dengan belajar dari pengan pada beberapa dasa warsa terakhir yang telah melahirkan perekonomian
MANAJEMEN UMKM
Kata "manajemen" tampaknya sudah begitu sering kita dengar. Manajemen erat kaitannya
dengan konsep organisasi. Sehubungan dengan hat tersebut, maka ada baiknya kita memahami
dulu pengertian dari organisasi. Menurut Griffin (2002), organisasi adalah a group of people
working together in a structured and coordinated fashion to achieve a set of goals. Organisasi
adalah sekelompok orang yang bekerja sama dalam struktur dan koordinasi tertentu dalam
mencapai serangkaian tujuan tertentu. Atau dengan bahasa lain, penulis mendefinisikan
organisasi sebagai sekumpulan orang atau kelompok yang memiliki tujuan tertentu dan berupaya
untuk mewujudkan tujuannya tersebut melalui kerja sama.(Bambang Setyo Pambudi)
Manajemen sangat diperlukan dalam mengelola sebuah organisasi, karena tanpa manajemen,
semua usaha akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan lebih sulit. Ada tiga alasan utama
diperlukannya manajemen :
1. Untuk mencapai tujuan. Manajemen dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi dan
pribadi.
2. Untuk menjaga keseimbangan di antara tujuan-tujuan yang saling bertentangan.
Manajemen dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan antara tujuan-tujuan, sasaransasaran dan kegiatan-kegiatan yang saling bertentangan dari pihak-pihak yang berkepentingan dalam organisasi, seperti pemilik dan karyawan, maupun kreditur, pelanggan,
konsumen, supplier, serikat kerja, assosiasi perdagangan, masyarakat dan pemerintah.
3. Untuk mencapai efisiensi don efektivitas. Suatu kerja organisasi dapat diukur dengan
banyak cara yang berbeda. Salah satu cara yang umum adalah efisiensi dan efektivitas.
(Bambang Setyo Pambudi)
Dengan belajar dari pengalaman pada beberapa dasa warsa terakhir yang telah
melahirkan perekonomian yang kurang sehat, maka kebijakan pembangunan di era reformasi ini
dilakukan dengan keberpihakan pada ekonomi rakyat (sistim ekonomi kerakyatan) melalui salah
satu programnya pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Menengah dan Koperasi ( Arwan G. dan
Yeti A.2003). Keberadaan usaha kecil menengah dan koperasi merupakan wujud kehidupan
ekonomi sebagian besar rakyat Indonesia .
Pemberdayaan Usaha Kecil Menengah dan Koperasi dalam dimensi pembangunan
nasional yang berlandaskan system ekonomi kerakyatan, tidak hanya ditujukan untuk
mengurangi masalah kesenjangan antargolongan pendapatan dan antar pelaku ataupun
penyerapan tenaga kerja. Lebih dari itu pengembangan PKMK yang mampu memperluas basis
ekonomi dan dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam mempercepat perubahan
structural, yaitu dengan meningkatnya perekonomian daerah dan ketahanan ekonomi nasional.
Pengembangan PKMK merupakan1 prioritas dan menjadi sangat vital (Soedarna, 2001).
Usaha Micro Kecil dan Menengah (UMKM) harus diakui sebagai kekuatan strategis dan
penting untuk mempercepat pembangunan daerah, oleh karena pertumbuhan Usaha Mikro kecil
dan Menengah setiap tahun mengalami peningkatan, dimana jumlah UMKM di Indonesia pada
tahun 2008 sebanyak 48,9 Juta unit, dan terbukti memberikan kontribusi 53,28% terhadap PDB
(Pendapatan Domestik Bruto) dan 96,18% terhadap penyerapan tenaga kerja. Selain itu, selama
2005-2008, laju pertumbuhan PDB UMKM dengan minyak dan gas (Migas) dan tanpa migas
ternyata tidak berbeda jauh, hanya pada PDB tanpa migas agak tertarik ke atas.. Abdullah
Abidin, S.E.
Sepanjang 2005-2008 kumulatif pertumbuhan PDB migas UMKM masing-masing:
5,61%; 5,52%; 5,97%; dan 5,40%, sedangkan pertumbuhan tanpa migas masing-masing: 5,62%;
5,55%; 5,99%; dan 5,41%. Bandingkan dengan pertumbuhan PDB usaha besar, dengan migas
masing-masing: 3,77%; 4,42%; 5,32% dan 5,60% sedangkan tanpa migas masing-masing:
5,81%; 6,64%; 7,49%; dan 7,17%. Abdullah Abidin, S.E.
Usaha Kecil menurut Undang-Undang No,.9 tahun 1995 adalah usaha produktif yang
berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih paling banyak Rp.200.000.000,00 (dua
ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan
paling banyak Rp.1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) per tahun serta dapat menerima kredit
dari bank maksimal
di atas Rp.50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai
Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
1
Yang dimaksud dengan Usaha Menengah menurut Inpres No. 5 Tahun 1998, adalah
usaha yang bersifat produktif yang memenuhi kriteria kekayaan usaha bersih lebih besar dari
Rp.200.000.000,00 ( dua ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak sebesar
Rp.10.000.000.000.,00 ( sepuluh milyar rupiah)tidak termassuk tanah dan bangunan tempat
usaha serta dapat menerima kredit daari bank sebesar Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
sampai dengan Rp.5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah).
Contoh penghitungan modal dan laba sebuah UMKM (sumber data: Febriari Dwi M)
a. Modal
Modal awal yang harus dikeluarkan untuk mengelola sebuah warung makan soto
tersebut, Beliau telah memperkirakan kurang lebih sekitar 2 jutaan termasuk
pembelian barang-barang atau alat-alat yang telah digunakan untuk usaha tersebut.
Beliau telah menjadikan modal awal sebagai patokan untuk mengembangkan
usahanya.
b. Manajemen Usaha
Dimuali dari modal 2 juta Beliau ( pengelola warung makan) telah memanajemen
modal itu dengan sebaik mungkin, rincian dari modal tersebut
( Awal perencanaan pembukaan warung makan soto )
Perbaikan warung
: Rp 200.000,00
Pembelian alat-alat:
Reparasi
: Rp 500.000,00
mangkok+sendok
: Rp 300.000,00
meja+kursi
: Rp 350.000,00
Tempat soto
: Rp 150.000,00
Gelas
: Rp 100.000,00
Lain-lain
: Rp 200.000,00
Jumlah
Rp 1.800.000,00
+
( Biaya yang dikeluarkan untuk setiap harinya untuk penjualan
soto )
Pembelian bahan-bahan:
Daging sapi
: Rp 15.000,00
Daging ayam kampung
: Rp 10.000,00
Kecambah+ seledri
: Rp 4.000,00
Bumbu soto+bumbu yang lain: Rp 5.000,00
Beras
: Rp 16.000,00
Lain-lain
: Rp 10.000,00
Jumlah
Rp 60.000,00
+
Maka modal/ bulan
: Rp 1.800.000,00
( Pendapatan rata-rata setiap harinya untuk penjualan soto )
Untuk @ mangkok soto
: Rp 3000,00
Untuk setiap harinya Beliau telah menjual 20-30 mangkok, diperkirakan
sekitar Rp 75.000,00 yang telah didapatkan Beliau setiap harinya.
Pendapatan / bulan
: Rp 2.250.000,00
Maka dapat disimpulakan bahwa pendapatan Beliau selama satu bulan atau laba yang
diperolehnya sekitar Rp 450.000,00
Beberapa rasio sederhana yang dipakai dalam manajemen sebuh usaha yaitu Rasio
Likuiditas,Rasio Solvabilitas,Rasio Rentabilitas.
1. Ratio Likuiditas (Liquidity Ratio)
Merupakan Ratio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajian financial jangka pendek yang berupa hutang – hutang jangka pendek (short time debt)
Menurut Van Horne :”Sistem Pembelanjaan yang baik Current ratio harus berada pada batas
200% dan Quick Ratio berada pada 100%”. Adapun yang tergabung dalam rasio ini adalah :
a.
Current Ratio ( Rasio Lancar)
Merupakan Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki,
Current Ratio dapat dihitung dengan rumus :
Current Ratio = Aktiva Lancar
Hutang Lancar
Contoh : Current Ratio Pada PT XYZ Medan adalah sebagai berikut ( dalam Rupiah ) :
Tahun 2005 : = 1,04
Tahun 2006 : = 1,05
Ini berarti bahwa kemampuan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva
lancar, untuk tahun 2005 adalah setiap Rp. 1 hutang lancar dijamin oleh Aktiva lancar Rp. 1,04.
untuk tahun 2006 adalah setiap hutang lancar Rp. 1 dijamin oleh Rp.1,05 aktiva lancar.
b.
Quick Ratio ( Rasio Cepat )
Merupakan rasio yang digunaka untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva yang lebih likuid . Quick Ratio dapat
dihitung dengan rumus yaitu :
Quick Ratio = Aktiva Lancar – Persediaan
Hutang Lancar
c.
Cash Ratio ( Rasio Lambat)
Merupakan Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban jangka pendek dengan kas yang tersedia dan yang disimpan diBank. Cash Ratio dapat
dihitung dengan Rumus yaitu :
Cash Ratio = Cash + Efek
Hutang Lancar
2. Ratio Solvabilitas
Rasio ini disebut juga Ratio leverage yaitu mengukur perbandingan dana yang disediakan oleh
pemiliknya dengan dana yang dipinjam dari kreditur perusahaan tersebut. Rasio ini dimaksudkan
untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang rasio ini
menunjukkan indikasi tingkat keamanan dari para pemberi pinjaman (Bank). Adapun Rasio yang
tergabung dalam Rasio Leverage adalah :
a. Total Debt to Equity Ratio (Rasio Hutang terhadap Ekuitas)
Merupakan Perbandingan antara hutang – hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan
menunjukkan kemampuan modal sendiri, perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibanya .
Rasio ini dapat dihitung denga rumus yaitu :
Total Debt to equity Ratio = Total Hutang
Ekuitas Pemegang Saham
b.
Total Debt to Total Asset Ratio ( Rasio Hutang terhadap Total Aktiva )
Rasio ini merupakan perbandingan antara hutang lancar dan hutang jangka panjang dan jumlah
seluruh aktiva diketahui. Rasio ini menunjukkan berapa bagian dari keseluruhan aktiva yang
dibelanjai oleh hutang. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu :
Total Debt to Total Asset Ratio = Total Hutang
Total Aktiva
3. Ratio Rentabilitas
Rasio ini disebut juga sebagai Ratio Profitabilitas yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau keuntungan, profitabilitas suatu
perusahaan mewujudkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan
laba tersebut.
Yang termasuk dalam ratio ini adalah :
a. Gross Profit Margin ( Margin Laba Kotor)
Merupakan perandingan antar penjualan bersih dikurangi dengan Harga Pokok penjualan dengan
tingkat penjualan, rasio ini menggambarkan laba kotor yang dapat dicapai dari jumlah penjualan.
Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu :
Gross Profit Margin = Laba kotor
Penjualan Bersih
b. Net Profit Margin (Margin Laba Bersih)
Merupakan rasio yang digunaka nuntuk mengukur laba bersih sesudah pajak lalu dibandingkan
dengan volume penjualan.
Rasio ini dapat dihitung dengan Rumus yaitu :
Net Profit Margin = Laba Setelah Pajak
Penjualan Bersih
c.
Earning Power of Total investment
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal yang diinvestasikan
dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan netto. . Rasio ini dapat dihitung
dengan rumus yaitu :
Earning Power of Total investment = Laba Sebelum Pajak
Total aktiva
d.
Return on Equity (Pengembalian atas Ekuitas)
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal sendiri untuk
menghasilkan keuntungan bagi seluruh pemegang saham, baik saham biasa maupun saham
preferen. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu :
Return on Equity = Laba Setelah Pajak
Ekuitas Pemegang Saham
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah Abidin.”Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menegah (UMKM) sebagai kekuatan
strategis dalam Mempercepat Pembangunan Daerah”.
Arwan Gunawan dan Yeti Apriliawati, 2003, Perancangan Model Sistem Anggaran untuk
Usaha Kecil, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. III. No. 1 April 2003. Politeknik
Negeri Bandung.
Bambang Setyo Pambudi.”Pengantar Manajemen”bahan Ajar FE Universitas Trunojoyo.
Febriani Dwi M,”Penelitian dan Wawancara Usaha Kecil Menengah pada Warung Makan Soto”.
Kartawan.”Pemberdayaan Usaha Kecil menengah dan Koperasi” Seminar pemberdayaan UKM
DEKOPINDA Tasikmalaya.
Soedarna, 2001, Kebijakan Pemerintah Daerah dalam Rangka Pengembangan Sumber
daya Manusia Wiraswasta di Jawa Barat,
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 1997 Tentang Kemitraan, Jakarta.
Departemen Koperasi, 1995, Beberapa Model Pengembangan Usaha Kecil, Jakarta.
PEMBERDAYAAN USAHA KECIL MENENGAH DAN KOPERASI
Disampaikan pada seminar pemberdayaan UKM, Dekopinda Tasikmalaya *
OC]Pengembangan
UKM
https://kartawan.files.wordpress.com/2009/02/p-ukm.doc
Disampaikan pada seminar pemberdayaan UKM, Dekopinda Tasikmalaya
* .... Dalammanajemen tidak ada spesialisasi bahkan seringkali pemilik menangani ...
PENGEMBANGAN USAHA MICRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI
KEKUATAN STRATEGIS DALAM MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN DAERAH
Oleh: Abdullah Abidin, S.E.
Penulis adalah : Dosen STIE Nobel Indonesia Makassar
Mahasiswa Program Pasca Sarjana Universitas Hasanuddin
PENELITIAN DAN WAWANCARA USAHA KECIL MENENGAH
“ PADA WARUNG MAKAN SOTO “
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah kewirausahaan
Pengampu : Rubino Rubianto
Oleh:
Febriari Dwi M
(A410080167)
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2011
PENGANTAR
MANAJEMEN
Oleh
Bambang Setiyo Pambudi, SE, MM
FAKULTAS EKONOMI – JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS TRUNOJOYO
2013
MATERI PENGABDIAN MASYARAKAT
MANAJEMEN UMKM
OLEH
ADENG PUSTIKANINGSIH
Kata "manajemen" tampaknya sudah begitu sering kita dengar. Manajemen erat kaitannya
dengan konsep organisasi. Sehubungan dengan hat tersebut, maka ada baiknya kita memahami
dulu pengertian dari organisasi. Menurut Griffin (2002), organisasi adalah a group of people
working together in a structured and coordinated fashion to achieve a set of goals. Organisasi
adalah sekelompok orang yang bekerja sama dalam struktur dan koordinasi tertentu dalam
mencapai serangkaian tujuan tertentu. Atau dengan bahasa lain, penulis mendefinisikan
organisasi sebagai sekumpulan orang atau kelompok yang memiliki tujuan tertentu dan berupaya
untuk mewujudkan tujuannya tersebut melalui kerja sama.(Bambang Setyo Pambudi)
Manajemen sangat diperlukan dalam mengelola sebuah organisasi, karena tanpa manajemen,
semua usaha akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan lebih sulit. Ada tiga alasan utama
diperlukannya manajemen :
1. Untuk mencapai tujuan. Manajemen dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi dan
pribadi.
2. Untuk menjaga keseimbangan di antara tujuan-tujuan yang saling bertentangan.
Manajemen dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan antara tujuan-tujuan, sasaransasaran dan kegiatan-kegiatan yang saling bertentangan dari pihak-pihak yang berkepentingan dalam organisasi, seperti pemilik dan karyawan, maupun kreditur, pelanggan,
konsumen, supplier, serikat kerja, assosiasi perdagangan, masyarakat dan pemerintah.
3. Untuk mencapai efisiensi don efektivitas. Suatu kerja organisasi dapat diukur dengan
banyak cara yang berbeda. Salah satu cara yang umum adalah efisiensi dan efektivitas.
(Bambang Setyo Pambudi)
Dengan belajar dari pengalaman pada beberapa dasa warsa terakhir yang telah
melahirkan perekonomian yang kurang sehat, maka kebijakan pembangunan di era reformasi ini
dilakukan dengan keberpihakan pada ekonomi rakyat (sistim ekonomi kerakyatan) melalui salah
satu programnya pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Menengah dan Koperasi ( Arwan G. dan
Yeti A.2003). Keberadaan usaha kecil menengah dan koperasi merupakan wujud kehidupan
ekonomi sebagian besar rakyat Indonesia .
Pemberdayaan Usaha Kecil Menengah dan Koperasi dalam dimensi pembangunan
nasional yang berlandaskan system ekonomi kerakyatan, tidak hanya ditujukan untuk
mengurangi masalah kesenjangan antargolongan pendapatan dan antar pelaku ataupun
penyerapan tenaga kerja. Lebih dari itu pengembangan PKMK yang mampu memperluas basis
ekonomi dan dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam mempercepat perubahan
structural, yaitu dengan meningkatnya perekonomian daerah dan ketahanan ekonomi nasional.
Pengembangan PKMK merupakan1 prioritas dan menjadi sangat vital (Soedarna, 2001).
Usaha Micro Kecil dan Menengah (UMKM) harus diakui sebagai kekuatan strategis dan
penting untuk mempercepat pembangunan daerah, oleh karena pertumbuhan Usaha Mikro kecil
dan Menengah setiap tahun mengalami peningkatan, dimana jumlah UMKM di Indonesia pada
tahun 2008 sebanyak 48,9 Juta unit, dan terbukti memberikan kontribusi 53,28% terhadap PDB
(Pendapatan Domestik Bruto) dan 96,18% terhadap penyerapan tenaga kerja. Selain itu, selama
2005-2008, laju pertumbuhan PDB UMKM dengan minyak dan gas (Migas) dan tanpa migas
ternyata tidak berbeda jauh, hanya pada PDB tanpa migas agak tertarik ke atas.. Abdullah
Abidin, S.E.
Sepanjang 2005-2008 kumulatif pertumbuhan PDB migas UMKM masing-masing:
5,61%; 5,52%; 5,97%; dan 5,40%, sedangkan pertumbuhan tanpa migas masing-masing: 5,62%;
5,55%; 5,99%; dan 5,41%. Bandingkan dengan pertumbuhan PDB usaha besar, dengan migas
masing-masing: 3,77%; 4,42%; 5,32% dan 5,60% sedangkan tanpa migas masing-masing:
5,81%; 6,64%; 7,49%; dan 7,17%. Abdullah Abidin, S.E.
Usaha Kecil menurut Undang-Undang No,.9 tahun 1995 adalah usaha produktif yang
berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih paling banyak Rp.200.000.000,00 (dua
ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan
paling banyak Rp.1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) per tahun serta dapat menerima kredit
dari bank maksimal
di atas Rp.50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai
Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
1
Yang dimaksud dengan Usaha Menengah menurut Inpres No. 5 Tahun 1998, adalah
usaha yang bersifat produktif yang memenuhi kriteria kekayaan usaha bersih lebih besar dari
Rp.200.000.000,00 ( dua ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak sebesar
Rp.10.000.000.000.,00 ( sepuluh milyar rupiah)tidak termassuk tanah dan bangunan tempat
usaha serta dapat menerima kredit daari bank sebesar Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
sampai dengan Rp.5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah).
Contoh penghitungan modal dan laba sebuah UMKM (sumber data: Febriari Dwi M)
a. Modal
Modal awal yang harus dikeluarkan untuk mengelola sebuah warung makan soto
tersebut, Beliau telah memperkirakan kurang lebih sekitar 2 jutaan termasuk
pembelian barang-barang atau alat-alat yang telah digunakan untuk usaha tersebut.
Beliau telah menjadikan modal awal sebagai patokan untuk mengembangkan
usahanya.
b. Manajemen Usaha
Dimuali dari modal 2 juta Beliau ( pengelola warung makan) telah memanajemen
modal itu dengan sebaik mungkin, rincian dari modal tersebut
( Awal perencanaan pembukaan warung makan soto )
Perbaikan warung
: Rp 200.000,00
Pembelian alat-alat:
Reparasi
: Rp 500.000,00
mangkok+sendok
: Rp 300.000,00
meja+kursi
: Rp 350.000,00
Tempat soto
: Rp 150.000,00
Gelas
: Rp 100.000,00
Lain-lain
: Rp 200.000,00
Jumlah
Rp 1.800.000,00
+
( Biaya yang dikeluarkan untuk setiap harinya untuk penjualan
soto )
Pembelian bahan-bahan:
Daging sapi
: Rp 15.000,00
Daging ayam kampung
: Rp 10.000,00
Kecambah+ seledri
: Rp 4.000,00
Bumbu soto+bumbu yang lain: Rp 5.000,00
Beras
: Rp 16.000,00
Lain-lain
: Rp 10.000,00
Jumlah
Rp 60.000,00
+
Maka modal/ bulan
: Rp 1.800.000,00
( Pendapatan rata-rata setiap harinya untuk penjualan soto )
Untuk @ mangkok soto
: Rp 3000,00
Untuk setiap harinya Beliau telah menjual 20-30 mangkok, diperkirakan
sekitar Rp 75.000,00 yang telah didapatkan Beliau setiap harinya.
Pendapatan / bulan
: Rp 2.250.000,00
Maka dapat disimpulakan bahwa pendapatan Beliau selama satu bulan atau laba yang
diperolehnya sekitar Rp 450.000,00
Beberapa rasio sederhana yang dipakai dalam manajemen sebuh usaha yaitu Rasio
Likuiditas,Rasio Solvabilitas,Rasio Rentabilitas.
1. Ratio Likuiditas (Liquidity Ratio)
Merupakan Ratio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajian financial jangka pendek yang berupa hutang – hutang jangka pendek (short time debt)
Menurut Van Horne :”Sistem Pembelanjaan yang baik Current ratio harus berada pada batas
200% dan Quick Ratio berada pada 100%”. Adapun yang tergabung dalam rasio ini adalah :
a.
Current Ratio ( Rasio Lancar)
Merupakan Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki,
Current Ratio dapat dihitung dengan rumus :
Current Ratio = Aktiva Lancar
Hutang Lancar
Contoh : Current Ratio Pada PT XYZ Medan adalah sebagai berikut ( dalam Rupiah ) :
Tahun 2005 : = 1,04
Tahun 2006 : = 1,05
Ini berarti bahwa kemampuan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva
lancar, untuk tahun 2005 adalah setiap Rp. 1 hutang lancar dijamin oleh Aktiva lancar Rp. 1,04.
untuk tahun 2006 adalah setiap hutang lancar Rp. 1 dijamin oleh Rp.1,05 aktiva lancar.
b.
Quick Ratio ( Rasio Cepat )
Merupakan rasio yang digunaka untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva yang lebih likuid . Quick Ratio dapat
dihitung dengan rumus yaitu :
Quick Ratio = Aktiva Lancar – Persediaan
Hutang Lancar
c.
Cash Ratio ( Rasio Lambat)
Merupakan Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban jangka pendek dengan kas yang tersedia dan yang disimpan diBank. Cash Ratio dapat
dihitung dengan Rumus yaitu :
Cash Ratio = Cash + Efek
Hutang Lancar
2. Ratio Solvabilitas
Rasio ini disebut juga Ratio leverage yaitu mengukur perbandingan dana yang disediakan oleh
pemiliknya dengan dana yang dipinjam dari kreditur perusahaan tersebut. Rasio ini dimaksudkan
untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang rasio ini
menunjukkan indikasi tingkat keamanan dari para pemberi pinjaman (Bank). Adapun Rasio yang
tergabung dalam Rasio Leverage adalah :
a. Total Debt to Equity Ratio (Rasio Hutang terhadap Ekuitas)
Merupakan Perbandingan antara hutang – hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan
menunjukkan kemampuan modal sendiri, perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibanya .
Rasio ini dapat dihitung denga rumus yaitu :
Total Debt to equity Ratio = Total Hutang
Ekuitas Pemegang Saham
b.
Total Debt to Total Asset Ratio ( Rasio Hutang terhadap Total Aktiva )
Rasio ini merupakan perbandingan antara hutang lancar dan hutang jangka panjang dan jumlah
seluruh aktiva diketahui. Rasio ini menunjukkan berapa bagian dari keseluruhan aktiva yang
dibelanjai oleh hutang. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu :
Total Debt to Total Asset Ratio = Total Hutang
Total Aktiva
3. Ratio Rentabilitas
Rasio ini disebut juga sebagai Ratio Profitabilitas yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau keuntungan, profitabilitas suatu
perusahaan mewujudkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan
laba tersebut.
Yang termasuk dalam ratio ini adalah :
a. Gross Profit Margin ( Margin Laba Kotor)
Merupakan perandingan antar penjualan bersih dikurangi dengan Harga Pokok penjualan dengan
tingkat penjualan, rasio ini menggambarkan laba kotor yang dapat dicapai dari jumlah penjualan.
Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu :
Gross Profit Margin = Laba kotor
Penjualan Bersih
b. Net Profit Margin (Margin Laba Bersih)
Merupakan rasio yang digunaka nuntuk mengukur laba bersih sesudah pajak lalu dibandingkan
dengan volume penjualan.
Rasio ini dapat dihitung dengan Rumus yaitu :
Net Profit Margin = Laba Setelah Pajak
Penjualan Bersih
c.
Earning Power of Total investment
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal yang diinvestasikan
dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan netto. . Rasio ini dapat dihitung
dengan rumus yaitu :
Earning Power of Total investment = Laba Sebelum Pajak
Total aktiva
d.
Return on Equity (Pengembalian atas Ekuitas)
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal sendiri untuk
menghasilkan keuntungan bagi seluruh pemegang saham, baik saham biasa maupun saham
preferen. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu :
Return on Equity = Laba Setelah Pajak
Ekuitas Pemegang Saham
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah Abidin.”Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menegah (UMKM) sebagai kekuatan
strategis dalam Mempercepat Pembangunan Daerah”.
Arwan Gunawan dan Yeti Apriliawati, 2003, Perancangan Model Sistem Anggaran untuk
Usaha Kecil, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. III. No. 1 April 2003. Politeknik
Negeri Bandung.
Bambang Setyo Pambudi.”Pengantar Manajemen”bahan Ajar FE Universitas Trunojoyo.
Febriani Dwi M,”Penelitian dan Wawancara Usaha Kecil Menengah pada Warung Makan Soto”.
Kartawan.”Pemberdayaan Usaha Kecil menengah dan Koperasi” Seminar pemberdayaan UKM
DEKOPINDA Tasikmalaya.
Soedarna, 2001, Kebijakan Pemerintah Daerah dalam Rangka Pengembangan Sumber
daya Manusia Wiraswasta di Jawa Barat,
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 1997 Tentang Kemitraan, Jakarta.
Departemen Koperasi, 1995, Beberapa Model Pengembangan Usaha Kecil, Jakarta.
PEMBERDAYAAN USAHA KECIL MENENGAH DAN KOPERASI
Disampaikan pada seminar pemberdayaan UKM, Dekopinda Tasikmalaya *
OC]Pengembangan
UKM
https://kartawan.files.wordpress.com/2009/02/p-ukm.doc
Disampaikan pada seminar pemberdayaan UKM, Dekopinda Tasikmalaya
* .... Dalammanajemen tidak ada spesialisasi bahkan seringkali pemilik menangani ...
PENGEMBANGAN USAHA MICRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI
KEKUATAN STRATEGIS DALAM MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN DAERAH
Oleh: Abdullah Abidin, S.E.
Penulis adalah : Dosen STIE Nobel Indonesia Makassar
Mahasiswa Program Pasca Sarjana Universitas Hasanuddin
PENELITIAN DAN WAWANCARA USAHA KECIL MENENGAH
“ PADA WARUNG MAKAN SOTO “
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah kewirausahaan
Pengampu : Rubino Rubianto
Oleh:
Febriari Dwi M
(A410080167)
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2011
PENGANTAR
MANAJEMEN
Oleh
Bambang Setiyo Pambudi, SE, MM
FAKULTAS EKONOMI – JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS TRUNOJOYO
2013
MATERI PENGABDIAN MASYARAKAT
MANAJEMEN UMKM
OLEH
ADENG PUSTIKANINGSIH