Analisis Faktor Perlindungan Matahari (FPM) dari Sediaan Tabir Surya secara Spektrofotometri dengan Metode Kuadrat Terkecil Sebagian Jack-Knife | Notario | Natural Science: Journal of Science and Technology 8072 26516 1 PB

Online Journal of Natural Science Vol 6(1) :1 – 10
Maret 2017

ISSN-p: 2338-0950
ISSN-e : 2541-1969

Analisis Faktor Perlindungan Matahari (FPM) dari Sediaan
Tabir Surya secara Spektrofotometri dengan Metode Kuadrat
Terkecil Sebagian Jack-Knife
(Analysis of Sun Protection Factor (SPF) of Sunscreen Preparations by
Spectrophotometry with Jack-Knife Partial Least Square)
Dion Notario1*, Martanty Aditya2, Rollando1, Kestrilia Rega Prilianti2
1

2

Program Studi Farmasi Universitas Ma Chung, Villa Puncak Tidar N-01, Malang
Program Studi Teknik Informatika Universitas Ma Chung, Villa Puncak Tidar N-01, Malang

ABSTRACT
Determination in vitro of Sun Protection Factor (SPF) by using spectrophotometric

method is needed to do initial screening of sunscreen active ingredients candidates.
Nonetheless, relatively large errors were found when determination of SPF value of
commercially available sunscreen preparation by spectrophotometric method was conducted.
Therefore, in this research, SPF was analyzed spectrophotometrically at a wavelength of 290
– 320 nm continued by multivariate regression using jack-knife partial least squares in part to
improve prediction accuracy of in vitro SPF. Furthermore, mathematical models were then
used to screen sunscreen active ingredients of some botanical samples. The results showed
that the resulting mathematical model has a value of prediction errors lower than the previous
method (RMSECV = 3.15; r = 0.915) and can be applied for screening sunscreen active
ingredients candidates from plants.
Keywords: Sun Protection Factor, Spectrophotometry, Jack-Knife Partial Least
Square
ABSTRAK
Penentuan nilai Faktor Perlindungan Matahari (FPM) dengan metode spektrofotometri
sangat dibutuhkan untuk melakukan penapisan awal kandidat bahan aktif tabir surya.
Meskipun demikian, ditemukan kesalahan yang relatif besar ketika dilakukan penentuan SPF
secara spektrofotometrik terhadap beberapa sediaan tabir surya yang beredar secara
komersial. Oleh karena itu, dalam penelitian ini dilakukan analisis FPM secara
spektrofotometrik pada panjang gelombang 290 – 320 nm yang dilanjutkan dengan regresi
multivariat yaitu kuadrat terkecil sebagian jack-knife untuk meningkatkan akurasi estimasi

nilai prediksi FPM secara in vitro. Selanjutnya, model matematik yang diperoleh, digunakan
untuk melakukan penapisan bahan aktif tabir surya dari beberapa sampel botani. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa model matematik yang dihasilkan mempunyai nilai kesalahan
prediksi yang lebih rendah daripada metode sebelumnya (RMSECV = 3,15; r = 0,915) dan
dapat diaplikasikan untuk penapisan kandidat bahan aktif tabir surya dari tanaman.
Kata Kunci: Faktor Perlindungan Matahari, Spektrofotometri, Kuadrat Terkecil
Sebagian Jack-Knife

Coresponding Author : dion.notario@machung.ac.id
1

Online Journal of Natural Science Vol 6(1) :1 – 10
Maret 2017

ISSN-p: 2338-0950
ISSN-e : 2541-1969

in vitro dapat diuji lebih lanjut dengan

LATAR BELAKANG

Faktor perlindungan matahari (FPM)

metode in vivo.

atau sun protection factor (SPF) merupakan

Beberapa metode pengukuran FPM

salah satu parameter kuantitatif yang

secara in vitro yang dimanfaatkan sebagai

dijadikan sebagai tolak ukur kualitas

metode penapisan kandidat bahan aktif

sediaan tabir surya. Secara internasional,

tabir surya antara lain meliputi metode


FPM dapat didefinisikan sebagai rasio

pegukuran FPM berdasarkan transmisi

antara dosis eritema minimal pada kulit

sinar

manusia yang terlindungi oleh tabir surya

membran/plat

(DEMp) dibandingkan dengan dengan dosis

Pengukuran nilai FPM dengan transmisi

eritemal pada kulit manusia tanpa tabir

sinar ultraviolet dilakukan dengan cara


surya (DEMt). Nilai DEMp dan DEMt dapat

mengoleskan 30 mg tabir surya yang diuji

diukur dengan cara memberikan paparan

ke

sinar ultraviolet pada kulit manusia pada

(polimetilmetakrilat)

panjang gelombang 290 – 320 nm (UVB)

kemudian dilakukan pengukuran transmitan

sesuai dengan panduan ISO 24444 (ISO,

pada panjang gelombang tertentu, yang


2010).

dapat

disimbolkan dengan T(λ), menggunakan

dikalkulasi dengan mensubstitusikan data

UV Transmittance Analyzer (Chauvet et al.,

DEMp dan DEMt pada persamaaan (1).

2012). Nilai FPM dengan metode ini

Selanjutnya,

FPM 

nilai


FPM

DEM p

ultraviolet

permukaan

dan

plat

melewati
metode

misalnya
seluas

suatu
Mansur.


PMMA
25

cm 2

dikalkulasi sesuai dengan persamaan (2) di

(1)

mana S(λ) adalah radiasi spektral sinar

DEM t

Meskipun telah diakui sebagai metode

matahari pada kondisi tertentu, sedangkan

standar, pengukuran nilai FPM secara in


EA(λ) adalah efektivitas relatif radiasi

vivo memerlukan biaya besar dan waktu

ultraviolet pada panjang gelombang λ untuk

cukup panjang mengingat pengamatan

pembentukan eritema pada kulit manusia.

eritema dilakukan terhadap subjek uji

Baik nilai S(λ) maupun EA(λ) merupakan

manusia selama 20 ± 4 jam setelah paparan.

nilai tetap yang dapat ditemukan dalam

Oleh


literatur (Diffey & Robson, 1989; Herzog,

karena

itu,

sebelum

dilakukan

pengujian secara in vivo, perlu dilakukan

2002; Sayre et al., 1979).

penapisan bahan-bahan yang berpotensi

320

sebagai bahan aktif tabir surya secara in


FPM 

vitro. Sampel uji yang telah terbukti
memiliki nilai FPM yang cukup baik secara

 Sλ   EAλ 
290

320

(2)

 Sλ   EAλ   Tλ 
290

Analisis Faktor Perlindungan Matahari (FPM) dari Sediaan Tabir Surya secara
Spektrofotometri dengan Metode Kuadrat Terkecil Sebagian Jack-Knife
(Dion Notario Dkk)

2

Online Journal of Natural Science Vol 6(1) :1 – 10
Maret 2017

ISSN-p: 2338-0950
ISSN-e : 2541-1969

Metode pengukuran FPM selanjutnya

persamaan (4) yang merupakan persamaan

adalah metode Mansur. Sampel yang diuji

regresi linear multivariat di mana β adalah

dengan

suatu

metode

dilarutkan

Mansur

dengan

mula-mula

etanol

hingga

padat/semipadat

kemudian

atau

dilakukan

Oleh karena nilai FPM merupakan
fungsi linear dari absorbansi larutan sampel

dikalkulasi menggunakan persamaan (3),

pada panjang gelombang 290 – 320 nm,

dikenal dengan persamaan Mansur, dengan

maka dapat dilakukan analisis regresi linear

mensubstitusikan nilai FK = faktor koreksi

multivariat

(10); EE (λ); I(λ); dan Abs(λ) yang secara
intensitas sinar;

untuk

mengkaji

hubungan

antara FPM dengan absorbansi larutan pada

eritemal;

dan absorbansi

(4)

β 5 A 310  β 6 A 315  β 7 A 320

pengukuran

efek

adalah

FPM  β1A 290  β 2 A 295  β 3 A 300  β 4 A 305 

cair,

320 nm dengan interval 5 nm. Nilai FPM

merupakan

A

tertentu (290 – 320 nm).

absorbansi pada panjang gelombang 290 –

berurutan

sedangkan

absorbansi larutan pada panjang gelombang

konsentrasi 2 mg/mL atau 2 µL/mL untuk
sampel

tetapan

konsentrasi tertentu. Analisis regresi linear

pada

multivariat

panjang gelombang 290 – 320 nm dengan

dapat

dilakukan

dengan

beberapa metode antara lain dengan regresi

interval 5 nm (Mansur et al., 2016; Mishra

linear berganda (RLB), regresi komponen

et al., 2012).

utama

320

FPM  FK   EE λ   Iλ   Absλ  (3)

(RKU),

dan

kuadrat

terkecil

sebagian (KTS).

290

Metode Mansur merupakan metode

Dalam regresi linear berganda salah

yang paling sederhana sehingga banyak

satu permasalahan yang umum ditemui

digunakan sebagai metode penapisan awal

adalah

bahan aktif tabir surya. Dalam proses

menyebabkan estimasi nilai β tidak stabil.

kalkulasi nilai FPM, diketahui bahwa hasil

Oleh karena itu, diperlukan metode regresi

kali EE(λ) dan I(λ) merupakan suatu

linear multivariat yang mampu mengatasi

tetapan yang diperoleh dari literatur (Sayre

masalah multikolinearitas salah satunya

et al., 1979), sedangkan A(λ) diperoleh dari

adalah KTS jack-knife. Selain mengatasi

percobaan.

persamaan

multikolinearitas dalam regresi multivariat,

dinyatakan

penggunaan

Mansur, nilai

Berdasarkan
FPM dapat

multikolinearitas

KTS

jack-knife

yang

dapat

sebagai fungsi dari absorbansi larutan

mengestimasi nilai-nilai sekaligus standar

sampel pada panjang gelombang 290 – 320

error dan signifikansi koefisien-koefisien

nm dengan interval 5 nm yang secara

regresi (Ismartini and Sunaryo, 2010; Wold

et al., 1984). Dengan demikian, metode
matematis
dapat
dituliskan
dalam
Analisis Faktor Perlindungan Matahari (FPM) dari Sediaan Tabir Surya secara
Spektrofotometri dengan Metode Kuadrat Terkecil Sebagian Jack-Knife
(Dion Notario Dkk)

3

Online Journal of Natural Science Vol 6(1) :1 – 10
Maret 2017

ISSN-p: 2338-0950
ISSN-e : 2541-1969

KTS jack-knife dapat digunakan untuk

labu ukur 50 mL kemudian ditambahkan

memprediksi

etanol sampai tanda kalibrasi. Larutan ini

nilai

FPM

secara

spektrofotometri.
Penelitian

selanjutnya disebut dengan larutan A (2
ini

dilakukan

untuk

mg/mL). Selanjutnya, sebanyak 4,0; 2,0;

mengkaji hasil prediksi nilai FPM secara

dan 1,0 mL larutan A dipindahkan ke

spektrofotometri dengan metode Mansur

dalam tiga labu ukur 10 mL yang berbeda

dibandingkan

jack-knife.

kemudian ditambahkan etanol 96% sampai

Model matematik yang diperoleh dari KTS

tanda kalibrasi sehingga dihasilkan larutan

selanjutnya digunakan untuk melakukan

B, C, dan D dengan konsentrasi sebesar

penapisan bahan alam sebagai kandidat

0,8; 0,4; dan 0,2 mg/mL secara berurutan.

bahan aktif tabir surya. Dengan demikian,

Masing-masing larutan A, B, C, dan D

dapat diperoleh metode penapisan FPM

diukur serapannya pada panjang gelombang

secara statistik yang lebih jauh dapat

290 – 320 nm dengan interval 5 nm dan

menambah khazanah ilmu pengetahuan di

dihitung

bidang kosmetologi.

persamaan (3).

BAHAN DAN METODE

Penyiapan Serbuk Sampel

Alat

Sampel

Seperangkat alat spektrofotometer BlueStar

dipotong kecil-kecil kemudian dikeringkan

series (LabTech), kuvet kuarsa, rotary

di bawah sinar matahari. Selanjutnya,

evaporator, penangas air, sonikator, dan

simplisia

alat-alat gelas.

menggunakan grinder kemudian disimpan

metode

KTS

nilai

FPM

tanaman

yang

yang

telah

menggunakan

telah

kering

dipanen

diserbuk

sampai tahap selanjutnya.

Bahan
Etanol 96%, akuades, etil asetat, simplisia

Ekstraksi

kulit batang faloak, daun andong merah,

Prosedur A

dan daun kangkung.

Serbuk sampel direndam dalam etanol 96%
dengan perbandingan 1:6 w/v selama 48

Penentuan Nilai FPM Sediaan Tabir
Surya Komersial

jam dengan pengadukan sesering mungkin

Sebanyak 100 mg sediaan tabir surya

kemudian disaring. Filtrat ditampung dalam

ditimbang

wadah yang sesuai sedangkan ampas dicuci

dengan

seksama

kemudian

dilarutkan dalam sebagian etanol dengan

menggunakan

etanol

96%

dengan

bantuan gelombang ultrasonik. Larutan ini

perbandingan 1:1 sambil diaduk sesering

dipindahkan secara kuantitatif ke dalam

mungkin kemudian disaring. Langkah ini

Analisis Faktor Perlindungan Matahari (FPM) dari Sediaan Tabir Surya secara
Spektrofotometri dengan Metode Kuadrat Terkecil Sebagian Jack-Knife
(Dion Notario Dkk)

4

Online Journal of Natural Science Vol 6(1) :1 – 10
Maret 2017

ISSN-p: 2338-0950
ISSN-e : 2541-1969

dilakukan secara berulang kali hingga

etanol

diperoleh filtrat yang tidak berwarna.

ultrasonik selama 30 menit pada suhu 75°C

Filtrat diuapkan dengan rotary evaporator

± 2°C dan daya 90% dari kekuatan

pada suhu 80 ± 2°C sehingga diperoleh

maksimal.

ekstrak

ampas

kental.

Ekstrak

kental

ini

96%

menggunakan

Sampel

dicuci

gelombang

disaring

dengan

kemudian

etanol

dingin

dipindahkan ke dalam cawan porselen lalu

beberapa kali sampai diperoleh filtrat yang

diuapkan lebih lanjut di atas penangas air.

tidak

Selanjutnya, ekstrak dikeringkan dalam

dikumpulkan, diuapkan, dan dikeringkan

oven pada suhu 50 ± 2°C selama 24 jam,

sama seperti prosedur A.

kemudian dipindahkan ke dalam desikator.

berwarna.

Selanjutnya

Ekstrak kering dilarutkan dalam akuades

Pembuatan
Simulasi

dan dilakukan proses ekstraksi cair-cair

Sampel krim simulasi dibuat dengan cara

menggunakan pelarut etil asetat dengan

sebagai

perbandingan fase air dan etil asetat 1:1.

bahan-bahan

Prosedur ekstraksi cair-cair ini dilakukan

kemudian dikelompokkan menjadi menjadi

sampai didapati fraksi etil asetat yang tidak

dua yaitu campuran A dan campuran B.

berwarna. Fase etil asetat diuapkan diatas

Campuran A terdiri dari ekstrak, tween 80,

penangas air kemudian dikeringkan dalam

minyak zaitun, dan spermaseti (beaker

desikator.

glass I) sedangkan campuran B terdiri dari

Prosedur B

gliserin dan metil paraben (beaker glass II).

Serbuk sampel direndam dalam etil asetat

Bahan-bahan

dengan

kemudian

campuran B dipanaskan masing-masing

diekstraksi dengan bantuan gelombang

hingga mencapai suhu 70°C yang disertai

ultrasonik selama 45 menit pada suhu 75°C

dengan

pengadukan.

± 2°C dan daya 90% dari kekuatan

campuran

B

maksimal.

dilakukan

campuran A pelan-pelan pada suhu suhu

penyaringan kemudian filtrat dikumpulkan,

70°C sambil diaduk. Setelah homogen,

diuapkan, dan dikeringkan sama seperti

campuran dibiarkan mencapai suhu kamar

pada

sambil terus diaduk.

perbandingan

1:6

Selanjutnya,

prosedur

A

sedangkan

ampas

Sampel

berikut:

Tabir

filtrat

mula-mula

seperti

pada

Surya

ditimbang

pada

Tabel

campuran

dimasukkan

A

1

dan

Selanjutnya,
ke

dalam

diekstraksi kembali dengan etil asetat
dingin beberapa kali sampai diperoleh
filtrat

yang

tidak

berwarna.

Ampas

dikeringkan dan diekstraksi dengan pelarut
Analisis Faktor Perlindungan Matahari (FPM) dari Sediaan Tabir Surya secara
Spektrofotometri dengan Metode Kuadrat Terkecil Sebagian Jack-Knife
(Dion Notario Dkk)

5

Online Journal of Natural Science Vol 6(1) :1 – 10
Maret 2017
Tabel 1. Formula Sampel Tabir Surya
Simulasi
Bahan
Jumlah (%b/b)
Ekstrak
10
Akuades
70,5
Metil paraben
0,025
Tween 80
7,5
Minyak zaitun
2
Spermaseti
5
Gliserin
5

ISSN-p: 2338-0950
ISSN-e : 2541-1969

HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengukuran

nilai

FPM

dengan

metode Mansur perlu diverifikasi untuk
mengetahui seberapa dekat nilai-nilai FPM
hasil prediksi dengan nilai-nilai yang
tertera

pada

label.

Oleh

karena

itu,

dilakukan beberapa seri percobaan untuk
penentuan FPM dengan metode Mansur.

Penentuan Nilai FPM Sampel Uji

Dalam penelitian ini, dilakukan empat seri

Sebanyak 100 mg sampel dilarutkan dalam

percobaan

25 mL etanol 96% dengan bantuan

beberapa konsentrasi yaitu 2; 0,8; 0,4; dan

gelombang ultrasonik selama 5 menit pada

0,2 mg/mL.

penentuan

FPM

dengan

suhu kamar. Larutan dipindahkan secara

Berdasarkan hasil pengukuran nilai

kuantitatif ke dalam labu takar 50 mL

FPM yang dilakukan terhadap beberapa

kemudian ditambahkan etanol 96% sampai

sediaan

tanda

larutan

diketahui bahwa pada konsentrasi larutan

dipindahkan dengan seksama ke dalam labu

sampel sebesar 2 mg/mL, hasil prediksi

takar 10 mL kemudian diencerkan dengan

FPM sangat berbeda jauh dengan nilai FPM

etanol 96% sampai tanda kalibrasi. Larutan

pada

ini disaring dan diukur absorbansinya pada

(Gambar 1 A). Pada konsentrasi 0,8 mg/mL

panjang gelombang 290 – 320 nm dengan

ada tiga hasil prediksi FPM pada sediaan

interval 5 nm.

tabir surya komersial yang mendekati nilai

Analisis Statistik

yang tertera pada label yaitu sediaan

Nilai FPM dengan metode Mansur dihitung

dengan FPM 15, 21, dan 24 (Gambar 1 B).

dengan

persamaan

Pada konsentrasi 0,4 mg/mL hanya ada satu

Mansur pada MS Excel 2016, plot FPM

hasil prediksi FPM yang mendekati nilai

label dan hasil prediksi dibuat dengan

yang tertera pada label yaitu sediaan

perangkat lunak R, kalkulasi KTS jack-

dengan FPM 35 (Gambar 1 C) sedangkan

knife dikalkulasi menggunakan perangkat

pada konsentrasi 0,2 mg/mL nilai FPM

lunak R dengan paket pls (Bjørn-Helge

hasil prediksi sangat jauh dari nilai yang

Mevik, 2015).

tertera pada label (Gambar 1 D).

kalibrasi.

Satu

mengaplikasikan

mL

tabir

label,

surya

bahkan

komersial,

cenderung

dapat

sama

Analisis Faktor Perlindungan Matahari (FPM) dari Sediaan Tabir Surya secara
Spektrofotometri dengan Metode Kuadrat Terkecil Sebagian Jack-Knife
(Dion Notario Dkk)

6

Online Journal of Natural Science Vol 6(1) :1 – 10
Maret 2017

Pola sebaran data pada Gambar 1 A
menunjukkan

bahwa

metode

ISSN-p: 2338-0950
ISSN-e : 2541-1969

Pemodelan

Mansur

dengan

kuadrat

persamaan

regresi

terkecil

sebagian

memiliki kesalahan yang cukup besar

menghasilkan nilai-nilai prediksi yang jauh

dalam memprediksi nilai FPM pada sediaan

lebih baik dibandingkan dengan persamaan

tabir surya pada rentang 15 – 35. Pada saat

Mansur. Kedekatan antara FPM hasil

konsentrasi sampel dibuat lebih encer yaitu

prediksi dengan nilai yang tertera pada

0,8 mg/mL (Gambar 1 B), metode Mansur

label dapat dilihat pada Gambar 2 yang

mampu memprediksi sediaan tabir surya

merupakan

dengan baik pada sediaan dengan nilai

percobaan yang dilakukan di mana semua

FPM sekitar 15 dan 25. Di lain pihak, pada

variabel independen (x1 – x7) memiliki nilai

konsentrasi kecil yaitu pada 0,4 dan 0,2

signifikansi yang tinggi (p < 0,05).

model

terbaik

dari

seri

mg/mL nilai FPM hasil prediksi jauh
berbeda dengan nilai yang tertera pada
label, tetapi menunjukkan hubungan yang
linear meskipun didapati satu pencilan pada
kelompok data hasil eksperimen (Gambar 1
C dan D). Oleh karena itu, dengan
menggunakan

data-data

larutan

D,

dikembangkan suatu model prediksi yang
baru

dengan

memanfaatkan

regresi

Gambar 2. Plot FPM Label vs Hasil Prediksi
pada Sediaan Tabir Surya
Komersial
yang
Dikalkulasi
dengan Kuadrat Terkecil Sebagian

multivariat yaitu KTS jack-knife.

Analisis Faktor Perlindungan Matahari (FPM) dari Sediaan Tabir Surya secara
Spektrofotometri dengan Metode Kuadrat Terkecil Sebagian Jack-Knife
(Dion Notario Dkk)

7

Online Journal of Natural Science Vol 6(1) :1 – 10
Maret 2017
dengan jumlah komponen sebesar
satu. Konsentrasi larutan sampel
sebesar 0,2 mg/mL

diperoleh nilai FPM ekstrak andong merah
adalah sebesar 6,71 ± 3,15.
Berdasarkan penelitian ini, dapat

Dalam model ini, dipilih jumlah komponen

diketahui bahwa teknik KTS jack-knife

yang menghasilkan nilai RMSECV (root

dapat digunakan sebagai alternatif dalam

mean square error of cross validation)

memodelkan hubungan antara nilai FPM

paling kecil yaitu satu sehingga kesalahan
prediksi
persamaan
koefisien

menjadi
yang

minimal.
dihasilkan

korelasi

yang

dengan absorbansi larutan sampel yang

Model

diukur secara

memiliki

cukup

yang digunakan

prediksi dengan kesalahan yang lebih kecil
dibandingkan

Nilai kesalahan prediksi relatif cukup besar

dengan

metode

Mansur.

Lebih jauh lagi, model matematik yang

apabila dibandingkan dengan kesalahan

diperoleh

acak (replikasi) sehingga dalam penentuan

dapat

dimanfaatkan

untuk

melakukan penapisan kandidat bahan aktif

nilai FPM, nilai kesalahan prediksi selalu
perhitungan

Model

terbukti mampu menghasilkan nilai-nilai

kesalahan prediksi sebesar 3,15 (Tabel 2).

dalam

spektrofotometri.

persamaan matematik

tinggi

sebesar 0,916 dengan akar kuadrat rata-rata

diikutsertakan

ISSN-p: 2338-0950
ISSN-e : 2541-1969

tabir

dan

surya.

Dengan

demikian

dapat

disimpulkan bahwa analisis nilai FPM yang

dituliskan dalam hasil akhir (Tabel 3).

dilakukan dengan metode spektrofotometri

Model persamaan yang diperoleh dengan

dan KTS jack-knife memiliki akurasi nilai

metode KTS jack-knife digunakan untuk

prediksi yang lebih tinggi daripada metode

mengesimasi nilai FPM dari beberapa

Mansur dan dapat diaplikasikan dalam

sampel botani antara lain kulit batang

penapisan bahan aktif alami tabir surya.

faloak, kangkung, dan andong merah.

UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis
menghaturkan

Berdasarkan hasil pengukuran nilai FPM
masing-masing sampel dapat disimpulkan

banyak

terimakasih kepada Lembaga Penelitian

bahwa ekstrak etanolik daun andong merah

dan Pengabdian Masyarakat Universitas

mempunyai potensi yang paling besar

Ma Chung atas bantuan dana penelitian

sebagai bahan aktif tabir surya (Tabel 3)

serta

sehingga ekstrak andong merah memiliki

kepada

Program

Studi

Farmasi

Universitas Ma Chung atas penyediaan

potensi untuk diproses lebih lanjut menjadi

fasilitas laboratorium selama penelitian

sediaan tabir surya. Ekstrak tanaman yang

berlangsung.

lain memiliki nilai FPM yang relatif kecil
sehingga tidak diproses lebih lanjut. Setelah
diformulasikan

dalam

bentuk

krim,

Analisis Faktor Perlindungan Matahari (FPM) dari Sediaan Tabir Surya secara
Spektrofotometri dengan Metode Kuadrat Terkecil Sebagian Jack-Knife
(Dion Notario Dkk)

8

Online Journal of Natural Science Vol 6(1) :1 – 10
Maret 2017

ISSN-p: 2338-0950
ISSN-e : 2541-1969

Tabel 2. Perhitungan koefisien masing-masing variabel independen
Variabel
Estimasi
SE
df
t-hitung
P
Kode Signifikansi
x1
2,84044
0,31859 8
8,9156
1,99 × 10-5
***
-5
x2
3,00376
0,32847 8
9,1446
1,65 × 10
***
-5
x3
3,08288
0,34211 8
9,0113
1,84 × 10
***
-5
x4
3,20945
0,33606 8
9,5503
1,20 × 10
***
-5
x5
3,28754
0,36146 8
9,0952
1,72 × 10
***
-5
x6
3,07403
0,37047 8
8,2978
3,35 × 10
***
-4
x7
2,39424
0,38205 8
6,2669
2,41 × 10
***
Kode Signifikansi: 0 '***'; 0,001 '**'; 0,01 '*'; 0,05 '.' ;0,1 ' ' 1; nilai r = 0,916; RMSECV
(root mean square error of cross validation) = 3,15; x1 = A290; x2 = A295; x3 = A300; x4 =
A305; x5 = A310; x6 = A315; x7 = A320.
Tabel 3. Penentuan nilai FPM beberapa sampel tanaman
Sampel
FPM*
Ekstrak etanolik kulit batang faloak (prosedur A)
4,54 ± 3,15
Fraksi etil asetat kulit batang faloak (prosedur A)
9,49 ± 3,16
Ekstrak etanolik kulit batang faloak (prosedur B)
6,81 ± 3,15
Ekstrak etanolik kangkung (prosedur A)
8,00 ± 3,16
Ekstrak etanolik andong merah (prosedur A)
14,86 ± 3,15
Krim ekstrak etanolik andong merah
6,71 ± 3,15
*FPM = rerata ± Δy, FPM dihitung dengan metode kuadrat terkecil sebagian, Δy merupakan
perambatan kesalahan yang dihitung dari kesalahan prediksi (RMSECV) dan kesalahan acak
(simpangan baku dari tiga kali pengukuran, σ); Δy = (RMSECV2 + σ2)0,5
Film Model. J. Cosmet. Sci. 53, 11–
26.

DAFTAR PUSTAKA
Bjørn-Helge Mevik, R.W. and K.H.L.,
2015. pls: Partial Least Squares and
Principal Component Regression. R
package
version
2.5-0.
https://CRAN.Rproject.org/package=pls.

Ismartini, P., Sunaryo, S., 2010. The
Jackknife Interval Estimation of
Parametersin Partial Least Squares
Regression Modelfor Poverty Data
Analysis. IPTEK 21, 1–7.

Chauvet, C., Paparis, E., Coiffard, L., 2012.
UV Filters , Ingredients with a
Recognized Anti-Inflammatory Effect.
PlosOne 7, 2–7.

ISO, 2010. Cosmetics - Sun Protection Test
Methods - In Vivo Determination of
The Sun Protection Factor (SPF) (ISO
24444:2010). UK.

Diffey, B.L., Robson, J., 1989. A New
Substrate to Measure Sunscreen
Protection Factors Throughout the
Ultraviolet Spectrum. J. Soc. Cosmet.
Chem. 40, 127–133.

Mansur,
M.C.P.P.R.,
Leitão,
S.G.,
Cerqueira-Coutinho, C., Vermelho,
A.B., Silva, R.S., Presgrave, O.A.F.,
Leitão, Á.A.C., Leitão, G.G., RicciJúnior, E., Santos, E.P., 2016. In vitro
and in vivo evaluation of Efficacy and
Safety
of
Photoprotective
Formulations Containing Antioxidant
Extracts. Rev. Bras. Farmacogn. 26,

Herzog, B., 2002. Prediction of Sun
Protection Factors by Calculation of
Transmissions with a Calibrated Step

Analisis Faktor Perlindungan Matahari (FPM) dari Sediaan Tabir Surya secara
Spektrofotometri dengan Metode Kuadrat Terkecil Sebagian Jack-Knife
(Dion Notario Dkk)

9

Online Journal of Natural Science Vol 6(1) :1 – 10
Maret 2017

ISSN-p: 2338-0950
ISSN-e : 2541-1969
In Vivo and In Vitro Testing of
Sunscreening Formulas. Photochem.
Photobiol. 29, 559–566.

251–258.
Mishra, A., Mishra, A., Chattopadhyay, P.,
2012. Assessment of In Vitro Sun
Protection Factor of Calendula
Officinalis L. (Asteraceae) Essential
Oil Formulation. J. Young Pharm. 4,
17–21.

Wold, S., Ruhe, A., Wold, H., Dunn III,
W.J., 1984. The Collinearity Problem
in Linear Regression. The Partial
Least Squares (PLS) Approach to
Generalized Inverses. SIAM J. Sci.
Stat. Comput. 5, 735–743.

Sayre, R.M., Agin, P.P., LeVee, G.J.,
Marlowe, E., 1979. A Comparison of

Analisis Faktor Perlindungan Matahari (FPM) dari Sediaan Tabir Surya secara
Spektrofotometri dengan Metode Kuadrat Terkecil Sebagian Jack-Knife
(Dion Notario Dkk)

10