HAK ATAS PELAYANAN DAN PERLINDUNGAN KESEHATAN IBU DAN ANAK ipi260834

HAK ATAS PELAYANAN DAN PERLINDUNGAN KESEHATAN IBU DAN ANAK
(Implementasi Kebij akan Di Kabupat en Banyumas) 
Tedi Sudraj at dan Agus Mardianto
Fakult as Hukum Universit as Jenderal Soedirman Purwokert o
E-mail : t _sudraj at @yahoo. com

Abst ract
Design of servi ces and heal t h pr ot ect ion f or mot her s and chi l dr en i n Banyumas di rect ed by a
st r at egi c pol i cy t o r educi ng Mat er nal Mor t al it y Rat e (MMR) and Inf ant Mort al i t y Rat e (IMR). In i t s
i mpl ement at ion, especial l y i n Mat er nal Mor t al it y, t he pol i cies were st i l l exceeded t he t ar get of
Mi l l enni um Devel opment Goal s (MDGs). In t he t er m of legal prot ect i on, t he pol i cy not ment ion t he
sanct ion and it ’ s i nf l uence t he i mpl ement at i on t hat not opt imal . But if t here ar e omi ssions or er ror s
t hat i ndi cat ed mal pr act i ce wi l l be subj ect by cri mi nal , ci vi l , admini st r at ive and et hi cs sanct ions.
Key wor ds: healt h servi ce, l egal pr ot ect ion, mat ernal and chi l d heal t h
Abstrak
Desain pelayanan dan perlindungan kesehat an bagi ibu dan anak di Kabupat en Banyumas diarahkan
melalui kebij akan st rat egis dalam rangka menurunkan Angka Kemat ian Ibu (AKI) dan Angka Kemat ian
Anak (AKA). Dalam realisasinya, kebij akan yang dit erapkan, khususnya kemat ian ibu di Kabupat en
Banyumas masih melampaui t arget capaian Mi l l enium Devel opment Goal s (MDgs). Adapun dalam
aspek perlindungan hukumnya, belum diat ur dalam kebij akan sehingga berdampak pada pelaksanaan
kebij akan yang belum opt imal. Namun j ika ada kelalaian at au kesalahan yang t erindikasi malprakt ik

akan dapat dikenakan sanksi pidana, perdat a, administ rasi maupun et ika.
Kat a kunci : pelayanan kesehat an, perlindungan hukum, kesehat an ibu dan anak

Pendahuluan
Pembangunan di bidang kesehat an sebagai salah sat u upaya pembangunan nasional di
arahkan guna t ercapainya kesadaran, kemauan,

masyarakat . 1 Salah sat u bent uk perubahan sist em di bidang kesehat an yang berkembang dewasa ini adalah mengenai sist em pelayanan dan
perlindungan kesehat an bagi ibu dan anak.

dan kemampuan hidup sehat bagi set iap penduduk agar dapat mewuj udkan deraj at kesehat an yang opt imal. Dalam perkembangannya, t elah t erj adi perubahan orient asi, baik t at a nilai
maupun pemikiran t erut ama mengenai upaya
pemecahan masalah dibidang kesehat an. Perubahan orient asi t ersebut kemudian mempengaruhi sist em kesehat an nasional melalui penerapan prinsip yang menyeluruh ” hol i st i c” ,
t erpadu ” uni t y ” , merat a ” evenly ” , dapat di
t erima ” accept abl e” dan t erj angkau dit erima
” accept abl e” dan t erj angkau ” achi evabl e” oleh

Hak at as pelayanan dan perlindungan kesehat an bagi ibu dan anak di Indonesia merupakan hak dasar sebagaimana t ermakt ub dalam
Undang-Undang Dasar 1945. Pasal 28 H UUD
1945 menyebut kan bahwa ” Set iap orang berhak

hidup sej aht era lahir dan bat in, bert empat
t inggal, dan mendapat kan lingkungan hidup
yang baik dan sehat sert a berhak memperoleh
pelayanan kesehat an” . Selanj ut nya, Pasal 34
ayat (3) UUD 1945 menyebut kan ” Negara bert anggungj awab at as penyediaan f asilit as pelayanan kesehat an dan f asilit as pelayanan umum



1

Art ikel ini merupakan int isari hasil penel it ian yang di
danai ol eh DIPA UNSOED Berdasarkan Surat Perj anj ian
Jasa Penel i t i an Tahun Anggar an 2011 Nomor: 1583/ H23.
9/ PN/ 2011 t anggal 31 Maret 2011

Rusmin Tumanggor, “ Masal ah-Masal ah Sosi al Budaya
Dal am Pembangunan Kesehat an di Indonesi a” , Jur nal
Masyar akat dan Budaya Jakar t a, Vol 12 No. 2 2010,
Lembaga Il mu Penget ahuan Indonesia, Pusat Penel it ian
Kemasyarakat an dan Kebudayaan , hl m. 223


262 Jurnal Dinamika Hukum
Vol . 12 No. 2 Mei 2012

yang layak” . Pencant uman hak t erhadap pelayanan kesehat an t ersebut , t idak lain bert uj uan
unt uk menj amin hak-hak kesehat an yang f undament al sepert i t ert uang dalam Decl ar at ion of
Human Ri ght 1948, bahwa heal t h is a f undament al human r i ght . Selain it u, t erdapat j uga
serangkaian Konvensi Int ernasional yang dit andat angani Pemerint ah Indonesia, yait u UndangUndang Nomor 7 Tahun 1984 t ent ang Rat if ikasi
Konvensi Penghapusan Segala Bent uk Diskrimi-

bij akan kesehat an. 2 Bent uk kebij akan inilah
yang akan mengant ar pada paradigma heal t hy
publ i c pol i cy dalam f ormat ot onomi daerah.

nasi t erhadap Perempuan, kesepakat an Konf erensi Int ernasional t ent ang Kependudukan dan
Pembangunan di Kairo, Mesir, t ahun 1994, dan
Konf erensi Dunia keempat t ent ang Perempuan
di Beij ing t ahun 1995. Adapun mengenai pembangunan kesehat an nasional diat ur dalam Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 t ent ang
Kesehat an.
Secara spesif ik, pemerint ah mengat ur

hak at as pelayanan dan perlindungan kesehat an
bagi ibu dan anak di dalam Pasal 126 dan Pasal
131 UU No. 36 t ahun 2009 t ent ang Kesehat an.
Adapun dalam desain pelaksanaannya, hak t ersebut diarahkan melalui kebij akan st rat egi dan
akt ivit as unt uk menurunkan Angka Kemat ian
Ibu (AKI) dan Angka Kemat ian Anak (AKA), ant ara lain melalui peningkat an program upaya kesehat an perorangan, program upaya kesehat an

ngan hukum at as implement asi kebij akan pelayanan kesehat an Ibu dan Anak di Kabupat en
Banyumas.

masyarakat , program pencegahan dan pemberant asan penyakit dan program promosi kesehat an.
Mencermat i hal di at as, pemant apan sist em kesehat an dimaksudkan unt uk menj amin
akses t erhadap int ervensi yang cost ef f ect ive
berdasarkan bukt i ilmiah yang berkualit as,
memberdayakan wanit a, keluarga dan masyarakat melalui kegiat an yang mempromosikan
kesehat an ibu dan bayi baru lahir dan menj amin agar kesehat an mat ernal dan neonat al dipromosikan dan dilest arikan sebagai priorit as
program pembangunan nasional. Hal ini bermakna bahwa dalam mempromosikan kesehat an diperlukan pemahaman dan analisis kebut uhan yang t epat sasaran, sehingga nant inya
akan mempengaruhi kebij akan sosial dan ke-

sahan dat a diperoleh dengan menggunakan model t riangulasi sumber. Secara t eknis, inf orman

sasaran dit ent ukan melalui pur posi ve sampl i ng
yang meliput i Kepala Bidang Pelayanan Kesehat an, Kepala Seksi Kesehat an Ibu dan Anak,
Kepala Bidang Program Kesehat an Dinas Kesehat an Kabupat en Banyumas dan 2 (dua) orang
pet ugas Puskesmas, khusus di bagian Kesehat an
Ibu dan Anak.

Permasalahan
Ada dua permasalahan yang hendak dibahas dalam art ikel/ hasil penelit ian ini. Pert ama,
mengenai implement asi kebij akan at as pelayanan kesehat an Ibu dan Anak di Kabupat en Banyumas; dan kedua mengenai bent uk perlindu-

Metode Penelitian
Tulisan ini didasarkan pada kaj ian medikolegal ( medi colegal st udy ) yait u suat u kaj ian
t erhadap permasalahan berkait an dengan ilmu
kesehat an melalui hukum posit if yang berlaku.
Adapun t ipe penelit ian yang digunakan adalah
yuridis sosiologis ( soci o l egal r esear ch ) melalui
pendekat an kualit at if dan dianalisis dengan model cont ent anal ysi s dan compar at ive anal ysi s.
Pencarian dat a primer dilakukan dengan wawancara yang dit uj ukan pada inf orman dengan
menggunakan model i n dept h i nt erview . Selain
it u digunakan met ode kepust akaan dan dokument er dalam pencarian dat a sekunder. Keab-


Pembahasan
Implementasi Kebij akan Pelayanan Kesehatan
Ibu dan Anak di Kabupaten Banyumas
Pembangunan kesehat an di t ingkat daerah didasarkan pada kebij akan yang secara hierarkis mengacu pada perat uran perundang-un2

Oedoj o Soedirham, “ Pr omosi Kesehat an Sebagai
Kebi j akan Sosi al ” , Bul et i n Penel i t i an Si st em Kesehat an
Pusat
Humani or a
Kebi j akan
Kesehat an
dan
Pember dayaan Masyar akat , Vol 10 No. 3 Jul i 2007, hl m.
273

Hak At as Pel ayanan dan Perl i ndungan Kesehat an Ibu dan Anak (Impl ement asi Kebi j akan di Kabupat en Banyumas) 263

dangan dan diimplement asikan dalam bent uk
program kerj a. Di t ingkat daerah, bidang kesehat an merupakan salah sat u urusan waj ib yang

harus dilaksanakan. Penyelenggaraan urusan
waj ib merupakan perwuj udan ot onomi yang
pada int inya adalah pengakuan/ pemberian hak
dan kewenangan. 3 Kebij akan t ersebut diperlukan dalam rangka memberikan wewenang yang
luas guna mencipt akan ef ekt ivit as Pemerint ah
Daerah dalam melayani kepent ingan masyara-

Mendasarkan pada hal t ersebut di at as,
dan dihubungkan dengan masalah penelit ian,
maka t erdapat 3 (t iga) indikat or yang t elah di
rumuskan dalam kebij akan yang t ermakt ub dalam bent uk program kerj a Dinas Kesehat an Kabupat en Banyumas, yang meliput i Kebij akan
penurunan angka kemat ian ibu dan anak; Kebij akan peningkat an pelayanan kesehat an ibu dan
anak; dan Kebij akan peningkat an pemberian
ASI eksklusif dan perbaikan gizi (ibu dan anak).

kat set empat . Oleh karena it ulah, Dinas Kesehat an sebagai bagian dari inst ansi daerah diharuskan unt uk melakukan upaya unt uk lebih meningkat kan dukungan eksekut if dan legislat if
agar program kesehat an ibu dan anak menj adi
program priorit as. 4
Hubungannya dengan desent ralisasi kesehat an, dalam lampiran Kepmenkes Nomor: 004/
MENKES/ SK/ I/ 2003 dit egaskan bahwa t uj uan

desent ralisasi di bidang kesehat an adalah mewuj udkan pembangunan nasional di bidang kesehat an yang berlandaskan prakarsa dan aspirasi masyarakat dengan cara memberdayakan,
menghimpun, dan mengopt imalkan pot ensi
daerah unt uk kepent ingan daerah dan priorit as
nasional dalam mencapai Indonesia Sehat . Salah sat u kebij akan yang didesent ralisasi adalah
kebij akan pelayanan kesehat an ibu dan anak.

Implement asi kebij akan mengenai penurunan
angka kemat ian ibu dan anak disaj ikan dalam
mat riks di bawah ini.
Matriks 1. Kebij akan penurunan angka kemat ian ibu dan anak.
Rencana
Kebij akan
Pemda/
Dinkes
Perencana
an per sal inan & penurunan
angka kemat ian i bu

Tuj uan program Kesehat an Ibu dan Anak (KIA)
adalah meningkat kan kemandirian keluarga dalam memelihara kesehat an ibu dan anak. Dalam

keluarga, ibu dan anak merupakan kelompok
yang paling rent an dan peka, t erhadap berbagai
masalah kesehat an, sepert i kej adian kesakit an
( mor bi dit as) dan gangguan gizi ( mal nut r isi ),
yang seringkali berakhir dengan kecacat an
( di sabi l i t y ) at au kemat ian ( mor t al i t as).

3

4

Rat ih Ar iningrum, NK Aryast at mi, “ St udi Kual it at i f
Penyel enggaraan Pel ayanan Kesehat an Ibu dan Bayi
Set el ah Penerapan KW-SPM Di Kabupat en Badung,
Tanah Dat ar, Dan Kot a Kupang” , Bul et i n Penel i t i an
Si st em
Kesehat an
Pusat
Humani or a
Kebi j akan

Kesehat an Dan Pember dayaan Masyar akat , Vol 11 No. 1
Januar i 2008, hl m. 33
Suci Wul ansari , Sugeng Rahant o dan Umi Muzakiroh,
“ St udi Pel aksanaan Kerj a Sama Lint as Sekt or Dal am
Peni ngkat an Kesehat an Ibu dan Anak” , Medi a Penel i t i an
dan Pengembangan Kesehat an Badan Penel i t i an dan
Pengembangan Kesehat an Jakar t a, Vol 18 No. 2 2008,
hl m. 95

Menurunkan angka
t empat
bersal in di
rumah bagi ibu hamil

Realisasi Kebij akan

Hasil Kebij akan

Member ikan pel ayanan secara promot if ,
prevent if dan kurat if .

Dari aspek promot i f
dil akukan kegiat an be
rupa penyul uhan kehamil an sehat , penyul uhan per sal inan
aman.
Aspek prevent if berupa pencegahan penyaki t -penyakit
menul ar, pemberi an kap
sul vit . A unt uk mengat asi gangguan pada
saat mel ahirkan anak,
pember ian kapsul yodium guna mengant isi pasi gangguan kekurangan gizi (sepert i di
Desa Kedung Bant eng). Adapun unt uk
ibu hamil , khususnya
unt uk gangguan anemi a di berikan t abl et
t ambah dar ah, dan di
l akukan secar a int ensif pemer iksaan kehamil an mi ni mal 4 kal i
sel ama kehamil an.
Aspek kurat if nya berupa pert ol ongan persal i nan dan penat al aksanaan kompl ikasi.
Mel akukan sosi al isasi
& perbandingan keunt ungan dan kerugi an
persal inan di r umah
dengan di sarana kesehat an ser t a mempromosikan kegi at an
sayang i bu di t empat
l ayanan t enaga kesehat an
pemer int ah
at aupun swast a

Pada dasarnya, angka kemat i an dal am
persal inan & kemat ian i bu yang ingi n
di capai Kab. Banyumas adal ah kur ang
dar i 100 per 100. 000
kel ahir an hidup, bah
kan t arget Jawa Tengah kurang dar i 60/
100. 000 kel ahiran hi
dup. Namun di Kab.
Banyumas t er dapat
35 kasus kemat ian
ibu yait u 123, 9/ 100.
000 kel ahir an hidup.
Angka kemat i an ibu
t ersebut masih dikat egorikan t inggi . Ter
dapat f akt or yang
mempengaruhi yait u
3T,
ket erl ambat an
mendat angkan pert ol ongan dar i t enaga
pel ayan kesehat an,
t erl ambat karena da
erah geograf i s yang
j auh (ex: dar i daerah
Lumbir dan Gumel ar
t erl ambat mencapai
f asil it as kesehat an),
t erl ambat mengambil keput usan.
Tahun 2010, j uml ah
persal inan DT di Kab
Banyumas 209 (0, 72)
dan j uml ah persal inan DTT 12 (0, 04).
Wal aupun demiki an,
kemat ian ibu masi h
t inggi dan per sal inan
ol eh t enaga kesehat an masih bel um me
menuhi t arget 100%

264 Jurnal Dinamika Hukum
Vol . 12 No. 2 Mei 2012

Pemeriksa
an kesehat an ibu ha
mil

Pel ayanan
kesehat an
bagi bayi
baru l ahir

Pemeriksaan kehamil an dil akukan secar a ru
t in dan int ensif sert a
mel akukan sosi al isasi
akan perencanaan kel ahir an dengan pert ol ongan bi dan at au dok
t er di f asil it as kesehat an

Cegah inf eksi kuman
pada bayi begi t u bayi
l ahir, j aga kebersihan
sel ama
per sal inan,
pember ian vit amin &
imuni sasi pada bayi,
pember ian ASI ekskl usif

karena baru 98, 17%
(28. 608). Fakt or nya
karena kepercayaan
dan kebi asaan t erhadap t enaga non
kesehat an, t akut per
sal i nan dengan bi aya
yang masih mahal .
Karena it u masyarakat cenderung ber
sal i n di dukun dan
khawat ir ber sal i n di
rumah sakit at au pus
kesmas.
Program ini memberikan manf aat karena pemer iksaan Ibu
hamil / kel uarga dapat menget ahui kondi si kesehat an bagi
ibu dan bayi sebel um proses kel ahiran, penanganan dil a
kukan pi hak yang
prof esional di har apkan mampu memberikan r asa nyaman
pada i bu hamil / kel u
arga Namun per masal ahan t erj adi t at kal a masyarakat masih bel um memahami art i pent ing dar i
t enaga
kesehat an,
ket ika di periksa dengan pel ayan non
medis, aspek keseha
t annya bel um t ersen
t uh secar a det ail &
kemudian meni mbul
kan dampak kesehat
an bagi i bu dan bayi
nya.
Tahun 2010, bayi l ahir mat i di Kab. Banyumas adal ah 123
bayi dar i 28. 373 kel ahir an. Angka Kema
t ian Bayi (AKB) sebesar 23/ 1000 Kel ahiran Hidup (KH).
Unt uk t arget RPJMD
Jawa Tengah 9, 8/
1000 KH. Sedangkan
capaian kinerj a Kab
Banyumas sebesar 8,
07/ 1000 KH dimana
capaian kinerj a Nasi
onal 23/ 1000 KH, Ja
t eng 10, 37/ 1000 KH,
sehi ngga Banyumas
t ermasuk
kat egor i
Berhasil . Wal aupun
t arget angka yang di
harapkan t el ah t ercapai, namun hal ini
masih di anggap rent an dal am pemberian pel ayanan kesehat an dan perl u unt uk di eval uasi.

Matriks 2.

Kebij akan peningkat an pelayanan
kesehat an ibu dan anak di Kabupat en Banyumas.

Rencana
Kebij akan
Pemda/ Dinkes
Peni ngkat an pe
l ayanan kesehat
an ibu dan anak
mel al ui pel ayanan K-4.

Realisasi
Kebij akan

Hasil Kebij akan

Ibu hamil l ebih int ensif
mendapat
pel ayanan
K-4,
st andar pel ayanan
mini mal unt uk cakupan kunj ungan
ibu hamil

Kegiat an-kegiat an
dal am rangka pel a
yanan K-4 i bu hamil sudah dil aksanakan mel al ui Pus
kesmas dan didist ribusikan mel al ui
pol indes. Dat a t erhimpun di Di nas Ke
sehat an
sebesar
100%. Hal ini di ang
gap berhasil .
Pengembangan
Pol indes) menj adi
Pol ikl inik Kesehat an Desa (PKD) di
desa-desa dan dil akukannya sosi al i sasi per sal i nan sehat
dan aman. Dal am
real isasinya, t enaga kesehat an masih
bel um
mencapai
t arget 100% karena
baru 98, 17% (28.
608). Program ini
bel um merat a dil aksanakan di set iap desa, khususnya
unt uk daerah yang
secara geograf is su
l it dij angkau (ex.
Gumel ar).
Sel ain
it u masih diperl u
kan f asil it as kendaraan unt uk ruj ukan
ke Rumah Saki t karena banyak kasus
kemat ian ibu dan
anak dikarenakan
t erl ambat meruj uk
karena t er bat asnya
f asil it as.
Terj adi
kenaikan
Pasangan Usi a Subur (PUS) dan peningkat an program
peser t a KB baru.
Namun ini t idak
berart i bahwa kebi
j akan ini berj al an
dengan baik. Hal
ini dikarenakan paradigma l ama “ banyak anak banyak
rej eki” t et ap diper
caya ol eh masyarakat .
Pada dasarnya, t er
dapat peningkat an
j uml ah kunj ungan
baru pada Puskesmas, peningkat an
kunj ungan rawat j a

Pert ol ongan ibu
hamil dan bayi
ol eh t enaga kesehat an (Nakes)

Dil akukannya upaya penurunan kom
pl ikasi dan pert ol o
ngan dini pada ibu
mat ernal dan bayi
baru l ahir ol eh t enaga kesehat an

Kebi j akan pel ayanan Kel uarga
Berencana

Mengat ur j uml ah
kel ahir an/ menj arangkan kel ahiran,
suami / i st r i
l ebi h
di priori t askan.

Peni ngkat an pel ayanan kesehat an Puskesmas,
Rumah Sakit sebagai ruj ukan

Meningkat j uml ah
kunj ungan baru pa
sien, t arget kunj ungan raw at j al an
dan r awat inap

Hak At as Pel ayanan dan Perl i ndungan Kesehat an Ibu dan Anak (Impl ement asi Kebi j akan di Kabupat en Banyumas) 265

l an, pemanf aat an
rawat inap di Kab.
Banyumas. Namun
hal ini bel um t ereal i sir dengan baik
karena t erkendal a
f asil it as yang kurang dan kondi si
geograf is.

Matriks 3.

Kebij akan Peningkat an Pemberian
ASI eksklusif dan perbaikan gizi
(ibu dan anak) di Kabupat en Banyumas.

Rencana
Kebij akan
Pemda/ Dinkes
Kebi j akan pemberi an ASI seba
gai makanan un
t uk bayi

Perencanaan
program penggant i air susu
ibu

Peni ngkat an
peran
t enaga
kesehat an
dal am
pember ian ASI

Perbaikan gizi
ibu dan anak

Realisasi
Kebij akan

Hasil Kebij akan

Menet apkan
pember ian ASI
secara ekskl usif bagi bayi se
j ak bayi l ahir
sampai dengan
bayi berumur 6
bul an dianj urkan unt uk dil anj ut kan sampai anak berusi a 2 t ahun

Pemahaman i bu hamil t ent ang manf aat
menyusui sej ak bayi
l ahir, bahwa air susu
ibu adal ah makanan
yang pal ing baik dan
t epat unt uk part umbuhan dan perkembangan yang sehat bagi
bayi dan anak. Namun hal ini t erkendal a dengan banyaknya
ibu yang t urut bekerj a (mendapat kan penghasil an t ambahan)
dan menggant ikannya
dengan susu i nst an.
Mei ngkat nya pemahaman ibu t ent ang makanan
pendamping
air susu i bu (MP-ASI)
dar i umur 6-23 bul an

Penggant i
air
susu i bu adal ah
produk makanan yang dipasarkan dan dinyat akan sebagai
makanan
unt uk bayi, ma
kanan pendamping air susu
ibu
(MP-ASI)
adal ah makanan at au minuman yang mengandung zat
gizi
Peni ngkat an
promosi pemberi an ASI ekskl usif
mel al ui
konsul t asi dengan dokt er , bi
dan,
peraw at
dan t enaga kesehat an
l ai nnya yang berada di Rumah
Sakit , Puskesmas dan Posyandu
peni ngkat an pe
l ayanan pembe
rian gizi pada
anak dan i bu
hamil .

Advokasi dan sosial isasi secar a l uas memberikan manf aat akan
pent ingnya ASI, penyediaan anggaran i m
pl ement asi kegi at an
ASI ekskl usif mel al ui
APBD,
mengadakan
pel at ihan dan pendidikan f ormal di bidang advokasi, sosi al isasi , dan promosi
kesehat an
Tel ah dil akukan pemant auan pemberi an
gizi pada anak dan
ibu hamil , pel ayanan
gizi dengan pembe-

rian kapsul vit amin A,
pember ian t abl et besi (Fe) guna mengurangi dampak buruk
kekurangan (Fe).

Mencermat i t abel mat rik di at as, dapat
dit arik makna bahwa program yang t ermakt ub
dalam kebij akan Pemerint ah Kabupat en Banyumas guna peningkat an kesehat an ibu dan anak
didasarkan pada perencanaan yang sebagiannya
t elah dilaksanakan, namun hasilnya belum sepenuhnya memenuhi t arget capaian. Jika didialogkan dengan t eori Merilee S. Grindle, maka implement asi kebij akan t ersebut dipengaruhi oleh dua variabel besar, yait u isi kebij akan
( cont ent of pol i cy ) dan lingkungan implement asi ( cont ext of i mpl ement at i on ). 5

Isi Kebij akan ( Cont ent of Policy )
Indikat or yang digunakan dalam menent ukan keberhasilan impelement asi kebij akan
mencakup (1) sej auh mana kepent ingan kelompok sasaran at au t ar get groups t ermuat dalam
isi kebij akan; (2) j enis manf aat yang dit erima
oleh t ar get groups; (3) sej auhmana perubahan
yang diinginkan dari sebuah kebij akan; (4) apakah sebuah program sudah t epat , apakah let ak
program sudah t epat ; (5) apakah sebuah kebij akan t elah menyebut implement ornya secara
rinci; dan (6) apakah sebuah program didukung
oleh sumberdaya yang memadai.
Apabila didialogkan dengan t abel mat rik
1, 2 dan 3, maka dapat dit arik makna bahwa:
pert ama, isi kebij akan t elah mencant umkan kepent ingan kelompok sasaran yait u upaya unt uk
meningkat kan deraj at kesehat an ibu dan anak
sebagaimana diamanat kan Undang-Undang No.
36 Tahun 2009, Permenkes RI No. 741/ Menkes/
PER/ VII/ 2008, Kepmenkes Nomor 004/ MENKES/
SK/ X/ 2003 dan Kepmenkes Nomor 1419/ MENKES/ SK/ X/ 2003; kedua, isi kebij akan sebagian
t elah mengident if ikasi j enis manf aat yang di
t erima oleh ibu dan anak meliput i program
penurunan angka kemat ian ibu dan anak, program peningkat an pelayanan kesehat an ibu dan
anak, peningkat an pemberian ASI eksklusif dan
5

A. G. Subar sono, 2006, Anal i si s Kebi j akan Publ i k (Konsep, Teor i , dan Apl i kasi ) , Yogyakart a: Pust aka Pel aj ar ,
hl m. 93

266 Jurnal Dinamika Hukum
Vol . 12 No. 2 Mei 2012

perbaikan gizi. Namun t erkait dengan program
penurunan kemat ian ibu, kebij akan t ersebut
belum dapat t erealisir dan belum t erident if ikasi manf aat nya. Hal ini t ergambarkan dengan
t erdapat nya 35 kasus kemat ian ibu yait u 123, 9/
100. 000 kelahiran hidup; dan ket i ga, isi kebij akan t elah mencipt akan perubahan, namun belum sepenuhnya t erealisir karena belum t erpenuhinya capaian t arget dalam MDGs. Unt uk
pemberian ASI eksklusif dan perbaikan gizi sert a peningkat an kesehat an anak t elah meingkat
dan t elah mencapai t arget MDGs. Namun unt uk
kemat ian ibu belum memenuhi t arget MDGs.
Hal ini t erlihat secara j elas dengan f lukt uat if nya j umlah kemat ian ibu di Kabupat en Banyumas dari t ahun ke t ahun. Pada 2009 t erdapat
147, 14/ 100. 000 sedangkan pada 2010 t erdapat
123, 9/ 100. 000, sedangkan t arget MDGs adalah
100/ 100. 000 kelahiran hidup;

Lingkungan Implementasi ( Cont ext of Implement at ion)
Berdasarkan analisis dari isi kebij akan,
j enis program yang dilakukan cenderung bermanf aat bagi t arget sasaran, namun let ak program t ersebut masih t erkonsent rasi di daerah
t ert ent u dan belum mengakomodiir kepent ingan masyarakat yang berada di pinggiran dan
secara geograf is j auh dari Pemerint ahan (ex.
Gumelar dan Lumbir). Selain it u, program t ersebut belum didukung oleh sumberdaya yang
memadai. Hal ini dapat dimaknakan bahwa
keberhasilan kebij akan at au program j uga harus dikaj i berdasarkan perspekt if proses implement asi dan perspekt if hasil. Pada perspekt if
proses, program pemerint ah dapat dikat akan
berhasil j ika pelaksanaannya sesuai dengan pet unj uk dan ket ent uan pelaksanaan yang dibuat
oleh pembuat program yang mencakup ant ara
lain cara pelaksanaan, agen pelaksana, kelompok sasaran dan manf aat program. Sedangkan
pada perspekt if hasil, program dapat dinilai
berhasil manakala program membawa dampak
dan dirasionalisasikan dengan lingkungan, kebut uhan dan kemampuan dari pelaksana kebij akan.
Bentuk Perlindungan Hukum Atas Implementasi Kebij akan Pelayanan Kesehatan Ibu dan
Anak di Kabupaten Banyumas

Secara garis besar, kebij akan dalam bent uk program kerj a t ahunan di Kabupat en Banyumas didasarkan oleh kewenangan yang didesent ralisasikan ke daerah. Hal ini memberikan
makna bahwa pembuat kebij akan di daerah
adalah pihak eksekut if dengan maksud unt uk
mensej aht erakan masyarakat di wilayahnya.
Permasalahannya adalah, pembuat kebij akan
t idak melakukan evaluasi pencapaian at as kegiat an yang direncanakan dan yang t elah dilaksanakan sehingga cenderung belum memberikan perlindungan hukum secara opt imal at as
hak kesehat an masyarakat . Tent u saj a at uran
main sepert i ini t idak menj adi f ai r karena masyarakat hanya dij adikan sebagai obyek pelayanan t anpa mempunyai peranan yang menent ukan. 6 Karena it ulah, kebij akan yang dibent uk cenderung bersif at ot onom dan t idak
akunt abel, sebab bermuara pada kepent ingan
sepihak t anpa melibat kan kebut uhan riil dari
penggunanya. 7
Hakikat nya, pelayanan kesehat an yang
dilakukan oleh t enaga medis diarahkan pada
aspek keserasian dan keseimbangan at as penanganan dan dampak yang dit imbulkan. Halhal ini merupakan int i dari berbagai kegiat an
dalam penyelenggaraan prakt ik medis unt uk
mencegah masalah hukum yang t imbul dalam
kegiat an t ersebut . Namun perlu dicermat i bahwa t idak selalu berart i bahwa seorang dokt er
yang gagal dalam suat u t indakan medis at au
t erapinya yang berakibat negat if (cedera/ kemat ian) dapat dipert anggungj awabkan at au
dipersalahkan karena malprakt ik medis. Unt uk
dapat dipert anggungj awabkan sebagai malprakt ik harus dibukt ikan adanya unsur-unsur kesalahan yang meliput i kesengaj aan (malprakt ik
murni) at au kelalaian dalam menj alankan kewaj ibannya sebagaimana dit ent ukan dalam
st andar prot est / pelayanan medis dan St andar
Prosedur Oper asional . 8 Hal ini berart i bahwa

6

7

8

Bambang Wi caksono Tri yant o, “ Cit izen Chart er dan
Ref ormasi Birokrasi” , Jur nal Kebi j akan dan Admi ni st r asi Publ i k, Vol 8 No. 2 November 2004, Magist er
Admi ni st rasi Publ ik UGM Yogyakart a, hl m. 34
Lihat Ambar Wi daningrum, “ Pembangunan Kesehat an;
Agenda Yang Ti dak ser ius di Era Ot onomi Daer ah” ,
Jur nal Pol i t i k dan Manaj emen Publ i k, Vol II (1) Maret
2007, FISIP UGM Yogyakart a, hl m. 243-260
Umi Rozah, “ Pert anggungj aw aban Pi dana Dokt er Dal am
Mal prakt ik Medi s” , Jur nal Masal ah-Masal ah Hukum Vol
33 No. 3 2004, FH UNDIP, Semar ang, hl m. 214-224

Hak At as Pel ayanan dan Perl i ndungan Kesehat an Ibu dan Anak (Impl ement asi Kebi j akan di Kabupat en Banyumas) 267

perlindungan hukum kesehat an mengandung
unsur yang sif at nya eksept ional , art inya dalam
menj alankan t ugas prof esinya dihadapkan pada
resiko medis yang t inggi. Oleh karena it u sebelum dinyakan adanya t indakan yang salah, perlu
dilakukan pemeriksaaan awal ( medi cal audi t ). 9
Mencermat i pernyat aan di at as, set iap
akt ivit as t idak bisa lepas dari hak dan kewaj iban yang melekat dalam set iap ket ent uannya. 10
Sepert i halnya, penyelenggaraan kesehat an ibu
dan anak, j ika dalam prakt iknya t erdapat permasalahan maka hal t ersebut akan menimbulkan perselisihan/ konf lik dan berimplikasi t erhadap penerapan sanksi t erhadap pelanggarnya,
yang dapat dikaj i dari berbagai perspekt if , baik
dari perspekt if hukum pidana, hukum perdat a,
et ika prof esi, perlindungan konsumen maupun
hukum kesehat an. Berikut penj elasan masingmasing perspekt if t ersebut .

Perspektif Hukum Pidana
Tanggung j awab di sini t imbul bila dapat
dibukt ikan adanya kesalahan prof esional, misalnya kesalahan dalam hal diagnosa at au kesalahan dalam cara-cara pengobat an at au perawat an. Sehubungan dengan kemampuan bert anggung j awab maka seseorang dapat dikat akan bersalah at au t idak, dit ent ukan oleh 3 (t iga) f akt or yait u keadaan bat in orang yang melakukan hal t ersebut , adanya hubungan bat in
ant ara pelaku dengan perbuat an dan t idak adanya alasan pemaaf . Berkait an dengan kelalaian
mencakup dua hal yait u karena melakukan sesuat u yang seharusnya t idak dilakukan at au karena t idak melakukan sesuat u yang seharusnya
dilakukan. 11
Pasal-pasal dalam hukum pidana yang
sangat relevan dalam t anggung j awab pidana
seorang t enaga medis yang t erkait dengan pelayanan kesehat an ibu dan anak t ercant um dalam Pasal 359 KUHP yait u karena kesalahannya
menyebabkan orang mat i; Pasal 360 KUHP yait u
karena kesalahannya menyebabkan luka berat ;
9

10

11

Boedi Sant oso Iri ant o, “ Suat u Tinj auan Mal prakt ik
Dal am Hukum Kesehat an” , Jur nal Themi s, Vol 2 No. 1
Okt ober 2007, FH Univer si t as Pancasil a Jakart a, hl m. 78
Al exandra Indr iyant i Dewi, 2008, Et i ka dan Hukum - ,
Yogyakart a: Pust aka Book Publ i sher, hl m 135
Lihat Set ya Wahyudi , “ Tanggung Jaw ab Rumah saki t
Terhadap Kerugi an Akibat Kel al ai an Tenaga Kesehat an
dan Impl ikasinya” , Jur nal Di nami ka Hukum, Vol 11 No.
3 Sept ember 2011, FH UNSOED, hl m. 489-492

Pasal 361 KUHP yait u karena kesalahannya dalam melakukan sesuat u j abat an at au pekerj aannya hingga menyebabkan mat i at au luka berat maka akan di hukum lebih berat ; Pasal 322
KUHP t ent ang Pelanggaran Rahasia Dokt er; dan
Pasal 346, 347, 348 KUHP t ent ang Aborsi.

Perspektif Hukum Perdata
Tenaga medis dianggap bert anggung j awab j ika melakukan hal-hal berupa, pert ama,
wanprest asi (Pasal 1239 KUHPerdat a), dalam
hal ini pert anggungj awaban yang harus dilakukan oleh seorang t enaga medis adalah memberikan gant i rugi at as kerugian yang diderit a oleh
pasien; kedua, perbuat an melawan hukum (Pasal 1365 KUHPerdat a), dalam hal ini dimaksudkan bahwa perbuat an melawan hukum seorang
t enaga medis adalah bert ent angan at au t idak
sesuai dengan st andar prof esi, dan pert anggungj awaban dokt er dit ent ukan dari adanya
perbuat an melawan hukum t ersebut dengan
kompensasi gant i kerugian kepada pasien; ket i ga, kelalaian sehingga mengakibat kan kerugian
(Pasal 1366 KUHPerdat a), dalam hal ini t enaga
medis dianggap melakukan kelalaian at au kurang hat i -hat i yang t idak sesuai dengan st andar
yang dit ent ukan oleh undang-undang, dan t enaga medis t ersebut harus memberikan gant i
kerugian kepada pasien apabila pasien mengalami kerugian akibat kelalaian t enaga medis
t ersebut ; dan keempat , melalaikan pekerj aan
sebagai penanggung j awab (Pasal 1367 ayat 3
KUHPerdat a), dalam hal ini dokt er harus bert anggung j awab at as kesalahan yang dilakukan
oleh bawahannya baik oleh asist en yang bukan
dokt er, maupun dokt er asist en at au perawat
dan lain sebagainya berdasarkan t indakan medik t ert ent u, pert anggungj awaban apabila t erj adi kerugian at as diri pasien dengan memberikan gant i rugi yang diberikan oleh dokt er at au
bawahannya.
Berkait an dengan hal di at as, kompensasi
dalam pengert ian vikt imologi adalah berurusan
dengan keseimbangan korban akibat dari perbuat an j ahat yang merugikan korban, oleh karena it u dapat disebut kompensasi at as kerugian phisik, moril, hart a benda yang diderit a korban. Bent uk-bent uk pembayaran kepada korban
pada dasarnya dibagi menj adi lima j enis berupa, per t ama, gant i kerugian yang berkarakt er

268 Jurnal Dinamika Hukum
Vol . 12 No. 2 Mei 2012

perdat a dan diput us dalam proses perdat a.
Bent uk gant i kerugian semacam ini dikait kan
dengan f akt a penderit aan korban at au kerugian
korban diakibat kan oleh kej ahat an, karena kej ahat an semat a-mat a dipandang sebagai serangan melawan negara bersif at pidana dan kerugian korban dianggap urusan perdat a; kedua,
gant i kerugian berkarakt er perdat a dicampur
dengan karakt er pidana dengan put usan dalam
proses pidana sehingga gant i rugi ini dianggap
berkarakt er perdat a; ket i ga, denda yang bersif at rest it usi sebagai kewaj iban keuangan bagi
pembuat at as kerugian korban dalam proses pidana disamping pidana lain yang diput us oleh
peradilan pidana; keempat , kompensasi at as
korban kej ahat an akan t et api korban bukan sebagai pihak penunt ut t et api hanya sebagai pemohon dan j ika dikabulkan hanya merupakan
bant uan dari negara kepada pemohon; dan
kel i ma, kompensasi t erhadap korban sebagai
konsekuensi t anggungj awab negara t erhadap
warganya sehingga pembayaran waj ib dari negara dalam hal t erj adi kej ahat an ( t he cr imi nal
compensat i on bi l l ), at au pembayaran sebagai
t anggungj awab negara, karena negara gagal
mencegah kej ahat an (t he cr i minal i nj ur ies
compensat i on ).

Perspektif Etik Profesi
Berdasarkan Kode Et ik, apabila t erj adi
pelanggaran kode et ik yang dilakukan oleh seorang t enaga medis, maka akan diselesaikan
melalui lembaga Maj elis Kode et ik yang akan
memut us adanya pelanggaran et ik at au t idak
dari seorang t enaga medis dengan penggolongan kasus menurut pelanggaran ringan, sedang
dan berat .
Perspektif Perlindungan Konsumen
Tuj uan diberlakukannya UU No. 8 Tahun
1999 t ent ang Perlindungan Konsumen adalah
unt uk mewuj udkan keseimbangan perlindungan
kepent ingan konsumen dan pelaku usaha sehingga t ercipt a kepast ian hukum bagi keduanya. Pasal 19 UU No. 8 Tahun 1999 menyebut kan bahwa hubungan t enaga medis dan pasien
dikat egorikan sebagai hubungan produsen dan
konsumen. Pert anggungj awaban t enaga medis
dalam UU No. 8 Tahun 1999 berupa kewaj iban
t enaga medis unt uk memberikan gant i rugi be-

rupa pengembalian uang at au barang yang set ara nilainya, at au perawat an kesehat an dan/
at au pemberian sant unan yang sesuai dengan
ket ent uan perat uran perundangan yang berlaku
apabila pasien mengalami kerugian at as t indakan medis yang dilakukan t enaga medis.

Perspektif Hukum Kesehatan
Pasal 58 ayat (1) UU No. 36 Tahun 2009
menent ukan bahwa:
Set iap orang berhak menunt ut gant i rugi
t erhadap seseorang, t enaga kesehat an,
dan/ at au penyelenggara kesehat an yang
menimbulkan kerugian akibat kesalahan
at au
kelalaian
dalam
pelayanan
kesehat an yang dit erimanya.
Kemudian Pasal 190, j uga menent ukan bahwa
(1) Pimpinan f asilit as pelayanan kesehat an dan/ at au t enaga kesehat an yang
melakukan prakt ik at au pekerj aan
pada f asilit as pelayanan kesehat an
yang dengan sengaj a t idak memberikan pert olongan pert ama t erhadap
pasien yang dalam keadaan gawat
darurat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (2) at au Pasal 85
ayat (2) dipidana dengan pidana
penj ara paling lama 2 (dua) t ahun
dan denda paling banyak Rp200. 000.
000, 00 (dua rat us j ut a rupiah).
(2) Dalam hal perbuat an sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) mengakibat kan t erj adinya kecacat an at au kemat ian, pimpinan f asilit as pelayanan
kesehat an dan/ at au t enaga kesehat an t ersebut dipidana dengan pidana
penj ara paling lama 10 (sepuluh) t ahun dan denda paling banyak Rp
1. 000. 000. 000, - (sat u miliar rupiah).
Berdasarkan kelima perspekt if di at as,
perlindungan kepada masyarakat t erut ama diberikan kepada pihak pasien dan keluarga pasien yang mengalami kerugian, hal t ersebut
berkait an dengan perbuat an melawan hukum
berupa kesalahan at au kelalaian yang dilakukan
oleh t enaga medis. Berdasarkan hal t ersebut
t erdapat dokt rin yang berlaku dalam Hukum
Kesehat an yait u “ Res Ipsa Li qui t ur ” dimana
syarat berlakunya dokt rin t ersebut apabila kej adian yang dialami oleh pasien dan t enaga medis t ersebut t idak biasanya t erj adi, kerugian

Hak At as Pel ayanan dan Perl i ndungan Kesehat an Ibu dan Anak (Impl ement asi Kebi j akan di Kabupat en Banyumas) 269

t ersebut t idak dit imbulkan oleh pihak ket iga,
dan bukan kesalahan korban. Konsekuensi dari
dokt rin ini dalam Hukum Kesehat an yait u ada
pembebanan kepada t enaga medis mengenai
proses pembukt ian bagaimana t erj adinya kelalaian t ersebut sesuai st andar yang digunakan
didalam melakukan t indakan medis t erhadap
pasien. Berkait an dengan hal t ersebut , dokt rin
ini memiliki beban pert anggungj awaban mut lak
t erhadap t enaga medis yang dinyat akan bersalah. 12

Penutup
Simpulan
Pada dasarnya, program pelayanan kesehat an di Kabupat en Banyumas t elah dit et apkan
menj adi program priorit as daerah, namun dalam implement asinya masih belum memenuhi
sasaran. Fakt or yang mempengaruhi berupa kurangnya sarana prasarana penunj ang kesehat an, cara pandang masyarakat t erhadap pelayanan kesehat an, kurangnya koordinasi ant arsekt or kesehat an dan kendala geograf is. Karena
it u, perencana kebij akan di daerah harus dapat
mempert imbangkan aspek kebut uhan saranaprasarana riil dari masyarakat .
Saran
Mendasarkan pada hal diat as, maka unt uk
dapat mengat ur t at a cara dan st andar penerapan kebij akan di bidang kesehat an, khususnya di Kabupat en Banyumas maka seharusnya
dibent uk Perat uran Daerah at au Perat uran Bupat i yang mengat ur pelaksanaan kebij akan peningkat an kesehat an ibu dan anak di Kabupat en
Banyumas. Hal ini dimaksudkan agar kebij akan
yang dit erapkan memiliki payung hukum sehingga t ercipt a f ungsi pelayanan kesehat an
yang t erarah dan mendasarkan pada kepent ingan sert a kebut uhan masyarakat di Banyumas.

Daftar Pustaka
Ariningrum, Rat ih, NK Aryast at mi. “ St udi Kualit at if Penyelenggaraan Pelayanan Kesehat an Ibu dan Bayi Set elah Penerapan
KW-SPM Di Kabupat en Badung, Tanah Dat ar, Dan Kot a Kupang” . Bul et i n Penel i t i an
Si st em Kesehat an Pusat Humani or a Kebi -

12

Al exandra Indr iyant i Dew i, op. ci t , hl m 198-204

j akan Kesehat an dan Pember dayaan Masyar akat , Vol. 11 No. 1 Januari 2008;
Dewi, Alexandra Indriyant i. 2008. Et i ka dan Hukum Kesehat an. Yogyakart a: Pust aka Book
Publisher;
Iriant o, Boedi Sant oso. “ Suat u Tinj auan Malprakt ik Dalam Hukum Kesehat an” . Jur nal
Themi s, Vol 2 No. 1 Okt ober 2007 Fakult as Hukum Universit as Pancasila Jakart a;
Rozah, Umi. “ Pert anggungj awaban Pidana Dokt er Dalam Malprakt ik Medis” . Jur nal Masal ah-Masal ah Hukum, Vol 33 No. 3 2004.
Fakult as Hukum Universit as Diponegoro
Semarang;
Soedirham, Oedoj o. “ Promosi Kesehat an Sebagai Kebij akan Sosial” . Bulet in Penel i t i an
Si st em Kesehat an Pusat Humani or a Kebi j akan Kesehat an dan Pember dayaan Masyar akat , Vol 10 No. Juli 2007
Subarsono, AG. 2006. Anal i si s Kebi j akan Publ i k
(Konsep. Teor i . dan Apl i kasi ) , Yogyakart a: Pust aka Pelaj ar;
Triyant o, Bambang Wicaksono. “ Cit izen Chart er
dan Ref ormasi Birokrasi” . Jur nal Kebi j akan dan Admi ni st r asi Publ i k, Vol 8 No.
2 November 2004. Magist er Administ rasi
Publik Universit as Gadj ah Mada Yogyakart a;
Tumanggor, Rusmin. “ Masalah-Masalah Sosial
Budaya Dalam Pembangunan Kesehat an di
Indonesia” . Jurnal Masyar akat dan Budaya Vol 12 No. 2 2010. Lembaga Ilmu Penget ahuan Indonesia, Pusat Penelit ian
Kemasyarakat an dan Kebudayaan Jakart a;
Wahyudi, Set ya. “ Tanggung Jawab Rumah Sakit
Terhadap Kerugian Akibat Kelalaian Tenaga Kesehat an dan Implikasinya” . Jur nal
Di nami ka Hukum Vol 11 No. 3 Sept ember
2011. Fakult as Hukum Universit as Jenderal Soedirman Purwokert o;
Wulansari, Suci; Sugeng Rahant o dan Umi Muzakiroh. “ St udi Pelaksanaan Kerj a Sama Lint as Sekt or dalam Peningkat an Kesehat an
Ibu dan Anak” , Media Penel it i an dan Pengembangan Kesehat an Vol 18 No. 2
2008. Badan Penelit ian dan Pengembangan Kesehat an Jakart a.