program yang diusulkan pada pertemuan yang
diselenggarakan oleh Direktorat Pembinaan Pendidikan
Masyarakat.
PENINGKATAN KAPASITAS POKJA PENGARUSUTAMAAN GENDER
(PUG) BIDANG PENDIDIKAN KABUPATEN/KOTA
17
c. Melakukan visitasi atau kunjungan lapangan (sesuai
ketersediaan anggaran) terhadap Pokja PUG yang dianggap
perlu dikunjungi untuk memastikan kebenaran (objektifitas)
kondisi dan keberadaan lembaga.
d. Klarifikasi dan konfirmasi tentang kebenaran dokumen
dalam proposal melalui surat atau telepon kepada Pokja
PUG calon penerima bantuan dana atau kepada Dinas
Pendidikan setempat.
3. Penetapan lembaga Pokja PUG sebagai penerima bantuan
Berdasarkan hasil penilaian proposal dan verifikasi terhadap
Pokja PUG calon penerima bantuan dana, Pejabat Pembuat
Komitmen pada Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat
mengajukan daftar nominasi calon Pokja PUG penerima
bantuan dana kepada Direktur Pembinaan Pendidikan
Masyarakat untuk memperoleh persetujuan.
Berdasarkan persetujuan Direktur Pembinaan Pendidikan
Masyarakat, maka Pejabat Pembuat Komitmen pada Direktorat
Pembinaan Pendidikan Masyarakat menetapkan Pokja PUG
penerima bantuan dana dengan menerbitkan Surat Keputusan
tentang daftar Pokja PUG penerima bantuan dana. Direktorat
Pembinaan Pendidikan Masyarakat dapat mengirimkaan surat
keputusan tersebut kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota
setempat untuk digunakan sebagai bahan pembinaan terhadap
Pokja PUG penerima bantuan dana tersebut.
4. Penandatanganan Akad Kerjasama
Berdasarkan Surat Keputusan tentang penetapan Pokja PUG
penerima bantuan dana, kemudian dilakukan penandatanganan
akad kerjasama antara Pihak Pertama (Direktorat Pembinaan
Pendidikan Masyarakat) dan Pihak Kedua (Pokja PUG
penerima bantuan dana sebagai penyelenggara program),
sesuai dengan konsep akad kerjasama terlampir.
18
Petunjuk Teknis Pengajuan Dan Pengelolaan Bantuan
Bersamaan dengan penandatanganan akad kerjasama tersebut,
Pihak Kedua juga menandatangani kuitansi penerimaan dana,
dan dokumen lain yang diperlukan untuk proses pencairan
dana.
5. Penyaluran Bantuan Dana
Berdasarkan dokumen yang telah ditandatangan seperti
disebutkan di atas, kemudian Direktorat Pembinaan Pendidikan
Masyarakat memproses penyaluran bantuan dana kepada Pokja
PUG (penerima bantuan dana sebagai penyelenggara program),
melalui mekanisme sebagai berikut:
a. Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat mengajukan
usulan penyaluran dana kepada Biro Keuangan Kementerian
Pendidikan Nasional untuk memperoleh Surat Perintah
Membayar (SPM).
b. Biro Keuangan Kemdiknas mengajukan SPM ke Kantor
Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Jakarta III
untuk proses penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana
(SP2D).
c. KPPN Jakarta III meminta bank penyalur untuk mentransfer
dana ke rekening Pokja PUG sesuai daftar yang tercantum
dalam surat keputusan tentang penetapan Pokja PUG
penerima bantuan dana.
d. Pengambilan dana harus dilakukan oleh ketua Pokja PUG
yang namanya tercantum dalam surat keputusan tentang
penetapan lembaga/organisasi penerima bantuan dana.
E. Catatan Khusus
1. Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat Direktorat
Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal
Kementerian Pendidikan Nasional beserta jajarannya, tidak
PENINGKATAN KAPASITAS POKJA PENGARUSUTAMAAN GENDER
(PUG) BIDANG PENDIDIKAN KABUPATEN/KOTA
19
memungut biaya apapun untuk proses penetapan dan pencairan
dana bantuan penyelenggaraan program pendidikan masyarakat.
2. Lembaga Pokja PUG yang ditetapkan sebagai penerima bantuan
dana harus:
a. menggunakan dan mengadministrasikan dana secara tertib
dan teratur sesuai ketentuan yang berlaku;
b. mempertanggungjawabkan penggunaan dana secara
akuntabel dan transparan, sesuai dengan Akad Kerjasama
dan peraturan yang berlaku.
3. Lembaga Pokja PUG penerima bantuan dana penyelenggaraan
program pendidikan masyarakat (pada tahun yang lalu dan
sebelumnya) yang tidak menyampaikan laporan hasil
pelaksanaan kegiatannya, tidak akan diikutsertakan dalam
proses penilaian (kompetisi) proposal untuk memperoleh dana
bantuan penyelenggaraan program pendidikan masyarakat.
4. Setiap lembaga Pokja PUG penerima bantuan dana
penyelenggaraan program peningkatan kapasitas Pokja PUG
Bidang Pendidikan Kabupaten/Kota harus berkoordinasi
dengan instansi perpajakan setempat untuk memenuhi ketentuan
yang berkaitan dengan perpajakan.
BAB IV
PEMANTAUAN DAN PELAPORAN
A. Pemantauan dan Evaluasi
Untuk memastikan pelaksanaan program berjalan dengan baik
sesuai dengan tujuan program dan hasil yang diharapkan, maka:
1. Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat beserta
jajarannya, memiliki kewenangan untuk melakukan pemantauan
pelaksanaan program secara berkala terhadap Pokja PUG
penerima bantuan dana penyelenggaraan program peningkatan
kapasitas Pokja PUG Bidang Pendidikan Kabupaten/Kota.
2. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan pejabat terkait
di Kabupaten/Kota, diharapkan dapat melakukan pemantauan
terhadap Pokja PUG penerima bantuan dana penyelenggaraan
program peningkatan kapasitas Pokja PUG Bidang Pendidikan
Kabupaten/Kota secara berjenjang.
Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan pelaksanaan
program sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka evaluasi
program dapat dilakukan oleh Direktorat Pembinaan Pendidikan
Masyarakat dan pihak-pihak terkait.
B. Pelaporan
Setiap Pokja PUG penerima bantuan dana penyelenggaraan
program peningkatan kapasitas Pokja PUG Bidang Pendidikan
Kabupaten/Kota, wajib menyusun dan membuat laporan untuk
memenuhi persyaratan administrasi dan sebagai bukti
pertanggungjawaban dan akuntabilitas pengelolaan dana bantuan
yang telah diterima.
Pelaporan dilakukan dengan dua tahap, yaitu:
20
Petunjuk Teknis Pengajuan Dan Pengelolaan Bantuan
PENINGKATAN KAPASITAS POKJA PENGARUSUTAMAAN GENDER
(PUG) BIDANG PENDIDIKAN KABUPATEN/KOTA
21
1. Pertama; laporan awal, yang memuat tentang pemberitahuan
bahwa dana telah diterima dan menjelaskan secara singkat
rencana dan jadwal pelaksanaan kegiatan. Format laporan
awal, terlampir.
Laporan awal harus disampaikan kepada Direktorat Pembinaan
Pendidikan Masyarakat paling lambat 1 (satu) minggu setelah
menerima bantuan dana.
2. Kedua; laporan akhir (laporan lengkap), yang memuat tentang
hasil pelaksanaan kegiatan, mulai dari perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi serta tindak lanjut program.
Laporan akhir pelaksanaan kegiatan disusun sesuai dengan
kondisi objektif di lapangan (mengacu pada format laporan
akhir, terlampir), antara lain memuat tentang:
a) uraian tentang persiapan pelaksanaan kegiatan;
b) jadwal pelaksanaan kegiatan;
c) objek dan lokasi sasaran program;
d) pelatih/narasumber yang mendukung pelaksanaan program;
e) s a r a n a / t e m p a t , f a s i l i t a s , a l a t d a n b a h a n
pembelajaran/pelatihan yang digunakan;
f) dukungan yang diperoleh dari pihak-pihal terkait dalam
pelaksanaan program;
g) hambatan/kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan
program;
h) hasil yang dicapai dalam pelaksanaan program dan rencana
tindaklanjut kegiatan pasca program;
i) rincian penggunaan dana.
Laporan akhir pelaksanaan kegiatan ini harus dilampiri
dengan:
a. data dan profil Pokja PUG penyelenggara program;
b. bukti/kuitansi pengeluaran dana, termasuk setoran pajak
sesuai ketentuan yang berlaku;
22
Petunjuk Teknis Pengajuan Dan Pengelolaan Bantuan
c. foto dokumentasi pelaksanaan;
d. dokumen pendukung lainnya yang diperlukan.
Laporan akhir pelaksanaan kegiatan disusun dan
digandakan minimal rangkap 5 (lima), dan harus
disampaikan paling lambat 2 (dua) minggu setelah
keseluruhan program selesai dilaksanakan. Laporan
dikirim kepada:
Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat,
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini,
Nonformal, dan Informal, Kementerian Pendidikan
Nasional Gedung E Lantai 6, Jalan Jenderal
Sudirman, Senayan, Jakarta 10270, sebanyak
rangkap 2 (dua);
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi, sebanyak
rangkap 1 (satu);
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota setempat,
sebanyak rangkap 1 (satu);
Arsip untuk Pokja PUG penyelenggara program,
sebanyak rangkap 1 (satu).
PENINGKATAN KAPASITAS POKJA PENGARUSUTAMAAN GENDER
(PUG) BIDANG PENDIDIKAN KABUPATEN/KOTA
23
BAB V
PENUTUP
Demikian Petunjuk Teknis Pengajuan dan Pengelolaan Bantuan
Penyelenggaraan Program Peningkatan Kapasitas Pokja PUG Bidang
Pendidikan Kabupaten/Kota ini disusun secara singkat dan jelas, agar
dapat dipedomani oleh para Pokja PUG penerima bantuan dana
sebagai penyelenggara dan pengelola program dalam mengajukan
proposal, mempersiapkan penyelenggaraan program, melaksanakan
dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan program, serta
menindaklanjuti hasil pelaksanaan program.
Melalui berbagai penjelasan yang tertera dalam petunjuk teknis
ini, diharapkan proses penyelenggaraan program peningkatan kapasitas
Pokja PUG Bidang Pendidikan Kabupaten/Kota ini dapat dilaksanakan
dan dipertanggungjawabkan dengan baik dan transparan dan
memperoleh hasil yang optimal dalam upaya peningkatan kuantitas,
kualitas dan kebermaknaan penyelenggaraan program pendidikan
masyarakat ke depan.
Untuk konfirmasi dan klarifikasi lebih lanjut, dapat menghubungi
Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Direktorat Jenderal
Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal, Kementerian
Pendidikan Nasional, dengan alamat: Kompleks Kemendiknas, Gedung
E Lantai 6, Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta, 10270, Telepon
(021) 5725575, Faksimile (021) 5725039, E-mail: , atau Website:
http///.kemdiknas.go.id/pnfi/dikmas
Lampiran 1.
AKAD KERJASAMA
NOMOR :...................
DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN MASYARAKAT
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
NON FORMAL DAN INFORMAL
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
DENGAN
LEMBAGA/ORGANISASI ..........................
TENTANG
KERJASAMA PENYELENGGARAAN PROGRAM
PENINGKATAN KAPASITAS
POKJA PUG BIDANG PENDIDIKAN KAB./KOTA TAHUN 2011
Pada hari ini ....................... tanggal ........................... bulan ................ tahun
dua ribu sepuluh, kami yang bertandatangan di bawah ini:
1. Nama
: …………………………
NIP
: …………………………
Jabatan
: …………………………
Alamat
: Kompleks Kementerian Pendidikan Nasional Gedung
E Lantai VI, Jalan Jenderal Sudirman, Senayan Jakarta Pusat 10270
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Direktorat Pembinaan Pendidikan
Masyarakat Kementerian Pendidikan Nasional, dan untuk selanjutnya
disebut sebagai Pihak Pertama.
2. Nama
: …………………………
Jabatan
: …………………………
Alamat
: …………………………
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Lembaga/Organisasi
………………… dan untuk selanjutnya disebut sebagai Pihak Kedua.
24
Petunjuk Teknis Pengajuan Dan Pengelolaan Bantuan
PENINGKATAN KAPASITAS POKJA PENGARUSUTAMAAN GENDER
(PUG) BIDANG PENDIDIKAN KABUPATEN/KOTA
25
Secara bersama-sama, PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA selanjutnya
disebut sebagai PARA PIHAK, berdasarkan pertimbangan:
1. Bahwa PIHAK PERTAMA sebagai institusi yang bertugas melakukan
pembinaan dan pengembangan program pendidikan masyarakat.
2. Bahwa PIHAK KEDUA sebagai Lembaga/Organisasi yang
menyelenggarakan program pendidikan masyarakat.
para pihak bersepakat bekerjasama untuk menyelenggarakan program
peningkatan kapasitas pokja pengarusutamaan gender (pug)
bidang pendidikan kabupaten/kota, dengan ketentuan sebagaimana diatur
pada pasal-pasal berikut:
Pasal 1
TUJUAN KERJASAMA
Akad kerjasama ini bertujuan memperkuat kelembagaan dan meningkatkan
kapasitas, serta kapabilitas Pokja PUG Bidang Pendidikan Kabupaten/Kota
sebagai forum pelayanan pengarusutamaan gender bidang pendidikan di
kabupaten/kota, sehingga memiliki komitmen untuk:
1. mengambil kebijakan yang responsif gender dalam penyusunan
perencanaan, pengelolaan, pelaksanaan, pemantauan, dan penilaian di
bidang pendidikan;
2. memfasilitasi penguatan Pokja PUG Bidang Pendidikan di kabupaten/kota
dalam upaya peningkatan kualitas layanan pengarusutamaan gender
bidang pendidikan;
3. menyediakan dan menyiapkan nara sumber ahli dalam layanan pendidikan
yang responsif hasil belajar anak laki-laki dan pendidikan responsif
perempuan dewasa.
Pasal 2
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
1. Tugas dan tanggung jawab PIHAK PERTAMA adalah:
a. memproses administrasi pencairan dana kepada PIHAK KEDUA,
setelah akad kerjasama ditandatangani oleh PARA PIHAK;
b. memberikan bimbingan teknis pelaksanaan program kepada PIHAK
KEDUA;
c. memantau dan mengevaluasi pelaksanaan program yang dilaksanakan
oleh PIHAK KEDUA;
26
Petunjuk Teknis Pengajuan Dan Pengelolaan Bantuan
d. memproses pencairan dana kepada PIHAK KEDUA melalui KPPN
Jakarta III sesuai peraturan dan ketentuan yang berlaku;
e. menghentikan proses pencairan dana kepada PIHAK KEDUA, jika
ditemukan hal-hal yang diduga berpotensi merugikan keuangan
negara.
2. Tugas dan tanggung jawab PIHAK KEDUA adalah:
a. menandatangani Surat Pernyataan dan Tanggung Jawab Mutlak
untuk melaksanakan program;
b. menyusun rencana dan jadwal kegiatan penyelenggaraan program;
c. memberitahukan dan mengkoordinasikan pelaksanaan program
kepada Dinas Pendidikan Provinsi dan Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota setempat;
d. mengadministrasikan dan mempertanggungjawabkan penggunaan
dana secara transparan dan akuntabel sesuai ketentuan yang berlaku;
e. menjamin terselenggaranya pelaksanaan program sesuai rencana
kegiatan dan target sasaran yang ditentukan dalam petunjuk teknis
penyelenggaraan program;
f. melaporkan hasil pelaksanaan program kepada PIHAK PERTAMA
dengan tembusan kepada Dinas Pendidikan Provinsi dan
Kabupaten/Kota setempat.
Pasal 3
PENYALURAN DAN PENGGUNAAN DANA
1. Untuk melaksanakan program sebagaimana dimaksud pada pasal 2 ayat
2 di atas, PIHAK PERTAMA memberikan dana kepada PIHAK KEDUA
sebesar Rp. 100.000 .000,- ( seratus juta rupiah).
2. Dana sebagaimana dimaksud pada ayat 1 di atas, dibebankan pada
anggaran Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Direktorat
Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan
Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal, Kementerian Pendidikan
Nasional Tahun 2011, Nomor …………/-/2011 tanggal …. Maret 2011
dengan kode anggaran ……………..
3. PIHAK PERTAMA menyalurkan dana sebagaimana dimaksud pada
ayat 1 di atas kepada PIHAK KEDUA melalui Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara (KPPN) Jakarta III dengan mentransfer kepada:
Nama Bank
:
Nomor Rekening
:
Atas Nama
:
PENINGKATAN KAPASITAS POKJA PENGARUSUTAMAAN GENDER
(PUG) BIDANG PENDIDIKAN KABUPATEN/KOTA
27
4. Dana sebagaimana dimaksud pada ayat 1 di atas, digunakan oleh PIHAK
KEDUA untuk penyelenggaraan program sesuai rencana kegiatan dan
target sasaran yang ditentukan dalam petunjuk teknis penyelenggaraan
program.
5. Biaya administrasi dan perpajakan yang terkait dengan penyelenggaraan
program, ditanggung oleh PIHAK KEDUA sesuai ketentuan yang
berlaku.
Pasal 4
SANKSI
1. Jika PIHAK KEDUA ternyata tidak menggunakan dana sesuai
rencana kegiatan dan target sasaran yang ditentukan dalam petunjuk
teknis penyelenggaraan program, maka PIHAK KEDUA wajib
mengembalikan dana ke Kantor Kas Negara melalui bank
pemerintah.
2. Apabila PIHAK KEDUA ternyata tidak mengembalikan dana
sebagaimana dimaksud pada ayat 1 di atas, maka PIHAK
PERTAMA dapat melaporkan PIHAK KEDUA kepada pihak
berwenang.
Demikian Akad Kerjasama ini dibuat dan ditandatangani oleh PARA PIHAK
di Jakarta dalam rangkap 5 (lima), di atas materai enam ribu, dan masingmasing memiliki kekuatan hukum yang sama.
PARA PIHAK
PIHAK PERTAMA
PIHAK KEDUA
Materai
Rp. 6.000
----------------------------
----------------------------
Pasal 5
TANGGUNG JAWAB MUTLAK
PIHAK KEDUA bertanggung jawab mutlak atas pelaksanaan program dan
pengelolaan keuangan.
Pasal 6
KETENTUAN PENUTUP
1. Hal-hal lain yang belum diatur dalam Akad Kerjasama ini, akan diatur
lebih lanjut dalam ketentuan tersendiri, dan merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari Akad Kerjasama ini.
2. Akad Kerjasama ini berlaku sejak ditandatangani oleh P
Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini,
Nonformal dan Informal
Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia menegaskan bahwa setiap
orang berhak memperoleh pendidikan yang layak dan berkualitas
tanpa memandang usia, jenis kelamin, ras, golongan ataupun agama
tertentu. Pendidikan sebagai bagian dari hak asasi manusia dengan
demikian harus ditujukan ke arah pengembangan pribadi seutuhnya
yang mempertebal penghargaan terhadap kebebasan hakiki,
menumbuhkan dan menggalakkan sikap saling pengertian, toleransi,
persahabatan, dan perdamaian.
Pendidikan Masyarakat sebagai bagian penting dari pendidikan
orang dewasa yang melayani Pendidikan Keaksaraan, Pendidikan
Kecakapan Hidup dan Kewirausahaan, Peningkatan Budaya Baca
Masyarakat, Pendidikan Perempuan dan Pengarusutamaan Gender,
dan Pendidikan Keorangtuaan, harus dipandang dalam kerangka
pemenuhan hak asasi manusia dan prinsip-prisip inklusi untuk
pembangunan manusia seutuhnya sesuai dengan tujuan dari Pendidikan
untuk Semua (PUS). Pengakuan terhadap pentingnya pendidikan
masyarakat ditunjukkan secara implisit dalam pemaknaan pendidikan
sebagai hak asasi yang harus diperoleh semua orang dan memiliki
peran yang penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sejak tahun 2010 berbagai upaya telah dilaksanakan untuk
meningkatkan mutu layanan pendidikan masyarakat melalui inisiatif
beragam program yang lebih menyentuh langsung sisi pemberdayaan
dan kesejahteraan masyarakat dalam berbagai aspeknya sebagai
program terpadu yang dilaksanakan oleh Direktorat Pembinaan
Pendidikan Masyarakat. Berbagai program tersebut difokuskan pada
masyarakat yang belum beruntung seperti masyarakat yang tinggal
di kawasan adat terpencil, di kawasan tertinggal/terluar/perbatasan,
kawasan padat buta aksara, masyarakat marjinal perkotaan, lansia,
perempuan dan anak-anak marjinal.
PENINGKATAN KAPASITAS POKJA PENGARUSUTAMAAN GENDER
(PUG) BIDANG PENDIDIKAN KABUPATEN/KOTA
i
Saya menyambut baik diterbitkannya petunjuk teknis ini sebagai
upaya untuk meningkatkan layanan pendidikan orang dewasa dengan
memperluas ketersediaan, keterjangkauan dan kualitas layanan
pendidikan masyarakat secara terarah dan terpadu. Melalui berbagai
inisiatif program ini diharapkan investasi pendidikan nasional bagi
pemenuhan hak warga negara terhadap akses pendidikan yang bermutu
dapat benar-benar dirasakan dan dilihat hasilnya oleh seluruh
masyarakat.
Saya menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberikan kontribusinya dalam penyusunan
petunjuk teknis ini. Saya mengharapkan petunjuk ini benar-benar
dapat dijadikan pedoman oleh semua pihak dalam melaksanakan
program pendidikan masyarakat secara tertib dan tepat sasaran.
Semoga, dan selamat bekerja.
Jakarta, Januari 2011
Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini,
Nonformal, dan Informal
Hamid Muhammad, Ph.D.
NIP 195905121983111001
ii
Petunjuk Teknis Pengajuan Dan Pengelolaan Bantuan
KATA PENGANTAR
Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat
Pendidikan masyarakat merupakan suatu proses dimana upaya
pendidikan yang diprakarsai pemerintah diwujudkan secara terpadu
dengan upaya penduduk setempat untuk meningkatkan kondisi sosial,
ekonomi, dan budaya yang lebih bermanfaat dan memberdayakan
masyarakat.
Pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan masyarakat berbasis
pada kerangka kerja “Aksara Membangun Peradaban” dalam program
Aksara Agar Berdaya (AKRAB!). Dengan demikian ukuran capaian
kompetensi keberaksaraan masyarakat berubah dari membaca, menulis,
dan berhitung teknis ke kemampuan memanfaatkan keberaksaraan
untuk meningkatkan kualitas hidup diri dan lingkungannya. Tujuan
Aksara Agar Berdaya (AKRAB!) adalah meningkatkan keberaksaraan
penduduk dewasa yang masih mempunyai keterbatasan keaksaraan
atau masih melek aksara parsial. Tingkat keberaksaraan yang memadai
dapat meningkatkan kemampuan seseorang untuk mengakses informasi
yang dapat digunakan untuk beradaptasi dan mengatasi berbagai
masalah ekonomi, sosial, dan budaya.
Saat ini masyarakat ditingkatkan keberaksaraannya dan diarahkan
untuk menguasai ragam keaksaraan melalui program Keaksaraan
Dasar, Keaksaraan Usaha Mandiri, Aksara Kewirausahaan, Keaksaraan
Keluarga, dan Keaksaraan Bencana. Peningkatan budaya tulis
dikembangkan melalui Koran Ibu, dan peningkatan budaya baca
dilaksanakan melalui Taman Bacaan Masyarakat (TBM). Sejalan
dengan program-program tersebut juga dilaksanakan sejumlah program
pendidikan pemberdayaan perempuan dan partisipasi anak untuk
meningkatkan harkat, martabat dan kualitas perempuan dan anak
melalui program kecakapan hidup perempuan dan anak, program
pencegahan tindak pidana perdagangan orang, serta program kesetaraan
dan keadilan gender.
PENINGKATAN KAPASITAS POKJA PENGARUSUTAMAAN GENDER
(PUG) BIDANG PENDIDIKAN KABUPATEN/KOTA
iii
Untuk memastikan kelayakan layanan pendidikan masyarakat
bagi seluruh lapisan masyarakat, peningkatan keberaksaraan penduduk
dewasa ini disertai dengan pelaksanaan misi kesetaraan yang tidak
mendiskriminasikan para pihak, sehingga terjamin kepastian
memperoleh layanan pendidikan untuk semua. Di dunia terdapat 796
juta orang penduduk buta aksara, sebanyak 8,3 juta orang terdapat di
Indonesia. Sebanyak 65% penduduk buta aksara di Indonesia adalah
perempuan. Hal ini menunjukkan adanya ketidaksetaraan gender
untuk pendidikan orang dewasa. Walau keaksaraan bukan tujuan
eksplisit pencapaian tujuan pembangunan millennium (MDG’s), tetapi
keaksaraan menunjukkan dasar dari pencapaian pendidikan dasar
universal. Keaksaraan terutama bagi perempuan dapat meningkatkan
mata pencaharian, perbaikan kesehatan ibu dan anak, mengurangi
risiko tertular HIV dan AIDS, dan mempermudah akses perempuan
generasi berikutnya terhadap pendidikan sehingga dapat mengurangi
kemiskinan, menunda usia perkawinan, mengurangi tingkat kesuburan,
dan meningkatkan harkat dan martabat perempuan.
Saya ucapkan terima kasih dan penghargaan kepada berbagai
pihak atas kontribusi dan perannya dalam penyusunan Petunjuk Teknis
Pengajuan dan Pengelolaan Bantuan Penyelenggaraan Program
Peningkatan Kapasitas Pokja Pengarusutamaan Gender (PUG) Bidang
Pendidikan Provinsi ini. Akhirnya semoga petunjuk teknis yang
disusun dengan kesungguhan, komitmen, dan keikhlasan ini dapat
bermanfaat untuk kita semua, dengan harapan semoga Allah SWT
memberikan rakhmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Amin.
Jakarta, Januari 2011
Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat
DAFTAR ISI
SAMBUTAN DIRJEN PAUDNI
......................................... i
PENGANTAR DIREKTUR PEMBINAAN
PENDIDIKAN MASYARAKAT
..................................... iii
DAFTAR ISI
....................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
.........................................
A. Latar Belakang
.....................................................
B. Dasar Hukum
.......................................................
C. Tujuan Petunjuk Teknis
..............................................
1
1
5
6
BAB II PENINGKATAN KAPASITAS POKJA
PENGARUSUTAMAAN GENDER (PUG) BIDANG
PENDIDIKAN KABUPATEN/KOTA
..............................
A. Pengertian
.........................................................
B. Sasaran
..........................................................
C. Tujuan Kegiatan
.....................................................
D. Hasil yang Diharapkan
...............................................
E. Deskripsi Kegiatan
.................................................
F. Alokasi dan Rincian Penggunaan Dana
........................
7
7
7
8
8
9
12
PENINGKATAN KAPASITAS POKJA PENGARUSUTAMAAN GENDER
(PUG) BIDANG PENDIDIKAN KABUPATEN/KOTA
v
Ella Yulaelawati, M.A., Ph.D
NIP. 195804091984022001
iv
Petunjuk Teknis Pengajuan Dan Pengelolaan Bantuan
BAB III PROSEDUR PENGAJUAN DAN PENYALURAN
BANTUAN
................................................
A. Penerima Bantuan
................................................
B. Syarat Penerima Bantuan
.....................................
C. Tatacara Pengajuan Bantuan
.....................................
D. Proses Penyaluran Bantuan
.....................................
E. Catatan Khusus
............................................
14
14
14
15
16
19
BAB IV PEMANTAUAN DAN PELAPORAN ................ 21
A. Pemantauan dan Evaluasi
......................................... 21
B. Pelaporan
........................................................ 21
BAB V PENUTUP
..................................................... 24
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Format Akad Kerjasama
............................................
2. Format Cover Proposal
.........................................
3. Format Rekomendasi Proposal
...................................
4. Format Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak ..........
5. Format Acuan Sistematika Penyusunan Proposal ...........
6. Format Profil Rinci Lembaga/Organisasi
....................
7. Format Acuan Rincian Rencana Penggunaan Dana ........
8. Format Laporan Awal Pelaksanaan Program
…….....…
9. Format Laporan Akhir Pelaksanaan Program
….........…
10. Format Contoh Rekapitulasi Rincian Penggunaan Dana ....
vi
Petunjuk Teknis Pengajuan Dan Pengelolaan Bantuan
25
30
31
32
33
34
38
40
41
42
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebijakan pengarusutamaan gender merupakan perjalanan
panjang dari usaha global dan nasional dalam menanggapi
kesenjangan gender diberbagai segi kehidupan, termasuk bidang
pendidikan. Hal ini tercermin dari berbagai kesepakatan global
antara lain Konvensi tentang penghapusan segala bentuk
diskriminasi terhadap perempuan (CEDAW) yang diratifikasi
menjadi Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984. Tonggak sejarah
dalam upaya meningkatkan kesetaraan gender diukir dalam
Konferensi Perempuan Sedunia ke 4 di Beijing tahun 1995 yang
menghasilkan suatu kerangka kerja kebijakan global untuk
memajukan kesetaraan gender. Kebijakan global tersebut
ditindaklanjuti oleh Pemerintah Indonesia dengan ditetapkannya
Instruksi Presiden (INPRES) No 9 Tahun 2000, yang
menginstruksikan seluruh Kementerian, Lembaga di tingkat
nasional dan daerah untuk mengarusutamakan gender di seluruh
kegiatan pembangunan.
Khusus di bidang pendidikan, pertemuan Dakar (April, 2000)
dengan tema “Education for all” juga menjadi kesepakatan untuk
dilaksanakan oleh Indonesia. Pada tahun yang sama di bulan
September diadakan KTT Millenium (MDGs) di Markas Besar
PBB yang dihadiri oleh pimpinan dan wakil-wakil dari 189
negara, termasuk Indonesia, mendiskusikan dan merenungkan
nasib sebagaian umat manusia yang terancam masa depannya.
Pertemuan itu menghasilkan kesepakatan-kesepakatan dengan
menetapkan delapan tujuan, dua diantaranya adalah di bidang
PENINGKATAN KAPASITAS POKJA PENGARUSUTAMAAN GENDER
(PUG) BIDANG PENDIDIKAN KABUPATEN/KOTA
1
pendidikan dan kesetaraan gender. Tujuan MDGs bidang pendidikan
pada tahun 2015 adalah menjamin semua anak laki-laki maupun
perempuan dimanapun dapat menyelesaikan pendidikan dasar.
Sementara itu, tujuan MDGs untuk mendorong kesetaraan gender
dan pemberdayaan perempuan adalah menghilangkan ketimpangan
gender di tingkat pendidikan dasar dan lanjutan pada tahun 2005,
serta di semua jenjang pendidikan tidak lebih dari tahun 2015.
Meskipun semua unsur masyarakat terlibat, namun inti dari
kesepakatan-kesepakatan itu sejatinya menjadi tanggung jawab
negara, yaitu sampai seberapa jauh usaha-usaha negara tersebut
melaksanakannya secara konsekwen.
Laporan MDGs Indonesia 2010 menunjukkan kemajuan yang
cukup signifikan untuk target bidang pembangunan pendidikan.
Rasio Angka Partisipasi murni (APM) perempuan terhadap lakilaki pada tingkat SD/MI/Paket A telah mencapai 99,73, hampir
menutup kesenjangan gender. Di tingkat SMP/MTs/Paket B telah
mencapai 101,99. Selain itu telah banyak perempuan yang
mendapatkan akses ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi.
Demikian juga untuk tingkat melek huruf perempuan usia 15-24
tahun yang hampir mendekati angka 100 persen. Keberhasilan
juga diperlihatkan dengan meningkatnya jumlah program dan
kebijakan yang responsif gender, meningkatnya pemahaman
kesetaraan gender baik di tingkat nasional maupun di tingkat
provinsi/kabupaten/kota, serta jumlah publikasi tentang gender
yang telah diterbitkan.
Usaha pendekatan perspektif gender di bidang pendidikan di
Indonesia dapat dikatakan tergolong maju. Namun, para pakar
berpendapat bahwa capaian-capaian kuantitatif tersebut tidak sertamerta menjadi indikator kemajuan pendidikan bermutu. Pendidikan
dasar meskipun telah mencapai target MDGs akan tetapi belum
dianggap merata, khususnya di 3 provinsi kawasan timur (Papua,
Papua Barat, dan Maluku). Demikian pula dipertanyakan terbukanya
pemerataan akses pendidikan tidak selalu sejalan dengan mutu
2
Petunjuk Teknis Pengajuan Dan Pengelolaan Bantuan
pendidikan. Dari semua keberhasilan seperti yang diungkapkan
di atas, ada beberapa isu gender yang patut menjadi perhatian
bersama. Beberapa kasus memperlihatkan keadaan yang justru
terbalik dari anggapan umum selama ini. Terdapat kecenderungan
yang memperlihatkan bahwa angka partisipasi sekolah, angka
kelulusan, maupun indeks prestasi siswa perempuan lebih tinggi
dibandingkan siswa laki-laki, sebaliknya siswa yang meninggalkan
sekolah (drop out) lebih banyak anak laki-laki dibandingkan
dengan anak perempuan. Oleh sebab itu, dengan dinamika yang
terjadi sekarang ini, menunjukkan bahwa persoalan kesenjangan
gender tidak selalu berarti keterpurukan perempuan. Pergeseran
tersebut harus dicermati dan dicarikan solusinya dalam
meningkatkan kesetaraan gender. Dalam hal ini Kementerian
Pendidikan Nasional yang merupakan salah satu pionir dalam hal
pelaksanaan pengarusutamaan gender (PUG) dapat menjadi contoh
sekaligus menjadi tempat pembelajaran proses pelaksanaan PUG.
Komitmen untuk melakukan pengarusutamaan gender bidang
pendidikan yang tertuang dalam Rencana Strategis Kementerian
Pendidikan Nasional terus dikawal dan diimplementasikan melalui
penguatan kapasitas pengambil kebijakan di daerah
(provinsi/kabupaten/kota). Mulai tahun 2003 provinsi sudah
mendapatkan fasilitasi dan advokasi untuk menguatkan pengambil
kebijakan agar setiap kebijakan, program, dan kegiatan dalam
bidang pembangunan pendidikan di daerah mengintegrasikan
dimensi keadilan dan kesetaraan gender. Sementara kabupaten/kota
baru diberikan fasilitasi dan advokasi mulai tahun 2009, dan
sampai dengan tahun 2010 baru menjangkau 18 kabupaten/kota.
Dengan jumlah kabupaten/kota di seluruh Indonesia saat ini
sebanyak 497, maka fasilitasi dan advokasi membutuhkan waktu
yang cukup lama, apabila dilakukan dengan cara-cara yang
konvensional. Diperlukan suatu model akselerasi implementasi
pengarusutamaan gender (PUG) Bidang Pendidikan agar dimensi
keadilan dan kesetaraan gender dapat dengan segera masuk ke
PENINGKATAN KAPASITAS POKJA PENGARUSUTAMAAN GENDER
(PUG) BIDANG PENDIDIKAN KABUPATEN/KOTA
3
dalam setiap tahapan perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan
evaluasi kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan pendidikan
di kabupaten/kota.
Untuk menguatkan pencapaian yang selama ini telah dilakukan
dan menguatkan komitmen para pengambil kebijakan di daerah
(khususnya kabupaten/kota), maka pemerintah pusat melalui
Kementerian Pendidikan Nasional berupaya secara terus- menerus
berkoordinasi dengan Pokja Pengarusutamaan Gender (PUG)
Bidang Pendidikan di Kabupaten/Kota untuk mengintegrasikan
dimensi keadilan dan kesetaraan gender bidang pendidikan di
Kabupaten/Kota
Untuk menguatkan dan memperluas implementasi program
ini, Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat pada tahun
2011, akan memperkuat kerjasama dengan Pusat Studi
Wanita/Gender (PSW/G) yang berada di Perguruan Tinggi yang
selama ini memiliki sumber daya potensial untuk menjadi fasilitator,
pelatih, dan nara sumber dalam mengintegrasikan dimensi keadilan
dan kesetaraan gender dalam pembangunan pendidikan dan upaya
pencegahan tindak pidana perdagangan orang. Bentuk fasilitasi
dan advokasi yang diberikan oleh PSW/G dapat berupa penyediaan
nara sumber, pelatih, dan fasilitator program.
Untuk memberikan rambu-rambu dan panduan bagi Pokja
Pengarusutamaan Gender (PUG) Bidang Pendidikan di
Kabupaten/Kota dan pihak terkait dalam pengajuan dan pengelolaan
bantuan program peningkatan kapasitas Pokja PUG bidang
pendidikan di Kabupaten/Kota tahun 2011, maka disusunlah
”Petunjuk Teknis Pengajuan dan Pengelolaan Bantuan
Penyelenggaraan Program Peningkatan Kapasitas Pokja
Pengarusutamaan Gender (PUG) Bidang Pendidikan
Kabupaten/Kota”.
4
Petunjuk Teknis Pengajuan Dan Pengelolaan Bantuan
B. Dasar Hukum
1. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang Ratifikasi
Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap
Wanita;
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional;
3. Undang-undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Perdagangan Orang;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional
Pendidikan;
5. Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2010 tentang perubahan
atas peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang
Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kementerian Negara serta
Susunan Organisasi Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian
Negara;
6. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Seluruh Bidang Pembangunan;
7. Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2006 tentang Gerakan
Nasional Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan
Dasar Sembilan Tahun dan Pemberantasan Buta Aksara (GNPPWB/PBA);
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2006
tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Gerakan Nasional
Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar
Sembilan Tahun dan Pemberantasan Buta Aksara
(GNPPWB/PBA);
9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 84 Tahun 2008
tentang Pengarusutamaan Gender Bidang Pendidikan;
10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 36 Tahun 2010
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan
Nasional;
PENINGKATAN KAPASITAS POKJA PENGARUSUTAMAAN GENDER
(PUG) BIDANG PENDIDIKAN KABUPATEN/KOTA
5
11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 48 tahun 2010
tentang Rencana Strategis Pembangunan Pendidikan Nasional
Tahun 2010 – 2014;
12. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Direktorat
Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Direktorat Jenderal
Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Tahun
2011.
C. Tujuan Petunjuk Teknis
Petunjuk Teknis Pengajuan dan Pengelolaan Bantuan
Penyelenggaraan Program Peningkatan Kapasitas Pokja
Pengarusutamaan Gender (PUG) Bidang Pendidikan
Kabupaten/Kota ini bertujuan:
1. Sebagai panduan bagi Pokja PUG Bidang Pendidikan di
Kabupaten/Kota untuk menyusun dan mengajukan proposal
dalam rangka mendapatkan bantuan, menyelenggarakan dan
melaksanakan program kegiatan, serta mengelola dan
mempertanggungjawabkan pemanfaatan bantuan dana secara
akuntabel dan transparan.
2. Sebagai panduan bagi petugas teknis Direktorat Pembinaan
Pendidikan Masyarakat dalam menilai dan menyeleksi proposal,
menetapkan Pokja PUG Bidang Pendidikan Kabupaten/Kota
sebagai penerima bantuan penyelenggaraan program,
menyalurkan dana, serta melakukan pembinaan dan pemantauan
terhadap lembaga/organisasi penyelenggara program.
6
Petunjuk Teknis Pengajuan Dan Pengelolaan Bantuan
BAB II
PROGRAM PENINGKATAN KAPASITAS POKJA PUG
BIDANG PENDIDIKAN KABUPATEN/KOTA
A. Pengertian
1. Peningkatan Kapasitas Pokja PUG Bidang Pendidikan
Kabupaten/Kota merupakan upaya memperkuat kapasitas dan
kapabilitas kelembagaan Pokja PUG bidang pendidikan sebagai
forum pelayanan pengarusutamaan gender bidang pendidikan
di tingkat provinsi untuk meningkatkan koordinasi dengan
berbagai pemangku kepentingan dalam proses penyusunan
kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan
penilaian pendidikan untuk mewujudkan keadilan dan
kesetaraan gender pada semua jalur, jenis, dan jenjang
pendidikan.
2. Bantuan peningkatan kapasitas Pokja PUG Bidang Pendidikan
Kabupaten/Kota merupakan bantuan yang diberikan oleh
Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat kepada Pokja
PUG Bidang Pendidikan Kabupaten/Kota untuk digunakan
sebagai biaya operasional penyelenggaraan program kegiatan
penguatan kelembagaan dan peningkatan koordinasi dengan
berbagai pemangku kepentingan di tingkat kabupaten/kota.
B. Sasaran Program
Sasaran program atau penerima manfaat penyelenggaraan
program peningkatan kapasitas Pokja PUG Bidang Pendidikan
Kabupaten/Kota ini adalah unsur pejabat pemerintah daerah dan
pemangku kepentingan (pendidik dan tenaga kependidikan)
pengembangan layanan pengarusutamaan gender bidang pendidikan
di kabupaten/kota.
PENINGKATAN KAPASITAS POKJA PENGARUSUTAMAAN GENDER
(PUG) BIDANG PENDIDIKAN KABUPATEN/KOTA
7
C. Tujuan Program
Penyelenggaraan program peningkatan kapasitas Pokja PUG
Bidang Pendidikan Kabupaten/Kota ini bertujuan untuk
memperkuat kelembagaan dan meningkatkan kapasitas, serta
kapabilitas Pokja PUG Bidang Pendidikan Kabupaten/Kota sebagai
forum pelayanan pengarusutamaan gender bidang pendidikan di
kabupaten/kota, sehingga memiliki komitmen untuk:
1. Sebagai panduan bagi Pokja PUG Bidang Pendidikan di
Kabupaten/Kota untuk menyusun dan mengajukan proposal
dalam rangka mendapatkan bantuan, menyelenggarakan dan
melaksanakan program kegiatan, serta mengelola dan
mempertanggungjawabkan pemanfaatan bantuan dana secara
akuntabel dan transparan.
2. Sebagai panduan bagi petugas teknis Direktorat Pembinaan
Pendidikan Masyarakat dalam menilai dan menyeleksi proposal,
menetapkan Pokja PUG Bidang Pendidikan Kabupaten/Kota
sebagai penerima bantuan penyelenggaraan program,
menyalurkan dana, serta melakukan pembinaan dan pemantauan
terhadap lembaga/organisasi penyelenggara program.
D. Hasil yang Diharapkan
Hasil yang diharapkan melalui penyelenggaraan program
peningkatan kapasitas Pokja PUG Bidang Pendidikan
Kabupaten/Kota ini adalah:
1. meningkatnya kapasitas dan kapabilitas kelembagaan Pokja
PUG Bidang Pendidikan Kabupaten/Kota sebagai forum
pelayanan pengarusutamaan gender bidang pendidikan di
kabupaten/kota, yang ditandai dengan semakin tingginya
intensitas pertemuan dan kordinasi diantara pokja;
2. meningkatnya komitmen pemerintah daerah dalam mengambil
kebijakan yang responsif gender dalam penyusunan
perencanaan, pengelolaan, pelaksanaan, pemantauan, dan
penilaian di bidang pendidikan;
3. tersedianya narasumber ahli dalam layanan pendidikan yang
responsif hasil belajar anak laki-laki, dan pendidikan responsif
perempuan dewasa;
8
Petunjuk Teknis Pengajuan Dan Pengelolaan Bantuan
4. meningkatnya kegiatan fasilitasi penguatan Pokja PUG Bidang
Pendidikan di kabupaten/kota dalam upaya peningkatan kualitas
layanan pengarusutamaan gender bidang pendidikan;
5. tersedianya dan meningkatnya sumber daya manusia sebagai
focal point untuk mendukung implementasi PUG bidang
pendidikan, pendidikan pemberdayaan perempuan, dan
pencegahan tindak pidana perdagangan orang di kabupaten/kota;
6. meningkatnya pemahaman tentang pengarusutamaan gender
bagi pengambil kebijakan dan pemangku kepentingan
pendidikan di provinsi (DPRD, Bappeda, Dewan Pendidikan,
BPS, dan sebagainya);
7. meningkatnya dukungan anggaran (APBD) yang disediakan
oleh pemerintah kabupaten/kota untuk melaksanakan program
PUG bidang pendidikan;
8. tersusunnya perangkat sistem yang diperlukan untuk
mengintegrasikan dimensi keadilan dan kesetaraan bidang
pendidikan;
9. terlaksananya pengembangan model PUG bidang pendidikan
minimal di 2 (dua) kecamatan yang belum pernah mendapatkan
fasilitasi dari pusat;
10. terimplementasikannya pendidikan yang responsif gender pada
satuan pendidikan di jalur formal, nonformal, dan informal.
E. Deskripsi Kegiatan
1. Jenis kegiatan yang dilakukan dalam rangka meningkatkan
kapasitas Pokja PUG Bidang Pendidikan adalah:
a. Peningkatan kapasitas kelembagaan (capacity building)
Peningkatan kapasitas kelembagaan (capacity building)
merupakan upaya untuk meningkatkan pemahaman dan
kesadaran para pengambil kebijakan untuk
mengintegrasikan gender ke dalam setiap tahapan
pembangunan pendidikan. Kegiatan ini dapat dilakukan
melalui berbagai jenis kegiatan, yaitu: audiensi pengambil
kebijakan, RTD, FGD, dan pelatihan. Berbagai jenis
PENINGKATAN KAPASITAS POKJA PENGARUSUTAMAAN GENDER
(PUG) BIDANG PENDIDIKAN KABUPATEN/KOTA
9
b.
c.
d.
e.
10
kegiatan dirancang karena sasaran/peserta kegiatan memiliki
keragaman kesibukan, kepentingan dan relevansinya dengan
tindaklanjut kegiatan PUG pendidikan di masing-masing
level pemerintahan.
Berbagai tema yang disajikan diharapkan mucul komitmen
pengambil kebijakan yang dilandasi oleh pemahaman dan
kesadaran gender. Komitmen yang dimunculkan terwujud
melalui position paper dan Rencana Aksi Pembangunan
Pendidikan Berwawasan Gender di kabuapten/kota.
Kemitraan dengan Pusat Studi Wanita/Gender dan Lembaga
Swadaya Masyarakat
Kemitraan dengan Pusat Studi Wanita dilandasi dengan
satu pemikiran bahwa lembaga ini memiliki kompetensi,
kapabilitas, dan pengalaman dalam mengembangkan
berbagai sumber dan model implementasi PUG Bidang
Pendidikan. Potensi ini dalam jangka panjang diharapkan
menjadi pemicu untuk terintegrasikannya dimensi keadilan
dan kesetaraan gender bidang pendidikan di kabupaten/kota
Penguatan Stakeholders Pendidikan
Melakukan kerjasama dengan mitra terkait dalam
pelaksanaan gender bidang pendidikan baik dengan
Lembaga Swadaya Masyarakat, PKBM, SKB,
Yayasan/Organisasi Sosial Kemasyarakatan, Sekolah, atau
Lembaga terkait.
Penguatan Data Base Pendidikan
Tersedianya data terpilah sehingga dapat dijadikan bahan
untuk melakukan perencanaan program yang responsif
gender.
Komunikasi, Informasi, dan Edukasi
Membuat pesan-pesan standar, media-media yang berkaitan
dengan gender agar semua elemen memahami gender.
Petunjuk Teknis Pengajuan Dan Pengelolaan Bantuan
2. Tahapan Kegiatan
a. Persiapan
1) Identifikasi isu-isu gender yang masih terjadi di
kabupaten/kota sebagai bahan untuk melakukan
sosialisasi dan perencanaan program.
2) Sosialisasi program dilakukan untuk menginformasikan
tentang program yang akan dilakukan melalui sosialisasi,
advoksi, RTD, FGD PUG Bidang Pendidikan bagi para
pengambil kebijakan dan pemangku kepentingan
lainnya;
3) Identifikasi sasaran kegiatan dan sumber-sumber
pendukung, seperti: memiliki Focal Point PUG Bidang
Pendidikan kabupaten/kota, keterlibatan Pusat Studi
Wanita/Gender (PSW/G), adanya data terpilah,
diharapkan adanya dana APBD Kabupaten/Kota.
b. Pelaksanaan Kegiatan
1) Pelatihan Penyusunan Perencanaan dan Penganggaran
Pendidikan Responsif Gender (PPRG) termasuk analisis
GAP, penyusunan pernyataan anggaran gender (Gender
Budget Statement) dan TOR responsif gender.
2) Fasilitasi program PUG Bidang Pendidikan pada 2
(dua) kecamatan terpilih sebagai perluasan pelaksanaan
PUG Bidang Pendidikan.
3) Pertemuan rutin pokja
4) Monitoring dan evaluasi serta pelaporan
c. Penilaian
Kelompok Kerja (Pokja) PUG Bidang Pendidikan
Kabupaten/Kota melakukan penilaian internal terhadap
keberhasilan pelaksanaan kegiatan PUG bidang pendidikan
dengan membuat instrumen dan bahan-bahan pertanyaan
untuk diberikan kepada Focal Point PUG Bidang Pendidikan
Kabupaten/Kota, Pusat Studi Wanita/Gender (PSW/G),
PENINGKATAN KAPASITAS POKJA PENGARUSUTAMAAN GENDER
(PUG) BIDANG PENDIDIKAN KABUPATEN/KOTA
11
Lembaga/Mitra terkait dll. Kemudian hasil pertanyaan
diinput untuk dijadikan bahan pertimbangan apakah
pelaksanaan PUG bidang pendidikan telah berhasil
dilaksanakan, dalam hal ini keberhasilan program itu dinilai
oleh Pokja PUG sendiri.
F. Alokasi dan Rincian Penggunaan Bantuan
1. Alokasi Dana
Alokasi pemberian bantuan dana penyelenggaraan program
peningkatan kapasitas Pokja PUG Bidang Pendidikan
Kabupaten/Kota pada tahun 2011 ini tersedia di Direktorat
Pembinaan Pendidikan Masyarakat Direktorat Jenderal
Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal
Kementerian Pendidikan Nasional sebesar Rp 3.900.000.000.(Tiga milyar sembilan ratus juta rupiah) dengan sasaran
sebanyak 39 kabupaten/kota. Setiap kabupaten/kota akan
diberikan bantuan dana yang digunakan untuk mendukung
penyelenggaraan program dan kegiatan, yaitu sebesar Rp.
100.000.000 (seratus juta rupiah).
2. Rincian Penggunaan Dana
Rincian alokasi penggunaan dana, mengacu pada persentase
yang tertera pada tabel di bawah ini.
12
No Komponen Pembiayaan
Proporsi
Penggunaan
1
Sosialisasi, advokasi, RTD, FGD PUG
Bidang Pendidikan bagi para pengambil
kebijakan dan pemangku kepentingan
lainnya.
15%
2
Pelatihan Perencanaan dan
Penganggaran Pendidikan Responsif
Gender (PPRG) termasuk analisis GAP,
penyusunan Gender Budget
Statement/GBS dan TOR responsive
gender.
20%
Petunjuk Teknis Pengajuan Dan Pengelolaan Bantuan
3
Pengembangan model PUG pada 2 (dua)
Kabupeten/Kota terpilih yang belum
pernah mendapatkan fasilitasi dari pusat
(termasuk implementasi PKBG pada
satuan pendidikan formal dan nonformal
di 2 kabupaten/kota tersebut)
30%
4
Menyediakan narasumber ahli dalam
layanan pendidikan responsif hasil belajar
laki-laki dan pendidikan responsif
perempuan dewasa
15 %
5
Pertemuan rutin pokja
10 %
6
Monitoring dan evaluasi
7%
7
Pelaporan
3%
PENINGKATAN KAPASITAS POKJA PENGARUSUTAMAAN GENDER
(PUG) BIDANG PENDIDIKAN KABUPATEN/KOTA
13
BAB III
PROSEDUR PENGAJUAN DAN
PENYALURAN BANTUAN
A. Penerima Bantuan
Penerima bantuan dana penyelenggaraan program peningkatan
kapasitas Pokja PUG Bidang Pendidikan Kabupaten/Kota ini
adalah Pokja PUG Bidang Pendidikan yang berada di 39
Kabupaten/Kota, yang memiliki legalitas, kapasitas, dan integritas
dalam melaksanakan program layanan pengarusutamaan gender
di bidang pendidikan, pendidikan pemberdayaan perempuan, dan
pencegahan tindak pidana perdagangan orang.
5. memiliki sarana dan prasarana untuk melaksanakan program
peningkatan kapasitas Pokja PUG Bidang Pendidikan
Kabupaten/Kota;
6. bersedia menyelenggarakan program layanan pengarusutamaan
gender bidang pendidikan, pendidikan pemberdayaan
perempuan, dan pencegahan tindak pidana perdagangan orang;
7. memperoleh rekomendasi dari Kepala Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota setempat;
8. bersedia menyediakan dan menyiapkan narasumber ahli dalam
layanan pendidikan yang responsif hasil belajar anak laki-laki
dan pendidikan responsif perempuan dewasa;
9. bersedia memfasilitasi penguatan Pokja PUG Bidang Pendidikan
Kabupaten/Kota dengan menyediakan tenaga ahli/narasumber
sesuai kebutuhan.
B. Persyaratan Penerima Bantuan
Persyaratan untuk menerima bantuan dana penyelenggaraan
program peningkatan kapasitas Pokja PUG Bidang Pendidikan
Kabupaten/Kota ini, adalah sebagai berikut:
1. memiliki Surat Keputusan Pembentukan Pokja
Pengarusutamaan Gender Bidang Pendidikan Kabupaten/Kota,
yang diterbitkan oleh pejabat yang berwenang dengan alamat
lembaga yang jelas;
2. memiliki rekening bank atas nama lembaga;
3. memiliki struktur organisasi kepengurusan dan uraian tugas
Pokja;
4. memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atas nama
lembaga;
14
Petunjuk Teknis Pengajuan Dan Pengelolaan Bantuan
C. Tata Cara Pengajuan Bantuan
1. Penyusunan Proposal
Untuk memperoleh bantuan dana penyelenggaraan program
peningkatan kapasitas Pokja PUG Bidang Pendidikan
Kabupaten/Kota, Pokja harus menyusun proposal sesuai dengan
sistematika penyusunan proposal seperti yang tertera dalam
lampiran petunjuk teknis ini (lengkap dengan lampiran proposal
seperti: Rekomendasi Kepala Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota, Surat Keputusan Pembentukan Pokja, profil
lembaga, fotocopy rekening bank atas nama lembaga, fotocopy
NPWP atas nama lembaga, surat pernyataan kesanggupan
melaksanakan program, dan lain-lain yang diperlukan.
PENINGKATAN KAPASITAS POKJA PENGARUSUTAMAAN GENDER
(PUG) BIDANG PENDIDIKAN KABUPATEN/KOTA
15
2. Pengiriman Proposal
Proposal yang telah disusun, kemudian dikirim kepada:
Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat Direktorat Jenderal
Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal
Kementerian Pendidikan Nasional u.p. Kasubag Tata Usaha,
dengan alamat: Kompleks Kemdiknas, Gedung E Lantai 6,
Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta 10270, dengan
ketentuan:
a. Proposal dikirim selambat-lambatnya pada 31 Juli 2011,
dengan catatan apabila sampai dengan batas waktu tersebut
masih tersedia dana bantuan yang belum tersalurkan, maka
waktu pengajuan proposal dapat diperpanjang sampai
dengan tersalurnya semua alokasi bantuan yang masih
tersedia.
b. Proposal asli dikirim kepada Direktorat Pembinaan
Pendidikan Masyarakat sebanyak rangkap 2 (dua), dan
tembusannya (berupa fotocopy) dikirim kepada Dinas
Pendidikan Kabupaten/Kota setempat (masing-masing
rangkap satu).
D. Proses Penyaluran Bantuan
1. Penilaian Proposal
Setiap proposal yang diajukan kepada Direktorat Pembinaan
Pendidikan Masyarakat, akan dinilai oleh Tim Penilai Proposal
(independen) yang diangkat dan ditetapkan dengan Surat
Keputusan Pejabat Pembuat Komitmen pada Direktorat
Pembinaan Pendidikan Masyarakat Direktorat Jenderal
Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal
Kementerian Pendidikan Nasional.
16
Petunjuk Teknis Pengajuan Dan Pengelolaan Bantuan
Penilaian proposal dilakukan melalui dua tahap, yaitu:
a. Tahap pertama, penilaian administratif:
1) Proposal yang tidak lolos seleksi administratif
dinyatakan gugur.
2) Proposal yang lolos seleksi administrasi, akan
dilanjutkan pada penilaian tahap kedua.
b. Tahap kedua, penilaian subtansi/isi:
1) Proposal dinilai berdasarkan bobot penilaian (score)
oleh tim penilai.
2) Tim penilai melakukan ranking menurut bobot penilaian
dari yang terbesar sampai yang terkecil, sehingga
diperoleh daftar Pokja PUG yang dianggap layak sebagai
nominasi calon Pokja PUG penerima dana.
2. Verifikasi Proposal
Untuk membuktikan kebenaran data dan informasi yang disusun
dalam proposal serta untuk memperkuat hasil penilaian tim
penilai proposal, maka bagi proposal yang dinilai telah
memenuhi syarat dalam penilaian proposal, perlu dilakukan
verifikasi sebagai Pokja PUG calon penyelenggara program
peningkatan kapasitas Pokja PUG Bidang Pendidikan
Kabupaten/Kota. Hal ini dimaksudkan untuk memastikan dan
meyakinkan bahwa keberadaan, kelayakan dan kredibilitas
lembaga yang bersangkutan telah sesuai dengan kriteria yang
ditentukan.
Verifikasi proposal dapat dilakukan dengan cara:
b. Mengundang Pokja PUG yang terpilih sebagai nominasi
calon penerima bantuan dana untuk mempresentasikan
program yang diusulkan pada pertemuan yang
diselenggarakan oleh Direktorat Pembinaan Pendidikan
Masyarakat.
PENINGKATAN KAPASITAS POKJA PENGARUSUTAMAAN GENDER
(PUG) BIDANG PENDIDIKAN KABUPATEN/KOTA
17
c. Melakukan visitasi atau kunjungan lapangan (sesuai
ketersediaan anggaran) terhadap Pokja PUG yang dianggap
perlu dikunjungi untuk memastikan kebenaran (objektifitas)
kondisi dan keberadaan lembaga.
d. Klarifikasi dan konfirmasi tentang kebenaran dokumen
dalam proposal melalui surat atau telepon kepada Pokja
PUG calon penerima bantuan dana atau kepada Dinas
Pendidikan setempat.
3. Penetapan lembaga Pokja PUG sebagai penerima bantuan
Berdasarkan hasil penilaian proposal dan verifikasi terhadap
Pokja PUG calon penerima bantuan dana, Pejabat Pembuat
Komitmen pada Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat
mengajukan daftar nominasi calon Pokja PUG penerima
bantuan dana kepada Direktur Pembinaan Pendidikan
Masyarakat untuk memperoleh persetujuan.
Berdasarkan persetujuan Direktur Pembinaan Pendidikan
Masyarakat, maka Pejabat Pembuat Komitmen pada Direktorat
Pembinaan Pendidikan Masyarakat menetapkan Pokja PUG
penerima bantuan dana dengan menerbitkan Surat Keputusan
tentang daftar Pokja PUG penerima bantuan dana. Direktorat
Pembinaan Pendidikan Masyarakat dapat mengirimkaan surat
keputusan tersebut kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota
setempat untuk digunakan sebagai bahan pembinaan terhadap
Pokja PUG penerima bantuan dana tersebut.
4. Penandatanganan Akad Kerjasama
Berdasarkan Surat Keputusan tentang penetapan Pokja PUG
penerima bantuan dana, kemudian dilakukan penandatanganan
akad kerjasama antara Pihak Pertama (Direktorat Pembinaan
Pendidikan Masyarakat) dan Pihak Kedua (Pokja PUG
penerima bantuan dana sebagai penyelenggara program),
sesuai dengan konsep akad kerjasama terlampir.
18
Petunjuk Teknis Pengajuan Dan Pengelolaan Bantuan
Bersamaan dengan penandatanganan akad kerjasama tersebut,
Pihak Kedua juga menandatangani kuitansi penerimaan dana,
dan dokumen lain yang diperlukan untuk proses pencairan
dana.
5. Penyaluran Bantuan Dana
Berdasarkan dokumen yang telah ditandatangan seperti
disebutkan di atas, kemudian Direktorat Pembinaan Pendidikan
Masyarakat memproses penyaluran bantuan dana kepada Pokja
PUG (penerima bantuan dana sebagai penyelenggara program),
melalui mekanisme sebagai berikut:
a. Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat mengajukan
usulan penyaluran dana kepada Biro Keuangan Kementerian
Pendidikan Nasional untuk memperoleh Surat Perintah
Membayar (SPM).
b. Biro Keuangan Kemdiknas mengajukan SPM ke Kantor
Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Jakarta III
untuk proses penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana
(SP2D).
c. KPPN Jakarta III meminta bank penyalur untuk mentransfer
dana ke rekening Pokja PUG sesuai daftar yang tercantum
dalam surat keputusan tentang penetapan Pokja PUG
penerima bantuan dana.
d. Pengambilan dana harus dilakukan oleh ketua Pokja PUG
yang namanya tercantum dalam surat keputusan tentang
penetapan lembaga/organisasi penerima bantuan dana.
E. Catatan Khusus
1. Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat Direktorat
Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal
Kementerian Pendidikan Nasional beserta jajarannya, tidak
PENINGKATAN KAPASITAS POKJA PENGARUSUTAMAAN GENDER
(PUG) BIDANG PENDIDIKAN KABUPATEN/KOTA
19
memungut biaya apapun untuk proses penetapan dan pencairan
dana bantuan penyelenggaraan program pendidikan masyarakat.
2. Lembaga Pokja PUG yang ditetapkan sebagai penerima bantuan
dana harus:
a. menggunakan dan mengadministrasikan dana secara tertib
dan teratur sesuai ketentuan yang berlaku;
b. mempertanggungjawabkan penggunaan dana secara
akuntabel dan transparan, sesuai dengan Akad Kerjasama
dan peraturan yang berlaku.
3. Lembaga Pokja PUG penerima bantuan dana penyelenggaraan
program pendidikan masyarakat (pada tahun yang lalu dan
sebelumnya) yang tidak menyampaikan laporan hasil
pelaksanaan kegiatannya, tidak akan diikutsertakan dalam
proses penilaian (kompetisi) proposal untuk memperoleh dana
bantuan penyelenggaraan program pendidikan masyarakat.
4. Setiap lembaga Pokja PUG penerima bantuan dana
penyelenggaraan program peningkatan kapasitas Pokja PUG
Bidang Pendidikan Kabupaten/Kota harus berkoordinasi
dengan instansi perpajakan setempat untuk memenuhi ketentuan
yang berkaitan dengan perpajakan.
BAB IV
PEMANTAUAN DAN PELAPORAN
A. Pemantauan dan Evaluasi
Untuk memastikan pelaksanaan program berjalan dengan baik
sesuai dengan tujuan program dan hasil yang diharapkan, maka:
1. Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat beserta
jajarannya, memiliki kewenangan untuk melakukan pemantauan
pelaksanaan program secara berkala terhadap Pokja PUG
penerima bantuan dana penyelenggaraan program peningkatan
kapasitas Pokja PUG Bidang Pendidikan Kabupaten/Kota.
2. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan pejabat terkait
di Kabupaten/Kota, diharapkan dapat melakukan pemantauan
terhadap Pokja PUG penerima bantuan dana penyelenggaraan
program peningkatan kapasitas Pokja PUG Bidang Pendidikan
Kabupaten/Kota secara berjenjang.
Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan pelaksanaan
program sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka evaluasi
program dapat dilakukan oleh Direktorat Pembinaan Pendidikan
Masyarakat dan pihak-pihak terkait.
B. Pelaporan
Setiap Pokja PUG penerima bantuan dana penyelenggaraan
program peningkatan kapasitas Pokja PUG Bidang Pendidikan
Kabupaten/Kota, wajib menyusun dan membuat laporan untuk
memenuhi persyaratan administrasi dan sebagai bukti
pertanggungjawaban dan akuntabilitas pengelolaan dana bantuan
yang telah diterima.
Pelaporan dilakukan dengan dua tahap, yaitu:
20
Petunjuk Teknis Pengajuan Dan Pengelolaan Bantuan
PENINGKATAN KAPASITAS POKJA PENGARUSUTAMAAN GENDER
(PUG) BIDANG PENDIDIKAN KABUPATEN/KOTA
21
1. Pertama; laporan awal, yang memuat tentang pemberitahuan
bahwa dana telah diterima dan menjelaskan secara singkat
rencana dan jadwal pelaksanaan kegiatan. Format laporan
awal, terlampir.
Laporan awal harus disampaikan kepada Direktorat Pembinaan
Pendidikan Masyarakat paling lambat 1 (satu) minggu setelah
menerima bantuan dana.
2. Kedua; laporan akhir (laporan lengkap), yang memuat tentang
hasil pelaksanaan kegiatan, mulai dari perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi serta tindak lanjut program.
Laporan akhir pelaksanaan kegiatan disusun sesuai dengan
kondisi objektif di lapangan (mengacu pada format laporan
akhir, terlampir), antara lain memuat tentang:
a) uraian tentang persiapan pelaksanaan kegiatan;
b) jadwal pelaksanaan kegiatan;
c) objek dan lokasi sasaran program;
d) pelatih/narasumber yang mendukung pelaksanaan program;
e) s a r a n a / t e m p a t , f a s i l i t a s , a l a t d a n b a h a n
pembelajaran/pelatihan yang digunakan;
f) dukungan yang diperoleh dari pihak-pihal terkait dalam
pelaksanaan program;
g) hambatan/kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan
program;
h) hasil yang dicapai dalam pelaksanaan program dan rencana
tindaklanjut kegiatan pasca program;
i) rincian penggunaan dana.
Laporan akhir pelaksanaan kegiatan ini harus dilampiri
dengan:
a. data dan profil Pokja PUG penyelenggara program;
b. bukti/kuitansi pengeluaran dana, termasuk setoran pajak
sesuai ketentuan yang berlaku;
22
Petunjuk Teknis Pengajuan Dan Pengelolaan Bantuan
c. foto dokumentasi pelaksanaan;
d. dokumen pendukung lainnya yang diperlukan.
Laporan akhir pelaksanaan kegiatan disusun dan
digandakan minimal rangkap 5 (lima), dan harus
disampaikan paling lambat 2 (dua) minggu setelah
keseluruhan program selesai dilaksanakan. Laporan
dikirim kepada:
Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat,
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini,
Nonformal, dan Informal, Kementerian Pendidikan
Nasional Gedung E Lantai 6, Jalan Jenderal
Sudirman, Senayan, Jakarta 10270, sebanyak
rangkap 2 (dua);
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi, sebanyak
rangkap 1 (satu);
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota setempat,
sebanyak rangkap 1 (satu);
Arsip untuk Pokja PUG penyelenggara program,
sebanyak rangkap 1 (satu).
PENINGKATAN KAPASITAS POKJA PENGARUSUTAMAAN GENDER
(PUG) BIDANG PENDIDIKAN KABUPATEN/KOTA
23
BAB V
PENUTUP
Demikian Petunjuk Teknis Pengajuan dan Pengelolaan Bantuan
Penyelenggaraan Program Peningkatan Kapasitas Pokja PUG Bidang
Pendidikan Kabupaten/Kota ini disusun secara singkat dan jelas, agar
dapat dipedomani oleh para Pokja PUG penerima bantuan dana
sebagai penyelenggara dan pengelola program dalam mengajukan
proposal, mempersiapkan penyelenggaraan program, melaksanakan
dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan program, serta
menindaklanjuti hasil pelaksanaan program.
Melalui berbagai penjelasan yang tertera dalam petunjuk teknis
ini, diharapkan proses penyelenggaraan program peningkatan kapasitas
Pokja PUG Bidang Pendidikan Kabupaten/Kota ini dapat dilaksanakan
dan dipertanggungjawabkan dengan baik dan transparan dan
memperoleh hasil yang optimal dalam upaya peningkatan kuantitas,
kualitas dan kebermaknaan penyelenggaraan program pendidikan
masyarakat ke depan.
Untuk konfirmasi dan klarifikasi lebih lanjut, dapat menghubungi
Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Direktorat Jenderal
Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal, Kementerian
Pendidikan Nasional, dengan alamat: Kompleks Kemendiknas, Gedung
E Lantai 6, Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta, 10270, Telepon
(021) 5725575, Faksimile (021) 5725039, E-mail: , atau Website:
http///.kemdiknas.go.id/pnfi/dikmas
Lampiran 1.
AKAD KERJASAMA
NOMOR :...................
DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN MASYARAKAT
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
NON FORMAL DAN INFORMAL
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
DENGAN
LEMBAGA/ORGANISASI ..........................
TENTANG
KERJASAMA PENYELENGGARAAN PROGRAM
PENINGKATAN KAPASITAS
POKJA PUG BIDANG PENDIDIKAN KAB./KOTA TAHUN 2011
Pada hari ini ....................... tanggal ........................... bulan ................ tahun
dua ribu sepuluh, kami yang bertandatangan di bawah ini:
1. Nama
: …………………………
NIP
: …………………………
Jabatan
: …………………………
Alamat
: Kompleks Kementerian Pendidikan Nasional Gedung
E Lantai VI, Jalan Jenderal Sudirman, Senayan Jakarta Pusat 10270
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Direktorat Pembinaan Pendidikan
Masyarakat Kementerian Pendidikan Nasional, dan untuk selanjutnya
disebut sebagai Pihak Pertama.
2. Nama
: …………………………
Jabatan
: …………………………
Alamat
: …………………………
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Lembaga/Organisasi
………………… dan untuk selanjutnya disebut sebagai Pihak Kedua.
24
Petunjuk Teknis Pengajuan Dan Pengelolaan Bantuan
PENINGKATAN KAPASITAS POKJA PENGARUSUTAMAAN GENDER
(PUG) BIDANG PENDIDIKAN KABUPATEN/KOTA
25
Secara bersama-sama, PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA selanjutnya
disebut sebagai PARA PIHAK, berdasarkan pertimbangan:
1. Bahwa PIHAK PERTAMA sebagai institusi yang bertugas melakukan
pembinaan dan pengembangan program pendidikan masyarakat.
2. Bahwa PIHAK KEDUA sebagai Lembaga/Organisasi yang
menyelenggarakan program pendidikan masyarakat.
para pihak bersepakat bekerjasama untuk menyelenggarakan program
peningkatan kapasitas pokja pengarusutamaan gender (pug)
bidang pendidikan kabupaten/kota, dengan ketentuan sebagaimana diatur
pada pasal-pasal berikut:
Pasal 1
TUJUAN KERJASAMA
Akad kerjasama ini bertujuan memperkuat kelembagaan dan meningkatkan
kapasitas, serta kapabilitas Pokja PUG Bidang Pendidikan Kabupaten/Kota
sebagai forum pelayanan pengarusutamaan gender bidang pendidikan di
kabupaten/kota, sehingga memiliki komitmen untuk:
1. mengambil kebijakan yang responsif gender dalam penyusunan
perencanaan, pengelolaan, pelaksanaan, pemantauan, dan penilaian di
bidang pendidikan;
2. memfasilitasi penguatan Pokja PUG Bidang Pendidikan di kabupaten/kota
dalam upaya peningkatan kualitas layanan pengarusutamaan gender
bidang pendidikan;
3. menyediakan dan menyiapkan nara sumber ahli dalam layanan pendidikan
yang responsif hasil belajar anak laki-laki dan pendidikan responsif
perempuan dewasa.
Pasal 2
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
1. Tugas dan tanggung jawab PIHAK PERTAMA adalah:
a. memproses administrasi pencairan dana kepada PIHAK KEDUA,
setelah akad kerjasama ditandatangani oleh PARA PIHAK;
b. memberikan bimbingan teknis pelaksanaan program kepada PIHAK
KEDUA;
c. memantau dan mengevaluasi pelaksanaan program yang dilaksanakan
oleh PIHAK KEDUA;
26
Petunjuk Teknis Pengajuan Dan Pengelolaan Bantuan
d. memproses pencairan dana kepada PIHAK KEDUA melalui KPPN
Jakarta III sesuai peraturan dan ketentuan yang berlaku;
e. menghentikan proses pencairan dana kepada PIHAK KEDUA, jika
ditemukan hal-hal yang diduga berpotensi merugikan keuangan
negara.
2. Tugas dan tanggung jawab PIHAK KEDUA adalah:
a. menandatangani Surat Pernyataan dan Tanggung Jawab Mutlak
untuk melaksanakan program;
b. menyusun rencana dan jadwal kegiatan penyelenggaraan program;
c. memberitahukan dan mengkoordinasikan pelaksanaan program
kepada Dinas Pendidikan Provinsi dan Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota setempat;
d. mengadministrasikan dan mempertanggungjawabkan penggunaan
dana secara transparan dan akuntabel sesuai ketentuan yang berlaku;
e. menjamin terselenggaranya pelaksanaan program sesuai rencana
kegiatan dan target sasaran yang ditentukan dalam petunjuk teknis
penyelenggaraan program;
f. melaporkan hasil pelaksanaan program kepada PIHAK PERTAMA
dengan tembusan kepada Dinas Pendidikan Provinsi dan
Kabupaten/Kota setempat.
Pasal 3
PENYALURAN DAN PENGGUNAAN DANA
1. Untuk melaksanakan program sebagaimana dimaksud pada pasal 2 ayat
2 di atas, PIHAK PERTAMA memberikan dana kepada PIHAK KEDUA
sebesar Rp. 100.000 .000,- ( seratus juta rupiah).
2. Dana sebagaimana dimaksud pada ayat 1 di atas, dibebankan pada
anggaran Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Direktorat
Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan
Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal, Kementerian Pendidikan
Nasional Tahun 2011, Nomor …………/-/2011 tanggal …. Maret 2011
dengan kode anggaran ……………..
3. PIHAK PERTAMA menyalurkan dana sebagaimana dimaksud pada
ayat 1 di atas kepada PIHAK KEDUA melalui Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara (KPPN) Jakarta III dengan mentransfer kepada:
Nama Bank
:
Nomor Rekening
:
Atas Nama
:
PENINGKATAN KAPASITAS POKJA PENGARUSUTAMAAN GENDER
(PUG) BIDANG PENDIDIKAN KABUPATEN/KOTA
27
4. Dana sebagaimana dimaksud pada ayat 1 di atas, digunakan oleh PIHAK
KEDUA untuk penyelenggaraan program sesuai rencana kegiatan dan
target sasaran yang ditentukan dalam petunjuk teknis penyelenggaraan
program.
5. Biaya administrasi dan perpajakan yang terkait dengan penyelenggaraan
program, ditanggung oleh PIHAK KEDUA sesuai ketentuan yang
berlaku.
Pasal 4
SANKSI
1. Jika PIHAK KEDUA ternyata tidak menggunakan dana sesuai
rencana kegiatan dan target sasaran yang ditentukan dalam petunjuk
teknis penyelenggaraan program, maka PIHAK KEDUA wajib
mengembalikan dana ke Kantor Kas Negara melalui bank
pemerintah.
2. Apabila PIHAK KEDUA ternyata tidak mengembalikan dana
sebagaimana dimaksud pada ayat 1 di atas, maka PIHAK
PERTAMA dapat melaporkan PIHAK KEDUA kepada pihak
berwenang.
Demikian Akad Kerjasama ini dibuat dan ditandatangani oleh PARA PIHAK
di Jakarta dalam rangkap 5 (lima), di atas materai enam ribu, dan masingmasing memiliki kekuatan hukum yang sama.
PARA PIHAK
PIHAK PERTAMA
PIHAK KEDUA
Materai
Rp. 6.000
----------------------------
----------------------------
Pasal 5
TANGGUNG JAWAB MUTLAK
PIHAK KEDUA bertanggung jawab mutlak atas pelaksanaan program dan
pengelolaan keuangan.
Pasal 6
KETENTUAN PENUTUP
1. Hal-hal lain yang belum diatur dalam Akad Kerjasama ini, akan diatur
lebih lanjut dalam ketentuan tersendiri, dan merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari Akad Kerjasama ini.
2. Akad Kerjasama ini berlaku sejak ditandatangani oleh P