RESUME-RESUME PERMEN PU NOMOR 6,12,13,15,17

RESUME
PERATURAN MENTERI NOMOR 12/PRT/M/2010 TENTANG PEDOMAN
KERJASAMA PENGUSAHAAN PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR
MINUM
I. Bab (5 BAB) dan Jumlah Pasal (35 Pasal)

BAB I
BAB II
BADAN

BAB
KETENTUAN UMUM
KERJASAMA PEMERINTAH DENGAN

USAHA
BAB III
KERJASAMA BUMN/BUMD
PENYELENGGARA
DENGAN BADAN USAHA DI DALAM
WILAYAH
PELAYANAN BUMN/BUMD

PENYELENGGARA
BAB IV
KETENTUAN PERALIHAN
BAB V
KETENTUAN PENUTUP

JUMLAH PASAL
5 PASAL
18 PASAL

9 PASAL

1
2

PASAL
PASAL

II. RESUME
1. MAKSUD DAN LINGKUP PENGATURAN:

 Maksud :
a. Pedoman bagi Pemerintah/Pemda
b. Pedoman bagi BUMD/BUMN Penyelenggara SPAM
 Lingkup Pengaturan :
 Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPS/PPP)
 Kerjasama BUMD/BUMN Penyelenggara dengan Badan Usaha (B2B)
2. PRINSIP KERJASAMA PENGUSAHAAN:
 Pengembangan SPAM merupakan tugas Pemerintah dan Pemerintah Daerah.
 Dalam melaksanakan tugas Pemerintah dan Pemerintah Daerah membentuk
BUMN/BUMD
untuk menyelenggarakan
pengembangan
SPAM dan
melibatkan Badan Usaha untuk berperan serta dalam penyelenggaraan
pengembangan SPAM.
 Aset hasil kerjasama pengusahaan antara pemerintah dengan Badan Usaha
menjadi aset pemerintah.
3. LINGKUP KERJASAMA PENGUSAHAAN PENGEMBANGAN SPAM:
 Unit air baku;
 Unit produksi;

 Unit distribusi;
 Unit Pelayanan; dan
 Pengelolaan.
4. KERJASAMA PENGUSAHAAN PENGEMBANGAN SPAM DILAKSANAKAN
ANTARA:
 BUMN/BUMD Penyelenggara dengan badan usaha swasta berbentuk
perseroan terbatas;

 BUMN/BUMD Penyelenggara dengan Koperasi;
 BUMN/BUMD Penyelenggara dengan BUMN/BUMD.
5. TATA CARA KERJASAMA PENGUSAHAAN PENGEMBANGAN SPAM DIATUR
DALAM LAPIRAN PERATURAN MENTERI INI.

RESUME
PERATURAN MENTERI NOMOR 15/PRT/M/2010 TENTANG PETUNJUK
TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG INFRASTRUKTUR
I. Bab (8 BAB) dan Jumlah Pasal (24 PASAL)
BAB
BAB I
KETENTUAN UMUM

BAB II
PERENCANAAN DAN
PEMROGRAMAN
BAB III
KOORDINASI PENYELENGGARAAN
BAB IV
PELAKSANAAN DAN CAKUPAN
KEGIATAN
BAB V
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
PELAKSANAAN KEGIATAN
BAB VI
PEMANTAUAN, EVALUASI, DAN
PENILAIAN
KINERJA
BAB VII KETENTUAN LAIN-LAIN
BAB VIII KETENTUAN PENUTUP

JUMLAH PASAL
2 PASAL

3 PASAL
4 PASAL
1 PASAL
1 PASAL
10 PASAL
1 PASAL
2 PASAL

II. RESUME
1. MAKSUD DAN RUANG LINGKUP:
 Maksud :
Merupakan pedoman bagi Kementerian, Pemerintah Provinsi, dan
Pemerintah Kabupaten/Kota dalam pemanfaatan, pelaksanaan, pemantauan,
dan pembinaan dari segi teknis terhadap kegiatan yang dibiayai melalui DAK
Bidang Infrastruktur.
 Ruang Lingkup :
Ruang lingkupnya meliputi perencanaan dan pemrograman, koordinasi
penyelenggaraan, pelaksanaan, tugas dan tanggung jawab pelaksanaan
kegiatan, pemantauan, monitoring dan evaluasi, pengendalian, pelaporan
kegiatan fisik dan keuangan, serta penilaian kinerja.

2. TUJUAN:
 Menjamin tertib pemanfaatan, pelaksanaan dan pengelolaan DAK Bidang
Infrastruktur yang dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi, Pemerintah
Kabupaten atau Pemerintah Kota;
 Menjamin terlaksananya koordinasi antara Kementerian Pekerjaan Umum,
Kementerian terkait, dinas teknis di provinsi, dan dinas teknis di
kabupaten/kota dalam pelaksanaan, pengelolaan, dan pemantauan teknis
kegiatan yang dibiayai dengan DAK Bidang Infrastruktur;

 Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pemanfaatan DAK Bidang
Infrastruktur, serta mensinergikan kegiatan yang dibiayai dengan DAK
Bidang Infrastruktur dengan kegiatan prioritas nasional;
 Meningkatkan kinerja prasarana dan sarana bidang infrastruktur seperti
kinerja jalan provinsi/kabupaten/kota, kinerja pelayanan jaringan irigasi
(termasuk jaringan reklamasi rawa) yang merupakan kewenangan
provinsi/kabupaten/kota, meningkatkan cakupan pelayanan air minum, dan
cakupan pelayanan sanitasi untuk meningkatkan kualitas kesehatan
masyarakat di kabupaten/kota.
3. KRITERIA TEKNIS
KHUSUS (DAK):






Kriteria
Kriteria
Kriteria
Kriteria

Teknis
Teknis
Teknis
Teknis

DALAM

untuk
untuk
untuk

untuk

MENENTUKAN

Prasarana
Prasarana
Prasarana
Prasarana

ALOKASI

DANA

ALOKASI

Jalan;
Irigasi;
Air Minum; dan
Sanitasi.


4. PETUNJUK PELAKSANAAN DARI MASING-MASING SUBBIDANG DIATUR
DALAM LAMPIRAN PERATURAN MENTERI INI.
RESUME
PERATURAN MENTERI NOMOR 17/PRT/M/2010 TENTANG PEDOMAN
TEKNIS PENDATAAN BANGUNAN GEDUNG
I. Bab (8 BAB) dan Jumlah Pasal (13 PASAL)
BAB
BAB I
KETENTUAN UMUM
BAB II
PENYELENGGARAAN PENDATAAN
BANGUNAN
GEDUNG
BAB III
KELENGKAPAN DOKUMEN
PENDATAAN
BANGUNAN GEDUNG
BAB IV
TATA CARA PELAKSANAAN
PENDATAAN

BANGUNAN GEDUNG
BAB V
PEMBINAAN TEKNIS
BAB VI PENGATURAN DI DAERAH
BAB VII KETENTUAN PERALIHAN
BAB VIII KETENTUAN PENUTUP

JUMLAH PASAL
2 PASAL
5 PASAL
1 PASAL
1 PASAL

1
1
1
1

PASAL
PASAL

PASAL
PASAL

II. RESUME
1. MAKSUD DAN TUJUAN:
 Maksud :
Sebagai panduan bagi Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan pemilik
bangunan gedung dalam proses pendataan dan pendaftaran bangunan
gedung.
 Tujuan :
Untuk tertib administratif pembangunan dan pemanfaatan bangunan
gedung, serta sistem informasi bangunan gedung.

2. LINGKUP PENGATURAN:
 Penyelenggaraan pendataan bangunan gedung;
 Persyaratan pendataan bangunan gedung;
 Tata cara pelaksanaan yang meliputi organisasi dan tata laksana; dan
 Prosedur pelaksanaan pendataan bangunan gedung.
3. MANFAAT PENDATAAN BANGUNAN GEDUNG:
 Mencapai tertib administratif pembangunan dan pemanfaatan bangunan
gedung, serta sistem ibformasi bangunan gedung;
 Menemukan riwayat bangunan gedung;
 Mengetahui informasi proses dan batas waktu berlakunya IMB, SLF atau
perpanjangan SLF;
 Mengetahui kekayaan aset negara; dan
 Kerperluan perencanaan dan pengembangan tata ruang wilayah.
4. PEDOMAN TEKNIS PENDATAAN BANGUNAN GEDUNG DIATUR LEBIH
LANJUT DALAM LAMPIRAN PERATURAN MENTERI INI.

RESUME
PERATURAN MENTERI NOMOR 6/PRT/M/2010 TENTANG PEDOMAN
EVALUASI PENERUSAN PENGUSAHAAN JALAN TOL

I. Bab (5 BAB) dan Jumlah Pasal (16 PASAL)
BAB
BAB I
KETENTUAN UMUM
BAB II
MAKSUD, TUJUAN DAN RUANG
LINGKUP
BAB III
EVALUASI PENERUSAN
PENGUSAHAAN JALAN
TOL
BAB IV
BAB V

PENGALIHAN SAHAM
KETENTUAN PENUTUP

JUMLAH PASAL
1 PASAL
2 PASAL
10 PASAL

2 PASAL
1 PASAL

II. RESUME
1. MAKSUD DAN TUJUAN:
 Maksud :
Pedoman Evaluasi Penerusan Pengusahaan Jalan Tol ini dimaksudkan untuk
memberi acuan dalam melaksanakan evaluasi penerusan pengusahaan jalan
tol melalui proses yang adil, terbuka, transparan dan bertanggung gugat.
 Tujuan :

Pedoman Evaluasi Penerusan Pengusahaan Jalan Tol ini bertujuan untuk
mendapatkan kepastian BUJT yang memenuhi persyaratan dan kelayakan
proyek guna kelangsungan pengusahaan jalan tol.
2. LINGKUP PENGATURAN:
 Evaluasi penerusan pengusahaan jalan tol untuk ruas-ruas jalan tol.
 Evaluasi pengalihan saham untuk ruas-ruas jalan tol dan ruas-ruas jalan tol
selain yang telah menandatangani PPJT.
3. TERHADAP PROYEK JALAN TOL YANG DITERUSKAN AKAN DILAKUKAN
AMANDEMEN PPJT YANG MENCAKUP ANATARA LAIN:
 Perubahan jadwal pengadaan tanah dan konstruksi;
 Perubahan rencana usaha termasuk kompensasi;
 Bentuk dan besaran Dukungan Pemerintah;
 Pengalihan Saham;
 Ketentuan mengenai pemantauan secara periodik dan evaluasi volume lalu
lintas, pendapatan, dan biaya setiap 5 (lima) tahun;
 Batas waktu BUJT untuk mencapai Pemenuhan Pembiayaan; dan
 Pengaturan masa konsesi yang diperhitungkan sejak dikeluarkannya Surat
Perintah Mulai Kerja (SPMK)
4. PEDOMAN EVALUASI PENERUSAN PENGUSAHAAN JALAN TOL DIATUR
LEBIH LANJUT DALAM LAMPIRAN PERATURAN MENTERI INI.

RESUME
PERATURAN MENTERI NOMOR 13/PRT/M/2010 TENTANG PEDOMAN
PENGADAAN PENGUSAHAAN JALAN TOL

I. Bab (15 BAB) dan Jumlah Pasal (85 PASAL)
BAB
BAB I
KETENTUAN UMUM
BAB II
PANITIA
BAB III
PENGADAAN PENGUSAHAAN JALAN
TOL
BAB IV
PRAKUALIFIKASI PENGADAAN
PENGUSAHAAN
JALAN TOL
BAB V
PELELANGAN BERDASARKAN TARIF
TOL AWAL
TERENDAH
BAB VI PELELANGAN BERDASARKAN
DUKUNGAN/KOMPENSASI DARI
PEMERINTAH

JUMLAH PASAL
5 PASAL
4 PASAL
6 PASAL
20 PASAL
7 PASAL

5 PASAL

BAB VII
BOBOT

YANG TERENDAH
PELELANGAN BERDASARKAN

PARAMETER INVESTASI
BAB VIII
PELELANGAN BERDASARKAN
KOMBINASI
TARIF TERENDAH DAN MASA
KONSESI
TERPENDEK
BAB IX
PELELANGAN PENGUSAHAAN
PENGOPERASIAN DAN
PEMELIHARAAN JALAN
TOL
BAB X
PELELANGAN PENGUSAHAAN
PENGOPERASIAN DAN
PEMELIHARAAN
DALAM MASA TRANSISI
BAB XI
PROSEDUR PENETAPAN DAN
SANGGAHAN
PELELANGAN
BAB XII
PEMBATALAN LELANG, LELANG
ULANG, DAN
NEGOSIASI LELANG
BAB XIII PENGALIHAN SAHAM
BAB XIV PENGAWASAN
BAB XV KETENTUAN PENUTUP

8 PASAL

8 PASAL

5 PASAL

5 PASAL
5 PASAL
2 PASAL
2 PASAL
1 PASAL
2 PASAL

II. RESUME
1. MAKSUD DAN TUJUAN:
 Maksud :
Sebagai pedoman panitia dalam melaksanakan Pengadaan Pengusahaan
Jalan Tol dan untuk menetapkan Badan Usaha yang mempunyai kualifikasi
yang memenuhi syarat dan kemampuan usaha ditinjau dari aspek
administrasi, hukum, teknik dan keuangan untuk melaksanakan
pengusahaan jalan tol.
 Tujuan :
Agar pelaksanaan pengadaan pengusahaan jalan tol dilakukan secara adil,
terbuka,
transparan,
bersaing,
bertanggung-gugat,
dan
saling
menguntungkan.
2. RUANG LINGKUP:
 Pedoman Pengadaan Pengusahaan Jalan Tol meliputi kegiatan prakualifikasi,
tata cara dan evaluasi, serta metode Pengadaan Pengusahaan Jalan Tol.
 Pengadaan dilakukan dalam dua tahap yaitu prakualifikasi dan tahap
pelelangan bagi Peminat yang lulus prakualifikasi.
3. PRINSIP PENGADAAN PENGUSAHAAN JALAN TOL:
 adil, berarti seluruh Badan Usaha yang ikut serta dalam proses pengadaan
harus memperoleh perlakuan yang sama;
 terbuka, berarti seluruh proses pengadaan bersifat terbuka bagi Badan
Usaha yang memenuhi kualifikasi yang dipersyaratkan;

 transparan, berarti semua ketentuan dan informasi yang berkaitan dengan
Penyediaan Infrastruktur termasuk syarat teknis administrasi pemilihan, tata
cara evaluasi, dan penetapan Badan Usaha bersifat terbuka bagi seluruh
Badan Usaha serta masyarakat umumnya;
 bersaing, berarti pemilihan Badan Usaha melalui proses pelelangan;
 bertanggung-gugat, berarti hasil pemilihan Badan Usaha harus dapat
dipertanggungjawabkan;
 saling menguntungkan, berarti kemitraan dengan Badan Usaha dalam
Penyediaan Infrastruktur dilakukan berdasarkan ketentuan dan persyaratan
yang seimbang sehingga memberi keuntungan bagi kedua belah pihak dan
masyarakat dengan memperhitungkan kebutuhan dasar masyarakat;
4. PENGAWASAN:
 Inspektorat Jenderal : atas nama Menteri melakukan pengawasan terhadap
pelanggaran ketentuan-ketentuan dalam Pedoman Pengadaan Pengusahaan
Jalan Tol.
 BPJT : wajib melakukan pengawasan melekat atas proses pelaksanaan
pengadaan pengusahaan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
 Semua laporan masyarakat sebagai bentuk pengawasan masyarakat harus
ditindaklanjuti oleh BPJT.