Struktur Bahasa Talaud - Repositori Institusi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
TIDAK DtPERDAGANGKAN UNTUK UMUM
Struktur Bahasa- Talaud
-
HADIAN
PUSAT PEMBINMN DAN
I
Struktur BahasJa 1 aud
Oleh
G. Bawole dkk.
•E'
DAN
ELThAVAAka
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Jakarta
1981
Hak Cipta pada Departemen Pendidikan dan Kébudayaan
'
-
bid
Redaksi
S. Effendi
-
Seri
Naskáh buku mi semula nerupakan hasil Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra
Indonesia dan Daerah Sulawesi Utara 1976/1977, diedit dan diterbitkan dengan
dana Proyek Penelitian Pusat.
Staf Inti Proyek Penelitian Pusat: S. Effendi (Pemimpin), Julius Habib (Bendaharawan), Zulkarnain (Sekretaris), Farid Hadi, Muhadjir, Ayatrohaedi, Dendy Sugono,
Koentamadi, Maman Sumantri (Para Asisten), Prof. Dr. Amran Halim dan Dr.
Astrid S. Susanto (Konsultan).
Sebagian atau seluruh isi buku liii dilarang digunakan atau diperbanyak dalam
bentuk apa pun tanpa izin tertulls dari penerbit kecuali dalam hal pengutipan untuk
keperluan penulisan artikel atau karangan ilmiah.
Alamat penerbit: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Jalan Diponegoro
82, Jakarta Pusat.
iv
PRAKATA
Dalam Rencana Pembangunan Lima Tahun Kedua
(1974/75-1978/79) telah digariskan kebijaksanaan pembinaan dan
pengembangan kebudayaan nasional dalam berbagal seginya. Dalam
kebijaksanaan mi, masalah kebahasaan dan kesastraan merupakan salah
satu masalah kebudayaan nasional yang perlu digarap dengan sungguhsungguh dan berencana sehingga tujuan akhir pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia dan bahasa daerah termasuk sastranya tercapai,
yakni berkembangnya kemampuan menggunakan bahasa Indonesia Sebagai sarana komunikasi nasional dengan baik di kalangan masyarakat
luas. Untuk mencapai tujuan akhir mi, perlu dilakukan kegiatan
kebahasaan dan kesastraan seperti (1) pembekuan ejjaan, tata bahasa, dan
peristilahan melalui penelitian bahasa dan sastra Indonesia dan daerah,
penyusunan kamus bahasa Indonesia dan daerah, penyusunan berbagai
kamus istilah, dan. penyusunan buku pedoman ejaan, pedoman tata
bahasa, dan pedoman pembentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa
Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penterjemahan karya
kesusastraan daerah yang utama, kesusastraan dunia, dan karya kebahasaan yang penting ke dalam bahasa Indonesia, (4) pengembangan pusat
informasi kebahasaan dan kesastraan melalui penelitian, inventarisasi,
perekaman, pendokumentasian, dan pembinaan jaringan informasi, dan
(5) pengembangan tenaga, bakat, dan prestasi dalam bidang bahasa dan
sastra melalui penataran, sayembara mengarang, serta pemberian bea
siswa dan hadiah penghargaan.
Sebagai salah satu tindak lanjut kebijaksanaan tersebut, dibentuklah oleh pemerintah, dalam hal mi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah
pada Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (Proyek Penelitian
Pusat) pada tahun 1974 dengan tugas mengadakan penelitian bahasa dan
sastra Indonesia dan daerah dalam segala aspeknya, termasuk peristilahan
dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemudian,
mengingat Iuasnya masalah kebahasaan dan kesastraan yang perlu digarap
dan luasnya daerah penelitian yang perlu dijangkau, mulai tahun 1976
proyek mi ditunjang oleh 10 proyek yang berlokasi di 10 propinsi, yaitu
(1) Daerah Istimewa Aceh yang dikelola oleh Universitas Syiah Kuala, (2)
Sumatra Barat yang dikelola oleh SKIP Padang, (3) Sumatra Selatan yang
dikelola oleh Universitas Sriwijaya, (4) Kalimantan Selatan yang dikelola
oleh Universitas Lambung Mangkurat, (5) Sulawesi Selatan yang dikelola
oleh IKIP dan Balai Penelitian Bahasa Ujungpandang, (6) Sulawesi Utara
yang dikelola oleh Universitas Sam Ratulangi, (7) Bali yang dikelola oleh
Universitas Udayana, (8) Jawa Barat yang dikelola oleh IKIP Bandung,
(9) Daerah Istimewa Yogyakarta, dan (10) Jawa Timur yang dikelola
oleh IMP Malang. Program kegiatan kesepuluh proyek di daerah mi
merupakan bagian dari program kegiatan Proyek Penelitian Pusat di
Jakarta yang ,disusun berdasarkan rencana induk Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Pelaksanaan program proyek-proyek daerah dilakukan terutama oleh tenagatenaga perguruan tinggi di daerah yang bersangkutan berdasarkan
pengarahan dan koordinasi dan Proyek Penelitian Pu sat.
Setelah lima tahun berjalan, Proyek Penelitian Pusat menghasilkan
lebth dari 250 naskah laporan penelitian tentang bahasa dan sastra dan
lebih dari 30 naskah kamus istilah dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Dan setelah tiga tahun bekerja, kesepuluh proyek di
daerah rnenghasilkan 135 naskah daerah. Ratusan naskah mi tentulah
tidak akan bermanfaat apabila hanya disimpan di gudang, tidak diterbitkan dan disebarkan di kalangan masyarakat luas.
Buku Struktur Bahasa Talaud mi semula merupakan naskah
laporan penelitian yang disusun oleh tim peneliti dari FKSS IKIP Manado
dan Fakultas Sastra Universitas Sam Ratulangi, dalam rangka kerja sama
dengan Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah
Sulawesi Utara 1976/1977. Sesudah ditelaah dan diedit seperlunya di
Jakarta, naskah tersebut diterbitkan oleh Pusat Pembinaan clan Pengembangan Bahasa dengan dana Proyek Penelitian Pu sat dalam usaha
penyebarluasan hasil penelitian dikalangan peneliti bahasa, peminat
bahasa, dan masyarakat pada umumnya.
vi
Akhirnya, kepada Drs. S. Effendi dan semua pihak yang mernungkinkan terlaksananya penerbitan buku ini, kami sampaikan terima kasih
tak terhingga.
Mudah-mudahan buku mi bermanfaat bagi usaha pembinaan dan
pengembangan bahasa dan sastra di Indonesia.
Jakarta, Desember 1979
Prof. Dr. Amran Halim
Kepala Pusat Pembinaan
-dan Pengembangan Bahasa
VII
KATA PENGANTAR
Penelitian struktur bahasa Talaud merupakan salah satu kegiatan
dari Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia Sulawesi Utara. Atas
kesempatan dan kepencayaan yang telah diberikan kepada kami, pertamatama kami ingin menyampaikan terima kasih yang setinggitingginya
kepada Kepala Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Sulawesi Utara Bapak Drs. J.D.P. Takaendengan, dan kepada Kepala Subbagian Pengendalian Bapak J. Kuhon.
Dalam pengumpulan, pengolahan, dan penyusunan hasil-hasil penelitian, terus terang kami katakan bahwa kami tidak bekeija sendiri,
tetapi merupakan satu tim yang terdiri dari sembilan orang. Atas bantuan
dan kerja sama rekan-rekan, kami sampaikan ucapan tenima kasih.
Ucapan tenima kasih juga kami sampaikan kepada Rektor IKIP Negeri
Manado, Rektor UNSRAT Manado, Dekan FKSS—IKIP Negeri Manado,
dan Dekan Fakultas Sastra UNSRAT Manado atas persetujuan dan
kesempatan yang telah diberikan kepada tim dalam melaksanakan
tugas-tugas penelitian. Juga ucapan tenima kasih kami sampaikan kepada
Dra. Ny. M. Salea Warrouw sebagai Pemimpin Proyek, sekaligus merupakan konsultan, atas bimbingan dan penjelasan.penjelasan yang telah kami
tenima.
Sudah terang bahwa penelitian mi tidak akan berhasil tanpa
bantuan sepenuhnya dari Pemerintah Daenah Tingkat I Sulawesi Utara
dan Pemenintah Daerah Tingkat II Kabupaten Sangir-Talaud, sampai
kepada pemerintah di tingkat-tingkat kecamatan yang ada di Lirung,
sampai kepada pana informan. Kepada beliau kami ucapkan terima kasih
yang tidak terhingga.
ix
Kami akui bahwa hasil-hasil penelitian mi baru dapat kaini
bukukan sedikit terlambat dari waktu yang telah ditentukan. Hal mi
disebabkan antara lain hubungan ke daerah tempat pengumpulan data
tidak begitu lancar, ditambah oleh faktor cuaca yang tidak begitu baik,
dan tidak kurang pentingnya yaitu faktor biaya. Namun, semua halangan
mi telah dapat diterobos dengan semangat yang tinggi dan hati yang
gembira karena hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi
semangat yang patah mengeringkan tulang (Amsal Solairnan: 17-22).
Akhirnya, dengan penuh kerendahan hati, ucapan syukur kami
perseinbahkan kepada Allah yang Maha Pengasih karena hanya dengan
kehendak-Nya hasil-hasil penelitian mi dapat diselesaikan.
Manado, Maret 1977
Ketua Tim
DAFTAR ISI
Prakata
Kata Pengan tar
Daftar Isi
1.
Fonologi
1.1
Peta Fonem
1.1.1 Vokal
1.1.2 Konsonan
1.2
Contoh Pemakaian Tiap Fonem
1.3
Variasi Fonetis
Distribusi Fonem Tunggal
1.4
1.4.1 Vokal
1.4.2 Konsonan
1.4.3 Tunggal Silabis
1.4.3.1 Vokal
1.4.3.2 Konsonan
1.5
Distribusi Gugus Fonem
1.5.1 Vokal
1.5.2 Konsonan
CiriProsodi
1.6
1.6.1 Tekanan
1.6.2 Nada
1.6.3 Persendian
1.7
Pola Suku Kata
Teks dan Terjemahan
1.8
................................................
...........................................
................................................
.........................................
.......................................
............................................
........................................
.......................
....................................
............................
...........................................
.........................................
....................................
...........................................
........................................
.............................
...........................................
........................................
.......................................
.........................................
............................................
.........................................
....................................
............................
2.
2.1
2.1.1
Morfologi
Afiksasi
Prefiks
........................................
..........................................
...........................................
X
X
1
.I
1
1
1
2
4
4
5
8
8
9
11
11
12
13
13
14
14
14
16
19
19
19
xi
20
2.1.2 Infiks
2.1.3 Sufiks ............................................21
2.1.4 Konfiks ..........................................21
Morfofonemik .................................... 23
2.2
2.2.1 Morfem Awalan ...................................23
2.2.2 Morfem Sisipan .................................... 25
2.2.3 Morfem Sufiks ....................................26
2.2.4 Konfiks ..........................................28
Distribusi Tiap Afiks ................................30
2.3
2.3.1 Prefiks ...........................................30
2.3.2 Infiks ...........................................32
2.3.3 Sufiks ...........................................32
2.3.4 Konfiks ..........................................32
Fungsi Tiap Afiks (Imbuhan) .........................35
2.4
2.4.1 Prefiks ...........................................35
2.4.2 Infiks ...........................................
2.4.3 Sufiks ........................................... 38
2.4.4 Konfiks .......................................... 39
Arti Tiap Afiks .................................... 41
2.5
2.5.1 Prefiks ........................................... 41
2.5.2 Infiks ...........................................
2.5.3 Sufiks ...........................................
2.5.4 Konfiks ..........................................
Reduplikasi ....................................... 46
2.6
2.6.1 Tipe-tipe Reduplikasi ............................... 46
2.6.2 Arti Reduplikasi ...................................46
2.6.3 Kombinasi Afiks dengan Reduplikasi ...................47
Kompositum ......................................47
2.7
2.7.1 Kompositum Utuh .................................47
2.7.2 Kompositum Lainnya ...............................48
3.
3.0
3.1
3.1.1
3.1.2
3.1.3
3.1.4
XII
Sintaksis .........................................49
Pengantar ........................................49
Konstruksi Kalimat .................................49
Kalimat Tunggal ...................................49
Kalimat Bersusun ..................................50
Kalimat Majemuk ..................................51
Kalimat Elips .....................................52
52
3.1.5 Kalimat Sampingan
3.1.6 Kalimat Urutan .................................... 53
3.1.7 Kalimat Minor .....................................54
Jenis Kalimat ......................................54
3.2
3.2.1 Kalimat Pernyataan .................................54
3.2.2 Kalimat Pertanyaan .................................55
3.2.3 Kalimat Perintah ...................................56
3.2.4 Kalimat Tambahan .................................57
3.2.5 Kalimat Jawaban ...................................58
3.2.6 Kalimat Seruan ...................................58
3.3
Klausa ........................................... 59
3.3.1 Klausa Verbal ..................................... 60
3.3.1.1 Klausa Transitif ................................... 60
3.3.1.2 Klausa Intransitif .................................. 63
3.3.2 Klausa Nonverbal ..................................63
3.3.3 Klausa Terikat .....................................6 4
Frase ............................................ 66
3.4
3.4.1 Frase Eksosentris ..................................67
3.4.2 Frase Endosentris ..................................67
3.5
Kata ............................................72
3.5.1 Kata Benda .......................................7 2
3.5.2 KataKerja ........................................ 73
3.5.3 KataSifat .........................................73
3.5.4 Kata Keterangan ...................................74
3.5.5 Kata Ganti ........................................7 4
3.5.6 Kata Bilangan ..................................... 76
3.5.7 Kata Depan .......................................77
3.5.8 Kata Sambung .....................................77
3.5.9 Kata Sandang .....................................77
3.5. 10 Kata Seru .........................................77
Daftar Pustaka .......................................... 79
Lampiran.............................................. 81
XIII
1. FONOLOGI
1.1 Peta Fonem
1.1.1 Vokal
Depart
Tertutup
Setengah tertutup
Terbuka
Tengah
Belakang
i
e
u
o
a
1.1.2 Konsonan
Bilabial Dental Retrofleks Palatal Velar Glotal
kg
C
bp
td
?
fl
n
m
Letupan
Nasal
Lateral
Lateral getar
Getar
Luncuran
Sernivokal
I
r
r
5
y
w
1.2 Contoh Pemakaian Tiap Fonem
a.
Fonem Vokal
lit
/inasa/
let
/esaka/
/urana/
'ikan'
'hujan'
'laki-laki'
b.
/0/
/onasa/
Ia!
Fonein Konsonan
/awu/
/b/
/bawine/
/p/
it/
/pisi/
/d!
/c/
/g/
/m/
in!
'kotoran'
'debu'
/tiana/
/darua/
/carnboka/
/kotore/
/agasa/
/ana?a/
/manara/
'pegang'
'anak'
'kerja'
'mati'
'hidung'
mate!
/iruna/
/lanita/
In
/r/
Is!
/h/
Lw!
1.3
'perempuan'
'kulit'
'perut'
'dua'
'cambuk'
'kotor'
'langit'
'silau'
'jaga'
/laita/
/riaga/
/riagai
/sambau/
/harale/
/waku/
'piring'
'satu'
'pedang'
'baru'
Variasi Fonetis
Di depan telah dinyatakan bahwa dalam bahasa Talaud terdapat
fonem-fonem Id, r, b, w, 1, 1, r, g, dan h/. Namun, ada data yang
menunjukkan variasi fonetis di antara foriem-fonem itu.
Contoh dari data tersebut ialah:
fdJ
/rJ
'dada'
doo
/
J - [ roo]
fbJ
1w]
[bawine] - /wawine]
'perempuan'
[1]
/1 J
[lima] - [lima]
2
'tangan'
[rJ
[r]
/ taran] — [taran]
'jantan'
/g] '[h]
[ gorena] —
'goreng'
[ horena]
Variasi fonetis lain terdapat pada penunggalan dan penggandaan bunyi, seperti:
it]
itt]
/ talattuga]
It!
— /taatuga]
fd
—
[leda J
[ddJ
/ ledda]
'punggung'
Id!
'kaki'
[mm][mJ
[haramma J — [harama]
/mf
[bb] —[b]
fbi
I rabbi I
—
i
'garam'
rabi]
'malam'
[111 — '1 1 1
—
/ alo]
I allo]
Ill
[nn] "-[n]
tonna / —
/ tona]
In!
'-[g]
/g/
[gg]
I sangga]
fss]
[saga]
—
-'[s]
[ij
/i : ]
narino]
[
—
/ nan: no]
[u]
'- [u :1
[papusoJ -
101
/
narolo]
[a]
[awu]
-'
I
'tahun'
'arus'
Is!
lu
'benar'
fuf
papu: so]
[0:]
—.
'siang'
/ naro : lo]
[a:]
[a : wu]
—
'jantung'
fof
'basah'
'debu'
3
1.4 Distribusi Fonem Tunggal
1.4.1 Vokal
Posisi awal
'gigi'
/isi/
/i/
'ipar'
/ipaga/
'ikan'
/inasa/
Posisi Tengah
/alimbu/
/rawira/
/masin?a/
'tempurung'
'putih'
'tahu'
/niasii/
/samati/
/pangi/
Posisi A khir
'pernalu'
'tornat'
'ubi kayu'
'ternan'
'tidak'
'habis'
'kebaya'
,pepaya
laba-laba
/e/
/esa?a/
/eo?a/
/epa/
'laki-laki'
'burung maleo'
'sekam'
/masetjota/
/ma?elega/
/uele/
'berlayar'
'melihat'
'tergantung'
/hawe/
/tawe/
/tate/
/a/
/asana/
/atoana/
lanai
'perahu'
'ular'
'karena'
fsampu/
/rambia/
'udang'
'rumbia, sagu'
/abala/
/apala/
/aliinbuwuta/
/o/
/ole/
/ore!
/one!
'talas'
'ya
'buritan'
/rona/
/po?i/
/tonoke/
'ompong'
'terung'
'tanjung'
/a?aro/
/mandeno/
/woto/
'SiSir'
'mandi'
'konde'
'sanggul'
'berak'
/u/
/uta?a/
/undama/
/uwa/
'rambut'
'obat'
'mesiu'
/isude/
/sumpita/
/lun?uta/
'di situ'
'sumpit'
'lumut'
/umuru/
/anuu/
/tarnbuu/
'kuku'
lancing'
'knop'
1.4.2 Kansonan
Posisi awal
I b / /binalanana/
/buala/
/busa?a/
LD
'angkasa'
'buaya'
'pisang'
Posisi tengah
/labo/
/manambo/
'becek'
'banyak'
-
Posisi akhir
/polokau/
/pandume/
'lebah madu'
'gundul'
'maksudnya'
/papuso/
/pusida/
'jantung'
'pusat'
-
It /
/tambu?u/
/tinumala?a/
/tumumpa/
lancing'
'terbang'
'terjun'
/tata/
/tawu/
'mentah'
'kemaluan laki-laki'
-
Id/
/dalana/
/danane/
/donane/
'jalan'
'dahannya'
'daunnya'
/ude/
/rada?a/
'itu'
'penyakit'
--
/c/
/camboka/
/dikare/
fcuka/
'cambuk'
'penuh sesal'
'cuka'
/macan/
/kacana/
'macan'
'kacang'
-
/k/
/kado/
/kadio?a/
/kura/
'tunggu, akan'
'kedil'
'kelantang'
/lakane/
/sinaka/
'teras'
'dipukul'
-
I p/
/puj4
-
Posisi awal
/g/
/gau/
/gawe/
/nI
'egang'
'kurus sekali'
Imarnuta/
/ramuta/
'muntah'
'merah, kemerah-inerahan'
'sudah mati'
'kelapa'
'beringin'
/manara/
/sua/
'kerja'
'ditangan'
'hidung'
'nganga'
/na,ja/
/maau/
'nganga'
'mengaku'
'lidali'
'punai'
'jilat'
/bale/
/dala/
'bola'
'di sana'
/bale/
'rurnah'
'ekor'
,'laluma/
'liar'
'banyak'
'perdalani'
/rialu/
/ranta/
/rarua/
'banyak'
'datang'
'dua'
/are/
/mapia/
/mandiri/
/meda/
mate!
/niuka/
Inunu?aI
/q/
/l)iruna/
/ana/
/1/
lila!
/iungu/
/lewa/
/lulu/
IliaiuI
/r/
'tangkap'
'teman'
'gunanya'
'baik'
'tidak mau'
'meja'
/agasa/
/naragasa/
/gunane/
Im/
Posisi akhir
Posisi tengah
/tole/
lane!
/arana/
'dagu'
'jangan'
'nama'
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
/r/
/riwa/
/rata/
true!
/ s / /seka/
/suta/
/saka/
/hI
/hawe/
/harisa/
/hu l a/
/w/
/wanua/
/waila/
/wuala/
/bara/
/bunera/
'darah'
'bara'
'bendera'
-
'hapus, bersihkan'
'masuk'
'pukul'
/sasane/
/risa/
'sendiri'
'merica, lada, cabai'
-
'teman'
'garis'
'gula'
/bahia/
/matahia/
/bahewa/
'bohong'
'membagi'
'besar'
-
'pangkuan'
'potong, semeblih'
'biras'
/aLa/
'negeri, kampung'
'kebun'
'buaya'
Catatan:
Fonem-fonem tunggal nonsilabis yaitu fonem konsonan pada
bahasa Talaud (BT) yang bersifat vokalis itu tidak terdapat pada akhir
suku kata. Kecuali di dalam frase atau kata majemuk.
/ rn /
InI
ratu +
meda +
wale +
sawa +
banua
baine
datu
tuari
--- /ratum banua/
--- /medam baine/
--- /walen datu/
--- /sawan tuari/
'raja negeri'
'meja orang lain'
'ruinab raja'
'istri adik'
/n/
/? /
---- /rarantaxj kiami/
raranta + iami
--- /tanatazj guru/
tanata + guru
ana?a + pahulu --- lana? pahulu/
busa?a + lahano --- /bua? lahano/
panduma + ana?a --- /pandumu? ana?a/
1.4.3
Fonem-fonem Tunggal Silabis
1.4.3.1 Vokal
Posisi awal
/i/
'kedatangan kami'
'pesanan guru'
'anak sulung'
'pisang masak'
'maksud anak'
Posisi akhir
Posisi tengah
/isi/
'gigi'
/ma?ire/
'berjanji'
/niii/
'digigit'
/ire!
'janji'
'orang Cina'
/naite/
'ke sana'
'akan digeser'
/inai/
/rantai/
'ke sana'
'datangi'
'biru'
'gatal (talas)'
'tergantung'
/bale/
/bal e/
'rumah'
'bola'
'naik'
/ere/
/era/
'laki-laki'
'seperti'
'kelelawarjantan'
/iirul
/maelo/
lmaero/
/uaele/
/ a/
/asana/
/apeka/
/arodi/
'perahu'
'amapas kelapa'
'begitu'
/saal anal
/baana/
/ma?ana?a/
'perahu'
'bekalan'
'bermain seperti
anak-anak'
lbualal
I ala!
/pala/
'buaya'
'kaya'
'piring dan
tempurung'
/o/
/ornena/
/owo?a/
'janggut'
'tahi mata'
/so? ola/
'batuk'
'berteka-teki'
/mat4o/
'penakut'
'tajam'
/inse/
/e/
/esaka/
/ma?oo/
/sae/
/maroro/
IU/
/uro/
/uwa/
/uta?a/
'talas'
/mamoo/
'makan'
/narolo/
'basah'
'tanda larangan'
'mesiu'
'rambut'
/lauba/
'baju'
'bagaimana'
'orang'
/uru/
/tuwu/
/balu/
'berak'
'tehu'
'tumbuk'
/rnaura/
/taumata/
1.4.3.2 Konsonan
Dalam BT tidak ada konsonan yang berdiri sendiri sebagai silabe
(suku kata). Yang ada hanyalah fonern konsonan yang dilengkapi vokal
untuk menjadi sebuah suku kata. Dengan demikian, maka seinua
konsonan boleh menjadi silabepada posisi awal, tengah, dan akhir.
Pengecualiannya ialah fonern konsonan itu sendiri tidak dapat menduduki posisi akhir kata.
Fonem
/b/
I I
p
/t/
7d/
/ c/
Awal
'kebun'
'buaya'
/papala/
'papan'
/manapu/ 'menyapu'
'bocor'
/turo/
'bata'
/tela/
'darah'
/dara/
'jelek'
/daleo/.
/cainboka/ 'cambuk'
/baila/
/buala/
Tengah
'baju'
/paraba/ 'pelubang'
'di mana'
/suapa/
/ereapa/
'bagairnana'
'besi'
/ataa/
'betul'
/atona/
'ludah'
/adu/
/madaine/ 'berdamai'
'rencana'
/rancan/
/lauba/
Akhir
-
-
-
-
Fonem
/ k/
Awal
lcandu/
/karie/
/kiti/
/g/
/gawe/
/gula/
/m/
/n/
/n/
/1/
/r/
/T/
/maau/
/mona/
/nana/
/niaro/
/rjiruna/
/,3unutal
/lae/
/lua?a/
/u1u/
/luai/
/ramea/
/ruria/
/roso/
/bara/
IwI
IhI
10
AIt/iir
'candu'
'jangan'
'selalu'
/pancura/
/rnakado/
/waka/
'pancuran'
'menunggu'
'pasir, berat'
'teman'
'gula'
/magawe/
/agasa/
'berteinan'
'pegang'
'pendek'
'haluan'
'nanah'
'dirampas'
'hidung'
'berkelip'
'tunas ubi'
'oinbak'
'liar'
'tangis'
/amata/
/umui/
/ana/
/buija/
/baila/
/wala/
'berjalan'
'berteriak'
'karena'
'telah jatuh'
'mengambil'
'sombong'
'kebun'
'biarkan'
/a-l a-la/
/ulaa/
'sukar didapat'
'bakul'
/aruane/
'kedua'
'jauh'
'dibentuk'
'biawak'
'gosok'
'merah'
/rosa/
'keramaian'
'dunia'
'di atas'
'bara'
'darah'
'remah'
/sunapo/
/suta/
'ditanjung'
'masuk'
IjaaI
/s/
Tengah
/nanawo/
/maljanu/
/marau/
/riruna/
/asuara/
/bura/
/mararnu/
/aso/
/awusu/
-
-
-
-
-
-
-
'kasau'
'dusta'
/wuala/
/wuata/
/wusa?a/
'buaya'
'angkat'
'pisang'
/wawi/
'babi'
/wuwuna/ 'piara'
/wawinw/ 'perempuan'
/hahau/
/hunane/
/hemona/
Iheijoma/
'penangkap' /bahewa/ 'besar'
'gunanya'
/haharisa/ 'penggaris'
'kumpulkan' /pahulu/ 'suiting'
'katupkan mulut'
-
-
-
-
-
Dalam BT fonem /h/ bervariasi dengan fonem /g/. Jadi /hahau/ =
/gahau/, /hunane/ = /gunane/.
Pada tengah kata dan akhir kata hal itu tidak bisa, misalnya
/bahewa/ tidak boleh menjadi /bagewa/, dan lain-lain.
1.5 Distribusi Gugus Fonem
1.5.1 Vokal
Posisi awal
Dalam BT terasa ada vokal ganda seperti ii uu, ee, oo, dan aa.
Namun, gugus vokal itu tidak diucapkan sebagai i atau a panjang seperti
dalam bahasa Belanda, melainkan merupakan silabe sendiri, dengan atau
tanpa konsonan. Jika gugus fonem itu diucapkan atau dituliskan sebagai
satu fonem, maka hal itu dapat dianggap sebagai gugus fonem vokal.
/iamana/
/iamif
/ia?u/
/iuru/
/iesoga/
Aire/
/uaaru/
luau!
/uaseeta/
/uarame/
/uiita/
/uele/
----------------------
/iyamana/
/iyami/
/iya?u/
/iyuru/
/iyesoga/
fiyiref
/waaru/
---- /waif/
---- /waseeta/
---- /warame/
tetap
/uiita/
tetap
/uele/
--/yamana/ 'ayah'
--/yami/
'kami'
--/ya?u/
'aku'
---/yuru/
'diberakkan'
---/yesoga/
'digosok'
---/yire/
'dijanjikan'
'tertunduk'
'bergigit-gigitan'
'bermusuh-musuhan'
'saling berdamai'
'terikat'
'tergantung'
Dari contoh di atas ternyata bahwa hanya ada dua gugus fonem vokal,
yakni gugus-i dan gugus-u. Yang lain tetap terpisah (lihat contoh
terakhir) dan tidak dapat dipandang sebagai gugusan atau kelompok
fonem.
Posisi tengah
Sepanjang penyelidikan kami, dalam BT belum terdapat gugus
fonem vokal pada tengah kata. Jadi, dianggap tidak ada.
11
Posisi akhir
Seperti halnya dengan posisi fonem vokal pada tengah kata, maka
dalam BT belum juga kami temui hal itu pada akhir kata.
1.5.2 Konsonan
Posisi awal
/prake/
/prungu/
/pranko/
/spiñl
/spanal
fspeda/
fspoita/
/swanaka/
/swara/
/swaka/
'sekam'
'belanda'
'blangkit (selirnut)'
'penghalang'
'tiket, prak'
'perunggu'
'perangko'
'sopir'
'tegang'
'sepeda'
'penyemprot'
'Utara'
'biawak'
'lemah'
Posisi tengah
/saprei/
/ampraka/
/sandruma/
/santreka/
/pinaspana/
/pinaprangkoana/
/pinaspoitana/
/pinaprakeana/
/pinabiaatana/
/pinaswana/
/pinaspedana/
'pengalas meja'
'permintaan'
'satu drum (tong)'
'satu oto trek/truk'
'dipertegang, ditegangkan'
'diberi perangko'
'disemprot'
'diberi tiket/prak'
'diperhalang, dirintangi'
'diperistri'
'dijalani dengan sepeda'
/blaa/
/blanda/
/blanke/
/blaata/
Posisi akhir
Tidak ada fonem konsonan baik tunggal maupun majemuk yang
terdapat pada posisi akhir kata dalain BT. Sebabnya ialah BT termasuk
12
bahasa yaang vokalis yang selalu berakhir dengan vokal. Hanya dialek
Nanusa—Miangas yang banyak berakhir dengan bunyi hamzah (glotal
stop).
Cata tan
a.
Gugus fonem konsonan atau Cluster dalam BT hanya berasal dan
BA (Bahasa Asing), misalnya:
/blanke/ 'blangkit, selimut tebal'
/blanko/ 'bangko, daftar isian'
/pranko/ 'perangko'
/spana/ 'spaning, tegangan'
/kontraka/ 'kontrak'
b.
Gugus konsonan dalam BT dapat dihilangkan dengan jalan menyi.
sipkan fonem Ia/ di antara gugus konsonan itu.
'sekam'
'belanda'
/prake/
—/parake/
'pasasi, tiket'
—/sapoita/
'penyemprot'
/spoita/
—/sawanaka/ 'angin utara'
/swanaka/
/sprei/— —/siperei, saparei/'pengalas tempat tidur'
/pinaprankoana/— —/pinaparankoana/'dibeni berperangko'
/blaa/—
-
/blanda/
-
-
—/bala?a/
—/balanda/
-
-
-
-
-
-
-
-
1.6 Ciii Prosodi
1.6.1 Tekanan
Tekanan dalam BT tennasuk hal yang sangat penting sebab dapat
membedakan anti. Hanya agak sulit untuk membenikan tanda pembeda
yang menyatakan hal itu.
/apala/
/apala/
/poi/
/uraiial
/ui:ana/
/suaña/
/uaña/
'kapal'
'papaya'
'terung' (sayur)
'di sana (menunjukkan arah)'
'hujan'.
'diapakan'
'pada makanan'
'tanamlah' /isuaniia/ 'akan ditanam'
Kata yang bertanda ganis di atasnya itu berarti mendapat tekanan.
13
1.6.2 Nada
Nada dalam BT tidak penting sebab tidak membedakan arti, hanya
untuk menentukan lagu saja. Tiap dialek mempunyai nada sendiri,
namun semuanya dapat memahami percakapan itu. Jadi, hampir sama
halnya dengan nada dalam bahasa Indonesia.
1.6.3 Persendian
Panjang pendeknya ucapan tidak mempengaruhi arti. Bila sebuah
kata diucapkan terlalu cepat, maka terjadi penyingkatan. Dua bunyi yang
berdekatan saling mempengaruhi dan seringkali menimbulkan persendian.
Hal itu teijadi pada bunyi i + V menjadi YV dan u + V menjadi NV.
V adalah vokal.
/ia?u/—
iya?u
ya?u
'saya, aku'
—iyami
yami 'kami'
iyamiu
yamiu 'karnu'
/iamiu/—
'dugali'
yali
iyaij
haul—
wado
/uado/—
'tersimpan'
/uae/— - - - wae
'air'
'tergantung'
Iuele/— - - - wele
'sedang menggigit'
/uii/ - - - - wii
/uarasa/— - - saling berdebat
/iami/—
-
-
-
-
-
-
-
1.7
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Pola Suku Kata
Ekasuku
Sepanjang penelitian kami BT rupanya tidak mempunyai kata yang
ekasuku. Yang ada hanyalah kata ambilan dan bahasa Indonesia atau
bahasa asing dan bahasa daerah.
/ya/
/pro/
Rumusnya : (K) (K) V
'ya'
'pro, setuju, memihak'
Dwisuku, umumnya mempunyai rumus V, Ky, VK.
/anu/
'ambil'
/bale/
'bola'
/ranta/
'datang'
mambo!
'banyak'
/pia/
'ada'
'gigit'
hit
14
/uu/
tool
'kokok'
'teka-teki'
'engkau, kau'
'teriak'
ho!
/ui/
Trisuku
Rumusnya V, Ky, KVK
/atampu/
/manambe/
/rumanta/
/sumuta/
/banua/
/kameja/
/mapia/
'sejenis ular kecil'
'banyak sekali'
'akan datang'
'akan masuk'
'negeri'
'kemeja'
'bagus', 'balk'.
Catursuku
/ato ana/
/taumata/
/maramaga/
/mananoma/
/mananoma/
/mananaru/
/maransanga/
/mandaroda/
/madarana/
'ular'
'orang'
'cantik, gagah, manis'
'orang yang menyala'
'orang yang menjala'
'orang yang rnenjamu makan'
'cantik, ganteng, indah, manis'
'orang yang mencari nafkah dengan roda'
'berdarah'
Pancasuku
/ mamamanua/
/madaramea/
/taraawusu/
/ taraawuana/
/nitarapangku/
'orang yang mendiami, penduduk'
'orang yang berpesta'
'orang yang suka menipu'
'banyak kali berbuah'
'kujaga'
Sadsuku (bersuku enam)
/pinandodanute/
'telah kau jadikan tempat mencari (bekerja) dengan
roda'
15
/pamanarangkute/ 'telah kujadikan tempat bekerja'
/pabailanute/
'telah kau jadikan tempat berke bun'
Saptasuku (bersuku tujuh)
/pinatatamboana/ 'telah dijadikan tempat bergumul/berkelahi'
/bawailanitou/
'tempat dia berkebun'
/bawanuaniami/
'tempat kami tinggal'
Catatan:
1.8
Dalam BT kata dasar itu pada umumnya bersuku dua
(dwisuku) saja, tetapi kata jadian banyak sekali suku
katanya, sampai sepuluh Iebih. Teiiemahan suku kata yang
panjang itu merupakan sebuah kalimat.
Teks dan Terjemahan
Su sambau tempo pia atoana bahewa nirumanta. Unni ratu Wonte
Bulawanna, "Ate io ma 'ura!" Ya 'u nirumanta madoronga si woi Melli
Sangianga "
E, i ratu Wonte Bulawanna ere ola 'u matianga. mdi atoanna wuru i
woi Melli Sangiang. Nai u atunangare, unnu Ratu namago ude awingngi
tou wuru ana'itou, "susa.
Susa lai indL Ere ola 'u lawa 'a mdi I lengkade reapa ia. Ratade ana 'i
dua e pirarabi awingnge winatangnga" E unni woi Warabulaenna,
"Paiwalote si momo '
E nibaggoante ude ana 'a i Woi Me/li Sangiangnga. "0, momo, ate
reapa mdi. Ratade atoanna mdi mappulu matunangasio, maahianna.
Araew Ya 'u kiti fore ana Ya 'u ere ola 'unilawaanna" unnude Sangiangnga
i Woi Me/li Sangiangnga, "A rendi ama, ude ham pa" Ere apa. "Maleneya 'u
indite mattonengnga e atoanna (. . . ) ". if matoningngu e rea. Unni
tou, "Yalu matoningngu bali ungnga, matoningngu halele, matoningngu
alawolu diahi apang kipaola 'a alawo 'u diahi apang kipaola 'a aiwu 'u
manara ( ... )"
Teilemahan
Pada suatu hari ada seekor ular besar. Kata Raja Wulan, "Ho, kau
mau perlu apa!"
"Saya datang untuk bertunangan dengan putri Melli Sangiang.
E. Raja Wulabulawanna seperti agak terperanjat. Ular mi mau
16
melamar. Tidak mungkin. Karena dia takut maka katanya, "Jadilah."
Lalu bertunanganlah ular itu dengan putri Molli Sanginang. Setelah sudah
bertunangan, raja memanggil istrinya dan anaknya, "Susah sekali dan
aneh rupanya. Bagaimana menyelesaikannya. Bagaimana pula anak kita
esok lusa suaminya datang" Berkatalah putri Wulabulanna, "Tanyakanlah kepada si putri."
Lalu dipanggil anak itu si putri Melli Sangiang. "0 putri,
bagaimanakah pendapatmu kalau ular mi ingin bertunangan dengan
kau? Tadi saya telah menyetujui karena saya seperti kena sihir rupanya."
Kata putri Molli Sangiang itu, "Begini Ayah, itu mudah." Jadi bagaimana?
"Artinya saya sekarang meminta sangat kepada ular (. . )." Nah,
meminta bagaimana? Katanya, saya akan meminta beliung, ineminta
pedang, meminta segala macam pekerjaan ( .... )
17
2.
2.1
MORFOLOGI
Afiksasi
Bahasa Talaud mengenal pula bentuk kata turunan yang terjadi
karena proses afiksas. Afiks (imbuhan) dalam bahasa Talaud itu dapat
dibagi inenurut posisinya: (I) prefiks, (2) infiks, (3) sufiks, dan (4)
konfiks.
2.1.1 Prefiks
Prefiks BT pada umumnya produktif. Prefiks itu adalah sebagai
berikut (disusun menurut abjad):
a— }
{ i— }
seperti pada kata:
'jahat sekali'
aleo
asingka 'tahu sekali'
atohassa 'kuat sekali'
seperti pada kata:
irame
isappa
iwalo
{ ma— } seperti pada kata:
'dikunyahkan'
'diberitahukan'
manganu 'akan
man ganu 'akan mengambil'
mabasa
'akan membaca'
matiilla
'akan tidur'
19
{ na— } seperti pada kata:
nanganu
nabasa
nanawo
'sudah mengambil'
'sudah membaca'
'sudah jatuh'
{ ni—
nianu
nframe
niwawa
'didamaikan'
'didukung'
panganu
pamasa
panio
'bacalah'
'petiklah'
pina-_} seperti pada kata:
pangame
pinaanu
pinasapu
pinapate
'jangkaulah'
'telah diambil'
'telah disapu'
'telah dibunuh'
sa._-}
seperti pada kata:
sambua
sanbaola
San tege
'seekor ikan'
'sebungkus'
'setetes air'
ua-_}
seperti pada kata:
ua!la
uatanibe
uapate
'terbuka
'saling bergumul'
'saling membunuh'
pa_}
seperti pada kata:
seperti pada kata:
{
{
{
{
2.1 .2 Infiks
Dalam BT hanya ada tiga macam infiks yakni:
20
'dipukul'
'ditampi'
'dibiarkan'
{_n_}
seperti pada kata:
sinakka
tinappa
winala
{_um_-}
seperti pada kata:
rumanta 'akan datang'
'akan masuk'
sunutta
tumunipa 'akan terjun'
{_inum_}
seperti pada kata
sinumutta 'telah inasuk'
tinumuro 'telab bocor'
linumuwo 'telah tumbuh'
Jika kata dasar rnulai dengan vokal, maka infiks —in—, dan —urn—,
menjadi seperti awalan, rnisalnya:
inanu 'diambil';
anu - - uru -- -. -+ inuru 'diberak';
umuru
umanna
'akan berak'
'akan makan'
2.1.3 Sufiks
—anna
(_j
seperti pada kata:
'akan dihabiskan'
attanna
tambarina 'akan ditarnbah'
rupanna 'akan dihantarn'
seperti pada kata:
baloi
burai
bagoi
lam tei
'beritahukanlah'
'bubuhlah, gosoklah'
'panggillah'
'beri sisalah'
seperti pada kata:
iamangku
inangku
turangku
'ibuku'
'saudaraku'
seperti pada kata:
balene
tampane
sawane
'rurnahnya'
'ternpatnya'
'istri/suaminya'
seperti pada kata:
balenu
hawenu
ledanu
baleu
bukeu
tuariu
'rumahmu'
'teinanmu'
'kakimu'
'rumahku'
'bukuku'
'adikku'
natete
ratate
pat ete
'sudah rnatilah'
'potonglah'
'bunuhlah'
}
—ku
}
{
—ne
}
{_nu}
seperti pada kata:
(_u
}
{_te}
seperti pada kata:
2.1.4 Konfiks
{ ni - anna } seperti pada kata:
nitambanna
niuwusanna
nisu tanna
'ditamba'
'diberi penawar'
'dimasuki'
21
ni -- ku
{
seperti pada kata:
niangku
nirantangku 'kudatangi'
niwaloangkzi 'kuberitahu'
seperti pada kata:
niratanrzu
niwaloannu
'kaudatangi'
'kauberitahu'
seperti pada kata:
nianuu
nirombau
nisekau
:kurombak'
'kusapu'
}
{ni
ni
-
-
u
}
{
pa
-
anna}
seperti pada kata:
pabailanna
{
pasuananna
pasiolanna
pabasanna
pa
-
ku
seperti pada kata
'tempat berkebun.'
'tempat bertanain'
'tempat bersekolah'
'tempat membaca'
pabailangku' 'tempatku berta-
}
pamansariangku 'tempatku
mencari/bekerja'
pannalangangku 'tempatku
berm am'
{ pa - ne} seperti pada kata:
palnamanaranne
pamoretanne
pasasombanne
'tempat dia bekerja'
'tempat dia menulis'
'tempat dia bertmu'
{ pi - ku} seperti pada kata:
pinaangku
pinaarangku
pinasirungangku
22
'saya makan', 'kumakan'
'kukarang'
'tempatku berlindung'
{ pi - ric} seperti pada kata
pinaanene
pinaamene
pinapedane
{ pi - u} seperti pada kata
pirzaanuu
pinasapuu
'dikutuknya'
'dij angkaunya'
'dihapusnya'
pinaaneU 'kulaknati'
'kuambil'
'kusapu'
2.2 Morfofonemik
2.2.1 Morfe,n Awalan
Awalan [a—] tidak menyebabkan perubahan bentuk dasarnya,
seperti pada kata:
asusa 'susah sekali'
arau 'jauh sekali'
anambo 'banyak sekali'
Jika a— diikuti oleh vokal awal bentuk dasar, maka terjadilah bunyi
hamzah, misalnya:
Catatan: Dalam bahasa Talaud tidak ada diftong au karena itu, u adalah
akhiran pada tiap kata turunan yang berakhir dengan vokal lainnya.
a' anu
a'ala'a
a'uru
'ambil-ambillah'
'buatlah'
'berak-beraklah'
{i_} tidak mengubah bentuk kata dasar, misalnya:
isu tta
'akan djmasukkan'
iwattia
'akan diceritakari'
iuru
'akan diberakkan'
{ ma} bisa atau dengan tanpa mengalami
maanu
mapare
mapita
'dapat mengambil'; anganu 'akan mengambilkan'
'dapat membunuh'
'dapat memegang'
23
masapu
manappa
'dapat menyapu'
'akan menampi'
na_-} sama ha!nya dengan ma—, seperti pada kata:
{
naanu
napau I/a
masakka
nataapa
naundarna
nanganu
namuulla
nanakka
nangundama
'telah dapat mengambil'
'telah dapat memukul'
'telah dapat mencambuk'
te1ah dapat menangkap'
'ielah dapat mengobati'
'telah mengambil'
'telah ineinukul'
'telah mencambuk'
'telah mengobati'
nij tidak inengubah bentuk kata dasar, misalnya:
rtiatta
'dihabiskan sisa airnya'
niola'a
'dibuat'
nisumpa
'disumpah'
{ pa_} sama halnya dengan ma—,
paanu
pabasa
patappa
pasakka
panganu
pamasa
panappa
panakka
'ambil sampai dapat'
'bacalah sampai dapat'
'tampilah sampai bersih'
'pukullah sampal sakit'
'ambilah'
baca1ah'
'tampilah'
'pukullah'
pina__} bisa th Ingan atau tanpa persengauan, misalnya:
pinaanu
pina4tta
pinasapu
pinatukka
pinanganu
pinangaatta
24
'telah diambil dengan usaha/paksa
'telah dihabiskan dengan usaha'
'telah disapu dengan usaha/betul'
'telah ditusuk dengan betul/baik'
'dibuat alat pengambil'
'telah dibuat alat penghabis'
pinanapu
pinanukka
'telah dibuat alat penyapu'
'telah dibuat alat penusuk'
{ sa_} mengalami persengauan sehingga mengubah kata dasar yang bersangkutan, rnisalnya:
sambaissa
sandaru
sampelo
sanggaweanfla
'seikat'; sampuna 'serumpun'
'sepotong'; sambua 'seekor'
'sesampan, seisi sampan'
'sesama teman'
Jika sa— ditambah/diikuti vokal, maka menjadi:
sang/ca—, misalnya:
'sama-sama berjanji'
sangkaire
'sama-sama ya'
sangkeire
'sama-sama berak'
sangkauru
Jika sangka - diikuti konsonan, maka menjadi awalan, misalnya:
sangkatou
sangkarupa
'seorang din'
'sama-sama memukul'
{ ua_} tidak mengubah bentuk kata dasar yang diikutinya, misalnya:
uawakka
uapate
uarasa
uaitu
'saling menjangkau'
'saling membunuh'
'saling bertengkar'
'agak hitam'
2.2.2 Morfem Sisipan
{_in_}mengubah kata dasar. Tempat{_ in _}di antara fonem pertama,
dan kedua suku awal. Jadi, sama halnya dengan sisipan di dalam bahasa
Indonesia (—el—, —em—, —er--) misalnya:
binasa
tinapa
sinakka
'dibaca'
'dipanggang'
'dipukul'
pinate
pinuria
winura
'dibunuh'
'disirat'
'dibubuh'
25
Pada kata dasarnya mulai dengan vokal, —in menjadi awalan rd—. Artinya sama saja (hanya bentuknya berubah), misalnya:
inanu
manna
inuru
'diambil'
'dimakan'
'diberakkan'
winalu
nibalu
niseka
'diubah'
'diubah'
'disapu'
{_um_} sama halnya dengan —in, misalnya:
umanna
urnuru
sumappa
urniru 'akan berpisah'
urnire 'akan setuju'
surnutta 'akan masuk'
'akan makan'
'akan berak'
akan mengunyah'
{_inum_-} sama halnya dengan —in - dan —urn—, misalnya:
'telah makan'
inurnanna
sinurnappa
'telah mengunyah'
tinurnuwu
'telah tumbuh'
2.2.3 Morfem Sufiks
inurnuru
'telah berak'
{_anna } jika mengikuti a, maka menjadi —nna (a hilang), misalnya:
attd
attanna
dupa dupanna
tamba tarn banna
wira
wiranna
gatto gattoanna
'dihabiskan sisanya'
'dipukul betul'
'akan ditambah'
'akan diperputih'
'akan diajak berbicara'
{_i} tidak mengubah kata dasar yang disertainya, misalnya:
rantai
suttai
elei
ternmai
'lantangi'
'masuki'
'gantungi'
'rasai'
punai
saei
ulei
'surati'
'naiki'
'teguh kembali'
{—ku}pada kata yang trisuku, kadang-kadang menjadi: —ngku dan suku akhir kata itu hilang. Yang lainnya tetap tidak berubah, misalnya:
turanga - - urinna - pandurna - -+
-lima
26
turangku 'saudaraku'
'belangaku'
uringku
pandurnangku 'maksudku'
'tanganku'
lirnau
isi
bailla
seda
- - -*
--- - -+
isiu
bai'u
sedau
'gigiku'
'kebunku'
'jeratku'
{_me} jika mengikuti a, maka ne— menjadi —e saja.
panduma
turanga
sassila
urinna
-
-
-+
-
-
pandume
turange
sass fle
urinne
'maksudnya'
'saudaranya'
'sesalnya'
'belanganya'
Kalau vokal a akhir itu didahului hamzah, maka —ne menjadi —nge dan
harnzah hilang, misalnya:
-*
anangnge 'anaknya'
ana'a
busangnge 'pisangnya'
busa a
'penyakitnya'
radange
rada'a
-*
utangnge 'rambutnya'
uta'a
-
-
-
-
-
-
Dalam hal yang lain, —ne itu tetap —ne, misalnya':
bale
banua
talinga
-
-
-
balene
banuane
talingane
-
-
-
'bolanya'
'kampungnya, negerinya'
'telinganya'
_mu}jii.a mengikuti a yang didahului haxnzah, maka —nu menjadi —ngu
t an hamzah menjadi ngo.
Contoh:
busa z
ana'a
awa 'a
leta 'a
uta'a
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-*
-+
busangngu
anangngu
awangngu
letangngu
utatzgngU
'piSangmu'
'anakmu'
'badanmu'
'tanahmu'
'rambutmu'
Jika —flu mengikuti suku akhir na, maka menjadi —u,
misalnya:
baloannu 'kauberitahukan'
baloanna ----+
rupannua 'kaupukul'
rupahna
znasantza----inasannu 'kau makan ikan'
urinnu
'belangamu'
urinna -----f
27
{.._u}jiica mengikuti suku akhir a, maka a itu hilang dan akan menjadi u,
mi salnya:
anna
banna
soanna
tapanna
---*
---- f
--- f
annu
bannu
soannu
tapannu
'makananmu'
'ikat pinggangmu'
'bakulmu'
'kaupanggang'
Dalam hal lain, —u tidak mengubah bentuk kata dasar, misalnya:
wale
mata
buu
Kalau —u
=
---- p
-
waleu
matau
buuu
'rumahku'
'mataku'
'bukuku'
—ku, lihat bagian 1.3
2.2.4 Konfiks
KonfIks ni - ku}, sufik {_-ku) mengubah kata dasar ditambah dengan ng
atau ang, misalnya:
(embo
ranta
ni
----
nitemboangku
nirantangku
'kujenguk'
'kudatangi'
anna). pada kata da ar yang berakh: r a, maka —anna menjadi —nna
(a hilang), misalnya:
'ditambah'
tamba
---.nitambanna
tampa
nirampanna
'diberi berbawang'
uranna
-----+
niurananna
'dihujani'
wala
'dibiarkan'
-----*
niwalanna
-
---- ~
Lain daripada itu, —anna tetap tak berubah,
bago
awusu
wa'e
ni
{
28
-
--------.
--
bagoanna
niawusuanna
niwa'eanna
flu). tidak mengubah bentuk kata dasar,
nianunu
'kau ambil'
nipatenu 'kau bunuh'
'akan dipanggil'
'telah didustai'
'diceriterai'
nirammenu 'kau buang'
'kau kutuki'
nitalanu
{
ni_u} sufik {_u} mengubah bentuk kata dasar sebagai berikut:
'saya garis'
p
nihari'u
harissa
'saya paksa'
----+
niwata'u
wata'a
'saya tulis'
niwore'u
woreta
'saya pukul'
----+
nisakka'u
sakka
-- - --
Dalarn hal lain, ni—u tidak mengubah bentuk kata dasar, misalnya
tanata
'saya pesan'
nitanataU
wala
'saya biarkan'
niwalau
--- --f
wisara
pate
-----*
niwisarau
nipateu
'saya katakan'
'saya bunuh'
{ pa - anna } morfemf-anna}men .jadi —nna pada kata yang berakhir de ngan a, sedangkan pa— bisa tanpa atau dengan persengauan, misalnya:
anu
basa
-
panganuanna
pabasanna
'tempat mengambil'
'tempat membaca'
pa - ku} morfem{_ku} selalu mengikuti sengau , (ku),sedangkan
pa— tanpa atau dengan sengau:
bailla
boreta
tembo
sasapu
- - ---+
_--
paballangku
'tempatku berkebun'
pamoretangku 'tempatku menulis'
patemboangku 'tempatku menjenguk'
panapuangku
'tempatku menyapu'
{ pa - ne} morfem{pa_} mengalami atau tanpa sengau,
ucapkan —nne, misalnya:
damea
----+
padameanne
sirunga
deno
----+
pasirunagnne
pandenoanne
'tempatnya berbuat
keramajan'
'tempatnya mencari'
'tempatnya dia mandi'
Pada suku kata akhir yang bukan—a, —ne atau —nne menjadi —anne.
{pina - ku} sama halnya dengan {ni_-ku} , misanya:
danta
----+
pinadantangku 'kudatangi'
29
bago
tamba
tembo
sampaa
pinabagoangku
pinatambangku
---*
pinaremboangku
----+
pinasampaangku
-- ---*
-
-
'kupanggil'
'kutambah'
'kujenguk'
'kusambung'
2.3 Distribusi Tiap Afiks
2.3.1 Prefiks
{ a -} hanya pada kata sifat, misalnya:
ahewa
----+ 'besar sekali'
adi'a
----+ 'kecil sekali'
-----* 'banyak sekali'
anambo
atulu
----. 'sedikit sekali'
dipakai pada kata sifat dan kata kerja, misalnya:
ihewa
'dibesarkan'
iadio 'a
'diperkecil, dikecilkan'
irame
'didamaikan'
iwuli
'dihilangkan'
{ ma_} dipakai pada kata kerja, kata sifat, dan kata benda, misalnya:
mamasa
'pembaca'
mamura
'menyirat'
manggewa
'membesarkan'
mamira
'memutihkan'
mabailla
'berkebun'
massaalanna 'berperahu'
{i
Bedanya ialah {ma_} me{ na - } sania halnya dengan
{na - }.
nunjukkan waktu yang akan datang (future) sedangkan
na— untuk waktu lampau (past tense), misalnya:
naanu
'sudah dapat diambil'
narame
'sudah dapat didamaikan'
nawuli
'sudah hilang'
nasusa
'sudah susah, menderita'
nasaalanna 'sudah berperahu'
napadisa
'sudah panas matahari'
{ ni -} sama halnya dengan {ma— dan {na_} , misalnya:
nianu
'sudah diambil'
30
nirame
nitangga
niwawo
niwailla
'sudah didamaikan
'sudah ditinggikan'
'sudah direndahkan'
'sudah diperkebuni'
{pa_} dipakai pada kata kerja, kata sifat, kata benda, dan
bilangan, rnisalnya
pabasa, pamasa 'bacalah'
panapu
'inenyapulah'
panambo
'banyak-banyaklah'
parani
'dekat-dekatlah'
parau
'jauh-jauhlah'
parua
'dua kali'
palima
'lima kali'
pabailla
'berkebunlah'
pabale
'beruiriahlah'
kata
piria_-}sama halnya dengan {pa-} ditarnbah dengan kata benda, iruisalnya
pinabasa
'telah dihaca'
pinapatc'
'telah dibunuh'
pinabira
'telah diputihkan'
pinadani
'telah didekatkan'
pinabailla
'telah dibuat kebun'
pinaalu
'telah dibuat kayu api'
{sa_} selalu dipakai bersaina kata kerja dan kata benda, misalnya
sambaisa
'seikat'
sambaola
'sebungkus'
sanduru
'sepotong (daging)'
sam bale
'serumah'
sansaalanna
'seperahu'
sandoda
'seroda'
{
{ ua—} hanya d ipakai pada kata kerja dan sifat, misalnya:
uarasa
'saling bertengkar mulut'
uapate
'saling membunuh'
uasakka
'saling memukul'
uarame
'saling berdamai'
31
uaseetta
uaakkana
'saling bermusuhan'
'saling mengasthi'
2.3.2 Infiks
hanya dipakai pada kata kerja, misalnya
manna
'dimakan'
ininassa
'dijadikan ikan untuk diinakan'
sinutta
'dirnasukkan'
tinapa
'dipanggang' (pada api clan asap)
{--um_} pemakaiannya sama dengan {._in_}, misairiya:.
tumumpa
'akan terjun'
tumole
'akan mengikut, mengekor'
umanna
'akan makan'
uminassa
'akan makan ikan'
—inum-- Pemakaiannya { —in— }atau {_.um_} inisalnya:
sinumutta
'telah masuk'
tinumuro
'telah bocor'
tinumuwo
'telah tumbuh'
inumanna
'telah makan'
inumuru
'telah berak'
2.3.3 Sufiks
{anna } dipakai pada kata kerja, kata benda, dan kata sifat,
misalnya
'akan diambil'
anuanna
'akan dibiarkan'
balanna
'akan dijenguk'
temboanna
undamanna 'akan diobati'
risanna
'akan diberi merica/cabai'
'akan dijadikan putih'
wfranna
hebalanna
'akan dibesarkan'
{ _i} umumnya dipakai pada kata kerja dan sedikit pada kata
benda, rnisalnya
bagoi
'panggfflah'
burai
'gosoklah'
sarai
'batasilah'
punai
'siratilah (jala, dan lain-lain)'
32
wirai
risai
hulai
'putihkaiilah'
'berilah merica/cabai'
'berilah gula'
{_ku} hanya dipakai pada kata benda, misalnya:
'namaku'
arangku
'ibuku'
inangku
'saudaraku laki-laki'
maruaneu
'saudaraku perempuan'
wawineu
'rumahku'
waleu, baeu
{_ne) hanya dipakai pada kata benda, rnisalnya:
'rumahnya'
halene
'temannya'
hawene
'istri atau suarninya'
sawane
'sekolahnya'
siofane
{
ku) dan _ne}, misalnya:
_nu} sama halnya dengan
banuanu
'kampungmu, negerimu'
leddanu
'kakimu'
medanu
'mejamu'
pusaanu
'pusakaniu'
sasangngonu
'napasmu'
{
—u
{
{
}
{
-
sama halnya dengan {_ku). _nu}, dan {_ne}
buuu
'bukuku, lututku'
'parku, jodohku'
pareu
penau
'penaku'
rodau
'rodaku'
limau
'tanganku'
{
_te} dipakai pada kata kerja, kata sifat, dan kata bilangan, mi
salnya:
anute
'ambfflah'
patet
'bunuhlah'
pandete
'sudah pandai'
nasiuete
'sudah habis'
daruate, raruate 'sudah dua'
tatallute
'sudah tiga'
-
33
2.3.4 Konfiks
ni anna
-
}
{
dipakai pada kata kerja, kata sifat, kata benda,
kata bilangan, misalnya:
nirantanna
'didatangi'
'dimasuki'
nisu ttanna
'didustai'
niawusuanna
'diperbodohi'
niwodeanna
'diperkuda'
nikudanna
'diperkebuni'
nibailanna
'diduai, dijadikan dua'
niruanna
'ditigal, dijadikan tiga'
nitalluanna
dan
- ku) sama halnya dengan ni - anna,
niarangku
'kukarang'
nisuangku
'kutanam'
hiwirangku
'kuputihkan'
niramuangku
'kumerahkan'
nikudangku
'kuperkuda'
niiamangangku 'kuperayah, kupanggil ayah'
niruangku
'kuduai, kujadikan dua'
nilimangku
'kulimakan, kujadikan lima'
ni nu '
sama halnya dengan ni—anna dan ni ku, mi
salnya:
nirantannu, nidantannu 'kau datangi'
'kauberitahukan'
niwaloannu
'kautinggikan'
nitangganu
'kaurendahkan'
niwawanu
'kauperkebuni'
nibailannu
'kauperkuda'
nikudannu
'kaupertiga, kau jadikan
nitalluannu
tiga'
'kauperdua, kau jadikan dua'
niruannu
'kaupertujuh'
nippitunu
ni U)
dipakai pada kata seperti pada ( rd—nu )tersebut
misalnya:
nianuu
'kuambil'
niazou
'kurampas atau kusisir'
{ iii
-
{
-
{
34
-
-
{
'kusambung'
nisampau
'kudamaikan'
nirameu
'kubutakan'
niwutau
'kufoto'
nipotou
'kugaris'
'U
nihari
tetapi tidak pada kata bilangan.
pa - anna) dipakai pada kata kerja, kata sifat, dan kata benda,
misalnya:
'dijangkau sampai dapat'
paameanna
'diambil sampai dapat'
paanuanna
'disapu sampai bersih'
pasapuanna
'diperpandai sampai pandai'
papandêanna
patangganna
'dipertinggi sampai tinggi'
'tempat bersekolah'
pasiolanna
pamoretanna
'tempat menulis'
pa - ku }
{
pa - ne}
{
hanya dipakai pada kata benda dan kata kerja, misalnya:
pabasangku
'tempatku membaca'
pabailangku
'tempatku berkebun'
pamoretangku 'tempatku menu1is
pamanarangku 'tempatku bekerja'
pananalanganku 'tempatku bermain'
sama halnya dengan{pa - ku). misalnya
pabasanne
'tempatnya membaca'
pasiolanne
'tempatnya bersekolah'
padameanne
'tempatnya membuat keramaian'
pasirunganne
'tempatnya berlindung'
pan tareanne
'tempatnya mengisi sesuatu'
pan tapanne
'tempatnya memanggang'
2.4
Fungsi Tiap Afiks (Imbuhan)
2.4.1 Prefiks
menyatakan kesungguhan atau mengeraskan arti kata da{ a -}
sar (kata sifat), misalnya
aleo
'jahat sekali'
anambe
'banyak sekali, banyak benar'
35
i
{
{
-
}
ma -}
apia
'bagus sekali'
'kuat sekali, kuat benar'
atohassa
membentuk kata sifat menjadi kata kerja,
-----* ihewa 'dibesarkan'
hewa (besar)
tangga (tinggi)
'ditinggikan'
itaga
wawao (rendah) ----* iwawo 'direndahkan'
rani (dekat)
irani
'didekatkan'
membentuk kata benda dan kata sifat menjadi kata
kerja, misalnya
bailla (kebun) ----+ mabailla 'berkebun'
-----* manapu
'menyapu'
sapu (sapu)
tunu (bakar)
mattunu
'membakar'
ranu, dau (jauh)
mandau
'menjauh'
----f
mandalco 'memperjahat'
daleo (jahat)
(na -)
fungsinya sama dengan ma—, misalnya:
nabale 'telah berumah'
bale
(rumah)
-------* nabale 'telah bermain bola'
bale
(bola)
----* nabiakka 'telah hidup'
biakka (hidup)
nawuta 'telah menjadi buta'
wuta, buta (buta)
wira, bira (putth)
nawfra 'telah menjadi
putih'
{ ni -}
menjadikan kata sifat menjadi kata kerja, misalnya
adio'a (kecil)
niadio'a
'diperkecil'
---* nitohassa 'diperkuat'
tohassa (kuat)
-----* nileno
leno
(bersih)
'dibersihkan'
-----* niwarani 'diberanikan'
barani, warani
-
pa—)
{
36
-
berfungsi membentuk kata sifat menjadi kata keija,
misalnya
'bersabarlah'
pasabare
'berdarnai-damailah'
parame
'jauh-jauhlah'
parau
'dekat-dekatlah'
parai
Juga berfungsi membentuk kata benda menjadi kata
kerja, misalnya
'berkebunlah'
pabailla
pasiela
panapu
pasaalanna
{
'bersekolahlah'
'menyapulah'
'berperahulah'
pina -} membentuk kata sifat menjadi kata kerja, misalnya:
pinadan1e
'diperdamaikan'
pinadani
'diperdekatkan'
pinadau
'diperjauh'
pinatangga
'dipertinggi'
pinagewa
'diperbesar'
sa -}
{
berfungsi membentuk kata kerja menjadi kata benda,
rnisalnya
sarnbaa
'sebelah'
sanduru
'sepotong (ikan, daging)'
satalla
'sepotong (kayu, daging)'
santukka
'setusuk (ikan)'
sangkaduta
'sejemput (garam, tembakau)'
ua -} berfungsi membentuk kata kerja mendiri (refleksif)
menjadi berb alas -balasan (resiprok), misalnya:
'saling membunuh'
uapate
'saling memukul'
uapuulla
'saling menyepak'
uawela 'a
'saling mencari'
uarea 'a
uaseetta
'saling bermusuhan'
Prefik {ua_} banyak kali diucapkan wa— sebagai pengaruh hukum sandi, misalnya wapate, wapuulla, Waseetta, dan lain-lain.
:
2.4.2 Infiks
{__in_} berfungsi membentuk kata kerja aktif menjadi pasif,
misalnya
inanu
'diambil'
sinakka
'dipukul'
sinutta
'dimasukkan'
pinate
'dibunuh'
winala
'dibiarkan'
37
urn --
1
membentuk kata kerja imperatif (perintah) men
Struktur Bahasa- Talaud
-
HADIAN
PUSAT PEMBINMN DAN
I
Struktur BahasJa 1 aud
Oleh
G. Bawole dkk.
•E'
DAN
ELThAVAAka
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Jakarta
1981
Hak Cipta pada Departemen Pendidikan dan Kébudayaan
'
-
bid
Redaksi
S. Effendi
-
Seri
Naskáh buku mi semula nerupakan hasil Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra
Indonesia dan Daerah Sulawesi Utara 1976/1977, diedit dan diterbitkan dengan
dana Proyek Penelitian Pusat.
Staf Inti Proyek Penelitian Pusat: S. Effendi (Pemimpin), Julius Habib (Bendaharawan), Zulkarnain (Sekretaris), Farid Hadi, Muhadjir, Ayatrohaedi, Dendy Sugono,
Koentamadi, Maman Sumantri (Para Asisten), Prof. Dr. Amran Halim dan Dr.
Astrid S. Susanto (Konsultan).
Sebagian atau seluruh isi buku liii dilarang digunakan atau diperbanyak dalam
bentuk apa pun tanpa izin tertulls dari penerbit kecuali dalam hal pengutipan untuk
keperluan penulisan artikel atau karangan ilmiah.
Alamat penerbit: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Jalan Diponegoro
82, Jakarta Pusat.
iv
PRAKATA
Dalam Rencana Pembangunan Lima Tahun Kedua
(1974/75-1978/79) telah digariskan kebijaksanaan pembinaan dan
pengembangan kebudayaan nasional dalam berbagal seginya. Dalam
kebijaksanaan mi, masalah kebahasaan dan kesastraan merupakan salah
satu masalah kebudayaan nasional yang perlu digarap dengan sungguhsungguh dan berencana sehingga tujuan akhir pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia dan bahasa daerah termasuk sastranya tercapai,
yakni berkembangnya kemampuan menggunakan bahasa Indonesia Sebagai sarana komunikasi nasional dengan baik di kalangan masyarakat
luas. Untuk mencapai tujuan akhir mi, perlu dilakukan kegiatan
kebahasaan dan kesastraan seperti (1) pembekuan ejjaan, tata bahasa, dan
peristilahan melalui penelitian bahasa dan sastra Indonesia dan daerah,
penyusunan kamus bahasa Indonesia dan daerah, penyusunan berbagai
kamus istilah, dan. penyusunan buku pedoman ejaan, pedoman tata
bahasa, dan pedoman pembentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa
Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penterjemahan karya
kesusastraan daerah yang utama, kesusastraan dunia, dan karya kebahasaan yang penting ke dalam bahasa Indonesia, (4) pengembangan pusat
informasi kebahasaan dan kesastraan melalui penelitian, inventarisasi,
perekaman, pendokumentasian, dan pembinaan jaringan informasi, dan
(5) pengembangan tenaga, bakat, dan prestasi dalam bidang bahasa dan
sastra melalui penataran, sayembara mengarang, serta pemberian bea
siswa dan hadiah penghargaan.
Sebagai salah satu tindak lanjut kebijaksanaan tersebut, dibentuklah oleh pemerintah, dalam hal mi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah
pada Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (Proyek Penelitian
Pusat) pada tahun 1974 dengan tugas mengadakan penelitian bahasa dan
sastra Indonesia dan daerah dalam segala aspeknya, termasuk peristilahan
dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemudian,
mengingat Iuasnya masalah kebahasaan dan kesastraan yang perlu digarap
dan luasnya daerah penelitian yang perlu dijangkau, mulai tahun 1976
proyek mi ditunjang oleh 10 proyek yang berlokasi di 10 propinsi, yaitu
(1) Daerah Istimewa Aceh yang dikelola oleh Universitas Syiah Kuala, (2)
Sumatra Barat yang dikelola oleh SKIP Padang, (3) Sumatra Selatan yang
dikelola oleh Universitas Sriwijaya, (4) Kalimantan Selatan yang dikelola
oleh Universitas Lambung Mangkurat, (5) Sulawesi Selatan yang dikelola
oleh IKIP dan Balai Penelitian Bahasa Ujungpandang, (6) Sulawesi Utara
yang dikelola oleh Universitas Sam Ratulangi, (7) Bali yang dikelola oleh
Universitas Udayana, (8) Jawa Barat yang dikelola oleh IKIP Bandung,
(9) Daerah Istimewa Yogyakarta, dan (10) Jawa Timur yang dikelola
oleh IMP Malang. Program kegiatan kesepuluh proyek di daerah mi
merupakan bagian dari program kegiatan Proyek Penelitian Pusat di
Jakarta yang ,disusun berdasarkan rencana induk Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Pelaksanaan program proyek-proyek daerah dilakukan terutama oleh tenagatenaga perguruan tinggi di daerah yang bersangkutan berdasarkan
pengarahan dan koordinasi dan Proyek Penelitian Pu sat.
Setelah lima tahun berjalan, Proyek Penelitian Pusat menghasilkan
lebth dari 250 naskah laporan penelitian tentang bahasa dan sastra dan
lebih dari 30 naskah kamus istilah dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Dan setelah tiga tahun bekerja, kesepuluh proyek di
daerah rnenghasilkan 135 naskah daerah. Ratusan naskah mi tentulah
tidak akan bermanfaat apabila hanya disimpan di gudang, tidak diterbitkan dan disebarkan di kalangan masyarakat luas.
Buku Struktur Bahasa Talaud mi semula merupakan naskah
laporan penelitian yang disusun oleh tim peneliti dari FKSS IKIP Manado
dan Fakultas Sastra Universitas Sam Ratulangi, dalam rangka kerja sama
dengan Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah
Sulawesi Utara 1976/1977. Sesudah ditelaah dan diedit seperlunya di
Jakarta, naskah tersebut diterbitkan oleh Pusat Pembinaan clan Pengembangan Bahasa dengan dana Proyek Penelitian Pu sat dalam usaha
penyebarluasan hasil penelitian dikalangan peneliti bahasa, peminat
bahasa, dan masyarakat pada umumnya.
vi
Akhirnya, kepada Drs. S. Effendi dan semua pihak yang mernungkinkan terlaksananya penerbitan buku ini, kami sampaikan terima kasih
tak terhingga.
Mudah-mudahan buku mi bermanfaat bagi usaha pembinaan dan
pengembangan bahasa dan sastra di Indonesia.
Jakarta, Desember 1979
Prof. Dr. Amran Halim
Kepala Pusat Pembinaan
-dan Pengembangan Bahasa
VII
KATA PENGANTAR
Penelitian struktur bahasa Talaud merupakan salah satu kegiatan
dari Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia Sulawesi Utara. Atas
kesempatan dan kepencayaan yang telah diberikan kepada kami, pertamatama kami ingin menyampaikan terima kasih yang setinggitingginya
kepada Kepala Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Sulawesi Utara Bapak Drs. J.D.P. Takaendengan, dan kepada Kepala Subbagian Pengendalian Bapak J. Kuhon.
Dalam pengumpulan, pengolahan, dan penyusunan hasil-hasil penelitian, terus terang kami katakan bahwa kami tidak bekeija sendiri,
tetapi merupakan satu tim yang terdiri dari sembilan orang. Atas bantuan
dan kerja sama rekan-rekan, kami sampaikan ucapan tenima kasih.
Ucapan tenima kasih juga kami sampaikan kepada Rektor IKIP Negeri
Manado, Rektor UNSRAT Manado, Dekan FKSS—IKIP Negeri Manado,
dan Dekan Fakultas Sastra UNSRAT Manado atas persetujuan dan
kesempatan yang telah diberikan kepada tim dalam melaksanakan
tugas-tugas penelitian. Juga ucapan tenima kasih kami sampaikan kepada
Dra. Ny. M. Salea Warrouw sebagai Pemimpin Proyek, sekaligus merupakan konsultan, atas bimbingan dan penjelasan.penjelasan yang telah kami
tenima.
Sudah terang bahwa penelitian mi tidak akan berhasil tanpa
bantuan sepenuhnya dari Pemerintah Daenah Tingkat I Sulawesi Utara
dan Pemenintah Daerah Tingkat II Kabupaten Sangir-Talaud, sampai
kepada pemerintah di tingkat-tingkat kecamatan yang ada di Lirung,
sampai kepada pana informan. Kepada beliau kami ucapkan terima kasih
yang tidak terhingga.
ix
Kami akui bahwa hasil-hasil penelitian mi baru dapat kaini
bukukan sedikit terlambat dari waktu yang telah ditentukan. Hal mi
disebabkan antara lain hubungan ke daerah tempat pengumpulan data
tidak begitu lancar, ditambah oleh faktor cuaca yang tidak begitu baik,
dan tidak kurang pentingnya yaitu faktor biaya. Namun, semua halangan
mi telah dapat diterobos dengan semangat yang tinggi dan hati yang
gembira karena hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi
semangat yang patah mengeringkan tulang (Amsal Solairnan: 17-22).
Akhirnya, dengan penuh kerendahan hati, ucapan syukur kami
perseinbahkan kepada Allah yang Maha Pengasih karena hanya dengan
kehendak-Nya hasil-hasil penelitian mi dapat diselesaikan.
Manado, Maret 1977
Ketua Tim
DAFTAR ISI
Prakata
Kata Pengan tar
Daftar Isi
1.
Fonologi
1.1
Peta Fonem
1.1.1 Vokal
1.1.2 Konsonan
1.2
Contoh Pemakaian Tiap Fonem
1.3
Variasi Fonetis
Distribusi Fonem Tunggal
1.4
1.4.1 Vokal
1.4.2 Konsonan
1.4.3 Tunggal Silabis
1.4.3.1 Vokal
1.4.3.2 Konsonan
1.5
Distribusi Gugus Fonem
1.5.1 Vokal
1.5.2 Konsonan
CiriProsodi
1.6
1.6.1 Tekanan
1.6.2 Nada
1.6.3 Persendian
1.7
Pola Suku Kata
Teks dan Terjemahan
1.8
................................................
...........................................
................................................
.........................................
.......................................
............................................
........................................
.......................
....................................
............................
...........................................
.........................................
....................................
...........................................
........................................
.............................
...........................................
........................................
.......................................
.........................................
............................................
.........................................
....................................
............................
2.
2.1
2.1.1
Morfologi
Afiksasi
Prefiks
........................................
..........................................
...........................................
X
X
1
.I
1
1
1
2
4
4
5
8
8
9
11
11
12
13
13
14
14
14
16
19
19
19
xi
20
2.1.2 Infiks
2.1.3 Sufiks ............................................21
2.1.4 Konfiks ..........................................21
Morfofonemik .................................... 23
2.2
2.2.1 Morfem Awalan ...................................23
2.2.2 Morfem Sisipan .................................... 25
2.2.3 Morfem Sufiks ....................................26
2.2.4 Konfiks ..........................................28
Distribusi Tiap Afiks ................................30
2.3
2.3.1 Prefiks ...........................................30
2.3.2 Infiks ...........................................32
2.3.3 Sufiks ...........................................32
2.3.4 Konfiks ..........................................32
Fungsi Tiap Afiks (Imbuhan) .........................35
2.4
2.4.1 Prefiks ...........................................35
2.4.2 Infiks ...........................................
2.4.3 Sufiks ........................................... 38
2.4.4 Konfiks .......................................... 39
Arti Tiap Afiks .................................... 41
2.5
2.5.1 Prefiks ........................................... 41
2.5.2 Infiks ...........................................
2.5.3 Sufiks ...........................................
2.5.4 Konfiks ..........................................
Reduplikasi ....................................... 46
2.6
2.6.1 Tipe-tipe Reduplikasi ............................... 46
2.6.2 Arti Reduplikasi ...................................46
2.6.3 Kombinasi Afiks dengan Reduplikasi ...................47
Kompositum ......................................47
2.7
2.7.1 Kompositum Utuh .................................47
2.7.2 Kompositum Lainnya ...............................48
3.
3.0
3.1
3.1.1
3.1.2
3.1.3
3.1.4
XII
Sintaksis .........................................49
Pengantar ........................................49
Konstruksi Kalimat .................................49
Kalimat Tunggal ...................................49
Kalimat Bersusun ..................................50
Kalimat Majemuk ..................................51
Kalimat Elips .....................................52
52
3.1.5 Kalimat Sampingan
3.1.6 Kalimat Urutan .................................... 53
3.1.7 Kalimat Minor .....................................54
Jenis Kalimat ......................................54
3.2
3.2.1 Kalimat Pernyataan .................................54
3.2.2 Kalimat Pertanyaan .................................55
3.2.3 Kalimat Perintah ...................................56
3.2.4 Kalimat Tambahan .................................57
3.2.5 Kalimat Jawaban ...................................58
3.2.6 Kalimat Seruan ...................................58
3.3
Klausa ........................................... 59
3.3.1 Klausa Verbal ..................................... 60
3.3.1.1 Klausa Transitif ................................... 60
3.3.1.2 Klausa Intransitif .................................. 63
3.3.2 Klausa Nonverbal ..................................63
3.3.3 Klausa Terikat .....................................6 4
Frase ............................................ 66
3.4
3.4.1 Frase Eksosentris ..................................67
3.4.2 Frase Endosentris ..................................67
3.5
Kata ............................................72
3.5.1 Kata Benda .......................................7 2
3.5.2 KataKerja ........................................ 73
3.5.3 KataSifat .........................................73
3.5.4 Kata Keterangan ...................................74
3.5.5 Kata Ganti ........................................7 4
3.5.6 Kata Bilangan ..................................... 76
3.5.7 Kata Depan .......................................77
3.5.8 Kata Sambung .....................................77
3.5.9 Kata Sandang .....................................77
3.5. 10 Kata Seru .........................................77
Daftar Pustaka .......................................... 79
Lampiran.............................................. 81
XIII
1. FONOLOGI
1.1 Peta Fonem
1.1.1 Vokal
Depart
Tertutup
Setengah tertutup
Terbuka
Tengah
Belakang
i
e
u
o
a
1.1.2 Konsonan
Bilabial Dental Retrofleks Palatal Velar Glotal
kg
C
bp
td
?
fl
n
m
Letupan
Nasal
Lateral
Lateral getar
Getar
Luncuran
Sernivokal
I
r
r
5
y
w
1.2 Contoh Pemakaian Tiap Fonem
a.
Fonem Vokal
lit
/inasa/
let
/esaka/
/urana/
'ikan'
'hujan'
'laki-laki'
b.
/0/
/onasa/
Ia!
Fonein Konsonan
/awu/
/b/
/bawine/
/p/
it/
/pisi/
/d!
/c/
/g/
/m/
in!
'kotoran'
'debu'
/tiana/
/darua/
/carnboka/
/kotore/
/agasa/
/ana?a/
/manara/
'pegang'
'anak'
'kerja'
'mati'
'hidung'
mate!
/iruna/
/lanita/
In
/r/
Is!
/h/
Lw!
1.3
'perempuan'
'kulit'
'perut'
'dua'
'cambuk'
'kotor'
'langit'
'silau'
'jaga'
/laita/
/riaga/
/riagai
/sambau/
/harale/
/waku/
'piring'
'satu'
'pedang'
'baru'
Variasi Fonetis
Di depan telah dinyatakan bahwa dalam bahasa Talaud terdapat
fonem-fonem Id, r, b, w, 1, 1, r, g, dan h/. Namun, ada data yang
menunjukkan variasi fonetis di antara foriem-fonem itu.
Contoh dari data tersebut ialah:
fdJ
/rJ
'dada'
doo
/
J - [ roo]
fbJ
1w]
[bawine] - /wawine]
'perempuan'
[1]
/1 J
[lima] - [lima]
2
'tangan'
[rJ
[r]
/ taran] — [taran]
'jantan'
/g] '[h]
[ gorena] —
'goreng'
[ horena]
Variasi fonetis lain terdapat pada penunggalan dan penggandaan bunyi, seperti:
it]
itt]
/ talattuga]
It!
— /taatuga]
fd
—
[leda J
[ddJ
/ ledda]
'punggung'
Id!
'kaki'
[mm][mJ
[haramma J — [harama]
/mf
[bb] —[b]
fbi
I rabbi I
—
i
'garam'
rabi]
'malam'
[111 — '1 1 1
—
/ alo]
I allo]
Ill
[nn] "-[n]
tonna / —
/ tona]
In!
'-[g]
/g/
[gg]
I sangga]
fss]
[saga]
—
-'[s]
[ij
/i : ]
narino]
[
—
/ nan: no]
[u]
'- [u :1
[papusoJ -
101
/
narolo]
[a]
[awu]
-'
I
'tahun'
'arus'
Is!
lu
'benar'
fuf
papu: so]
[0:]
—.
'siang'
/ naro : lo]
[a:]
[a : wu]
—
'jantung'
fof
'basah'
'debu'
3
1.4 Distribusi Fonem Tunggal
1.4.1 Vokal
Posisi awal
'gigi'
/isi/
/i/
'ipar'
/ipaga/
'ikan'
/inasa/
Posisi Tengah
/alimbu/
/rawira/
/masin?a/
'tempurung'
'putih'
'tahu'
/niasii/
/samati/
/pangi/
Posisi A khir
'pernalu'
'tornat'
'ubi kayu'
'ternan'
'tidak'
'habis'
'kebaya'
,pepaya
laba-laba
/e/
/esa?a/
/eo?a/
/epa/
'laki-laki'
'burung maleo'
'sekam'
/masetjota/
/ma?elega/
/uele/
'berlayar'
'melihat'
'tergantung'
/hawe/
/tawe/
/tate/
/a/
/asana/
/atoana/
lanai
'perahu'
'ular'
'karena'
fsampu/
/rambia/
'udang'
'rumbia, sagu'
/abala/
/apala/
/aliinbuwuta/
/o/
/ole/
/ore!
/one!
'talas'
'ya
'buritan'
/rona/
/po?i/
/tonoke/
'ompong'
'terung'
'tanjung'
/a?aro/
/mandeno/
/woto/
'SiSir'
'mandi'
'konde'
'sanggul'
'berak'
/u/
/uta?a/
/undama/
/uwa/
'rambut'
'obat'
'mesiu'
/isude/
/sumpita/
/lun?uta/
'di situ'
'sumpit'
'lumut'
/umuru/
/anuu/
/tarnbuu/
'kuku'
lancing'
'knop'
1.4.2 Kansonan
Posisi awal
I b / /binalanana/
/buala/
/busa?a/
LD
'angkasa'
'buaya'
'pisang'
Posisi tengah
/labo/
/manambo/
'becek'
'banyak'
-
Posisi akhir
/polokau/
/pandume/
'lebah madu'
'gundul'
'maksudnya'
/papuso/
/pusida/
'jantung'
'pusat'
-
It /
/tambu?u/
/tinumala?a/
/tumumpa/
lancing'
'terbang'
'terjun'
/tata/
/tawu/
'mentah'
'kemaluan laki-laki'
-
Id/
/dalana/
/danane/
/donane/
'jalan'
'dahannya'
'daunnya'
/ude/
/rada?a/
'itu'
'penyakit'
--
/c/
/camboka/
/dikare/
fcuka/
'cambuk'
'penuh sesal'
'cuka'
/macan/
/kacana/
'macan'
'kacang'
-
/k/
/kado/
/kadio?a/
/kura/
'tunggu, akan'
'kedil'
'kelantang'
/lakane/
/sinaka/
'teras'
'dipukul'
-
I p/
/puj4
-
Posisi awal
/g/
/gau/
/gawe/
/nI
'egang'
'kurus sekali'
Imarnuta/
/ramuta/
'muntah'
'merah, kemerah-inerahan'
'sudah mati'
'kelapa'
'beringin'
/manara/
/sua/
'kerja'
'ditangan'
'hidung'
'nganga'
/na,ja/
/maau/
'nganga'
'mengaku'
'lidali'
'punai'
'jilat'
/bale/
/dala/
'bola'
'di sana'
/bale/
'rurnah'
'ekor'
,'laluma/
'liar'
'banyak'
'perdalani'
/rialu/
/ranta/
/rarua/
'banyak'
'datang'
'dua'
/are/
/mapia/
/mandiri/
/meda/
mate!
/niuka/
Inunu?aI
/q/
/l)iruna/
/ana/
/1/
lila!
/iungu/
/lewa/
/lulu/
IliaiuI
/r/
'tangkap'
'teman'
'gunanya'
'baik'
'tidak mau'
'meja'
/agasa/
/naragasa/
/gunane/
Im/
Posisi akhir
Posisi tengah
/tole/
lane!
/arana/
'dagu'
'jangan'
'nama'
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
/r/
/riwa/
/rata/
true!
/ s / /seka/
/suta/
/saka/
/hI
/hawe/
/harisa/
/hu l a/
/w/
/wanua/
/waila/
/wuala/
/bara/
/bunera/
'darah'
'bara'
'bendera'
-
'hapus, bersihkan'
'masuk'
'pukul'
/sasane/
/risa/
'sendiri'
'merica, lada, cabai'
-
'teman'
'garis'
'gula'
/bahia/
/matahia/
/bahewa/
'bohong'
'membagi'
'besar'
-
'pangkuan'
'potong, semeblih'
'biras'
/aLa/
'negeri, kampung'
'kebun'
'buaya'
Catatan:
Fonem-fonem tunggal nonsilabis yaitu fonem konsonan pada
bahasa Talaud (BT) yang bersifat vokalis itu tidak terdapat pada akhir
suku kata. Kecuali di dalam frase atau kata majemuk.
/ rn /
InI
ratu +
meda +
wale +
sawa +
banua
baine
datu
tuari
--- /ratum banua/
--- /medam baine/
--- /walen datu/
--- /sawan tuari/
'raja negeri'
'meja orang lain'
'ruinab raja'
'istri adik'
/n/
/? /
---- /rarantaxj kiami/
raranta + iami
--- /tanatazj guru/
tanata + guru
ana?a + pahulu --- lana? pahulu/
busa?a + lahano --- /bua? lahano/
panduma + ana?a --- /pandumu? ana?a/
1.4.3
Fonem-fonem Tunggal Silabis
1.4.3.1 Vokal
Posisi awal
/i/
'kedatangan kami'
'pesanan guru'
'anak sulung'
'pisang masak'
'maksud anak'
Posisi akhir
Posisi tengah
/isi/
'gigi'
/ma?ire/
'berjanji'
/niii/
'digigit'
/ire!
'janji'
'orang Cina'
/naite/
'ke sana'
'akan digeser'
/inai/
/rantai/
'ke sana'
'datangi'
'biru'
'gatal (talas)'
'tergantung'
/bale/
/bal e/
'rumah'
'bola'
'naik'
/ere/
/era/
'laki-laki'
'seperti'
'kelelawarjantan'
/iirul
/maelo/
lmaero/
/uaele/
/ a/
/asana/
/apeka/
/arodi/
'perahu'
'amapas kelapa'
'begitu'
/saal anal
/baana/
/ma?ana?a/
'perahu'
'bekalan'
'bermain seperti
anak-anak'
lbualal
I ala!
/pala/
'buaya'
'kaya'
'piring dan
tempurung'
/o/
/ornena/
/owo?a/
'janggut'
'tahi mata'
/so? ola/
'batuk'
'berteka-teki'
/mat4o/
'penakut'
'tajam'
/inse/
/e/
/esaka/
/ma?oo/
/sae/
/maroro/
IU/
/uro/
/uwa/
/uta?a/
'talas'
/mamoo/
'makan'
/narolo/
'basah'
'tanda larangan'
'mesiu'
'rambut'
/lauba/
'baju'
'bagaimana'
'orang'
/uru/
/tuwu/
/balu/
'berak'
'tehu'
'tumbuk'
/rnaura/
/taumata/
1.4.3.2 Konsonan
Dalam BT tidak ada konsonan yang berdiri sendiri sebagai silabe
(suku kata). Yang ada hanyalah fonern konsonan yang dilengkapi vokal
untuk menjadi sebuah suku kata. Dengan demikian, maka seinua
konsonan boleh menjadi silabepada posisi awal, tengah, dan akhir.
Pengecualiannya ialah fonern konsonan itu sendiri tidak dapat menduduki posisi akhir kata.
Fonem
/b/
I I
p
/t/
7d/
/ c/
Awal
'kebun'
'buaya'
/papala/
'papan'
/manapu/ 'menyapu'
'bocor'
/turo/
'bata'
/tela/
'darah'
/dara/
'jelek'
/daleo/.
/cainboka/ 'cambuk'
/baila/
/buala/
Tengah
'baju'
/paraba/ 'pelubang'
'di mana'
/suapa/
/ereapa/
'bagairnana'
'besi'
/ataa/
'betul'
/atona/
'ludah'
/adu/
/madaine/ 'berdamai'
'rencana'
/rancan/
/lauba/
Akhir
-
-
-
-
Fonem
/ k/
Awal
lcandu/
/karie/
/kiti/
/g/
/gawe/
/gula/
/m/
/n/
/n/
/1/
/r/
/T/
/maau/
/mona/
/nana/
/niaro/
/rjiruna/
/,3unutal
/lae/
/lua?a/
/u1u/
/luai/
/ramea/
/ruria/
/roso/
/bara/
IwI
IhI
10
AIt/iir
'candu'
'jangan'
'selalu'
/pancura/
/rnakado/
/waka/
'pancuran'
'menunggu'
'pasir, berat'
'teman'
'gula'
/magawe/
/agasa/
'berteinan'
'pegang'
'pendek'
'haluan'
'nanah'
'dirampas'
'hidung'
'berkelip'
'tunas ubi'
'oinbak'
'liar'
'tangis'
/amata/
/umui/
/ana/
/buija/
/baila/
/wala/
'berjalan'
'berteriak'
'karena'
'telah jatuh'
'mengambil'
'sombong'
'kebun'
'biarkan'
/a-l a-la/
/ulaa/
'sukar didapat'
'bakul'
/aruane/
'kedua'
'jauh'
'dibentuk'
'biawak'
'gosok'
'merah'
/rosa/
'keramaian'
'dunia'
'di atas'
'bara'
'darah'
'remah'
/sunapo/
/suta/
'ditanjung'
'masuk'
IjaaI
/s/
Tengah
/nanawo/
/maljanu/
/marau/
/riruna/
/asuara/
/bura/
/mararnu/
/aso/
/awusu/
-
-
-
-
-
-
-
'kasau'
'dusta'
/wuala/
/wuata/
/wusa?a/
'buaya'
'angkat'
'pisang'
/wawi/
'babi'
/wuwuna/ 'piara'
/wawinw/ 'perempuan'
/hahau/
/hunane/
/hemona/
Iheijoma/
'penangkap' /bahewa/ 'besar'
'gunanya'
/haharisa/ 'penggaris'
'kumpulkan' /pahulu/ 'suiting'
'katupkan mulut'
-
-
-
-
-
Dalam BT fonem /h/ bervariasi dengan fonem /g/. Jadi /hahau/ =
/gahau/, /hunane/ = /gunane/.
Pada tengah kata dan akhir kata hal itu tidak bisa, misalnya
/bahewa/ tidak boleh menjadi /bagewa/, dan lain-lain.
1.5 Distribusi Gugus Fonem
1.5.1 Vokal
Posisi awal
Dalam BT terasa ada vokal ganda seperti ii uu, ee, oo, dan aa.
Namun, gugus vokal itu tidak diucapkan sebagai i atau a panjang seperti
dalam bahasa Belanda, melainkan merupakan silabe sendiri, dengan atau
tanpa konsonan. Jika gugus fonem itu diucapkan atau dituliskan sebagai
satu fonem, maka hal itu dapat dianggap sebagai gugus fonem vokal.
/iamana/
/iamif
/ia?u/
/iuru/
/iesoga/
Aire/
/uaaru/
luau!
/uaseeta/
/uarame/
/uiita/
/uele/
----------------------
/iyamana/
/iyami/
/iya?u/
/iyuru/
/iyesoga/
fiyiref
/waaru/
---- /waif/
---- /waseeta/
---- /warame/
tetap
/uiita/
tetap
/uele/
--/yamana/ 'ayah'
--/yami/
'kami'
--/ya?u/
'aku'
---/yuru/
'diberakkan'
---/yesoga/
'digosok'
---/yire/
'dijanjikan'
'tertunduk'
'bergigit-gigitan'
'bermusuh-musuhan'
'saling berdamai'
'terikat'
'tergantung'
Dari contoh di atas ternyata bahwa hanya ada dua gugus fonem vokal,
yakni gugus-i dan gugus-u. Yang lain tetap terpisah (lihat contoh
terakhir) dan tidak dapat dipandang sebagai gugusan atau kelompok
fonem.
Posisi tengah
Sepanjang penyelidikan kami, dalam BT belum terdapat gugus
fonem vokal pada tengah kata. Jadi, dianggap tidak ada.
11
Posisi akhir
Seperti halnya dengan posisi fonem vokal pada tengah kata, maka
dalam BT belum juga kami temui hal itu pada akhir kata.
1.5.2 Konsonan
Posisi awal
/prake/
/prungu/
/pranko/
/spiñl
/spanal
fspeda/
fspoita/
/swanaka/
/swara/
/swaka/
'sekam'
'belanda'
'blangkit (selirnut)'
'penghalang'
'tiket, prak'
'perunggu'
'perangko'
'sopir'
'tegang'
'sepeda'
'penyemprot'
'Utara'
'biawak'
'lemah'
Posisi tengah
/saprei/
/ampraka/
/sandruma/
/santreka/
/pinaspana/
/pinaprangkoana/
/pinaspoitana/
/pinaprakeana/
/pinabiaatana/
/pinaswana/
/pinaspedana/
'pengalas meja'
'permintaan'
'satu drum (tong)'
'satu oto trek/truk'
'dipertegang, ditegangkan'
'diberi perangko'
'disemprot'
'diberi tiket/prak'
'diperhalang, dirintangi'
'diperistri'
'dijalani dengan sepeda'
/blaa/
/blanda/
/blanke/
/blaata/
Posisi akhir
Tidak ada fonem konsonan baik tunggal maupun majemuk yang
terdapat pada posisi akhir kata dalain BT. Sebabnya ialah BT termasuk
12
bahasa yaang vokalis yang selalu berakhir dengan vokal. Hanya dialek
Nanusa—Miangas yang banyak berakhir dengan bunyi hamzah (glotal
stop).
Cata tan
a.
Gugus fonem konsonan atau Cluster dalam BT hanya berasal dan
BA (Bahasa Asing), misalnya:
/blanke/ 'blangkit, selimut tebal'
/blanko/ 'bangko, daftar isian'
/pranko/ 'perangko'
/spana/ 'spaning, tegangan'
/kontraka/ 'kontrak'
b.
Gugus konsonan dalam BT dapat dihilangkan dengan jalan menyi.
sipkan fonem Ia/ di antara gugus konsonan itu.
'sekam'
'belanda'
/prake/
—/parake/
'pasasi, tiket'
—/sapoita/
'penyemprot'
/spoita/
—/sawanaka/ 'angin utara'
/swanaka/
/sprei/— —/siperei, saparei/'pengalas tempat tidur'
/pinaprankoana/— —/pinaparankoana/'dibeni berperangko'
/blaa/—
-
/blanda/
-
-
—/bala?a/
—/balanda/
-
-
-
-
-
-
-
-
1.6 Ciii Prosodi
1.6.1 Tekanan
Tekanan dalam BT tennasuk hal yang sangat penting sebab dapat
membedakan anti. Hanya agak sulit untuk membenikan tanda pembeda
yang menyatakan hal itu.
/apala/
/apala/
/poi/
/uraiial
/ui:ana/
/suaña/
/uaña/
'kapal'
'papaya'
'terung' (sayur)
'di sana (menunjukkan arah)'
'hujan'.
'diapakan'
'pada makanan'
'tanamlah' /isuaniia/ 'akan ditanam'
Kata yang bertanda ganis di atasnya itu berarti mendapat tekanan.
13
1.6.2 Nada
Nada dalam BT tidak penting sebab tidak membedakan arti, hanya
untuk menentukan lagu saja. Tiap dialek mempunyai nada sendiri,
namun semuanya dapat memahami percakapan itu. Jadi, hampir sama
halnya dengan nada dalam bahasa Indonesia.
1.6.3 Persendian
Panjang pendeknya ucapan tidak mempengaruhi arti. Bila sebuah
kata diucapkan terlalu cepat, maka terjadi penyingkatan. Dua bunyi yang
berdekatan saling mempengaruhi dan seringkali menimbulkan persendian.
Hal itu teijadi pada bunyi i + V menjadi YV dan u + V menjadi NV.
V adalah vokal.
/ia?u/—
iya?u
ya?u
'saya, aku'
—iyami
yami 'kami'
iyamiu
yamiu 'karnu'
/iamiu/—
'dugali'
yali
iyaij
haul—
wado
/uado/—
'tersimpan'
/uae/— - - - wae
'air'
'tergantung'
Iuele/— - - - wele
'sedang menggigit'
/uii/ - - - - wii
/uarasa/— - - saling berdebat
/iami/—
-
-
-
-
-
-
-
1.7
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Pola Suku Kata
Ekasuku
Sepanjang penelitian kami BT rupanya tidak mempunyai kata yang
ekasuku. Yang ada hanyalah kata ambilan dan bahasa Indonesia atau
bahasa asing dan bahasa daerah.
/ya/
/pro/
Rumusnya : (K) (K) V
'ya'
'pro, setuju, memihak'
Dwisuku, umumnya mempunyai rumus V, Ky, VK.
/anu/
'ambil'
/bale/
'bola'
/ranta/
'datang'
mambo!
'banyak'
/pia/
'ada'
'gigit'
hit
14
/uu/
tool
'kokok'
'teka-teki'
'engkau, kau'
'teriak'
ho!
/ui/
Trisuku
Rumusnya V, Ky, KVK
/atampu/
/manambe/
/rumanta/
/sumuta/
/banua/
/kameja/
/mapia/
'sejenis ular kecil'
'banyak sekali'
'akan datang'
'akan masuk'
'negeri'
'kemeja'
'bagus', 'balk'.
Catursuku
/ato ana/
/taumata/
/maramaga/
/mananoma/
/mananoma/
/mananaru/
/maransanga/
/mandaroda/
/madarana/
'ular'
'orang'
'cantik, gagah, manis'
'orang yang menyala'
'orang yang menjala'
'orang yang rnenjamu makan'
'cantik, ganteng, indah, manis'
'orang yang mencari nafkah dengan roda'
'berdarah'
Pancasuku
/ mamamanua/
/madaramea/
/taraawusu/
/ taraawuana/
/nitarapangku/
'orang yang mendiami, penduduk'
'orang yang berpesta'
'orang yang suka menipu'
'banyak kali berbuah'
'kujaga'
Sadsuku (bersuku enam)
/pinandodanute/
'telah kau jadikan tempat mencari (bekerja) dengan
roda'
15
/pamanarangkute/ 'telah kujadikan tempat bekerja'
/pabailanute/
'telah kau jadikan tempat berke bun'
Saptasuku (bersuku tujuh)
/pinatatamboana/ 'telah dijadikan tempat bergumul/berkelahi'
/bawailanitou/
'tempat dia berkebun'
/bawanuaniami/
'tempat kami tinggal'
Catatan:
1.8
Dalam BT kata dasar itu pada umumnya bersuku dua
(dwisuku) saja, tetapi kata jadian banyak sekali suku
katanya, sampai sepuluh Iebih. Teiiemahan suku kata yang
panjang itu merupakan sebuah kalimat.
Teks dan Terjemahan
Su sambau tempo pia atoana bahewa nirumanta. Unni ratu Wonte
Bulawanna, "Ate io ma 'ura!" Ya 'u nirumanta madoronga si woi Melli
Sangianga "
E, i ratu Wonte Bulawanna ere ola 'u matianga. mdi atoanna wuru i
woi Melli Sangiang. Nai u atunangare, unnu Ratu namago ude awingngi
tou wuru ana'itou, "susa.
Susa lai indL Ere ola 'u lawa 'a mdi I lengkade reapa ia. Ratade ana 'i
dua e pirarabi awingnge winatangnga" E unni woi Warabulaenna,
"Paiwalote si momo '
E nibaggoante ude ana 'a i Woi Me/li Sangiangnga. "0, momo, ate
reapa mdi. Ratade atoanna mdi mappulu matunangasio, maahianna.
Araew Ya 'u kiti fore ana Ya 'u ere ola 'unilawaanna" unnude Sangiangnga
i Woi Me/li Sangiangnga, "A rendi ama, ude ham pa" Ere apa. "Maleneya 'u
indite mattonengnga e atoanna (. . . ) ". if matoningngu e rea. Unni
tou, "Yalu matoningngu bali ungnga, matoningngu halele, matoningngu
alawolu diahi apang kipaola 'a alawo 'u diahi apang kipaola 'a aiwu 'u
manara ( ... )"
Teilemahan
Pada suatu hari ada seekor ular besar. Kata Raja Wulan, "Ho, kau
mau perlu apa!"
"Saya datang untuk bertunangan dengan putri Melli Sangiang.
E. Raja Wulabulawanna seperti agak terperanjat. Ular mi mau
16
melamar. Tidak mungkin. Karena dia takut maka katanya, "Jadilah."
Lalu bertunanganlah ular itu dengan putri Molli Sanginang. Setelah sudah
bertunangan, raja memanggil istrinya dan anaknya, "Susah sekali dan
aneh rupanya. Bagaimana menyelesaikannya. Bagaimana pula anak kita
esok lusa suaminya datang" Berkatalah putri Wulabulanna, "Tanyakanlah kepada si putri."
Lalu dipanggil anak itu si putri Melli Sangiang. "0 putri,
bagaimanakah pendapatmu kalau ular mi ingin bertunangan dengan
kau? Tadi saya telah menyetujui karena saya seperti kena sihir rupanya."
Kata putri Molli Sangiang itu, "Begini Ayah, itu mudah." Jadi bagaimana?
"Artinya saya sekarang meminta sangat kepada ular (. . )." Nah,
meminta bagaimana? Katanya, saya akan meminta beliung, ineminta
pedang, meminta segala macam pekerjaan ( .... )
17
2.
2.1
MORFOLOGI
Afiksasi
Bahasa Talaud mengenal pula bentuk kata turunan yang terjadi
karena proses afiksas. Afiks (imbuhan) dalam bahasa Talaud itu dapat
dibagi inenurut posisinya: (I) prefiks, (2) infiks, (3) sufiks, dan (4)
konfiks.
2.1.1 Prefiks
Prefiks BT pada umumnya produktif. Prefiks itu adalah sebagai
berikut (disusun menurut abjad):
a— }
{ i— }
seperti pada kata:
'jahat sekali'
aleo
asingka 'tahu sekali'
atohassa 'kuat sekali'
seperti pada kata:
irame
isappa
iwalo
{ ma— } seperti pada kata:
'dikunyahkan'
'diberitahukan'
manganu 'akan
man ganu 'akan mengambil'
mabasa
'akan membaca'
matiilla
'akan tidur'
19
{ na— } seperti pada kata:
nanganu
nabasa
nanawo
'sudah mengambil'
'sudah membaca'
'sudah jatuh'
{ ni—
nianu
nframe
niwawa
'didamaikan'
'didukung'
panganu
pamasa
panio
'bacalah'
'petiklah'
pina-_} seperti pada kata:
pangame
pinaanu
pinasapu
pinapate
'jangkaulah'
'telah diambil'
'telah disapu'
'telah dibunuh'
sa._-}
seperti pada kata:
sambua
sanbaola
San tege
'seekor ikan'
'sebungkus'
'setetes air'
ua-_}
seperti pada kata:
ua!la
uatanibe
uapate
'terbuka
'saling bergumul'
'saling membunuh'
pa_}
seperti pada kata:
seperti pada kata:
{
{
{
{
2.1 .2 Infiks
Dalam BT hanya ada tiga macam infiks yakni:
20
'dipukul'
'ditampi'
'dibiarkan'
{_n_}
seperti pada kata:
sinakka
tinappa
winala
{_um_-}
seperti pada kata:
rumanta 'akan datang'
'akan masuk'
sunutta
tumunipa 'akan terjun'
{_inum_}
seperti pada kata
sinumutta 'telah inasuk'
tinumuro 'telab bocor'
linumuwo 'telah tumbuh'
Jika kata dasar rnulai dengan vokal, maka infiks —in—, dan —urn—,
menjadi seperti awalan, rnisalnya:
inanu 'diambil';
anu - - uru -- -. -+ inuru 'diberak';
umuru
umanna
'akan berak'
'akan makan'
2.1.3 Sufiks
—anna
(_j
seperti pada kata:
'akan dihabiskan'
attanna
tambarina 'akan ditarnbah'
rupanna 'akan dihantarn'
seperti pada kata:
baloi
burai
bagoi
lam tei
'beritahukanlah'
'bubuhlah, gosoklah'
'panggillah'
'beri sisalah'
seperti pada kata:
iamangku
inangku
turangku
'ibuku'
'saudaraku'
seperti pada kata:
balene
tampane
sawane
'rurnahnya'
'ternpatnya'
'istri/suaminya'
seperti pada kata:
balenu
hawenu
ledanu
baleu
bukeu
tuariu
'rumahmu'
'teinanmu'
'kakimu'
'rumahku'
'bukuku'
'adikku'
natete
ratate
pat ete
'sudah rnatilah'
'potonglah'
'bunuhlah'
}
—ku
}
{
—ne
}
{_nu}
seperti pada kata:
(_u
}
{_te}
seperti pada kata:
2.1.4 Konfiks
{ ni - anna } seperti pada kata:
nitambanna
niuwusanna
nisu tanna
'ditamba'
'diberi penawar'
'dimasuki'
21
ni -- ku
{
seperti pada kata:
niangku
nirantangku 'kudatangi'
niwaloangkzi 'kuberitahu'
seperti pada kata:
niratanrzu
niwaloannu
'kaudatangi'
'kauberitahu'
seperti pada kata:
nianuu
nirombau
nisekau
:kurombak'
'kusapu'
}
{ni
ni
-
-
u
}
{
pa
-
anna}
seperti pada kata:
pabailanna
{
pasuananna
pasiolanna
pabasanna
pa
-
ku
seperti pada kata
'tempat berkebun.'
'tempat bertanain'
'tempat bersekolah'
'tempat membaca'
pabailangku' 'tempatku berta-
}
pamansariangku 'tempatku
mencari/bekerja'
pannalangangku 'tempatku
berm am'
{ pa - ne} seperti pada kata:
palnamanaranne
pamoretanne
pasasombanne
'tempat dia bekerja'
'tempat dia menulis'
'tempat dia bertmu'
{ pi - ku} seperti pada kata:
pinaangku
pinaarangku
pinasirungangku
22
'saya makan', 'kumakan'
'kukarang'
'tempatku berlindung'
{ pi - ric} seperti pada kata
pinaanene
pinaamene
pinapedane
{ pi - u} seperti pada kata
pirzaanuu
pinasapuu
'dikutuknya'
'dij angkaunya'
'dihapusnya'
pinaaneU 'kulaknati'
'kuambil'
'kusapu'
2.2 Morfofonemik
2.2.1 Morfe,n Awalan
Awalan [a—] tidak menyebabkan perubahan bentuk dasarnya,
seperti pada kata:
asusa 'susah sekali'
arau 'jauh sekali'
anambo 'banyak sekali'
Jika a— diikuti oleh vokal awal bentuk dasar, maka terjadilah bunyi
hamzah, misalnya:
Catatan: Dalam bahasa Talaud tidak ada diftong au karena itu, u adalah
akhiran pada tiap kata turunan yang berakhir dengan vokal lainnya.
a' anu
a'ala'a
a'uru
'ambil-ambillah'
'buatlah'
'berak-beraklah'
{i_} tidak mengubah bentuk kata dasar, misalnya:
isu tta
'akan djmasukkan'
iwattia
'akan diceritakari'
iuru
'akan diberakkan'
{ ma} bisa atau dengan tanpa mengalami
maanu
mapare
mapita
'dapat mengambil'; anganu 'akan mengambilkan'
'dapat membunuh'
'dapat memegang'
23
masapu
manappa
'dapat menyapu'
'akan menampi'
na_-} sama ha!nya dengan ma—, seperti pada kata:
{
naanu
napau I/a
masakka
nataapa
naundarna
nanganu
namuulla
nanakka
nangundama
'telah dapat mengambil'
'telah dapat memukul'
'telah dapat mencambuk'
te1ah dapat menangkap'
'ielah dapat mengobati'
'telah mengambil'
'telah ineinukul'
'telah mencambuk'
'telah mengobati'
nij tidak inengubah bentuk kata dasar, misalnya:
rtiatta
'dihabiskan sisa airnya'
niola'a
'dibuat'
nisumpa
'disumpah'
{ pa_} sama halnya dengan ma—,
paanu
pabasa
patappa
pasakka
panganu
pamasa
panappa
panakka
'ambil sampai dapat'
'bacalah sampai dapat'
'tampilah sampai bersih'
'pukullah sampal sakit'
'ambilah'
baca1ah'
'tampilah'
'pukullah'
pina__} bisa th Ingan atau tanpa persengauan, misalnya:
pinaanu
pina4tta
pinasapu
pinatukka
pinanganu
pinangaatta
24
'telah diambil dengan usaha/paksa
'telah dihabiskan dengan usaha'
'telah disapu dengan usaha/betul'
'telah ditusuk dengan betul/baik'
'dibuat alat pengambil'
'telah dibuat alat penghabis'
pinanapu
pinanukka
'telah dibuat alat penyapu'
'telah dibuat alat penusuk'
{ sa_} mengalami persengauan sehingga mengubah kata dasar yang bersangkutan, rnisalnya:
sambaissa
sandaru
sampelo
sanggaweanfla
'seikat'; sampuna 'serumpun'
'sepotong'; sambua 'seekor'
'sesampan, seisi sampan'
'sesama teman'
Jika sa— ditambah/diikuti vokal, maka menjadi:
sang/ca—, misalnya:
'sama-sama berjanji'
sangkaire
'sama-sama ya'
sangkeire
'sama-sama berak'
sangkauru
Jika sangka - diikuti konsonan, maka menjadi awalan, misalnya:
sangkatou
sangkarupa
'seorang din'
'sama-sama memukul'
{ ua_} tidak mengubah bentuk kata dasar yang diikutinya, misalnya:
uawakka
uapate
uarasa
uaitu
'saling menjangkau'
'saling membunuh'
'saling bertengkar'
'agak hitam'
2.2.2 Morfem Sisipan
{_in_}mengubah kata dasar. Tempat{_ in _}di antara fonem pertama,
dan kedua suku awal. Jadi, sama halnya dengan sisipan di dalam bahasa
Indonesia (—el—, —em—, —er--) misalnya:
binasa
tinapa
sinakka
'dibaca'
'dipanggang'
'dipukul'
pinate
pinuria
winura
'dibunuh'
'disirat'
'dibubuh'
25
Pada kata dasarnya mulai dengan vokal, —in menjadi awalan rd—. Artinya sama saja (hanya bentuknya berubah), misalnya:
inanu
manna
inuru
'diambil'
'dimakan'
'diberakkan'
winalu
nibalu
niseka
'diubah'
'diubah'
'disapu'
{_um_} sama halnya dengan —in, misalnya:
umanna
urnuru
sumappa
urniru 'akan berpisah'
urnire 'akan setuju'
surnutta 'akan masuk'
'akan makan'
'akan berak'
akan mengunyah'
{_inum_-} sama halnya dengan —in - dan —urn—, misalnya:
'telah makan'
inurnanna
sinurnappa
'telah mengunyah'
tinurnuwu
'telah tumbuh'
2.2.3 Morfem Sufiks
inurnuru
'telah berak'
{_anna } jika mengikuti a, maka menjadi —nna (a hilang), misalnya:
attd
attanna
dupa dupanna
tamba tarn banna
wira
wiranna
gatto gattoanna
'dihabiskan sisanya'
'dipukul betul'
'akan ditambah'
'akan diperputih'
'akan diajak berbicara'
{_i} tidak mengubah kata dasar yang disertainya, misalnya:
rantai
suttai
elei
ternmai
'lantangi'
'masuki'
'gantungi'
'rasai'
punai
saei
ulei
'surati'
'naiki'
'teguh kembali'
{—ku}pada kata yang trisuku, kadang-kadang menjadi: —ngku dan suku akhir kata itu hilang. Yang lainnya tetap tidak berubah, misalnya:
turanga - - urinna - pandurna - -+
-lima
26
turangku 'saudaraku'
'belangaku'
uringku
pandurnangku 'maksudku'
'tanganku'
lirnau
isi
bailla
seda
- - -*
--- - -+
isiu
bai'u
sedau
'gigiku'
'kebunku'
'jeratku'
{_me} jika mengikuti a, maka ne— menjadi —e saja.
panduma
turanga
sassila
urinna
-
-
-+
-
-
pandume
turange
sass fle
urinne
'maksudnya'
'saudaranya'
'sesalnya'
'belanganya'
Kalau vokal a akhir itu didahului hamzah, maka —ne menjadi —nge dan
harnzah hilang, misalnya:
-*
anangnge 'anaknya'
ana'a
busangnge 'pisangnya'
busa a
'penyakitnya'
radange
rada'a
-*
utangnge 'rambutnya'
uta'a
-
-
-
-
-
-
Dalam hal yang lain, —ne itu tetap —ne, misalnya':
bale
banua
talinga
-
-
-
balene
banuane
talingane
-
-
-
'bolanya'
'kampungnya, negerinya'
'telinganya'
_mu}jii.a mengikuti a yang didahului haxnzah, maka —nu menjadi —ngu
t an hamzah menjadi ngo.
Contoh:
busa z
ana'a
awa 'a
leta 'a
uta'a
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-*
-+
busangngu
anangngu
awangngu
letangngu
utatzgngU
'piSangmu'
'anakmu'
'badanmu'
'tanahmu'
'rambutmu'
Jika —flu mengikuti suku akhir na, maka menjadi —u,
misalnya:
baloannu 'kauberitahukan'
baloanna ----+
rupannua 'kaupukul'
rupahna
znasantza----inasannu 'kau makan ikan'
urinnu
'belangamu'
urinna -----f
27
{.._u}jiica mengikuti suku akhir a, maka a itu hilang dan akan menjadi u,
mi salnya:
anna
banna
soanna
tapanna
---*
---- f
--- f
annu
bannu
soannu
tapannu
'makananmu'
'ikat pinggangmu'
'bakulmu'
'kaupanggang'
Dalam hal lain, —u tidak mengubah bentuk kata dasar, misalnya:
wale
mata
buu
Kalau —u
=
---- p
-
waleu
matau
buuu
'rumahku'
'mataku'
'bukuku'
—ku, lihat bagian 1.3
2.2.4 Konfiks
KonfIks ni - ku}, sufik {_-ku) mengubah kata dasar ditambah dengan ng
atau ang, misalnya:
(embo
ranta
ni
----
nitemboangku
nirantangku
'kujenguk'
'kudatangi'
anna). pada kata da ar yang berakh: r a, maka —anna menjadi —nna
(a hilang), misalnya:
'ditambah'
tamba
---.nitambanna
tampa
nirampanna
'diberi berbawang'
uranna
-----+
niurananna
'dihujani'
wala
'dibiarkan'
-----*
niwalanna
-
---- ~
Lain daripada itu, —anna tetap tak berubah,
bago
awusu
wa'e
ni
{
28
-
--------.
--
bagoanna
niawusuanna
niwa'eanna
flu). tidak mengubah bentuk kata dasar,
nianunu
'kau ambil'
nipatenu 'kau bunuh'
'akan dipanggil'
'telah didustai'
'diceriterai'
nirammenu 'kau buang'
'kau kutuki'
nitalanu
{
ni_u} sufik {_u} mengubah bentuk kata dasar sebagai berikut:
'saya garis'
p
nihari'u
harissa
'saya paksa'
----+
niwata'u
wata'a
'saya tulis'
niwore'u
woreta
'saya pukul'
----+
nisakka'u
sakka
-- - --
Dalarn hal lain, ni—u tidak mengubah bentuk kata dasar, misalnya
tanata
'saya pesan'
nitanataU
wala
'saya biarkan'
niwalau
--- --f
wisara
pate
-----*
niwisarau
nipateu
'saya katakan'
'saya bunuh'
{ pa - anna } morfemf-anna}men .jadi —nna pada kata yang berakhir de ngan a, sedangkan pa— bisa tanpa atau dengan persengauan, misalnya:
anu
basa
-
panganuanna
pabasanna
'tempat mengambil'
'tempat membaca'
pa - ku} morfem{_ku} selalu mengikuti sengau , (ku),sedangkan
pa— tanpa atau dengan sengau:
bailla
boreta
tembo
sasapu
- - ---+
_--
paballangku
'tempatku berkebun'
pamoretangku 'tempatku menulis'
patemboangku 'tempatku menjenguk'
panapuangku
'tempatku menyapu'
{ pa - ne} morfem{pa_} mengalami atau tanpa sengau,
ucapkan —nne, misalnya:
damea
----+
padameanne
sirunga
deno
----+
pasirunagnne
pandenoanne
'tempatnya berbuat
keramajan'
'tempatnya mencari'
'tempatnya dia mandi'
Pada suku kata akhir yang bukan—a, —ne atau —nne menjadi —anne.
{pina - ku} sama halnya dengan {ni_-ku} , misanya:
danta
----+
pinadantangku 'kudatangi'
29
bago
tamba
tembo
sampaa
pinabagoangku
pinatambangku
---*
pinaremboangku
----+
pinasampaangku
-- ---*
-
-
'kupanggil'
'kutambah'
'kujenguk'
'kusambung'
2.3 Distribusi Tiap Afiks
2.3.1 Prefiks
{ a -} hanya pada kata sifat, misalnya:
ahewa
----+ 'besar sekali'
adi'a
----+ 'kecil sekali'
-----* 'banyak sekali'
anambo
atulu
----. 'sedikit sekali'
dipakai pada kata sifat dan kata kerja, misalnya:
ihewa
'dibesarkan'
iadio 'a
'diperkecil, dikecilkan'
irame
'didamaikan'
iwuli
'dihilangkan'
{ ma_} dipakai pada kata kerja, kata sifat, dan kata benda, misalnya:
mamasa
'pembaca'
mamura
'menyirat'
manggewa
'membesarkan'
mamira
'memutihkan'
mabailla
'berkebun'
massaalanna 'berperahu'
{i
Bedanya ialah {ma_} me{ na - } sania halnya dengan
{na - }.
nunjukkan waktu yang akan datang (future) sedangkan
na— untuk waktu lampau (past tense), misalnya:
naanu
'sudah dapat diambil'
narame
'sudah dapat didamaikan'
nawuli
'sudah hilang'
nasusa
'sudah susah, menderita'
nasaalanna 'sudah berperahu'
napadisa
'sudah panas matahari'
{ ni -} sama halnya dengan {ma— dan {na_} , misalnya:
nianu
'sudah diambil'
30
nirame
nitangga
niwawo
niwailla
'sudah didamaikan
'sudah ditinggikan'
'sudah direndahkan'
'sudah diperkebuni'
{pa_} dipakai pada kata kerja, kata sifat, kata benda, dan
bilangan, rnisalnya
pabasa, pamasa 'bacalah'
panapu
'inenyapulah'
panambo
'banyak-banyaklah'
parani
'dekat-dekatlah'
parau
'jauh-jauhlah'
parua
'dua kali'
palima
'lima kali'
pabailla
'berkebunlah'
pabale
'beruiriahlah'
kata
piria_-}sama halnya dengan {pa-} ditarnbah dengan kata benda, iruisalnya
pinabasa
'telah dihaca'
pinapatc'
'telah dibunuh'
pinabira
'telah diputihkan'
pinadani
'telah didekatkan'
pinabailla
'telah dibuat kebun'
pinaalu
'telah dibuat kayu api'
{sa_} selalu dipakai bersaina kata kerja dan kata benda, misalnya
sambaisa
'seikat'
sambaola
'sebungkus'
sanduru
'sepotong (daging)'
sam bale
'serumah'
sansaalanna
'seperahu'
sandoda
'seroda'
{
{ ua—} hanya d ipakai pada kata kerja dan sifat, misalnya:
uarasa
'saling bertengkar mulut'
uapate
'saling membunuh'
uasakka
'saling memukul'
uarame
'saling berdamai'
31
uaseetta
uaakkana
'saling bermusuhan'
'saling mengasthi'
2.3.2 Infiks
hanya dipakai pada kata kerja, misalnya
manna
'dimakan'
ininassa
'dijadikan ikan untuk diinakan'
sinutta
'dirnasukkan'
tinapa
'dipanggang' (pada api clan asap)
{--um_} pemakaiannya sama dengan {._in_}, misairiya:.
tumumpa
'akan terjun'
tumole
'akan mengikut, mengekor'
umanna
'akan makan'
uminassa
'akan makan ikan'
—inum-- Pemakaiannya { —in— }atau {_.um_} inisalnya:
sinumutta
'telah masuk'
tinumuro
'telah bocor'
tinumuwo
'telah tumbuh'
inumanna
'telah makan'
inumuru
'telah berak'
2.3.3 Sufiks
{anna } dipakai pada kata kerja, kata benda, dan kata sifat,
misalnya
'akan diambil'
anuanna
'akan dibiarkan'
balanna
'akan dijenguk'
temboanna
undamanna 'akan diobati'
risanna
'akan diberi merica/cabai'
'akan dijadikan putih'
wfranna
hebalanna
'akan dibesarkan'
{ _i} umumnya dipakai pada kata kerja dan sedikit pada kata
benda, rnisalnya
bagoi
'panggfflah'
burai
'gosoklah'
sarai
'batasilah'
punai
'siratilah (jala, dan lain-lain)'
32
wirai
risai
hulai
'putihkaiilah'
'berilah merica/cabai'
'berilah gula'
{_ku} hanya dipakai pada kata benda, misalnya:
'namaku'
arangku
'ibuku'
inangku
'saudaraku laki-laki'
maruaneu
'saudaraku perempuan'
wawineu
'rumahku'
waleu, baeu
{_ne) hanya dipakai pada kata benda, rnisalnya:
'rumahnya'
halene
'temannya'
hawene
'istri atau suarninya'
sawane
'sekolahnya'
siofane
{
ku) dan _ne}, misalnya:
_nu} sama halnya dengan
banuanu
'kampungmu, negerimu'
leddanu
'kakimu'
medanu
'mejamu'
pusaanu
'pusakaniu'
sasangngonu
'napasmu'
{
—u
{
{
}
{
-
sama halnya dengan {_ku). _nu}, dan {_ne}
buuu
'bukuku, lututku'
'parku, jodohku'
pareu
penau
'penaku'
rodau
'rodaku'
limau
'tanganku'
{
_te} dipakai pada kata kerja, kata sifat, dan kata bilangan, mi
salnya:
anute
'ambfflah'
patet
'bunuhlah'
pandete
'sudah pandai'
nasiuete
'sudah habis'
daruate, raruate 'sudah dua'
tatallute
'sudah tiga'
-
33
2.3.4 Konfiks
ni anna
-
}
{
dipakai pada kata kerja, kata sifat, kata benda,
kata bilangan, misalnya:
nirantanna
'didatangi'
'dimasuki'
nisu ttanna
'didustai'
niawusuanna
'diperbodohi'
niwodeanna
'diperkuda'
nikudanna
'diperkebuni'
nibailanna
'diduai, dijadikan dua'
niruanna
'ditigal, dijadikan tiga'
nitalluanna
dan
- ku) sama halnya dengan ni - anna,
niarangku
'kukarang'
nisuangku
'kutanam'
hiwirangku
'kuputihkan'
niramuangku
'kumerahkan'
nikudangku
'kuperkuda'
niiamangangku 'kuperayah, kupanggil ayah'
niruangku
'kuduai, kujadikan dua'
nilimangku
'kulimakan, kujadikan lima'
ni nu '
sama halnya dengan ni—anna dan ni ku, mi
salnya:
nirantannu, nidantannu 'kau datangi'
'kauberitahukan'
niwaloannu
'kautinggikan'
nitangganu
'kaurendahkan'
niwawanu
'kauperkebuni'
nibailannu
'kauperkuda'
nikudannu
'kaupertiga, kau jadikan
nitalluannu
tiga'
'kauperdua, kau jadikan dua'
niruannu
'kaupertujuh'
nippitunu
ni U)
dipakai pada kata seperti pada ( rd—nu )tersebut
misalnya:
nianuu
'kuambil'
niazou
'kurampas atau kusisir'
{ iii
-
{
-
{
34
-
-
{
'kusambung'
nisampau
'kudamaikan'
nirameu
'kubutakan'
niwutau
'kufoto'
nipotou
'kugaris'
'U
nihari
tetapi tidak pada kata bilangan.
pa - anna) dipakai pada kata kerja, kata sifat, dan kata benda,
misalnya:
'dijangkau sampai dapat'
paameanna
'diambil sampai dapat'
paanuanna
'disapu sampai bersih'
pasapuanna
'diperpandai sampai pandai'
papandêanna
patangganna
'dipertinggi sampai tinggi'
'tempat bersekolah'
pasiolanna
pamoretanna
'tempat menulis'
pa - ku }
{
pa - ne}
{
hanya dipakai pada kata benda dan kata kerja, misalnya:
pabasangku
'tempatku membaca'
pabailangku
'tempatku berkebun'
pamoretangku 'tempatku menu1is
pamanarangku 'tempatku bekerja'
pananalanganku 'tempatku bermain'
sama halnya dengan{pa - ku). misalnya
pabasanne
'tempatnya membaca'
pasiolanne
'tempatnya bersekolah'
padameanne
'tempatnya membuat keramaian'
pasirunganne
'tempatnya berlindung'
pan tareanne
'tempatnya mengisi sesuatu'
pan tapanne
'tempatnya memanggang'
2.4
Fungsi Tiap Afiks (Imbuhan)
2.4.1 Prefiks
menyatakan kesungguhan atau mengeraskan arti kata da{ a -}
sar (kata sifat), misalnya
aleo
'jahat sekali'
anambe
'banyak sekali, banyak benar'
35
i
{
{
-
}
ma -}
apia
'bagus sekali'
'kuat sekali, kuat benar'
atohassa
membentuk kata sifat menjadi kata kerja,
-----* ihewa 'dibesarkan'
hewa (besar)
tangga (tinggi)
'ditinggikan'
itaga
wawao (rendah) ----* iwawo 'direndahkan'
rani (dekat)
irani
'didekatkan'
membentuk kata benda dan kata sifat menjadi kata
kerja, misalnya
bailla (kebun) ----+ mabailla 'berkebun'
-----* manapu
'menyapu'
sapu (sapu)
tunu (bakar)
mattunu
'membakar'
ranu, dau (jauh)
mandau
'menjauh'
----f
mandalco 'memperjahat'
daleo (jahat)
(na -)
fungsinya sama dengan ma—, misalnya:
nabale 'telah berumah'
bale
(rumah)
-------* nabale 'telah bermain bola'
bale
(bola)
----* nabiakka 'telah hidup'
biakka (hidup)
nawuta 'telah menjadi buta'
wuta, buta (buta)
wira, bira (putth)
nawfra 'telah menjadi
putih'
{ ni -}
menjadikan kata sifat menjadi kata kerja, misalnya
adio'a (kecil)
niadio'a
'diperkecil'
---* nitohassa 'diperkuat'
tohassa (kuat)
-----* nileno
leno
(bersih)
'dibersihkan'
-----* niwarani 'diberanikan'
barani, warani
-
pa—)
{
36
-
berfungsi membentuk kata sifat menjadi kata keija,
misalnya
'bersabarlah'
pasabare
'berdarnai-damailah'
parame
'jauh-jauhlah'
parau
'dekat-dekatlah'
parai
Juga berfungsi membentuk kata benda menjadi kata
kerja, misalnya
'berkebunlah'
pabailla
pasiela
panapu
pasaalanna
{
'bersekolahlah'
'menyapulah'
'berperahulah'
pina -} membentuk kata sifat menjadi kata kerja, misalnya:
pinadan1e
'diperdamaikan'
pinadani
'diperdekatkan'
pinadau
'diperjauh'
pinatangga
'dipertinggi'
pinagewa
'diperbesar'
sa -}
{
berfungsi membentuk kata kerja menjadi kata benda,
rnisalnya
sarnbaa
'sebelah'
sanduru
'sepotong (ikan, daging)'
satalla
'sepotong (kayu, daging)'
santukka
'setusuk (ikan)'
sangkaduta
'sejemput (garam, tembakau)'
ua -} berfungsi membentuk kata kerja mendiri (refleksif)
menjadi berb alas -balasan (resiprok), misalnya:
'saling membunuh'
uapate
'saling memukul'
uapuulla
'saling menyepak'
uawela 'a
'saling mencari'
uarea 'a
uaseetta
'saling bermusuhan'
Prefik {ua_} banyak kali diucapkan wa— sebagai pengaruh hukum sandi, misalnya wapate, wapuulla, Waseetta, dan lain-lain.
:
2.4.2 Infiks
{__in_} berfungsi membentuk kata kerja aktif menjadi pasif,
misalnya
inanu
'diambil'
sinakka
'dipukul'
sinutta
'dimasukkan'
pinate
'dibunuh'
winala
'dibiarkan'
37
urn --
1
membentuk kata kerja imperatif (perintah) men