PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK DALAM PROSES PENYIDIKAN MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2012 | Mulyadi | Jurnal Ilmiah Galuh Justisi 92 527 1 PB

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK DALAM PROSES PENYIDIKAN
MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2012
Oleh : H. Dudung Mulyadi, S.H., M.H.*)

ABSTRAK
Fakta-fakta hukum yang sering terjadi dalam kehidupan bermasyarakat adalah
permasalahan yang terkait anak, yang dihadapkan dengan permasalahan
penanganan anak yang diduga melakukan tindak pidana. Proses Peradilan Pidana
Anak dengan peradilan orang dewasa pada umumnya, identik ada perbedaan.
Kategori anak dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem
Peradilan Pidana Anak, Anak yang berhadapan dengan hukum adalah anak yang
berkonflik dengan hukum, anak yang menjadi korban tindak pidana, dan anak yang
menjadi saksi tindak pidana.
Perlindungan hukum terhadap anak dalam proses peradilan dilakukan dimulai
semenjak tingkat penyelidikan, penyidikan, penuntutan, pemeriksaan di sidang
pengadilan sampai pada pelaksanaan putusan pengadilan tersebut. Selama proses
peradilan tersebut , maka hak-hak anak wajib dilindungi oleh hukum yang berlaku
dan oleh sebab itu harus dilakukan secara konsekuen oleh pihak-pihak terkait
dengan penyelesaian masalah anak nakal tersebut yang diatur dalam Undangundang Nomor 11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak , terdapat
tugas-tugas penyidik yang berhubungan dengan tugas yang meliputi proses
penangkapan dan penahanan terhadap anak yang diduga melakukan tindak pidana.

Kata kunci : Perlindungan, Peradilan Anak
ABSTRACT
Legal facts which often occurs in social life is problems related to children,
who are faced with the problem of handling children suspected of committing a crime.
Child Criminal Justice process with judicial adults in general, identical no difference.
Categories of children in Act No. 11 of 2012 on the Criminal Justice System,
Children in conflict with the law are children in conflict with the law, children who are
victims of crime, and child who witnessed a crime.
Legal protection of children in the judicial process is done started since the
level of inquiry, investigation, prosecution, examination before the court until the
execution of the ruling. During such proceedings, the rights of the child shall be
protected by law and therefore must be done consistently by the parties concerned
with problem solving bad boy is regulated in Law No. 11 of 2012 on the Criminal
Justice System Child , there are tasks related to the task of investigators which
includes the process of arrest and detention of children suspected of committing a
crime.
Keywords: Protection, Juvenile Justice

*)


Dosen Tetap Fakultas Hukum Universitas Galuh

1

I.

PENDAHULUAN

Undang-Undang Dasar Negara Republik

Anak merupakan generasi penerus

Indonesia

cita-cita

perjuangan

bangsa


serta

1945

hasil

amandemen,

dimana Negara menjamin setiap anak

sebagai sumber daya manusia di masa

berhak

depan yang merupakan modal bangsa

tumbuh dan berkembang serta berhak

bagi


yang

atas perlindungan dari kekerasan dan

(sustainable

diskriminasi. Pengaturan mengenai hak-

development). Berangkat dari pemikiran

hak anak tersebut kemudian diwujudkan

tersebut, kepentingan yang utama untuk

dalam

Undang-Undang

tumbuh


Tahun

2002

pembangunan

berkesinambungan

dan

kehidupan
prioritas

berkembang

anak
yang

harus


sangat

dalam

memperoleh
tinggi.

atas

kelangsungan

hidup,

Nomor

Tentang

23

Perlindungan


Anak. (Lilik Mulyadi, 2013).

Tidak

Fakta-fakta

hukum

yang

semua anak mempunyai kesempatan

belakangan ini terjadi dalam kehidupan

yang

bermasyarakat

sama


harapan

dalam

dan

merealisasikan

aspirasinya.

Banyak

yang

terkait

adalah

permasalahan


anak,

dimana

dalam

diantara mereka yang beresiko tinggi

kehidupan

sosial

yang

sangat

untuk tidak tumbuh dan berkembang

dipengaruhi


oleh

berbagai

faktor

secara sehat, mendapatkan pendidikan

tersebut kita dihadapkan lagi dengan

yang terbaik, karena keluarga yang

permasalahan penanganan anak yang

miskin,

diduga

orang


tua

bermasalah,

diperlakukan salah, ditinggal orang tua,

melakukan

tindak

pidana.

(Syafruddin Hasibuan (ed), hlm. 78)

sehingga tidak dapat menikmati hidup

Sistem Peradilan Pidana (Criminal

secara layak. (Undang-Undang Nomor 3

Justice System) adalah sistem dalam

Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak).

suatu masyarakat untuk menanggulangi

Anak

merupakan

amanah

dan

masalah

kejahatan.

Menunjukkan

karunia Tuhan Yang Maha Esa yang

adanya suatu kesan dari objek yang

memiliki harkat danmartabat sebagai

komplek lainnya dan berjalan dari awal

manusia seutuhnya. Anak merupakan

sampai akhir, oleh karena itu dalam

bagian yang tidak terpisahkan dari

mewujudkan tujuan sistem tersebut ada

keberlangsungan hidup manusia dan

empat

keberlangsungan sebuah Bangsa dan

kepolisian, kejaksaan, pengadilan dan

Negara.

lembaga

Dengan

peran

Anak yang

instansi

yang

terkait

pemasyarakatan.

yaitu

Keempat

penting ini, hak anak telah secara tegas

komponen tersebut harus bekerja sama

dinyatakan dalam Pasal 28B ayat (2)

secara

terpadu

(Integrated

Criminal
2

Justice Administration). (Arief, Barda

permasalahan

sosial

Nawawi, 2006 : 31).

mengganggu

penegakan

hukum,

ketertiban,

keamanan,

dan

Berproses secara terpadu artinya

yang

dapat

bahwa keempat sub sistem ini bekerja

pembangunan nasional. Maka, ini berarti

sama berhubungan walaupun masing-

bahwa

masing berdiri sendiri. Polisi selaku

diusahakan

penyidik

mengusahakan pembangunan nasional

melakukan

penyidikan

termasuk penyelidikan, penangkapan,

perlindungan
apabila

anak

harus

kita

ingin

yang memuaskan.
Dalam

penahanan, penggeledahan, penyitaan

proses

tahapan

dan pemeriksaan surat. Jaksa selaku

penyidikan anak nakal, tidak hanya

penuntut umum melakukan penuntutan

sekedar mencari bukti serta penyebab

berdasarkan

yang

kejadian, tetapi juga diharapkan dapat

disampaikan oleh penyidik. Hakim atas

mengetahui latar belakang kehidupan

dasar

umum

anak tersebut sebagai pertimbangan

melakukan pemeriksaan dalam sidang

dalam menentukan tuntutan terhadap

pengadilan.

tersangka.

hasil

dakwaan

Perlindungan
perspektif

hukum

penyidikan

penuntut

hukum
pidana

dalam
diberikan

Rumusan Masalah
Berdasarkan pada uraian dalam

terhadap anak sebagai pelaku tindak
pidana.

Perlindungan

hukum

anak

latar belakang tersebut di atas, maka

sebagai pelaku tindak pidana diatur

masalah

secara khusus dalam Undang-Undang

adalah :

No. 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan

1. Bagaimanakah katagori anak yang

Anak Jo Undang-undang Nomor 11

berhadapan dengan hukum menurut

Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan

Undang-Undang Sistem Peradilan

Pidana Anak. Dalam undang-undang

Pidana Anak ?

tersebut

proses

beracaranya

diatur

yang

2. Bagaimana

sedikit berbeda dengan proses beracara

terhadap

pidana orang dewasa baik berkenaan

penyidikan ?

dengan

penyelidikan,

penuntutan,

pemeriksaan

sidang

Akibat tidak adanya perlindungan
akan

menimbulkan

dirumuskan

perlindungan
anak

pada

hukum
tahap

penyidikan,

maupun pelaksanaan putusan hakim.

anak

dapat

berbagai

II.

PEMBAHASAN

Pengertian Anak
Apabila

ditinjau

dari

aspek

yuridis, maka pengertian “anak” dimata
3

hukum positif Indonesia lazim diartikan

seseorang

belum

sebagai orang yang belum dewasa

(delapan

(minderjaring atau person under age),

anak yang masih dalam kandungan.

belas)

berusia

tahun,

18

termasuk

atau

3. Menurut Undang-Undang Nomor 4

umur

Tahun 1979 tentang Kesejahteraan

(minderjaringheid atau inferionity) atau

Pada Pasal 1 angka (2) merumuskan

kerap juga disebut sebagai anak yang di

Anak adalah seseorang yang belum

bawah pengawasan wali (minderjarige

mencapai umur 21 tahun dan belum

onvervoodij).

pernah kawin. Batasan umur ini juga

orang

yang

di

keadaan

bawah

di

Hukum

umur

bawah

positif

Indonesia

(ius

digunakan

Kitab

Undang-undang

adanya

Hukum Pidana serta Perdata, tetapi

unifikasi hukum yang baku dan berlaku

dalam Kitab Undang-undang Hukum

universal

kriteria

Pidana tidak mengenal istilah anak,

batasan umur bagi seorang anak, hal

yang digunakan istilah dewasa yaitu

tersebut dapat dilihat dalam berbagai

telah berumur 21 tahun atau belum

peraturan ataupun hukum yang berlaku,

berumur 21 tahun akan tetapi sudah

yaitu :

atau

1. Menurut Undang-Undang Nomor 35

belum dewasa adalah seseorang

Tahun 2014 tentang Perubahan atas

yang umurnya belum mencapai 21

Undang-Undang Nomor 23 Tahun

tahun dan tidak atau belum pernah

2002 tentang Perlindungan Anak

kawin.

constitutum)

tidak mengatur

untuk

menentukan

pernah

kawin,

sedangkan

Pada Pasal 1 (3) merumuskan,

4. Dalam Kitab Undang-Undang Hukum

bahwa anak adalah anak yang telah

Pidana (KUHP ) Pasal 45 KUHP,

berumur 12 (dua belas) tahun, tetapi

memberikan

belum berumur 18 (delapan belas)

belum

tahun yang diduga melakukan tindak

berumur 16 (enam belas) tahun.

pidana. Jadi anak dibatasi syarat

Oleh karena itu, apabila ia tersangkut

dengan

dalam perkara pidana maka hakim

umur

antara

12

tahun

boleh

sampai 18 tahun.

definisi

dewasa

anak

apabila

memerintahkan

belum

supaya

si

Undang-Undang

tersalah

Perlindungan Anak (Undang-undang

kepada

No.23

ataupun pemeliharanya dengan tidak

2. Menurut

Tahun

2002

tentang

tersebut

yang

orang

dikembalikan

tuanya;

Perlindungan Anak) Pada Pasal 1 (1)

dikenakan

hukuman

merumuskan bahwa anak adalah

memerintahkannya

walinya

atau
supaya
4

diserahkan
dengan

kepada

tidak

pemerintah

dikenakan

suatu

tindakan-tindaka hukum yang dilakukan
oleh anak itu.
Beberapa

hukuman. Ketentuan Pasal 45, 46,

hal

yang

dan 47 KUHP ini sudah dihapus

diperhatikan

dengan

mengatakan bahwa seseorang telah

lahirnya

Undang-undang

indikator

untuk

dikatakan telah dewasa adalah bahwa ia

No.3 Tahun 1997.
5. Anak

bahwa

perlu

menurut

Undang-undang

dapat

melakukan

perbuatan

hukum

Perkawinan (Undang-undang Nomor

sendiri tanpa bantuan orang lain baik

1 Tahun 1974) Pada Pasal 47 ayat

orang tua maupun wali. Berdasarkan

(1) dan pasal 50 ayat (1) undang-

penjelasan-penjelasan

undang

Perkawinan

peraturan perundang-undangan diatas,

memberikan batasan-batasan untuk

maka dapat dilihat bahwa pengertian

disebut anak adalah belum mencapai

anak adalah bervariatif dimana hal

umur 18 tahun atau belum pernah

tersebut dilihat dari pembatasan batas

melangsungkan perkawinan.

umur yang diberikan kepada seorang

Pokok

beberapa

Hukum

anak apakah anak tersebut dibawah

Perdata ( KUH Perdata ) Pada Pasal

umur atau belum dewasa dan hal

330

tersebut dapat dilihat dari pengertian

6. Kitab

Undang-Undang

KUH

Perdata

memeberikan
belum

masing-masing peraturan perundang-

dewasa adalah mereka yang belum

undangan yang berlaku di Indonesia,

mencapai umur genap 21 (dua puluh

Namun

satu) tahun dan tidak lebih dahulu

prinsipnya anak dibawah umur adalah

telah kawin.

seseorang

penjelasan

usia

bahwa

orang

meskipun

yang

demikian

tumbuh

pada

dalam

Berbagai kriteria untuk batasan

perkembangannya yang mana anak

anak

tersebut memerlukan bimbingan untuk

pada

pengelompokan
sebagai

dasarnya
usia

perwujudan

adalah

maksimum

kedepannya.

kemampuan

Anak yang berhadapan dengan

seorang anak dalam status hukum

hukum akan sangat terkait dengan

sehingga anak tersebut akan beralih

aturan

status

atau

dimana pada awalnya aturan yang

menjadiseorang subyek hukum yang

berlaku di Indonesia saat ini tidak dapat

dapat bertanggungjawab secara mandiri

terlepas dari instrumen internasional

terhadap

(Konvensi Internasional) yaitu terkait

menjadi

usia

dewasa

perbuatan-perbuatan

dan

dengan

hukum

yang

pemenuhan

mengaturnya,

hak-hak

anak
5

sendiri. Setelah dilakukannya ratifikasi

1) Disangka, didakwa, atau dinyatakan

atas Konvensi

Hak-Hak Anak oleh

terbukti bersalah melanggar hukum;

Pemerintah

Indonesia

atau

mengeluarkan

Keppres

Tahun

maka

1990,

menimbulkan
Indonesia

dengan
Nomor

(negara

menjadi

korban

akibat

perbuatan pelanggaran hukum yang

kepada

dilakukan

peserta)

mengimplementasikan

2) Telah

hukum

secara

kewajiban

36

hak-hak

orang/kelompok

untuk

orang/lembaga/negara terhadapnya;

anak

atau

tersebut dengan menyerapnya ke dalam

3) Telah

melihat,

mendengar,

hukum nasional, dimana dalam hal ini

merasakan, atau mengetahui suatu

tertuang dalam Undang-Undang Nomor

peristiwa pelanggaran hukum.

Sistem

Dilihat ruang lingkupnya maka

Peradilan Pidana Anak dan Undang-

anak yang berhadapan dengan hukum

undang No.35 Tahun 2014 tentang

dapat dibagi menjadi :

Perlindungan Anak.

1) Pelaku

11

Tahun

Pasal

2012

1

tentang

(3)

Undang-Undang

atau

tersangka

tindak

pidana;

Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem

2) Korban tindak pidana;

Peradilan Pidana Anak, anak yang

3) Saksi suatu tindak pidana.
Kenakalan

berhadapan dengan hukum adalah anak

anak

disebut

juga

yang telah mencapai usia 12 (dua belas)

dengan Juvenile Deliquency. Juvenile

tahun tetapi belum mencapai usia 18

atau yang (dalam bahasa Inggris) dalam

(delapan belas) tahun yang diduga

bahasa Indonesia berarti anak-anak;

melakukan tindak pidana yaitu :

anak

1) Yang diduga, disangka, didakwa,

artinya terabaikan atau mengabaikan

atau

dijatuhi

pidana

karena

muda,

sedangkan

Deliquency

yang kemudian diperluas menjadi jahat,
kriminal, pelanggar peraturan dan lain-

melakukan tindak pidana;
2) Yang menjadi korban tindak pidana

lain. Kamus Besar Bahasa Indonesia,

dan/atau

delikuensi diartikan sebagai tingkah laku

mendengar sendiri terjadinya suatu

yang menyalahi secara ringan norma

tindak pidana.

dan hukum yang berlaku dalam suatu

atau

yang

melihat

Anak yang berhadapan dengan

masyarakat.

Perbuatan

dikatakan

hukum dapat juga dikatakan sebagai

delinkuen apabila perbuatan-perbuatan

anak yang terpaksa berkontak dengan

tersebut bertentangan dengan norma

sistem pengadilan pidana karena:

yang ada dalam masyarakat dimana ia
6

hidup atau suatu perbuatan yang anti

pidana,

sosial

menganiaya, membunuh dan lain

yang

didalamnya

terkandung

seperti

mencuri,

sebagainya;

unsur-unsur anti normatif.
Pengertian Juvenile Deliquency

2. Semua perbuatan penyelewengan

menurut Kartini Kartono adalah sebagai

dari norma kelompok tertentu yang

berikut

menimbulkan

:

Juvenile

Deliquency

yaitu

dalam

masyarakat;

perilaku jahat / dursila, atau kejahatan /
kenakalan anak-anak muda, merupakan

keonaran

3. Semua

perbuatan

yang

gejala sakit (patologi) secara sosial pada

menunjukkan

anak-anak dan remaja yang disebabkan

perlindungan bagi sosial termasuk

oleh suatu bentuk pengabaian sosial

gelandangan, pengemis dan lain-

sehingga mereka itu mengembangkan

lain.
Perkara pidana yang dilakukan

bentuk pengabaian tingkah laku yang
menyimpang. (Kartini, Kartono, 1992 :

oleh

113).

ketentuan
Menurut

Romli

Atmasasmita

kebutuhan

anak-anak
yang

pada

umumnya

dilanggar

adalah

peraturan pidana yang terdapat dalam

setiap

KUHP, maka penyidikannya dilakukan

perbuatan atau tingkah laku seseorang

oleh penyidik umum dalam hal ini

anak dibawah umur 18 tahun dan belum

penyidik

kawin yang merupakan pelanggaran

diberlakukannya dengan diberlakukan-

terhadap norma-norma hukum yang

nya Undang-Undang Sistem Peradilan

berlaku serta dapat membahayakan

Pidana Anak, telah dipertegas bahwa

perkembangan pribadi si anak yang

penyidikan terhadap perkara anak nakal

bersangkutan.

dilakukan oleh penyidik Polri dengan

Juvenile

Deliquency

adalah

(Atmasasmita,

Romli,

Polri.

Sejalan

akan

dasar hukum Pasal 26 ayat (1) Nomor

1983 : 214).
Menurut Paul Mudikdo (Paulus

11

Tahun

2012

tentang

Sistem

Hadisuprapto, 1997 : 98) memberikan

Peradilan Pidana Anak dan yang pada

perumusan

intinya menyebutkan bahwa ”penyidikan

mengenai

Juvenile

Delinquency, sebagai :

terhadap perkara anak dilakukan oleh

1. Semua perbuatan yang dari orang-

penyidik yang ditetapkan berdasarkan

orang dewasa merupakan suatu

Surat Keputusan Kepala Kepolisian RI

kejahatan,

anak-anak

atau pejabat lain yang ditunjuk oleh

merupakan delinquency. Jadi semua

Kapolri”. Meskipun penyidiknya penyidik

tindakan yang dilarang oleh hukum

Polri, akan tetapi tidak semua penyidik

bagi

7

Polri

dapat

melakukan

penyidikan

yang identik dengan orang dewasa yang

terhadap perkara anak nakal. Undang-

melakukan

Undang Sistem Peradilan Pidana Anak

identik disini mengandung arti ”hampir

dikenal adanya penyidik anak, yang

sama”, yang berbeda hanya lama serta

berwenang

cara

melakukan

penyidikan.

tindak pidana,

penanganannya.

arti

Anak

kata

adalah

Penyidik anak diangkat oleh Kapolri

generasi penerus bangsa. Oleh karena

dengan Surat Keputusan Khusus untuk

itu,

kepentingan tersebut. Undang-Undang

mendapatkan haknya untuk bermain,

Sistem Peradilan Pidana Anak melalui

belajar

Pasal 26 Ayat (3) menetapkan syarat-

keadaannya

syarat yang harus dipenuhi oleh seorang

apabila anak melakukan tindak pidana.

Penyidik adalah :
1. Telah

setiap

anak

dan

seharusnya

bersosialisasi.
akan

Tetapi

menjadi

terbalik

Kategori anak, sebagaimana telah

berpengalaman

sebagai

penyidik;

diatur dalam Pasal 1 ayat (1) UndangUndang Nomor 3 Tahun 1997 tentang

2. Mempunyai

minat,

perhatian,

Pengadilan

Anak Jo Undang-undang

dedikasi dan memahami masalah

Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem

anak.

Peradilan Pidana Anak, yang dimaksud

3. Telah mengikuti pelatihan teknis
tentang peradilan Anak
Perlindungan

dalam

perkara

anak

nakal

telah

terhadap

mencapai umur 8 (delapan) tahun tetapi

anak dalam proses peradilan dilakukan

belum mencapai umur 18 (delapan

dimulai semenjak tingkat penyelidikan,

belas)

penyidikan, penuntutan, pemeriksaan di

menikah”.

sidang

hukum

dengan anak “ Anak adalah orang yang

pengadilan

pelaksanaan
tersebut.

sampai

putusan

Selama

proses

pada

pengadilan
peradilan

tahun

dan

Kekuasaan

belum

pernah

Penyidikan

adalah

tahap yang paling menentukan dalam
operasionalisasi

Sistem

Peradilan

tersebut , maka hak-hak anak wajib

Pidana Terpadu tersebut dalam rangka

dilindungi oleh hukum yang berlaku dan

tercapainya

oleh sebab itu harus dilakukan secara

Hukum Pidana, karena pada tahap

konsekuen

terkait

penyidikanlah dapat diketahui adanya

dengan penyelesaian masalah anak

tersangka suatu peristiwa kejahatan

nakal tersebut.

atau tindak pidana serta menentukan

oleh

pihak-pihak

Anak sebagai pelaku tindak pidana
juga akan mengalami proses hukum

tujuan

dari

Penegakan

tersangka pelaku kejahatan atau tindak
pidana

tersebut

sebelum

pelaku
8

kejahatan

tersebut

pada

akhirnya

Pasal

18

Undang-Undang
Nomor

11

Republik

dituntut dan diadili di pengadilan serta

Indonesia

Tahun

2012

diberi sanksi pidana yang sesuai dengan

Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak

perbuatannya. Tanpa melalui proses

menyebutkan bahwa :

atau tahapan penyidikan maka secara

Dalam menangani perkara Anak,

otomatis, tahapan-tahapan selanjutnya

Anak Korban, dan/atau Anak Saksi,

dalam proses peradilan pidana yaitu

Pembimbing Kemasyarakatan, Pekerja

tahapan penuntutan, pemeriksaan di

Sosial

muka

Kesejahteraan

pengadilan

dan

tahap

Profesional

dan

Tenaga

Sosial,

Penyidik,

pelaksanaan putusan pidana tidak dapat

Penuntut Umum, Hakim, dan Advokat

dilaksanakan.

atau pemberi bantuan hukum lainnya

Penyidikan

itu

sendiri,

berarti

wajib

memperhatikan

kepentingan

serangkaian tindakan penyidik, dalam

terbaik bagi Anak dan mengusahakan

hal dan menurut cara yang diatur dalam

suasana kekeluargaan tetap terpelihara.
Penyidik

Undang-Undang ini untuk mencari dan

wajib

memeriksa

mengumpulkan bukti yang dengan bukti

tersangka dalam suasana kekeluargaan

itu

tentang

tindak

(Pasal 18 Undang-Udang Nomor. 11

dan

guna

Tahun 2012). Kentuan ini menghendaki

menemukan tersangkanya, sedangkan

bahwa pemeriksaan dilakukan dengan

”bukti”, dalam ketentuan tersebut di atas

pendekatan secara efektif dan simpatik.

adalah meliputi alat bukti yang sah dan

Efektif

benda sitaan/barang bukti. Di Indonesia,

pemeriksaannya tidak memakan waktu

masalah kewenangan dan ketentuan

lama, dengan menggunakan bahasa

mengenai ”Penyidikan” diatur di dalam

yang mudah dimengerti, dan dapat

UU No. 8 tahun 1981 tentang Kitab

mengajak

Undang-Undang Hukum Acara Pidana.

keterangan

membuat

pidana

yang

terang
terjadi

Penyidikan terhadap anak yang

dapat

Simpatik

diartikan,

tersangka
yang

bahwa

memberikan
sejelas-jelasnya.

maksudnya

pada

waktu

berhadapan dengan hukum dilakukan

pemeriksaan, penyidik bersikap sopan

oleh penyidik anak yang ditetapkan

dan ramah serta tidak menakut-nakuti

berdasarkan Surat Keputusan Kepala

tersangka.

Kepolisian

RI

atau

pejabat

yang

Tujuannya

agar

ditunjuknya.Penyidikan terhadap anak

pemeriksan

tersebut

suasana

karena seorang anak yang merasa takut

kekeluargaan sebagaimana diatur dalam

sewaktu menghadapi penyidik, akan

haruslah

dalam

berjalan

adalah

dengan lancar,

9

mengalami

kesulitan

untuk

bahwa dalam melakukan penyidikan

mengungkapkan keterangan yang benar

anak

dan

waktu

pembimbing kemasyarakatan. Pasal 65

pemeriksaan tersangka, penyidik tidak

ayat 1 huruf b Undang-Undang Nomor

memakai pakaian seragam.

11 Tahun 2012, menentukan bahwa

sejelas-jelasnya.

Ketentuan

Pasal

mencerminkan
pada

anak,

Pada

18

perlindungan
apabila

ini,
hukum

penyidik

tidak

melakukan pemeriksaan dalam suasana

dapat

dikenakan

Dalam

melakukan

nakal,

penyidik

apabila

penyidikan
wajib

anak

meminta

dibantu

membantu

memperlancar

penyidikan

dengan membuat laporan penelitian
kemasyarakatan.
Penyidik terhadap perkara anak
nakal dilakukan oleh polri . Sesuai
dengan yang dinyatakan dalam Pasal 41
ayat

(1)

Undang-Undang

Nomor

3

saran

dari

Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak

kemasyarakatan,

dan

Jo Undang-undang Nomor 11 Tahun

meminta

2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana

pertimbangan
pembimbing

kepadanya.

penyidik

pembimbing kemasyarakatan bertugas

kekeluargaan, tidak ada sanksi hukum
yang

nakal,

atau

perlu

juga

dapat

ahli

Anak yang menyatakan bahwa “Penyidik

pendidikan, ahli kesehatan jiwa, ahli

terhadap anak nakal, dilakukan oleh

agama, atau petugas kemasyarakatan

penyidik yang diterapkan berdasarkan

lainnya (Pasal 27 ayat 1 dan 2 Undang-

Surat

Undang

Nomor

2012).

Republik Indonesia atau pejabat lain

Laporan

penelitian

kemasyarakatan,

yang ditunjuk oleh Kepala Kepolisian

pertimbangan

atau

dipergunakan

saran

11

oleh

dari

Tahun

penyidik

anak

Keputusan

Kepala

Republik Indonesia”

Kepolisian

dan

untuk

sebagai bahan pertimbangan dalam

proses penyidikan terhadap anak untuk

melakukan

penyidikan,

lingkup Kepolisian Sektor yang tidak

mengingat bahwa anak nakal perlu

memiliki penyidik khusus dalam perkara

mendapat perlakuan sebaik mungkin

anak,

dan penelitian terhadap anak dilakukan

penyidik

secara

penyidikan

tindakan

seksama

oleh

peneliti

maka

dapat

yang

dilakukan

melakukan

bagi

orang

oleh
tugas

dewasa

kemasyarakatan

(Bapas),

agar

sebagaimana sesuai dengan Pasal 41

penyidikan

berjalan

dengan

ayat (3) Undang-undang Nomor 3 Tahun

dapat

lancar.

1997

tentang

Pengadilan

anak

Jo

Pasal 27 ayat 1 Undang-Undang

Undang-undang Nomor 11 Tahun 2012

Nomor 11 tahun 2012, menentukan

Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak
10

yang menyatakan bahwa “Dalam hal

tidak akan dilimpahkan ke kejaksaan

tertentu dan dipandang perlu, tugas

untuk

penyidikan

dimaksud

persidangan.

dibebankan

Dalam

dalam

sebagaimana

ayat

(1)

dapat

dilakukan

penuntutan

praktik,

di

alasan

penghentian penyidikan adalah :

kepada :
a. Penyidik

yang

melakukan

tugas

1. Delik yang terjadi merupakan delik

penyidikan bagi tindak pidana yang

aduan

dilakukan oleh orang dewasa;atau

pencabutan; perbuatan yang terjadi

b. Penyidik

lain

berdasarkan

yang

yang

dapat

dilakukan

ditetapkan

bukan merupakan perbuatan pidana;

undang-

2. Anak masih sekolah dan masih

ketentuan

dapat dibina orang tuanya, sehingga

undang yang berlaku.”
Proses penyidikan anak nakal,

anak tersebut dikembalikan kembali

wajib dirahasiakan (Pasal 19 ayat 1

kepada orang tuanya dan kasusnya

Undang-Undang

Tahun

tidak akan dilimpahkan ke kejaksaan

berupa

untuk

2012).

Nomor

Tindakan

11

penyidik

penangkapan, penahanan, dan tindakan

dilakukan

penuntutan

ke

pengadilan.
Penghentian

lain yang dilakukan mulai dari tahap

penyidikan

penyelidikan hingga tahap penyidikan,

dilakukan

wajib dilakukan secara rahasia.Perkara

antara pihak anak nakal dengan korban.

anak

Penyidikan

dianggap

selesai

dan

pengadilan sesuai Pasal 20 Undang-

lengkap,

apabila

telah

ada

Undang Nomor 11 Tahun 2012 adalah

pemberitahuan

penuntut

umum

perkara anak yang berumur 12 tahun

yang menyatakan bahwa berkas perkara

dan belum genap berumur 18 tahun dan

telah lengkap atau apabila tanggapan

diajukan ke sidang pengadilan setelah

waktu 14 hari sejak tanggal penerimaan

Anak yang bersangkutan melampaui

berkas,

batas umur 18 (delapan belas) tahun,

menyampaikan pernyataan apa-apa dan

tetapi belum mencapai umur 21 (dua

tidak

puluh satu) tahun, Anak tetap diajukan

perkara itu kepada penyidik. Terhitung

ke sidang Anak. Namun pasal 24

sejak tenggang waktu tersebut, dengan

Undang-Undang Nomor 11 tahun 2012,

sendirinya menurut hokum penyerahan

masih

berkas

dapat

diajukan

memungkinkan

ke

sidang

dilakukan

apabila

dari

penuntut

pula

ada

juga

perdamaian

umum

tidak

mengembalikan

perkara
beralih

sudah
kepada

berkas

sah

dan

penyidikan anak yang berumur dibawah

sempurna,

penuntut

12 tahun, namun berkas perkaranya

umum tanpa memerlukan proses lagi.
11

Terjadi penyerahan tanggung jawab

hak-hak asasi anak yang mendapatkan

hukum

tuntutan

atas

seluruh

perkara

yang

keadilan

hukum

terhadap

kepada

aparat penegak hukum dan pemerintah

penuntut umum. Peralihan tanggung

(lembaga polisi). Ketentuan terhadap

jawab

dasar perlindungan anak harus dapat

bersangkutan

dari

penyidik

yuridis atas berkas perkara,

tanggung jawab hukum atas tersangka

menonjolkan

dan tanggung jawab hukum atas segala

dan upaya rasional dan berdimensi rasa

barang bukti atau benda yang disita.

keadilan hukum terhadap anak yang

Secara garis besarnya tugastugas

penyidikan

menjalankan

terdiri

operasi

dari

dan

tindakan

berhadapan dengan hukum.
Wewenang

tugas

lapangan

bentuk-bentuk

penahanan

penangkapan

terhadap

anak

dan

menurut

Menurut

Pasal 30 Undang-undang Nomor 11

Undang-undang Nomor 11 tahun 2012

tahun 2012 tentang Sistem Peradilan

tentang Sistem Peradilan Pidana Anak,

Pidana

terdapat

tugas

administrasi

hukum.

tugas-tugas

berhubungan

dengan

kegiatan yang berhubungan dengan

tugas

yang

penangkapan dan penahanan mengikuti

a) Penangkapan
Penangkapan menurut KUHAP
Pasal
1
butir
(20)
“Penangkapan adalah suatu
tindakan
penyidik
berupa
pengekangan
sementara
waktu kebebasan tersangka
atau terdakwa apabila terdapat
cukup bukti guna kepentingan
penyidikan atau penuntutan
dan atau peradilan dalam hal
serta menurut cara yang diatur
dalam undang-undang ini”.
Ketentuan hukum acara pidana
yang menjadi sorotan essential dari
proses penyidikan adalah penangkapan
terhadap pelaku tindak pidana kejahatan

penangkapan

bahwa

yang

ketentuan

pelanggaran,

menentukan

penyidik

meliputi :

dan

Anak

dimana

berbatasan

tugas
dengan

ketentuan hukum yang menegakkan

Hukum

Acara

Pidana

(KUHAP). Penangkapan dan penahanan
terhadap anak pelaku kejahatan atau
anak nakal pada tahap penyidikan diatur
dalam Pasal 30 sampai dengan Pasal
33 Undang-undang Nomor 11 Tahun
2012 tentang Sistem Peradilan Pidana
Anak.
Kedudukan anak dalam proses
pemeriksaan

penyidikan

terdapat

nuansa

menimbulkan

hak-hak

anak

yang
secara

khusus

yang

dapat

mengesampingkan upaya paksa dan
tindakan paksa dari proses penyidikan.
Setelah tindakan penangkapan,
dapat dilakukan tindakan penahanan.
Penahanan oleh penyidik anak atau
penuntut umum anak atau hakim anak
12

dengan penetapan, dalam hal serta

menentukan bahwa untuk kepentingan

menurut cara yang diatur dalam undang-

penyidikan,

penyidik

undang Nomor 11 tahun 2012 dan

melakukan

penahanan

KUHAP, menentukan bahwa tersangka

diduga keras melakukan tindak pidana

atau terdakwa dapat ditahan. Karena

(kenakalan)

ada

permulaan

istilah

“dapat”

ditahan,

berarti

berwenang
anak

yang

berdasarkan
yang

cukup.Menentukan

penahanan anak tidak selalu harus

bukti

dilakukan,

permulaan, dalam KUHAP tidak diatur

sehingga

penyidik

dalam

diharap

hal

ini

betul-betul

yang

bukti

dengan

cukup

tegas,

sebagai

hal

bukti

ini

tidak

mempertimbangkan apabila melakukan

mencerminkan perlindungan anak. Bisa

penahanan anak. Menurut Pasal 21 ayat

saja menurut penyidik bukti permulaan

(1) KUHAP, alasan penahanan adalah

telah cukup, padahal hakim dalam pra-

karena ada kehawatiran melarikan diri,

peradilan

agar tidak merusak atau menghilangkan

peradilan oleh anak nakal/penasehat

barang bukti, agar tidak mengulangi

hukumnya)

tindak pidana. Menurut hukum acara

penahanan

pidana, menghilangkan kemerdekaan

dirugikan terutama dari segi mental,

seseorang tidak merupakan keharusan,

anak merasa tertekan dan trauma atas

tetapi untuk mencari kebenaran bahwa

pengalaman-pengalaman

seseorang

Menjamin agar ketentuan mengenai

melanggar

hukum,

(apabila

diajukan

pra-

memutuskan
tidak

sah,

anak

sudah

tersebut.

kemerdekaan seseorang itu dibatasi

dasar

dengan melakukan penangkapan dan

diadakan institusi pengawasan yang

penahanan.

dilakukan

pertumbuhan

dan

anak

kepentingan

misalnya
anak

akan

33

ayat

Nomor

11

(1)

sistem

dengan
membuat

“checking”

antara

penegak

hukum.
Terkait

serta

dengan

penahanan,

penahanan tahap pertama terhadap
anak

berbeda

dengan

penahanan

terhadap orang dewasa yaitu dilakukan
hanya berlaku paling lama 7 (tujuh) hari

masyarakat aman dan tentram.

Undang

instansi

in control” maupun pengawasan sebagai

mempertimbangkan

Pasal

di

yang

sosial

ditahannya

atasan

kepentingan

Anak

perkembangan anak baik fisik, mental,

masyarakat

diindahkan,

masing-masing, yang merupakan “built

memperhatikan

maupun

oleh

ini

harus

Penahanan

menyangkut

penahanan

bahwa

Undang-

tahun

2012

dan

apabila

belum

selesai,

atas

permintaan penyidik dapat diperpanjang
13

oleh penuntut umum yang berwenang

adalah karena anak melakukan tindak

untuk

(delapan)

pidanya yang diancam pidana penjara 5

hari.Dalam waktu 15 (lima belas hari),

(lima) tahun atau lebih, dikhawatirkan

Polri sebagai penyidik tindak pidana

melarikan

sudah

paling

perkara

lama

8

diri,

merusak

bukti

atau

harus

menyerahkan

berkas

mengulangi tindak pidana. Bila dipahami

yang

bersangkutan

kepada

secara

mendalam,

dapat

diketahui

Penuntut Umum, apabila jangka waktu

bahwa dasar pertimbangan penahanan

tersebut dilampaui dan berkas perkara

anak menurut Pasal 32 ayat (2) Undang-

belum diserahkan maka tersangka harus

Undang Nomor 11 tahun 2012 adalah

dikeluarkan dari tahanan demi hukum.

Penahanan

Perbedaan antara penahanan terhadap

melakukan tindak pidana berusia 14

anak dengan penahanan orang dewasa

tahun ke atas dan diancam pidana

terletak di jangka waktu penahanan dan

penjara 7 tahun keatas yang ditentukan

perpanjangan

apabila

oleh undang-undang. Jika kepentingan

selesai.

anak

proses

penahanan

penyidikan

belum

dilakukan

apabila

menghendaki

dilakukan

Penahanan tahap pertama bagi orang

penahanan,

dewasa 20 hari dan dapat diperpanjang

ditahan.

paling lama 40 (empat puluh) hari.

anak

Disamping itu penahanan terhadap anak

anak melakukan tindak pidana yang

dilaksanakan di tempat khusus untuk

diancam dengan penjara 7 (tujuh) tahun

anak yakni lembaga penempatan anak

atau

sementara

penahanan. Kepentingan anak dalam

(LPAS)

atau

lembaga

(LPKS)

pengaruh

terdapat

ini,

anak

apabila

maka

ialah

tersebut

kepentingan

menghendaki,

lebih,

hal

belum

Tetapi

tidak

Penyelenggaraan kesejahteraan social
apabila

maka

anak

tidak

walaupun

dilakukan

dipertimbangkannya

penahanan

terhadap

LPAS.Penahanan

yang

dilakukan

perkembangan fisik, mental, dan sosial

dengan

sungguh-sungguh

anak, maka penahanan anak tidak

mempertimbangkan kepentingan anak

dilakukan.

dan atau kepentingan masyarakat.

sebagai upaya terakhir/tindakan terakhir

Dalam

prakteknya,

dasar

dan

Penahanan

dalam

jangka

dilakukan

waktu

singkat.

penahanan

Mempertimbangkan kepentingan anak,

anak belum dipahami pihak kepolisian

dilibatkan balai pemasyarakatan yang

secara

masih

melakukan penelitian kemasyarakatan

dasar

terhadap

pertimbangan

dilakukan

tepat.

menganggap

Mereka
bahwa

pertimbangan dilakukan menahan anak,

anak

nakal,

dapat

juga

dilibatkan ahli-ahli seperti kriminolog,
14

psikolog, pemuka agama (rohaniawan)

pelaksanaan

dan lain-lain.

tersebut.

putusan

Selama

pengadilan

proses

peradilan

Tempat penahanan anak, harus

tersebut , maka hak-hak anak wajib

dipisah dari tempat penahanan orang

dilindungi oleh hukum yang berlaku dan

dewasa

oleh sebab itu harus dilakukan secara

dan

selama

anak ditahan,

kebutuhan jasmani, rohani, dan sosial

konsekuen

anak harus tetap dipenuhi (Pasal 33

dengan penyelesaian masalah anak

ayat 4 dan ayat 5 Undang-Undang

nakal

Nomor 11 Tahun 2012). Penahanan

Undang-undang Nomor 11 tahun 2012

anak ditempatkan lembaga penempatan

tentang Sistem Peradilan Pidana Anak ,

anak sementara (LPAS) atau lembaga

terdapat

Penyelenggaraan kesejahteraan social

berhubungan

(LPKS). (Undang-undang Nomor 11

meliputi

tahun 2012 tentang Sistem Peradilan

penahanan terhadap anak yang diduga

Pidana Anak). Hal ini dilatar belakangi

melakukan tindak pidana.

oleh

tersebut

pihak-pihak

yang

tugas-tugas

diatur

dalam

penyidik

yang

tugas

yang

dengan

proses

terkait

penangkapan

dan

oleh pertimbangan psikologis, untuk
menghindari akibat negatif sebab anak

DAFTAR PUSTAKA

yang

Literatur

ditahan

belum

tentu

terbukti

melakukan kenakalan.
III.

Hamzah, Pengantar Hukum Acara
Pidana Indonesia, Cet.5, Sinar
Grafika, 2006, Jakarta.

PENUTUP
Kategori anak dalam Undang-

Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang
Sistem Peradilan Pidana Anak, Anak

Arief, Barda Nawawi, Kapita Selekta
Hukum Pidana tentang Sistem
Peradilan Pidana Terpadu, Badan
Penerbit Universitas Diponegoro,
2006.

yang berhadapan dengan hukum adalah
anak yang berkonflik dengan hukum,
anak

yang

menjadi

korban

tindak

pidana, dan anak yang menjadi saksi
tindak pidana.
Perlindungan

hukum

terhadap

anak dalam proses peradilan dilakukan
dimulai semenjak tingkat penyelidikan,
penyidikan, penuntutan, pemeriksaan di
sidang

pengadilan

sampai

Atmasasmita Romli, Problem Kenakalan
Anak-anak
Remaja,
Armico,
1983, Bandung.
..……………,
Peradilan
Anak
di
Indonesia, Mandar Maju, 1997,
Bandung.
Departemen
Pendidikan
dan
Kebudayaan,
Kamus
Besar
Bahasa Indonesia, Balai Pustaka,
1991, Jakarta.

pada
15

Gautama, Chandra, Konvensi Hak Anak
Panduan Bagi Jurnalis, Lembaga
Studi Pers Dan Pembangunan
(LSPP), 2000, Jakarta.
Hadisuprapto,
Paulus,
Juvenile
Deliquency Pemahaman Dan
Penanggulangannya, PT.Aditya
Bakti, 1997, Bandung.
Kadja, Thelma Selly M, Perlindungan
Terhadap Anak Dalam Proses
Peradilan,
Jurnal
Hukum
Yurisprudensia, No. 2 Mei 2000,
hal.184.
Kartono, Kartini, Pathologi Sosial (2),
Kenakalan Remaja, Rajawali
Pers, 1992, Jakarta.
Mulyadi, Lilik, Pengadilan Anak Di
Indonesia, CV. Mandar Maju,
2005, Bandung.
Reksodiputro, Mardjono, Kriminlogi dan
Sistem Peradilan Pidana, (Pusat
Pelayanan
dan
Pengabdian
Hukum Universitas Indonesia),
1997, Jakarta.
Sudarsono, Kenakalan Remaja, Rineka
Cipta, 1991, Jakarta.
Supramono, Hukum Acara Pengadilan
Anak, Djambatan, 2007, Jakarta.

Perundang-Undangan :
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997
tentang Pengadilan Anak.
Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014
tentang Perubahan atas UndangUndang Nomor 23 Tahun 2002
tentang Perlindungan Anak.
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012
tentang Sistem Peradilan Pidana
Anak.

16

17

Dokumen yang terkait

Perlindungan Hukum Anak Angkat Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Ditinjau Dari Hukum Islam

1 39 137

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK HASIL PERKAWINAN CAMPURAN MENURUT UNDANG – UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN.

0 1 75

EFEKTIVITAS UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG PELINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN1 | Mulyadi | Jurnal Ilmiah Galuh Justisi 408 1709 1 PB

0 0 12

TUGAS DAN KEWENANGAN PEJABAT PERBENDAHARAAN NEGARA DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG ADMINISTRASI PEMERINTAHAN | sijabat | Jurnal Ilmiah Galuh Justisi 406 1707 1 PB

0 1 10

PELAKSANAAN PENDAFTARAN MEREK DALAM PERDAGANGAN BERDASARKAN PASAL 7 UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK | Yulia | Jurnal Ilmiah Galuh Justisi 418 1736 1 PB

1 38 14

KAJIAN YURIDIS DUALISME KEWARGANEGARAAN DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR : 12 TAHUN 2006 TENTANG KEWARGANEGARAAN (STUDI PADA KASUS GLORIA NATAPRAJA HAMEL) | Darusman | Jurnal Ilmiah Galuh Justisi 233 1136 1 PB

0 0 33

KEDUDUKAN KETETAPAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN | Supriatna | Jurnal Ilmiah Galuh Justisi 320 1482 1 PB

0 0 16

KAFÂAH DALAM PERNIKAHAN MENURUT HUKUM ISLAM | Taufik | Jurnal Ilmiah Galuh Justisi 795 3197 1 PB

0 0 14

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK PENGGUNA NARKOTIKA DIHUNBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 JO. UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK | Hermana | Jurnal Ilmiah Ga

0 0 16

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK HASIL PERKAWINAN CAMPURAN MENURUT UNDANG – UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN SKRIPSI

0 0 48