Analisis Penyerapan Tenaga Kerja dengan

ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA DENGAN
PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN JEPARA
Disusun untuk Memenuhi Tugas Individu Mata Kuliah Ekonomi Wilayah & Kota
(TKP 345)
Dosen Pengampu:
Samsul Ma’rif, S.P., M.T.

Nama: Izzah Khusna
NIM: 21040113140123
Kelas: A

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
2014

A. Potensi Ekonomi
Data base potensi ekonomi dan peluang investasi berdasarkan potensi dan
sektor unggulan yang ada di masing-masing kecamatan di Kabupaten Jepara
disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
KECAMATAN
Kedung


Pecangaan
Welahan

Mayong

Nalumsari

1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
1.
2.
3.

PRIORITAS PENGEMBANGAN

SEKTOR
Perdagangan, Hotel dan Restoran
Bangunan
Pertanian
Listrik, Gas, dan Air Bersih
Industri Pengolahan
Listrik, Gas, dan Air Bersih
Keuangan, Persewaan, Jasa Perusahaan
Pertambangan
Perdagangan, Hotel dan Restoran
Pertanian

1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.


Pertambangan
Perdagangan, Hotel dan Restoran
Pengangkutan & Komunikasi
Pertanian
Jasa
Perdagangan, Hotel dan Restoran
Pertanian
Jasa

Batealit

1. Pertanian
2. Perdagangan, Hotel dan Restoran
3. Industri Pengolahan

Tahunan

1. Pengangkutan & Komunikasi
2. Perdagangan, Hotel dan Restoran

3. Industri Pengolahan

Jepara

1.
2.
3.
4.
5.

Jasa
Listrik, Gas, dan Air Bersih
Bangunan
Pengangkutan & Komunikasi
Keuangan, Persewaan, Jasa Perusahaan

Mlonggo

1.
2.

3.
4.

Perdagangan, Hotel dan Restoran
Industri Pengolahan
Listrik, Gas, dan Air Bersih
Jasa

POTENSI EKONOMI SUB
SEKTOR
 Pertanian:
Tanaman
Bahan
Makanan (padi sawah)
 Peternakan: Kambing
 Industri: Tenun Ikat Troso, meubel
ukir
 Pertanian:
Tanaman
Bahan

Makanan (padi sawah, jagung)
 Peternakan: Kambing, Ayam Ras,
Itik
 Pertanian: (padi sawah, ubi kayu)
 Perkebunan: Tebu
 Peternakan: Ayam Buras, Ayam
Ras, Ayam Broiler
 Pertanian:
Tanaman
Bahan
Makanan (padi sawah)
 Perkebunan: Tebu
 Peternakan:
Kambing, Ayam
Buras, Ayam Ras
 Pertanian:
Tanaman
Bahan
Makanan (padi sawah, jagung, ubi
kayu, kacang tanah)

 Perkebunan: Kapuk
 Peternakan: Ayam Buras
 Perdagangan: Hotel & Restoran =
sub sektor pariwisata (perang
obor)
 Indutri: Meubel Ukir
 Jasa: Pemerintahan Umum, Jasa
Sosial Kemasyarakatan, Jasa
Hiburan dan Kebudayaan, Jasa
Perorangan dan RT
 Pengangkutan & Komunikasi
 Keuangan Persewaan & Jasa
Perorangan:
Bank,
Lembaga
Keuangan,
Non-bank,
Sewa
Bangunan, dan Jasa Perusahaan
 Perdagangan, Hotel dan Restoran

= sub sektor pariwisata (Pantai
Empuk Rancak)
 Industri: Meubel Ukir

Pakis Aji

1.
2.
3.
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Industri Pengolahan
Perdagangan, Hotel dan Restoran
Bangunan
Perdagangan, Hotel dan Restoran

Pertanian
Bangunan
Pengangkutan & Komunikasi
Pertambangan
Listrik, Gas, dan Air Bersih

Kembang

1.
2.
3.
4.

Jasa
Perdagangan, Hotel dan Restoran
Pertanian
Listrik, Gas, dan Air Bersih

Keling


1. Pertanian
2. Pertambangan
3. Perdagangan, Hotel dan Restoran

Donorojo

1. Pertanian
2. Pertambangan
3. Perdagangan, Hotel dan Restoran

Karimunjawa

1. Pertanian
2. Bangunan
3. Jasa

Kalinyamatan

1.
2.

3.
4.

Bangsri

Keuangan, Persewaan, Jasa Perusahaan
Industri Pengolahan
Listrik, Gas, dan Air Bersih
Bangunan

 Jasa: Pemerintahan Umum, Jasa
Sosial Kemasyarakatan, Jasa
Hibura dan Kebudayaan, Jasa
Perorangan dan RT
 Industri: Meubel Ukir
 Perdagangan, Hotel dan Restoran
= sub sektor pariwisata (Telaga
Sejuta Akar)
 Pertanian:
Tanaman
Bahan
Makanan (padi sawah, ubi kayu)
 Perkebunan: kelapa, kapuk
 Kehutanan: kayu jati, kayu rimba
 Peternakan: sapi, ayam broiler,
ayam buras, itik
 Jasa: Pemerintahan Umum, Jasa
Sosial Kemasyarakatan, Jasa
Hiburan & Kebudayaan, Jasa
Perorangan & RT
 Perdagangan, Hotel dan Restoran
= sub sektor pariwisata (Air Terjun
Songgo Langit)
 Pertanian:
Tanaman
Bahan
Makanan (padi sawah, jagung,
ketel rambat, ubi kayu)
 Kehutanan: kayu jati, kayu rimba
 Peternakan: sapi, lembu, domba,
ayam buras
 Pertanian:
Tanaman
Bahan
Makanan (padi sawah, jagung, ubi
kayu)
 Perkebunan: kelapa, kapuk
 Peternakan: sapi, kambing, ayam
broiler, ayam buras
 Perdagangan, Hotel dan Restoran
= sub sektor pariwisata (Gua Tritip
Jepara)
 Pertanian:
Tanaman
Bahan
Makanan (jagung, ubi kayu)
 Kehutanan: kayu jati, kayu rimba
 Peternakan: sapi, kambing, ayam
broiler, ayam buras
 Pertanian:
Tanaman
Bahan
Makanan (jagung)
 Jasa: Pemerintahan Umum, Jasa
Sosial Kemasyarakatan, Jasa
Hiburan & Kebudayaan, Jasa
Perorangan & RT
 Keuangan Persewaan & Jasa
Perorangan: (Bank, Lembaga
Keuangan,
Non-bank,
Sewa
Bangunan, dan Jasa Perusahaan)

5. Perdagangan, Hotel dan Restoran

 Industri: Meubel Ukir
 Perdagangan, Hotel dan Restoran
= sub sektor pariwisata (pertapaan
sonder, Tiara Park Water Boom
Jepara)
Sumber: Teguh Pamuji Tri NH, Analisis Potensi Ekonomi Kabupaten Jepara, 2011

B. Angkatan Tenaga Kerja
Berikut ini adalah beberapa data pendukung mengenai angkatan kerja di
Kabupaten Jepara:
Distribusi dan Pertumbuhan Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Bekerja
Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Jepara Tahun 2007-20011

Sumber: BPS, Jepara Dalam Angka 2012

Penduduk Umur 15 Tahun Keatas yang Bekerja
Menurut Lapangan Usaha 2012 (persentase)
No.

Lapangan Usaha
Pertanian
Penggalian/ Pertambangan, Listrik, Gas, dan Air Bersih
Industri
Kontruksi
Perdagangan
Transportasi
Keuangan
Jasa
Jumlah
Sumber: BPS, Jepara Dalam Angka 2012

2012
10,83
1,35
47,89
6,68
17,58
2,27
1,52
11,88
100,00

C. Analisis
Berdasarkan data-data diatas, dapat dilihat bahwa sektor industri pengolahan
menjadi sektor tertinggi dalam hal penyerapan tenaga kerja dibanding jenis

lapangan usaha lainnya. Seperti yang telah kita ketahui, Kabupaten Jepara
merupakan salah satu kabupaten di Jawa Tengah yang aktif dalam kegiatan
industri, seperti meubel ukir kayu, kain troso (Kec. Pecangaan), monel (Kec.
Kalinyamatan), kerajinan rotan, kerajinan kayu, gerabah, genteng (Kec. Mayong),
rokok kretek, makanan dan sebagainya. Industri sudah melakukan presatasi
dengan menjual berbagai hasil produksinya baik dalam maupun luar negeri.
Bukan berarti sektor lain tidak memiliki prestasi dan potensi, melainkan
peningkatan yang ditunjukkan oleh sektor industri pengolahan terlihat signifikan
setiap tahunnya.
Potensi baik dalam segi SDA maupun SDM dari sektor ini terus meningkat di
setiap tahunnya, sebab sektor yang dapat berupa skala kecil atau menengah ini
memiliki prospek yang positif untuk terus dikembangkan. Jika dilihat dari
ketengakerjaan, sektor industri pengolahan berkontribusi dalam mengurangi
tingkat pengangguran di Kabupaten Jepara.
Statistik Ketenagakerjaan Kabupaten Jepara
Uraian (%)

2010
2011
2012
TPAK
70,17
71,14
71,94
Pengangguran
4,56
6,26
4,2
Bekerja
95,44
93,74
95,8
Bekerja di Sektor A
18,68
15,36
10,8
Bekerja di Sektor M
53,02
74,22
77,3
Bekerja di Sektor S
28,3
10,42
11,9
Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional Agustus 2012 dalam Statistik Daerah Kab. Jepara 2013

Tingginya angkatan kerja mempengaruhi distribusi persentase PDRB. Pada
kasus ini, jumlah tenaga kerja berbanding lurus dengan persentase PDRB.
Semakin besar jumlah tenaga kerja pada bidang tersebut, semakin besar produksi
yang dihasilkan, semakin besar pula tingkat persentase PDRB yang didapatkan.
Oleh karena itulah nilai PDRB pada industri pengolahan memiliki nilai tertinggi
dalam distribusi persentase PDRB menurut lapangan usaha berdasarkan harga
konstan seperti yang terlihat pada grafik dibawah ini:
Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Jepara
Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2007-2011

Sumber: BPS, PDRB Kab. Jepara 2012

Tingkat persentase PDRB industri pengolahan mencapai 27,77% pada tahun
2007, meningkat menjadi 27,87% di tahun 2008, menurun menjadi 27,66% di
tahun 2009, 28,19% di tahun 2010 (tertinggi), dan 27,94% di tahun 2011.
Keragaman produk industri yang ada di Jepara menjadikan sektor industri
pengolahan mampu menopang ekonomi masyarakat. Tidak hanya berkontribusi
pada PDRB Jepara, menurut Dinas Industri dan Perdagangan Kabupaten Jepara
pada akhir tahun 2008, industri pengolahan mencatat data ekspor yang cukup
tinggi, dari keseluruhan produk tersebut.
Terdapat 259 perusahaan yang memiliki pasar di luar negeri, mayoritas
eksporter adalah perusahaan furniture yang memang telah lama menjadi “motor”.
Mereka mampu menjamah pasar di 111 negara di berbagai belahan dunia. Dengan
volume yang mencapai 42.286.091,96 kg, nilai ekspor yang dihasilkan dari
keseluruhan produk industri pengolahan Jepara pada tahun 2008 mencapai US $
109,886 juta atau mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya yang hanya US $
104 juta.
Dari sisi pertumbuhan ekonomi, sektor ini tentu saja sangat berpengaruh
dalam memastikan ekonomi terus tumbuh dan berkembang. Pertumbuhan
ekonomi di Jepara stabil di atas kisaran 4%. Pertumbuhan tersebut adalah 4%
(2004), lalu 4,23 % (2005), 4,19 % (2006), 4,74% (2007), 4,49% (2008), 5,02%
(2009), dan terakhir mencapai 5,79% (2012). (BPS, 2012)
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa jumlah tenaga kerja dengan nilai
pertumbuhan ekonomi suatu wilayah merupakan dua sisi yang saling memberikan
dampak satu sama lain. Di Kabupaten Jepara, hasil produksi sektor industri
pengolahan diminati oleh beragam konsumen, secara langsung pengusaha akan
membutuhkan banyak tenaga kerja yang terampil. Dengan adanya penyerapan
tenaga akan mengurangi tingkat pengangguran di wilayah ini. Selanjutnya, laju
pertumbuhan ekonomi pun akan terus meningkat seiring bertambahnya laju
ekspor setiap tahun yang dilakukan oleh Kabupaten Jepara.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Kabupaten Jepara. 2012. Jepara dalam Angka 2012 dalam
jeparakab.bps.go.id. Diunduh pada Sabtu, 11 Oktober 2014.
Pratama, Nelsen Diyan. 2012. Tugas Akhir: Analisis Pertumbuhan Penyerapan Tenaga
Kerja Pada Industri Kecil di Kabupaten Jepara dalam eprints.undip.ac.id.
Diunduh pada Sabtu, 11 Oktober 2014.
Siburian, Vera Haryani. 2013. Tugas Akhir: Analisis Penyerapan Tenaga Kerja pada
Industri Kecil dan Menengah (Studi Kasus Pada Industri Kecil Dan Menengah
Furniture Kayu Di Kabupaten Jepara) dalam portalgaruda.org. Diunduh pada
Sabtu, 11 Oktober 2014.

NH, Teguh Pamuji Tri. 2011. Analisis Potensi Ekonomi Kabupaten Jepara Tahun 2011
dalam journal.unisfat.ac.id. Diunduh pada Sabtu, 11 Oktober 2014.