PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

Laporan Akhir
RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2014-2019

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR
Dinas Pekerjaan Umum

1

Laporan Akhir
RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2014-2019

6.1 Pengembangan Permukiman
Berdasarkan UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman,
permukiman didefinisikan sebagai bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas
lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas
umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau
perdesaan.
Kegiatan

pengembangan


permukiman

terdiri

dari

pengembangan

permukiman kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan. Pengembangan
permukiman kawasan perkotaan terdiri dari pengembangan kawasan permukiman
baru

dan

peningkatan

pengembangan

kawasan


kualitas

permukiman

perdesaan

terdiri

kumuh,

dari

sedangkan

pengembangan

untuk

kawasan


permukiman perdesaan, kawasan pusat pertumbuhan, serta desa tertinggal.
6.1.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan
Arahan kebijakan pengembangan permukiman mengacu pada amanat
peraturan perundangan, antara lain:
1.

Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional.
Arahan RPJMN Tahap 3 (2015-2019) menyatakan bahwa pemenuhan
kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukung
bagi seluruh masyarakat terus meningkat, sehingga kondisi tersebut
mendorong terwujudnya kota tanpa permukiman kumuh pada awal tahapan
RPJMN berikutnya.

2.

Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman.
Pasal 4 mengamanatkan bahwa ruang lingkup penyelenggaraan perumahan
dan kawasan permukiman juga mencakup penyelenggaraan perumahan

(butir c), penyelenggaraan kawasan permukiman (butir d), pemeliharaan dan
perbaikan (butir e), serta pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap
perumahan kumuh dan permukiman kumuh (butir f).

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR
Dinas Pekerjaan Umum

2

Laporan Akhir
RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2014-2019

3.

Undang No. 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun.
Pasal 15 mengamanatkan bahwa pembangunan rumah susun umum, rumah
susun khusus, dan rumah susun negara merupakan tanggung jawab
pemerintah.

4.


Peraturan

Presiden

No.

15

Tahun

2010

tentang

Percepatan

Penanggulangan Kemiskinan.
Peraturan ini menetapkan salah satunya terkait dengan penanggulangan
kemiskinan yang diimplementasikan dengan penanggulangan kawasan

kumuh.
5.

Peraturan

Menteri

Pekerjaan

Umum

No.

14/PRT/M/2010 tentang

Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Tata Ruang.
Peraturan ini menetapkan target berkurangnya luas permukiman kumuh di
kawasan perkotaan sebesar 10% pada tahun 2014.
Mengacu pada Permen PU No. 08/PRT/M/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pekerjaan Umum maka Direktorat Pengembangan Permukiman

mempunyai tugas di bidang perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pembinaan
teknik dan pengawasan teknik, serta
pengembangan

standardisasi

teknis

dibidang

permukiman. Adapun fungsi Direktorat Pengembangan

Permukiman adalah:
a.

Penyusunan kebijakan teknis dan strategi pengembangan permukiman di
perkotaan dan perdesaan;

b. Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi pengembangan kawasan
permukiman baru di perkotaan dan pengembangan kawasan perdesaan

potensial;
c.

Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi peningkatan kualitas
permukiman kumuh termasuk peremajaan kawasan dan pembangunan
rumah susun sederhana;

d. Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi peningkatan kualitas
permukiman di kawasan tertinggal, terpencil, daerah perbatasan dan pulaupulau kecil termasuk penanggulangan bencana alam dan kerusuhan sosial;

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR
Dinas Pekerjaan Umum

3

Laporan Akhir
RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2014-2019

e.


Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta pembinaan
kelembagaan dan peran serta masyarakat di bidang pengembangan
permukiman;

f.

Pelaksanaan tata usaha Direktorat.

6.1.2 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan
6.1.2.1 Isu Strategis Pengembangan Permukiman
Kabupaten Tanjung Jabung Timur adalah salah satu kabupaten pesisir timur di
Provinsi Jambi setelah pemekaran Kabupaten Tanjung Jabung pada Tahun 1999.
Perkembangan permukiman diwilayah pesisir timur Provinsi Jambi ini diawali oleh
penduduk nelayan yang sebagian besar berasal dari Pulau Sulawesi dan Pulau
Kalimantan. Berdasarkan kondisi tersebut, perkembangan permukiman diwilayah
pesisir ini cenderung berorientasi terhadap kondisi alam, yaitu sungai dan laut,
sehingga tumbuh dan berkembang kawasan permukiman di muara-muara sungai.
Pola pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi adalah dimana kawasankawasan permukiman tersebut cenderung mengelompok dan pada awalnya hanya
terintegrasi melalui sungai dan laut.
Karena berorientasi kepada sungai dan laut, hingga saat ini Pemerintah

Provinsi Jambi dan khususnya Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur
mengalami kesulitan untuk membuka akses dan meningkatkan konektivitas
kawasan-kawasan permukiman yang ada tersebut.

Pola mengelompok dan

tersebar tersebut diperparah oleh kondisi fisik dasar wilayah Kabupaten Tanjung
Jabung Timur dimana wilayah ini merupakan cekungan yang membentuk rawa
belakang yang jenuh air sehingga air tidak dapat menembus tanah atau mengalir
sebagai run off, sehingga air terjebak berupa rawa.
Berdasarkan kondisi umum diatas, terdapat beberapa issue strategis yang
perlu diidentifikasi sebagai dasar pertimbangan awal dalam merumuskan kebijakan,
strategi, dan perumusan kegiatan di sektor pengembangan permukiman kedepan.
Issue-issue strategis tersebut dapat diuraikan melalui tabel berikut ini :

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR
Dinas Pekerjaan Umum

4


Laporan Akhir
RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2014-2019

Tabel VI.1 .1
Isu-Isu Strategis Sektor Pengembangan Permukiman Skala
Kabupaten Tanjung Jabung Timur
No.
(1)

Isu Strategis
(2
)

Keterangan
(3
)
Merupakan
karakter
dasar yang dipengaruhi
oleh orientasi penduduk
terhadap
mata
pencaharian
sebagai
nelayan

1

Perkembangan permukiman
pada kawasan sempadan
sungai

2

Perkembangan permukiman
yang cenderung mengelompok
dan aksesibilitas rendah antar
kawasan

Awal
tumbuh
permukiman tidak

3

Ketersediaan PSU cenderung
masih minim

Penyediaan
PSU
terkendala
sebaran
kawasan permukiman
yang mengelompok

6.1.2.2 Kondisi Eksisting Pengembangan Permukiman
A.

Produk Hukum Daerah Sebagai Pedoman Penyelenggaraan Kawasan
Permukiman
Substansi ini berkaitan dengan peraturan ditingkat kabupaten

yang

mendukung seluruh tahapan proses perencanaan, pembangunan, dan pemanfaatan
pembangunan permukiman.
Sejauh ini peraturan setingkat kabupaten yang terkait dengan pengembangan
permukiman terutama adalah Peraturan Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur
Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanjung
Jabung Timur. Rencana tata ruang wilayah merupakan payung penataan spasial
dimana didalamnya juga terdapat pola pemanfaatan ruang yang berkaitan dengan
kawasan permukiman serta ketentuan zonasi dikawasan permukiman tersebut.
Selain itu, walaupun belum ditetapkan sebagai peraturan daerah (masih berupa
raperda), Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur pada
dasarnya telah diturunkan ke Rencana Detail Tata Ruang Kota dan Peraturan Zonasi
terutama untuk setiap kota kecamatan yang ada di Kabupaten Tanjung Jabung
Timur.

Rencana rinci dan peraturan zonasi ini adalah juga merupakan alat

kelengkapan regulasi didaerah dalam konteks perwujudan penataan kawasan
PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR
Dinas Pekerjaan Umum

5

Laporan Akhir
RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2014-2019

permukiman perkotaan dan pencegahan

perkembangan kawasan kumuh

perkotaan.
Namun demikian, peraturan yang berkaitan langsung dengan kawasan
permukiman di Kabupaten Tanjung Jabung Timur saat ini adalah keberadaan Surat
Keputusan Bupati Tanjung Jabung Timur Nomor 233 Tahun 2010 Tentang Penetapan
Kawasan Permukiman Kumuh Nelayan.
Peraturan setingkat kabupaten sebagaimana tersebut diatas dapat diuraikan
sebagai berikut :
Tabel VI.1.2
Peraturan Daerah, Peraturan
Bupati, dan peraturan lainnya terkait Pengembangan Permukiman
NO.

(1
)
1

2
3

B.

Perda/Pergub/Perwal/Perbup/Peraturan
lainnya
Jenis Produk
Pengaturan
(2)
Peraturan
Daerah
Rancangan
Peraturan
Daerah
Surat
Keputusan
Bupati

No./Tahun

Amanat Kebijakan Daerah

Perihal

(3)

(4
)

(5)

11 Tahun 2012

RTRW

Distribusi Kawasan Permukiman,
Ketentuan Zonasi, dan Rencana PSU

NA

RDTR dan PZ

233 Tahun 2010

Kawasan
Kumuh Nelayan

Peraturan Zonasi Kawasan
Permukiman Perkotaan
Penetapan kawasan

Kawasan Perkotaan Prioritas Penanganan Di Kabupaten Tanjung Jabung
Timur Berdasarkan RP2KP :
Kawasan perkotaan kawasan yang didominasi oleh kegiatan non pertanian.

Kegiatan permukiman adalah merupakan kegiatan yang mendominasi kawasan
perkotaan. Secara umum, kawasan perkotaan yang ada di Kabupaten Tanjung
Jabung Timur adalah kawasan pusat kecamatan terutama pusat ekonomi yang
melayani wilayah kecamatan tersebut ataupun melayani wilayah hinterlandnya.
Beberapa kawasan perkotaan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur dapat
digambarkan sebagai berikut :

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR
Dinas Pekerjaan Umum

6

Laporan Akhir
RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2014-2019

1.

Perkotaan Muara Sabak Barat :
a. Batas Administrasi Wilayah
Kecamatan

Muara

dengan ketinggian

Sabak

berkisar

Barat

antara 12

merupakan daerah perbukitan
-

15 meter dari permukaan laut.

Adapun suhu didaerah ini berkisar antara 27o C– 37o C . Kecamatan ini terletak
antara

koordinat 00o31' 12" sampai dengan 11º-42' LS dan 103º 31'

sampai

dengan 103º 57' bujur timur.
Kecamatan Muara Sabak Barat mempunyai 7 kelurahan dengan luas 63.100 ha,
yang kesemuanya termasuk dalam wilayah perkotaan.
1. Kelurahan Rano
2. Kelurahan Parit Culum I
3. Kelurahan Parit Culum II
4. Kelurahan Teluk Dawan
5. Kelurahan Talang Babat
6. Kelurahan Nibung Putih
7. Kelurahan Kampung Singkep

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR
Dinas Pekerjaan Umum

7

Laporan Akhir
RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2014-2019

Gambar VI.1.1
Perkotaan Muara Sabak Barat

b. Pola Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan di Kecamatan Muara Sabak Barat, hanya terbagi 3
kelompok besar yaitu penggunaan lahan sawah, Lahan bukan sawah dan
lahan untuk non pertanian. Untuk luasan dari masing-masing penggunaan
lahan pada tahun 2013 dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel VI.1.3
Penggunaan Lahan (ha) di Kecamatan Muara Sabak Barat
Tahun 2013
Luas
Kelurahan

Luas Lahan
Sawah

Luas lahan Bukan
Sawah

Lahan Untuk Non
Pertanian

1. Rano

32,3

422

1.017

2.761

2. Parit Culum I

71,3

175

866

8.434

3. Parit Culum II

85,98

239

1.056

2.829

4. Teluk Dawan

94,7

375

1.337

7.688

5. Talang Babat

53,8

246

1.055

1.699

6. Nibung Putih

53,8

545

844

3.511

7. Kampung Singkep

18,4

50

10.329

17.621

Kelurahan

Sumber : Kecamatan Muara Sabak Barat Dalam Angka Tahun 2013

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR
Dinas Pekerjaan Umum

8

Laporan Akhir
RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2014-2019

c. Kependudukan
Jumlah penduduk Kecamatan Muara Sabak Barat pada Tahun 2013 sebanyak
16.028 jiwa dari jumlah kepadatan terbesar terdapat di kelurahan Kampung
Singkep dengan kepadatan sebesar 133 jiwa /ha. Dan kepadatan tersendah
terdapat di Kelurahan Teluk Dawan dengan kepadatan sebesar 16 jiwa/ha.
Untuk melihat secara keseluruhan dari kepadatan tiap-tiap kelurahan dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel VI.1.4
Kepadatan Penduduk di Kecamatan Muara Sabak Barat Tahun 2013
Luas (ha)

Jumlah
Penduduk
(jiwa)

Kepadatan Penduduk
(Jiwa/ha)

1. Rano

32,3

2.445

76

2. Parit Culum I

71,3

4.044

57

3. Parit Culum II

85,98

1.653

19

4. Teluk Dawan

94,7

1.512

16

5. Talang Babat

53,8

2.536

47

6. Nibung Putih

53,8

1.394

26

7. Kampung Singkep

18,4

2.444

133

410,28

16.028

39

Kelurahan

JUMLAH

Sumber : Statistik. Kecamatan Dalam Angka tahun 2013.

d. Profil Perkotaan Muara Sabak Barat
Jumlah rumah yang terdapat diwilayah perkotaan Muara Sabak Barat hingga
tahun 2013 sebanyak 3.888 unit rumah, adapun jumlah dari masing-masing
kelurahan dapat dilihat pada tabel berikut.

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR
Dinas Pekerjaan Umum

9

Laporan Akhir
RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2014-2019

Tabel VI.1.5
Jumlah Rumah Tiap Kelurahan
di Kawasan Perkotaan Muara Sabak Barat Tahun 2013
Kelurahan

Jumlah Rumah

1. Rano

562

2. Parit Culum I

944

3. Parit Culum II

401

4. Teluk Dawan

343

5. Talang Babat

672

6. Nibung Putih

348

7. Kampung Singkep

618

Jumlah

3.888

Sumber : Kecamatan Dalam Angka 2013

Perbandingan jumlah rumah dengan jumlah kepala keluarga (KK) jika
dibulatkan tidak terdapat

perbedaan yang signifikan. Perkembangan

permukiman cenderung berjalan secara organis atau alamiah.
Perkembangan permukiman dilatarbelakangi oleh kebutuhan terhadap akses,
kedekatan dengan simpul aktivitas ataupun kemudahan dalam kaitannya
dengan mata pencaharian.

Hal tersebut mengakibatkan perkembangan

pola permukiman cenderung bersifat sporadis dan tidak terstruktur.
Jumlah rumah tangga di kawasan perkotaan pada tahun 2013 adalah 3.888
rumah tangga dengan rata-rata beranggotakan 4 orang. Kelurahan yang
memiliki jumlah rumah tangga terbesar adalah Kelurahan Parit Culum I dengan
jumlah 944 unit rumah, sedangkan kelurahan yang memiliki rumah tangga
sedikit adalah Teluk Dawan adalah sebanyak 343 unit.

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR
Dinas Pekerjaan Umum

10

Laporan Akhir
RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2014-2019

Tabel VI.1.6
Tingkat Pelayanan dan Backlog Rumah
di Kawasan Perkotaan Muara Sabak Barat Tahun 2013
Jumlah Rumah
(unit)

Jumlah KK

Tingkat
Pelayanan

1. Rano

562

548

100

2. Parit Culum I

944

879

100

3. Parit Culum II

401

387

100

4. Teluk Dawan

343

326

100

5. Talang Babat

672

643

100

6. Nibung Putih

348

321

100

7. Kampung Singkep

618

593

100

3.888

3697

100

Kelurahan

Jumlah

Sumber : - Kecamatan Dalam Angka 2013
- Dinas Kesehatan

Gambar VI.1.2
Sebaran Perkotaan Muara Sabak Barat

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR
Dinas Pekerjaan Umum

11

Laporan Akhir
RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2014-2019

2.

Perkotaan Muara Sabak Ilir, Kecamatan Muara Sabak Timur
a.

Administrasi Kecamatan Muara Sabak Timur
Kecamatan Muara Sabak Timur terbentuk berdasarkan SK Mendagri N0.

45 Tahun 1974 Tanggal 6 Maret dan berdasarkan Undang-undang Nomor 54
Tahun 1999 Tentang Pembentukan Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Tebo,
Kabupaten Muara Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur (LN. No. 182
Tambahan LN No. 3909). Kecamatan Muara Sabak Timur termasuk kedalam
bagian kabupaten pemekaran yaitu Kabupaten Tanjung Jabung Timur Propinsi
Jambi.
Dengan melihat letak geografis maka Kecamatan Muara Sabak Timur
Terletak di daerah pesisir pantai timur Propinsi Jambi dengan ketinggian 0 – 5
m dpl, karena wilayah pesisir, maka kondisi daerahnya relatif datar dengan
dominasi kondisi tanah rawa dan gambut. Kecamatan Muara Sabak Timur
Terletak diantara 10 03’ – 10 23’ Lintang Selatan dan 10 40 05’ – 10 40 20’ Bujur
Timur.

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR
Dinas Pekerjaan Umum

12

Laporan Akhir
RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2014-2019

Tabel VI.1.7
Luas Wilayah dan Jarak Dari Desa
Ke Ibukota Kecamatan Muara Sabak Timur
No

Desa / Kelurahan

Luas (Km2)

Jarak (Km)
Melalui Darat

Melalui Sungai

1

Muara Sabak Ilir

42,90

0

0

2

Muara Sabak Ulu

24,00

1

0

3

Kota Raja

19,20

10

50

4

Siau Dalam

14,00

6

-

5

Lambur I

13,30

17

62,5

6

Lambur II

24,00

22

85

7

Simbur Naik

33,75

24

75

8

Kuala Simbur

39,85

26

75

9

Lambur

8,40

17

75

10

Kota Harapan

5,70

18

75

11

Alang-alang

14,50

12

62

12

Sungai Ular

12,40

15

75

Jumlah

252,75

Sumber : Muara Sabak Timur Dalam Angka Tahun 2013

Gambar VI.1.3
Administrasi Muara Sabak Timur

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR
Dinas Pekerjaan Umum

13

Laporan Akhir
RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2014-2019

b.

Kependudukan Kecamatan Muara Sabak Timur

Diwilayah ini, umumnya wilayah yang memiliki aglomelerasi penduduk
tertinggi berada pada wilayah daratan dimana arah perkembangan penduduk saat
ini lebih berkembang mengikuti pola jaringan jalan utama. Penduduk terendah
terdapat di Desa Sungai Ular dengan jumlah 697 jiwa , karakteristik wilayah desa
tersebut merupakan wilayah yang dapat dikatakan sebagai wilayah terisolir bila
dibandingkan dengan wilayah lainnya dalam lingkup wilayah Kecamatan Muara
Sabak Timur.
Ibu Kota Kecamatan yaitu Kelurahan Muara Sabak Ilir secara administrasi
merupakan pusat perkembangan kegiatan jasa dan perdagangan pada wilayah
Kabupaten Tanjung Jabung Timur, dimana meskipun antara Kelurahan Muara Sabak
Ulu dengan Muara Sabak Ilir memiliki wilayah adminstrasi yang berbeda namun
perkembangan penduduknya mengikuti koridor searah membentuk kawasan
pekotaan.
Jumlah rata-rata anggota keluarga per masing-masing KK adalah berjumlah 4
-5 orang dimana suku bangsa, dan agama masyarakat di wilayah Kecamatan Muara
Sabak Timur merupakan suku yang beragam, yang berbaur membentuk kelompok
masyarakat yang harmonis dan tidak menunjukan dominasi suku maupun Ras. Suku
bangsa yang terdapat di wilayah ini meliputi Bugis, Melayu, Jawa Minang dan lainlain.
Disamping itu mata pencaharian penduduk Kecamatan Muara Sabak Timur
sebagian besar bermata pencaharian di sektor pertanian

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR
Dinas Pekerjaan Umum

14

Laporan Akhir
RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2014-2019

Tabel VI.1.8
Luas, Jumlah Penduduk & Kepadatan Penduduk
di Kecamatan Muara Sabak Timur Tahun 2013
Luas (km2)

Jumlah Penduduk
(jiwa)

Kepadatan
(jiwa/km)

1. Muara Sabak Ilir

42,9

3.639

85

2. Muara Sabak Ulu

24,25

3.272

135

3. Kota Raja

19,2

1.617

84

4. Siau Dalam

14,15

2.291

162

5. Lambur I

13,3

2.695

203

6. Lambur II

24,3

3.790

156

7. Simbur Naik

33,8

4.388

130

8. Kuala Simbur

Kelurahan/Desa

39,85

1.013

25

9. Lambur

8,4

4.978

593

10. Kota Harapan

5,7

2.020

354

11. Alang-Alang

14,5

1.288

89

12. Sungai Ular

12,4

697

56

252,75

31688

125

Jumlah

Sumber : Kecamatan Muara Sabak Timur dalam Angka, 2013

Sementara itu, Jumlah rumah yang terdapat di Kecamatan Muara Sabak Timur
adalah sebanyak 6.736 unit pada tahun 2013, dari jumlah tersebut sebagian besar
merupakan rumah yang terbuat dari papan sebanyak 3.156, semi permanen 2.145
unit dan permanen 1.435 unit. Dengan jumlah keluarga sebanyak 6837, maka kondisi
ini mengalami kekurangan rumah sebanyak 161 unit.Untuk masa mendatang perlu
adanya upaya pemenuhan kebutuhan rumah dengan melibatkan instansi terkait dan
perbankan.
c.

Karakter Permukiman Perkotaan Kecamatan Muara Sabak Timur
Permukiman perkotaan Muara Sabak Timur terdiri dari Dua Kelurahan yaitu

Kelurahan Muara sabak Ilir dan Kelurahan Muara Sabak Ulu dengan luas masingmasing wilayah 42,90 km2 dan 24,24 km2.
Kawasan perkotaan Muara Sabak Timur merupakan Cikal bakal dari ibukota
Tanjung Jabung Timur yang lokasinya menyeberangi Sungai Batanghari, akan tetapi
saat ini Ibukota Tanjung Jabung Timur telah pindah ke Kecamatan Muara Sabak
Barat.

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR
Dinas Pekerjaan Umum

15

Laporan Akhir
RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2014-2019

Permukiman yang tumbuh di Perkotaan Muara Sabak Timur

terdapat di

Kelurahan Muara Sabak Ilir dan Muara Sabak Ulu berupa rumah panggung dan
rumah landed dengan jenis bangunan temporer, semi permanen dan permanen.
Lokasi perumahan terdapat di pinggiran Sungai Batanghari dan di daratan,
artinya pertumbuhan permukiman pada tempo dulu berorientasi terhadap sungai
sebagai prasarana pergerakan. Dimana masyarakat mempunyai kecenderungan
membangun rumah dekat dengan aliran sungai.
Pola permukiman umumnya bersifat tersebar dan membuat kelompokkelompok permukiman didasarkan atas sistem kekerabatan atau budaya penduduk.
Seiring dengan perkembangan jaringan jalan, perkembangan permukiman beralih
orientasinya disepanjang jaringan jalan yang membentuk pola linier mengelompok.
Perkembangan dan pertumbuhan lokasi permukiman di Perkotaan Muara
Sabak Timur setiap tahunnya meningkat sesuai dengan perkembangan penduduk
dan perkembangan kegiatan perkotaan yang menjadikan daya tarik bagi pendatang.
Hal tersebut diperlihatkan dari perkembangan rumah yang terbangun baik yang
dilakukan oleh penduduk sendiri.
Disamping orientasi terhadap jaringan jalan, pertumbuhan perumahan/
permukiman beralokasi pada kantong-kantong ruang yang dekat dengan tempat
berusaha, seperti pasar, pertokoan, atau lahan pertanian. Pada kondisi lainnnya
petumbuhan rumah menempati lahan bantaran sungai atau wilayah di daerah Aliran
Sungai.
Jumlah rumah yang terdapat di kawasan perkotaan Muara Sabak Timur adalah
sebanyak 1.826 unit. Dengan kondisi fisik Permanen, Semi papan dan papan. Jumlah
dari masing-masing kondisi dan penyebarannya pada setiap kelurahan adalah
seperti terlihat pada tabel berikut.

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR
Dinas Pekerjaan Umum

16

Laporan Akhir
RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2014-2019

Tabel VI.1.9
Jumlah dan Kondisi Rumah
Di Kawasan Perkotaan Muara Sabak Timur Tahun 2014
No.

Kelurahan

Jumlah
Penduduk
(Jiwa)

Jumlah
KK

Rumah
PP

SP

P

1

Muara Sabak Ilir

3860

982

886

62

30

2

Muara Sabak Ulu

3345

850

806

32

10

Jumlah

7.205

1.832

1.692

94

40

Sumber : Puskesmas (Data Kesling) Tahun 2014.
Keterangan : PP = Papan SP = Semi Papan P = Permanen

Dengan melihat data tersebut diatas, maka perbandingan setiap rumah terisi
oleh 4 jiwa dengan demikian, pada tahun 2014 kebutuhan rumah hanya 6 unit
(backlog).

Gambar VI.1.4
Sebaran Permukiman Perkotaan Muara Sabak Timur

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR
Dinas Pekerjaan Umum

17

Laporan Akhir
RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2014-2019

3.

Perkotaan Pandan Jaya Kecamatan Geragai

a.

Wilayah Administrasi Kecamatan Geragai

Secara geografis, Kecamatan Geragai terletak antara 103⁰ 35' 32'' BT sampai dengan
103⁰47' 31'' BT dan 01⁰01' 40'' LS sampai dengan 01⁰23' 54'' LS. Luas wilayah
Kecamatan Geragai adalah 285,35 Km2 yang terdiri dari 1 (satu) kelurahan dan 8
(delapan) desa dengan ibukota kecamatan berada di Kelurahan Pandan Jaya.
Luas desa/kelurahan di Kecamatan Geragai tidak merata, Desa Lagan Tengah, Lagan
Ulu dan Kelurahan Geragai memiliki persentase luas wilayah di atas 10% dari total
luas kecamatan. Pada tabel berikut dapat dilihat persentase luas desa/kelurahan
yang ada di Kecamatan Geragai.
Tabel VI.1.10
Luas Kecamatan Dirinci Per Desa
No.

Desa/Kelurahan

Luas (km2)

1

Pandan Sejahtera

12,27
13,57

2

Pandan Makmur

3

Suka Maju

4

Rantau Karya

5

Kota Baru

24,8

6

Pandan Lagan

14,9

7

Pandan Jaya

33,59

8

Lagan Ulu

65,28

9

Lagan Tengah

81,19

Jumlah

285,35

21
18,75

Sumber : BPS, Kecamatan Dalam Angka Tahun 2013

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR
Dinas Pekerjaan Umum

18

Laporan Akhir
RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2014-2019

Gambar VI.1.4
Administrasi Kecamatan Geragai

b.

Kondisi Kependudukan Kecamatan Geragai
Kecamatan Geragai dengan luas 285,35 km2 terdiri dari 9 desa/kelurahan,

memiliki jumlah penduduk sebanyak 21.690 jiwa, dengan laju perkembangan
penduduk 1,14 %. Kepadatan penduduk Kecamatan Geragai adalah 76 jiwa/km2. Jika
dilihat berdasarkan kelompok umur, maka kecamatan Geragai jumlah penduduk
laki-laki lebih besar dibanding dengan jumlah perempuan untuk melihat faktor
penduduk secara rinci di Kecamatan Geragai dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR
Dinas Pekerjaan Umum

19

Laporan Akhir
RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2014-2019

Tabel VI.1.11
Jumlah dan Kepadatan Penduduk
Kecamatan Geragai Dirinci Tiap Desa Tahun 2013
No.

Desa/Kelurahan

Luas
(km2)

Jumlah
Penduduk

Kepadatan
(jiwa/km2)

1

Pandan Sejahtera

12,27

1.714

140

2

Pandan Makmur

13,57

1.520

112

3

Suka Maju

21

2.402

114

4

Rantau Karya

18,75

1.497

80

5

Kota Baru

24,8

1.824

74

6

Pandan Lagan

14,9

2.054

138

7

Pandan Jaya

33,59

5.159

154

8

Lagan Ulu

65,28

2.170

33

9

Lagan Tengah

81,19

3.350

41

285,35

21.690

76

Jumlah

Sumber : BPS, Kecamatan dalam Angka Tahun 2013

c.

Karakter Permukiman di Perkotaan Kecamatan Geragai
Jumlah rumah permanen di Perkotaan Geragai pada tahun 2013 berjumlah

1.822 unit, rumah permanen 672 unit, semi Permanen 400 unit dan rumah papan
(non permanen) 750 unit. Sebagian besar rumah yang ada adalah non permanen
Jika dilihat dari lokasi perumahan yang non permanen dan rumah papan
pada umumnya terdapat di pinggiran kota Geragai. Rumah permanen terbanyak
berada di sekitar pusat kegiatan perdagangan. Kepadatan bangunan di kawasan
perkotaan Geragai adalah 55 unit/km², hal ini dilihat berdasarkan luas kelurahan
pandan Jaya (33,59 km²).

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR
Dinas Pekerjaan Umum

20

Laporan Akhir
RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2014-2019
Tabel VI.1.12
Jumlah dan Kondisi Rumah
di Kecamatan Geragai tahun 2013

NO

Kel/Desa

Jumlah

Jumlah Rumah ( Unit )

Jumlah
Total

Jiwa

KK

PP

SP

P

1

Pandan Sejahtera

1.686

562

280

102

180

562

2

Pandan Makmur

1.508

502

293

80

129

502

3

Suka Maju

2.506

835

190

80

565

835

4

Rantau Karya

1.567

522

300

150

72

522

5

Kota Baru

1.909

636

100

340

196

636

6

Pandan Lagan

2.135

711

90

150

471

711

7

Pandan Jaya

5.467

1.822

750

400

672

1.822

8

Lagan Ulu

2.263

754

400

148

206

754

9

Lagan Tengah
Jumlah

3.484

1.161

800

200

161

1.161

22.525

7.505

3.203

1.650

2.652

7.505

Sumber : BPS, Kecamatan dalam Angka Tahun 2013

Gambar VI.1.5
Sebaran Permukiman Perkotaan Geragai

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR
Dinas Pekerjaan Umum

21

Laporan Akhir
RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2014-2019

4.

Perkotaan Kecamatan Mendahara Ilir

a.

Wilayah Administrasi Kecamatan Mendahara Ilir
Kecamatan Mendahara Ilir terletak pada bagian Utara ibukota Kabupaten

Tanjabtim. Kecamatan ini mempunyai luas 911,50 km2.

Gambar VI.1.6
Administrasi Kecamatan Mendahara Ilir

b.

Kondisi Kependudukan Kecamatan Mendahara Ilir
Apabila dikaitkan dengan luas masing-masing wilayah desa, maka dapat

diketahui angka kepadatan penduduk setiap wilayah. Dari data yang ada kepadatan
penduduk terbesar terdapat di Kelurahan Mandahara Ilir yaitu 67 jiwa/km2, sedang
kepadatan penduduk yang paling kecil terdapat di Desa Pangkal Duri yaitu 11
jiwa/km2.

Untuk lebih jelasnya kepadatan penduduk setiap desa dapat dilihat

pada tabel berikut ini :

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR
Dinas Pekerjaan Umum

22

Laporan Akhir
RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2014-2019

Tabel VI.1.13
Kepadatan Penduduk (jiwa/km2) Tiap Desa
di Kecamatan Mendahara tahun 2013
No.

Desa/Kelurahan

Jumlah
Penduduk

Luas (km2)

Kepadatan

1

Mendahara Tengah

3.892

67,3

58

2

Pangkal Duri

2.861

267,5

11

3

Mendahara Ilir

7.064

105,4

67

4

Lagan Ilir

1.609

87,5

18

5

Bhakti Idaman

2.571

82,5

31

6

Merbau

2.828

87,5

32

7

Sungai Tawar

2.625

85,3

31

8

Sinar Kalimantan

1.156

65,2

18

9

Pangkal Duri Ilir

1.513

63,3

24

26119

911,5

290

Jumlah

Sumber : BPS, Kecamatan Dalam AngkaTahun 2013

c.

Karakater Permukiman Perkotaan Mendahara
Sementara itu, untuk aspek perumahan dapat digambarkan bahwa Jumlah

rumah di Kecamatan Mendahara Ilir adalah sebanyak 6.566 unit. Jika dibandingkan
dengan jumlah KK yang ada ( 6.818 KK) , maka hampir setiap KK memiliki sebuah
rumah terlepas dari kondisi bangunannya. Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat
ekonomi masyarakatnya cukup baik.

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR
Dinas Pekerjaan Umum

23

Laporan Akhir
RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2014-2019

Gambar VI.1.7

Sebaran Permukiman Perkotaan Mendahara

5.

Perkotaan Nipah Panjang

a.

Wilayah Administrasi Kecamatan Nipah Panjang
Wilayah Perkotaan Nipah Panjang terdiri dari 2 Kelurahan yaitu Kelurahan

Nipah Panjang I dan II dengan luas keseluruhan wilayah perkotaan adalah 7.048
km2. Secara geografis Wilayah Kacamatan Nipah Panjang terletak pada 0º 52’ - 1º27’ Lintang Selatan 102o 18’ - 103o 25’ Bujur Timur.

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR
Dinas Pekerjaan Umum

24

Laporan Akhir
RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2014-2019

Gambar VI.1.8
Administrasi Kecamatan Nipah Panjang

b.

Kependudukan Kecamatan Nipah Panjang
Jumlah penduduk Kecamatan Nipah Panjang pada tahun 2013 berjumlah

25.992 jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak 13.145 jiwa dan perempuan sebanyak
12.847 jiwa. Jika dilihat dari struktur penduduk berdasarkan umur, jumlah penduduk
terbanyak terdapat pada usia produktif yaitu 19 – 60 tahun.
Tabel VI.1.14
Kepadatan Penduduk Tiap Desa/Kelurahan
Di Kecamatan Nipah Panjang Tahun 2013
No

Desa / Kelurahan

Jumlah
Penduduk

Luas (ha)

Kepadatan
(jiwa/ha)

1

Sungai Raya

1.092

2.025

1

2

Teluk Kijing

1.072

1.800

1

3

Pemusiran

1.113

1.200

1

4

Nipah Panjang I

6.722

4.994

1

5

Nipah Panjang II

9.472

2.054

5

6

Simpang Datuk

1.110

2.260

1

7

Simpang Jelita

818

1.350

1

8

Bunga Tanjung

1.416

1.434

1

9

Sungai Tering

1.887

1.853

1

10

Sungai Jeruk

1.292

4.500

1

25.994

23.470

1

Jumlah
Sumber : BPS, Kecamatan Dalam Angka 2013

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR
Dinas Pekerjaan Umum

25

Laporan Akhir
RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2014-2019

c.

Karakter Permukiman Perkotaan Kecamatan Nipah Panjang
Pola permukiman yang terdapat pada kawasan perkotaan Kecamatan Nipah

Panjang (Kelurahan Nipah Panjang I dan Nipah Panjang II) terdapat dua orientasi
yaitu permukiman yang berorientasi ke

Air ( sungai ) dan permukiman yang

berorientasi kedaratan .
Perkembangan permukiman di Perkotaan Nipah Panjang mengelompok dan
berpola linier mengikuti jalan utama dan sepanjang sungai sampai kemuara.
Kawasan permukiman menyatu dengan kegiatan lainnya yaitu kegiatan
perdagangan, jasa dan perkantoran. Jumlah rumah yang ada di perkotaan Nipah
Panjang adalah sebanyak 3.742 unit dengan jumlah penduduk 16. 192 jiwa.
Bila dilihat dari jumlah KK yang ada sebanyak 3.957 KK, maka jumlah rumah
yang ada belum mencukupi kebutuhan, dimana dengan membandingkan angka
jumlah KK terhadap jumlah rumah yang ada, maka tingkat pelayanan kebutuhan
rumah baru mencapai 94,57 %, artinya terdapat Backlog sebesar 215 unit. Lebih
jelasnya Jumlah rumah dan jumlah KK serta rata – rata Jumlah Anggota keluarga
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel VI.1.15
Jumlah Rumah dan Jumlah KK
Serta Rata – Rata Jumlah Anggota Keluarga
No.

Desa/Kelurahan
1

2

Jumlah Rumah
(unit)

Jumlah
Penduduk
(jiwa)

Jumlah
KK

Rata-rata ART

Nipah Panjang I

1.594

6.722

1.765

4

Nipah Panjang II

2.148

9.470

2.192

4

Jumlah Perkotaan

3.742

16.192

3.957

4

Sumber : - Kecamatan Dalam Angka Tahun 2013
-

Dinas Kesehatan Tanjabtim

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR
Dinas Pekerjaan Umum

26

Laporan Akhir
RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2014-2019

Gambar VI.1.9
Sebaran Permukiman Perkotaan Kecamatan Nipah Panjang

C.

Kawasan Kumuh di Kabupaten Tanjung Jabung Timur :
Surat Keputusan Bupati Nomor 233 Tahun 2010 Tentang Kawasan Kumuh

Nelayan menetapkan 5 (lima) kawasan kumuh nelayan, namun deleniasi kawasan
belum menjelaskan secara detail tentang kawasan yang dimaksud.

Deleniasi

kawasan yang ditetapkan masih berbasis wilayah kecamatan. Untuk memperjelas
deleniasi kawasan kumuh tersebut telah dilaksanakan ivestigasi dan menjadi bahan
dalam perumusan SK Kawasan Kumuh yang baru, dimana saat ini telah berbentuk
draft. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR
Dinas Pekerjaan Umum

27

Laporan Akhir
RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2014-2019

Tabel VI.1.16
Data Kawasan Kumuh di Kabupaten Tanjung Jabung Timur Berdasarkan SK Bupati

NO

Kecamatan

Lokasi
(kelurahan/desa)

Luas (ha)

Tingkat
Kekumuhan

(2)

(3)

(4)

(6)

(1)

1

Nipah Panjang

2

Mendahara

3

Geragai

4

Muara Sabak Timur

5

Kuala Jambi

Nipah Panjang II

41,51

Kumuh Berat

Mendahara Ilir

31,35

Kumuh Berat

Pandan Jaya

10,93

Kumuh Berat

Muara Sabak Ulu
dan Muara Sabak
Ilir

41,30

Kumuh Berat

Kampung Laut

31,87

Kumuh Berat

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR
Dinas Pekerjaan Umum

28

Laporan Akhir
RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2014-2019

Provinsi
Kabupaten/Kota
Kecamatan
Kelurahan/Desa
Nama Kawasan

1

SK. Penetapan Kawasan

Luas Kawasan (Ha)
Titik Koordinat
ASPEK
A. PERMASALAHAN
KEKUMUHAN

Karakteristik Kawasan
Kriteria
1. Kondisi Bangunan

2. Kondisi Jalan Lingkungan
3. Kondisi Drainase Lingkungan

4. Kondisi Penyediaan Air Minum

5. Kondisi Pengelolaan Air Limbah

6. Kondisi Pengelolaan Persampahan

7. Kondisi Pengamanan Bahaya
Kebakaran

TINGKAT KEKUMUHAN
B. PERTIMBANGAN
LAIN

1. Nilai Strategis Lokasi/ Kawasan
2. Kepadatan Penduduk
3. Potensi Sosial Ekonomi
4. Dukungan Masyarakat
5. Komitmen Pemda

PERTIMBANGAN LAIN
PRIORITAS PENANGANAN KAWASAN
C. LEGALITAS LAHAN 1. Status Tanah
2. Kesesuaian dengan Rencana Tata
Ruang
3. Persyaratan Adm. Bangunan / IMB

LEGALITAS LAHAN
REKOMENDASI POLA PENANGANAN KAWASAN

Jambi
Kab. Tanjung Jabung Timur
Nipah Panjang
Nipah Panjang I, Nipah Panjang II
Permukiman Nipah Panjang
SK Bupati Tanjung Jabung Timur No: 233
Tahun 2010 tentang Penetapan Lokasi Kawasan
Kumuh Permukiman Nelayan Untuk Diadakan
Kegiatan Pembangunan Perumahan dan
Lingkungan Permukiman di Kabupaten Tanjung
Jabung Timur.

28,61
1°5' 5,421" LS
104°11' 32,773" BT
Permukiman Nelayan
Indikator
76% - 100% Bangunan Tidak Memiliki Keteraturan
Kepadatan Bangunan sebesar 249-201 Unit/Ha
76% - 100% Bangunan Tidak Memenuhi
Persyaratan Teknis
Cakupan Layanan Jalan Lingkungan Tidak
Memadai di 76% - 100% Kawasan
Kualitas Jalan Buruk pada 76% - 100% Kawasan
Drainase Lingkungan Tidak Mampu Mengatasi
Genangan Minimal di 76% - 100% Kawasan
76% - 100% Kawasan Tidak Terlayani Drainase
Lingkungan
SPAM Tidak Memenuhi Persyaratan Teknis di
76% - 100% Kawasan
Cakupan pelayanan SPAM tidak memadai
terhadap 76% - 100% populasi
Pengelolaan Air Limbah Tidak Memenuhi
Persyaratan Teknis di 76% - 100% Kawasan
Cakupan pengolahan air limbah tidak memadai
terhadap 76% - 100% populasi
Pengelolaan Persampahan Tidak Memenuhi
Persyaratan Teknis di 76% - 100% Kawasan
Cakupan Pengelolaan Persampahan Tidak
Memadai terhadap 51% - 75% Populasi
Pasokan Air Damkar Tidak Memadai di 76% 100% Kawasan
Jalan Lingkungan untuk Mobil Damkar Tidak
Memadai di 76% - 100% Kawasan

KUMUH BERAT
Lokasi tidak terletak pada fungsi strategis kawasan/
wilayah
Kepadatan Penduduk pada lokasi sebesar 201 499 Jiwa/Ha
Lokasi memiliki potensi sosial ekonomi tinggi yang
potensial dikembangkan
Dukungan masyarakat terhadap proses
penanganan kekumuhan tinggi
Komitmen Penanganan oleh Pemda Rendah

Gambar VI.1.10
Profil Kawasan
Permukiman Kumuh Nipah
Panjang

SEDANG
Prioritas 4
Status tanah legal *)
Sesuai ***)
Keseluruhan bangunan pada lokasi telah memiliki
IMB

LEGAL
Pemukiman Kembali atau Peremajaan

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR
Dinas Pekerjaan Umum

29

Laporan Akhir
RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2014-2019

Provinsi
Kabupaten/Kota
Kecamatan
Kelurahan/Desa
Nama Kawasan

2

SK. Penetapan Kawasan

Luas Kawasan (Ha)
Titik Koordinat
ASPEK
A. PERMASALAHAN
KEKUMUHAN

Karakteristik Kawasan
Kriteria
1. Kondisi Bangunan

2. Kondisi Jalan Lingkungan
3. Kondisi Drainase Lingkungan

4. Kondisi Penyediaan Air Minum

5. Kondisi Pengelolaan Air Limbah

6. Kondisi Pengelolaan Persampahan

7. Kondisi Pengamanan Bahaya
Kebakaran

TINGKAT KEKUMUHAN
B. PERTIMBANGAN
LAIN

1. Nilai Strategis Lokasi/ Kawasan
2. Kepadatan Penduduk
3. Potensi Sosial Ekonomi
4. Dukungan Masyarakat
5. Komitmen Pemda

PERTIMBANGAN LAIN
PRIORITAS PENANGANAN KAWASAN
C. LEGALITAS LAHAN 1. Status Tanah
2. Kesesuaian dengan Rencana Tata
Ruang
3. Persyaratan Adm. Bangunan / IMB

LEGALITAS LAHAN
REKOMENDASI POLA PENANGANAN KAWASAN

Jambi
Kab. Tanjung Jabung Timur
Mendahara
Mendahara Ilir
Permukiman Mendahara Ilir
SK Bupati Tanjung Jabung Timur No: 233
Tahun 2010 tentang Penetapan Lokasi Kawasan
Kumuh Permukiman Nelayan Untuk Diadakan
Kegiatan Pembangunan Perumahan dan
Lingkungan Permukiman di Kabupaten Tanjung
Jabung Timur.

6,46
0°57' 22,460" LS
103°40' 30,435" BT
Permukiman Nelayan
Indikator
76% - 100% Bangunan Tidak Memiliki Keteraturan
Kepadatan Bangunan sebesar 249-201 Unit/Ha
51% - 75% Bangunan Tidak Memenuhi
Persyaratan Teknis
Cakupan Layanan Jalan Lingkungan Tidak
Memadai di 76% - 100% Kawasan
Kualitas Jalan Buruk pada 76% - 100% Kawasan
Drainase Lingkungan Tidak Mampu Mengatasi
Genangan Minimal di 76% - 100% Kawasan
76% - 100% Kawasan Tidak Terlayani Drainase
Lingkungan
SPAM Tidak Memenuhi Persyaratan Teknis di
76% - 100% Kawasan
Cakupan pelayanan SPAM tidak memadai
terhadap 76% - 100% populasi
Pengelolaan Air Limbah Tidak Memenuhi
Persyaratan Teknis di 76% - 100% Kawasan
Cakupan pengolahan air limbah tidak memadai
terhadap 76% - 100% populasi
Pengelolaan Persampahan Tidak Memenuhi
Persyaratan Teknis di 76% - 100% Kawasan
Cakupan Pengelolaan Persampahan Tidak
Memadai terhadap 76% - 100% Populasi
Pasokan Air Damkar Tidak Memadai di 76% 100% Kawasan
Jalan Lingkungan untuk Mobil Damkar Tidak
Memadai di 51% - 75% Kawasan

Gambar VI.1.11
Profil Kawasan Permukiman
Kumuh Mendahara

KUMUH BERAT
Lokasi tidak terletak pada fungsi strategis kawasan/
wilayah
Kepadatan Penduduk pada lokasi sebesar 201 499 Jiwa/Ha
Lokasi memiliki potensi sosial ekonomi tinggi yang
potensial dikembangkan
Dukungan masyarakat terhadap proses
penanganan kekumuhan tinggi
Komitmen Penanganan oleh Pemda Rendah

SEDANG
Prioritas 4
Status tanah legal *)
Sesuai ***)
Keseluruhan bangunan pada lokasi telah memiliki
IMB

LEGAL
Pemukiman Kembali atau Peremajaan

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR
Dinas Pekerjaan Umum

30

Laporan Akhir
RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2014-2019

Provinsi
Kabupaten/Kota
Kecamatan
Kelurahan/Desa
Nama Kawasan

3

SK. Penetapan Kawasan

Luas Kawasan (Ha)
Titik Koordinat
ASPEK
A. PERMASALAHAN
KEKUMUHAN

Karakteristik Kawasan
Kriteria
1. Kondisi Bangunan

2. Kondisi Jalan Lingkungan
3. Kondisi Drainase Lingkungan

4. Kondisi Penyediaan Air Minum

5. Kondisi Pengelolaan Air Limbah

6. Kondisi Pengelolaan Persampahan

7. Kondisi Pengamanan Bahaya
Kebakaran

TINGKAT KEKUMUHAN
B. PERTIMBANGAN
LAIN

1. Nilai Strategis Lokasi/ Kawasan
2. Kepadatan Penduduk
3. Potensi Sosial Ekonomi
4. Dukungan Masyarakat
5. Komitmen Pemda

PERTIMBANGAN LAIN
PRIORITAS PENANGANAN KAWASAN
C. LEGALITAS LAHAN 1. Status Tanah
2. Kesesuaian dengan Rencana Tata
Ruang
3. Persyaratan Adm. Bangunan / IMB

LEGALITAS LAHAN
REKOMENDASI POLA PENANGANAN KAWASAN

Jambi
Kab. Tanjung Jabung Timur
Geragai
Pandan Jaya
Permukiman Pandan Jaya
SK Bupati Tanjung Jabung Timur No: 233
Tahun 2010 tentang Penetapan Lokasi Kawasan
Kumuh Permukiman Nelayan Untuk Diadakan
Kegiatan Pembangunan Perumahan dan
Lingkungan Permukiman di Kabupaten Tanjung
Jabung Timur.

6,72
1°11' 10,598" LS
103°43' 42,742" BT
Sekitar pusat kota/kws perkotaan
Indikator
51% - 75% Bangunan Tidak Memiliki Keteraturan
Kepadatan Bangunan sebesar 249-201 Unit/Ha
51% - 75% Bangunan Tidak Memenuhi
Persyaratan Teknis
Cakupan Layanan Jalan Lingkungan Tidak
Memadai di 51% - 75% Kawasan
Kualitas Jalan Buruk pada 51% - 75% Kawasan
Drainase Lingkungan Tidak Mampu Mengatasi
Genangan Minimal di 76% - 100% Kawasan
76% - 100% Kawasan Tidak Terlayani Drainase
Lingkungan
SPAM Tidak Memenuhi Persyaratan Teknis di
76% - 100% Kawasan
Cakupan pelayanan SPAM tidak memadai
terhadap 76% - 100% populasi
Pengelolaan Air Limbah Tidak Memenuhi
Persyaratan Teknis di 76% - 100% Kawasan
Cakupan pengolahan air limbah tidak memadai
terhadap 76% - 100% populasi
Pengelolaan Persampahan Tidak Memenuhi
Persyaratan Teknis di 76% - 100% Kawasan
Cakupan Pengelolaan Persampahan Tidak
Memadai terhadap 51% - 75% Populasi
Pasokan Air Damkar Tidak Memadai di 76% 100% Kawasan
Jalan Lingkungan untuk Mobil Damkar Tidak
Memadai di 51% - 75% Kawasan

Gambar VI.1.12
Profil Kawasan Permukiman
Kumuh Geragai

KUMUH BERAT
Lokasi tidak terletak pada fungsi strategis kawasan/
wilayah
Kepadatan Penduduk pada lokasi sebesar 201 499 Jiwa/Ha
Lokasi memiliki potensi sosial ekonomi tinggi yang
potensial dikembangkan
Dukungan masyarakat terhadap proses
penanganan kekumuhan tinggi
Komitmen Penanganan oleh Pemda Rendah

SEDANG
Prioritas 4
Status tanah legal *)
Sesuai ***)
Keseluruhan bangunan pada lokasi telah memiliki
IMB

LEGAL
Pemukiman Kembali atau Peremajaan

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR
Dinas Pekerjaan Umum

31

Laporan Akhir
RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2014-2019

Provinsi
Kabupaten/Kota
Kecamatan
Kelurahan/Desa
Nama Kawasan

4

SK. Penetapan Kawasan
Luas Kawasan (Ha)
Titik Koordinat
Karakteristik Kawasan

ASPEK
A. PERMASALAHAN
KEKUMUHAN

Kriteria
1. Kondisi Bangunan

2. Kondisi Jalan Lingkungan
3. Kondisi Drainase Lingkungan

4. Kondisi Penyediaan Air Minum

5. Kondisi Pengelolaan Air Limbah

6. Kondisi Pengelolaan Persampahan

7. Kondisi Pengamanan Bahaya
Kebakaran

TINGKAT KEKUMUHAN
B. PERTIMBANGAN
LAIN

1. Nilai Strategis Lokasi/ Kawasan
2. Kepadatan Penduduk
3. Potensi Sosial Ekonomi
4. Dukungan Masyarakat
5. Komitmen Pemda

PERTIMBANGAN LAIN
PRIORITAS PENANGANAN KAWASAN
C. LEGALITAS LAHAN 1. Status Tanah
2. Kesesuaian dengan Rencana Tata
Ruang
3. Persyaratan Adm. Bangunan / IMB

LEGALITAS LAHAN
REKOMENDASI POLA PENANGANAN KAWASAN

Jambi
Kab. Tanjung Jabung Timur
Muara Sabak Timur
Muara Sabak Ulu, Muara Sabak Ilir
Permukiman Muara Sabak Timur
SK Bupati Tanjung Jabung Timur No: 233
Tahun 2010 tentang Penetapan Lokasi Kawasan
Kumuh Permukiman Nelayan Untuk Diadakan
Kegiatan Pembangunan Perumahan dan
Lingkungan Permukiman di Kabupaten Tanjung
Jabung Timur.

27,37
1°7' 41,129" LS
103°51' 6,898" BT
Bantaran sungai dan permukiman
nelayan
Indikator
76% - 100% Bangunan Tidak Memiliki Keteraturan
Kepadatan Bangunan sebesar 249-201 Unit/Ha
76% - 100% Bangunan Tidak Memenuhi
Persyaratan Teknis
Cakupan Layanan Jalan Lingkungan Tidak
Memadai di 76% - 100% Kawasan
Kualitas Jalan Buruk pada 76% - 100% Kawasan
Drainase Lingkungan Tidak Mampu Mengatasi
Genangan Minimal di 76% - 100% Kawasan
76% - 100% Kawasan Tidak Terlayani Drainase
Lingkungan
SPAM Tidak Memenuhi Persyaratan Teknis di
76% - 100% Kawasan
Cakupan pelayanan SPAM tidak memadai
terhadap 76% - 100% populasi
Pengelolaan Air Limbah Tidak Memenuhi
Persyaratan Teknis di 76% - 100% Kawasan
Cakupan pengolahan air limbah tidak memadai
terhadap 76% - 100% populasi
Pengelolaan Persampahan Tidak Memenuhi
Persyaratan Teknis di 76% - 100% Kawasan
Cakupan Pengelolaan Persampahan Tidak
Memadai terhadap 51% - 75% Populasi
Pasokan Air Damkar Tidak Memadai di 76% 100% Kawasan
Jalan Lingkungan untuk Mobil Damkar Tidak
Memadai di 76% - 100% Kawasan

KUMUH BERAT
Lokasi tidak terletak pada fungsi strategis kawasan/
wilayah
Kepadatan Penduduk pada lokasi sebesar 201 499 Jiwa/Ha
Lokasi memiliki potensi sosial ekonomi tinggi yang
potensial dikembangkan
Dukungan masyarakat terhadap proses
penanganan kekumuhan tinggi
Komitmen Penanganan oleh Pemda Rendah

SEDANG
Prioritas 4

Gambar VI.1.13
Profil Kawasan
Permukiman Kumuh Muara
Sabak Timur

Status tanah legal *)
Sesuai ***)
Keseluruhan bangunan pada lokasi telah memiliki
IMB

LEGAL
Pemukiman Kembali atau Peremajaan

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR
Dinas Pekerjaan Umum

32

Laporan Akhir
RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2014-2019

6.1.2.2 Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Permukiman
Permasalahan pengembangan permukiman di Kabupaten Tanjung Jabung
Timur secara umum telah dijelaskan sebelumnya dan dapat diuraikan kembali
sebagai berikut :
1)

Sebaran kawasan permukiman yang ada di Kabupaten Tanjung Jabung Timur
cenderung mengelompok dan berorientasi ke aliran sungai ;

2)

Konektifitas antar kawasan permukiman yang masih rendah sebagai dampak
kondisi fisik wilayah yang membutuhkan biaya investasi besar untuk
pembangunan dan peningkatan prasarana ;

3)

Orientasi kawasan permukiman terhadap muara dan aliran sungai cendenrung
menghadirkan kawasan permukiman kumuh dengan kondisi sebagai berikut :
a)

berada pada sempadan sungai yang merupakan kawasan yang bukan
diperuntukan sebagai kawasan budidaya terbangun (tidak sesuai dengan
regulasi penataan ruang) ;

b)

kepadatan bangunan yang relatif tinggi ;

c)

kontruksi bangunan cenderung non permanen ;

d)

keterbatasan prasarana, sarana, dan utilitas umum seperti prasarana
jalan, sanitasi, dan air minum ;

4)

rendahnya kegiatan pembangunan perumahan oleh pengembang di
Kabupaten Tanjung Jabung Timur ;

5)

kawasan permukiman cenderung rentan terhadap bencana banjir dan
kebakaran.

Sementara tantangan yang akan dihadapi oleh Pemerintah Kabupaten Tanjung
Jabung Timut meliputi :
1)

kawasan permukiman merupakan ruang hunian tempat manusia bermukim
sekaligus bersosial.

Kebutuhan pengembangan kawasan permukiman

merupakan kebutuhan mutlak dalam rangka peningkatan kesejahteraan
penduduk ;

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR
Dinas Pekerjaan Umum

33

Laporan Akhir
RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2014-2019

2)

Pencapaian target/sasaran pembangunan dalam Rencana Strategis Ditjen
Cipta Karya sektor Pengembangan Permukiman, dimana kawasan kumuh
menjadi 0 % ditahun 2019 ;

Tabulasi dari identifikasi permasalahan dan tantangan pengembangan permukiman
di Kabupaten Tanjung Jabung Timur dapat dilihat pada tabel berikut :

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR
Dinas Pekerjaan Umum

34

Laporan Akhir
RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2014-2019

Tabel VI.1.17
Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Permukiman Kabupaten
Tanjung Jabung Timur
No

Aspek

Aspek Lingkungan Permukiman

Aspek Peran Serta
Masyarakat

Aspek Pembiayaan

Aspek Teknis

Organisasi

Permasalahan

-

Solusi Yang Sudah
Dilakukan
Penyelenggaraan
permukiman didominasi
oleh Dinas PU dan Tata
Kota

Penyelenggaraan
kawasan permukiman
belum didukung
pengelolaan organisasi
yang memadai antar
SKPD

Penyelenggaraan
kawasan permukiman
mengacu kepada RTRW

SDM

SDM terbatas

Optimalisaisi
sumberdaya yang ada

Sumber-sumber
Pembiayaan

Belum tercipta
sinkronisasi pelaksanaan
pembangunan antar
sumber pembiayaan

Penyusunan Dokumen
RPI2JM

Kemampuan APBD

Kemampuan APBD
terbatas untuk
memenuhi seluruh
kebutuhan

Peningkatan APBD

Komunitas

Terbentuk dan
terlaksana hanya
sebatas pelaksanaan
program pemberdayaan

Tata Laksana
(SOP,Koordinasi,dll)

Kemauan
Berbartisipasi

Terkendala pemahaman
penyelenggaraan
kawasan permukiman
yang masih terbatas
Sebaran kawasan
permukiman yang ada di
Kabupaten Tanjung
Jabung Timur
cenderung
mengelompok dan
berorientasi ke aliran
sungai. Orientasi
kawasan permukiman
terhadap muara dan
aliran sungai
cendenrung
menghadirkan kawasan
permukiman kumuh

Solusi Yang Sedang
Dilakukan

Optimalisasi
pelaksanaan program
pemberdayaan
masyarakat
Melibatkan perwakilan
masyarakat dalam
perumusan rencana
pembangunan terkait
permukiman

Peningkatan
konektivitas

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR
Dinas Pekerjaan Umum

35

Laporan Akhir
RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2014-2019

6.1.3 Analisis Kebutuhan Pengembangan Permukiman
Analisa kebutuhan pengembangan permukiman di Kabupaten Tanjung
Jabung Timur didasarkan kepada beberapa pertimbangan sebagai berikut :
1)

Berdasarkan gambaran karakter permukiman Kabupaten Tanjung Jabung
Timur pada substansi sebelumnya, diketahui bahwa sebagian kawasan
permukiman terkategori sebagai kawasan kumuh ;

2)

Sebagian kawasan permukiman yang diprioritaskan pengembangannya
berada pada kawasan sempadan sungai. Karakter permukiman didominasi
oleh bangunan non permanen ;

3)

Rendahnya kualitas lingkungan permukiman juga dipengaruhi oleh kondisi
fisik dasar yang cenderung rawa, menjadi kendala dalam penyelenggaraan
permukiman dan penyediaan PSU ;

4)

Secara umum, kepadatan penduduk pada kawasan permukiman di
Kabupaten Tanjung Jabung Timur masih relatif rendah.

Kebutuhan

pengembangan permukiman horizontal masih sangat dimungkinkan;

Berdasarkan

pertimbangan

umum

tersebut

diatas,

maka

program

pengembangan yang dibutuhkan dalam penyelenggaraan permukiman di
Kabupaten Tanjung Jabung Timur, meliputi :
1)

Pemenuhan kebutuhan RSH ;

2)

Penurunan Kawasan Permukiman Kumuh ;

3)

Pengembangan permukiman baru dalam konteks menarik kegiatan
permukiman keluar dari kawasan sempadan ; dan

4)

Pengembangan permukiman desa potensial.

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR
Dinas Pekerjaan Umum

36

Laporan Akhir
RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2014-2019

Tabel VI.1.18
Perkiraan Kebutuhan Program Pengembangan Permukiman
Perkotaan Untuk 5 Tahun
No

Uraian

Unit

1

Penurunan Kawasan
Kumuh

2

Pengembangan
Kawasan Permukiman
Baru

ha

Tahun
II

III

41,51

31,35

10,93

41,3

31,87

1

1

1

kawasan

1

1

IV

Ket

I

V

Tabel VI.1.19
Perkiraan Kebutuhan Program Pengembangan Permukiman
Perdesaan Untuk 5 Tahun
No

Uraian

Unit

Desa Potensial Untuk
KTM
Desa Potensial Untuk
Minapolitan

1
2

Tahun
I

II

III

IV

Ket

V

Desa

1

1

1

1

1

Desa

1

1

1

1

1

6.1.4 Program-program Sektor Pengembangan Permukiman
Kegiatan

pengembangan

permukiman

terdiri

dari

pengembangan

permukiman kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan. Pengembangan
permukiman kawasan perkotaan terdiri dari:
1)

pengembangan

kawasan

permukiman

baru

dalam

bentuk

pembangunan Rusunawa serta
2)

peningkatan kualitas permukiman kumuh dan RSH.

Sedangkan untuk pengembangan kawasan perdesaan terdiri dari:
1)

pengembangan kawasan permukiman perdesaan untuk kawasan potensial
(Agropolitan dan Minapolitan), rawan bencana, serta perbatasan dan pulau
kecil,

2)

pengembangan kawasan pusat pertumbuhan dengan program PISEW
(RISE),

3)

desa tertinggal dengan program PPIP dan RIS PNPM.

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR
Dinas Pekerjaan Umum

37

Laporan Akhir
RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2014-2019

Selain kegiatan fisik di atas program/kegiatan pengembangan permukiman dapat
berupa kegiatan non-fisik seperti penyusunan RP2KP dan RTBL KSK ataupun
review bilamana diperlukan.
Penge