Lompio Makalah Geokimia

PENYELIDIKAN GEOKIMIA PANAS BUMI DAERAH LOMPIO
KABUPATEN DONGGALA, SULAWESI TENGAH
Oleh:
Dedi Kusnadi, Supeno, dan Sumarna
SUBDIT PANAS BUMI
SARI
Penyelidikan geokimia panas bumi di daerah Lompio dan sekitarnya adalah salah satu metode
kegiatan penyelidikan terpadu. Lokasi Lompio dan sekitarnya termasuk kedalam wilayah Kecamatan
Sirenja, Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah. Luasnya (18 x 17) km2, pada koordinat
UTM 9.965.000 – 9.983.000 m selatan dan 808.000 – 825.000 m timur.
Manifestasi panas bumi terdiri dari 3 mata air panas, letaknya berdekatan, pada elevasi rendah (21 m
dpl), temperatur tertinggi 78.1 oC, tidak terdeteksi adanya gas hidrotermal, pH air netral (pH= 8.158.24), debit air ketiganya 100 L/detik, sedangkan di bagian barat daya yaitu di Desa Ombo terdapat air
panas pada pantai yang pasirnya panas dengan temperatur 51.8 oC, dan hembusan uap panas pada
elevasi 20 m dpl, pengukuran gas di Ombo hanya terdeteksi CO2 = 0,25%, tidak terdeteksi gas
lainnya.
Air panas Lompio termasuk tipe air klorida (Cl-SO4-HCO3), pada partial equilibrium (Na-K-Mg), di
bagian atas Cl (Cl-Li-B), namun konsentrasi SiO2 cukup signifikan berhubungan dengan temperatur
air panas. Temperatur bawah permukaan diperkirakan 180 oC, dengan geotermometer SiO2 (150 oC)
sebagai temperatur minimum, dan geotermometer NaK (217 oC), sebagai temperatur maksimum.
Tanah dan udara tanah pada kedalaman satu meter, dari 127 sampel, memperlihatkan variasi
temperatur 23,8 – 31,3 oC, pH tanah 4,72 - 7,23. Konsentrasi Hg anomali tinggi lebih dari 450 ppb

terletak di bagian tengah yaitu sekitar lokasi mata air panas Lompio, dengan luas sekitar 1,5 km2.
Konsentrasi anomali tinggi CO2 lebih dari 4,50 % terletak di bagian tengah, namun tidak beraturan.
Luas daerah anomali konsentrasi CO2 tinggi terletak pada daerah tersebut dengan luas sekitar 3,00
km2.
1. Pendahuluan.
Metode geokimia dalam kegiatan eksplorasi
panas bumi, dimaksudkan untuk mengetahui
jenis manifestasi, dan karakteristik kimia dari
manifestasi dan perkiraan temperatur bawah
permukaan. Distribusi anomali senyawa kimia
secara lateral seperti Hg tanah dan CO2 udara
tanah, dilakukan pada kedalaman satu meter
dengan jarak antar titik sekitar 500 meter, dan
diperapat untuk lokasi dekat manifestasi di
daerah penyelidikan.
2. Metode Penyelidikan
Metode penyelidikan terdiri dari: Pengamatan
pada jenis
manifestasi panas bumi,
diantaranya berupa: mata air panas, air

rembesan, tanah panas, temperatur manifestasi
dan udara lokasi, pH, debit, plotting pada peta
serta mengambil sampel air, Hg tanah dan
CO2 udara tanah.
Analisis kimia di laboratorium menggunakan
metode titrasi,flamfotometri, spektrofotometri,
spektrofometer serapan atom dan merkuri
analizer. dan klasifikasi air panas, serta latar

Pemaparan Hasil Kegiatan Lapangan Subdit Panas Bumi 2005

belakang air panas yang erat hubungannnya
dengan daerah tersebut dengan diagram
segitiga (Giggenbach, 1988).
Analisis konsentrasi Hg dalam tanah
dilakukan menggunakan metode Merkuri
Analizer, untuk mengetahui konsentrasi Hg
tanah, dan peta distribusi konsentrasi Hg.
Pengolahan data berupa plotting data pada
diagram segi tiga: klasifikasi air panas Cl-SO4,

HCO3, kandungan relatif Na/1000, K/100,
Mg, Cl/100-Li-B/4 hasil analisis pH, Hg,
dan CO2 serta pembuatan peta distribusinya.
Pendugaan temperatur bawah permukaan
berdasarkan perhitungan geotermometri.
3. Hasil analisis dan Pembahasan
Manifestasi
panas
bumi
di
daerah
penyelidikan terdiri dari mata air panas
Lompio dan mata air panas serta hembusan
uap panas Ombo. Di Lompio diambil 3
sampel mata air panas yang lokasinya
berdekatan, sedangkan satu sampel mata air
panas jauh di sebelah, yaitu air panas Ombo.
Empat sampel air dingin yaitu air dingin
Lompio berasal dari sumur pantek salah


23- 1

seorang Penduduk di Lompio, air dingin
Sibado, air Sungai Lente, dan sampel air laut
yang diambil dari Teluk Lompio. Lima sampel
Isotop, seratus dua puluh tujuh sampel tanah
dan udara tanah pada lintasan A, B, C, D, E,
dan F serta beberapa titik amat yang dilakukan
secara random dibagian barat dan bagian
tenggara pada peta daerah penyelidikan.
Air panas Lompio, muncul di tengah daerah
penyelidikan yang berimpit dengan titik amat
pengambilan sampel tanah B3500. Temperatur
air panas 72.8-78.1oC, dengan pH netral (8.158.24). Debit air 100 L/detik, daya hantar listrik
11000-11250 S/cm. Air panas Ombo, ber
temperatur 58.1 oC, dengan pH netral (7.04),
debit air tidak dapat diukur, daya hantar listrik
16300 S/cm. Air dingin Sibado di desa
Sibado, temperature hanya 32.4 oC pada
temperatur udara 29.2 oC . debit air hanya 0.01

L/detik, tak berwarna dan tak berbau. Daya
hantar listrik 400 S/cm.
Air sungai Lente, adalah sampel air yang
diambil di sungai Lente, temperatur terukur
hanya 27.3 oC pada temperatur udara 27.2 oC.
debit air tidak dapat diukur karena besar, air
tak berwarna dan tak berbau. Daya hantar
listrik 140 S/cm.
Air dingin Lompio, adalah sampel air yang
diambil dari Sumur pantek milik penduduk.
Temperatur terukur hanya 28.4 oC pada
temperatur udara 30.7 oC. Air tak berwarna
dan tak berbau. Daya hantar listrik 186 S/cm.
Air laut Lompio, adalah sampel air yang
diambil dari teluk Lompio.
Temperatur
terukur hanya 31.2 oC pada temperatur udara
32.5 oC, air tak berwarna, rasa asin dan tak
berbau. Daya hantar listrik 32000 S/cm.
Berdasarkan plotting pada diagram segitiga

Cl-SO4-HCO3 (gambar 1) ketiga mata air
panas di desa Lompio ini termasuk tipe
klorida, disebabkan oleh tingginya konsentrasi
Cl dalam air panas pada temperatur tinggi (di
permukaan 78.1 oC) yang memungkinkan
berhubungan dengan deep water namun
kontaminasi air laut perlu dipertimbangkan.
Berdasarkan diagram segitiga Na-K-Mg
(gambar 2), mata air panas terletak pada
partial equlibrium, indikasi telah terjadi
sebagian interaksi batuan dengan fluida panas,
tersebut sebelum ke permukaan.
Berdasarkan diagram segitiga Cl-Li-B
(gambar 3), posisi semua mata air panas
terletak pada, pojok atas Cl, indikasi
kontaminasi air laut pada
proses
keseimbangan interaksi batuan dengan fluida
panas ketika menunju permukaan. Persamaan
geotermometer air yang mengacu kepada

Fournier, 1981 dan Giggenbach, 1988 yang

Pemaparan Hasil Kegiatan Lapangan Subdit Panas Bumi 2005

paling memungkinkan diaplikasikan adalah
geotermometer SiO2. yang paling minimal
(150oC) dan geotermometer NaK paling
maksimal (217oC). Konsentrasi SiO2 pada
manifestasi diharapkan merupakan produk
dari SiO2 pada reservoir, fluida panas yang
mengalir ke permukaan akan terjadi pelepasan
panas, penurunan temperatur, sebagian
konsentrasi SiO2 akan terendapkan sedangkan
SiO2 yang tetap terlarut dalam air panas akan
terencerkan dan mengalami penurunan
konsentrasi, dan temperatur yang diperoleh
dari persamaan geotermometer tersebut terjadi
penurunan nilai dari yang sebenarnya,
sedangkan perhitungan geotermometer NaK
terganggu dengan kemungkinan kontaminasi

manifestasi tersebut oleh air laut. Maka
perkiraan temperatur bawah permukaan di
daerah Lompio adalah 180 oC, yang diambil
dari nilai 150-217oC.
Temperatur tanah sangat bervariasi dengan
nilai terendah 23.8 oC (F3500) sampai
Distribusi
tertinggi 31.3 oC (B3500).
temperatur nilai lebih dari 28 oC terletak di
sekitar lokasi air panas Lompio serta
sepanjang titik amat yang mendekati pantai
bagian barat pada daerah penyelidikan. Nilai
background temperatur diperoleh 27.8 oC.
pH tanah didominasi oleh nilai 5.5-6.5,
dengan nilai terendah 4.72 (A3000) sampai
tertinggi 7.23 (R6). Distribusi pH nilai
tertinggi lebih dari 6.5 (netral) hanya beberapa
titik amat disekitar mata air panas Lompio (B2500-B3750) pada lintasan A500, A1000,
B500, B1000, C500,D1000 dan D1500 serta
beberapa titik amat yang terletak di bagian

barat Peyelidikan. Nilai Background pH
diperoleh 6.65.
Konsentrasi Hg tanah setelah dikoreksi
dengan konsentrasi H2O-, diperoleh distribusi
seperti pada gambar 4. Konsentrasi terendah
11 ppb (R2) sampai dengan konsentrasi
tertinggi 2232 ppb(A3000). Nilai background
diperoleh 440 ppb. Nilai Hg yang cukup
signifikan diindikasikan oleh nilai yang lebih
dari 450 ppb, terletak di sekitar lokasi
manifestasi Lompio, luas anomali tinggi Hg
diperkirakan 1,5 km2. Sedangkan nilai
terendah kurang dari 150 ppb terletak di
bagian tenggara daerah penelitian atau sebelah
timur dari lokasi air panas Lompio.
Konsentrasi CO2 tanah (gambar 5),
konsentrasi terendah 0.06 % (E500) sampai
dengan konsentrasi tertinggi 15.30 % (R27).
Nilai background diperoleh 4.45 %. Nilai CO2
yang yang tinggi, lebih dari 4.50 %, terletak

tidak beraturan, luas anomali konsentrasi
tinggi CO2 ini diperkirakan 3 km2. Sedangkan

23- 2

nilai terendah kurang dari 1,50% terletak di
bagian tenggara daerah penelitian atau sebelah
timur dari lokasi air panas Lompio.
Sampel gas tidak dapat disampling, karena
hembusan gas pada manifestasi panas bumi
Ombo tidak mencukupi untuk menekan
larutan NaOH dalam tabung divakum.
Pengukuran gas secara kualitatatif , hanya
terdeteksi CO2 = 0.25 %, sedangkan gas CO,
H2S dan NH3 tidak terdeteksi, indikasi
hembusan uap manifestasi Ombo hanya
didominasi H2O dan CO2.
Konsentrasi 18O dan D dalam satuan o/oo
=per mil. Nilai δ18O berkisar –8,23 sampai –
5,66 o/oo sedangkan nilai δD berkisar –51,56

sampai –36,87o/oo. Nilai rasio, ada indikasi
terjadinya pengkayaan oksigen 18 dari
masing-masing sampel air panas, akibat
reaksi substitusi oksigen 18 dari batuan
dengan oksigen 16 dari fluida panas pada saat
terjadi interaksi fluida panas dengan batuan
sebelum muncul ke permukaan berupa mata
air panas. Namun untuk air panas Ombo
oksigen 18 shift tersebut dapat diakibatkan
oleh kontaminasi air laut, air panas Ombo
muncul pada pasir pantai Ombo yang ketika
air laut pasang, terendam oleh air laut.
Sedangkan sampel air dingin yang diambil
dari sumur gali di lompio dan dari mata air
dingin Sibado terletak pada meteoric water
line, sebagai indikasi air permukaan.
4. Kesimpulan
Manifestasi
panas
bumi
di
daerah
penyelidikan Lompio terdiri dari : mata air
panas, mata air dingin di desa Lompio, dan
hembusan uap panas dan pasir panas di desa
Ombo. Dengan temperatur cukup tinggi dari
tiga mata air panas di Desa Lompio ,
lokasinya berdekatan dan temperatur tinggi
(72.8-78.1 oC), debit besar, ketiganya 100
L/detik.
Pada diagram segitiga Cl-SO4-HCO3, air
panas termasuk tipe air klorida, pada diagram
Na-K-Mg terletak pada partial equilibrium ,
sedangkan pada diagram Cl-Li-B, terletak
pada pojok Cl. Temperatur bawah permukaan
yang diperkirakan berhubungan dengan
reservoir panas bumi 180 oC, berdasarkan
perhitungan geotermometer Silika dan NaK.
Distribusi konsentrasi anomali tinggi pada
tanah yang ditunjukkan oleh konsentrasi Hg
lebih dari 450 ppb terletak
di sekitar
manifestasi air panas Lompio. Anomali
konsentrasi CO2 tinggi lebih dari 4.50 %
terletak tidak beraturan yang berarah utara

Pemaparan Hasil Kegiatan Lapangan Subdit Panas Bumi 2005

selatan.Luas anomali tinggi konsentrasi Hg
diperkirakan 1,5 km2 dan CO2 sekitar 3.00
km2.

DAFTAR PUSTAKA
Fournier, R.O., 1981, Application of Water
Geochemistry
Geothermal
Exploration
and
Reservoir
Engineering,
“Geothermal
System: Principles and case
Histories”. John Willey &Sons,
New York.
Giggenbach,
W.F., and Goguel, 1988,
Methods for tthe collection and
analysis of geothermal and
volcanic water and gas samples,
Petone New Zealand
Giggenbach, W., Gonfiantini, R., and
Panichi, C., 1983, Geothermal
Systems,
“ Guidebook on
Nuclear
Techniques
in
Hydrology”, Technical Reports
Series No. 91. International
Atomic Energy Agency, Vienna
Giggenbach, W.F., 1980, Geothermal gas
equilibria,
Geochimica
et
cosmochimica Acta, Vol 44, pp
2021-2032
Kooten , V., and Gerald, K., 1987,
Geothermal Exploration Using
Surface Mercury Geochemistry,
Journal of volcanology and
Geothermal Research , 31, 269280.
Wohletz, K., and Heiken, G., 1992,
Volcanology and Geothermal
Energy, The Regents of The
University of California., Printed
in The United States of America
Ucapan Terimakasih
Penulis mengucapkan terimakasih kepada:
Direktur Inventarisasi Sumber Daya Mineral
Kuasa Pengguna Anggaran, Kasubdit Panas
bumi Pejabat Pembuat Komitmen , Kasi
Eksplorasi, yang telah memberikan izin dan
kesempatan
kepada
penulis.
Untuk
menggunakan Laporan hasil Penyelidikan,
sebagai bahan makalah ini. mudah-mudahan
ada manfaatnya.

23- 3

Cl

KETERANGAN
Ma

Ap.
Ap.
Ap.
Ap.

tu
re

80

Lompio 1 (APLO 1)
Lompio 2 (APLO 2)
Lompio 3 (APLO 3)
O mbo (APO M)

wa
te r
er

Vo

Ph

40

lca

nic

wa

te r

s

s

60

iph
er
al

20

wa
te r
s

Steam heate d waters

SO4

20

40

60

HCO3

80

Gambar 1. Diagram segitiga Cl-SO4-HCO3 air panas daerah Lompio

Na/1000

KETERANGAN
Ap.
Ap.
Ap.
Ap.

80

Lompio 1 (APLO 1)
Lompio 2 (APLO 2)
Lompio 3 (APLO 3)
O mbo (APO M)

% Na K

60

Full equilibrium
160°

T Kn
T Km

22

10
0



°

w
ei

r

b
ox

40

Partial equilibrium

20

Immature waters
ROCK

K/100

20

40

60

% Mg

Mg

80

Gambar 2 Diagram segitiga Na-K-Mg air panas daerah Lompio

KETERANGAN

CI/100

Ap. Lompio 1 (APLO 1)
Ap. Lompio 2 (APLO 2))
Ap. Lompio 3 (APLO 3)
Ap. Ombo (APOM))
80

80
Absorption of

Low B/Cl steam

60

60

40

40

20

Li

20

20

40

60

80

B/4

Gambar 3 Diagram segitiga Cl-Li-B air panas daerah Lompio

Pemaparan Hasil Kegiatan Lapangan Subdit Panas Bumi 2005

23- 4

P ETA DISTRIBUSI Hg ( ppb )
DAERAH PANAS BUMI LOMPIO
KABUPATEN DONGGALA
SULAWESI TENGAH

9981000

ai
Sun g

Bo mba

B
gai
Sun

U

o
n ag
int a

0m

0

9976000
ng
Su
ai

Su
nga
iA
lu ga

1000 m

2000 m

2

3000 m

4000 m
4 km

DATUM HORISONTAL WGS 84
PRO YEKSI UTM ZONA 50 S

pe
m
To

sa

KETERANGAN
S un gai

Lente

> 450 ppb
300 ppb sampai dengan 450 ppb
150 ppb sampai dengan 300 ppb
< 150 ppb

Kua la Tondo

9971000

Titik pengambilan sampel
Kontur ketingian (interval 50 meter)

500
i
mu
i su
la S
K ua

Kua
la O
m bo

Mata air dingin
Mata air panas

Om
bo

Kuala Werei

Jalan raya, jalan desa

Ku
a

la

500

9966000
la
lelo
Ma

815000

ro

810000

Sungai

a
es
W
ala
Ku

a
Ku

Ku
ala
Si
l ur
a

820000

Gambar 4 Peta distribusi Hg tanah daerah Lompio
PETA DISTRIBUSI CO2 ( % )

R33
R32
R31
R30

998 1000

DAERAH PANAS BUMI LOMPIO
KABUPATEN DONGGALA
SULAWESI TENGAH

A6 000
B7000

R29

C7000

A5000
m ba
B6000
gai Bo
C6000

R28
R27A
R27

S un

A4000
B5000

R1

C5000

E8000

D7000
i Bi
ga
Sun

E7000

R2 A3000
B4000 C4000 D6000
F8000
E6000
R4 A20 00
D5000
F7000
R5
B30TASI
00 C3000
E5000
R6A1000
D4000
F6000
B2000
R7
C2000
E4000
A0
Su
D30 00
R9
F5000
n
g
B1000 C1000
ai A
lu gRS1
a sa RS2
E3000
R10
RS4 RS3
D2000
F4000
B0
C0
RS5
R11
E2000
RS6
D1000
R1 2
F3000

997 6000

U

go
na
nta

0m

0

1000 m

2000 m

2

3000 m

4000 m

4 km

ng
Su

DATUM HORISONTAL WGS 84
PROYEKSI UTM ZONA 50 S

ai

pe
m
To

R13

Sun gai

Lente

E1000
D0

F2000

KETERANGAN

RS7
RS8
TLE

>5 %

E0

3 % sampai dengan 5 %

F1000

1 % sampai dengan 3 %
F0