PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DESKRIPSI MOTIVASI BELAJAR
SISWA-SISWI KELAS IVDAN KELAS V
SD KOTAGEDE 5
TAHUN AJARAN 2013/2014
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (SI)
Progaram studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:
Yeti Remia
NIM: 081114030

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DESKRIPSI MOTIVASI BELAJAR
SISWA-SISWI KELAS IVDAN KELAS V
SD KOTAGEDE 5
TAHUN AJARAN 2013/2014
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (SI)

Progaram studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:
Yeti Remia
NIM: 081114030

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
i

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI


ii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

iii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

MOTTO DAN PERSEMBAHAN


Bersukacitalah dalam pengharapan,
Sabarlah dalam kesesakan,
dan bertekunlah dalam doa …..!

Skripsi ini kupersembahkan kepada:
x

Tuhan Yesus Kristus yang selalu menyertai setiap langkah-langkahku.

x

Bapak saya(Sumantri) dan Ibu Saya yang berjuang membiayai
kuliahku, selalu berdoa untuk ku dan selalu mengasihi ku.

x

Kakak laki-laki ku satu-satunya (Mas Yohan Purwanto) yang ikut
membiayai kuliahku dan selalu mendukungku.


x

Tunanganku (Jhonisius Gonza Mamulak) yang selalu setia memberi ku
semangat dan menguatkanku.

x

Semua keluarga besarku yang tersayang.

x

Dosen pembimbing dan semua dosen Bimbingan dan Konseling yang sabar
dan penuh kasih.

x

Sahabat-sahabat ku semua di program studi Bimbingan dan Konseling
yang kukasihi tanpa kecuali.

iv


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PENYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini,
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimanan layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta,11 Juni 2014
Penulis

( Yeti Remia )

v


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN
AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama

: Yeti Remia

Nomor Mahasiswa

: 081114030

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

DESKRIPSI MOTIVASI BELAJAR
SISWA-SISWI KELAS IV DAN KELAS V SD KOTAGEDE 5
TAHUN AJARAN 2013/2014
beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 11Juli 2014
Yang menyatakan

Yeti Remia


vi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRAK
DESKRIPSI MOTIVASI BELAJAR KELAS IV DAN V SD KOTAGEDE 5
YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014
Yeti Remia
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingginya motivasi belajar
intrinsik dan ekstrinsik 52 orang siswa-siswi-siswi kelas IV dan V SD Kotagede 5
Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014.
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan metode survei

melalui instrumen kuesioner. Kuesioner yang digunakan terdiri atas 38 item
pernyataan dan disusun oleh peneliti. Teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kategorisasi PAP 1 (Marsidjo, 1995: 153).
Adapun hasil penelitian yang ditemukan oleh peneliti sebagai berikut:
Pertama,tingkat tingginya motivasi belajar intrinsik subjek penelitian
dikategorikan berdasarkan kategori “sangat tinggi” sebanyak 18 siswa-siswi
(35%), kategori “tinggi” sebanyak 21 siswa-siswi (40%), kategori “cukup”
sebanyak 4 siswa-siswi (8%) dan kategori “rendah” sebanyak 1 siswa-siswi (2%).
Kedua, tingkat tingginya motivasi belajar ekstrinsik dari subjek penelitian
dikategorikan berdasarkan siswa-siswi yang termasuk dalam kategori “sangat
tinggi” sebanyak 11 siswa-siswi (21%) dan kategori “tinggi” sebanyak 28 siswasiswi (54%), kategori “cukup” sebanyak 4 siswa-siswi (8%) dan kategori “rendah”
sebanyak 1 siswa-siswi (2%). Dari kedua hasil penelitian tersebut dapat diperoleh
tinggkat tingginya motivasi belajar intrinsik dan tingkat tingginyamotivasi
ekstrinsiksiswa-siswi kelas IV dan V SD Kotagede 5 Yogyakarta tahunajaran
2013/2014.

vii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN

MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT
Thesis LEARNING MOTIVATION CLASS IV AND V SD KOTAGEDE 5
YOGYAKARTA ACADEMIC YEAR 2013/2014
Yeti Remia
Sanata Dharma University
YOGYAKARTA
2014

This study aims to determine the high intrinsic and extrinsic motivation to
learn the 52 students of grade-IV and V SD Kota Gede Yogyakarta 5 2013/2014
school year.
This is a descriptive study using a questionnaire survey method through
the instrument. The questionnaire used consists of 38 items and a statement
prepared by the researcher. The data analysis technique used in this study is the
categorization of PAP 1 (Marsidjo, 1995: 153).
The research results were discovered by researchers as follows: First, the
high level of intrinsic motivation to learn the subject of research categorized by
category "very high" as many as 18 students (35%), "high" were 21 students
(40%), category of "pretty" as much as 4 students (8%) and the category of "low"
as 1 students (2%). Second, the high level of extrinsic motivation to learn the
subject categorized based research students are included in the category of "very
high" as many as 11 students (21%) and "high" were 28 students (54%), the
category of "sufficient "as much as 4 students (8%) and the category of" low "as 1
students (2%). From both these results can be obtained tinggkat high intrinsic
learning motivation and extrinsic motivation high level students of class IV and V
SD Kota Gede Yogyakarta 5 2013/2014 school year.

viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji sapa syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat dan
berkatnya sehingga penulis dapat menyeleksaikan sekripsi ini dengan baik.
Penulis menyadari bahwa seluruh pengalaman yang di alami saat mengejakan
sekripsi ini merupakan penyertaan dan pertolongan yang terindah dari Tuhan.
Sekripsi ini disusun sebagai tugas akhir memenuhi salah satu syarat memperoleh
gelar pendidikan.
Penulis juga menyadari bahwa banyak pihak yang telah membantu
kelancaran dalam penulisan sekripsi ini. Untuk itu penulis mengucapkan
terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Dr. Gendon Barus, M.S.i., sebagai ketua program studi Bimbingan Dan
Konseling.
2. Drs. Robertus Budi Sarwono, M.A., sebagai dosen pembimbing sekripsi
yang selalu sabar untuk membimbing penulis, meluangkan waktu untuk
penulis, banyak memberi masukan untuk penulis dan memberi motivasi
dalam mengerjakan sekripsi sehingga penulis bertekat untuk segera
menyelesaikannya.
3. Para dosen Universitas Sanata Dharma yang telah membekali ilmu banyak
ilmu bagi pebulis selama kuliah dan sangat berguna untuk penulis.
4. Para teman-teman seangakatan, adek tinggkat dan kakak tinggkat yang
memberi banyak pengalamdan pelajaran berharga.

ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

5. Pak Moko sebagai pegawai adminitrasi program studi bimbingan dan
konseling Universitas Sanata Dharma yang telah bersedia memberikan
waktunya dalam proses penelitian atau kuliah.
6. Penulis menyadari akan kekurangan dan kelamahan penulis dalam
mengerjakan skripsi ini. Penulis memohon maaf apabila dalam sekripsi
ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan dalam penulisan sekripsi
ini. Terimakasih.

Penulis

(Yeti Remia)

x

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………..……… i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING …………….……….... ii
HALAMAN PENGESAHAN …………………........………………………….. iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN....................................................................... iii
PENYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................................. v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ..................................................... vi
ABSTRAK ........................................................................................................ vii
ABSTRACT ...................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ix
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 5
E. Definisi Operasional Variabel ................................................................... 6

BAB II KAJIAN TEORITIS
A. Motivasi Belajar Ekstrinsik dan Intrinsik ................................................... 7
B. Prinsip-prinsip Motivasi Belajar .............................................................. 10
C. Bentuk-Bentuk Motivasi Dalam Belajar .................................................. 12
D. Belajar .................................................................................................... 19
E. Anak Sekolah Dasar (SD)........................................................................ 23

xi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian........................................................................................ 28
B. Subyek Penelitian .................................................................................... 28
C. Istrumen Penelitian................................................................................. 29
D. Teknik Analisis Data ............................................................................... 35

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ....................................................................................... 37
B. Pembahasan ............................................................................................ 41

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................................. 45
B. Saran ....................................................................................................... 46
C. Keterbatasan Peneliti ............................................................................... 47

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 48

xii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 1.

Rincian Jumlah Siswa Kelas IV dan V SD Kotagede 5
Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013 ........................................

29

Tabel 2.

Kisi-kisi Kuesioner Motivasi Belajar Ekstrinsik dan Intrinsik
Siswa Kelas IV SD Kotagede 5 Yogyakarta
Tahun Ajaran 2012/2013 (Uji Coba) .........................................

30

Tabel 3.

Kisi-kisi Skala Motivasi Belajar Ekstrinsik dan Intrinsik
Setelah Uji Coba .......................................................................

34

Tabel 4.

Penilaian Acuan Patokan (PAP) Tipe 1 .......................................

36

Tabel 5.

Kategorisasi Motivasi Intrinsik Siswa Kelas IV dan V
SD Kotagede 5 Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013 ................
Kategorisasi Motivasi Ekstrinsik Siswa Kelas IV dan V
SD Kotagede 5 Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013 ................

37

Hasil Kategorisasi Motivasi Intrinsik Siswa-siswi
Kelas IV dan V SD Kotagede 5 Yogyakarta
Tahun Ajaran 2012/2013 .............................................................

38

Tabel 6.
Tabel 7.

36

Tabel 7.1. Diagram Hasil Kategorisasi Motivasi Intrinsik Siswa-siswi
Kelas IV dan V SD Kotagede 5 Yogyakarta
Tahun Ajaran 2012/2013
Tabel 8.

Hasil Kategorisasi Motivasi Ekstrinsik Siswa-siswi
Kelas IV dan V SD Kotagede 5 Yogyakarta
Tahun Ajaran 2012/2013 ..............................................................

39

Tabel 8.1. Diagram Hasil Kategorisasi Motivasi Intrinsik Siswa-siswi
Kelas IV dan V SD Kotagede 5 Yogyakarta
Tahun Ajaran 2012/2013 ..............................................................

40

xiii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.

Instrumen Kuesioner

Lampiran 2.

Rekapitulasi Hasil Kuesioner

Lampiran 3.

Deskripsi Tanggapan Responden

xiv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seorang konselor seyogyanya mampu memotivasi peserta didiknya untuk
semangat dalam belajar, karena pengaruh dari luar diri sangat mempengaruhi
motivasi belajar peserta didik. Suasana lingkungan dan orang – orang yang
dekat dengan peserta didik juga sangat mempengaruhi motivasi peserta didik
(Santrock, 2009: 203). Sebagai konselor kita harus mengetahui tingkat
motivasi peserta didik.
Anak usia SD (Sekolah Dasar) sangat membutuhkan motivasi ekstrinsik
(motivasi dari luar diri), perilaku-perilaku peserta didik di kelas merupakan
pengaruh dari luar diri peserta didik yang dilihat dan dirasakan sehari-hari.
Jika pengaruh dari luar diri cenderung positif maka peserta didik akan
menunjukkan perilaku positif didalam kelas dalam hal belajar, sebaliknya jika
pengaruh dari luar diri cenderung negatif maka akan berdampak negatif dalam
proses di dalam kelas, contoh faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi
siswa adalah orang tua, suasana keluarga/rumah, keadaan ekonomi keluarga,
hubungan dengan guru, cara mengajar guru, kondisi sekolah, lingkungan
sosial tempat tinggal dan lain-lain (Supriyono dan Ahmadi, 1991: 81). Temanteman dekatnya atau teman-teman yang biasa bersama-sama dengan anak juga
sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar anak, jika teman-teman
dekatnya adalah anak-anak yang senang belajar pasti akan mempengaruhi

1

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2

anak tersebut untuk rajin belajar pula, tetapi jika teman-teman dekat si
anak pemalas maka si anak juga akan malas belajar (Supriyono dan Ahmadi,
1991: 87). Suasana dalam ruangan kelas dan lingkungan sekolah juga sangat
mempengaruhi motivasi belajar siswa, ruangan kelas yang rapi dan konduktif
akan membuat nyaman proses belajar sebaliknya jika ruang kelas kotor dan
tidak rapi akan membuat anak malas untuk mengikuti proses belajar di kelas
(Supriyono dan Ahmadi, 1991: 86). Peran seorang guru di kelas juga sangat
berpengaruh untuk menumbuhkan semangat belajar peserta didik di kelas
(Supriyono dan Ahmadi 1991: 84). Siswa yang berada di sekolah dengan
hubungan interpersonal yang penuh perhatian dan dukungan, mempunyai
sikap dan nilai akademis yang lebih positif dan merasa lebih puas terhadap
sekolah (Santrock, 2009: 203). Salah satu faktor penting dalam motivasi dan
prestasi siswa adalah persepsi mereka tentang hubungan positif mereka
dengan guru (Santrock, 2009: 203).
Belajar sangat erat hubungannya dengan motivasi, tanpa motivasi siswa
tidak akan dapat belajar dengan baik. Motivasi dapat dikatakan sebagai
keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan
belajar, sehingga tujuan yang dikendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai
(Sardiman, 1986: 75). Siswa dapat dimotivasi untuk mengerahkan segala
tenaga yang dibutuhkan untuk belajar, antara lain dengan motivasi yang
bersumber dari dalam diri dan motivasi dengan stimulasi dari luar diri
(Djiwandono, 2002: 356).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

3

Menurut perspektif teori humanitis Maslow, latar belakang keluarga
dalam mempengaruhi motivasi belajar siswa sangat penting, orang tua yang
berpendidikan lebih tinggi biasanya lebih dapat mempengaruhi anaknya untuk
semangat dalam belajar di sekolah dan sebaliknya. Faktor ekonomi juga
sangat mempengaruhi motivasi belajar siswa, hal ini terkait dengan kebutuhan
dasar manusia yaitu makan dan minun. Jika anak belum terpenuhi kebutuhan
dasarnya maka anak tidak dapat memenuhi kebutuhan diri selanjutnya. Hal ini
menyangkut juga dengan kebutuhan nutrisi anak. Anak yang mendapat nutrisi
yang baik tentunya lebih dapat mengikuti proses belajar mengajar di kelas
dengan lebih baik pula karena mempunyai energi yang baik pula (Santrock,
2009: 201).
Motivasi belajar ekstrinsik adalah dapat menumbuhkan motivasi belajar
intrinsik. Motivasi belajar ekstrinsik adalah motif-motif yang timbul dari
pengaruh luar diri. Motivasi belajar ekstrinsik juga diperlukan agar anak
termotivasi dalam belajar (Djamarah, 2011: 151). Motivasi intrinsik adalah
motivasi dari dalam diri sehingga tidak memerlukan lagi dorongan atau
rangsangan dari luar. Seseorang yang mempunyai motivasi intrinsik akan
melakukan kegiatannya secara sadar dan atas kemauannya sendiri tanpa
pengaruh dari luar terlebih dahulu. Seorang yang mempunyai motivasi belajar
intrinsik akan lebih giat belajar dan lebih maju (Djamarah, 2011: 150).
Dalam penelitian ini akan diteliti seberapa besar pengaruh motivasi
belajar intrinsik dan motivasi belajar ekstrinsik terhadap prestasi belajar
peserta didik. Motivasi ekstrinsik dan motivasi intrinsik sama-sama

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

4

mempengaruhi prestasi belajar peserta didik tetapi motivasi intrinsik lebih
dapat berpengaruh permanen terhadap prestasi belajar peserta didik. Motivasi
intrinsik sendiri timbul karena pengaruh motivasi ekstrinsik terlebih dahulu.
Pada masa anak-anak sangat berpengaruh membentuk motivasi intrinsik
dengan cara memotivasi dari luar dirinya dahulu, Jika pada masa anak-anak
tidak mendapat motivasi dari luar yang baik maka dapat berpengaruh pada
motivasi dari dalam dirinya nantinya.
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dipahami bahwa motivasi
memegang peran strategis dalam proses pembelajaran siswa, termasuk siswa
usia Sekolah Dasar (SD). Oleh sebab itu dalam penelitian ini penulis
mengambil judul tentang “Deskripsi Motivasi Belajar Siswa-Siswi Kelas IV
dan Kelas V SD Kotagede 5 Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/ 2014”.
Penelitian ini diarahkan lebih bersifat deskriptif untuk memperoleh gambaran
tentang motivasi intrinsik dan ekstrinsik yang ada pada siswa seusia Sekolah
Dasar (SD).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan dalam penelitian ini
dapat dirumuskan, sebagai berikut:
1. Seberapa tinggi motivasi belajar intrinsik siswa di Kelas IV dan Kelas V
SD Kotagede 5 Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/ 2014?
2. Seberapa tinggi motivasi belajar ekstrinsik siswa di Kelas IV dan Kelas
V SD Kotagede 5 Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/ 2014?

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

5

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan:
1. Mengetahui motivasi belajar intrinsik siswa di Kelas IV dan Kelas V SD
Kotagede 5 Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/ 2014.
2. Mengetahui motivasi belajar ekstrinsik siswa di Kelas IV dan Kelas V
SD Kotagede 5 Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/ 2014.

D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian bermanfaat bagi:
1. Bagi Wali Kelas SD Kotagede 5 Yogyakarta
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memotivasi anak dalam hal
belajar.
2. Orang tua murid
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk sebagai bahan informasi dan
evaluasi orang tua peserta didik agar dapat terlibat aktif dalam
memotivasi siswa dalam belajar.
3. Bagi peserta didik.
Hasil penelitian ini dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dengan
melibatkan orang tua dan wali kelas.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

6

E. Definisi Operasional Variabel
Dalam penelitian ini digunakan dua variabel, yaitu:
1. Motivasi belajar intrinsik
Motivasi belajar intrinsik merupakan motif-motif belajar yang kuat dari
dalam diri sehingga tidak perlu rangsangan dari luar, karena di dalam
individu ada dorongan yang kuat.
2. Motivasi belajar ekstrinsik
Motivasi belajar ekstrinsik merupakan motif-motif belajar yang aktif
karena adanya rangsangan dari luar.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II
KAJIAN TEORITIS
Bab ini disajikan dari buku yang dicantumkan di daftar pustaka sebagai
pendukung teori yang dapat memperjelas topik bahasan penelitian yaitu: 1)
motivasi belajar ekstrinsik dan intrinsik, 2) fungsi motivasi, 3) bentuk-bentuk
motivasi dalam belajar, 4) belajar dan 5) anak sekolah dasar yang meliputi
karakteristik anak SD dan prinsip-prinsip perkembangan.
A. Motivasi Belajar Ekstrinsik dan Intrinsik
1. Pengertian Motivasi
Motivasi dapat dikatakan sebagai perubahan energi dalam diri
seseorang itu berbentuk suatu aktivitas nyata berupa kegiatan fisik, karena
seseorang mempunyai tujuan tertentu dari aktivitasnya. Seseorang
mempunyai motivasi yang kuat untuk mencapainya dengan segala upaya
yang dapat dialakukan untuk mencapaianya (Djamarah, 2011: 148).
Motivasi berasal dari kata “motif” yang diartikan sebagai daya upaya yang
mendorong seseorang melakukan sesuatu. Motif adalah dorongan/ alasan
yang menyebabkan seseorang berbuat/ melakukan tindakan/ bersikap
tertentu (Siallagan, 2005: 7).

7

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

8

Motivasi adalah sesuatu yang mendorong timbulnya kelakuan dan
mempengaruhi serta mengubah kelakuan. Fungsi motivasi itu ada 3
yaitu (Djamarah, 2011: 151):
a. Motivasi sebagai pendorong perbuatan
b. Motivasi sebagai penggerak perbuatan
c. Motivasi sebagai pengarah perbuatan

2. Motivasi Belajar Ekstrinsik dan Intrinsik
a. Motivasi Belajar Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang kuat dari dalam diri
sehingga tidak perlu rangsangan dari luar, karena di dalam individu
ada dorongan yang kuat. Anak yang mempunyai motivasi belajar akan
belajar sesuatu karena ingin mendapat nilai-nilai dari ilmu tersebut
bukan karena ingin mendapat hadiah semata. Seseorang yang
mempunyai

motivasi

intrinsik

akan

melakukan

kegiatanya

berdasarkan minat tanpa motivasi dari luar dirinya. Seseorang yang
mempunyai motivasi intrinsik akan melaukan belajar secara terus
menerus karena yakin bahwa apa yang dipelajarinya berguna bagi
dirinya nanti. Motivasi intrinsik dipengaruhi oleh pemikiran diri yang
positif (Djamarah, 2011: 149). Motivasi intrinsik adalah motivasi
untuk melakukan sesuatu demi sebuah tujuan itu sendiri, misalnya
seorang anak belajar mata pelajaran karena menyukai pelajaran

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

9

tersebut dan merasa berguna bagi dirinya bukan karena akan
mengikuti ujian (Santrock, 2009: 204).
Ciri-ciri siswa yang memiliki motivasi intrinsik antara lain
adalah 1) tekun mengerjakan tugas (melakukan pekerjaan terus
menerus sebelum pekerjaan selesai dengan waktu yang cukup lama);
2) tidak gampang menyerah jika ada kesulitan; 3) berminat terhadap
berbagai macam hal; 4) senang bekerja mandiri; 5) cepat bosan
dengan pekerjaan yang di ulang-ulang atau kurang kreatif; 6) dapat
mempertanggtung jawabkan pendapatnya yang sudah di yakini; 7)
berpendirian kuat; 8) senang mencari dan memecahkan soal-soal, jadi
jika siswa memiliki motivasi intrinsik akan selalu berubah lebih baik
dan tekun dalam belajar walaupun melalui banyak rintangan, karena
yakin bahwa belajar merupakan kebutuhan pribadinya yang berguna
untuk dirinya sekarang dan dirinya nanti.
b. Pengertian Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang dapat membentuk
motivasi intrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif
karena adanya rangsangan dari luar. Motivasi belajar ekstrinsik juga
diperlukan dalam pembelajaran. Pemberian motivasi yang tepat akan
membangkitkan semangat belajar anak (Djamarah,2011: 150).
Motivasi ekstrinsik adalah melakukan sesuatu agar mendapat suatu
tujuan yang dinginkan, motivasi ekstrinsik di pengaruhi oleh faktor
eksternal seperti hukuman dan penghargan (Santrock, 2009: 204).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

10

Motivasi ekstrinsik ini juga baik dan penting, motivasi ekstrinsik
tetap dibutuhkan dan diperlukan karena kadang keadaan siswa sering
berubah-ubah dan terkadang proses belajar mengajar di kelas kurang
menarik bagi siswa, sehingga motivasi ekstrinsik sangat di perlukan
(Sardiman, 1986: 91). Motivasi ekstrinsik diperlukan dalam
pendidikan agar siswa mau belajar. Berbagai cara dilakukan agar
siswa mempunyai motivasi belajar. Guru yang berhasil dalam
mengajar adalah guru yang dapat menumbuhkan minat belajar dikelas,
sehingga proses belajar mengajar di kelas menjadi baik (Djamarah,
2011: 151).

B. Prinsip-prinsip Motivasi Belajar
Prinsip – prinsip motivasi belajar harus diketahui dan diterangkan dalam
aktivitas belajar mengajar. Ada 6 prinsip motivasi belajar, yaitu (Djamarah,
2011: 152):
1. Motivasi sebagai penggerak yang mendorong aktivitas belajar.
Seseorang belajar karena ada motivasi yang mendorongnya. Seseorang
yang termotivasi belajar akan melakukan aktivitas belajar dengan waktu
tertentu. Jadi motivasi dapat dikatakan sebagai dasar penggerak yang
mendorong aktivitas belajar seseorang.
2. Motivasi intrinsik lebih utama daripada motivasi ekstrinsik.
Anak yang mempunyai motivasi belajar intrinsik semangat belajarnya
lebih kuat dan hanya sedikit pengaruh dari luar. Anak belajar bukan karena

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

11

menginginkan hadiah, pujian atau imbalan apapun tetapi ingin
mendapatkan ilmu sebanyak-banyaknya.
3. Motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman.
Hukuman diperlukan untuk memicu semangat belajar, tetapi masih lebih
baik penghargaan berupa pujian.
4. Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar.
Anak didik mempunyai kebutuhan yaitu belajar, tanpa belajar anak didik
tidak akan mempunyai ilmu pengetahuan. Belajar merupakan upaya untuk
mengembangkan potensi diri. Penghargaan sangat berperan penting dalam
menumbuhkan motivasi anak.
5. Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar.
Anak didik yang mempunyai motivasi belajar pasti akan melakukan
tugasnya dengan baik, dia yakin bahwa belajar akan berguna untuk bekal
ke depan.
6. Motivasi melahirkan prestasi dalam belajar.
Salah satu yang mempengaruhi prestasi belajar adalah motivasi. Motivasi
menjadi indicator prestasi belajar. Anak didik menyenangi mata pelajaran
tertentu maka anak didik tersebut akan mempelajari mata pelajaran itu
dengan senang hati.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

12

C. Bentuk-Bentuk Motivasi Dalam Belajar
Dalam proses interaksi belajar mengajar, baik motivasi intrinsik maupun
motivasi ekstrinsik, diperlukan untuk mendorong anak didik agar tekun belajar.
Motivasi ekstrinsik sangat diperlukan bila ada di antara anak didik yang kurang
berminat mengikuti pelajaran dalam jangka waktu tertentu. Peranan motivasi
ekstrinsik cukup besar untuk membimbing anak didik dalam belajar. Hal ini
perlu disadari oleh guru. Untuk itu seorang guru biasanya memanfaatkan
motivasi ekstrinsik untuk meningkatkan minat anak didik agar lebih bergairah
belajar meski terkadang tidak tepat.
Wasty Soemanto (1984) mengatakan, bahwa guru-guru sangat menyadari
pentingnya motivasi dalam bimbingan belajar murid. Berbagai macam teknik,
misalnya kenaikan tingkat, penghargaan, peranan-peranan kehormatan,
piagam-piagam prestasi, pujian, dan celaan telah dipergunakan untuk
mendorong

murid-murid

agar

ma u

belajar.

Adakalanya

guru-guru

mempergunakan teknik-teknik tersebut secara tidak tepat.
Kesalahan dalam memberikan motivasi ekstrinsik akan berakibat
merugikan prestasi belajar menjadi kurang harmonis. Tujuan pendidikan dan
pengajaran pun tidak akan tercapai dalam waktu yang relative singkat, sesuai
dengan target yang telah dirumuskan. Oleh karena itu, pemahaman mengenai
kondisi psikologis anak didik sangat diperlukan guna mengetahui gejala apa
yang sedang dihadapi anak didik sehingga gairah belajarnya menurun
(Djamarah, 2011: 158).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

13

Ada beberapa bentuk motivasi yang dapat dimanfaatkan dalam rangka
mengarahkan belajar anak didik di kelas, sebagai berikut:
1. Memberi Angka
Angka dimaksud adalah sebagai simbol atau nilai dari hasil aktivitas
belajar anak didik. Angka yang diberikan kepada setiap anak didik
biasanya bervariasi, sesuai dengan hasil ulangan yang telah mereka
peroleh dari hasil penilaian guru, bukan karena belas kasihan guru. Angka
merupakan alat motivasi yang cukup memberikan rangsangan kepada anak
didik untuk mempertahankan atau bahkan lebih meningkatkan prestasi
belajar mereka di masa mendatang. Angka ini biasanya terdapat dalam
buku rapor sesuai jumlah mata pelajaran yang diprogramkan dalam
kurikulum.
Angka atau nilai yang baik mempunyai potensi yang besar untuk
memberikan motivasi kepada anak didik lebih giat belajar. Apalagi bila
angka yang diperoleh oleh anak didik lebih tinggi dari anak didik lainnya.
Namun, guru harus menyadari bahwa angka/nilai bukanlah merupakan
hasil belajar yang sejati, hasil belajar yang bermakna, karena hasil belajar
seperti itu lebih menyentuh aspek kognitif. Bisa saja nilai itu bertentangan
dengan afektif anak didik. Untuk itu, guru perlu memberikan angka/nilai
yang menyentuh aspek afektif dan keterampilan yang diperlihatkan anak
didik dalam pergaulan/ kehidupan sehari-hari. Penilaian harus juga
diarahkan pada aspek kepribadian anak didik dengan cara mengamati
kehidupan anak didik di sekolah, tidak hanya semata-mata berpedoman

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

14

pada hasil ulangan di kelas, baik dalam bentuk formatif atau sumatif
(Djamarah, 2011: 159).
2. Hadiah
Hadiah adalah memberikan sesuatu kepada orang lain sebagai
penghargaan atau kenang-kenangan/cenderamata. Hadiah yang diberikan
kepada orang lain bisa berupa apa saja, tergantung dari keinginan pemberi.
Atau bisa juga disesuaikan dengan prestasi yang dicapai oleh seseorang.
Penerima hadiah tidak tergantung dari jabatan, profesi, dan usia seseorang.
Semua orang berhak menerima hadiah dari seseorang dengan motif-motif
tertentu.
Dalam dunia pendidikan, hadiah bisa dijadikan sebagai alat motivasi.
Hadiah dapat diberikan kepada anak didik yang berprestasi tinggi, ranking
satu, dua atau tiga dari anak didik lainnya. Dalam pendidikan modern,
anak didik yang berprestasi tertinggi memperoleh predikat sebagai anak
didik teladan dan untuk perguruan tinggi/universitas disebagai mahasiswa
teladan (Djamarah, 2011: 160).
3. Kompetisi
Kompetisi adalah persaingan, dapat digunakan sebagai alat motivasi
untuk mendorong anak didik agar mereka bergairah belajar. Persaingan,
baik dalam bentuk individu maupun kelompok diperlukan dalam
pendidikan. Kondisi ini bisa dimanfaatkan untuk menjadikan proses
interaksi belajar mengajar yang kondusif. Untuk menciptakan suasana

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

15

yang demikian, metode mengajar memegang peranan (Djamarah, 2011:
161).
Bila iklim belajar yang kondusif terbentuk, maka setiap anak didik
telah terlihat dalam kompetisi untuk menguasai bahan pelajaran yang
diberikan. Selanjutnya, setiap anak didik sebagai individu melibatkan diri
mereka masing-masing ke dalam aktivitas belajar. Kondisi inilah yang
dikehendaki dalam pendidikan modern, yakni cara belajar siswa aktif
(CBSA), bukan catat buku sampai akhir pelajaran yang merupakan
kepanjangan dari CBSA pasaran.
4. Ego-Involvement
Menumbuhkan kesadaran kepada anak didik agar merasakan
pentingnya tugas dan menerimanya sebagai suatu tantangan sehingga
bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri, adalah sebagai salah satu
bentuk motivasi yang cukup penting. Seseorang akan berusaha dengan
segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik dengan menjaga harga
dirinya. Penyelesaian tugas dengan baik adalah symbol kebanggaan dan
harga diri. Begitu juga dengan anak didik sebagai subjek belajar. Anak
didik akan belajar dengan keras bisa jadi karena harga dirinya (Djamarah,
2011: 162).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

16

5. Memberi Ulangan
Ulangan bisa dijadikan sebagai alat motivasi. Anak didik biasanya
mempersiapkan diri dengan belajar jauh-jauh hari untuk menghadapi
ulangan. Berbagai usaha dan teknik bagaimana agar dapat menguasai
semua bahan pelajaran anak didik lakukan sedini mungkin sehingga
memudahkan mereka untuk menjawab setiap item soal yang diajukan
ketika pelaksanaan ulangan berlangsung, sesuai dengan interval waktu
yang diberikan.
Oleh karena itu, ulangan merupakan strategi yang cukup baik untuk
memotivasi anak didik agar lebih giat belajar. Namun demikian, ulangan
tidak selamanya dapat digunakan sebagai alat ukur motivasi. Ulangan yang
guru lakukan setiap hari dengan tak terprogram, hanya karena selera, akan
membosankan anak didik. Anak didik merasa jenuh dengan ulangan yang
diberikan setiap hari. Kondisi seperti ini menyebabkan perubahan sikap
anak didik yang kurang baik, anak didik bukan giat belajar, tetapi malas
belajar, yang disebabkan merasa bosan dengan soal-soal yang diberikan.
Lebih fatal lagi bila ulangan itu dianggap anak didik sebagai momok yang
menakutkan. Oleh karena itu, ulangan akan menjadi alat motivasi bila
dilakukan secara akurat dengan teknik dan strategi yang sistematis dan
terencana.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

17

6. Mengetahui Hasil
Mengetahui hasil belajar bisa dijadikan sebagai alat motivasi. Dengan
mengetahui hasil, anak duduk terdorong untuk belajar lebih giat. Apalagi
bila hasil belajar itu mengalami kemajuan, anak didik berusaha untuk
mempertahankannya atau bahkan meningkatkan intensitas belajarnya guna
mendapatkan prestasi belajar yang lebih baik di kemudian hari atau pada
semester atau catur wulan berikutnya (Djamarah, 2011: 163).
7. Pujian
Pujian yang diucapkan pada waktu yang tepat dapat dijadikan sebagai
alat motivasi. Pujian adalah bentuk reinforcement yang positif dan
sekaligus merupakan motivasi yang baik. Guru bisa memanfaatkan pujian
untuk memuji keberhasilan anak didik dalam mengerjakan pekerjaan di
sekolah. Pujian yang diberikan sesuai dengan hasil kerja, bukan dibuatbuat atau bertentangan sama sekali dengan hasil kerja anak didik
(Djamarah, 2011: 164).
8. Hukuman
Meski hukuman sebagai reinforcement yang negatif, tetapi bila
dilakukan dengan tepat dan bijak akan merupakan alat motivasi yang baik
dan efektif. Hukuman akan merupakan alat motivasi bila dilakukan dengan
pendekatan edukatif, bukan karena dendam. Pendekatan edukatif
dimaksud di sini sebagai hukuman yang mendidik dan bertujuan
memperbaiki sikap dan perbuatan anak didik yang dianggap salah.
Sehingga dengan hukuman yang diberikan itu anak didik tidak mengulangi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

18

kesalahan atau pelanggaran. Minimal mengurangi frekuensi pelanggaran.
Akan lebih baik bila anak didik berhenti melakukannya di hari mendatang
(Djamarah, 2011: 165).
9. Hasrat untuk Belajar
Hasrat untuk belajar berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud
untuk belajar. Hal ini lebih baik bila dibandingkan kegiatan tanpa maksud.
Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak itu memang ada motivasi untuk
belajar, sehingga sudah barang tentu hasilnya akan lebih baik daripada
anak didik yang tak berhasrat untuk belajar (Djamarah, 2011: 165).
10. Minat
Minat adalah kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan
dan mengenang beberapa aktivitas. Seseorang yang berminat terhadap
suatu aktivitas akan memperhatikan aktivitas itu secara konsisten dengan
rasa senang. Dengan kata lain, minat adalah suatu rasa lebih suka dan
rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.
Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri
sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan
tersebut, semakin besar minat (Djamarah, 2011: 166).
11. Tujuan yang Diakui
Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh anak didik
merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami
tujuan yang harus dicapai, dirasakan anak sangat berguna dan
menguntungkan, sehingga menimbulkan gairah untuk terus belajar.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

19

Tujuan pengajaran yang akan dicapai sebaiknya guru beritahukan kepada
anak didik, sehingga anak didik dapat memberikan alternatif tentang
pilihan tingkah laku mana yang harus diambil guna menunjang
tercapainya rumusan tujuan pengajaran (Djamarah, 2011: 168).

D. Belajar
1. Definisi Belajar
Belajar adalah suatu proses perubahan ke arah lebih baik, dari tidak
bisa menjadi bisa dan dari tidak tahu menjadi tahu. Perubahan tersebut
relatif lama dan menjadi permanen. Belajar merupakan usaha secara sadar
agar lebih meningkat melalui latihan berulang-ulang dan perubahan yang
terjadi bukan karena kebetulan (Mulyati, 2005: 4). Menurut Lyle E.
Bourne belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang
diakibatkan oleh pengalaman dan latihan. Menurut Clifford T. Morgan,
belajar adalah perubahan tingkah laku yang relative tetap yang merupakan
hasil pengamatan yang lalu. Menurut Guilford, belajar adalah perubahan
tingkah laku yang di hasilkan dari rangsangan (Mustaqim, 2008: 33).

Belajar menjadikan anak akan mendapat kemampuan dari sumber
yang

diwariskan.

Untuk

mendapatkan

kemampuan

anak

harus

mendapatkan kesempatan, jika anak tidak diberi kesempatan belajar maka
anak tidak dapat mendapat kemampuan. Sebagai contoh seorang anak
yang berbakat memainkan satu jenis musik dan belajar terus menerus akan
menjadi bisa, sedangkan seorang anak yang mempunyai bakat bermain

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

20

musik tetapi tidak pernah diberi kesempatan untuk belajar maka anak tidak
akan mampu memainkan alat musik.
Belajar pada manusia boleh dirumuskan sebagai suatu aktivitas
mental/ psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan,
yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pemahaman,
ketrampilan dan nilai–sikap (Winkel, 1987: 36). Proses belajar berasal dari
latihan atau pengulangan suatu tindakan, hal tersebut akan membuat
perilaku seseorang berubah atau disebut juga imitasi yang artinya meniru
apa yang dilakukan orang lain secara sadar.
Belajar juga merupakan proses identifikasi yang artinya seseorang
berusaha menerima sikap, nilai, motivasi, dan perilaku orang yang dicintai
dan dihormati. Belajar dapat juga diartikan kegiatan yang dipilih,
diarahkan dan bertujuan. Anak melakukan kegiatan yang dipilih akan
diarahkan oleh orang tua atau orang yang lebih dewasa (Hurlock, 1978:
28).
2. Prinsip-prinsip Belajar
Prinsip-prinsip belajar dapat dijelaskan, sebagai berikut (Mustaqim,
2008: 69):
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

Keberhasilan belajar karena adanya kemauan dan tujuan tertentu.
Belajar lebih berhasil jika ada ulangan dan latihan.
Belajar lebih berhasil jika hasinya sukses dan menyenangkan.
Belajar lebih menyenangkan jika berhubungan dengan kebutuhan
hidupnya sendiri.
Belajar lebih behasil jika lebih dapat memahami bukan hanya
menghafal.
Belajar memerlukan bimbingan dan bantuan orang lain.
Hasil belajar bisa dilihat dari perubahan diri siswa.
Sebelum ulangan dan ujian harus diberi pemahaman.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

21

3. Karakteristik Perubahan Hasil Belajar
Setiap perilaku belajar selalu ditandai dengan perubahan yang
spesifik. Ciri-ciri perubahan yang khas yang menjadi karakteristik perilaku
belajar yang terpenting ada tiga (Syah, 2008: 117):
a.

Perubahan Intensional
Perubahan di dalam proses belajar karena adanya pengalaman
atau praktek yang dilakukan dengan sadar dan disadari. Siswa sadar
pada dirinya ada perubahan seperti penambahan pengetahuan,
kebiasaan, sikap dan pandangan tertentu, ketrampilan dan seterusnya.
Namun kesengajaan belajar itu

tidak penting, yang penting

bagaimana mengelola informasi yang diterima siswa pada waktu
peristiwa belajar terjadi. Contohnya, kebiasaan bersopan santun di
meja makan dan bertegur sapa dengan orang lain dengan orang di
sekitar kita tanpa disadari. Semua itu belum tentu kita pelajari dengan
sengaja. Jadi bahwa perubahan intensional tersebut bukan” harga
mati”.
b. Perubahan Positif-Aktif
Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat positif dan
aktif. Positif artinya baik, bermanfaat, serta sesuai dengan harapan.
Penambahan pemahaman dan keterampilan baru termasuk dalam hal
perubahan positif-aktif. Perubahan aktif tidak terjadi dengan
sendirinya tetapi karena proses kematangan dan karena usaha sendiri.
Contohnya bayi yang bisa merangkak setelah bisa duduk.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

22

c. Perubahan Efektif-Fungsional
Perubahan yang timbul karena proses belajar bersifat efektif dan
berguna. Perubahan yang terjadi membawa pengaruh, makna dan
manfaat tertentu bagi siswa. Selain itu perubahan dalam belajar
sifatnya fungsional atau relatif menetap dan setiap saat apabila
dibutuhkan, perubahannya dapat direproduksi dan dimanfaatkan.
Perubahan yang efektif dan fungsional biasanya bersifat dinamis dan
mendorong timbulnya perubahan potitif lainnya.
Setiap hasil belajar mempunyai ciri-ciri perubahan yang spesifik,
ada 3 ciri-ciri perubahan yang khas yaitu : 1) Perubahan intensional,
perubahan yang ada dalam diri bukan terjadi begitu saja tetapi secara
sadar mempunyai pengalaman dan praktek. Anak juga mempunyai
perubahan seperti pengetahuan, kebiasaan, sikap, ketrampilan dan
pandangan tertentu dan lain-lain. 2) Perubahan “positif-aktif” adalah
perubahan karena cara berpikir positif dan aktif. Positif artinya baik,
bermanfaat serta sesuai dengan harapan sedangkan positif aktif adalah
penambahan pemahaman dan ketrampilan baru, semua itu tidak terjadi
dengan sendirinya tetapi karena ada usaha dalam diri. 3) Perubahan
“efektifitas-fungsional” adalah perubahan karena proses belajar yang
sifatnya efektif dan berguna. Perubahannya juga bermanfaat,
bermakna dan berpengaruh bagi siswa.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

23

E. Anak Sekolah Dasar (SD)
1. Karakteristik Anak SD
Dalam buku karangan Yusuf, Piaget menyatakan bahwa anak usia 611 tahun sudah dapat membentuk pertahanan mental atas pengetahuan
yang dimiliki, mereka dapat menambah, mengurangi dan mengubah.
Pertahanan ini mejadikan anak untuk dapat memecahkan masalah secara
logis (Yusuf, 2008: 6). Aristoteles mengemukakan bahwa umur 7-14 tahun
adalah masa anak dan masa sekolah rendah. Kretscmer mengemukakan
bahwa anak umur 7-13 tahun akan kelihatan pendek dan gemuk secar fisik,
sedangkan menurut Elizabeth Hurlock usia 2 sampai puber disebut tahap
childhood dan usia 11-13 adalah tahap pre adolensence. Comenius
memandang dari segi pendidikan bahwa usia 6-12 tahun harus belajar
tentang bahasa ibu disebut juga masa (scola vernaculan). Tahan
perkembangan menurut Rosseau masa pendidikan jasmani dan latihan
panca indera (Yusuf, 2008: 20).

2. Prinsip-Prinsip Perkembangan
Prinsip perkembangan yang aktif terletak di dalam diri anak sendiri.
Perkembangan dipengaruhi oleh faktor luar dan juga dipengaruhi oleh
pembawaan, bakat dan kemauan anak. Ada 13 prinsip perkembangan
menurut buku psikologi anak (Kartono,1986: 45) :
a. Pertumbuhan sebagai proses “menjadi”
Setiap individu selalu mempunyai prinsip selalu berproses
untuk“ menjadi’, setiap individu mengalami kemajuan dan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

24

perubahan, semua itu didasari oleh faktor pembawaan kodrati,dipicu
oleh pengaruh lingkungan dan di kuatkan oleh faktor usaha belajar,
jadi anak dapat memilih sebuah pilihan dan belajar menjalani
kehidupannya dengan satu kebebasan. Anak dapat menentukan citacitanya dan keinginannya dengan bebas, tetapi kebebasan anak tetap
dibatasi oleh faktor-faktor pembawaan kodrati dan dibatasi oleh
kondisi lingkungan.
b. Paduan antara dorongan-dorongan mempertahankan diri dan
pengembangan diri
Setiap

proses

perkembangan

diri

terdapat

dorongan

mempertahankan diri dan dorongan mengembangkan diri, untuk
mempertahankan diri dan mengembangkan diri pada hidupnya,
setiap orang mempunyai dorongan fisik dan dorongan psikis. Sebagi
contoh pemeliharaan jasmaniah dapat dilakukan dengan cara
memelihara pencernaan, pernafasan dan kesehatan yang lainnya,
sedangkan untuk pemeliharaan rokhaniah dapat memperkaya ilmu
pengetahuan.
c. Individualitas anak dan perbedaan individual
Sejak lahir bayi sudah memiliki ciri-ciri dan mempunyai
karakteristik yang individual, ada anak yang aktif, lincah, tidak rewel
ada pula anak yang rewel, tenang, mudah terkejut, penakut dan lain
sebagainya.

Perbedaan individual

dan karakteristik tersebut,

menjelaskan bahwa setiap individu anak merupakan pribadi yang

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

khas

dan

unik

yang

berusaha

mengembangkan

diri

25

dan

melaksanakan diri (merealisasi-diri).
d. Anak sebagai makhluk sosial
Disamping memperhatikan individualitas anak juga harus
memperhatikan masyarakat dimana anak di didik dan dibesarkan.
Lingkungan sosial merupakan fasilitas dan area bermain anak untuk
realisasi-diri. Anak memerlukan orang dewasa untuk menjadi
manusia normal dan mencapai taraf kemanusiaan. Humanitas atau
kemanusiaan bukan muncul sendiri dalam pribadi, tetapi terbentuk
oleh faktor lingkungan masyarakat dan orang-orang terdekatnya.
Setiap anak adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri
dan membutuhkan lingkungan sosial dan masyarakat. Anak
merupakan pribadi-sosial yang memerlukan relasi dan komunikasi
dengan orang lain untuk memanusiakan dirinya dan diakui, dicintai
serta dihargai.

e. Hukum konvergensi dari William Stern
Konvergensi tersebut adalah kerja sama, bertemu pada satu titik.
Hukum konvergensi itu artinya adanya kerjasama antara faktor
kodrat dan fakor sosial.Dalam setiap perkembangan anak faktor
kodrat dan faktor sosial sangat mempengaruhi.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

26

f. Pemenuhan kebutuhan sebagai sumber dinamika aktivitas anak
Setiap anak mempunyai kebutuhan tertentu (yang bersifat vital
biologis, human, sosial-kulturil) untuk mempertahankan hidupnya.
Kebutuhan tersebuat harus di penuhi agar tidak menimbulkan
konflik batin dan frustasi, jika kebutuhan itu sudah terpenuhi maka
akan tercipta keseimbangan.
g. Penggunaan fungsi-fungsi secara spontan merupakan tanda dari
kemampuan tubuh
Anak yang sudah dapat berbuat dan berfikir secara matang,
maka anak didorong oleh implus-implus yang kuat untuk
menggunakannya. Misalnya anak yang itulanh kakinya sudah kuat
untuk menyangga secara terus-terus akan belajar berdiri dan
berjalan.
h. Tempo dan ritme perkembangan yang khas
Perkembangan anak berlangsung dengan adanya tempo atau
kecepatan dan ritme atau irama yang setiap anak mempunyai kodrati
sendiri-sendiri. Cepat lambatnya perkembangan anak berjalan secara
konstan sifatnya.
i. Kematangan dan masa peka
Pertumbuhan dan kematangan dan kematangan itu berjalan
diluar kontrol manusia, dan diluar kemauan anak. Tetapi setiap
pengalaman positif dapat mengembangkan diri anak, sehingga anak
lebih matang dan penghayatan hidupnya semakin bertambah

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

27

mendalam, sebaliknya pengalaman yang negative dapat menghambat
perkembangan anak.
j. Perkembangan sebagai proses diferensiasi
Perkembangan anak itu harus di artikan sebagai proses
diferensiasi, proses diferensiasi artinya ada prinsip totalitas pada diri
anak. Dari penghayatan totalitas semakin lama akan menjadi
semakin nyata dan bertambah jelas dalam kerangka keseluruhan.
k. Masa Trotzalter
Ciri yang kuat pada periode Trotzalter adalah sikap keras kepala
dan suka menentang, karena anak sedang mengalami fase
menemukan diri atau menemukan AKU-nya, dan sudah menghayati
kemampuan diri serta harga diri. Anak akan mencoba segala
potensinya dan kemampuannya yang ditujuakan pada dunia luar.
l. Perjuangan sebagai ciri dari perkembangan
Hidup berhubungan dengan perjuangan dan perjuangan tidak
akan berhenti. Anak semakin dewasa akan semain otonom yang dulu
bergantung pada orang tua anak kadang akan menjadi menentang
orang tua, karena menuntut pengakuan terhadap AKU-nya.
m. Pemulihan