Materi Dr. Erma Triawati Ch., S.T., M.T. “Pengawasan Lingkungan Kerja”

  

PENGAWASAN

LINGKUNGAN KERJA

  Seminar K3L Program Studi Farmasi

  Universitas Gunadarma

  

Pengertian Pengawasan Lingkungan Kerja

   Pengawasan Lingkungan Kerja adalah serangkaian kegiatan pengawasan dari semua tindakan yang dilakukan oleh pegawai pengawas ketenagakerjaan atas pemenuhan pelaksanaan peraturan perundang-undangan atas objek pengawasan Lingkungan Kerja. Lingkungan kerja adalah istilah generik yang mencakup identifikasi dan evaluasi faktor-faktor lingkungan yang memberikan dampak pada kesehatan tenaga kerja (ILO)

FAKTOR-FAKTOR ANCAMAN FAKTOR-FAKTOR ANCAMAN RESIKO KECELAKAAN KERJA RESIKO KECELAKAAN KERJA TENAGA KERJA

  PAK Kec. Kerja

  PAK Kec. Kerja

KESEHATAN KESELAMATAN

  ALAT POLUSI POLUSI

  Objek pengawasan Lingkungan Kerja meliputi :

  Faktor-faktor bahaya Lingkungan Kerja

  Hygiene Perusahaan

  Pengendalian bahaya besar

  Pestisida

  Bahan kimia berbahaya

  Sanitasi lingkungan Alat pelindung diri (APD) Ruang Lingkup Pengawasan Lingkungan Kerja

  1. Penanganan Bahan Kimia Berbahaya.

  2. Pemeriksaan Lingkungan Kerja 3. Pemeriksaan Penggunaan Pestisida 4. Pemeriksaan Limbah Industri di tempat kerja 5. Pemeriksaan Hygiene Industri 6. Pemeriksaan Alat Pelindung Diri

  

Dasar Hukum Pengawasan

Lingkungan Kerja.

1. UU No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja

pasal 2, pasal 3 ayat 1, f, g, i, j, k, l, m pasal 5, pasal 8, pasal 9 dan pasal 14.

  2. UU No. 3 tahun 1969 tentang persetujuan Konvensi ILO No.120 mengenai Hygiene dalam

Perniagaan dan Kantor-kantor pasal 7

  3. Peraturan Menteri Perburuhan No. 7 tahun 1964 tentang syarat kesehatan, kebersihan serta penerangan dalam tempat kerja.

  4. Permenaker No. 3/Men/1985 tentang keselamatan dan kesehatan kerja Pemakaian

  5. Permenaker No. 03/Men/1986 tentang syarat keselamatan dan kesehatan di tempat kerja yang mengelola Pestisida

  6. Permenaker No. 13/Men/X/2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Kimia di Tempat Kerja

  7. Kepmenaker No. 187/Men/1999 tentang Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di Tempat Kerja.

1. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

  

  Syarat-syarat keselamatan kerja berisi lebih 50% berkaitan dengan syarat- syarat kesehatan kerja

  

  Melindungi pekerja, orang lain dan bahan serta alat produksi

  

  Mencegah dan mengurangi kecelakaan dan PAK

  

  Menciptakan lingkungan kerja aman

  

  Pemantauan dan evaluasi lingkungan kerja

  Undang-undang No. 1 tahun 1970 Undang-undang No. 1 tahun 1970

  Syarat-syarat Keselamatan Kerja dikaitkan dengan Pengawasan Lingkungan Kerja (Psl. 3 ayat 1) :

  

  Mencegah & mengurangi kecelakaan

  

  Mencegah & mengurangi bahaya peledakan

  

  Memberikan alat2 perlindungan diri pada para pekerja

  

  Mencegah & mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, gas, hembusan

  

  Mencegah & mengendalikan timbulnya PAK baik physik maupun psikis, peracunan, infeksi dan penularan

  

  Memperoleh penerangan yg cukup & sesuai

  

  Menyelenggarakan suhu & lembab udara yg baik

  

  Menyelenggarakan penyegaran udara yg cukup

  

  Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban

2. UU No. 3 tahun 1969

  

tentang Persetujuan Konvensi ILO No. 120

Mengenai Hygiene Dalam Perniagaan dan Kantor-kantor

   Ventilasi

   Penerangan

   Suhu

   Susunan tempat duduk

   Penyediaan air

   Sanitair

   Tempat duduk yang cukup dan sesuai

   Confine space

   APD dan sarana perlindungan

   Pengendalian lingkungan kerja (bising, getaran)

   Penyediaan apotik dan pelaksanaan P3K

  Asas-asas Umum UU No. 3 tahun 1969 Asas-asas Umum UU No. 3 tahun 1969

Semua bangunan yg digunakan oleh pekerja

& perlengkapannya harus :

  

  Dipelihara baik & dijaga kebersihannya

  

  Memp. ventilasi yg cukup & sesuai (alami atau buatan atau ke-dua2nya)

  

  Memp. penerangan yg cukup & sesuai

  

  Mempertahankan suhu yg nyaman

  

  Semua tempat kerja disusun serta semua tempat duduk hrs diatur sedemikian shg tdk ada pengaruh yg berbahaya bagi kesehatan kerja

  

  Memp. persediaan air minum yg cukup & sehat

  

  Asas-asas Umum UU No. 3 tahun 1969 Asas-asas Umum UU No. 3 tahun 1969 Semua bangunan yg digunakan oleh pekerja & perlengkapannya harus :

  Tersedia fasilitas yg sesuai utk mengganti, menyimpan dan mengeringkan pakaian yg tdk dipakai pd waktu bekerja

  

  Memenuhi standar hygiene yg baik terutama bagi bangunan dibawah tanah atau tdk berjendela

  

  Dikurangi sebanyak mungkin pengaruh2 yg berbahaya akibat kegaduhan dan getaran2 yg mungkin terjadi

  

  Tersedia apotik atau pos PPPK sendiri

  

  Tersedia lemari, kotak atau perlengkapan PPPK

3. Peraturan Menteri Perburuhan No. 7

   Pencegahan kebakaran

   Pencegahan keracunan, penularan penyakit dan PAK

   Housekeeping

   Penerangan

   Suhu

   Kadar udara

   Bangunan

   Sampah

   Ruang udara dan ruang kerja

   Kakus

   Dapur

   Air,

  Tahun 1964 tentang Syarat Kesehatan, Kebersihan Serta Penerangan Dalam Tempat Kerja.

  PMP 7 tahun 1964 : Syarat Kesehatan PMP 7 tahun 1964 : Syarat Kesehatan

  Setiap bangunan perusahaan memenuhi syarat untuk : (psl 2)

  Menghindarkan kemungkinan bahaya kebakaran dan kecelakaan

  

  Menghindarkan kemungkinan bahaya keracunan, penularan peny. atau timbulnya peny. jabatan

  

  Memajukan kebersihan & ketertiban

  

  Mendpt penerangan yg cukup & memenuhi syarat utk melakukan pekerjaan

  

  Mendpt suhu yg layak & peredaran udara yg cukup PMP 7 tahun 1964 : Syarat Kebersihan

  PMP 7 tahun 1964 : Syarat Kebersihan

  Halaman hrs bersih, teratur & tdk becek

  

  Jalan di halaman tdk blh berdebu

  

  Hrs cukup saluran yg kuat & bersih utk keperluan aliran air (riolering)

  

  Saluran air yg melintasi halaman hrs tertutup

  

  Sampah2 & buangan lainnya hrs terkumpul pd suatu tempat yg rapi & tertutup

  

  Sampah hrs dibuang pd waktunya atau dibakar

  

  Tempat pengumpulan sampah tdk blh menjadi sarang lalat atau binatang/serangga yg lain

  

  Lantai, dinding, loteng & atap hrs selalu berada dlm keadaan terpelihara & bersih serta tdk basah & lembab

  

  Tersedia tempat mandi, tempat cuci muka & tangan, tempat ludah, tempat pakaian menurut kepentingan masing2 bagi tempat kerja yg dianggap perlu

  PMP 7 tahun 1964 : Syarat Kebersihan PMP 7 tahun 1964 : Syarat Kebersihan

   Lantai tempat kerja hrs terbuat dr bhn yg keras, tahan air & bhn kimia yg merusak, datar & tdk licin

   Alat & bhn hrs selalu disusun atau disimpan secara rapi & tertib

   Susunan tsb hrs sedemikian rupa shg tdk menimbulkan bahaya tertimpa atau mungkin menyebabkan buruh terjatuh

   Buruh/tenaga kerja dlm perusahaan2 tertentu dpt diwajibkan memakai pakaian kerja menurut syarat2 yg ditetapkan & disediakan oleh majikan

   Dapur, kmr makan & alat keperluan makan hrs selalu bersih & rapi

   Dapur & kmr makan serta kakus tdk blh berhubungan langsung dgn tempat kerja & letaknya hrs dinyatakan jelas

   Alat2 makan atau masak sesudah dipakai hrs dibersihkan dgn sabun & air panas & dikeringkan. Alat2 tsb hrs dibuat dr bahan2 yg mudah dibersihkan

   Kakus-kakus hrs selalu bersih terutama lantai & dinding serta

  PMP 7 tahun 1964 : Syarat Khusus PMP 7 tahun 1964 : Syarat Khusus

  

  Gedung hrs kuat buatannya & tdk blh ada bagian yg mungkin rubuh

  

  Tangga hrs kuat buatannya, aman & tdk blh licin & hrs cukup kuat

  

  Setiap tempat kerja hrs dibuat & diatur sedemikian rupa, sehingga tiap org yg bekerja dlm ruangan mendpt ruang udara (cubic space) yg sedikit-dikitnya 10m – 15m

  

  Tinggi tempat kerja paling sedikit 3 m

  

  Luas tempat kerja hrs sedemikian rupa shg tiap pekerja paling sedikit mendpt 2m utk bergerak secara bebas

  

  Atap tempat kerja hrs dibuat sedemikian rupa shg dpt memberikan perlindungan yg baik kepada pekerja dr

  PMP 7 tahun 1964 : Syarat Khusus PMP 7 tahun 1964 : Syarat Khusus

   Makanan yg disediakan utk buruh hrs menurut menu yg memenuhi syarat2 kesehatan

   Air yg digunakan utk makan dan minum hrs memenuhi syarat2 sbb :

   Air tdk blh berbau & hrs segar

   Air tdk blh berwarna & berasa

   Air tdk blh mengandung binatang atau bakteri yg berbahaya

   Semua pegawai yg mengerjakan & melayani makanan & minuman hrs bebas dr salah satu penyakit menular & selalu hrs menjaga kebersihan badannya

   Kakus-kakus hrs disediakan utk buruh & terbuat dr bhn yg kuat

   Kakus-kakus hrs terpisah utk laki-laki & perempuan sehingga

  PMP 7 tahun 1964 : PMP 7 tahun 1964 : Syarat Khusus

  Syarat Khusus

  Jumlah kakus adalah sebagai berikut : 

  Untuk 1 – 15 orang buruh = 1 kakus

  Untuk 16 – 30 orang buruh = 2 kakus

  Untuk 31 – 45 orang buruh = 3 kakus

  Untuk 46 – 60 orang buruh = 4 kakus

  Untuk 61 – 80 orang buruh = 5 kakus

  Untuk 81 – 100 orang buruh = 5 kakus Dan selanjutnya untuk tiap 100 orang = 6 kakus

  Jumlah kakus disesuaikan juga dengan jumlah buruh laki2 atau perempuan 

  Kakus yg bersih ialah yg memenuhi syarat sbb : 

  Tidak blh berbau & ada kotoran yg terlhat

  Tidak blh ada lalat, nyamuk atau serangga yg lain

  Hrs selalu tersedia air bersih yg cukup

  

Syarat Khusus Penetapan WC Sesuai OSHA

Syarat Khusus Penetapan WC Sesuai OSHA

  • – 29 CFR
  • – 29 CFR

  Sanitasi – 1910.141(c)(1)(i) Sanitasi – 1910.141(c)(1)(i)

  

  Jumlah kakus / WC adalah sebagai berikut :

   Untuk 1 – 15 orang buruh = 1 kakus

   Untuk 16 – 35 orang buruh = 2 kakus

   Untuk 36 – 55 orang buruh = 3 kakus

   Untuk 56 – 80 orang buruh = 4 kakus

   Untuk 81 – 110 orang buruh = 5 kakus

   Untuk 111 – 150 orang buruh = 6 kakus Dan selanjutnya jika buruh lebih dari 150 orang maka pada setiap kelipatan 40 orang ditambah 1 kakus

  PMP 7 tahun 1964 : Syarat Khusus PMP 7 tahun 1964 : Syarat Khusus

  

  Hrs disediakan tempat duduk bagi buruh yg bekerja sambil duduk

  

  Bagi buruh yg bekerja sambil berdiri, berjalan merangkak, jongkok, atau berbaring hrs disediakan tempat duduk pd waktu ia membutuhkan

  

  Tempat duduk tsb hrs memenuhi syarat2 sbb :

   Hrs memenuhi ukuran yg sesuai dgn tubuh orang Indonesia umumnya dan cocok utk buruh yg memakainya

   Hrs memberi kesenangan duduk & menghindari ketegangan otot2

   Hrs memudahkan gerak-gerik utk bekerja

   Hrs ada sandaran utk punggung

  

  Jika mempergunakan banyak tenaga kerja wanita hrs diadakan beberapa tempat istirahat & berhias yg cukup

  PMP 7 tahun 1964 PMP 7 tahun 1964 : Syarat Penerangan dlm tempat kerja

  : Syarat Penerangan dlm tempat kerja

  Setiap tempat kerja hrs mendapat penerangan yg cukup utk melakukan pekerjaan

  

  Jarak antara gedung2 atau bangunan2 lainnya hrs sedemikian rupa shg tdk mengganggu masuknya cahaya siang ketempat kerja

  

  Jendela2, lobang2 atau dinding gelas yg dimaksudkan utk memasukkan cahaya hrs selalu bersih & luas seluruhnya hrs 1/6 dr pd luas lantai kerja & minimum 1/10 luas lantai kerja serta dibuat sedemikian rupa shg memberikan penyebaran cahaya yg merata

  

  Bila ada penyinaran matahari langsung menimpa para pekerja hrs diadakan tindakan2 utk menghalangi

  

  Apabila jendela sbg jalan cahaya matahari, mk jarak antara jendela & lantai tdk blh melebihi 1,2 meter

  PMP 7 tahun 1964 PMP 7 tahun 1964 : Syarat Penerangan dlm tempat kerja

  : Syarat Penerangan dlm tempat kerja

  Jika cahaya matahari tdk mencukupi atau tdk dpt dipergunakan mk hrs diadakan penerangan dgn jln lain sbg pengganti cahaya matahari

  Jika pekerjaan dilakukan pd malam hari, mk hrs diadakan buatan yg aman & cukup intensitasnya, tdk menyebabkan panas yg berlebihan atau merusak susunan udara serta tdk melebihi 32 C

  Sumber cahaya yg dipergunakan hrs menghasilkan kadar penerangan yg tetap & menyebar serata mungkin, tdk blh berkedap-kedip, tdk menyilaukan atau menimbulkan bayangan contrast yg mengganggu buruh

  Dapur & kmr makan serta kakus-kakus hrs mendpt penerangan yg baik dan peredaran udara yg cukup

  Tiap tempat kerja yg dipakai pd malam hari hrs menyediakan alat2 penerangan darurat yg mempunai sumber tenaga yg bebas dr instalasi umum, ditempatkan pd tempat2 yg tdk

  PMP 7 tahun 1964 PMP 7 tahun 1964

  : Syarat Penerangan dlm tempat kerja : Syarat Penerangan dlm tempat kerja

  

  Kadar penerangan diukur dgn alat2 pengukur cahaya yg baik setinggi tempat kerja atau setinggi perut utk penerangan umum (+ 1 meter)

  

  Kekuatan penerangan ditentukan untuk :

   Darurat min. 5 lux (0,5 foot candles)

   Halaman2 & jalan2 dlm lingkungan perusahaan min. 20 lux (2 foot candles)

   Pekerjaan2 yg hanya membedakan barang kasar min. 50 lux (5 foot candles)

   Pekerjaan2 yg membedakan barang2 kecil sepintas lalu min. 100 lux (10 foot candles)

   Pekerjaan2 yg membedakan barang2 kecil agak teliti min.

  200 lux (20 foot candles)Pekerjaan2 pembedaan yg teliti drpd barang2 kecil min.

  300 lux (30 foot candles)

  Pekerjaan membeda2kan barang2 halus dgn contras yg

  PMP 7 tahun 1964 PMP 7 tahun 1964

   Gudang2 utk menyimpan barang2 besar & kasar

  

Pengupasan/pengambilan & penyisihan bahan kapas

   Penggilingan padi

   Pemasangan yg kasar

   Mengerjakan barang2 besi & baja yg ½ selesai

  Jenis pekerjaan2 yg membedakan barang2 kecil sepintas lalu spt :

  

   Gang2, tangga didlm gedung yg selalu dipakai

  : : Syarat Penerangan dlm tempat kerja

   Mengerjakan bahan tanah atau batu

   Menyisihkan barang2 yg besar

   Mengerjakan arang atau abu

   Mengerjakan bahan2 yg kasar

  Jenis pekerjaan2 yg hanya membedakan barang kasar spt :

  Syarat Penerangan dlm tempat kerja

   Mengerjakan bahan2 pertanian lain

  PMP 7 tahun 1964 PMP 7 tahun 1964

   Pembungkusan daging

   Pemeriksaan yg teliti

   Pekerjaan mesin yg teliti

  Jenis pekerjaan2 pembedaan yg teliti drpd barang2 kecil spt :

  

   Melapis perabot

   Mengerjakan kayu

   Pemasukan & pengawetan bahan2 makanan dlm kaleng

  : : Syarat Penerangan dlm tempat kerja

   Menjahit tekstil atau kulit yg berwarna muda

  

Pemeriksaan atau percobaan kasar terhadap barang2

   Pekerjaan mesin & bubut yg kasar

   Pemasangan alat2 yg sedang (tdk besar)

  Jenis pekerjaan2 yg membedakan barang2 kecil agak teliti spt :

  Syarat Penerangan dlm tempat kerja

   Percobaan2 yg teliti & halus

  PMP 7 tahun 1964 PMP 7 tahun 1964

   Menjahit bahan2 wol yg berwarna tua

   Percobaan alat2 yg ekstra halus

   Pemeriksaan yg ekstra halus (ampul obat)

   Pemasangan yg ekstra halus (arloji dll)

  Jenis pekerjaan2 membeda2kan barang yg sangat halus dgn contrast yg sangat kurang utk waktu yg lama spt :

  

   Akuntan, pemegang buku, pekerjaan steno, mengetik atau pekerjaan kantor yg lama & teliti

   Pekerjaan kayu yg halus (ukir-ukiran)

  : : Syarat Penerangan dlm tempat kerja

   Penyemiran yg halus & pemotongan gelas kaca

   Pemeriksaan yg halus

   Pekerjaan2 mesin yg halus

   Pemasangan yg halus

  Jenis pekerjaan2 membeda2kan barang2 halus dgn contras yg sedang & dlm waktu yg lama spt :

  Syarat Penerangan dlm tempat kerja

  

  Syarat Penerangan dlm tempat kerja Syarat Penerangan dlm tempat kerja

  Sesuai OSHA – 29 CFR Sesuai OSHA – 29 CFR

  • * Illumination. - 1926.56
  • * Illumination. - 1926.56

  

  Untuk pekerjaan2 konstruksi maka ditentukan tersendiri kekuatan penerangan yaitu :

  

General construction area lighting min. 50 lux (5 foot candles)

   General construction areas, concrete placement, excavation and waste areas, access ways, active storage areas, loading platforms, refueling, and field maintenance areas. min. 30 lux (3 foot candles)

   Indoors: warehouses, corridors, hallways, and exitways min. 50 lux (5 foot candles)

   Tunnels, shafts, and general underground work areas: (Exception: minimum of 10 foot-candles is required at tunnel and shaft heading during drilling, mucking, and scaling. Bureau of Mines approved cap lights shall be acceptable for use in the tunnel heading) min. 50 lux (5 foot candles)

   General construction plant and shops (e.g., batch plants, screening plants, mechanical and electrical equipment rooms, carpenter shops, rigging lofts and active store rooms, mess halls, and indoor

4.Permenaker No. 3/Men/1985 tentang keselamatan

   dan kesehatan kerja Pemakaian asbes.

ASBES ADALAH SERAT YANG BELUM TERIKAT

  OLEH SEMEN ATAU BAHAN LAIN

NILAI AMBANG BATAS ASBES ADALAH ANGKA

  

YANG MENUNJUKKAN KONSENTRASI SERAT ASBES DI UDARA TEMPAT KERJA, DIMANA

DENGAN KONSENTRASI DIBAWAH ANGKA INI ORANG YANG TERPAPAR DALAM WAKTU 8 JAM

SEHARI DAN 40 JAM SEMINGGU TIDAK AKAN PENGGUNAAN ASBES PENGGUNAAN ASBES 

  ASBES ATAU BAHAN YANG MENGANDUNG ASBES TIDAK BOLEH DIGUNAKAN DENGAN CARA MENYEMPROT 

  

DILARANG MENGGUNAKAN ATAU

MEMAKAI ASBES BIRU ( CROSIDOLIT) PADA SETIAP

  

  KANTONG FILTER ALAT VENTILASI DITARUH DI TEMPAT TERTUTUP

  

  FILTER HARUS DIBERSIHKAN DAN DIGANTI

  

  TEMPAT KERJA DAN PERALATAN HARUS SELALU BERSIH DAN TERBEBAS DARI DEBU ASBES

  

  PEMBERSIHAN DEBU ASBES HARUS DENGAN CARA BASAH ATAU DIHISAP

   PEMBUNGKUS/KANTONG ASBES HARUS TIDAK DAPAT DITEMBUS DEBU ASBES

  

SAMPAH ASBES YANG TELAH TERIKAT TIDAK

BOLEH DISIMPAN, DIKIRIM, ATAU

DIDISTRIBUSIKAN TANPA WADAH TERTUTUP

SEMPURNA

  

SEMUA WADAH YANG MENGANDUNG ASBES

HARUS DIBERI TULISAN : “ BAHAN ASBES TIDAK BOLEH DIHIRUP ”

   PEMBUNGKUS /KANTONG HARUS DIBUANG SEHINGGA TDK DIPAKAI LAGI

  

SAMPAH ASBES DIBUANG DENGAN

  KEBERSIHAN LINGKUNGAN KERJA ASBES 

  SETIAP RUANG KERJA WAJIB DIPASANG ALAT VENTILASI

  

  ALAT VENTILASI WAJIB DIHIDUPKAN PADA WAKTU PROSES PRODUKSI

  

  ALAT VENTILASI HARUS DIPERIKSA MINIMAL 3 BULAN SEKALI DAN DICATAT

  

  DILAKUKAN PERAWATAN DAN PERBAIKAN

  

PESTISIDA : SEMUA ZAT KIMIA DAN BAHAN LAIN

5. Permenaker No. 03/Men/1986 tentang syarat

SERTA JASAD RENIK DAN VIRUS YANG

  keselamatan dan kesehatan di tempat kerja yang DIGUNAKAN UNTUK : mengelola Pestisida

   MEMBERANTAS/MENCEGAH HAMA DAN PENYAKIT YANG MERUSAK TANAMAN DAN

HASIL PERTANIAN

  

MEMBERANTAS RERUMPUTAN

   MEMATIKAN/MENCEGAH PERTUMBUHAN YANG TDK DIINGINKAN

  

MENGATUR / MERANGSANG PERTUMBUHAN

TANAMAN

   MEMBERANTAS / MENCEGAH HAMA PADA HEWAN DAN TERNAK

   MEMBERANTAS / MENCEGAH HAMA AIR

  

MEMBERANTAS / MENCEGAH BINATANG DAN

JASAD RENIK

   MEMBERANTAS / MENCEGAH BINATANG YANG DAPAT MENYEBABKAN PENYAKIT PADA KETENTUAN² TENAGA KERJA YANG MENGELOLA PESTISIDA 

  PEMAPARAN TIDAK BOLEH LEBIH DARI 5 JAM SEHARI DAN 30 JAM SEMINGGU

  

MEMAKAI APD YANG SESUAI

  

MENJAGA KEBERSIHAN BADAN, APD,

  

  DILARANG MEMAKAI PESTISIDA DALAM BENTUK DEBU

  

TIDAK BOLEH DLM KEADAAN MABUK

  

  PEMASANGAN TANDA² PERINGATAN

BAHAYA PADA TEMPAT TERTENTU

  

  TANDA YANG DIPASANG HARUS DIMENGERTI DAN MUDAH DIBACA

  

  PEMASANGAN GAMBAR APD PADA TEMPAT KERJA YANG SESUAI

  

  TEMPAT KERJA HARUS BERSIH DAN BEBAS DARI TUMPAHAN ATAU CECERAN PESTISIDA

  

  6. PERMENAKER No. PER-13/Men/X/2011

  6. PERMENAKER No. PER-13/Men/X/2011

  • * NAB Faktor Fisika & Kimia di Tempat Kerja
  • * NAB Faktor Fisika & Kimia di Tempat Kerja

  

  NAB adl std faktor tempat kerja yg dpt diterima tenaga kerja tanpa mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan dlm pekerjaan utk waktu tdk melebihi 8 jam sehari & 40 jam seminggu

  

  Faktor fisika adl faktor didlm tempat kerja yg bersifat fisika terdiri dari iklim kerja, kebisingan, getaran, gelombang mikro & sinar ultra ungu

  

  Iklim kerja adl hsl perpaduan antara suhu, kelembaban, kecepatan gerakan udara & panas radiasi dgn tkt pengeluaran panas dr tubuh tenaga kerja sbg akibat pekerjaannya

  

  Kebisingan adl semua suara yg tdk dikehendaki yg bersumber dr alat2 proses produksi atau alat2 kerja yg pd tkt tertentu dpt menimbulkan

   Getaran adl gerakan yg teratur dr benda atau media dgn arah bolak-balik dr kedudukan keseimbangannya

   NAB iklim kerja menggunakan parameter

  ISSB

  ISBB (Indeks Suhu Basah & Bola) adl parameter utk menilai tkt iklim kerja yg merupakan hsl perhitungan antara suhu udara kering, suhu basah alami & suhu bola

  

  Radiasi frekuensi radio & gelombang mikro (mikrowave) adl radiasi elektromagnetik dgn frek. 30 khz – 300 Ghz

  

  Radiasi ultra ungu (ultraviolet) adl radiasi elektromagnetik dgn panjang gelombang 180 – 400 nm

  

  Suhu kering (dry bulb temp) adl suhu yg ditunjukkan oleh termometer kering

  

  Suhu basah alami (natural wet bulb temp) adl suhu yg ditunjukkan oleh termometer bola basah alami

  

  NAB kebisingan = 85 dBA

  

  NAB getaran alat kerja yg kontak langsung maupun tdk langsung pd lengan & tangan tk = 4

  2

  m/det

  

  NAB radiasi frekuensi radio & gel mikro (lht lamp IV)

  

  NAB radiasi sinar ultra ungu = 0,1 mikro watt

  2

  per centimeter persegi (uw/cm )

  

  Pengukuran & penilaian faktor fisika di tempat kerja dilaksanakan oleh Pusat dan atau Balai Hyperkes atau pihak2 lain yg ditunjuk

  

  Hasil pengukuran & penilaian disampaikan kepada pengusaha atau pengurus dan Kantor

  PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA & TRANSMIGRASI

  NOMOR : PER-13/MEN/X/2011, NAB IKLIM KERJA 

  Pengaturan Waktu Kerja Setiap Jam

  ISBB (

   C) Beban Kerja Ringan Sedang Berat 75 % - 100 % 31,0 28,0 - 50 % - 75 % 31,0 29,0 27,5 25 % - 50 % 32,0 30,0 29,0

  NILAI AMBANG BATAS ( NAB )

NAB. UNTUK KEBISINGAN DI

  INDUSTRI MENURUT PERMENAKERTRANS NO. 13 /MEN/X/2011 ADALAH 85 dB(A) SELAMA 8 JAM PER-HARI Dan 40

JAM PER MINGGU.

  Waktu Pemaparan Per hari Intensitas Kebisingan dalam (dBA)

8 Jam

  85

  4

  88

  2

  91

  1

  94

30 Menit

  97

  15 100 7,5 103 3,75 106 1,88 109 0,94 112 28,12 Derik 115 14,06 118 7,03 121 3,52 124 1,76 127

  

Permenakertrans No. 13/MEN/X/2011, NAB Getaran

Lengan Tangan

  

Jumlah Waktu Pemaparan Per Nilai Percepatan pada Frekuensi

hari kerja Dominan

  Meter per detik Gravitasi 2 kuadrat (m/det ) 4 jam dan kurang dari 8 jam 4 0,40 2 jam dan kurang dari 4 jam

  6 0,61 1 jam dan kurang dari 2 jam 8 0,81 Kurang dari 1 jam 2 12 1,22

  Catatan : 1 Gravitasi = 9,81 m/det

  Faktor-faktor Bahaya Lingkungan Kerja Terdapat lima faktor penyebab kecelakaan dan penyakit akibat kerja yaitu : 1. Faktor fisika 2. Faktor kimia 3. Faktor biologi 4. Faktor fisiologi (ergonomi) 5. Faktor psikologi

  Lanjutan…

Faktor-faktor Bahaya Lingkungan Kerja

  1 . Faktor fisika

  Kebisingan, iklim kerja/temperatur, pencahayaan, radiasi, getaran, dan tekanan

  2. Faktor kimia

  Padat, cair, gas, fume, mist dll

  3. Faktor biologiSerangga, bakteri, virus, parasit dll.

  4. Faktor fisiologi (ergonomi)

  Cara kerja, alat

  5. Faktor psikologi

  

Sumber bahaya lingkungan kerja di

IndustriTemperatur : tanur, cold storage, perkantoran.Tekanan udara : keg. penyelaman, konstruksi. Penerangan : perkantoran, pekerjaan yang teliti.Kebisingan : konstruksi, mesin press, bubut dll.

  Radiasi : pengelasan, rumah sakit, telekomunikasi , kantor.

  

  Faktor kimia : industri kimia, tekstil, baterai, sepatu, migas.

   Faktor biologi : makanan, kehutanan, pertanian.Faktor ergonomi : perkantoran, konstruksi.

  Faktor psikologi : mercusuar, pengawas gunung api,

1. Faktor Fisika - Faktor Kebisingan

   Kebisingan adl bunyi yg didengar sbg suatu rangsangan pd telinga & manakala bunyi2 tsb tdk dikehendaki Kualitas bunyi dtentukan oleh frekuensi dan intensitasnya Intensitas bunyi adl besarnya tekanan yg dipindahkan oleh bunyi satuan desibel (dB)

  Frekuensi adl jlh getaran per detik (hertz) yaitu jlh gel yg diterima oleh telinga setiap detiknya. Range yg bisa didengar adl 20 s/d 20.000

hz dan frekuensi manusia berkomunikasi adl 250 s/d 3000 hz

Kebisingan berdasarkan sifat bunyi : Kebisingan continue Kebisingan impulsif Kebisingan terputus-putus Kebisingan impaktif

  

  Pengaruh kebisingan terhadap tenaga kerja & lingkungan :

  Pengaruh terhadap alat pendengaran yaitu Tuli konduktif & Tuli perseptif Efek kebisingan kepada daya kerja

  Alat pengukur intensitas kebisingan adl “Sound Level Meter”

  

  Pengendalian kebisingan utk mengurangi tingkat intensitas kebisingan atau lamanya pemaparan selama kerja dgn cara :

  Menurunkan pada sumbernya dgn menempatkan alat peredam pd sumber getaran Menempatkan penghalang pd jln transmissi dgn mengisolasi mesin atau tenaga kerja Menggunakan APD yi sumbat telinga (ear plug)

  • - Iklim Kerja

  

  Kombinasi dari suhu kerja, kelembaban udara, kecepatan gerakan udara & suhu radiasi pd suatu tempat kerja

  o

  Suhu udara sekitar 24 – 26 C dengan selisih

  o

  suhu diluar & didalam tdk lebih dari 5 C

  

  Faktor-faktor yg menyebabkan pertukaran panas antara tubuh dgn sekitarnya :

  Konduksi antara tubuh dgn benda atau lingkungan sekitarnya melalui kontak langsung Konveksi

   gerakan molekul2 gas/cairan dgn suhu yg rendah Radiasi

   energi gelombang dr kedua benda akan saling berpengaruh

  

  Faktor yg mempengaruhi toleransi tubuh terhadap panas Aklimatimasi Ukuran badan Umur Jenis kelamin Kesegaran jasmani Suku bangsa

   Suhu yg tinggi dpt menyebabkan penyakit a.l.

  heat cramps, heat exchaustion, heat stroke dan miliana

  

  Pencegahan panas dpt dilakukan dgn cara :

  Memperbaiki aliran udara atau sistem ventilasi yg lbh sempurna Mereduksi tek. panas dilingkungan kerja yg ada sumber panasnya Menerapkan teknologi pengendalian & teknis perlindungan Memelihara kesegaran jasmani

  • Pencahayaan

   Pencahayaan/penerangan merupakan salah satu komponen yg dpt mempengaruhi lingkungan kerja

   Faktor yg mempengaruhi intensitas penerangan :

  Sumber cahaya lampu pijar, lampu neon atau lampu penerangan darurat (flourscent tube)

  Daya pantul (reflektivitas) Permukaan kasar & hitam mk semua cahaya diserap Permukaan halus & mengkilap mk cahaya akan dipantulkan sejajar Permukaan tdk rata mk cahaya akan dipantulkan diffus

  Ketajaman penglihatan dpengaruhi beberapa faktor yi :

   Pencahayaan/penerangan ruangan yg baik memungkinkan pekerja melihat pekerjaan dgn teliti, cepat, jelas serta membantu menciptakan lingkungan kerja yg nikmat & menyenangkan

   Sifat-sifat penerangan ditentukan oleh: Pembagian lumenisasi dlm lapangan penglihatan Pencegahan kesilauan Arah sinar

  Warna & panas 

  Pedoman yg perlu diperhatikan : Permukaan dr semua bidang & obyek memp kecerahan yg merata Kontras & kecerahan permukaan dr bgn pusat & tengah bid visual tdk blh melampaui rasio 1 : 3 Kontras bgn pusat & pelatarannya atau didlm bgn luar dr bid visual tdk blh melampaui rasio 1 : 10 Permukaan yg cerah hrs berada di pusat bid visual & menggelap kearah pinggiran Kontras akan lbh mengganggu jika melampaui bgn

   Hrs dihindari jendela yg terang sekali, papan hitam yg menempel pd dinding putih atau benda- benda yg memantulkan/mengkilap

   Pengukuran intensitas penerangan dgn menggunakan lux meter

   Pencegahan kesilauan dilakukan dgn :

  Pemilihan lampu yg tepat Penempatan sumber2 cahaya terhdp meja atau mesin serta memperhitungkan letak jendela Penggunaan alat pelapis yg mengkilat atau tidak Penyaringan sinar matahari langsung

   Pengaruh pencahayaan terhdp kesehatan :

  Kelelahan mata berkurang daya & efisiensi kerja

  Kelelahan mental Keluhan pegal didaerah mata & sakit kepala disekitar

  • - Tekanan Udara Tinggi & Rendah - Getaran Mekanis

  

  Mengurangi pemaparan

  

  Isolasi pekerja atau operator

  

  Isolasi sumber getaran

  

  Pencegahan dgn :

  Kerusakan pd persendian & tulang

  

  

  Kelainan peredaran darah & syaraf

  

  Getaran terhadap kesehatan

  

  Getaran terhadap lengan (Tool hand vibration)

  

  Getaran seluruh badan (Whole Body Vibration)

  

2. Faktor Kimia

  • Bahan kimia berbahaya yg dipakai dlm industri : 1.

  Bhn kimia yg mdh terbakar  benzene, aseton, eter & 2. hexan Bhn kimia yg mdh meledak ammonium nitrat, 3. nitrogliserin Bhn kimia beracun 4.  asam klorida Bhn kimia korosif 5.  asam klorida Bhn kimia yg bersifat oksidator 6.

   peroksida organik Bhn kimia yg peka/reaktif terhdp air  natrium hibrida, 7. karbit 8. Bhn kimia yg bersifat asam kuat Bhn kimia yg disimpan dlm tek tinggi spt gas nitrogen 9. diokside, hydrogen klorida didlm sylinder penyimpan Bhn kimia yg bersifat radioaktif

  • Bentuk fisik bahan kimia

   Padat spt debu atau partikel

   Cair spt liquid

  • Sifat fisik bahan kimia : 1.

  Bhn bersifat partikel (awan, asap, kawat & fume) spt : 

  Perangsang (kapas, sabun) 

  Toksik (partikel Pb, As,Mn) 

  Penyebab fibrosisi (deu asbes, quarst) 

  Penyebab demam (fume) 

  Inert (Al, kapur dll) 2.

  Bhn non partikel (gas & uap) spt : Aspisian (N2, CO2) Perangsang (HCl, H2S) Racun organik & anorganik (Nikel, carbonyl) Bhn kimia yg mdh menguap Merusak alat2 tubuh Berefek anaestesia

  PENGUSAHA ATAU PENGURUS :

  WAJIB MENGENDALIKAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA

  

DI TEMPAT KERJA UNTUK --> MENCEGAH TERJADINYA

  KECELAKAAN KERJA & PENYAKIT AKIBAT KERJA

7. Kepmenaker No. 187/Men/1999 tentang

  

Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di Tempat

Kerja.

  • Interaksi dengan lingkungan :

  ” Inherent” Inherent”

   Beracun

   Korosif

   Mudah terbakar

   Eksplosif

  • Interaksi antara bahan

  ● Oksidator dan reduktor

  ● Logam dan asam

  ● Uap air : hidrolisa eksotermOksigen : kebakaran (piroforik)

  ● Panas : terbakarTumbukan : gesekan mekanik

  ●

SIFAT BAHAYA SIFAT BAHAYA

KLASIFIKASI BAHAN KIMIA BERBAHAYA

  Umum: 1.

  Bahan Kimia Beracun (Toxic Agents) 2. Bahan Kimia Korosif (Corrosive Chemicals) 3. Bahan Kimia Mudah Terbakar (Flammable Substances) 4. Bahan Mudah Meledak (Explosives) 5. Bahan Oksidator (Oxidation Agents) 6. Bahan Reaktif terhadap Air (Water Sensitive Substances) 7.

  Bahan Reaktif terhadap Asam (Acid Sensitive Substances) 8. Gas Bertekanan (Compressed Gases) 9. Bahan Radioaktif ( Radio Actives)

PENGENDALIAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA

   Penyediaan Lembar Data Keselamatan Bahan (LDKB) dan Label

   Penunjukan Petugas K3 Kimia dan Ahli K3 Kimia

  

Lembar Data Keselamatan Bahan

berisikan keterangan :

  Identitas Bahan dan Perusahaan 

  Komposisi Bahan 

  Identifikasi Bahaya 

  Tindakan P3K 

  Tindakan Penanggulangan Kebakaran 

  Tindakan Mengatasi Kebocoran & Tumpahan 

  Penyimpanan & Penanganan Bahan 

  Pengendalian Pemajanan & APD

   Sifat Fisika dan Kimia

   Stabilitas dan Reaktifitas Bahan

   Informasi Toksikologi

   Informasi Ekologi

   Pembuangan Limbah

   Pengangkutan Bahan

   Informasi Perat.Peruu yang berlaku

   Informasi Lain yang Diperlukan.

  LABEL berisikan tentang :

   Nama produk

   Identifikasi Bahaya

   Tanda Bahaya dan Artinya

  

Uraian Risiko dan Penanggulangannya

   Tindakan Pencegahan

   Instruksi apabila Terkena atau Terpapar

   Instruksi Kebakaran