2015 09 AS IPF BPOM1
Daya Saing Industri Indonesia
di Tengah Gempuran Liberalisasi Perdagangan
www.packindo.org
oleh: Ariana Susanti
ariana@packindo.org
ABAD 21
Dunia
mengalami
Perubahan
Kemacetan terjadi di kota-kota besar
Sosial media menjadi sangat populer
Jumlah penduduk dunia akan
berjumlah 9.7 miliar di tahun 2050
Penduduk Dunia
7,162 miliar
Asia
4,216 miliar
Asia Tenggara
602 juta
Data tahun 2013
Kepraktisan dan serba instant, termasuk
dalam mengkonsumsi makanan
Populasi Negara Asean
Jumlah Penduduk Asean
Brunei
1 Darussalam
422,675
2 Cambodia
15,458,332
3 Indonesia
253,609,643
4 Laos
6,803,699
5 Malaysia
30,073,353
6 Myanmar
55,746,253
7 Philippines
107,668,231
8 Singapore
5,567,301
9 Thailand
10 Timor Leste
11 Vietnam
TOTAL
67,741,401
1,201,542
93,421,835
637,714,265
source: World Statistics
update by Sept 24, 2014
Indonesia – negara ke 4 terbesar di dunia
– negara ke 1 terbesar di Asean
Peringkat daya saing lndonesia periode 2012-2013 (dari 144 negara) : Singapura peringkat
ke 2, Malaysia peringkat ke 25, Thailand peringkat ke 38 dan Indonesia peringkat ke 50
Integrasi ke ekonomi global > pasar & basis produksi tunggal
Terciptanya bebas arus barang, jasa, investasi & tenaga kerja
PELUANG, TANTANGAN, DAN RISIKO
BAGI INDONESIA DENGAN ADANYA
MASYARAKAT EKONOMI ASEAN
Siapkah kita menghadapi persaingan di
akhir tahun 2015 ini?
HARUS SIAP!
PELUANG, TANTANGAN & RESIKO - MEA
Arus barang, jasa, investasi, modal dalam jumlah yang besar, dan tenaga ahli
menjadi tidak ada hambatan dari satu negara ke negara lainnya di kawasan
ini
Perlu kebijakan meliputi competition policy, consumer protection, Intellectual
Property Rights (IPR), Taxation, dan E-Commerce.
Investasi : masuknya Foreign Direct Investment (FDI) yang dapat
menstimulus pertumbuhan ekonomi melalui perkembangan teknologi,
penciptaan lapangan kerja, pengembangan sumber daya manusia (human
capital) dan akses yang lebih mudah ke pasar dunia.
Tantangan: permasalahan homogenitas komoditas yang diperjualbelikan competition risk akan muncul dengan banyaknya barang impor yang akan
mengalir dalam jumlah banyak ke Indonesia
Resiko: muncul exploitation risk - SDA
Klasifikasi Jenis Usaha di Indonesia
Perkembangan Industri Pengemasan di Indonesia
Perkembangan Industri Pengemasan di Indonesia
The Development of
Packaging
Industry
Market size dalam US$
miliar
2,5
2005
AAGR
= 12%
3,9
2009
AAGR
= 8%
5,95
2014
KEBIJAKAN PEMERINTAH - DEREGULASI SEPTEMBER 2015 - INDUSTRI
PERMASALAHAN
• Industri merupakan kegiatan usaha yang menjadi tulang punggung perekonomian
nasional karena banyak menyerap tenaga kerja, memberikan nilai tambah bagi
sumber daya alam Indonesia yang melimpah dari kekayaan hasil laut nusantara; hasil
kesuburan tanah pertanian, kebun, dan hutan khatulistiwa yang luas; dan beragam
hasil tambang di bumi pertiwi; yang semuanya menjadi barang kebutuhan
masyarakat dan sebagian dijual ke luar negeri.
• Namun berbagai gejolak ekonomi global dan kawasan sejak terjadinya krisis
moneter tahun 1997/1998 berlanjut dengan krisis keuangan global tahun 2008 yang
berpengaruh pada kelesuan ekonomi dunia yang sampai sekarang belum begitu
pulih, serta diperpuruk dengan ketidakdisiplinan kita dalam memanfaatkan sumber
daya alam secara berkelanjutan, keterlambatan dalam membangun sumber daya
manusia yang unggul dan berintegritas, dan ketidakhati-hatian kita dalam memilih
mitra modal dan teknologi, telah membuat industri nasional tidak berkembang dan
cenderung terus menurun perannya terhadap pertumbuhan ekonomi kita.
KEBIJAKAN PEMERINTAH - DEREGULASI SEPTEMBER 2015 - INDUSTRI
PERMASALAHAN
• Meningkatnya ketergantungan industri kita terhadap impor baik karena
ketertinggalan dalam infrastruktur, listrik, dan ketidakjelasan status ketersediaan
lahan maupun belum terbangunnya konektivitas yang menghubungkan sumbersumber daya secara efisien, membuat industri nasional tidak optimal dalam
memproduksi barang-barang yang dapat memenuhi kebutuhan konsumsi
masyarakat dan barang-barang world class di pasar ekspor.
RESPON KEBIJAKAN
• Dalam kebijakan deregulasi ini, Pemerintah memangkas beban regulasi dan birokrasi
untuk memperkuat fungsi koperasi sebagai lembaga ekonomi, dan meningkatkan
peran usaha mikro kecil dan menengah dalam berbagai kegiatan ekonomi masyarakat
serta menangkap peluang-peluang baru dalam kerjasama ekonomi kawasan.
• Mengeluarkan serangkaian peraturan-peraturan yang memperkuat kelembagaan
koperasi di daerah, memperluas kepemilikan dan permodalan, pengembangan
kerjasama usaha, pembiayaan syariah, serta peningkatan kapasitas dan kredibilitas.
PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH
RESPON KEBIJAKAN
• Selain itu Pemerintah mengeluarkan peraturan yang menyediakan fasilitas
kemudahan impor bagi koperasi dan usaha mikro kecil dan menengah untuk
mengembangkan produk-produk tujuan ekspor.
MANFAAT
• Dengan rasionalisasi kebijakan ini koperasi dan usaha mikro kecil menengah
mampu berkembang secara luas di semua daerah untuk memproduksi
barang-barang kebutuhan masyarakat dan ekspor termasuk produk-produk
ekonomi kreatif yang menjadi karakter produk hasil usaha koperasi dan usaha
mikro kecil dan menegah.
• Dengan demikian koperasi dan usaha mikro kecil dan menengah Indonesia
mampu bersaing dengan produk impor dan merambah pasar ASEAN.
KEBIJAKAN PEMERINTAH - DEREGULASI SEPTEMBER 2015 - PERDAGANGAN
PERMASALAHAN
• Sejak dahulu porsi peranan perdagangan kita baik volume perdagangan
maupun ekspor dan impor tidak lebih dari satu persen nilai perdagangan
dunia, bahkan sampai saat ini Indonesia belum banyak mensuplai jenis
produk yang dikonsumsi dunia.
• Komposisi produk-produk ekspor kita masih berkisar pada produk-produk
primer dan yang bernilai tambah rendah. Sebaliknya produk-produk yang
kita impor terus berkembang baik jenis, volume maupun kecanggihan
teknologinya.
• Beban regulasi dan birokrasi menjadi kendala utama efisiensi perdagangan
dalam memenuhi kebutuhan industri, konsumsi, dan ekspor.
KEBIJAKAN PEMERINTAH - DEREGULASI SEPTEMBER 2015 - PERDAGANGAN
PERMASALAHAN
• Untuk ekspor saja terdapat 53 peraturan yang mencakup 2.278 jenis barang.
Sedangkan untuk impor terdapat 79 peraturan yang mengatur 11.534 jenis
barang sehingga sangat besar intervensi regulasi dan birokrasi dalam
kelancaran perdagangan.
• Begitu banyak identitas sebagai pelaku ekspor maupun impor serta begitu
beragam perizinan, rekomendasi, pemeriksaan, dan persyaratan dokumen
yang diwajibkan untuk melakukan kegiatan ekspor impor.
• Jadi kemampuan bersaing di pasar global bukan semata dari faktor eksternal
dan kapasitas sumber daya manusia, melainkan beban regulasi dan birokrasi
yang memperlambat perebutan peluang bisnis.
KEBIJAKAN PEMERINTAH - DEREGULASI SEPTEMBER 2015 - PERDAGANGAN
RESPON KEBIJAKAN
• Dalam kebijakan deregulasi ini Pemerintah memangkas peraturan,
menyederhanakan berbagai perizinan, dan mengurangi persyaratan yang
tidak relevan, serta menghilangkan pemeriksaan yang tidak diperlukan, yang
selama ini ditetapkan oleh 15 kementerian / lembaga atau 18 unit penerbit
perizinan.
• Tentu deregulasi ini tidak berhenti karena masih akan terus berlanjut sampai
ke peraturan dan perizinan tingkat daerah.
• Untuk meningkatkan efisiensi birokrasi dalam pelayanan perizinan telah
diperkuat sistem Indonesia National Single Window (INSW) suatu pelayanan
loket elektronik tunggal dalam penyelesaian proses ekspor impor, yang
menerapkan prinsip single submission, single processing, dan single
synchronous decision making yang juga akan berlaku dalam kegiatan ekspor
impor di kawasan ASEAN.
KEBIJAKAN PEMERINTAH - DEREGULASI SEPTEMBER 2015 - PERDAGANGAN
MANFAAT
• Kelancaran perdagangan yang ditimbulkan dari pelaksanaan kebijakan
deregulasi ini tentu akan memperlancar distribusi barang di seluruh
Indonesia serta meningkatkan daya saing industri dan ekspor.
• Efisiensi supply chain akan menyelesaikan kelangkaan barang di berbagai
daerah, menurunkan disparitas harga barang, dan menurunkan inflasi serta
akan membuka peluang kerja yang lebih banyak.
PEMBAHASAN :
PERATURAN KA BADAN POM NO. 16 TAHUN 2014
TENTANG
PENGAWASAN KEMASAN PANGAN
ROAD MAP
Daya Saing Global
Pemerintah
•Regulasi
•Insentif
•Sertifikasi
AEC 2015
Global: WTO
Pasar
Domestik
• SERT ISO
• SERT GMP/ HACCP
• ANTI DUMPING
• AMAN, SEHAT
DAYA SAING:
• KUALITAS
• HARGA
• CEPAT
• KEMASAN
Manufaktur
Universitas
• Magang
• Riset
Pasar
Ekspor
di Tengah Gempuran Liberalisasi Perdagangan
www.packindo.org
oleh: Ariana Susanti
ariana@packindo.org
ABAD 21
Dunia
mengalami
Perubahan
Kemacetan terjadi di kota-kota besar
Sosial media menjadi sangat populer
Jumlah penduduk dunia akan
berjumlah 9.7 miliar di tahun 2050
Penduduk Dunia
7,162 miliar
Asia
4,216 miliar
Asia Tenggara
602 juta
Data tahun 2013
Kepraktisan dan serba instant, termasuk
dalam mengkonsumsi makanan
Populasi Negara Asean
Jumlah Penduduk Asean
Brunei
1 Darussalam
422,675
2 Cambodia
15,458,332
3 Indonesia
253,609,643
4 Laos
6,803,699
5 Malaysia
30,073,353
6 Myanmar
55,746,253
7 Philippines
107,668,231
8 Singapore
5,567,301
9 Thailand
10 Timor Leste
11 Vietnam
TOTAL
67,741,401
1,201,542
93,421,835
637,714,265
source: World Statistics
update by Sept 24, 2014
Indonesia – negara ke 4 terbesar di dunia
– negara ke 1 terbesar di Asean
Peringkat daya saing lndonesia periode 2012-2013 (dari 144 negara) : Singapura peringkat
ke 2, Malaysia peringkat ke 25, Thailand peringkat ke 38 dan Indonesia peringkat ke 50
Integrasi ke ekonomi global > pasar & basis produksi tunggal
Terciptanya bebas arus barang, jasa, investasi & tenaga kerja
PELUANG, TANTANGAN, DAN RISIKO
BAGI INDONESIA DENGAN ADANYA
MASYARAKAT EKONOMI ASEAN
Siapkah kita menghadapi persaingan di
akhir tahun 2015 ini?
HARUS SIAP!
PELUANG, TANTANGAN & RESIKO - MEA
Arus barang, jasa, investasi, modal dalam jumlah yang besar, dan tenaga ahli
menjadi tidak ada hambatan dari satu negara ke negara lainnya di kawasan
ini
Perlu kebijakan meliputi competition policy, consumer protection, Intellectual
Property Rights (IPR), Taxation, dan E-Commerce.
Investasi : masuknya Foreign Direct Investment (FDI) yang dapat
menstimulus pertumbuhan ekonomi melalui perkembangan teknologi,
penciptaan lapangan kerja, pengembangan sumber daya manusia (human
capital) dan akses yang lebih mudah ke pasar dunia.
Tantangan: permasalahan homogenitas komoditas yang diperjualbelikan competition risk akan muncul dengan banyaknya barang impor yang akan
mengalir dalam jumlah banyak ke Indonesia
Resiko: muncul exploitation risk - SDA
Klasifikasi Jenis Usaha di Indonesia
Perkembangan Industri Pengemasan di Indonesia
Perkembangan Industri Pengemasan di Indonesia
The Development of
Packaging
Industry
Market size dalam US$
miliar
2,5
2005
AAGR
= 12%
3,9
2009
AAGR
= 8%
5,95
2014
KEBIJAKAN PEMERINTAH - DEREGULASI SEPTEMBER 2015 - INDUSTRI
PERMASALAHAN
• Industri merupakan kegiatan usaha yang menjadi tulang punggung perekonomian
nasional karena banyak menyerap tenaga kerja, memberikan nilai tambah bagi
sumber daya alam Indonesia yang melimpah dari kekayaan hasil laut nusantara; hasil
kesuburan tanah pertanian, kebun, dan hutan khatulistiwa yang luas; dan beragam
hasil tambang di bumi pertiwi; yang semuanya menjadi barang kebutuhan
masyarakat dan sebagian dijual ke luar negeri.
• Namun berbagai gejolak ekonomi global dan kawasan sejak terjadinya krisis
moneter tahun 1997/1998 berlanjut dengan krisis keuangan global tahun 2008 yang
berpengaruh pada kelesuan ekonomi dunia yang sampai sekarang belum begitu
pulih, serta diperpuruk dengan ketidakdisiplinan kita dalam memanfaatkan sumber
daya alam secara berkelanjutan, keterlambatan dalam membangun sumber daya
manusia yang unggul dan berintegritas, dan ketidakhati-hatian kita dalam memilih
mitra modal dan teknologi, telah membuat industri nasional tidak berkembang dan
cenderung terus menurun perannya terhadap pertumbuhan ekonomi kita.
KEBIJAKAN PEMERINTAH - DEREGULASI SEPTEMBER 2015 - INDUSTRI
PERMASALAHAN
• Meningkatnya ketergantungan industri kita terhadap impor baik karena
ketertinggalan dalam infrastruktur, listrik, dan ketidakjelasan status ketersediaan
lahan maupun belum terbangunnya konektivitas yang menghubungkan sumbersumber daya secara efisien, membuat industri nasional tidak optimal dalam
memproduksi barang-barang yang dapat memenuhi kebutuhan konsumsi
masyarakat dan barang-barang world class di pasar ekspor.
RESPON KEBIJAKAN
• Dalam kebijakan deregulasi ini, Pemerintah memangkas beban regulasi dan birokrasi
untuk memperkuat fungsi koperasi sebagai lembaga ekonomi, dan meningkatkan
peran usaha mikro kecil dan menengah dalam berbagai kegiatan ekonomi masyarakat
serta menangkap peluang-peluang baru dalam kerjasama ekonomi kawasan.
• Mengeluarkan serangkaian peraturan-peraturan yang memperkuat kelembagaan
koperasi di daerah, memperluas kepemilikan dan permodalan, pengembangan
kerjasama usaha, pembiayaan syariah, serta peningkatan kapasitas dan kredibilitas.
PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH
RESPON KEBIJAKAN
• Selain itu Pemerintah mengeluarkan peraturan yang menyediakan fasilitas
kemudahan impor bagi koperasi dan usaha mikro kecil dan menengah untuk
mengembangkan produk-produk tujuan ekspor.
MANFAAT
• Dengan rasionalisasi kebijakan ini koperasi dan usaha mikro kecil menengah
mampu berkembang secara luas di semua daerah untuk memproduksi
barang-barang kebutuhan masyarakat dan ekspor termasuk produk-produk
ekonomi kreatif yang menjadi karakter produk hasil usaha koperasi dan usaha
mikro kecil dan menegah.
• Dengan demikian koperasi dan usaha mikro kecil dan menengah Indonesia
mampu bersaing dengan produk impor dan merambah pasar ASEAN.
KEBIJAKAN PEMERINTAH - DEREGULASI SEPTEMBER 2015 - PERDAGANGAN
PERMASALAHAN
• Sejak dahulu porsi peranan perdagangan kita baik volume perdagangan
maupun ekspor dan impor tidak lebih dari satu persen nilai perdagangan
dunia, bahkan sampai saat ini Indonesia belum banyak mensuplai jenis
produk yang dikonsumsi dunia.
• Komposisi produk-produk ekspor kita masih berkisar pada produk-produk
primer dan yang bernilai tambah rendah. Sebaliknya produk-produk yang
kita impor terus berkembang baik jenis, volume maupun kecanggihan
teknologinya.
• Beban regulasi dan birokrasi menjadi kendala utama efisiensi perdagangan
dalam memenuhi kebutuhan industri, konsumsi, dan ekspor.
KEBIJAKAN PEMERINTAH - DEREGULASI SEPTEMBER 2015 - PERDAGANGAN
PERMASALAHAN
• Untuk ekspor saja terdapat 53 peraturan yang mencakup 2.278 jenis barang.
Sedangkan untuk impor terdapat 79 peraturan yang mengatur 11.534 jenis
barang sehingga sangat besar intervensi regulasi dan birokrasi dalam
kelancaran perdagangan.
• Begitu banyak identitas sebagai pelaku ekspor maupun impor serta begitu
beragam perizinan, rekomendasi, pemeriksaan, dan persyaratan dokumen
yang diwajibkan untuk melakukan kegiatan ekspor impor.
• Jadi kemampuan bersaing di pasar global bukan semata dari faktor eksternal
dan kapasitas sumber daya manusia, melainkan beban regulasi dan birokrasi
yang memperlambat perebutan peluang bisnis.
KEBIJAKAN PEMERINTAH - DEREGULASI SEPTEMBER 2015 - PERDAGANGAN
RESPON KEBIJAKAN
• Dalam kebijakan deregulasi ini Pemerintah memangkas peraturan,
menyederhanakan berbagai perizinan, dan mengurangi persyaratan yang
tidak relevan, serta menghilangkan pemeriksaan yang tidak diperlukan, yang
selama ini ditetapkan oleh 15 kementerian / lembaga atau 18 unit penerbit
perizinan.
• Tentu deregulasi ini tidak berhenti karena masih akan terus berlanjut sampai
ke peraturan dan perizinan tingkat daerah.
• Untuk meningkatkan efisiensi birokrasi dalam pelayanan perizinan telah
diperkuat sistem Indonesia National Single Window (INSW) suatu pelayanan
loket elektronik tunggal dalam penyelesaian proses ekspor impor, yang
menerapkan prinsip single submission, single processing, dan single
synchronous decision making yang juga akan berlaku dalam kegiatan ekspor
impor di kawasan ASEAN.
KEBIJAKAN PEMERINTAH - DEREGULASI SEPTEMBER 2015 - PERDAGANGAN
MANFAAT
• Kelancaran perdagangan yang ditimbulkan dari pelaksanaan kebijakan
deregulasi ini tentu akan memperlancar distribusi barang di seluruh
Indonesia serta meningkatkan daya saing industri dan ekspor.
• Efisiensi supply chain akan menyelesaikan kelangkaan barang di berbagai
daerah, menurunkan disparitas harga barang, dan menurunkan inflasi serta
akan membuka peluang kerja yang lebih banyak.
PEMBAHASAN :
PERATURAN KA BADAN POM NO. 16 TAHUN 2014
TENTANG
PENGAWASAN KEMASAN PANGAN
ROAD MAP
Daya Saing Global
Pemerintah
•Regulasi
•Insentif
•Sertifikasi
AEC 2015
Global: WTO
Pasar
Domestik
• SERT ISO
• SERT GMP/ HACCP
• ANTI DUMPING
• AMAN, SEHAT
DAYA SAING:
• KUALITAS
• HARGA
• CEPAT
• KEMASAN
Manufaktur
Universitas
• Magang
• Riset
Pasar
Ekspor