REKOM_DDRT-SRT JAGALAN
E.4. ANALISIS HASIL KAJIAN
DESA JAGALAN, KEC. BANGUNTAPAN, KAB. BANTUL
INDIKATOR
KEBERHASILAN
1. Meningkatnya
ketersediaanpangan
yang beragam di
tingkat rumah tangga
dan wilayah
KEKUATAN (STRENGTHS)
KELEMAHAN (WEAKNESSES)
REKOMENDASI
terdapat 77% KK di Desa
yang memiliki persediaan
pangan (DDRT)
Memiliki kelompok tani,
gapoktan dan pengusaha
olahan pangan
Letak wilayah yang strategis
mendukung ekonomi
masyarakat
Memiliki pengusaha olahan
pangan yang aktif
Luas wilayah : 26 Ha
Sebagian besar (90%)
keluarga miskin tidak
memiliki persediaan pangan
pokok
Kepemilikan hewan ternak
rendah (DDRT) = 6
Lebih dari 50% telah
memiliki berbagai aset
penting penunjang
ekonomi
86% mampu membeli 1
stel pakaian dalam 1
tahun (DDRT)
Aspek distribusi desa
cukup baik
Pendapatan ekononomi
keluarga masih rendah
(keluarga miskin)
Penumbuhan /
Pengembangan Kelompok
Lumbung Pangan
Pengembangan usaha usaha
produktif olahan pangan
Pengembangan
pemanfaatan lahan tidur
dan lahan pekarangan
Pengembangan usaha
pertanian
Pengembangan usaha jasa
dan perdagangan
Penguatan Permodalan
usaha Produktif
Pelatihan motivasi usaha
dan inovasi produk
Pelatihan usaha
perdagangan untuk
meningkatkan kontribusi
terhadap akses pangan
rumah tangga
Adanya kader gizi, PPL,
85 % mengkonsumsi
protein hewani (DDRT)
Memiliki potensi olahan
lokal
Pengertian dan kesadaran
masyarakat mengenai
B2SA masih rendah
2. Meningkatnya daya
beli dan akses pangan
rumah tangga dan di
wilayah
3. Meningkatnya pola
konsumsi pangan
beragam bergizi
berimbang dan aman
Pelatihan B2SA pada para
Kader Gizi dan PKK.
Program Sosialisasi B2SA
melalui pertemuan
pertemuan tingkat desa
hingga tingkat kelompok
masyarakat serta memasang
spanduk gerakan B2SA
INSTANSI
PENANGGUNG
-JAWAB
BKPP
BKPP
BKPP
Dinas
Peternakan
Dinas pertanian
BKPP
Dinas
Perindustrian
Dan Koperasi
BKPP
Dinas Kesehatan
KETERANGAN
Faktor kualitas Sumber
Daya Manusia
menyebabkan belum
optimalnya pengelolaa
potensi desa.
Akses pangan rumah
tangga semakin
meningkat namun
rendahnya kemampua
daya beli akibat inflasi
dan rendahnya
pendapatan keluarga
Pengertian dan
kesadaran masyarakat
mengenai B2SA masih
rendah
4. Berkembangnya usaha
produktif berbasis
sumberdaya lokal
(pangan segar atau
olahan) yang mampu
menjangkau pasar
yang lebih luas
5. Berkembangnya
lembaga layanan
permodalan lokal (LKM
atau koperasi) yang
melayani kebutuhan
permodalan bagi
masyarakat setempat
Terdapat sentra sentra
usaha olahan lokal
74 % memiliki aset
kendaraan bermotor
untuk meningkatkan akses
distribusi
81% kk miskin memiliki
kebiasaan menabung
6. Desa (Lokasi) penerima
manfaat sudah tidak
lagi masuk kategori
rawan pangan, tidak
lagi dijumpai orang
77 % masyarakat memiliki
persediaan pangan (DDRT)
Desa memiliki SDA yang
potensial.
Semangat Kebersamaan
Jiwa wira usaha masih
rendah
DESA JAGALAN, KEC. BANGUNTAPAN, KAB. BANTUL
INDIKATOR
KEBERHASILAN
1. Meningkatnya
ketersediaanpangan
yang beragam di
tingkat rumah tangga
dan wilayah
KEKUATAN (STRENGTHS)
KELEMAHAN (WEAKNESSES)
REKOMENDASI
terdapat 77% KK di Desa
yang memiliki persediaan
pangan (DDRT)
Memiliki kelompok tani,
gapoktan dan pengusaha
olahan pangan
Letak wilayah yang strategis
mendukung ekonomi
masyarakat
Memiliki pengusaha olahan
pangan yang aktif
Luas wilayah : 26 Ha
Sebagian besar (90%)
keluarga miskin tidak
memiliki persediaan pangan
pokok
Kepemilikan hewan ternak
rendah (DDRT) = 6
Lebih dari 50% telah
memiliki berbagai aset
penting penunjang
ekonomi
86% mampu membeli 1
stel pakaian dalam 1
tahun (DDRT)
Aspek distribusi desa
cukup baik
Pendapatan ekononomi
keluarga masih rendah
(keluarga miskin)
Penumbuhan /
Pengembangan Kelompok
Lumbung Pangan
Pengembangan usaha usaha
produktif olahan pangan
Pengembangan
pemanfaatan lahan tidur
dan lahan pekarangan
Pengembangan usaha
pertanian
Pengembangan usaha jasa
dan perdagangan
Penguatan Permodalan
usaha Produktif
Pelatihan motivasi usaha
dan inovasi produk
Pelatihan usaha
perdagangan untuk
meningkatkan kontribusi
terhadap akses pangan
rumah tangga
Adanya kader gizi, PPL,
85 % mengkonsumsi
protein hewani (DDRT)
Memiliki potensi olahan
lokal
Pengertian dan kesadaran
masyarakat mengenai
B2SA masih rendah
2. Meningkatnya daya
beli dan akses pangan
rumah tangga dan di
wilayah
3. Meningkatnya pola
konsumsi pangan
beragam bergizi
berimbang dan aman
Pelatihan B2SA pada para
Kader Gizi dan PKK.
Program Sosialisasi B2SA
melalui pertemuan
pertemuan tingkat desa
hingga tingkat kelompok
masyarakat serta memasang
spanduk gerakan B2SA
INSTANSI
PENANGGUNG
-JAWAB
BKPP
BKPP
BKPP
Dinas
Peternakan
Dinas pertanian
BKPP
Dinas
Perindustrian
Dan Koperasi
BKPP
Dinas Kesehatan
KETERANGAN
Faktor kualitas Sumber
Daya Manusia
menyebabkan belum
optimalnya pengelolaa
potensi desa.
Akses pangan rumah
tangga semakin
meningkat namun
rendahnya kemampua
daya beli akibat inflasi
dan rendahnya
pendapatan keluarga
Pengertian dan
kesadaran masyarakat
mengenai B2SA masih
rendah
4. Berkembangnya usaha
produktif berbasis
sumberdaya lokal
(pangan segar atau
olahan) yang mampu
menjangkau pasar
yang lebih luas
5. Berkembangnya
lembaga layanan
permodalan lokal (LKM
atau koperasi) yang
melayani kebutuhan
permodalan bagi
masyarakat setempat
Terdapat sentra sentra
usaha olahan lokal
74 % memiliki aset
kendaraan bermotor
untuk meningkatkan akses
distribusi
81% kk miskin memiliki
kebiasaan menabung
6. Desa (Lokasi) penerima
manfaat sudah tidak
lagi masuk kategori
rawan pangan, tidak
lagi dijumpai orang
77 % masyarakat memiliki
persediaan pangan (DDRT)
Desa memiliki SDA yang
potensial.
Semangat Kebersamaan
Jiwa wira usaha masih
rendah