Gambaran ISPA pada anak dengan penyakit jantung bawaan asianotik di Rumah Sakit PHC Surabaya - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

  Berdasarkan hasil penelitian mengenai Gambaran ISPA Pada Anak dengan Penyakit Jantung Bawaan Asianotik di Rumah Sakit PHC Surabaya yang dilakukan pada periode 13 Juli 2016

  • – 28 September 2016, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

  1. Jenis kelamin terbanyak penderita ISPA dengan PJB Asianotik didapatkan hasil terbanyak pada jenis kelamin perempuan.

  2. Usia penderita ISPA dengan PJB Asianotik di Rumah Sakit PHC Surabaya didapatkan hasil terbanyak pada kelompok umur balita (0-5 tahun).

  3. Tipe jenis penyakit jantung bawaan Asianotik yang tersering terkena ISPA adalah tipe Ventricle Septal Defect/Defek Septum Ventrikel.

  4. Tidak didapatkan peningkatan suhu yang berarti pada pasien

  ISPA dengan PJB Asianotik dikarenakan peningkatan suhu hanya berkisar selama 4-7 hari.

  5. Pada penelitian ini juga didapatkan hasil bahwa pasien PJB Asianotik banyak yang terkena pilek yang merupakan gejala ISPA.

  6. Jenis batuk yang banyak diderita pasien yang datang ke Pelayanan Klinik Spesialis anak adalah jenis pertussis like cough .

  7. Karakteristik kualitas batuk yang dialami pasien didapatkan hasil batuk berdahak lebih banyak dibandingkan batuk kering.

  Akan tetapi, tidak didapati perbedaan yang signifikan karena batuk berdahak ataupun kering merupakan penilaian secara subjektif dan belum ada studi yang menjelaskan secara detail bagaimana deskripsi keduanya.

  8. Durasi batuk yang dialami pasien anak ISPA dengan PJB Asianotik didapatkan hasil paling banyak bersifat akut karena kebanyakan orang tua pasien akan segera membawa anaknya untuk menemui dokter saat mendapati anaknya mengalami batuk.

  9. Dari hasil penelitian didapatkan hasil frekuensi ISPA pada anak PJB Asianotik <3 kali atau dalam kategori jarang. Akan tetapi, anak PJB mempunyai resiko untuk mengalami ISPA berulang lebih sering dibandingkan anak normal.

6.2 Saran

  1. Bagi Rumah Sakit PHC Surabaya Peneliti menyarankan agar lebih dilengkapi mengenai data dasar pemeriksaan pada saat pasien kontrol. Selain itu, juga perlu disosialisasikan mengenai ISPA pada anak dengan PJB bagaimana tanda gejala maupun penanganan awalnya.

  2. Bagi Pasien Peneliti menyarankan kepada orang tua karena pasien adalah anak-anak untuk bisa segera bertindak cepat memberi pertolongan ketika mendapati anaknya terkena gejala-gejala ISPA.

  3. Bagi Masyarakat Awam Peneliti menyaran agar masyarakat awam yang mempunyai anak dengan PJB bisa lebih mengenali gejala gejala

  ISPA dan bagaimana cara pertolongan pertamanya.

  4. Bagi Pendidikan Kedokteran Bagi mahasiswa kedokteran yang masih menempuh pendidikan S1, diharapkan dapat mempelajari dengan lebih baik tentang ISPA dan Penyakit Jantung Bawaan pada anak.

  5. Bagi Peneliti Selanjutnya Peneliti menyarankan untuk dilakukan penelitian selanjutnya tentang kualitas batuk agar bisa dilakukan dengan mendalam sehingga bisa didapatkan deskripsi yang menggambarkan karakteristik batuk kering dan batuk berdahak.

DAFTAR PUSTAKA 1.

  University of Maryland Medical Center. 2013. Diunduh dari :

  

. Diakses 13 Februari 2016 jam 06.13

  2. Sastroasmoro, S., Madiyono, B. 2010. Buku Ajar Kardiologi Anak. Jakarta; Binarupa Aksara.

  3. IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia). 2014. Diunduh dari :

  

. Diakses 13 Februari

  2016 Jam 03.22 4. Djer, M.M., et al., 2007. Penatalaksanaan Penyakit Jantung

  Bawaan Tanpa Bedah. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.

  5. Kim, NK., Jae Young. 2011. Respiratory Syncytial Virus Prevention in Children with Congenital Heart Disease.

  Korean J Pediatri 54(5): 197-200 6.

  Libby, Peter. Braunwald’s Heart Disease : A y7u Textbook of Cardiovascular Medicine. Philadelphia : Saunders Elsevier; 2008.

  7. Alfa Y. Kardiologi anak . Available from:

   8(2):154-8. Diakses 14 Februari 2016 jam 08.16

th 8.

  ed. Meadow, R, Newell, S.Lecture notes : Pediatrika 7 Jakarta: Erlangga Medical Series; 2003.

  9. University of Maryland Medical Center. 2013. Diunduh dari :

  

. Diakses 13 Februari 2016 jam 06.13

  10. Lewis A, Hsieh V. Congenital Heart Disease and Lipid Disorders in Chidren. Pediatric Nutrition. 2nd Edition.

  2005.

  11. Sastroasmoro, S., Madiyono, B. 2010. Buku Ajar Kardiologi Anak. Jakarta; Binarupa Aksara.

  12. Wahab, S. 2009. Penyakit Jantung Kongenital yang Tidak Sianotik. Jakarta: EGC 13. Bherman, Kliegmean, Arvin. 2012. Nelson Ilmu Kesehatan

  th

  Anak 15 ed vol 2. Jakarta: EGC

  nd 14.

  Colin, D. Rudolph., et al. 2011. Rudolph’s Pediatric. 22 ed. McGraw Hill Professional. 2011

  15. PS. 2010. Diunduh dari : Roebiono,

  . Diakses 25 Februari

  2016 jam 06.29 16. Wahab, A.S. 1995. Penyakit Jantung Anak. Cetakan ke-3.

  Bandung: Binacipta.

  17. Fyler, DC. 1996. Kardiologi Anak Nadas. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

  18. Choi M., Nolan R. 2003. Coarctation of the Aorta, Queen’s Health Science Journal. Vol 6 (2): 49-50 19. Wahab A. S. 2003. Penyakit Jantung Anak, Ed 3. Jakarta:

  EGC 20. Rahajoe NN, Supriyatno B, Setyanto DB. 2010. Buku Ajar

  st

  Respirologi Anak 1 ed. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia 21. Bustan NM. 1997. Pengantar Epidemologi. Jakarta: Rineka

  Cipta 22. WHO. 2002. Penanganan ISPA pada Anak di Rumah Sakit

  Negara Berkembang. Pedoman untuk Dokter dan Petugas Kesehatan Senior. Jakarta: EGC

  23. Depkes RI. 2007. Pedoman Tatalaksana Pneumonia Balita.

  Jakarta: Dirjen PP & PL 24. Badan Litbangkes. Kajian Riset Operasional Intensifikasi

  Pemberantasan Penyakit menular 1998/1999-2003 Jakarta : Direktorat Jendral Pemberantasan Penyakit menular, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan; 2004.

  25. Widoyono. Penyakit Tropis (Epidemiologi, Penularan, Pencegahan dan Pemberantasannya) Jakarta: Erlangga; 2005.

  26. Taussig, Landau. Pediatric Respirology Medicine. USA Mosby Inc : USA; 1999

  27. Joon. Faktor-faktor Risiko yang Sumargono,

  Mempengaruhi Terjadinya ISPA pada Balita di Kelurahan Kelapa Dua Wetan, Kecamatan Pasar Rebo, Tesis FK UI Depok. Diunduh dari :

  Diakses 26

  Februari 2016 jam 09.23 28. Departemen Kesehatan RI. Pedoman Pemberantasan

  Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut untuk

  Penanggulangan Pnemonia pada Balita. Jakarta: Depkes; 2002 29. Taisir. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian

  ISPA pada Balita, di Kelurahan Lhok Bengkuang Kecamatan Tapak Tuan Aceh Selatan Tahun 2005. Skripsi FKM USU Medan. Diunduh dari :

  diakses 26 Februari 2016 15.22

30. Depkes RI. Pedoman Rencana Kerja Jangka Menengah

  Nasional Penanggulangan Pnemonia Balita Tahun 2005- 2009. Jakarta: Depkes; 2005 31. Maryunani, A. Ilmu Kesehatan Anak Kebidanan. Jakarta:

  Trans Info Media; 2010 32. Sirait, NH. Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian

  Infeksi Saluran Pernafasan Atas Akut (ISPA) pada anak Balita di Kelurahan Mangga Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2010. Skripsi FKM USU Medan. Diunduh dari :

  

Diakses 27 Februari 2016 10.55

33.

  Notoadmodjo. Pengantar epidemiologi. Jakarta: Rineka Cipta; 2003

34. Noor. Pengantar Epidemiologi Penyakit menular. Jakarta:

  Rineka Cipta; 1997 35. Madiyono B. Tatalaksana Masalah Kardiologi Anak :

  Bagian I. Klasifikasi dan Tatalaksana Penyakit Jantung Bawaan. Diunduh dari :

  

Diakses

  25 Februari 2016 jam 12.48 36. Sutaryo TS, Sudjarwo SR. Aspek Pediatri Sosial Penyakit

  Jantung Bawaan. Dalam: Madiyono B, Oesman IN, Sastroasmoro, Amdani SK, Putra ST, Penyunting. 1995. Diagnosis dan Penatalaksanaan Penyakit Jantung Bawaan yang Dapat Dikoreksi. Jakarta: Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI 37. Wilar R, Wantania JR. Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Episode Infeksi Saluran Pernapasan Akut pada

  Anak dengan Penyakit Jantung Bawaan. Diunduh dari :

  Diakses 25

  Februari 2016 jam 07.24 38. Tank, Sonali., Malik, Sushma., Joshi, Surekha. Epidemiology of Congenital Heart Disease among Hospitalised Patients.

  Dept. of Paediatrics, TN Medical College, Mumbai Central.

  2010. Diunduh dari :

  

Diakses 5 Oktober 2016 jam 23.34

  39. Rashid et al. Pattern of congenital heart disease in a developing country tertiary care center: Factors associated with delayed diagnosis. National Center for Biotechnology Information. 2015. Diunduh dari : . Diakses 8 Oktober jam 10.11 40. Liu et al. Prevalence of Congenital Heart Disease in Xinjiang Multi-Ethnic Region of China. PLOS ONE. 2012.

  Diunduh dari :

   . Diakses 5 Oktober 2016 jam 19.35

  41. Abqari et al. Profile and risk factors for congenital heart defects: A study in a tertiary care hospital. National Center for Biotechnology Information. 2015. Diunduh dari : . Diakses 5 Oktober 2016 jam 22.04 42. Ramaswamy, Prema. Ventricular Septal Defects. Medscape.

  2015. Diunduh dari :

   Diakses 8 Oktober jam 10.48

  43. Alsagaff, Hood & Mukty, Abdul (Editor). 2010. Dasar- dasar Ilmu Penyakit Paru. Cetakan kesepuluh, Airlangga University Press. Surabaya.

44. Tregoning, John S., Schwarze, Jürgen. Respiratory Viral

  Infections in Infants: Causes, Clinical Symptoms, Virology, and Immunology. American Society for Microbiology. 2010. Diunduh dari : . Diakses 8 Oktober jam 11.08 45. Schlaudecker et al. Etiology and Seasonality of Viral Respiratory Infections in Rural Honduran Children.

  National Center for Biotechnology Information. 2012. Diunduh dari : .

  Diakses 8 Oktober 12.10 46. Centers for Disease Control and Prevention (CDC).

  Pertussis (Whooping cough). Diunduh dari : . Diakses 23 Oktober 2016 jam 13.16

  47. Wirsing von Konig CH, Rott H, Bogaerts H, Schmitt HJ A serologic study of organisms possibly associated with pertussis-like coughing. Pediatr Infect Dis J1998, 17:645- 649

  

48. Jalaludin BB, O'Toole BI, Leeder SR. Acute effects of

  urban ambient air pollution on respiratory symptoms, asthma medication use, and doctor visits for asthma in a cohort of Australian children. Environ Res. 2004;95:32 –42. doi: 10.1016/S0013-9351(03)00038-0.

  

49. Spengler JD, Jaakkola JJ, Parise H, Katsnelson BA,

  Privalova LI, Kosheleva AA. Housing characteristics and children's respiratory health in the Russian Federation. Am J Public Health. 2004;94:657

  • –662. 50.

  Robertson CF, Heycock E, Bishop J, Nolan T, Olinsky A, Phelan PD. Prevalence of asthma in Melbourne schoolchildren: changes over

  26 years. BMJ. 1991;302:1116

  • –1118. 51.

  Soto-Quiros ME, Soto-Martinez M, Hanson LA.

  Epidemiological studies of the very high prevalence of asthma and related symptoms among school children in

  Costa Rica from 1989 to 1998. Pediatr Allergy Immunol. 2002;13:342 –349. doi: 10.1034/j.1399-3038.2002.02035.x. 52. Chang AB, Phelan PD, Sawyer SM, Robertson CF. Airway hyperresponsiveness and cough-receptor sensitivity in children with recurrent cough. Am J Respir Crit Care Med. 1997;155:1935

  • –1939. 53.

  Coren ME, Ng V, Rubens M, Rosenthal M, Bush A. The value of ultrafast computed tomography in the investigation

  • – of pediatric chest disease. Pediatr Pulmonol. 1998;26:389 395. doi: 10.1002/(SICI)1099- 0496(199812)26:6<389::AID-PPUL3>3.0.CO;2-6. 54.

  De Jongste JC, Shields MD. Chronic cough in children.

  Thorax. 2003;58:998 –1003. doi: 10.1136/thorax.58.11.998. 55. Chang AB, Asher MI. A review of cough in children. J

  Asthma. 2001;38:299 –309. doi: 10.1081/JAS-100002296. 56. Wubbel C, Faro A. Chronic cough in children. Pediatr Case

  Rev. 2003;3:95 doi: –104.

  10.1097/01.PCA.0000057550.27324.D4.

   57.

  Chang AB, Masel JP, Boyce NC, Wheaton G, Torzillo PJ.

  Non-CF bronchiectasis-clinical and HRCT evaluation. Pediatr Pulmonol. 2003;35:477 doi: –483. 10.1002/ppul.10289.

58. NICE Short Clinical Guidelines Technical Team.

  Respiratory tract infections —antibiotic prescribing. Prescribing of antibiotics for self-limiting respiratory tract infections in adults and children in primary care. National Institute for Health and Care Excellence, 2008.

59. Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Get smart: respiratory illnesses.

  

  60. Duppenthaler A, Amman RA, HrisohoMG. Low incidence of respiratory syncytial virus hospitalisations in hemodynamically significant congenital heart disease. Arch Dis Child 2004;89:961-5 61. Boyce TG, Mellen BG, Mitchel EF. Rates of hospitalization for respiratory syncytial virus infection among children in

  Medicaid. J Pediatr 2000;137:865-70

  62. Sutaryo TS, Sudjarwo SR. Aspek pediatric social penyakit jantung bawaan. Dalam : Madiyono B, Oesman IN, Sastroasmoro S, Amdani SK, Putra ST, penyunting. Diagnosis dan penatalaksanaan penyakit jantung bawaan yang dapat dikoreksi. Naskah Lengkap Pendidikan Tambahan Berkala IKA ke XI FK-UI Jakarta, 1985. H.120-

  9 63. Sondheimer JM. Hamilton JR. Intestinal function in infants with severe congenital heart disease. J pediatr 1978;

  92:572-8 64. Owayed AF, Campbell DM, Wang EEL. Underlying causes of recurrent pneumonia in children. Arch Pediatr Adolesc

  Med 2000; 154:190-4 65. Moler FW, Khan AS, Meliommes JN. Respiratory syncytial virus morbidity and mortality estimates in congenital heart disease patients: a recent experience. Crit Care Med 1992; 20:1406-13