reformasi birokrasi Knowledge Management Pengembalian Kepercayaan Publik terhadap Parlemen 1502108464

MENGEMBALIKAN KEPERCAYAAN
PUBLIK TERHADAP PARLEMEN:

Pengalaman
Indonesia
DR. WINANTUNING TYASTITI SWASANANY
Sekretaris Jenderal Dewan perwakilan Rakyat Republik Indonesia

ASSOCIATION SECRETARY GENERAL OF PARLIAMENT (ASGP)
GENEVA, SWISS
2014
1

OUTLINE
Latar Belakang

Permasalahan

Aksi Strategis

•Mengapa kita membutuhkan kepercayaan publik terhadap

parlemen?
•Peran ideal dari Parlemen
•Realita

• Tren menurunnya kepercayaan public terhadap parlemen
• Kinerja vs harapan
• Kasus-kasus korupsi
• konflik kepentingan
• Isu-isu
• Menurunnya partisipasi politik
• Ancaman pada demokrasi
• Partai politik: mengedukasi masyarakat; sistem penerimaan
• Pemerintah: meningkatkan sistem pemilihan
• DPR: kemauan politik yang kuat untuk perubahan, informasi yang
terbuka, usaha dari dalam diri
• Setjen DPR: reformasi, Teknologi informasi, hubungan dengan
media
2

MENGAPA KITA MEMBUTUHKAN

KEPERCAYAAN PUBLIK DALAM
PARLEMEN
Tanpa kepercayaan rakyat, institusi Negara tidak dapat berfungsi (Chanley
et.al. what is it about the government that Americans dislike?)
• Untuk menjaga dan mempromosikan nilai-nilai demokrasi
• Untuk mendapatkan penerimaan dan dukungan rakyat terhadap produkproduk legislasi dan proses-proses lainnya di parlemen
• Untuk menjaga kehormatan dan martabat institusi parlemen

3

PENGGERAK KEPERCAYAAN PUBLIK:



kompetensi dalam menjalankan kewajiban sebagai wakil
rakyat (fungsi perwakilan)
kemampuan dalam menjalankan tugas utamanya: legislasi,
anggaran dan pengawasan

4


MENGAPA KITA PERLU
MENGEMBALIKAN
KEPERCAYAAN PUBLIK?


Penurunan kepercayaan publik terhadap institusi demokrasi dapat
membahayakan Negara itu sendiri. Suswono, Anggota Badan Kehormatan,
http://www.politikaktual.com/161145siswono-terjadi-kemerosotan-kepercayaanterhadap-lembaga-negara access 5 April 2013

• ... kepercayaan politik menghubungkan rakyat dan institusi yang mewakili
mereka, meningkatkan legitimasi dan keefektifan dari pemerintah yang
demokratis Hetherington, M (1998) The Political Relevance of Trust. American
Political Science Review. 92(4): 791-808.


bagaimanapun juga, legitimasi dari pemerintah bisa berada dalam bahaya jika
sebagian besar rakyat tidak mempercayai pemerintahnya untuk jangka waktu
yang lama – mengarah pada pelanggaran hukum dan dukungan terhadap pihak
radikal (anti demokrasi) Erber, R and R Lau (1990) Political Cynicism Revisited.

American Journal of Political Science. 34(1): 263-53.
5

KENYATAAN -1






Kinerja tidak sesuai dengan tingginya harapan
masyarakat
Tingginya tingkat ketidakhadiran
Kasus-kasus korupsi yang melibatkan anggota
parlemen
Cara kerja dan proses di dalam parlemen tidak
dipahami masyarakat secara umum
Liputan yang bersifat negatif di media dan juga
kritik dari NGOs


6

KENYATAAN -2
Hasil Survey:
2009 : pada awal kepemimpinannya, Ketua DPR Marzuki
Alie, mendapati sebuah survey yang menyatakan tingkat
kepercayaan publik pada parlemen sebesar 24%
2012: tingkat kepercayaan public turun menjadi 22,9%
2013: Hanya 15,9% responden percaya bahwa anggota
parlemen mewakili rakyatnya

7

PUBLIC PERCEPTION ON
INDONESIAN HOUSE
(NEWSPAPER CLIPPING)

8

KINERJA PEMBENTUKAN

UNDANG-UNDANG
NASIONAL PROGRAM
2010-2014, TARGET :
259 RUU

Jumlah RUU yang lolos
tahun 2010-2013 = 90

9

TINGGINYA TINGKAT KETIDAKHADIRAN

Berdasarkan catatan dan hasil rekapitulasi dari Badan
Kehormatan
ilustrasi : Kliping Koran

10

KONFLIK KEPENTINGAN







Cenderung tidak responsif terhadap keluhan
masyarakat
Anggota parlemen lebih mendahulukan
kepentingan partai dan golongan diatas
kepentingan public
Nepotisme dan kronisme (berdasarkan
pertemanan) dalam proses pembuatan kebijakan
publik
Kurangnya komitmen terhadap aspirasi rakyat

11

KASUS-KASUS KORUPSI
• Sejumlah anggota parlemen sedang menjalani
hukuman dan beberapa sedang mengikuti proses

persidangan terkait dengan kasus-kasus korupsi
• Masyarakat menilai
parlemen sebagai institusi
yang korup (survey tahun
2012, 47% menganggap DPR
sebagai salah satu institusi
yang korup)

12

ISU YANG BERKEMBANG
Legislasi :
 Deadlock pada pembahasan RUU antara parlemen dan pemerintah pada halhal krusial
 Judicial review (hak pengkajian hukum oleh para ahli) dari mahkamah
konstitusi ditemukan beberapa produk-produk legislatif yang tidak sesuai/
cacat.

Anggaran :
 UU mengharuskan bahwa DPR membahas anggaran secara tepat jadwal dan
secara detil

Pengawasan :
 Aspirasi rakyat dan keluhan masyarakat tidak ditindak lanjuti dan
dilaksanakan secara serius
 Temuan dari BPK tidak ditindaklanjuti secara optimal
13

PARTISIPASI RAKYAT
DALAM PROSES POLITIK



Penurunan jumlah pemilih pada pemilihan umum ( 1999 :
93%, 2004 : 85%, 2009 : 71%)
Ketidaktertarikan dan ketidakpercayaan masyarakat dalam
pembahasan dalam proses legislasi di parlemen

Ancaman Demokrasi :
• Apatisme
• Anarki
• Ketidaktoleransian

• Ketidakstabilan keadaan sosial dan politik

14

AKSI STRATEGIS
Partai Politik : mengedukasi masyarakat, sistem
penerimaan/rekrutmen caleg
Pemerintah: memperbaiki sistem pemilihan umum
Parlemen: menegakkan kode etik, transparansi, mendahulukan
aspirasi rakyat, upaya-upaya dari dalam institusi
Sekjen DPR : reformasi, mendukung penguatan institusi (akses
informasi untuk publik, sistem penerimaan staf, peningkatan
kapasitas, transparansi, akuntabilitas, teknologi informasi, dan
hubungan dengan media
15

PERAN PARTAI POLITIK




Mengedukasi masyarakat tentang proses dan nilainilai demokrasi
Sistem pemilihan kandidat/ calon legislatif

16

PERAN PEMERINTAH



Perbaikan sistem pemilihan umum
Konsistensi pelaksanaan konstitusi dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku

17

LANGKAH YANG DIAMBIL PARLEMEN








Kemauan politik yang kuat untuk perubahan
Membentuk Badan Kehormatan, Badan Akuntabilitas
Keuangan Negara, Badan Legislatif
Komitmen untuk mencanangkan/melakukan rencana
strategis (renstra) selama 5 tahun dan rencana legislasi
nasional
Membangun kedekatan dengan berbagai
pemangku/pemilik kepentingan (termasuk media, CSO,
think tank/wadah pemikir, akademisi dan organisasi
parlementer)
Mendorong reformasi kesekjenan
18

LANGKAH YANG DIAMBIL
SEKRETARIAT JENDERAL









Menguatkan struktur organisasi (reformasi birokrasi)
Menguatkan manajemen sumber daya manusia
Menguatkan sistem dan standar prosedur operasi
Membangun integritas dan akuntabilitas pegawai
Memperluas jaringan dengan berbagai institusi terkait
Meningkatkan manajemen layanan masyarakat
Pengembangan teknologi informasi termasuk inisiatif
penggunaan e-parliament

19

20