Tabel 3.1. dan orientasi serta wilayah administrasi Kabupaten Batang Hari dapat di

  BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH

3.1. Karakteristik Fisik Wilayah

3.1.1. Letak Wilayah dan Batas Administrasi

  Kabupaten Batang Hari terletak di bagian Tengah Propinsi Jambi dengan luas

2 Wilayah 5.180,35 km . Kabupaten Batang Hari secara geografis terletak pada posisi

  1º15’ sampai dengan 2º2’ Lintang Selatan dan diantara 102º30’ Bujur Timur sampai dengan 104º30’ Bujur Timur. Dalam lingkup propinsi letak Kabupaten Batang Hari berada di wilayah bagian Tengah Propinsi dan merupakan daerah perbukitan.

  Berdasarkan letak geografisnya Kabupaten Batang Hari berbatasan 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

  2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Sarolangun dan Provinsi Sumatera Selatan.

  3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Muaro Jambi.

  4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Tebo.

  Wilayah administrasi Kabupaten Batang Hari terdiri dari 8 (delapan) Kecamatan yang meliputi 12 (dua belas) Kelurahan dan 91 (sembilan puluh satu) Desa dengan berbagai perbedaan perkembangan, baik karena potensi geografis, sumber daya alam, sumber daya manusia maupun karena pembangunan prasarana pada masing-masing kecamatan dan antar kecamatan. Dilihat dari aspek geografis, Kabupaten ini mempunyai letak yang strategis karena merupakan lalu lintas yang menghubungkan kawasan Barat Sumatera.

  Untuk lebih jelasnya luas wilayah Kabupaten Batang Hari per kecamatan pada

Tabel 3.1. dan orientasi serta wilayah administrasi Kabupaten Batang Hari dapat di lihat pada Gambar 3.1. dan Gambar 3.2.Tabel 3.1. : Pembagian Luas Wilayah Per Kecamatan

  

Di Kabupaten Batang Hari

Tahun 2007

Prosentase terhadap Luas No K e c a m a t a n Luas Total 2 (Km )

  (persen)

  1 Maro Sebo Ulu 1.143,13 22,07

  2 Mersam 705,10 13,62

  3 Batin XXIV 801,51 15,47

  4 Muara Tembesi 342,42 6,61

  5 Maro Sebo Ilir 264,81 5,11

  6 Muara Bulian 484,22 9,35

  7 Bajubang 481,66 9,30

  8 Pemayung 957,50 18,48

Jumlah 5.180,35 100,00

Sumber : Bagian Pemerintahan Setda Kabupaten Batang

3.1.2. Topografi dan Morfologi

  Wilayah Kabupaten Batang Hari secara umum adalah berupa daerah perbukitan dengan ketinggian berkisar antara 0 - 500 meter dari permukaan laut. Secara rinci kondisi rata-rata ketinggian wilayah Kabupaten Batang Hari dapat dilihat pada Tabel 2.2. Pada tabel tersebut terlihat daerah dengan ketinggian 0-10 meter diatas permukaan laut dengan sebaran sebesar 284.563 hektar atau sekitar 52,69%, dengan jumlah terbesar berada di Kecamatan Pemayung dengan luasan sekitar 66.723 hektar.

  Sebagian besar wilayah Kabupaten Batang Hari berada pada daerah aliran sungai (DAS) Sungai Batanghari dengan rawa-rawa yang sepanjang tahun tergenang air. Secara geomorfologis wilayah Kabupaten Batang Hari merupakan daerah landai yang memiliki kemiringan berkisar antara 0 - 8 persen (92,28 persen).

  Untuk lebih jelasnya mengenai kondisi topografi Kabupaten Batang Hari dapat dilihat pada Gambar 3.3.

Gambar 3.1. peta orientasi wilayah kabupaten batang hariGambar 3.2 Peta Administrasi kabupaten batang hariGambar 3.3. peta topografiTabel 3.2. : Rata-rata Ketinggian Daerah Kabupaten Batang Hari

  

7 Bajubang 24.575 8,64 17,358 12,68 13,359 11,25

  Sumber : BPN Kabupaten Batang Hari Tahun 2003

  3 Daerah Datar Muara Tembesi, Muara Bulian, Bajubang, dan Pemayung

  1 Daerah Bergelombang Batin XXIV, Maro Sebo Ulu, Mersam dan Maro Sebo Ilir

Tabel 3.3. : Kategori Kecamatan di Kabupaten Batang Hari Berdasarkan Topografi No Kategori Topografi Kecamatan

  Kecamatan yang terletak didaerah hulu Sungai Batanghari cenderung lebih bergelombang dibandingkan daerah hilirnya. Daerah bergelombang terdapat di Kecamatan Maro Sebo Ulu, Kecamatan Batin XXIV, Kecamatan Mersam dan Kecamatan Maro Sebo Ilir. Kecamatan Muara Tembesi, Kecamatan Muara Bulian, Kecamatan Bajubang dan Kecamatan Pemayung memiliki topografi yang cenderung lebih datar/landai sedangkan daerah dengan topografi miring dalam wilayah Kabupaten Batang Hari bisa dikatakan tidak ada (lihat Tabel 3.3).

  

8 Pemayung 66.723 23,45 30,818 22,52 6,308 5,31

Jumlah 284.563 100,00 136.830 100,00 118.727 100,00 Sumber : BPN Kabupaten Batang Hari Tahun 2006

  

6 Muara Bulian 21.602 5,79 18,387 13,44 15,597 13,14

  

Dari Permukaan Air Laut dirinci Menurut Kecamatan

Tahun 2007

No Kecamatan – 10

  

5 Maro Sebo Ilir 15.199 5,34 8.444 6,17 6,755 5,69

  

4 Muara Tembesi 16.415 5,77 10.640 7,78 12,501 10,53

  

3 Batin XXIV 37.701 13,25 11.025 8,06 31,425 26,47

  

2 Mersam 41.284 41,51 18.644 13,63 15,959 13,44

  

1 Maro Sebo Ulu 61.064 21,45 21.514 15,72 16,823 14,17

  11 – 100 101 - 500 Luas (Ha) % Luas (Ha) % Luas (Ha) %

2 Daerah Miring -

3.1.3. Iklim dan Hidrologi

3.1.3.1. Iklim

  16

  12 Sumber : Badan Meteorologi dan Geofisika Stasiun Klimatologi Jambi

  16 Rata-rata 185,8

  12 Desember 206,2

  14

  11 Nopember 176,2

  8

  10 Oktober 106,3

  8

  9 September 150,1

  5

  8 Agustus 76,1

  13

  7 Juli 119,5

  Daerah Kabupaten Batang Hari beriklim tropis dengan temperatur udara berkisar antara 20 - 30 derajat celcius. Hasil pengamatan dalam 5 (lima) tahun terakhir menunjukkan bahwa curah hujan rata-rata pertahun berkisar antara 1.900- 3.000 mm dengan kelembaban antara 62,66 - 84,55 persen serta penyinaran berkisar antara 89,3 - 133,9 persen.

  Curah hujan di Kabupaten Batang Hari selama tahun 2006 berjumlah 2.560,3 mm dengan banyaknya hari hujan 175 hari. Rata-rata curah hujan per bulan berkisar 185,8 mm sementara rata-rata jumlah hari hujan perbulan adalah 12 hari.

  13

  5 Mei 142,4

  16

  4 April 379,4

  10

  3 Maret 158,3

  12

  2 Februari 313,4

  17

  1 Januari 280,9

  di Kabupaten Batang Hari Tahun 2006 (mm) No Bulan Curah Hujan (mm) Hari Hujan (Hari)

Tabel 3.4. : Banyaknya Curah Hujan dan Hari Hujan Menurut Bulan

  Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan April yaitu sebesar 379,4 mm sedangkan curah hujan terendah terjadi pada bulan Agustus sebesar 76,1 mm, sementara hari hujan terbanyak terjadi pada bulan Januari yaitu selama 17 hari dan yang paling sedikit adalah pada bulan Agustus yaitu hanya 5 hari hujan.

Tabel 3.4. berikut ini menyajikan jumlah curah hujan dan banyaknya hari hujan yang dirinci perbulan dalam tahun 2006.

  6 Juni 121,3

3.1.3.2. Hidrologi

  Kondisi hidrologi suatu daerah ditentukan oleh struktur geologinya, struktur geologi Kabupaten Batang Hari merupakan daerah pertambangan minyak dan gas bumi serta bebatuan lain seperti batu bara yang relatif masih merupakan bebatuan muda hingga pada kedalaman tertentu terdapat beberapa akifer yang relatif dalam yang berperan sebagai kantong-kantong air tanah dengan kandungan logam/mineral yang relatif tinggi.

  Wilayah Kabupaten Batang Hari dilalui oleh dua sungai besar yaitu Batang Tembesi dan Sungai Batanghari. Beberapa sungai lainnya yang relatif besar antara lain adalah Sungai Dangun Bangko, Sungai Kayu Aro, Sungai Rengas, Sungai Lingkar, Sungai Kejasung Besar, Sungai Jebak. Di samping sungai besar tadi terdapat pula beberapa sungai kecil yang merupakan anak-anak sungai yaitu Sungai Singoan, Sungai Bernai, Sungai Mersam, Sungai Bulian, Sungai Kandang, Sungai Aur, Sungai Bacang dan lain-lain. Sungai Batanghari sebagai sungai utama dapat dijadikan sebagai sumber kebutuhan air bersih dan sumber untuk pertanian sawah, dengan demikian Sungai Batanghari mempunyai arti yang sangat penting bagi masyarakat. Sungai Batanghari di samping dapat menghasilkan berupa perikanan dan sirtu juga digunakan sebagai pra sarana transportasi, sumber air baku sebagai pra sarana irigasi. Kondisi hidrologi, wilayah Kabupaten Batang Hari dipengaruhi oleh Daerah Aliran Sungai (DAS) Batanghari dan DAS Batang Tembesi.

3.1.4. Geologi Dan Struktur Tanah

  Kondisi geologi dan struktur tanah yang terdapat dalam wilayah kabupaten Batang Hari antara lain didominasi oleh Neogen seluas 283.986 Ha diikuti Endapan seluas 171.662 Ha dan Tufa Vulcan seluas 84.472 Ha. Kondisi geologi wilayah Kabupaten Batang Hari secara rinci dapat dilihat pada Tabel 3.5. Penyebaran struktur jenis Neogen terkonsentrasi di wilayah Kecamatan Maro Sebo Ulu seluas 74.660 Ha, Kecamatan Pemayung seluas 53.822 Ha dan Kecamatan Mersam seluas 43.353 Ha. Untuk jenis Endapan terkonsentrasi di Kecamatan Muara Bulian dengan luas sekitar 48.164 Ha, sedangkan Tufa Vulcan terkonsentrasi di Kecamatan Batin

  XXIV seluas 32.247 Ha dan selebihnya hampir menyebar di semua kecamatan (Tabel

  3.5.)

Tabel 3.5. : Kondisi Geologi Menurut Jenis Per Kecamatan

  

Di Kabupaten Batang Hari Tahun 2007

Neogen Endapan Tufa Vulcan No Kecamatan Ha persen Ha persen Ha persen

  

1 M e r s a m 43.353 15,26 25.315 14,75 7.219 8,55

  

2 Maro Sebo Ulu 74.660 26,29 14.745 8,59 9.996 11,83

  

3 Batin XXIV 33.750 11,88 14.154 8,25 32.247 38,17

  

4 Muara Tembesi 17.415 6,13 11.490 6,69 10.651 12,61

  

5 Muara Bulian 2.410 0,87 48.164 28,06 5.012 5,93

  

6 Bajubang 27.380 9,64 1.717 1,00 1.301 1,54

  

7 Maro Sebo Ilir 31.196 10,98 12.900 7,51 11.196 13,25

  

8 P e m a y u n g 53.822 18,95 43.177 25,15 6.850 8,12

Jumlah 283.986 100,00 171.662 100,00 84.472 100,00 Sumber : BPN Kabupaten Batang Hari

  Keadaan struktur tanah yang ada di Kabupaten Batang Hari terdiri dari 2 (dua) jenis tanah, yaitu jenis tanah alluvial dan padsolik merah kuning. Jenis tanah alluvial berada di sekitar Sungai Batanghari dan Sungai Batang Tembesi. Terbentuknya padsolik merah kuning merupakan proses lixiviasi (padsolik lemah) di daerah dataran dan lipatan dengan bahan induk batuan beku, tufa vulkan masam, batuan endapan dan metamorf, tanah ini bersolum sedang, struktur gumpal bersudut, konsistensi teguh sampai membaur, reaksi tanah masam dan miskin unsur hara tanaman, penggunaan jenis tanah ini terutama berupa hutan dan perkebunan, sedangkan jenis tanah alluvial terbentuk dari hasil pengendapan sungai pada waktu banjir. Hal ini terbukti jenis tanah ini terdapat di sepanjang Sungai Batanghari. Pada umumnya jenis tanah ini belum mempunyai perkembangan profil, tersusun dari bahan lapisan endapan, tekstur dari pasir sampai liat, struktur dari kersal sampai pejal, reaksi tanah dan kesuburannya tergantung pada bahan induk pembentuknya, konsistensi teguh bila lembab, keras bila kering, lekat bila basah. Lahan ini layak untuk pengembangan tanaman perkebunan dan sawah. Tekstur tanah yang ada di Kabupaten Batang Hari terdiri dari 3 ( tiga ) jenis, yaitu tekstur tanah halus berliat, tekstur sedang dan tekstur kasar.

Gambar 3.4 Peta Sebaran Geologi Kabupaten Batang HariGambar 3.5 Peta Sebaran Jenis Tanah Kabupaten Batang Hari

3.2. Kependudukan

  Jumlah penduduk yang besar merupakan salah satu modal dasar pembangunan. Akan tetapi bila jumlah penduduk yang besar ini tidak ditingkatkan kualitasnya justru bisa berbalik menjadi beban pembangunan. Oleh karena itu fenomena-fenomena kependudukan harus dicermati sehingga bisa dimanfaatkan secara optimal.

3.2.1. Perkembangan Jumlah Penduduk

  Pertumbuhan tertinggi dicatat oleh Kecamatan Bajubang dan Kecamatan Maro Sebo Ulu, masing-masing sebesar 2,82 persen dan 3.02 persen. Tingginya pertumbuhan dikedua daerah tersebut selain disebabkan oleh pertumbuhan alamiah juga disebabkan karena berkembangnya transmigrasi. Kecamatan Muara Bulian mengalami penurunan dikarenakan adanya pemekaran wilayah kecamatan menjadi Kecamatan Muara Bulian, Kecamatan Bajubang dan Kecamatan Muaro Sebo Ilir. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6. : Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk

  

Kabupaten Batang Hari Tahun 2002 - 2006

Jumlah Penduduk Rata-Rata No Kecamatan

  Pertumbuhan 2002 2003 2004 2005 2006

  1 Maro Sebo Ulu 23150 24565 24667 25744 26032 3,00

  

2 Mersam 23776 24444 24909 25065 25943 2,21

  3 Batin XXIV 20092 21263 21329 21395 21467 1,70

  

4 Muara Tembesi 21274 21994 22059 22839 23353 2,37

  

5 Maro Sebo Ilir 11364 11526 11289 12090 12376 2,21

  

6 Muara Bulian 44989 47107 47427 49637 49994 2,69

  

7 Bajubang 27140 29200 29887 30424 31227 3,59

  8 Pemayung 24972 26094 26554 26871 27543 2,49 Jumlah 199.757 206.193 208.121 214.065 217.935 2,60

   Sumber : BPS Kabupaten Batang Hari 2006 Hasil Perhitungan

3.2.2. Kepadatan dan Persebaran Penduduk

  Persebaran penduduk di Kabupaten Batang Hari relatif merata, secara absolut jumlah penduduk pada tiap-tiap daerah atau kecamatan tingkatnya relatif berimbang, tetapi bila dilihat tingkat kepadatannya terlihat perbedaan yang sangat mencolok.

  Pada tahun 2006, Kecamatan Muara Bulian merupakan wilayah dengan tingkat kepadatan penduduk yang tertinggi di Kabupaten Batang Hari yaitu 103 jiwa

  2

  per km . Kondisi tersebut dikarenakan Muara Bulian merupakan ibukota kabupaten dan sekaligus pusat pemerintahan. Kecamatan Bajubang mencatat tingkat kepadatan

  2

  yang tertinggi setelah Muara Bulian, yaitu mencapai 66 jiwa per km . Sementara Kecamatan Maro Sebo ulu merupakan tingkat kepadatan penduduk terendah yaitu

  2 dengan tingkat kepadatan 22 jiwa per km .

  Dilihat dari persebarannya, Kecamatan Muara Bulian pada tahun 2004 merupakan wilayah dengan persentase penyebaran terbesar yakni 22,99 persen disusul Kecamatan Bajubang dan Kecamatan Pemayung, masing-masing 14,15 persen dan 12,43 persen. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.7.

Tabel 3.7. : Jumlah Kepadatan dan Persebaran Penduduk

  

Kabupaten Batang Hari Tahun 2006

Jumlah Luas Kepadatan Persebaran No Kecamatan Penduduk 2 2 (Km ) (jiwa/Km ) (persen)

  (jiwa)

  1 Maro Sebo Ulu 1143,13 26032

  23

  11.94

  2 Mersam 705,10 25943

  37

  11.90

  3 Batin XXIV 801,51 21467

  27

  9.85

  4 Muara Tembesi 342,42 23353

  68

  10.72

  5 Maro Sebo Ilir 264,81 12376

  47

  5.68

  6 Muara Bulian 484,22 49994 103

  22.94

  7 Bajubang 481,66 31227

  65

  14.33

  8 Pemayung 957,50 27543

  29

  12.64 Jumlah 5.180,35 217.935 398 100 Sumber : BPS Kabupaten Batang Hari Tahun 2006.

3.2.3. Struktur Penduduk Menurut Kelompok Umur Dan Jenis Kelamin

  Berdasarkan struktur umur, penduduk Kabupaten Batang Hari tergolong penduduk usia muda. Indikasi ini tergambar dari rasio penduduk usia kelompok umur 10-14 tahun merupakan yang terbanyak jumlahnya yaitu 24.636 jiwa disusul kelompok umur 5-9 tahun sebesar 23.300 jiwa kemudian kelompok umur 15-19 jiwa sebesar 22.992 jiwa dan kelompok umur 0-4 tahun sebesar 22.747 jiwa serta kelopok 25-29 tahun sebesar 20.132 jiwa. Selanjutnya dari kelompok umur 30-34 cenderung menurun jumlahnya sampai kelompok umur tertua.

  Proporsi kelompok umur produktif (15-64) di Kabupaten Batang Hari adalah sebesar 63,28 persen atau 130.131 jiwa. Rasio jenis kelamin penduduk Kabupaten Batang Hari sebesar 103.52 persen menunjukkan bahwa jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dibanding perempuan (lihat Tabel 3.8.)

Tabel 3.8. : Struktur Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin

  

di Kabupaten Batang Hari Tahun 2006

Kecamatan Laki-laki Perempuan J u m l a h (1) (2) (3) (4)

  1. Mersam 13.077 12.866 25.943

  2. Maro Sebo Ulu 13.017 13.015 26.032

  3. Batin XXIV 11.069 10.398 21.467

  4. Muara Tembesi 11.860 11.493 23.353

  5. Muara Bulian 25.837 24.157 49.994

  6. Bajubang 16.470 14.757 31.227

  7. Maro Sebo Ilir 6.450 5.926 12.376

  8. Pemayung 13.991 13.552 27.543 J u m l a h 111.771 106.164 217.935 Sumber : BPS Batang Hari

3.2.4. Struktur Penduduk Menurut Mata Pencaharian

  Penduduk Kabupaten Batang Hari pada tahun 2003 sebesar 205.631 jiwa, sebagian besar bergerak di sektor pertanian (70-80 persen) atau bermata pencaharian sebagai petani khususnya perkebunan dengan jenis komoditi utama karet dan kelapa sawit. Sektor industri hanya digeluti 4-8 persen penduduk sementara sektor perdagangan berkisar antara 9-11 persen dan sisanya bergerak disektor jasa maupun sektor-sektor lainnya.

  Penduduk Kabupaten Batang Hari menurut mata pencaharian dapat dikelompokkan kedalam sembilan sektor lapangan usaha sebagaimana terlihat pada

  Tabel 3.9.

Tabel 3.9. : Persentase Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian

  

Di Kabupaten Batang Hari Tahun 2006.

   Perempuan Laki - laki NO Bidang Pekerjaan Utama ( persen ) ( persen )

  

1 Pertanian 79,97 69,23

  • 2 Pertambangan dan Penggalian 2,26

  

3 Industri 3,58 8,21

  4 Listrik, Gas dan Air

  5

  • Konstruksi

  2,57

  

6 Perdagangan 10,86 8,92

  • 7 Transportasi & Komunikasi 3,38

  

8 Keuangan 0,27 0,97

  

9 Jasa 5,32 4,46

Jumlah 100,00 100,00 Sumber : Batang Hari Dalam Angka Tahun 2006

  Berdasarkan tabel tersebut sektor pertanian merupakan jenis mata pencaharian penduduk yang terbesar yaitu 79,97 persen tenaga kerja perempuan dan 69,23 persen tenaga kerja laki-laki, sedangkan sektor perdagangan merupakan mata pencaharian terbesar kedua yaitu 10,86 persen tenaga kerja perempuan dan 8,92 persen tenaga kerja laki-laki.

3.3. Kondisi Ekonomi

3.3.1. Potensi Unggulan Daerah

  Kabupaten Batang Hari yang kaya akan sumberdaya alam merupakan salah satu daerah yang mempunyai potensi yang relative besar untuk sektor pertanian, terutama sub sektor tanaman perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan. Demikian juga untuk sektor pertambangan dan penggalian, terutama sub sektor minyak dan gas bumi, namun sub sektor ini adalah sumberdaya yang tidak dapat diperbaharui sehingga potensinya tergantung besar kandungan dari migas tersebut. Sektor industri pengolahan di Kabupaten Batang Hari terutama untuk produk pengolahan dengan bahan baku (Crude Palm Oil) CPO, Crumb Rubber (Sheet), dan produk dari ikan.

  Pembangunan bidang pertanian dan perkebunan secara konkrit dapat merealisasikan apa yang termaktub dalam pasal 2 ayat 3 UU No. 32 tahun 2004, yakni: 1). dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pendapatan petani. 2) dapat meningkatkan pelayanan umum yakni ketersediaan input, sarana prasarana pertanian untuk petani, dan ketersediaan pangan untuk publik, 3). dapat meningkatkan daya saing daerah dalam hal mampu mengangkat, menampilkan produk pertanian khas (unggulan) daerah yang betul-betul kompetitif.

  Produk unggulan dan pertimbangan kebijakan Pemerintah Kabupaten Batang Hari, maka dipilih Karet, Kelapa Sawit dan Patin Jambi, Kerbau/Sapi sebagai produk unggulan untuk dikembangkan lebih lanjut.

3.3.2. Pertumbuhan Ekonomi

  Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Batang Hari yang disajikan menurut lapangan usaha dan tahun ke tahun dijadikan sebagai salah satu indikator ekonomi makro yang dapat menggambarkan perekonomian Kabupaten Batang Hari. PDRB atas dasar harga berlaku digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomi, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dan tahun ke tahun.

3.3.2.1. Perkembangan Ekonomi

  Kabupaten Batang Hari pada Tahun 2001 menghasilkan nilai tambah bruto sebesar 872.718,56 juta rupiah atas dasar harga berlaku (dengan migas), angka ini dari tahun ke tahun terus mengalami perkembangan. Pada Tahun 2007 nilai tambah bruto yang dihasilkan oleh Kabupaten Batang Hari atas dasar harga berlaku sudah mencapai 2.174.637,90 juta rupiah, bila dibandingkan dengan Tahun 2001 terjadi perkembangan sebesar 310,11 persen. Hal ini menunjukkan bahwa dari Tahun 2001 sampai dengan Tahun 2007 perekonomian Kabupaten Batang Hari mengalami perkembangan hingga 2 kali lipat lebih dibandingkan Tahun Dasar 2001. Bila dilihat dari harga konstan (dengan migas) Tahun 2001 nilal tambah bruto yang dihasilkan oleh Kabupaten Batang Hari pada Tahun 2006 sebesar 953.277,21 juta rupiah, hal ini menunjukkan bahwa dari Tahun 2001 sampai dengan Tahun 2007 perekonomian Kabupaten Batang Hari mengalami perkembangan sebesar 143,40 persen atau 1,25 kali lipat dibandingkan Tahun Dasar 2001. Dengan kata lain sampai pada Tahun 2007 perkembangan produksi riil di Kabupaten Batang Hari mencapai 143,51 persen dibandingkan dengan Tahun 2001 sebagai tahun dasar.

Tabel 3.10. : Perkembangan PDRB Kabupaten Batang Hari Atas Dasar Harga Berlaku Dan Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2001 - 2007 (Dengan Migas) Atas Dasar Harga Berlaku Atas Dasar Harga Konstan 2001 Tahun PDRB Indeks PDRB Indeks (Juta Rupiah ) Perkembangan (Juta Rupiah ) Perkembangan

  2001 863.523,93 123,14 726.641,57 103,62 2002 1.016.862,61 145,01 754.838,21 107,64 2003 1.207.241,60 172,16 790.479,26 112,73 2004 1.394.338,37 198,84 835.272,70 119,11 2005 1.616.543.05 230,53 884.052,76 126,07 2006 1.887.868,64 269,21 953.277,21 135,90 2007 2.174.637,90 310.11 1.006.374.75 143.51

  Dari tabel 1.8. di atas diperlihatkan bahwa perkembangan PDRB dari Tahun 2001 hingga Tahun 2007 terus meningkat. Perkembangan perekonomian Kabupaten Batang Hari pada Tahun 2002 sebesar 147,37 persen, Tahun 2003 sebesar 172,16 persen, pada Tahun 2004 sebesar 198,84 persen dan pada Tahun 2005 sebesar 230,53 persen, Tahun 2006 sebesar 269,21 persen dan Tahun 2007 sebesar 310,11 persen dari Tahun 2001. Sedangkan perkembangan produksi riil pada Tahun 2002 sebesar 111,67 persen, Tahun 2003 sebesar 116,16 persen, pada Tahun 2004 sebesar 122,18 persen dan Tahun 2005 sebesar 129,32 Tahun 2006 sebesar 135,94 persen dan Tahun 2007 sebesar 143,94 persen dari Tahun 2001. Selama kurun waktu 2001

  • 2007 perkembangan produksi bangunan merupakan perkembangan terpesat yaitu mencapai 260,59 persen atau hampir 3 kali lipat dari Tahun 2001.

3.3.2.2. Pertumbuhan Ekonomi

  Pada Tahun 2007 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Batang Hari sebesar 5,57 persen sedangkan pada Tahun 2006 pertumbuhan ekonomi mencapai 5.12 persen. Hal ini memperlihatkan bahwa pertumbuhan ekonomi Kabupaten Batang Hari cukup stabil seiring dengan mulai stabilnya perekonomian nasional setelah masa krisis.

  Jika PDRB dihitung tanpa memasukkan sub sektor minyak dan gas bumi, pertumbuhan PDRB Kabupaten Batang Hari mencapai 5,72 persen pada Tahun 2003, 5,77 persen pada Tahun 2004 sebesar 6,5 persen pada Tahun 2005, sebesar 5,33 persen pada Tahun 2006 dan sebesar 5,68 persen pada Tahun 2007.

  Pada Tahun 2006 dan 2007 pertumbuhan sektor Bangunan merupakan pertumbuhan sektoral tertinggi dibandingkan dengan pertumbuhan sektor-sektor yang lain di Kabupaten Batang Hari yaitu sebesar 16,99 persen. Pembangunan sarana dan prasarana penunjang kegiatan ekonomi dan beberapa fasilitas umum yang terus dilakukan di Kabupaten Batang Hari sejak Tahun 2002 hingga Tahun 2007 memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan sektor bangunan. Pembangunan di berbagai sektor, terutama dalam fasilitas umum, seperti pembangunan jalan, pasar dan fasilitas lainnya semakin meningkatkan angka pertumbuhan sektor bangunan.

  Angka pertumbuhan sektor Jasa-jasa pada Tahun 2007 merupakan angka pertumbuhan tertinggi kedua setelah pertumbuhan sektor Bangunan yaitu sebesar 12,54 persen. Sedangkan sektor listrik, gas dan air bersih angka pertumbuhan tertinggi ketiga, sebesar 9,90 persen dari tahun sebelumnya.

  Cukup tingginya angka pertumbuhan sektor pengangkutan dan komunikasi Iebih banyak dipengaruhi oleh pertumbuhan yang cukup tinggi pada sub sektor komunikasi yaitu mencapai 6,25 persen. Hal ini terjadi karena perkembangan yang cukup pesat pada penggunaan jasa layanan telekomunikasi. Pertumbuhuan yang tinggi dari keempat sektor tersebut, tidak dialami oleh sektor pertanian yang mengalami pertumbuhan yang kecil yaitu hanya 4,26 persen dari tahun sebelumnya. Hal ini antara lain dipengaruhi oleh pertumbuhan sub sektor kehutanan yang terus turun dibanding pada tahun-tahun sebelumnya.

  Sejak Tahun 2002 pertumbuhan sub sektor kehutanan selalu negatif yaitu sebesar minus 3,04 persen pada Tahun 2002 menjadi minus 3,63 persen pada Tahun 2003, sebesar minus 8,57 persen pada Tahun 2004 dan minus 2,35 persen pada Tahun 2005. Produksi besar-besaran jenis kayu rimba pada Tahun 2002, semakin maraknya pencurian kayu (illegal loging) dan tidak adanya peremajaan hutan menjadi penyebab kayu rimba di hutan wilayah Kabupaten Batang Hari semakin menipis bahkan hampir habis.

Tabel 3.11. : Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Batang Hari

  Menurut Sektor Tahun 2002 – 2007 (persen)

No Lapangan Usaha 2002 2003 2004 2005 2006 2007

  

1 Pertanian 3,51 2,91 3,83 4,91 4,70 4,26

  

2 Pertambangan dan Penggalian -15,15 -9,67 4,62 -5,14 2,82 4,43

  3 Industri Pengolahan 2,85 4,33 -2,31 1,15

  2.23

  2.12

  4 Listrik, Gas dan Air Bersih 7,99 26,74 20,22 11,71 10.16 9,90

  

5 Bangunan 29,52 25,80 23,74 26,22 4,45 16,99

  

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 6,96 7,74 8,47 7,02 4,88 4,45

  

7 Pengangkutan Dan Komunikasi 6,87 7,73 10,00 11,48 7,61 6,25

  

8 Keuangan 5,67 5,17 13,16 6,67 4,22 3,19

  

9 Jasa-jasa 9,33 8,38 11,76 10,89 12,36 12,54

PDRB 3,88 4,72 5,67 5,84 5,12 5,57

  Sedangkan produksi kayu akasia dan sengon yang baru mulai berproduksi pada Tahun 2004 tidak mampu mendongkrak pertumbuhan sub sektor kehutanan di Kabupaten Batang Hari. Keadaan ini cukup berpengaruh terhadap kegiatan ekonomi terutama kegiatan sektor industri pengolahan.

  Untuk Tahun 2005 pertumbuhan sektor Pertambangan dan Penggalian sebesar minus 5,14 persen yang berarti pertumbuhan riil sektor pertambangan dan penggalian turun. Pertumbuhan positif sektor ini hanya terjadi di Tahun 2004 yaitu sebesar 4,62 persen. Pada Tahun 2002 sektor pertambangan turun sebesar 15,15 persen, Tahun 2003 turun sebesar 9,67 persen dan Tahun 2004 naik sebesar 4,62 persen kemudian 2005 turun 5,14 parsen. Turunnya laju pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian di Kabupaten Batang Hari lebih banyak dipengaruhi sub sektor Minyak dan Gas Bumi. Produksi minyak bumi yang terus turun pada tahun-tahun tersebut sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian. Sedangkan tahun 2006 dan 2007 mengalami pertumbuhan positif 2,82 parsen dan 4,43 parsen naiknya sektor pertambangan dan penggalian di Kabupaten Batang Hari tersebut lebih banyak dipengaruhi berproduksinya tambang batu bara.

  Pada Tahun 2005 pertumbuhan sektor Industri Pengolahan merupakan angka pertumbuhan terendah kedua setelah sektor pertambangan dan penggalian. Sektor ini tumbuh sebesar 1,15 persen pada Tahun 2005 setelah turun sebesar 2,31 persen pada tahun sebelumnya. Pertumbuhan negatif pada Tahun 2004 sangat dipengaruhi oleh turunnya produksi pada industri barang kayu dan hasil hutan Iainnya yang turun hingga 5,25 persen dan tahun sebelumnya. Berkurangnya produksi kayu dan hasil hutan yang terlihat dari pertumbuhan negatif sub sektor kehutanan menjadi salah satu penyebab beberapa perusahaan besar industri pengolah kayu tutup pada Tahun 2004 dan mengakibatkan turunnya pentumbuhan produksi industri barang kayu dan hasil hutan lainnya.

  Pada Tahun 2006 kenaikan sebesar 2,23 persen pada sektor industri pengolahan antara lain dipengaruhi oleh mulai beroperasinya perusahaan industri pengolah karet di Kabupaten Batang Hari. Pengaruh ini terlihat dari pertumbuhan Industri Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet yang mencapai 43,65 persen pada Tahun 2006. Tingginya angka pertumbuhan tersebut cukup berpengaruh terhadap pertumbuhan sektor industri pengolahan walaupun hanya sebesar 1,15 persen. Hal ini antara lain juga dipengaruhi angka pertumbuhan industri barang kayu dan hasil hutan lainnya yang masih turun sebesar 1,49 persen.

  Seperti tahun-tahun sebelumnya pertumbuhan sektor Jasa-jasa pada Tahun 2006 yang mencapai 12,36 persen lebih dipengaruhi oleh pertumbuhan pada sub sektor Jasa Pemerintah dan Pertahanan yang tumbuh sebesar 11,95 persen.

  Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran pada Tahun 2006 tumbuh sebesar 4,46 persen. Pertumbuhan sub sektor perdagangan besar dan eceran tumbuh sebesar 4,83 persen. Walaupun pertumbuhan sub sektor ini tidak setinggi sub sektor restoran namun kontribusi terhadap pembentukan sektor perdagangan, hotel, dan restoran cukup besar. Pertumbuhan sub sektor restoran mencapai 6,70 persen, tetapi sub sektor ini tidak terlalu berpengaruh terhadap pertumbuhan sektor perdagangan, hotel, dan restoran. Pertumbuhan Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan tumbuh sebesar 3,38 persen pada Tahun 2006. Angka ini tidak setinggi angka pertumbuhan pada Tahun 2005 yang mencapai 6,67 persen. tingginya angka pertumbuhan sektor ini pada Tahun 2004 lebih banyak dipengaruhi oleh angka pertumbuhan sub sektor Bank yang mencapai 52,79 persen dari tahun sebelumnya. Bila dibandingkan antara pertumbuhan masing-masing sektor terhadap laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Batang Hari, maka dapat dibagi menjadi 2 (dua) kelompok, yaitu :

  1. Sektor yang berada dibawah laju pertumbuhan PDRB, yaitu : a.

  Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran sebesar 4,45 persen.

  b.

  Sektor Pertambangan dan Penggalian sebesar 4,43 persen.

  c.

  Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan sebesar 4,26 persen d.

  Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Persewaan sebesar 3,19 persen e. Sektor Industri Pengolahan sebesar 2,12 persen.

  2. Sektor yang berada diatas laju pertumbuhan PDRB, yaitu: a.

  Sektor Bangunan sebesar 16,99 persen.

  b.

  Sektor Jasa - jasa sebesar 12,54 persen.

  c.

  Sektor Listrik, gas dan air bersih sebesar 9.90 persen.

  d.

  Sektor Pengangkutan dan Komunikasi sebesar 6,25 persen.

Tabel 3.12. : Perbandingan Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Batang Hari

  

Dengan Laju Pertumbuhan PDRB Propinsi Jambi Tahun 2003 - 2007 (persen)

Keterangan Uraian 2003 2004 2005 2006 2007

Kab. Batang Hari Dengan Migas 4,72 5,56 5,84 5,12 5,57

Tanpa Migas 5,72 5,77 6,50 5,33 5,68

Provinsi Jambi Dengan Migas 5,00 5,38 5,57 5,89 6,63

Tanpa Migas 5,55 6,48 6,25 6,13 6,76

Tabel 3.12. memperlihatkan perbandingan laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Batang Hari dengan laju pertumbuhan PDRB Provinsi Jambi.

  Dibandingkan dengan PDRB Provinsi Jambi. Laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Batang Hari dari Tahun 2006 berada dibawah laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Batang Hari dari tahun 2006 berada dibawah laju pertumbuhan PDRB Provinsi Jambi, baik jika dihitung dengan memasukan komoditi Minyak dan Gas Bumi maupun tidak.

  Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu indikator dan dampak kebijaksanaan pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan kontribusi dari pertumbuhan berbagai macam sektor ekonomi, yang secara tidak Iangsung menggambarkan tingkat perubahan ekonomi yang terjadi. Bagi daerah, indikator ini penting untuk mengetahui keberhasilan pembangunan yang telah dicapai dan berguna untuk menentukan pembangunan dimasa yang akan datang.

3.4. Sarana dan Prasrana

3.4.1. Listrik

  Kondisi Kelistrikan di Kabupaten Batang hari Pada umumnya masih terkendala pada stabilitas Tegangan, yang sedang di upayakan pengembangan jaringan Listrik ke pedesaan masih kurang hal ini di karenakan kondisi Desa yang letaknya terpencar-pencar dan jauh dari pusat pembangkit. Untuk Mengetahui Banyaknya Tenaga Listrik yang di salurkan di kabupaten Batang Hari Tahun 2002- 2006 dapat di Lihat Pada Tabel 3.13.

Tabel 3.13. : Tenaga Listrik yang Disalurkan per Jenis Pemakaian

  

di Kabupaten Batang Hari Tahun 2002-2006

Jumlah (Kwh) NO Jenis Pemakaian 2 0 0 2 2 0 0 3 2 0 0 4 2 0 0 5 2 0 0 6

  

1 Rumah Tangga (R) 18.675.931 21.152.630 28.924.932 29.348.864 22.858.521

  2 Sekolah, Tempat Ibadah danPanti 742.929 754.102 963.563 1.104.160 884.038 Asuhan ( S )

  

3 Usaha Komersil (U) 1.060.477 1.196.870 1.539.884 2.190.687 3.440.029

  

4 Industri (I) 969.362 867.122 709.838 1.405.838 1.358.975

  

5 Kantor Pemerintah (G) 495.041 608.566 666.929 751.017 762.799

  

6 J a l a n (J) 804.722 881.369 1.216.894 1.311.990 1.395.877

  7 Hilang / Lainnya - 602.377 388.891 - - 22.748.462 25.460.659 34.022.040 36.714.933 31.089.130 J u m l a h Sumber : PT. PLN (Persero) Wilayah IV Ranting Muara Bulian

3.4.2. Sistem Prasarana Air Bersih

  Sebagian Besar Pemenuhan air Bersih Masyarakat Kabupaten Batang Hari Masih Menggunakan Air sumur dan Sungai Batang Hari. Pelayanan Air Bersih di Kabupaten Batang Hari masih dihadapkan pada gangguan terhadap kualitas air, Peningkatan terhadap kapasitas produksi terpasang karena kapasitas air yang ada belum mencapai target operasional yang optimal. (tingkat pelayanan masih relative kecil). Untuk lebih jelas mengenai jumlah, produksi yang terjual dan Produksi air minum yang terjual per kecamatan Di Kabupaten Batang Hari dapat di lihat pada

Tabel 3.14. dan Tabel 3.15.Tabel 3.14. : Jumlah Pelanggan, Produksi yang Terjual dan Nilai Jual Air Minum

  

5 Muara Bulian 528.168 625.391 595.176 624.484 612.846

  Jika di asumsikan tiap KK membutuhkan setidaknya satu sambungan telepon, dengan asumsi tingkat pelayanan untuk masa yang akan datang sebesar 10 % dari jumlah penduduk. Berdasarkan asumsi tersebut maka sampai akhir tahun perencanaan jumlah kebutuhan sambungan telepon di Kabupaten Batang Hari

  Telepon Merupakan salah satu sarana hubungan telekomunikasi yang saat ini keberadaannya dibutuhkan masyarakat. Di Kabupaten Batang Hari Jaringan hanya menjangkau 3 (tiga) kecamatan yaitu kecamatan Muara Bulian, Kecamatan Muara Tembesi dan kecamatan Pemayung dengan presentase terlayani sambungan telepon sebesar 3,78%

  670.481 783.293 710.060 789.869 781.420 Sumber : PDAM Tirta Batang Hari

  

8 P e m a y u n g - - - - -

Jumlah

  

7 Maro Sebo Ilir - - - - -

  

6 Bajubang - - - - -

  

4 Muara Tembesi 56.484 73.385 31.585 72.140 73.152

  

pada Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Batang Hari

Tahun 2002-2006

NO T a h u n Jumlah Pelanggan Produksi yang Terjual (m 3 ) N i l a i

  

3 Batin XXIV 16.680 17.853 17.649 16.219 17.311

  

2 Maro Sebo Ulu 4.025 11.379 13.951 20.037 19.835

  

1 M e r s a m 65.124 55.285 51.699 53.989 58.726

  

per Kecamatan di Kabupaten Batang Hari

Tahun 2002-2006

No K e c a m a t an Produksi yang Terjual (m 3 ) 2002 2003 2004 2005 2006

Tabel 3.15 : Perkembangan Produksi Air Minum yang Terjual

   Sumber : PDAM Tirta Batang Hari

  (Rp)

1 2 0 0 6 3.749 781.420 1.629.123.000

2 2 0 0 5 3.708 789.869 1.568.655.187

3 2 0 0 4 3.707 710.060 1.384.356.165

4 2 0 0 3 3.674 783.293 984.947.130

5 2 0 0 2 3.626 867.760 725.895.130

3.4.3. Prasarana jaringan Telepon

  sebanyak 4.513.SST. Jumlah kebutuhan telepon terbesar adalah Kecamatan Muara Bulian yaitu 1.843 SST dan terkecil adalah Kecamatan Batin XXIV yaitu 478 SST, Kegiatan-kegiatan penting yang perlu mendapat pelayanan telepon sebagai salah satu faktor penunjang kegiatan ekonomi di Kabupaten Batang Hari seperti kantor pemerintahan, kantor swasta / jasa, perdagangan, pelayanan telekomunikasi umum

3.4.4. Prasarana Kesehatan

  Keberadaan prasarana Kesehatan baik jenis dan jumlahnya sangat Menentukan derajat kesehatan penduduk disamping kesadran penduduksendiri dalam menjaga kesehatan lingkungan disekitarnya. Sarana kesehatan di Kabupaten Batang Hari hingga tahun 2006 terutama terpusat di Kecamatan Muara Bulian yang terdiri dari 1 rumah sakit, 12 Puskesmas dan 62 Puskesmas Pembantu. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 3.16. :

  

Jumlah Rumah Sakit Umum dan Puskesmas Menurut Jenisnya

Dirinci per Kecamatan di Kabupaten Batang Hari

Tahun 2006

  Puskesmas Rumah No K e c a m a t a n Sakit Umum Inpres Non Inpres Pembantu

  1 M e r s a m

  • 2

  1 9 -

  1

- - Maro Sebo Ulu

  7

  3 Batin XXIV

  2 - 10 -

  4 Muara Tembesi

  1 - -

  7

  5 Muara Bulian

  1

  2

  1

  7

  • 6 Bajubang

  1 7 - 7 - Maro Sebo Ilir 1 7 -

  8 Pemayung

  • 2

  8 - J u m l a h

  1

  10

  2

  62 Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari

3.4.5. Sarana Pendidikan

  Saran pelayanan pendidikan yang ada di Kabupaten Batang Hari pada tahun 2006 meliputi Sekolah Dasar (SD), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA), Akademik, dan Perguruan Tinggi Fasilitas ini terutama terpusat di Kecamatan Muara bulian. Untuk lebih jelasnya mengenai jenis dan jumlah fasilitas pendidikan di Kabupaten Batang Hari dapat dilihat Tabel 3.17.

Tabel 3.17. : Perkembangan Tenaga Medis Menurut Jenis di RSUD Haji Abdoel Madjid Batoe

  

Kabupaten Batang Hari Tahun 2002-2006

No Tenaga Medis

  2002 2003 2004 2005 2006

  1 Dokter Spesialis

  4

  4

  4

  3

  5

  2 Dokter Umum

  6

  7

  7

  9

  10

  3 Dokter Gigi

  6

  2

  2

  2

  3

  4 B i d a n

  20

  19

  20

  19

  22

  5 P s i k o l o g

  1

  1

  1

  1

  1

  6 P e r a w a t

  13

  17

  18

  23

  32

  7 Akademi Perawat

  14

  18

  19

  19

  25 J u m l a h

  64

  68

  71

  76

  98 Sumber : Rumah Sakit Umum Daerah Haji Abdoel Madjid Batoe

Tabel 3.18. : Jumlah Gedung Sekolah dan Perguruan Tinggi

  

Di Kabupaten Batang Hari dirinci per Kecamatan

Tahun 2006

Perguruan Tinggi No Kecamatan SD SLTP SLTA Dan Akademik

  1 Mersam

  23

  7

  1

  2 Muaro sebo Ulu

  20

  6

  1

  3 Batin XXIV

  26

  11

  1

  4 Muara Tembesi

  24

  9

  1

  5 Muara Bulian

  35

  14

  8

  4

  6 Bajubang

  26

  9

  1

  7 Muaro Sebo Ilir

  10

  6

  1

  8 Pemayung

  27

  6

  1 Jumlah 191

  68

  16

  4 Sumber : BHDA Tahun 2006