KONSEP GENDER DAN PUG

  KONSEP GENDER DAN PENGARUSUTAMAAN GENDER

“Setelah mengikuti pembelajaran ini

peserta mampu menjelaskan pengertian

dasar gender dan gender role;

pengertian , dasar hukum dan komponen-

komponen pengarusutamaan gender”

  PPt : 2

  SESI 2 KONSEP GENDER dan PENGARUSUTUMAAN GENDER (PUG) TUJUAN PEMBELAJARAN Kompetensi dasar

  Setelah selesai mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan mampu menjelaskan dan melaksanakan Pengarusutamaan gender dalam program dan kegiatan pembangunan di tempat kerjanya masing-masing.

  Indikator keberhasilan

  Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan mampu:

  1. Menjelaskan pengertian konsep Gender dan Gender role;

  2. Menjelaskan kesetaraan dan keadilan gender serta isu-isu gender dalam pembangunan;

  3. Menjelaskan pengertian,dasar hukum dan komponen2 Pengarusutamaan Gender dalam bidang pendidikan;

  

Pokok Bahasan

Pokok bahasan dalam mata pembelajaran ini

meliputi:

  1. Pengertian konsep Gender dan Gender role;

  2. Kesetaraan dan keadilan gender serta isu-isu gender dalam pembangunan;

  

3. Pengertian, dasar hukum, dan komponen awal

Pengarusutamaan Gender.

  PPt :

  2.1 SESI 1:

KONSEP GENDER DAN GENDER ROLE

  

“ Setelah mengikuti pembelajaran ini

peserta mampu menjelaskan pengertian

gender, perbedaan gender dan sex, serta

peran-peran gender dalam masyarakat”

KONSEP GENDER

  Mengacu kepada perbedan peran,status,tanggung jawab, fungsi perilaku laki-laki dan perempuan yang merupakan konstruksi (rekayasa) sosial

  Dapat berubah/diubah Tidak universal Culturally learned behavior Culturally assigned roles

  SEKS (JENIS KELAMIN )

  • konstruksi biologis,
  • universal,
  • tidak bisa dipertukarkan;
  • berlaku sepanjang masa

  • berlaku dimana saja
  • berlaku bagi siapa saja
  • tidak dapat diubah, dan

  • merupakan kodrat

  

PERAN GENDER (GENDER

ROLE) Peran produktif

  (menghasilkan sesuatu yang memiliki nilai ekonomi)

  Aspek ekonomi

Peran

reprodukt if

  

(berhubungan

dengan per

kembangan

generasi)

  Aspek SDM Peran sosial

  (memiliki nilai kemasyatakatan dan sosial) Aspek penyediaan dan pemeliharaan sumber daya/

   Citrabaku Gender: Suatu pertanyaan atas Pembagian

  

Pekerjaan?

Dalam masyarakat di manapun, laki-laki sebagai pencari

  • nafkah utama merupakan sebuah citrabaku walaupun dalam

    kenyataannya tidak selalu demikian

    Ada hubungan langsung antara laki-laki dan pekerja produktif

  • yang dibayar di mana perempuan dianggap sebagai pencari

    nafkah tambahan Sebaliknya, laki-laki memiliki peran reproduktif yang tidak jelas
  • dibandingkan perempuan dan oleh karena itu kaitan utama antara pekerjaan produktif tidak dibayar di rumah dan di masyarakat dihubungkan dengan perempuan. Akibatnya, hubungan kekuasaan Gender cenderung
  • menguntungkan laki-laki baik di tempat kerja, di rumah dan di

    masyarakat

  8

a. Pekerjaan Produktif

  Pekerjaan produktif termasuk

  • memproduksi barang dan jasa untuk memperoleh pendapatan atau dikonsumsi sendiri. Pekerjaan ini diakui dan dinilai
  • sebagai pekerjaan perorangan dan masyarakat, dan dimasukkan dalam statistik ekonomi nasional. Laki-laki dan perempuan
  • menjalankan pekerjaan produktif, tetapi tidak semuanya dihargai atau dinilai dengan cara yang sama.

  Beban ganda perempuan

  9

b. Pekerjaan Reproduksi

  Pekerjaan Reproduksi

  • menyangkut menjaga dan merawat rumah tangga berikut anggotanya. Pekerjaan ini dibutuhkan,
  • namun jarang dianggap memiliki nilai yang sama seperti pekerjaan produktif. Umumnya tidak dibayar dan
  • tidak diperhitungkan dalam statistik ekonomi konvensional. Umumnya dikerjakan perempuan.

  81% perempuan (dan 15% laki-laki) memasak 78% perempuan (dan 7% laki-laki) membersihkan rumah 87% perempuan (dan 18% laki-laki) berbelanja

  10

  Pekerjaan Kemasyarakatan c.

  Pekerjaan kemasyarakatan

  • seringkali muncul sebagai kelanjutan dari pekerjaan rumah dan melibatkan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan konsumsi kolektif Termasuk di dalamnya menolong
  • diri sendiri dan kerja sama, pengelolaan komunitas, penyediaan barang-barang dan jasa masyarakat. Kegiatan ini biasanya tidak dibayar dan dilakukan secara sukarela oleh perempuan. Bila laki-laki terlibat di dalamnya,
  • mereka umumnya menjalankan peran pimpinan yang biasanya menerima pembayaran.

  11

  PPt :

  2.2 SESI 2.

  

Kesetaraan dan Keadilan Gender, Isu-isu

Gender dalam Pembangunan

“Setelah mengikuti pembelajaran ini

peserta mampu menjelaskan

pengertian, Kesetaraan dan

keadiloan gender dan Isu-isu gender

dalam Pembangunan”

  

Pengertian dan Kesetaraan Gender

Kesetaraan gender adalah satu kondisi dimana

perempuan dan laki-laki menikmati status yang setara dan memiliki kondisi yang sama untuk mewujudkan secara penuh hak-hak asasi dan potensinya bagi pembangunan di segala bidang kehidupan .

  Sedangkan Keadilan gender adalah suatu upaya untuk membuat kondisi adil untuk perempuan dan laki-laki melalui kebijakan dan kegiatan serta proses budaya yang menghilangkan hambatan-hambatan terhadap akses, peran, kontrol dan manfaat bagi

WUJUD KESETARAAN DAN KEADILAN GENDER

  

a. Akses: Kesempatan yang sama yangb diberikanm kepada perempuan dan laki-laki

pada sumber daya pembangunan. Contoh: memberikan akses yang sama bagi anak

perempuan dan anak laki-laki untuk dapat mengikuti pendidikan sesuai dengan jenjang usianya, tana ada penegecualian   b. Partisipasi: Perempuan dan laki-laki dapat berpartisipasi dalam seluruh proses

pembangunan melaui darap persiapan, perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan

pembangunan.

  c. Kontrol: perempuan dan laki-laki diikutkan dalam proses pengambilan keputusan untuk penguasaan sumber daya pembangunan. Contoh: memberikan kesempatan

yang sama peserta perempuan dan laki-laki untuk mengemukakan pendapatnya dan

membnerikan kesempatan yang sama untuk duduk dalam posisi pimpinan organisasi.

d.Manfaat: pembangunan harus dapat memberikan manfaat yang sama bagi perempuan dan laki-laki. Contoh: Program pendidikan dan latihan (Diklat) harus memberikan manfaat yang sama bagi PNS laki-laki dan perempuan.

BEBAN GANDA

  

BENTUK-BENTUK

KETIDAKADILAN

GENDER

STEREOTIPI

  

VIOLENCE

SUBORDINASI MARGINALISASI

  PPt :

  2.3 SESI 3:

PENGERTIAN,DASAR HUKUM DAN KOMPONEN

AWAL PENGARUSUTAMAAN GENDER (PUG)

  

“ Setelah mengikuti pembelajaran ini

peserta mampu menjelaskan

pengertian, dasar hukumdan

komponen2 awal pengarusutamaan

gender ”.

  

Pengarusutamaan Gender

  • Apa itu PENGARUSUTAMAAN GENDER?
  • Dasar hukum

  PENGARUSUTAMAAN GENDER (PUG) 1

  • Komponen awal PUG

GENDER MAINSTREAMING

  “

pemerintah dan aktor lain

harus mempromosikan suatu

kebijakan yang aktif dan jelas

untuk mengarusutamakan

suatu perspektif jender dalam

seluruh kebijakan dan

program, sehingga sebelum

keputusan diambil, terlebih

dahulu dibuat suatu analisis

dampak kebijakan dan

program terhadap laki-laki dan

perempuan.”( BEFA,1995)

PENGARUSUTAMAAN GENDER

  INTEGRASI : KKG Permasalahan

  • Kebutuhan
  • Pengalaman
  • Aspirasi
  • STRATEGI PEMBANGUNAN Perempuan dan Laki-laki Perencanaan, Pelaksanaan, Pemantauan dan Evaluasi

  seluruh kebijakan, program dan kegiatan pembangunan

  19

  MANFAAT MENYELENGGARAKAN PUG Dapat diidentifikasi apakah laki-laki & perempuan

Dapat diidentifikasi apakah laki-laki & perempuan

pembangunan ; Memperoleh akses yang sama kepada sumberdaya

  • Ber partisipasi yang sama dalam proses pembangunan, termasuk proses pengambilan keputusan ; Memiliki kontrol yang sama atas sumber daya pembangunan; dan
  • pembangunan Memperoleh manfaat yang sama dari hasil
  • ;

3. Millinium Devt Goals (MDG’S)

  • Kemiskinan dan kelaparan,
  • Pendidikan yang universal,
  • Kesetaraan gender &

  pemberdayaan perempuan,

  • Angka kematian balita,
  • Kualitas kesehatan Ibu Melahirkan,
  • Memerangi HIV/Aids,Malaria dllnya
  • Kelestarian fungsi Lingkungan hidup,
  • Kemitraan Global utk Pembangunan,

DASAR HUKUM PENGARUSUTAMAAN GENDER

  Ratifikasi Konvensi PBB tentang

  1. U U NO 7 Tahun 1984 tentang Penghapusan segala bentuk Diskriminasi terhadap Wanita (CEDAW).

  2. UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; Pengarusutamaan gender dalam

  3. Inpres No 9 Tahun 2000 tentang Pembangunan Nasional;

  4. PP No. 2Tahun 2015 tentang RPJMN (2015-2019) Bab II. tentang Pengarusutamaan gender;

  5. Permendagri No 67 Tahun 2011 tentang Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender di Daerah;

  6. Surat Edaran Bersama (SEB) 4 Menteri: Menteri PPN/Ketua Bappenas, Menkeu, Mendagri dan Menteri PPPA tentang Percepatan pelaksnaan PUG melalui Perencanaan dan

  YUSUF S November 2014

UU NO 25/2004 TTG SPPN

  

  Pasal 1 (6); SPPN adalah satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana2 pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur

penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat Pusat

dan Daerah;

   Pasaal 2 (4) SPPN bertujuan untuk:

   mendukung koordinasi antarpelaku pembangunan;

  

menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik

antarDaerah, antarruang, antarwaktu, antarfungsi pemerintah maupun antara Pusat dan Daerah;

   menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan;

   mengoptimalkan partisipasi masyarakat; dan menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif,

INPRES NO.9/2000

  Instruksi Presiden kepada :

  • Menteri;
  • Kepala Lembaga Pemerintah Non Departemen;
  • Pimpinan Kesekretariatan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara;
  • Panglima Tentara Nasional Indonesia;
  • Kepala Kepolisian Republik Indonesia;
  • Jaksa Agung Republik Indonesia;
  • Gubernur;
  • Bupati/Walikota

UNTUK MELAKSANAKAN STREATEGI PUG DALAM PEMBANGUNAN

  YUSUF S November 2014

Perpres 2/15: RPJMN 2015-2019

  RPJMN: ada tiga cross cutting issues:

  1. Pembangunana berkelanjutan ( sustainability development)

  2. Tata Kelola Pemerintahan yang Baik ( Good Governance)

  3. Pengarusutamaan Gender ( Gender Mainstreaming) RPJMN: BUKU II BAB 1: Kebijakan Pengarusutamaan dan linrtas bidang.

  Prinsip: “Pengarusutamaan ini akan menjadi jiwa dan semangat yang mewarnai berbagai kebijakan pembangunan di setiap bidang pembangunan”.

  Pengarusutamaan dgn cara terstruktur dan kreteria sbb:

  1. Pengarusutamaan bukan merupakan upaya yang terpisah dari kegiatan pemb. Sektoral.

  2. Pengarusutamaan tidak mengimplikasikan adanya penambahan dana .

  3. Pengarusutamaan dilakukan pada semua sektor prioritas masing2.

  Komponen awal PUG 1.

  Komitmen; 2. Kebijakan dan program; 3. Kelembagaan PUG termasuk unit-unit kerja struktural/fungsional

  4. Sumber daya manusia, pendanaan dan prasaran yang memadai 5.

  Ketersediaan data terpilah berdasarkan jenis kelamin

  6. Instrumen analisis gender.

  7. Dukungan masyarakat (civil society)

  

PUG ( INPRES 9/2000)

NO KOMPONEN KELUARAN Tool Kegiatan

  1 Komitmen

  2 Kebijakan

  3 Kelembagaan

  4. Sumber Daya

  5. Data & Sis Informasi

  6 Instrumen/Tool

  7. Civil society PUG ( INPRES 9/2000)

NO KOMPONEN KELUARAN Tool Kegiatan

  1 Komitmen

  1. UU, PP

  2. PERDA,

  3. Kepres/Kepgub

  2 Kebijakan

  1. Program /keg RG

  2. ARG

  3 Kelembagaan

  1. POKJA

  2. Fokal Point,

  3. Unit org di daerah

  4. Sumber Daya

  1. Personil

  2. Dana & Fasilitas

  5. Data & Sis

  1. Buku statistik Informasi yang terpilah

  2. Profil gender

  3. Tersedianya SIM

  6 Instrumen/Tool

  1. Alat anlysis

  67 Civil society

  1. Jejaring

  2. Control

  

PUG ( INPRES 9/2000)

NO KOMPONEN KELUARAN Tool Kegiatan

  3. Unit org di daerah Manual POKJa & Fokal Point,

  1. Alat anlysis;

  6. Instrumen/Tool

  2. Tersedianya SIM Manual Sun statistik Gender; Manual sun & Guna data terpilah;

  1. Buku statistik yang terpilah

  5. Data & Sis Informasi

  2. Dana & Fasilitas Manual/ Modul CB

  1. Personil

  4. Sumber Daya

  2. Fokal Point,

  1 Komitmen

  1. POKJA

  3 Kelembagaan

  Modul

  2. ARG Manual Ren yg RG; Manual ARG.

  1. Program /keg RG

  2 Kebijakan

  3. Kepres/Kepgub Manual sun Per UU yg RG;

  2. PERDA,

  1. UU, PP

  2. Panduan Panduan, Modul, dll PUG ( INPRES 9/2000) NO KOMPONEN KELUARAN Tool Kegiatan

  1 Komitmen

  CB; Adv/Sos

  6. Instrumen/Tool

  Kajian; Workshop;

  2. Tersedianya SIM Manual Sun statistik Gender; Manual sun & Guna data terpilah;

  1. Buku statistik yang terpilah

  5. Data & Sis Informasi

  Pelatihan Sos/Adv

  2. Dana & Fasilitas Manual/ Modul CB

  1. Personil

  4. Sumber Daya

  3. Unit org di daerah Manual POKJa & Fokal Point,

  1. UU, PP

  2. Fokal Point,

  1. POKJA

  3 Kelembagaan

  Modul Kajian; Fasilatsi/Adv; CB

  2. ARG Manual Ren yg RG; Manual ARG.

  1. Program /keg RG

  2 Kebijakan

  Sun Naskah akdemis; Workshop, dll

  3. Kepres/Kepgub Manual sun Per UU yg RG;

  2. PERDA,

  1. Alat analysis Panduan, Modul Kajian, CB,

  Kepustakaan

  • IASTP III dan KPP, 2008, Pelatihan Key Performance Indicators for GMS, Austraining, Jakarta.
  • Australian Bureau of Statistics: Time Use Survey 1987, 1992, 1997, 2001.
  • Bittman, M. 1991: Selected findings from Juggling

  time : how Australian families use time, Canberra: Dept. of Prime Minister and Cabinet, Office of the Status of Women

  • Floro, M. S. and Miles, M. 2003: Time use, work and overlapping activities, Cambridge Journal of Economics, Vol. 27, No. 6, pp. 881-904.
  • UN Economic and Social Commission for Asia and the Pacific 2003: Guidebook on Integrating Unpaid work into National Policies, New York, United Nations;
  • World Bank 2010, Gender Integration in BEC Program, WB, Jakarta