Lompio Makalah Geomagnet

(1)

PENELITIAN GEOMAGNETIK DI DAERAH PANAS BUMI LOMPIO KECAMATAN SIRENJA KABUPATEN DONGGALA

PROPINSI SULAWESI TENGAH

Oleh : Imanuel Musa Foeh

SARI

Lokasi daerah penelitian secara geografis terletak pada koordinat antara 00.10.00 – 00.19.00 Lintang Selatan dan 119.46.00 – 119.55.00 Bujur Timur. Secara administrasip termasuk daerah kecamatan Sirenja, terletak kurang – lebih 91 km dari Ibu Kota Sulawesi Tengah - Palu kearah Utara. Luas lokasi daerah penelitian 80 km2, Di utara dibatasi oleh Kecamatan Balaesang dan di Selatan dibatasi oleh Kecamatan Sindue.

Pendataan intenitas magnet dilakukan dengan menggunakan 2 set perangkat magnetometer tipe G-856 dengan keteltian 0.1 nT , satu alat dipergunakan untuk pengambilan data lapangan dan satu alat lagi digunakan untuk data variasi harian.

Pengamatan cara magnet difokuskan pada daerah batuan intrusi-terobosan ( batuan granit dan diorit). Sedangkan sasaran yang ingin dicapai adalah untuk mendapatkan informasi geologi bawah permukaan dan struktur yang berkaitan dengan panas bumi di daerah penelitian. Dari hasil penelitian magnet diperoleh nilai anomali kemagnitan positip berkisar antara 11 nT - 215 nT dan anomali negatip berkisar antara – 11 nT sampai – 191 nT. Dari hasil penafsiran profil anomali magnet dan peta anomali magnet total dapat dikelompokan menjadi 3 anomali magnet yaitu Anomali magnet lebih besar dari 50 nT ditafsirkan sebagai batuan yang bersifat magnetik tinggi, anomali magnet sedang 0 nT – 50 nT(gamma) ditafsirkan sebagai batuan yang bersifat kemagnitan sedang dan anomali magnet lebih kecil dari 0 nT , ditafsirkan sebagai batuan nonmagnetik. Dari penafsiran peta anomali magnet ditemukan kurang lebih 6 struktur sesar yang arahnya bervariasi, sesar- sesar inilah yang diperkirakan mempunyai kaitan dengan munculnya mata air panas didaerah Lompio dan juga sebagai pengontrol keberadaan manifestasi di daerah penelitian.

1. PENDAHULUAN

Penelitian magnet yang dilakukan di daerah panas bumi Desa Lompio, Kecamatan Sirenja, Kabupaten Donggala, Propinsi Sulawesi Tengah. Penelitian cara magnet ditekankan pada daerah batuan intrusi – terobosan ( granit/granodiorit/diorit) yang secara geologi diperkirakan batuannya berumur dari Trias sampai Tersier. Sedangkan sasaran utama dari penelitian magnet adalah untuk mendapatkan data geologi dan struktur sesar yang berkaitan dengan manifestasi panas bumi di daerah Lompio. Pengambilan data lapangan magnet dilakukan dengan mengguna-kan 2 set alat magnetometer tipe G-856 dengan ketelitian 0.1 nT, yang digunakan sebagai pengukuran variasi harian dan digunakan untuk pengam-bilan data di lapangan. Data intensitas magnet total diperoleh dari pencatatan langsung secara numeric dengan harga IGRF = 41221 nT, yang digunakan sebagai dasar perhitungan data anomali magnet di daerah penelitian.

Maksud dan Tujuan

Maksud dari penelitian dengan metoda magnet adalah untuk mengetahui variasi susceptibilitas magnetik batuan bawah permukaan. Dan tujuannya adalah untuk mengeinventarisasi potensi panas bumi, menentukan prospek atau tidaknya daerah penelitian ini dan gambaran kemungkinan lainnya selain untuk listrik tenaga uap. Penetrapan metoda magnet ini dalam eksplorasi panas bumi dapat digunakan untuk mendeteksi adanya zone-zone demagnetisasi batuan akibat alterasi hidrothermal, stuktur geologi, seperti intrusi dan sesar, yang mempunyai kaitan dengan manifestasi panas bumi ( mata air panas) di daerah penelitian.

Lokasi Daerah Penelitian

Lokasi daerah penelitian panas bumi Lompio, secara Geografis dan UTM, terletak pada posisi antara 00.10.00 – 00.19.00 LS dan 119.46.00 – 119.55.00 BT dan 808000 mE – 825000 mE dan 9982000 mN – 9965000 mN. Sedangkan secara administratip termasuk wilayah daerah Desa Lompio, Kecamatan


(2)

Sulawesi Tengah. Kurang lebih 91 km dari Ibu kota Palu kearah utara. Dengan luas areal penelitian 8.0 Km x 11 Km . Lokasi daerah

penelitian dibagian utara di batasi oleh Kecamatan Balaiesang dan di bagian selatan oleh Kecamatan Sindue.

808000 810000 812000 814000 816000 818000 820000 822000 824000

9966000 9968000 9970000 9972000 9974000 9976000 9978000 9980000 9982000 500 500

Kuala W er ei SIBERA Ujuna Lende Lompio Sibado Tambu Sikara O mbo Panampai Ujungbou Boya T ompe Dampalei Sipi Tanjungpadang Balintuma Dompu Jonooge Kelapa Kelapa Kelapa Cengkih Kelapa Cengk ih Kelapa Kelapa A0 A1000 A2000 A3000 A4000 A5000 A6000 B0 B1000 B2000 B3000 B4000 B5000 B6000 B7000 C0 C1000 C2000 C3000 C4000 C5000 C6000 C7000 D0 D1000 D2000 D3000 D4000 D5000 D6000 D7000 E0 E1000 E2000 E3000 E4000 E5000 E6000 E7000 E8000 F0 F1000 F 2000 F3000 F4000 F5000 F6000 F7000 F8000 R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10 R11 R12 R13 R14 R15 R16 R17 R18 R19 R20 R21 R22 R23 R24 R25 R26 R27 R28 R29 R30 R31 R32 R33 R34 R35 R36 R37 R38 R39 R40 R41R42 R43 R44 R45 R46 R47 R48 R49 R50 R51 R52 R53 R54 R55 R56R57R58 RY1RY2 RY3 RY4 RY5 RY6 RS.1 RS.2RS.3 RS.4 RS.5 RS.6 RS.7 RS.8 RS.9 RS.10RS.11 RS.12 RS.13 RS.14 RS.15 RS.16 RS.17 RS.18 RS.19 RS.20 RS.21 RS.22 KETER ANGAN

T iti k amat magnet

K ontur ketin ggian in ter val 50 met er

St rukt ur / s esar diperkirakan

M ata air panas

J ala n ray a, jalan desa

Sungai

GAM BA R I

PETA LOKASI PEN YELIDIKAN M AGN ET DA ERAH PAN AS BU MI LOMPIO KEC AM ATAN SERENJA ,KABUP ATEN DONGGA LA

SU LAWESI TENGA H

U

0 m 1000 m2000 m3000 m4000 m

A 2000

Jumlah lintasan 6 ( A,B,C,D,E dan F ) = 176 titik Regional = 86 ti tik amat

Jumlah titik amat magnet = 262 titik Luas a real = 20 0 km Arah Lintasan N 30 E

2

I.3. Geologi dan Struktur

Geologi Umum dan Geomorfologi

Geomorfologi daerah penyelidikan terdiri dari 3 satuan morfologi yaitu satuan dataran rendah dengan relief ketinggian dari 0 mr sampai 100 m, satuan pebukitan dengan relief ketinggian sedang 100 m sampai 250 m ( Bulu Setiau ) yang terpotong oleh lintasan E dan Lintasan F dan satuan pegunungan dengan relief ketinggian 250 m sampai 1000 m ( Bulu Sipuringi, Bulu Sioti, Bulu Tinjuawo dan Bulu Tobaba serta Bulu Dalubai) diatas permukaan air laut, terletak disebelah utara, selatan dan timur daerah penelitian.

Dari hasil pengamatan dilapangan geologi umum daerah penelitian didominasi oleh batuan malihan– metamorf, alluvium, granit, granit gneis, metamorf skist, granodiorit, diorit dan batu gamping terumbu – koral.

Batuan intrusi berupa granit, diorit dan granodiorit ( berumur Kuarter – Tersier) dan batuan metamorf ( berumur Kapur).

Struktur geologi

Secara regional struktur geologi daerah penelitian termasuk dalam sistim lajur sesar Palu yang umumnya berarah utara – baratlaut ( Sukamto,dkk, 1973 ). Dari pengamatan lapangan kenampakan berupa sesar –sesar aktif dan terdapatnya mataair panas yang muncul kepermukaan. Struktur sesar yang terdapat didaerah penelitian adalah sesar mendatar yang berarah barat–timur , timurlaut baratdaya dan hampir utara–selatan baratlaut -tenggara, kelurusannya berarah hampir utara - selatan. Kenampakan manifestasi mataair panas Lompio terdapat di desa Lompio pada batuan granit-granodiorit dan malihhan-metamorf. Dan mataair panas Ombo terdapat pada batuan gamping terumbu – koral yang muncul ke permukaan dekat pantai, mempu-nyai suhu berkisar antara 60 sampai 90 derajat celsius.


(3)

II. HASIL ANALISA DAN EVALUASI DATA LAPANGAN

2.1. Data Hasil Pengukuran Lapangan Pengambilan data magnet didaerah

Manifestasi panas bumi Lompio telah terdata sebanyak 6 lintasan (lintasan A,B,C,D,E dan F) dengan panjang lintasan bervariasi yaitu : Lintasan A dibuat sepanjang 6000 m,lintasan B 7500 m, lintasan C 7000 m, lintasan D 7000 m, lintasan E 8500 m dan lintasan F 8000 m . Panjang lintasan dibuat berdasarkan situasi lapangan, kondisi topografi dan arah struktur sesar (secara geologi) , dengan arah lintasan hampir Utara – Selatan (Timurlaut – Baratdaya). Dari hasil pengukuran telah dialokasikan sebanyak 262 titik ukur magnet , dengan rincian sebagai berikut : 176 titik ukur dari 6 lintasan dengan jarak ukur 250 meter dan 86 titik ukur regional dengan jarak 500 m, sedangkan jarak antara lintasan adalah 1000 m.

Hasil pengukuran magnet ditampilkan berupa penampang anomali magnet (gambar 1 sampai dengan gambar 6), peta anomali magnet total (gambar 7) dan model 2 D anomali magnet (gambar 8) dan hasil pengukuran kerentanan magnet batuan (tabel 1 ).

2.2 Analisa Dan Evaluasi Data Hasil Penelitian Lapangan

Analisis dan Evaluasi data magnet hasil pengukuran lapangan ditampilkan berupa gambar profil anomali magnet dari lintasan A sampai dengan Lintasan F (6 lintasan) dan gambar peta anomali magnet total, yang bertujuan untuk mendapatkan harga anomali rendah dan tinggi dibawah permukaan berdasarkan sifat kemagnetan batuan. Kemudian selanjutnya dilakukan evaluasi untuk mendapatkan kelurusan-kelurusan dari struktur geologi yang akan dijadikan bahan pertimbangan dalam melakukan penafsiran – interpretasi .

2.3. Penampang Anomali Magnet

Besarnya anomali magnet total pada daerah penelitian umumnya menunjukan kontras harga yang sedang , berkisar antara 11 nT smpai 215 nT dan - 11 nT sampai - 191 nT, sebarannya digambarkan pada peta isomagnetik dengan interval kontur 10 nT yang ditunjukan pada gambar 7. Untuk memperoleh gambaran sifat kemagnetan batuan yang dijumpai didaerah penelitian telah dilakuka pengukuran susceptibilitas (kerentanan magnetik), kerentanan dan conto batuan yang diambil dari daerah penelitian dapat dilihat pada tabel (tabel 1).

Tabel 1 . Hasil Pengukuran Kerentanan Magnet Batuan

No Lokasi titik ukur Kerentanan

( 10-6.cgs)

Koordinat X Koordinat Y Jenis batuan

1 A6000 0.1 – 0.6 816061 9980555 Granit

2 B3500/MapLP 0.0 – 0.1 815143 9977294 Granitlapuk

3 C4500 0.0 – 0.0 816832 9977999 Malihan

4 D6500 0.0 – 0.4 818064 997825 Diorit

5 E3000 0.0 – 0.0 817080 9974849 Malihan

6 F6000 0.0 – 0.1 819055 9976084 Granitlapuk

7 R47 0.0 – 0.4 814471 996827 Diorit

8 R40 0.0 – 0.1 811696 9967571 Granitlapuk

9 R23/MapOB 0.0 – 0.0 809289 9968352 Gamping

10 RS10 0.0 – 0.4 812251 9967570 Granit

Intensitas magnet total cukup bervariasi memperlihatkan kecenderungan menunun ke selatan dan tengah daerah penelitian, sedangkan pada beberapa tempat dibagian di Utara harga magnetnya menaik seperti pada lintasan A, Lintasan E dan Lintasan F . Harga anomali magnet rendah dan sedang

daerah penelitian diperkirakan mempunyai kaitan dengan panas bumi di daerah Lampio dan mata air panas Ombo. Pada beberapa tempat anomali magnet memperlihatkan variasi harga naik – turun, terutama pada daerah adanya manifestasi dan zona-zona sesar – struktur yang arahnya bervariasi.


(4)

Penampang Anomali Magnet Lintasan A

Dari penampang magnet lintasan A (gambar 2), harga kemagnitannya cukup bervariasi antara – 12 nT sampai – 70 nT, yang terlihat dibagian selatan dan tengah daerah penelitian dan ditafsirkan berupa batuan (granit lapuk dan batuan malihan yang tidak bersifat magnetik (nonmagnetik). Sedangkan harga kemagnitan antara 13 nT sampai 40 nT yang terdapay di antara terdapat diantara titik A/1000 sampai A/3000 dan antara titik A/4000 sampai A/5000 ditafsirkan sebagai batuan granit lapuk yang bersifat kemagnitan rendah sampai sedang. Sedangkan padat titik

antara A/5000 sampai A/6000 dengan harga kemagnitan antara 53 nT sampai 104 nT ditafsirkan sebagai batuan yang bersifat kemagnitan sedang sampai tinggi ditafsirkan berupa batuan granit- diorit.Secara umum harga anomali magnet pada lintasan A cukup kontras , diperkirakan ada struktur sesar yang berarah hampir Utara – Selatan atau Timurlaut- Baratdaya dan intrusi batuan granit-diorit yang terdapat disekitar titik A/4000 – A/6000, akan tetapi tidak berkaitan dengan munculnya mata airpanas daerah Lompio.

0 500 1000 1500 2000 2500 30 00 3500 4000 4500 5000 5500 6000

-200 0 200

K

e

ting

gi

an

(

m

)

- 200 0 200

Ke

tin

g

g

ia

n

(

m

)

0 500 1000 1500 2000 2500 30 00 3500 4000 4500 5000 5500 6000

-100 -75 -50 -25 0 25 50 75 100 125 150

nT

(

ga

m

m

a

)

- 100 - 75 - 50 - 25 0 25 50 75 100 125 150

nT

(

g

amm

a

)

-33 -39 -37

-49 -70

23 30 29 40 19 24 13 28

-12 -22 -14

27 37 35 34

13 53

96 104

70

BARATDAYA TIMURLAUT

Panjang L intasan A ( 6000 meter )

Gambar 2. Penampang Topografi dan Anomali Magnet , Lintasan A

Penampang Anomali Magnet Lintasan B

Dari penampang anomali magnet lintasan B (gambar 3), mempunyai harga kemagnitan berkisar antara – 12 nT sampai – 47 nT, yang terdapat pada beberapa tempat dibagian selatan, tengah dan utara daerah penelitian ,yang ditafsirkan sebagai batuan yang bersifat nonmagnetik dengan nilai kemagnitan rendah, yang terdapat antara titik B/0 sampai B/1000, B3000 sampai B/5000 dan B/5750 sampai B/7500, masih pada lintasan B antara titik B/1000 sampai B/3000 dan B/4750 sampai B/6500 mempunyai harga kemagnitan

rendah - sedang berkisar antara 13 nT sampai 58 nT, yang ditafsirkan sebagai batuan granit- diorit lapuk yang mempunyai keterkaitan adanya manifestasi didaerah ini dengan dicirikan munculnya mata air panas daerah Lompio dengan suhu-temperatur 84 derajat celsius pada titik B/3500. Diperkirakan pada lintasan B ini terdapat struktur sesar yang berarah Baratlaut – Tenggara dan Timurlaut - Baratdaya dan intrusi batuan granit-diorit yang mengakibatkan munculnya mata air panas di daerah ini yang terdapat disekitar titik B/3500 atau antara titik B/3000 sampai B/4000.


(5)

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4 000 4500 5000 5500 6000 6500 7000 7500 -200

0 200

K

e

tin

g

gi

a

n (

m

e

te

r

)

- 200 0 200

Ke

tin

g

gia

n

( me

te

r

)

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4 000 4500 5000 5500 6000 6500 7000 7500

-100 -75 -50 -25 0 25 50 75 100

nT

(

g

a

m

m

a

)

- 100 - 75 - 50 - 25 0 25 50 75 100

nT

(

g

am

m

a

)

15

-47 -25

-42

39 44

23 21

40

18 27 27

- 23 - 34

13 13

-18 -32

-43

16 15

30 58

-27 -26

58

12

-44 - 12

- 20 - 16 BARATDAYA

TIMURLAUT

Panjang Lin tasan B ( 7500 me ter )

Gambar 3. Penampang Topografi dan Anomali Magnet, Lintasan B

Penampang Anomali Magnet Lintasan C

Dari penampang anomali magnet lintasan C (gambar 4), mempunyai harga anomali magnet rendah yang bersifat nonmagnetik berkisar antara – 16 nT sampai – 69 nT yang terdapat dibagian tengah daerah lintasan C diantara titik C/3000 sampai C/5000 dan titik B/6000 sampai B/7000 dibagian utara dengan harga kemagnitan berkisar antara – 25 nT sampai – 41 nT ditafsirkan berupa batuan malihan dan granit lapuk. Masih pada lintasan C terdapat nilai anomali magnet sedang

sampai tinggi berkisar antara 12 nT sampai 78 nT yang terdapat antara titik C/0 sampai C/2750 dan antara C/5250 sampai C/5750 dengan nilai kemagnitan antara 26 nT sampai 29 nT dan ditafsirkan berupa batuan granit dan diorit. Pada lintasan C ini diperkirakan adanya struktur sesar yang berarah Baratlaut – Tenggara dan Timurlaut – Baratdaya, disekitar antara titik C/3000 sampai C/6000 dan ditafsirkan mungkin masih mempunyai keterkaitan dengan munculnya manifestasi di daerah Lompio.

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 35 00 4000 4500 5000 5500 6000 6500 7000

-200 0 200

K

eti

ng

g

ia

n (

m

e

te

r

)

- 200 0 200

Ke

ti

n

gg

ia

n

( m

e

te

r

)

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 35 00 4000 4500 5000 5500 6000 6500 7000

-100 -50 0 50 100

n

T

( g

am

m

a

)

- 100 - 50 0 50 100

n

T

(

g

am

m

a

)

27

15 15 20 17 15 13 12

59 63

78 61

- 19 -16

-24 -18 -18

-31

-69

-25 -29

26 27 29

-25

-35 - 39 - 40 - 41

Panjang Lintasa n C ( 7000 meter )


(6)

Penampang Anomali Magnet Lintasan D

Dari penampang anomali magnet lintasan D (gambar 5), mempunyai nilai anomali magnet rendah berkisar antara -11 nT sampai – 60 nT yang terdapat pada beberapa tempat, ditafsirkan sebagai batuan nonmagnetik berupa batuan malihan yang terdapat diantara titik D/1000 sampai D/3250, D/4000 sampai D/5000 dan D/6250 sampai D/7000. Masih pada lintasan D terdapat nilai kemagnitan sedang berkisar antara 11 nT sampai 28 nT

ditafsirkan berupa batuan granit- diorit lapuk yang terdapat antara titik D/0 sampai D/1000,D3500 sampai 3750 dan pada titik D/5000 sampai D/6000. Pada lintasan ini diperkirakan terdapat beberapa struktur sesar yang berarah Baratlaut – Tenggara. Harga anomali magnet pada lintasan D ini tidak terlalu kontras, diperkirakan mempunyai kaitan dengan adanya struktur sesar yang terdapat di antara sekitar titik D/ 4000 sampai D/6000 .

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 35 00 4000 4500 5000 5500 6000 6500 7000

-100 -75 -50 -25 0 25 50

n

T

(

gam

m

a

)

- 100 - 75 - 50 - 25 0 25 50

n

T

(

g

am

m

a

)

11 13 16 12

-15 -13 -15 -15 - 18 - 11 - 14 - 20 - 15 -11

14 20

-14

-60

-25 -27 -16

24 23 23 28

-21 - 27 - 28 - 26

BARATDAYA TIMURLAUT

Panjang Lintasan D ( 7000 meter )

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 35 00 4000 4500 5000 5500 6000 6500 7000

-200 0 200

K

e

ting

gi

an

(

m

e

te

r

)

- 200 0 200

Ke

tin

gg

ia

n

( me

te

r

)

Gambar 5. Penampang Topografi dan Anomali Magnet, Lintasan D

2.8. Penampang Anomali Magnet Lintasan E

Dari penampang anomali magnet lintasan E (gambar 6), mempunyai nilai anomali magnet rendah berkisar antara – 12 nT sampai 47 nT, yang ditafsirkan sebagai batuan nonmagnetik berupa batuan malihan dan granit lapuk yang terdapat pada beberapa tempat sekitar titik E/0 sampai E/750 dengan nilai kemagnitan antara – 12 nT sampai – 30 nT , titik 2250 sampai E/3000 dengan nilai kemagnitan antara –12 nT sampai –17 nT, pada titik E/4000 sampai E/5750 dengan nilai kemagnitan antara –12 nT sampai – 22 nT dan titik E/7250 sampai E/8000 dengan nilai kemagnitan antara –37 nT sampai – 47 nT .

Kemudian harga anomali magnetik sedang sampai tinggi berkisar antara 14 nT sampai 68 nT, ditafsirkan sebagai batuan granit/diorit yang terdapat di beberapa tempat sekitar titik E/1000 sampai E/2000 dengan nilai kemagnitan antara 19 nT sampai 68 nT, E/3250 sampai titik E/3750 dengan nilai kemagnitan antara 14 nT sampai 17 nT , titik E/6000 sampai E/7000 dengan nilai kemagnitan antara 27 nT sampai 41 nT dan titik E/8000 sampai E/8500 dengan nilai kemagnitan antara 42 nT sampai 54 nT. Pada lintasan E ini diperkirakan terdapat beberapa struktur sesar yang berarah Baratlaut – Tenggara.


(7)

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4 000 4500 5000 5500 6000 6500 7000 7500 8000 850 0 -100

-75 -50 -25 0 25 50 75 100

nT

(

g

am

m

a )

-100 -50 0 50 100

nT

(

g

am

m

a )

-30 -12 -14

-22 34

68 50

32 19

- 15 - 18 - 17 - 12

14 17 15 17

-12

-19 -14 -19 -22 -13 -19

27 33 30 28

41

- 39 - 37 - 47

42 44 54

BARATDAYA TIMURLAUT

Panjang Lintasan E ( 8 500 meter )

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 450 0 5000 5500 6000 6500 7000 7500 8000 8500

-200 0 200

K

et

ing

gi

an

(

m

e

ter

)

- 200 0 200

Ke

ti

n

gg

ia

n

( met

e

r

)

Gambar 6. Penampang Topografi dan Anomali Magnet, Lintasan E

Penampang Anomali Magnet Lintasan F

Dari penampang anomali magnet lintasan F (gambar 7), mempunyai anomali kemagnetan sedang sampai tinggi yang berkisar antara 11 nT sampai 83 nT yang ditafsirkan sebagai batuan granit dan diorit, sedangkan nilai kemagnitan rendah berkisar antara – 11 nT sampai –53 nT yang ditafsirkan sebagai batuan yang bersifat nonmagnetik berupa batuan malihan dan granit lapuk, nilai kemagnitan sedang sampai tinggi terdapat pada beberapa tempat antara titik F/0 sampai F/2000 dengan nilai kemagnitan antara 15 nT sampai 29 nT, titik F/4000 sampai F/4750 dengan nilai kemagnitan 14 nT sampai 29 nT,

pada titik F/5750 sampai titik F/6250 dengan nilai kemagnitan berkisar antara 58 nT sampai 83 nT dan pada titik F/7500 sampai F/8000 dengan nilai kemagnitan 11 nT sampai 40 nT. Sedangkan anomali rendah terdapat pada sekitar titik F/2000 sampai F/3750 mempunyai nilai kemagnitan antara – 11 nT sampai – 31 nT, Pada titik F/4750 sampai titik F/5750 nilai kemagnitan antara – 36 nT sampai – 53 nT dan pada titik F/6500 sampai titik F7250 nilai kemagnitan berkisar antara – 12 nT sampai – 26 nT. Diperkirakan pada lintasan F ini terdapat beberapa struktur sesar-patahan yang terdapat diantara titik F/5000 – F/6500 dan F/7500 yang berarah Baratlaut-Tengara.

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 40 00 4500 5000 5500 6000 6500 7000 7500 8000

-100 -75 -50 -25 0 25 50 75 100

nT

(

gam

m

a )

- 100 - 75 - 50 - 25 0 25 50 75 100

nT

(

g

am

m

a

)

18 25 20 15

29

23 22 16 15

- 19 - 13 - 18 - 11 - 21 - 23 -31

14 29

17 14

-36 -39 -53

83 65

58

-26 -26 -12

- 25 17

11 40

BARATDAYA TIMURLAUT

Panjang Linta san F ( 8000 meter )

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 40 00 4500 5000 5500 6000 6500 7000 7500 8000

-200 0 200 400

K

et

inggi

an (

m

e

ter

)

- 200 0 200 400

Ke

tin

g

g

ian

( met

e

r

)

.


(8)

Peta Anomali Magnet Total

Dari peta anomali magnet total (gambar 8), terlihat adanya beberapa kelurusan dan struktur anomali magnit yang arahnya bervariasi serta dengan nilai kemagnitan yang bervariasi pula dari rendah sampai tinggi. Struktur dan kelurusan yang di hasilkan dari penelitian magnet arahnya bervariasi, hampir Utara – Selatan (Timurlaut – Baratdaya) , Baratlaut – Tenggara dan Barat - Timur, yang ditafsirkan sebagai cerminan dari adanya struktur sesar/patahan (intrusi batuan diori/granit) yang mempunyai hubungan keterkaitan dengan kenampakan manifestasi panas bumi didaerah penelitian (Mataair Panas Lompio dan Ombo).

Anomali magnit tinggi (lebih besar dari 50 nT) , yang membentuk pole – pole dan kutub-kutub magnetik yang berpola menutup dan terbuka dibagian barat, utara,tengah, tenggra dan selatan , ditafsirkan sebagai batuan yang bersifat magnetik sedang - tinggi (intrusi batuan granit,granodiorit dan diorit yang muncul ke permukaan).

Anomali magnit sedang (0 nT sampai 50 nT), yang terlihat menyebar hamper mendominasi daerah penelitian di bagian utara, tengah dan selatan,ditafsirkan sebagai batuan bersifat magnetik sedang sampai rendah, yang terdiri dari batuan granit lapuk dan batuan metamorf/malihan yang diperkirakan mempunyai hubungan dengan mataair panas didaerah ini.

Anomali magnit rendah (lebih kecil dari 0 nT), ditafsirkan sebagai batuan bersifat nonmagnetik, yang tersebar lebih doniman di bagian utara, tengah dan sebagian kecil dibagian selatan daerah penelitian yang berbentuk kutub-kutub magnetik terbuka dan sebagian kecil menutup, yang ditafsirkan batuannya terdiri dari batuan granit lapuk dan batuan malihan atau batuan yang telah mengalami panas yang kuat/pelapukan (batuan yang telah mengalami demagnetisasi)

yang diperkirakan mempunyai kaitan erat dengan keberadaan manifestasi didaerah ini yang dicirikan dengan munculnya mataair panas Lompio dan mataair panas Ombo. Dari hasil penelitian magnet didaerah panas bumi Lompio ditemukan kurang lebih 6 struktur sesar anomali magnet dan kelurusan-kelurusan yang arahnya bervariasi hampir utara-selatan, sesar arah barat – timur dan sesar arah baratlaut – tenggara . Sesar yang diperkirakan memotong daerah mataair panas Lompio pada (Lintasan B/3500) adalah sesar yang berarah Baratlaut – Tenggara. Sedangkan mataair panas Ombo disebelah selatan daerah penelitian diperkirakan dipengaruhi oleh adanya sesar yang berarah Barat – Timur.

2.11. Model Anomali Magnet 2D

Dari penampang anomali magnet 2D (gambar 9) dapat memberikan imformasi mengenai adanya struktur geologi dan batuan intrusi di bawah permukaan. Secara umum batuannya terdiri dari batuan malihan dan granit. Batuan malihan dengan susceptilibilitas berkisar antara - 0.0003 cgs sampai 0.000 1 cgs yang terdapat pada kedalaman antara 543.34 meter sampai 929.92 meter dan bersifat nonmagnetik. Sedangkan batuan granit dengan susceptibilitas berkisar antara 0.0081 cgs sampai 0.0122 cgs terdapat pada kedalaman antara 432.58 meter sampai 1053.42 meter dan bersifat magnetik yang diperkirakan muncul ke permukaan sebagai batuan intrusi.

Dari penampang model 2 D , diperkirakan di sekitar titik antara B1000 – B2000, B3000 – B5000 dan B6500 – B7000, terdapat struktur sesar yang arahnya bervariasi (Baratlaut-Tenggara, Timurlaut -Baratdaya dan hampir Utara–Selatan) yang diperkirakan sebagai penyebab terjadinya manifestasi didaerah ini dengan dicirikan munculnya mata air panas Lompio pada sekitar titik B3500.


(9)

8 08 0 0 0 81 0 0 00 8 1 2 00 0 8 1 40 0 0 81 6 0 0 0 8 1 80 00 8 2 0 00 0 8 22 0 0 0 82 4 0 0 0 9 96 6 0 0 0

9 96 8 0 0 0 9 97 0 0 0 0 9 97 2 0 0 0 9 97 4 0 0 0 9 97 6 0 0 0 9 97 8 0 0 0 9 98 0 0 0 0 9 98 2 0 0 0

50 0 5 0 0

Sun g a i Le nt e Su

ng ai Tom

pe

Su ng ai A lu gasa Su ng a i B

o m ba

Sun ga i B int a

n ag o

Kuala S isum u

i

Ku ala M

alelo ro

K u a la W e r e i

K ua la Wes

a

Kua

la O

mbo

K uala Silu

ra Ku ala O m

b o K u ala T o nd o

SI BE R A

U ju n a Le n d e

L o mp i o

S ib a do Tamb u

S ik a ra O m bo

P a n a mp a i U ju n g b ou

Boy a To m pe

D a mp a le i S ip i T an ju n gp a da ng

B a lin tu m a D o mp u

J on o og e K e la p a

K e la p a

Ke lap a

C e ng kih Kela p a

C e n gk ih Kel a pa K e la p a A 0

A10 0 0 A2 00 0

A3 00 0 A4 0 00

A5 0 00 A 6 0 0 0

B 0 B1 0 00

B2 0 0 0 B3 0 0 0

B 4 0 0 0 B 5 0 0 0

B 60 0 0 B 70 0 0

C 0 C 1 0 00

C 2 0 0 0 C 3 0 0 0

C 4 0 00 C 50 0 0

C 60 0 0 C 70 0 0

D 0 D 1 00 0

D 2 0 00 D 3 0 00

D 4 0 0 0 D 50 0 0

D 6 0 00 D70 0 0

E 0 E1 0 0 0

E 20 00 E 30 0 0

E 40 0 0 E 5 000

E 6 00 0 E7 0 00

E 8 0 0 0

F0 F 10 00

F2 0 00 F3 0 00

F4 0 0 0 F5 0 0 0

F6 0 0 0 F7 0 0 0

F8 0 0 0 R 1 R 2 R 3 R 4 R 5 R 6 R 7 R 8 R 9 R 1 0 R 1 1 R 1 2

R 13

R 14 R 1 5 R16 R 1 7 R 1 8 R 1 9 R 2 0 R 21 R 2 2 R 2 3 R 2 4 R 2 5 R 2 6

R 27 R 2 8 R 2 9 R 3 0

R 3 1 R 3 2 R 3 3 R 3 4

R 35

R 3 6 R 3 7 R 38

R 3 9 R 4 0 R4 1

R42R 4 3R 4 4 R 4 5R 4 6 R 47 R 4 8 R 49 R 50 R 5 1 R 5 2 R 5 3

R 54 R 5 5R56

R5 7R58 R Y1

R Y 2 R Y 3

R Y4 R Y5

R Y6

R S .1 R S. 2R S. 3 R S .4

RS .5 RS .6 R S .7 RS .8

R S. 9 RS .1 0R S. 1 1

R S. 1 2 R S .1 3 R S .1 4

R S. 15 R S .1 6 R S. 1 7 R S. 1 8 R S .1 9 R S .2 0 RS .2 1 R S .2 2

KETERANGAN

> 50 Gamma ( tinggi )

0 Gamma sampai 50 Gamma ( sedang )

< 0 Gamma ( rendah )

Kontur anomali magnit interval 10 gamma

Struktur / sesar diperkirakan

Mata air panas

Jalan raya, jalan desa

Sungai

G AM BA R 7 PET A AN OM A LI M AG NE T TO TA L

D A ER A H PA NA S BU MI L OM PI O KE C AM A TA N S ER EN JA ,KA BU PA TEN D ON GGA LA

S UL A WE SI T EN GA H

U

0 m 1 00 0 m 2 0 00 m 3 0 0 0 m 4 00 0 m

Gambar 8.

Peta Anomali Magnet Total Daerah Panas Bumi Lompio

Model Anomali Magnet 2D

Dari penampang anomali magnet 2D (gambar 9) dapat memberikan imformasi mengenai adanya struktur geologi dan batuan intrusi di bawah permukaan. Secara umum batuannya terdiri dari batuan malihan dan granit. Batuan malihan dengan susceptilibilitas berkisar antara - 0.0003 cgs sampai 0.000 1 cgs yang terdapat pada kedalaman antara 543.34 meter sampai 929.92 meter dan bersifat nonmagnetik. Sedangkan batuan granit dengan susceptibilitas berkisar antara 0.0081 cgs sampai 0.0122 cgs terdapat pada kedalaman

antara 432.58 meter sampai 1053.42 meter dan bersifat magnetik yang diperkirakan muncul ke permukaan sebagai batuan intrusi. Dari penampang model 2 D, diperkirakan di sekitar titik antara B1000 – B2000, B3000 – B5000 dan B6500 – B7000, terdapat struktur sesar yang arahnya bervariasi (Baratlaut-Tenggara,Timurlaut-Baratdaya dan hampir Utara – Selatan) yang diperkirakan sebagai penyebab terjadinya manifestasi didaerah ini dengan dicirikan munculnya mata air panas Lompio pada sekitar titik B3500.


(10)

III . KESIMPULAN

Dari hasil penelitian magnet didaerah manifestasi panas bumi Lompio, Kecamatan Sirenja, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

• Kelompok anomali magnet tinngi ( lebih

besar dari 50 nT), ditafsirkan terdiri dari batuan diorite, granodiorit , granit dan intrusi dari batuan tersebut.

• Kelompok anomali magnet sedang ( 0 nT

sampai 50 nT), terdiri dari batuan granit, granit lapuk.

• Kelompok anomali magnet rendah (

lebih kecil dari 0 nT),terdiri dari batuan granit lapuk, batuan malihan dan batuan sedimen.

• Batuan yang bersifat magnet sedang

sampai rendah yang mendominasi daerah penelitian dan berpola kontur rapat ( kutub-kutub magnet) merupakan batuan yang telah mengalamai demagnetisasi dan mempunyai kaitan dengan adanya zona-zona manifestasi panas bumi, yang dicirikan dengan munculnya mata air panas Lompio dan Ombo.

• Kelompok anomali tinggi dan rendah

yang berbentuk kutub-kutub magnet di bagian Utara, Tengah dan Selatan daerah penelitian , menunjukan adanya kelurusan-kelurusan sebagai indikasi adanya struktur sesar yang berarah hampir Utara – Selatan, Baratlaut-Tenggara dan Barat-Timur , yang diperkirakan sebagai pengontrol terjadinya manifestasi panas bumi.

• Terdapat kurang lebih 6 struktur sesar

dengan arah yang bervariasi ( hampir Utara – Selatan,Baratlaut – Tenggara dan Barat – Timur) yang diperkirakan erat kaitannya dengan struktur geologi bawah permukaan.

• Dari model anomali magnet 2D

diperkirakan terdapat struktur sesar dan batuan intrusi yang arahnya bervariasi

(Baratlaut-Tenggara,Timurlaut-Baratdaya dan hampir Utara-Selatan) yang di indikasikan sebagai pengontrol munculnya mata air panas di sekitar titik B3500.( manifestasi panas bumi di daerah Lompio ).

PUSTAKA

o Breiner.S. 1973, Application Manual for

Portable Magnetometers

o Bakrun . 2004, Penyelidikan Terpadu

Geologi,Geokimia dan Geofisika di daerah Panas Bumi Marana-Marawa, Kecamatan Sindue,Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah.

o Murtolo,1993, Geomorfologi Lembah

Palu dan Sekitarnya,Sulawesi Tengah, Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral, Vol – III.

o Saefudin,1994, Batuan Granitik daerah

Palu dan sekitarnya, Sulawesi Tengah, Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral, Vol – IV.

o Telford and Sheriff, 1990, Applied

Geophysics, Cambridge University.


(1)

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4 000 4500 5000 5500 6000 6500 7000 7500

-200 0 200

K

e

tin

g

gi

a

n (

m

e

te

r

)

- 200 0 200

Ke

tin

g

gia

n

( me

te

r

)

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4 000 4500 5000 5500 6000 6500 7000 7500

-100 -75 -50 -25 0 25 50 75 100

nT

(

g

a

m

m

a

)

- 100 - 75 - 50 - 25 0 25 50 75 100

nT

(

g

am

m

a

)

15

-47 -25

-42

39 44

23 21

40

18 27 27

- 23 - 34

13 13

-18 -32

-43

16 15

30 58

-27 -26

58

12

-44 - 12

- 20 - 16

BARATDAYA

TIMURLAUT

Panjang Lin tasan B ( 7500 me ter )

Gambar 3. Penampang Topografi dan Anomali Magnet, Lintasan B

Penampang Anomali Magnet Lintasan C

Dari penampang anomali magnet lintasan C (gambar 4), mempunyai harga anomali magnet rendah yang bersifat nonmagnetik berkisar antara – 16 nT sampai – 69 nT yang terdapat dibagian tengah daerah lintasan C diantara titik C/3000 sampai C/5000 dan titik B/6000 sampai B/7000 dibagian utara dengan harga kemagnitan berkisar antara – 25 nT sampai – 41 nT ditafsirkan berupa batuan malihan dan granit lapuk. Masih pada lintasan C terdapat nilai anomali magnet sedang

sampai tinggi berkisar antara 12 nT sampai 78 nT yang terdapat antara titik C/0 sampai C/2750 dan antara C/5250 sampai C/5750 dengan nilai kemagnitan antara 26 nT sampai 29 nT dan ditafsirkan berupa batuan granit dan diorit. Pada lintasan C ini diperkirakan adanya struktur sesar yang berarah Baratlaut – Tenggara dan Timurlaut – Baratdaya, disekitar antara titik C/3000 sampai C/6000 dan ditafsirkan mungkin masih mempunyai keterkaitan dengan munculnya manifestasi di daerah Lompio.

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 35 00 4000 4500 5000 5500 6000 6500 7000

-200 0 200

K

eti

ng

g

ia

n (

m

e

te

r

)

- 200 0 200

Ke

ti

n

gg

ia

n

( m

e

te

r

)

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 35 00 4000 4500 5000 5500 6000 6500 7000

-100 -50 0 50 100

n

T

( g

am

m

a

)

- 100 - 50 0 50 100

n

T

(

g

am

m

a

)

27

15 15 20 17 15 13 12 59 63

78 61

- 19 -16

-24 -18 -18 -31

-69 -25 -29

26 27 29

-25

-35 - 39 - 40 - 41

Panjang Lintasa n C ( 7000 meter )


(2)

Penampang Anomali Magnet Lintasan D

Dari penampang anomali magnet lintasan D (gambar 5), mempunyai nilai anomali magnet rendah berkisar antara -11 nT sampai – 60 nT yang terdapat pada beberapa tempat, ditafsirkan sebagai batuan nonmagnetik berupa batuan malihan yang terdapat diantara titik D/1000 sampai D/3250, D/4000 sampai D/5000 dan D/6250 sampai D/7000. Masih pada lintasan D terdapat nilai kemagnitan sedang berkisar antara 11 nT sampai 28 nT

ditafsirkan berupa batuan granit- diorit lapuk yang terdapat antara titik D/0 sampai D/1000,D3500 sampai 3750 dan pada titik D/5000 sampai D/6000. Pada lintasan ini diperkirakan terdapat beberapa struktur sesar yang berarah Baratlaut – Tenggara. Harga anomali magnet pada lintasan D ini tidak terlalu kontras, diperkirakan mempunyai kaitan dengan adanya struktur sesar yang terdapat di antara sekitar titik D/ 4000 sampai D/6000 .

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 35 00 4000 4500 5000 5500 6000 6500 7000

-100 -75 -50 -25 0 25 50

n

T

(

gam

m

a

)

- 100 - 75 - 50 - 25 0 25 50

n

T

(

g

am

m

a

)

11 13 16 12

-15 -13 -15 -15 - 18 - 11 - 14 - 20 - 15 -11 14 20

-14

-60

-25 -27 -16

24 23 23 28

-21 - 27 - 28 - 26

BARATDAYA TIMURLAUT

Panjang Lintasan D ( 7000 meter )

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 35 00 4000 4500 5000 5500 6000 6500 7000

-200 0 200

K

e

ting

gi

an

(

m

e

te

r

)

- 200 0 200

Ke

tin

gg

ia

n

( me

te

r

)

Gambar 5. Penampang Topografi dan Anomali Magnet, Lintasan D

2.8. Penampang Anomali Magnet Lintasan E

Dari penampang anomali magnet lintasan E (gambar 6), mempunyai nilai anomali magnet rendah berkisar antara – 12 nT sampai 47 nT, yang ditafsirkan sebagai batuan nonmagnetik berupa batuan malihan dan granit lapuk yang terdapat pada beberapa tempat sekitar titik E/0 sampai E/750 dengan nilai kemagnitan antara – 12 nT sampai – 30 nT , titik 2250 sampai E/3000 dengan nilai kemagnitan antara –12 nT sampai –17 nT, pada titik E/4000 sampai E/5750 dengan nilai kemagnitan antara –12 nT sampai – 22 nT dan titik E/7250 sampai E/8000 dengan nilai kemagnitan antara –37 nT sampai – 47 nT .

Kemudian harga anomali magnetik sedang sampai tinggi berkisar antara 14 nT sampai 68 nT, ditafsirkan sebagai batuan granit/diorit yang terdapat di beberapa tempat sekitar titik E/1000 sampai E/2000 dengan nilai kemagnitan antara 19 nT sampai 68 nT, E/3250 sampai titik E/3750 dengan nilai kemagnitan antara 14 nT sampai 17 nT , titik E/6000 sampai E/7000 dengan nilai kemagnitan antara 27 nT sampai 41 nT dan titik E/8000 sampai E/8500 dengan nilai kemagnitan antara 42 nT sampai 54 nT. Pada lintasan E ini diperkirakan terdapat beberapa struktur sesar yang berarah Baratlaut – Tenggara.


(3)

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4 000 4500 5000 5500 6000 6500 7000 7500 8000 850 0

-100 -75 -50 -25 0 25 50 75 100

nT

(

g

am

m

a )

-100 -50 0 50 100

nT

(

g

am

m

a )

-30

-12 -14

-22 34

68 50

32 19

- 15 - 18 - 17 - 12

14 17 15 17

-12

-19 -14 -19 -22 -13 -19

27 33 30 28

41

- 39 - 37 - 47

42 44 54

BARATDAYA TIMURLAUT

Panjang Lintasan E ( 8 500 meter )

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 450 0 5000 5500 6000 6500 7000 7500 8000 8500

-200 0 200

K

et

ing

gi

an

(

m

e

ter

)

- 200 0 200

Ke

ti

n

gg

ia

n

( met

e

r

)

Gambar 6. Penampang Topografi dan Anomali Magnet, Lintasan E

Penampang Anomali Magnet Lintasan F

Dari penampang anomali magnet lintasan F (gambar 7), mempunyai anomali kemagnetan sedang sampai tinggi yang berkisar antara 11 nT sampai 83 nT yang ditafsirkan sebagai batuan granit dan diorit, sedangkan nilai kemagnitan rendah berkisar antara – 11 nT sampai –53 nT yang ditafsirkan sebagai batuan yang bersifat nonmagnetik berupa batuan malihan dan granit lapuk, nilai kemagnitan sedang sampai tinggi terdapat pada beberapa tempat antara titik F/0 sampai F/2000 dengan nilai kemagnitan antara 15 nT sampai 29 nT, titik F/4000 sampai F/4750 dengan nilai kemagnitan 14 nT sampai 29 nT,

pada titik F/5750 sampai titik F/6250 dengan nilai kemagnitan berkisar antara 58 nT sampai 83 nT dan pada titik F/7500 sampai F/8000 dengan nilai kemagnitan 11 nT sampai 40 nT. Sedangkan anomali rendah terdapat pada sekitar titik F/2000 sampai F/3750 mempunyai nilai kemagnitan antara – 11 nT sampai – 31 nT, Pada titik F/4750 sampai titik F/5750 nilai kemagnitan antara – 36 nT sampai – 53 nT dan pada titik F/6500 sampai titik F7250 nilai kemagnitan berkisar antara – 12 nT sampai – 26 nT. Diperkirakan pada lintasan F ini terdapat beberapa struktur sesar-patahan yang terdapat diantara titik F/5000 – F/6500 dan F/7500 yang berarah Baratlaut-Tengara.

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 40 00 4500 5000 5500 6000 6500 7000 7500 8000

-100 -75 -50 -25 0 25 50 75 100

nT

(

gam

m

a )

- 100 - 75 - 50 - 25 0 25 50 75 100

nT

(

g

am

m

a

)

18 25 20 15

29

23 22 16 15

- 19 - 13 - 18 - 11 - 21 - 23

-31 14

29

17 14

-36 -39

-53 83

65 58

-26 -26

-12 - 25

17 11

40

BARATDAYA TIMURLAUT

Panjang Linta san F ( 8000 meter )

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 40 00 4500 5000 5500 6000 6500 7000 7500 8000

-200 0 200 400

K

et

inggi

an (

m

e

ter

)

- 200 0 200 400

Ke

tin

g

g

ian

( met

e

r

)


(4)

Peta Anomali Magnet Total

Dari peta anomali magnet total (gambar 8), terlihat adanya beberapa kelurusan dan struktur anomali magnit yang arahnya bervariasi serta dengan nilai kemagnitan yang bervariasi pula dari rendah sampai tinggi. Struktur dan kelurusan yang di hasilkan dari penelitian magnet arahnya bervariasi, hampir Utara – Selatan (Timurlaut – Baratdaya) , Baratlaut – Tenggara dan Barat - Timur, yang ditafsirkan sebagai cerminan dari adanya struktur sesar/patahan (intrusi batuan diori/granit) yang mempunyai hubungan keterkaitan dengan kenampakan manifestasi panas bumi didaerah penelitian (Mataair Panas Lompio dan Ombo).

Anomali magnit tinggi (lebih besar dari 50 nT) , yang membentuk pole – pole dan kutub-kutub magnetik yang berpola menutup dan terbuka dibagian barat, utara,tengah, tenggra dan selatan , ditafsirkan sebagai batuan yang bersifat magnetik sedang - tinggi (intrusi batuan granit,granodiorit dan diorit yang muncul ke permukaan).

Anomali magnit sedang (0 nT sampai 50 nT), yang terlihat menyebar hamper mendominasi daerah penelitian di bagian utara, tengah dan selatan,ditafsirkan sebagai batuan bersifat magnetik sedang sampai rendah, yang terdiri dari batuan granit lapuk dan batuan metamorf/malihan yang diperkirakan mempunyai hubungan dengan mataair panas didaerah ini.

Anomali magnit rendah (lebih kecil dari 0 nT), ditafsirkan sebagai batuan bersifat nonmagnetik, yang tersebar lebih doniman di bagian utara, tengah dan sebagian kecil dibagian selatan daerah penelitian yang berbentuk kutub-kutub magnetik terbuka dan sebagian kecil menutup, yang ditafsirkan batuannya terdiri dari batuan granit lapuk dan batuan malihan atau batuan yang telah mengalami panas yang kuat/pelapukan (batuan yang telah mengalami demagnetisasi)

yang diperkirakan mempunyai kaitan erat dengan keberadaan manifestasi didaerah ini yang dicirikan dengan munculnya mataair panas Lompio dan mataair panas Ombo. Dari hasil penelitian magnet didaerah panas bumi Lompio ditemukan kurang lebih 6 struktur sesar anomali magnet dan kelurusan-kelurusan yang arahnya bervariasi hampir utara-selatan, sesar arah barat – timur dan sesar arah baratlaut – tenggara . Sesar yang diperkirakan memotong daerah mataair panas Lompio pada (Lintasan B/3500) adalah sesar yang berarah Baratlaut – Tenggara. Sedangkan mataair panas Ombo disebelah selatan daerah penelitian diperkirakan dipengaruhi oleh adanya sesar yang berarah Barat – Timur.

2.11. Model Anomali Magnet 2D

Dari penampang anomali magnet 2D (gambar 9) dapat memberikan imformasi mengenai adanya struktur geologi dan batuan intrusi di bawah permukaan. Secara umum batuannya terdiri dari batuan malihan dan granit. Batuan malihan dengan susceptilibilitas berkisar antara - 0.0003 cgs sampai 0.000 1 cgs yang terdapat pada kedalaman antara 543.34 meter sampai 929.92 meter dan bersifat nonmagnetik. Sedangkan batuan granit dengan susceptibilitas berkisar antara 0.0081 cgs sampai 0.0122 cgs terdapat pada kedalaman antara 432.58 meter sampai 1053.42 meter dan bersifat magnetik yang diperkirakan muncul ke permukaan sebagai batuan intrusi.

Dari penampang model 2 D , diperkirakan di sekitar titik antara B1000 – B2000, B3000 – B5000 dan B6500 – B7000, terdapat struktur sesar yang arahnya bervariasi (Baratlaut-Tenggara, Timurlaut -Baratdaya dan hampir Utara–Selatan) yang diperkirakan sebagai penyebab terjadinya manifestasi didaerah ini dengan dicirikan munculnya mata air panas Lompio pada sekitar titik B3500.


(5)

8 08 0 0 0 81 0 0 00 8 1 2 00 0 8 1 40 0 0 81 6 0 0 0 8 1 80 00 8 2 0 00 0 8 22 0 0 0 82 4 0 0 0 9 96 6 0 0 0

9 96 8 0 0 0 9 97 0 0 0 0 9 97 2 0 0 0 9 97 4 0 0 0 9 97 6 0 0 0 9 97 8 0 0 0 9 98 0 0 0 0 9 98 2 0 0 0

50 0 5 0 0

Sun g a i Le nt e Su

ng ai Tom

pe

Su ng ai A lu gasa Su ng a i B

o m ba

Sun ga i B int a

n ag o

Kuala S isum u

i

Ku ala M

alelo ro

K u a la W e r e i

K ua la Wes

a Kua

la O mbo

K uala Silu

ra Ku ala O m

b o K u ala T o nd o

SI BE R A

U ju n a Le n d e

L o mp i o

S ib a do Tamb u

S ik a ra O m bo

P a n a mp a i U ju n g b ou

Boy a To m pe

D a mp a le i S ip i T an ju n gp a da ng

B a lin tu m a D o mp u

J on o og e K e la p a

K e la p a

Ke lap a

C e ng kih Kela p a

C e n gk ih

Kel a pa K e la p a A 0

A10 0 0 A2 00 0

A3 00 0 A4 0 00

A5 0 00 A 6 0 0 0

B 0 B1 0 00

B2 0 0 0 B3 0 0 0

B 4 0 0 0 B 5 0 0 0

B 60 0 0 B 70 0 0

C 0 C 1 0 00

C 2 0 0 0 C 3 0 0 0

C 4 0 00 C 50 0 0

C 60 0 0 C 70 0 0

D 0 D 1 00 0

D 2 0 00 D 3 0 00

D 4 0 0 0 D 50 0 0

D 6 0 00 D70 0 0

E 0 E1 0 0 0

E 20 00 E 30 0 0

E 40 0 0 E 5 000

E 6 00 0 E7 0 00

E 8 0 0 0

F0 F 10 00

F2 0 00 F3 0 00

F4 0 0 0 F5 0 0 0

F6 0 0 0 F7 0 0 0

F8 0 0 0 R 1 R 2 R 3 R 4 R 5 R 6 R 7 R 8 R 9

R 1 0 R 1 1 R 1 2

R 13

R 14 R 1 5 R16 R 1 7

R 1 8

R 1 9 R 2 0

R 21

R 2 2 R 2 3 R 2 4

R 2 5

R 2 6

R 27 R 2 8 R 2 9 R 3 0

R 3 1 R 3 2 R 3 3 R 3 4

R 35

R 3 6 R 3 7 R 38

R 3 9 R 4 0 R4 1

R42R 4 3R 4 4 R 4 5R 4 6 R 47 R 4 8 R 49 R 50 R 5 1 R 5 2 R 5 3

R 54 R 5 5R56

R5 7R58 R Y1

R Y 2 R Y 3

R Y4 R Y5

R Y6

R S .1 R S. 2R S. 3 R S .4

RS .5 RS .6 R S .7 RS .8

R S. 9 RS .1 0R S. 1 1

R S. 1 2 R S .1 3 R S .1 4

R S. 15 R S .1 6 R S. 1 7 R S. 1 8 R S .1 9 R S .2 0 RS .2 1 R S .2 2

KETERANGAN > 50 Gamma ( tinggi )

0 Gamma sampai 50 Gamma ( sedang )

< 0 Gamma ( rendah )

Kontur anomali magnit interval 10 gamma

Struktur / sesar diperkirakan

Mata air panas

Jalan raya, jalan desa

Sungai

G AM BA R 7 PET A AN OM A LI M AG NE T TO TA L

D A ER A H PA NA S BU MI L OM PI O KE C AM A TA N S ER EN JA ,KA BU PA TEN D ON GGA LA

S UL A WE SI T EN GA H

U

0 m 1 00 0 m 2 0 00 m 3 0 0 0 m 4 00 0 m

Gambar 8.

Peta Anomali Magnet Total Daerah Panas Bumi Lompio

Model Anomali Magnet 2D

Dari penampang anomali magnet 2D (gambar 9) dapat memberikan imformasi mengenai adanya struktur geologi dan batuan intrusi di bawah permukaan. Secara umum batuannya terdiri dari batuan malihan dan granit. Batuan malihan dengan susceptilibilitas berkisar antara - 0.0003 cgs sampai 0.000 1 cgs yang terdapat pada kedalaman antara 543.34 meter sampai 929.92 meter dan bersifat nonmagnetik. Sedangkan batuan granit dengan susceptibilitas berkisar antara 0.0081 cgs sampai 0.0122 cgs terdapat pada kedalaman

antara 432.58 meter sampai 1053.42 meter dan bersifat magnetik yang diperkirakan muncul ke permukaan sebagai batuan intrusi. Dari penampang model 2 D, diperkirakan di sekitar titik antara B1000 – B2000, B3000 – B5000 dan B6500 – B7000, terdapat struktur sesar yang arahnya bervariasi (Baratlaut-Tenggara,Timurlaut-Baratdaya dan hampir Utara – Selatan) yang diperkirakan sebagai penyebab terjadinya manifestasi didaerah ini dengan dicirikan munculnya mata air panas Lompio pada sekitar titik B3500.


(6)

III . KESIMPULAN

Dari hasil penelitian magnet didaerah manifestasi panas bumi Lompio, Kecamatan Sirenja, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

• Kelompok anomali magnet tinngi ( lebih

besar dari 50 nT), ditafsirkan terdiri dari batuan diorite, granodiorit , granit dan intrusi dari batuan tersebut.

• Kelompok anomali magnet sedang ( 0 nT

sampai 50 nT), terdiri dari batuan granit, granit lapuk.

• Kelompok anomali magnet rendah (

lebih kecil dari 0 nT),terdiri dari batuan granit lapuk, batuan malihan dan batuan sedimen.

• Batuan yang bersifat magnet sedang

sampai rendah yang mendominasi daerah penelitian dan berpola kontur rapat ( kutub-kutub magnet) merupakan batuan yang telah mengalamai demagnetisasi dan mempunyai kaitan dengan adanya zona-zona manifestasi panas bumi, yang dicirikan dengan munculnya mata air panas Lompio dan Ombo.

• Kelompok anomali tinggi dan rendah

yang berbentuk kutub-kutub magnet di bagian Utara, Tengah dan Selatan daerah penelitian , menunjukan adanya kelurusan-kelurusan sebagai indikasi adanya struktur sesar yang berarah hampir Utara – Selatan, Baratlaut-Tenggara dan Barat-Timur , yang diperkirakan sebagai pengontrol terjadinya manifestasi panas bumi.

• Terdapat kurang lebih 6 struktur sesar

dengan arah yang bervariasi ( hampir Utara – Selatan,Baratlaut – Tenggara dan Barat – Timur) yang diperkirakan erat kaitannya dengan struktur geologi bawah permukaan.

• Dari model anomali magnet 2D

diperkirakan terdapat struktur sesar dan batuan intrusi yang arahnya bervariasi

(Baratlaut-Tenggara,Timurlaut-Baratdaya dan hampir Utara-Selatan) yang di indikasikan sebagai pengontrol munculnya mata air panas di sekitar titik B3500.( manifestasi panas bumi di daerah Lompio ).

PUSTAKA

o Breiner.S. 1973, Application Manual for

Portable Magnetometers

o Bakrun . 2004, Penyelidikan Terpadu

Geologi,Geokimia dan Geofisika di daerah Panas Bumi Marana-Marawa, Kecamatan Sindue,Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah.

o Murtolo,1993, Geomorfologi Lembah

Palu dan Sekitarnya,Sulawesi Tengah, Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral, Vol – III.

o Saefudin,1994, Batuan Granitik daerah

Palu dan sekitarnya, Sulawesi Tengah, Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral, Vol – IV.

o Telford and Sheriff, 1990, Applied

Geophysics, Cambridge University.