PERSEPSI SISWA-SISWI KELAS XI SMA NEGERI I DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20062007 TENTANG KETERAMPILAN MENDENGARKAN AKTIF IBUNYA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S1) Program Studi Bimbingan da n

  PERSEPSI SISWA-SISWI KELAS XI SMA NEGERI I DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2006/2007 TENTANG KETERAMPILAN MENDENGARKAN AKTIF IBUNYA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S1) Program Studi Bimbingan da n Konseling Disusun oleh Nama : A. Frisca Ema Ratna Furi NIM : 021114043 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN

ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

  

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

? Mendengarkan keluhan dengan penuh kesabaran walau keluhan itu

merupakan harapan sia-sia adalah salah satu dari sekian kewajiban dalam menjalin persahabatan (Dr. Samuel Johnson).

? Kebahagiaan sejati bukan karena banyak teman, tapi karena hidup yang

memihak pada pilihan kebajikan (Ben Jonson).

? Keindahan yang paling agung dalam kehidupan manusia adalah

persahabatan. Rahasia persahabatan adalah saling berbagi dan peduli.

  

? Harta yang paling berharga adalah keluarga dan Istana yang paling indah

adalah keluarga

  

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk: ♥

  Yesus Kristus dan Bunda Maria yang begitu mengasihi dan memberi semangat dalam hidupku untuk menyelesaikan skripsi ini.

  ♥ Kedua orangtua dan adikku yang selalu memberiku dorongan baik secara materi maupun non materi.

  ♥ Paskalis Roydian Parta yang kusayangi dan selalu memberiku semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

  ♥ Almamater USD Yogyakarta yang telah memberi kesempatan kepadaku untuk menimba ilmu.

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah

disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  

Yogyakarta, 9 Oktober 2007

  

ABSTRAK

PERSEPSI SISWA-SISWI KELAS XI SMA NEGERI I DEPOK SLEMAN

YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2006/2007 TENTANG

KETERAMPILAN MENDENGARKAN AKTIF IBUNYA

  

A. Frisca Ema Ratna Furi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2007

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi siswa-siswa kelas XI

SMA Negeri I Depok Sleman Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007 tentang

keterampilan mendengarkan aktif ibunya.

  Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode survei.

Pertanyaan yang secara khusus dijawab dalam penelitian ini adalah:

Bagaimanakah persepsi siswa-siswi kelas XI SMA Negeri I Depok Sleman

Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007 tentang keterampilan mendengarkan aktif

ibunya? Subjek penelitian adalah siswa-siswi kelas XI SMA Negeri I Depok

Sleman Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007 yang berjumlah 208 siswa.

  Insrtumen penelitian adalah kuesioner yang disusun oleh peneliti sendiri.

Kuesioner ini memiliki 96 butir pernyataan yang mengungkapkan 4 aspek

keterampilan mendengarkan aktif ibunya, yaitu: (1) Kemampuan ibu dalam

mendengarkan dan mengerti pesan (pendapat/ pikiran) pembicara; (2)

Kemampuan ibu dalam mendengarkan dan mengerti perasaan pembicara; (3)

Kemampuan ibu dalam mengungkapkan/ memantulkan kembali pesan (pendapat/

pikiran); (4) Kemampuan ib u dalam mengungkapkan/ memantulkan kembali

perasaan pembicara.

  Teknik analisis data yang digunakan adalah penggolongan keterampilan

mendengarkan aktif ibunya berdasarkan Penilaian Acuan Patokan (PAP) Tipe I,

dengan kualifikasi “sangat tinggi”, “tinggi”, “cukup tinggi”, “rendah”, dan

“sangat rendah”.

  Hasil penelitian memperlihatkan bahwa menurut persepsi siswa-siswi

kelas XI SMA Negeri I Depok Sleman Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007

keterampilan mendengarkan aktif ibunya sangat bervariasi: 18 orang (8,65%)

mempunyai persepsi bahwa keterampilan mendengarkan aktif ibunya “sangat

tinggi” , 38 orang (18,27%) mempunyai persepsi bahwa keterampilan

mendengarkan aktif ibunya “tinggi”, 62 orang (29,80%) mempunyai persepsi

bahwa keterampilan mendengarkan aktif ibunya “cukup”, 75 orang (36,07%)

mempunyai persepsi bahwa keterampilan mendengarkan aktif ibunya “rendah”,

dan 15 orang (7,21%) mempunyai persepsi bahwa keterampilan mendengarkan

aktif ibunya “sangat rendah”.

  

ABSTRACT

THE PERCEPTION OF STUDENTS IN THE ELEVENTH GRADE OF “SMA NEGERI I DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA DURING ACADEMIC YEAR 2006/2007 ON MOTHER’S ACTIVE LISTENING SKILL

  

A. Frisca Ema Ratna Furi

Sanata Dharma University of Yogyakarta 2007

This research was to determine the perception of students in the eleventh

grade of “SMA Negeri I” Depok Sleman Yogyakarta during academic year

  2006/2007 on their mother’s active listening skill.

  This was descriptive research with survey method. Specifically-answered

questions in this research were: what did the perception of students in the

eleventh grade of “SMA Negeri I” Depok Sleman Yogyakarta during

academic year 2006/2007 on their mother’s active listening skill? The subject

of research was all of students in the eleventh grade of “SMA Negeri I” Depok

Sleman Yogyakarta during academic year 2006/2007, 208 samples.

  The research instument was questionnaire composed by researcher. This

questionnaire had 96 items of questions covering 4 mother’s active listening

skill aspects, including: (1) mother’s ability listening and understanding

message (argument/ thought) of speaker; (2) mother’s ability listening and

understanding feeling of speaker; (3) mother’s ability in delivering/ reflecting

message (argument/ thought); and (4) mother’s ability in delivering/ reflecting

feeling of speaker.

  The technique of data analysis used was grouping the mother’s active

listening skill based on Standard Based Assessment (Penilaian Acuan

Patokan) Type I, with qualification of: "very high", "high", "high enough",

"low", and "very low" .

  The results of research indicated that there were 18 students (8,65%) who

qualified "very high"; there were 38 students (18,27%) who had qualification

of "high"; there were 62 students (29,80%) who had perception that their

mother's active listening skill was "high enough"; there were 75 students

(36,07%) who had perception that their mother's active-listening skill was

; and there were 15 students (7,21%) who had perception that their "low" mother's active listening skill was "very low.

KATA PENGANTAR

  Segala syukur dan puji kepada Tuhan Yang Maha Penyayang, atas cinta-

Nya yang besar dan yang telah mencurahkan Roh Kudus-Nya untuk menerangi

dan membimbing hati, budi, dan pikiran penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul : ”Persepsi Siswa -Siswi Kelas XI SMA

Negeri I Depok Sleman Yogyakarta Tahun Ajaran 2006/2007 tentang

Keterampilan Mendengarkan Aktif Ibunya” dengan baik.

  Skripsi ini ditulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling,

Jurusan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan karena bantuan banyak pihak,

yang dengan penuh kesetiaan, penuh kesabaran, dan penuh kasih mendukung

penulis melalui doa, memberikan motivasi, dan menyumbangkan ide- ide yang

baik demi kelancaran kelancaran penulisan skripsi.

  Untuk itu semua, penulis mengucapkan banyak terimakasih yang tulus dan dalam, secara khusus kepada:

  

1. Bapak Drs. R.H..Dj. Sinurat, M.A, selaku pembimbing I yang dengan penuh

kesungguhan dan kesabaran telah memberikan motivasi, meluangkan waktu, serta kesetiaan dalam membimbing, mendampingi penulis dalam setiap tahap dan seluruh proses demi kelancaran penyusunan skripsi ini.

  

2. Dra. C.L. Milburga, M.Ed, selaku pembimbing II yang dengan penuh kesungguhan dan kesabaran telah memberikan sumbangan pikiran dan dorongan, bimbingan, nasehat, dan kritikan kepada penulis dalam penyusunan skripsi.

  

3. Dr. M.M. Sri Hastuti, M.Si, selaku ketua Program Studi Bimbingan dan

Konseling yang telah memberikan ijin untuk penulisan skripsi ini.

  

4. Para dosen Program Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma

yang telah mendidik dan memberikan bekal hidup yang berharga kepada penulis selama menjalani studi.

  

5. Bapak Sugiarto dan Mas Moko yang telah memberikan dukungan dan

bantuan kepada penulis selama menyusun skripsi ini.

  

6. Keluarga besar SMA Negeri I Piyungan Bantul yang telah memperlancar

proses uji coba kuesioner.

  

7. Keluarga besar SMA Negeri I Depok Sleman Yogyakarta yang telah

memperlancar proses pengumpulan data.

  

8. Orang tua dan adik Nora yang sudah memberikan dukungan lewat doa,

kesabaran dan cinta ya ng begitu luar biasa.

  

9. Bapak Yosep dan Mama Maria, Nana Roy, Adik Ryan, Adik Loly, serta

kakak Dino yang selalu mendoakanku dari jauh dan memberikan dukungan.

  

10. Amang Gode, Rm. Kres SVD, Rm. Biyanto PR, Betlin, Dodo, anak-anak

kos tambak bayan yang selalu memberikan dukungan dan doa.

  

11. Teman-teman angkatan 2002: Ola, Teti, Ida, Ute, Ima, Mega, Sr. Franselin,

Sr. Cresensia, Br. Toni, Br. Teguh, Sr. Gaudensia, Mas Gugun, Arya yang telah memberikan sukacita dan persahabatan yang indah selama proses belajar.

  

12. Sahabat-sahabat terkasih: Ina, Veni, Oka, Bene, Reynol, Tian-Doni, Erik

yang telah memberikanku dukungan dan masukan- masukan untuk menyusun skripsi ini.

  

13. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, yang dengan

caranya masing- masing ikut mendukung dan membantu penulis dalam penyusunan skripsi. Semoga Tuhan yang penuh kasih membalas budi baik mereka semua dengan

berkat yang melimpah. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat

memberikan manfaat bagi pembaca dan dapat memberikan sumbangan bagi

pengembangan bidang Bimbingan dan Konseling.

  Penulis

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................... iv

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……………………………. v

ABSTRAK ........................................................................................................ vi

ABSTRACT ...................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ...................................................................................... viii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiv

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xv

  BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang ………………………………………………………..

  1 B. Perumusan Masalah …………………………………………………..

  5 C. Tujuan Penelitian ……………………………………………………..

  6 D. Manfaat Penelitian ……………………………………………………

  6 E. Definisi Operasional ………………………………………………….

  7 BAB II: TINJAUAN PUSTAKA A. Hakekat Persepsi ……………………………………………………...

  9

1. Pengertian Persepsi ……………………………………………….

  9

2. Aspek-aspek Persepsi ……………………………………………..

  11

  

3. Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Persepsi ………………

  12 B. Siswa sebagai Remaja dan Aspek-aspek Perkembangannya …………

  15

1. Pengertian Siswa sebagai Remaja ………………………………...

  15

2. Aspek-aspek Perkembangan Remaja ……………………………..

  16 C. Keterampilan Mendengarkan Aktif Ibu ………………………………

  26

  

1. Pentingnya Komunikasi dalam Keluarga …………………………

  26

2. Empat Jenis Tanggapan yang Konstruktif ………………………..

  28

3. Keterampilan Mendengarkan Aktif Ibu …………………………..

  30

  a. Pengertian Keterampilan Mendengarkan Aktif ………………

  30

  b. Syarat-syarat yang Perlu Diperhatikan dalam Mendengarkan Aktif …………………………………………………………..

  35 c. Manfaat Mendengarkan Aktif ………………………………...

  36

  d. Hambatan-hambatan dalam Mendengarkan Aktif ……………

  37 D. Persepsi Siswa-Siswi tentang Keterampilan Mendengarkan Aktif

Ibunya …………………………………………………………………

  42 BAB III: METODOLOGI A. Jenis Penelitian ………………………………………………………..

  44 B. Subjek Penelitian ……………………………………………………...

  44 C. Instrumen Penelitian ………………………………………………….

  46

1. Alat Pengumpul Data ……………………………………………..

  46

2. Validitas dan Reliabilitas …………………………………………

  53 a. Validitas Instrumen ……………………………………….

  53 b. Reliabilitas Instrumen …………………………………….

  54

  

D. Prosedur Pengumpulan Data ………………………………………….

  58

1. Tahap Persiapan …………………………………………………..

  58

2. Tahap Pelaksanaan Pengumpulan Data …………………………..

  59 E. Teknik Analisa Data …………………………………………………..

  60 BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  A. Persepsi Siswa-siswi Kelas XI SMA Negeri I Depok Sleman Yogyakarta Tahun Ajaran 2006/2007 tentang Keterampilan

Mendengarkan Aktif Ibunya .................................................................

  62 B. Pembahasan …………………………………………………………...

  64 BAB V: PENUTUP A. Ringkasan ……………………………………………………………..

  72 B. Kesimpulan …………………………………………………………...

  74 C. Saran-saran ……………………………………………………………

  74

1. Bagi SMA Negeri I Depok Sleman Yogyakarta ………………….

  74

  

2. Bagi Peneliti Lain …………………………………………………

  75 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................

  76 LAMPIRAN .....................................................................................................

  79

  DAFTAR TABEL Tabel 1: Rincian Siswa-Siswi Kelas XI SMA Negeri I Depok, Sleman

Yogyakarta Tahun Ajaran 2006/2007 .....................................................

  Tabel 2 : Kisi-kisi Kuesioner Sebelum Ujicoba ...................................................... Tabel 3 : Klasifikasi Koefisien Korelasi Suatu Alat Ukur ................................... Tabel 4

  :

  Kisi-kisi Kuesioner Penelitian Setelah Ujicoba

  ……………………… Tabel

  

5 : Penggolongan Keterampilan Mendengarkan Aktif Berdasarkan

Penilaian Acuan Patokan ………………………………………………….

  Tabel 6 : Penggolongan Persepsi Siswa-Siswi Kelas XI SMA Negeri I Depok Sleman Yogyakarta Tahun Ajaran 2006/2007 Tentang Keterampilan Mendengarkan Aktif Ibunya …………………………...

  47

  53

  57

  59

  63

  65

  DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian ………………………….....................

  Lampiran 2 : Hasil Analisis Uji Validitas ………………………………... Lampiran 3 : Hasil Analisis Uji Reliabilitas ……………………………... Lampiran 4 : Tabulasi Skor-skor Penelitian …………………………….... Lampiran 5 : Persepsi Siswa-Siswi Kelas XI SMA Negeri I Depok, Sleman Yogyakarta Tahun Ajaran 2006/2007 Tentang Keterampilan

  Mendengarkan Aktif Ibunya ……….................. Lampiran 6 : Surat Ijin Ujicoba ………………………………………....... Lampiran 7 : Surat Ijin Penelitian …………………………………........... Lampiran 8 : Surat Keterangan Penelitian SMA ………………………….

  83

  89

  95

  96 100 105 106 107

BAB I PENDAHULUAN Bab ini memuat latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan definisi operasional. A. Latar Belakang Masalah Komunikasi sangat penting untuk menumbuhkan relasi yang hangat,

  terutama relasi di dalam keluarga. Gray (Gultom, 2002) menegaskan bahwa komunikasi merupakan unsur yang paling penting dalam suatu hubungan.

  Mendengarkan merupakan unsur pokok dari komunikasi. Agar komunikasi menjadi lebih intim dan personal, kita perlu mengkomunikasikan kepada lawan bicara bahwa kita telah mendengarkan dan memahaminya (Supratiknya, 1995).

  Nichols (Gultom, 2002) berpendapat bahwa satu hal yang menjengkelkan dalam hidup adalah menyadari bahwa orang yang paling dicintai atau paling dekat tidak mau mendengarkan dan mema hami apa yang disampaikan. Setiap orang tidak pernah dapat menghilangkan keinginan untuk menceritakan pengalaman-pengalaman pribadinya yang khas kepada orang- orang yang dekat dengannya. Oleh karena itu, mendengarkan dengan penuh empati merupakan kekuatan dahsyat dalam hubungan antar manusia; sebaliknya merasa tidak didengarkan dan tidak dipahami merupakan sesuatu yang begitu menyakitkan.

  Menurut Johnson (Sinurat, 1999), salah satu cara membangun

komunikasi yang intim dan personal adalah dengan cara membiasakan diri

memberikan parafrase atau tanggapan penuh pemahaman dalam

mendengarkan.

  Untuk mendengarkan apa yang sebenarnya dimaksudkan lawan bicara,

pendengar perlu juga mendengarkan apa yang tidak diucapkan oleh

pembicara. Pendengar harus berusaha memahami dahulu, baru dipahami;

pendengar perlu mendengarkan dahulu, baru berbicara (Covey, 2001).

  Dari beberapa pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa agar

terjalin komunikasi yang hangat dan menyenangkan, pendengar harus

memiliki keterampilan mendengarkan aktif agar pembicara merasa dipahami,

didengarkan, dihargai, dan diterima. Mendengarkan secara aktif merupakan

modal dasar bagi terjalinnya relasi yang baik dengan siapa pun dalam

berkomunikasi dan berinteraksi. Demikian juga dalam keluarga, dengan

kemampuan berkomunikasi yang baik, suasana relasi yang tercipta antar

anggota keluarga akan terasa nyaman, rileks, dan aman. Apabila anggota

keluarga (ayah, ibu, anak) memiliki kemampuan mendengarkan aktif, maka

komunikasi akan berjalan dengan baik dalam keluarga.

  Apabila orang terampil mendengarkan aktif, maka komunikasi akan

berjalan dengan baik. Namun, keterampilan mendengarkan aktif bukanlah hal

yang mudah dan tidak terbentuk secara alamiah. Setiap orang dapat belajar

agar terampil mendengarkan aktif, karena keterampilan mendengarkan aktif

merupakan keterampilan yang dapat dipelajari dan dilatih. Keterampilan

  

mendengarkan aktif akan menjadi kebiasaan dan bagian hidup dengan jalan

berlatih menggunakannya.

  Dewasa ini, suasana komunikasi yang baik, nyaman, dan rileks sering

tidak tercipta dalam keluarga. Pada umumnya, hal ini terjadi karena tidak

adanya kerelaan anggota keluarga dalam mendengarkan secara aktif, entah

karena sibuk dengan pekerjaan masing- masing ataupun karena kurangnya

pemahaman mereka tentang mendengarkan aktif.

  Ketika penulis melakukan praktek pengalaman Bimbingan dan

onseling di Sekolah Menengah Atas (SMA) Pangudi Luhur Sedayu Bantul,

dalam suatu kesempatan penulis melakukan observasi terhadap siswa-siswi

yang sedang terlibat dalam suatu sharing pengalaman tentang keluarga

mereka. Hasil observasi tersebut memperlihatkan bahwa kebanyakan siswa-

siswi beranggapan bahwa ibu selaku pendengar kurang memberi perhatian

pada pesan siswa-siswi selaku pembicara. Kalau memberi umpan balik, ibu

cenderung menilai pribadi lawan bicaranya, sering mengalihkan topik

pembicaraan karena ibu selaku pendengar mungkin kurang menyukai pesan

yang disampaikan lawan bicaranya. Sering pula terjadi, ada pembicara (siswa-

siswi) belum selesai mengungkapkan pesannya sudah langsung ditanggapi

pendengarnya (ibu) bahkan pendengar menolak perasaan lawan bicaranya

sehingga komunikasi antar mereka tidak terjalin dengan baik. Berdasarkan

pengalaman praktek di atas, penulis tertarik untuk mendalami keterampilan

mendengarkan aktif secara lebih mendalam.

  Suasana komunikasi yang buruk sudah tentu berpengaruh buruk

terhadap perkembangan remaja yang pada umumnya masih dalam usia labil.

  

Seperti yang dikatakan Nic hols di depan, merasa tidak didengarkan dan

diperhatikan merupakan sebuah pengalaman buruk. Pada titik ia merasa tidak

diperhatikan, remaja akan berusaha mencari kompensasi di luar lingkungan

keluarga. Remaja pun dapat terjerumus ke dalam hal- hal yang negatif seperti

menyalahgunakan narkoba.

  Siswa-siswi SMA sebagai remaja mungkin saja akan mencari

kompensasi di luar lingkungannya jika mereka menganggap tidak didengarkan

atau diperhatikan oleh keluarganya, khususnya ibu. Hal ini terjadi karena

secara tradisional pada umumnya tugas pengasuhan anak lebih dibebankan

kepada ibu daripada ayah, sebaliknya tugas pencaharian nafkah lebih

dibebankan kepada ayah daripada ibu. Pembagian peran ayah dan ibu yang

demikian, membuat anak lebih memiliki ikatan batin yang lebih kuat dan leih

dekat dengan ibu, dengan ibulah anak lebih sering berkeluh kesah, sharing

tentang berbagai hal (Gunawan, 1995).

  Mengingat anak merasa lebih dekat dengan ibu, merasa lebih berani

terbuka dengan ibunya, maka agar ibu dapat berperan optimal ibu sudah

seharusnya memiliki keterampilan mendengarkan aktif. Dengan ibu memiliki

keterampilan mendengarkan aktif diharapkan anak dapat merasakana

manfaatnya.

  Sejauh mana seorang remaja mempersepsikan keterampilan

mendengarkan aktif ibunya, sejauh itu pula ia akan terdorong untuk

  

berkomunikasi dengan ibunya. Jika ibunya dipersepsikan tidak cukup baik

keterampilannya dalam mendengarkan aktif, remaja bisa saja akan

menghindari berkomunikasi secara intens dengan ibunya atau keluarganya.

Sebaliknya jika remaja beranggapan bahwa ibunya baik dalam mendengarkan

aktif, maka ia akan banyak berkomunikasi dengan ibunya; hubungannya

dengan ibunya atau keluarganya akan baik, dan ini akan berpengaruh pada

perkembangan kepribadiannya, dia akan terbantu menjadi pribadi yang

dewasa dan bertanggung jawab.

  Berdasarkan hasil praktek pengalaman Bimbingan dan Konseling di

SMA Pangudi Luhur Sedayu Bantul terkesan kalau siswa-siswi kelas XI di

SMA tersebut beranggapan bahwa ibu mereka kurang mampu mendengarkan

secara aktif. Mengingat latar belakang siswa-siswi ya ng tidak jauh berbeda,

penulis berasumsi bahwa siswa-siswi kelas XI SMA Negeri i Depok Sleman

Yogyakarta ini pun akan beranggapan sama bahwa ibu mereka kurang mampu

mendengarkan secara aktif. Dugaan itu tidak terlalu jauh berbeda

dibandingkan pengalaman teman penulis yang melakukan praktek pengalaman

Bimbingan dan Konseling di SMA tersebut, bahwa banyak siswa-siswi di

SMA tersebut yang mengeluh kepadanya kalau ibu mereka kurang mampu

mendengarkan mereka secara aktif. Hal ini diperkuat pula oleh pengalaman

konselor SMA tersebut yang ternyata sering menemukan siswa-siswi

bermasalah dalam tugasnya, terutama karena ibu mereka terlalu sibuk dengan

urusan pribadi sehingga tidak siap mendengarkan anak mereka secara aktif.

  Penulis tertarik untuk mengetahui persepsi siswa-siswi kelas XI SMA Negeri I Depok Sleman Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007 tentang keterampilan mendengarkan aktif ibunya. Dengan mengetahui persepsi para siswa-siswi SMA Negeri I Depok Sleman mengenai keterampilan mendengarkan aktif ibunya, maka bisa dipikirkan upaya- upaya yang perlu dilakukan untuk meningkatkan keterampilan mendengarkan aktif ibu.

  B. Perumusan Masalah Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui persepsi siswa-siswi kelas XI SMA Negeri I Depok Sleman Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007 tentang keterampilan mendengarkan aktif ibunya. Pertanyaan yang dijawab adalah: Bagaimanakah persepsi siswa-siswi kelas XI SMA Negeri I Depok Sleman Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007 tentang keterampilan mendengarkan aktif ibunya?

  C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi siswa-siswi kelas XI SMA Negeri I Depok Sleman Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007 tentang keterampilan mendengarkan aktif ibunya.

  D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

  1. Peneliti Peneliti dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai bekal untuk tugas selanjutnya dalam pendampingan kaum muda.

  2. Peneliti lain Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber inspirasi atau bahan pembanding apabila penulis lain ingin mengembangkan penelitian di seputar objek yang sama.

  3. Pembaca Penulis berharap bahwa skripsi ini dapat memberikan informasi yang berguna bagi para pembaca untuk melengkapi dan mengembangkan pengetahuan tentang keterampilan mendengarkan aktif.

  

4. Guru pembimbing di SMA Negeri I Depok Sleman Yogyakarta

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu menyadarkan guru pembimbing tentang pentingnya pelatihan mendengarkan aktif bagi orang tua, khususnya ibu siswa- siswi.

  5. Ibu Siswa-siswi Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu menyadarkan mereka bahwa keterampilan mendengarkan secara aktif yang mereka kuasai masih perlu ditingkatkan. Diharapkan mereka terdorong untuk meningkatkannya.

E. Definisi Operasional

  1. Persepsi adalah tanggapan individu atas informasi yang diterima, setelah informasi yang bersangkutan diolah dan ditafsirkan. Tanggapan individu ini dapat berbentuk pendapat, anggapan, keyakinan atau perilaku. Tanggapan tersebut bersifat sub jektif, tanggapan individu yang satu dengan yang lainnya terhadap objek yang sama dapat berbeda-beda.

  

2. Keterampilan dalam arti sempit adalah kemudahan, kecepatan, dan

ketepatan dalam melakukan sesuatu, yang juga disebut manual skill.

  Keterampilan dalam arti luas meliputi manual skill, intellectual skill, dan social skill.

  

3. Keterampilan mendengarkan aktif adalah kemampuan pendengar

untuk mendengarkan dan me ngerti pesan termasuk perasaan pembicara, serta mengungkapkannya atau memantulkannya kembali sesuai dengan maksud pembicara secara cepat, mudah, dan tepat (Safaria, 2005: 172).

  

4. Siswa-siswi SMA Negeri I Depok Sleman Yogyakarta adalah siswa-

siswi kelas XI SMA Negeri I Depok Sleman Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007.

  

5. Ibu adalah ibu kandung dari siswa-siswi kelas XI SMA Negeri I

Depok Sleman Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007.

  

6. Persepsi siswa-siswi kelas XI SMA Negeri I Depok Sleman

Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007 tentang keterampilan mendengarkan aktif ibunya adalah pendapat atau keyakinan para siswa-siswi tersebut mengenai kemampuan ibu mereka untuk mendengarkan secara aktif.

BAB II KAJIAN PUSTAKA Bab ini memuat pembahasan tentang hakekat persepsi, siswa

  

sebagai remaja dan aspek-aspek perkembangannya, keterampilan

mendengarkan aktif, persepsi siswa-siswi kelas XI SMA Negeri I Depok

Sleman Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007 tentang keterampilan

mendengarkan aktif ibunya.

A. Hakekat Persepsi

1. Pengertian Persepsi

  Banyak ahli yang memberikan pengertian persepsi. Menur ut Hilgard (Dharma dan Adryanto, 1983: 201) persepsi adalah proses mengorganisasi dan menafsirkan pola stimulus dalam lingkungan. Persepsi sangat berkaitan dengan proses kognitif, seperti ingatan dan berpikir.

  Persepsi merupakan proses diterimanya rangsangan melalui alat indera sampai rangsangan itu disadari dan dimengerti, dan merupakan interpretasi terhadap rangsang yang bersangkutan (Irwanto, dkk, 1989: 71). Irwanto, dkk (1989: 71) menyatakan bahwa persepsi adalah interpretasi dari pengalaman subjek. Pengalaman-pengalaman subjek yang disadari dan dimengerti merupakan suatu penafsiran dari rangsang yang diterima. Persepsi bukan ditentukan oleh benda yang memberikan rangsang, melainkan oleh karakteristik orang yang

  

memberikan tanggapan (Rahmat, 2000: 80). Salah satu hal ya ng

menentukan persepsi adalah karakteristik orang yang memberikan

tanggapan. Sebagai contoh anak cuek/ yang tidak memperdulikan

lingkungan biasanya menganggap sikap ibunya yang diam ketika anak

berbicara menganggap orangtuanya mendengarkan aktif, anak yang

berperasaan halus mudah menganggap sikap diam orang tuanya

sebagai bentuk ketidakpedulian.

  Persepsi didefinisikan sebagai pandangan, pengamatan, atau

tanggapan individu terhadap benda, kejadian, tingkah laku manusia,

atau hal- hal yang ditemui dalam hidup sehari- hari (Mulyono, 1978:

22). Persepsi terhadap suatu objek dapat saja berbeda antara individu

yang satu dengan lainnya (Nasution, 1982: 157). Hal ini menunjukkan

setiap individu ketika menerima rangsangan dari luar melalui indera

dicoba dipahami lalu memberikan tanggapan atau reaksi baik berupa

pendapat maupun tingkah laku. Tanggapan tersebut walaupun terhadap

objek yang sama bisa saja beragam tergantung individunya sendiri.

  Dari beberapa pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa

persepsi merupakan suatu proses di dalam diri individu yang terjadi

dengan langkah- langkah tertentu. Awalnya, melalui indera individu

menerima rangsangan dari luar yang dicoba dipahami oleh individu

yang bersangkutan sehingga dapat memberikan tanggapan. Tanggapan

individu dapat berbentuk pendapat dan dapat juga berbentuk tingkah

laku.

2. Aspek-aspek Persepsi

  Menurut Irwanto, dkk (1989) aspek-aspek pokok persepsi adalah seperti yang diuraikan di bawah ini: a. Rangsang Rangsang yang diterima harus sesuai dengan modalitas tiap-tiap indera, yaitu sifat sensoris dasar dari masing- masing indera (cahaya untuk penglihatan; bau untuk penciuman; suhu bagi perasa; sifat permukaan bagi peraba; bunyi bagi pendengaran).

  b. Tanggapan Proses persepsi bermula dari adanya objek yang menimbulkan rangsang, lalu rangsang mengenai reseptor. Tahap ini disebut kealaman karena terjadi secara alamiah. Rangsang yang diterima oleh reseptor diteruskan ke syaraf sensoris setelah mengalami penyeleksian dan dilanjutkan oleh syaraf ke otak sebagai pusat kesadaran. Proses yang terjadi di otak merupakan persepsi yang sebenarnya. Setiap rangsang yang disadari kemudian ditanggapi oleh individu melalui syaraf motorik. Tanggapan yang diberikan bisa berupa sikap menerima atau menolak, suka atau tidak, senang atau tidak senang. Tanggapan bisa berupa perbuatan, misalnya ketika individu menganggap atau mempersepsikan bahwa seseorang menghina atau mempermalukannya ia bisa saja marah atau bahkan memukul orang tersebut. c. Perilaku Persepsi yang diperoleh dalam proses penyadaran ditentukan juga oleh nilai- nilai yang dianut individu. Dalam proses penyadaran, persepsi merupakan suatu penilaian atau pandangan individu.

  Setiap nilai dan pandangan yang dianggap penting oleh individu akan menuntut individu untuk melaksanakannya, dan itu berarti individu tersebut melaksanakan perilaku tertentu. Misalnya ketika individu menganggap ia dihormati orang lain dan juga menunjukkan perilaku menghormati orang lain. Namun jika individu menganggap orang meremehkannya ia akan berperilaku mengabaikan orang lain.

3. Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Persepsi

  Menurut Irwanto, dkk (1989) ada beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi, yakni: a. Perhatian yang selektif Perhatian merupakan persiapan dalam proses pembentukan persepsi. Ada tidaknya perhatian individu atas rangsangan yang diterima akan mempengaruhi tanggapan individu atas rangsangan tersebut. Rangsang yang mendapat perhatian individu akan disadari secara lebih mendalam dan ditanggapi dengan cepat. Sedangkan rangsang yang kurang mendapat perhatian individu akan kurang disadari dan kurang ditanggapi. Perhatian dan kesadaran individu berkorelasi positif dalam pembentukan persepsi. Semakin besar perhatian individu, semakin besar kesadarannya akan rangsang itu, dan semakin besar pula kemungkinan individu menanggapinya.

  Semakin kecil perhatian individu, semakin kecil kesadarannya akan rangsang itu, dan semakin kecil pula kemungkinan individu menanggapinya. Dalam hal ini jika remaja menganggap bahwa ibunya memberikan reaksi yang memperlihatkan bahwa orang tua mendengarkannya, berempati dan bersimpati dengan pesan yang disampaikan remaja, maka remaja akan merasa dipahami dan dihargai. Sebaliknya jika remaja menganggap bahwa ibunya memberikan reaksi yang tidak antusias, bersikap antipati dan cenderung melakukan nasehat maka remaja akan merasa tidak dipahami dan kurang dihargai.

  b. Sifat-sifat rangsang Berdasarkan gerakan, individu lebih menaruh perhatian kepada rangsang yang bergerak daripada rangsang yang diam. Berdasarkan ukuran, individu lebih menaruh perhatian kepada rangsang yang besar daripada rangsang yang kecil. Berdasarkan intensitas, individu lebih menaruh perhatian kepada rangsang yang kuat daripada rangsang yang lemah. Berdasarkan kontrasitas, individu lebih menaruh perhatian kepada rangsang yang kontras dengan latar belakang daripada rangsang yang biasa. Jika remaja melihat ibunya memberikan gerakan yang menyatakan simpati, seperti tangan terbuka, gerakan tubuh yang memperlihatkan bahwa mendengarkan denga n antusias maka, remaja akan merasa dipahami dan dihargai.

  c. Nilai-nilai dan kebutuhan individu Perhatian individu terhadap rangsang turut ditentukan oleh sejauh mana rangsang itu bernilai bagi individu dan sesuai dengan kebutuhannya. Individu akan lebih menaruh perhatian kepada rangsang yang bernilai baginya daripada kepada rangsang yang kurang bernilai. Individu juga akan lebih menaruh perhatian kepada rangsang yang sesuai dengan kebutuhannya daripada yang kurang sesuai dengan kebutuhannya. Oleh karena itu perhatian individu terhadap rangsang bersifat subjektif, berbeda antara individu yang satu dari yang lainnya.

  d. Pengalaman terdahulu Perhatian individu terhadap rangsang turut ditentukan oleh pengalaman akan rangsang itu yang dimiliki individu sebelumnya. Pengalaman-pengalaman terdahulu sangat mempengaruhi individu dalam mempersepsi dunianya. Pengalaman dalam berkomunikasi dengan orang tua akan mempengaruhi atau membentuk persepsi

siswa-siswi tentang keterampilan mendengarkan aktif ibunya.

B. Siswa sebagai Remaja dan Aspek-aspek Perkembangannya

1. Pengertian Siswa sebagai Remaja

  Siswa-siswi SMA sedang menjalani masa remaja. Menurut Alwi, dkk (2002: 717) yang dimaksudkan dengan masa adalah jangka waktu tertentu yang ada permulaan dan batasnya. Pengertian ini dipertegas oleh Poerwadarminta (1976) yang mengatakan bahwa masa adalah periode waktu tertentu yang punya batas yang jelas awal dan akhirnya. Menurut Rifai (1984) remaja adalah pemuda dan pemudi yang berada pada masa perkembangan yang disebut “adolesensi” (masa remaja sebagai masa menuju kedewasaan). Masa ini merupakan suatu tahap perkembangan dalam kehidupan manusia, di mana individu sudah tidak dapat lagi disebut anak kecil, tetapi juga belum dapat disebut orang dewasa. Menurut Darajad (1959) masa remaja adalah suatu masa dari umur manusia yang paling banyak mengalami perubaha n, yang membawa individu pindah dari masa anak-anak menuju masa dewasa. Perubahan-perubahan yang terjadi meliputi aspek jasmani, rohani, pikiran, perasaan, dan aspek sosial. Masa remaja merupakan masa peralihan atau transisi ke masa dewasa.