PENGARUH VARIETAS DAN KONSENTRASI ZPT ATONIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TOMAT (Solanum lycopersicum) - Repository utu
PENGARUH VARIETAS DAN KONSENTRASI ZPT ATONIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TOMAT (Solanum lycopersicum) SKRIPSI OLEH PATAHATI LAIA
08C10407076
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH, ACEH BARAT 2013
PENGARUH VARIETAS DAN KONSENTRASI ZPT ATONIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TOMAT (Solanum lycopersicum) SKRIPSI OLEH PATAHATI LAIA
08C10407076 Skripsi sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH, ACEH BARAT 2013
Judul : Pengaruh Varietas dan Konsentrasi ZPT Atonik
terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Tomat (Solanum lycopersicum ) Nama Mahasiswa : PATAHATI LAIA N I M : 08C10407076 Program Studi : AgroteknologiMenyetujui : Komisi Pembimbing
Pembimbing Utama, Pembimbing Anggota,
Muhammad Jalil, SP., M.P Iwandikasyah Putra, SP., M.P
NIDN 0115068302 NIDN 0120048105 Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian, Ketua Prodi Agroteknologi,
Diswandi Nurba, S.TP, M.Si Jasmi, SP., M.Sc
NIDN 0128048202 NIDN 0127088002
Tanggal Lulus : 1 Agustus 2013
LEMBARAN PENGESAHAN PENGUJI
Skripsi/tugas akhir dengan judul:
Pengaruh Varietas dan Konsentrasi ZPT Atonik terhadap Pertumbuhan dan
Produksi Tanaman Tomat (Solanum lycopersicum)
Yang disusun oleh: Nama : PATAHATI LAIA N I M : 08C10407076 Fakultas : Pertanian Program Studi : Agroteknologi Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 1 Agustus 2013 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima.
SUSUNAN DEWAN PENGUJI :
1 Muhammad Jalil, SP., M.P Pembimbing I/ Ketua TIM Penguji
2 Iwandikasyah Putra, SP., M.P Pembimbing II
3 Dewi Fithria, SP., M.P Penguji Utama
4 Jasmi, SP., M.Sc Penguji Anggota
Meulaboh, 1 Agustus 2013 Ketua Prodi Agroteknologi,
Jasmi, SP., M.Sc
Patahati Laia “Pengaruh Varietas dan Konsentrasi ZPT Atonik terhadap
Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Tomat (Solanum lycopersicum)” (di bawah bimbingan Muhammad Jalil sebagai pembimbing utama dan Iwandikasyah Putra sebagai pembimbing anggota).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh varietas tanaman tomat dan konsentrasi ZPT Atonik terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman tomat serta nyata tidaknya interaksi kedua faktor tersebut.
Penelitian ini dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat dari tanggal 1 Desember 2012 sampai dengan 16 Maret 2013.
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih varietas Tantyna F1, Tymoti F1, Lentana F1, ZPT Atonik, tanah lempung berpasir,
babybag , polibag, Curacron, Dithene M-45, pupuk kandang (kotoran sapi), Urea,
SP-36 dan KCl sedangkan alat yang digunakan adalah meteran, timbangan 20 kg, timbangan analitik, jangka sorong, hand spayer, pet (suntik 3 ml), parang, cangkul, gunting pemangkas, pisau, pancak sampel, plastik transparan, paranet hitam, tali, ajir dan alat tulis.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial 3 x 4 dengan 3 ulangan. Faktor yang diteliti adalah faktor varietas yang terdiri dari tiga taraf, yaitu: Tantyna F1, Tymoti F1 dan Lentana F1. Faktor konsentrasi ZPT Atonik yang terdiri dari empat taraf, yaitu: 0 (kontrol), 0.5, 1.5
- 1 dan 2.5 cc l air .
Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman dan diameter pangkal batang umur 30 dan 45 HST, jumlah buah per tanaman, berat buah per tanaman dan produksi per hektar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa varietas berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman umur 30 dan 45 HST serta jumlah buah per tanaman. Berpengaruh nyata terhadap diameter pangkal batang umur 45 HST namun umur
30 HST berpengaruh tidak nyata serta berat buah per tanaman dan produksi per dijumpai pada varietas Tantyna F1.
Konsentrasi ZPT Atonik berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman dan diameter pangkal batang umur 30 dan 45 HST, jumlah buah per tanaman, berat buah per tanaman dan produksi per hektar tanaman tomat. Pertumbuhan
- 1
tanaman tomat terbaik dijumpai pada konsentrasi ZPT Atonik 2,5 cc l air sedangkan produksi tanaman tomat terbaik dijumpai pada konsentrasi ZPT Atonik
- 1 1,5 cc l air .
Tidak terdapat interaksi yang nyata antara varietas dan konsentrasi ZPT Atonik terhadap semua parameter pertumbuhan dan produksi tanaman tomat yang diamati.
Puji syukur ke hadirat Tuhan, karena dengan limpahan rahmat-Nya penulis telah menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Varietas dan Konsentrasi
ZPT Atonik terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Tomat
(Solanum lycopersicum)”.Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada :
1. Muhammad Jalil, SP., M.P selaku pembimbing utama dan Iwandikasyah Putra, SP., M.P selaku pembimbing anggota yang telah membimbing, mengarahkan dan membantu mulai dari awal penelitian hingga penyusunan skripsi ini selesai.
2. Diswandi Nurba S.TP., M.Si selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar yang telah mendukung baik secara langsung maupun secara tidak langsung dalam mengambil kebijakan yang tepat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
3. Jasmi, SP., M.Sc selaku ketua Prodi Agroteknologi dan Civitas Akademika yang telah menyediakan sarana dan prasarana selama penulis terdaftar sebagai Mahasiswa pada Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar.
4. Ayahanda dan Ibunda, serta saudara-saudaraku atas doa, kasih sayang, dorongan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan studi hingga selesai. Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis berharap semoga segala amal dan bantuan mereka mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan. Amin.
Meulaboh, 1 Agustus 2013 Penulis
Halaman RINGKASAN ........................................................................................... i UCAPAN TERIMA KASIH .................................................................... iii DAFTAR ISI.............................................................................................. iv DAFTAR TABEL ..................................................................................... v DAFTAR GAMBAR ................................................................................. vi DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ vii
14 3.3. Rancangan Percobaan ...................................................................
38 RIWAYAT HIDUP ..................................................................................
35 LAMPIRAN...............................................................................................
34 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................
34 5.2. Saran ............................................................................................
34 5.1. Kesimpulan ..................................................................................
33 V. KESIMPULAN DAN SARAN .........................................................
28 4.3. Interaksi ........................................................................................
22 4.2. Pengaruh Konsentrasi ZPT Atonik ...............................................
22 4.1. Pengaruh Varietas .........................................................................
21 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .........................................................
16 3.5. Pengamatan ..................................................................................
14 3.4. Pelaksanaan Penelitian .................................................................
14 3.2. Bahan dan Alat..............................................................................
I. PENDAHULUAN .............................................................................
14 3.1. Waktu dan Tempat ........................................................................
12 III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN.........................................
8 2.6. Mekanisme Penyerapan ZPT oleh Tanaman ...............................
8 2.5. Zat Pengatur Tumbuh ..................................................................
7 2.4. Varietas ........................................................................................
5 2.3. Syarat Tumbuh Tanaman Tomat .................................................
5 2.2. Morfologi Tanaman Tomat ..........................................................
5 2.1. Sistematika Tanaman Tomat.........................................................
4 II. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................
4 1.3. Hipotesis ......................................................................................
1 1.2. Tujuan Penelitian .........................................................................
1 1.1. Latar Belakang .............................................................................
54
Nomor Teks Halaman
1. Susunan Kombinasi Perlakuan Antara Varietas dan ZPT Atonik .....15
2. Rata-rata Tinggi Tanaman Tomat pada Berbagai Varietas Umur 30 dan 45 HST (cm)..................................................................................
22
3. Rata-rata Diameter Pangkal Batang Tanaman Tomat pada berbagai Varietas Umur 30 dan 45 HST (mm) ..................................................
24
4. Rata-rata Jumlah Buah Per Tanaman Tomat pada berbagai Varietas (buah) ..................................................................................................
25 5. Rata-rata Berat Buah Per Tanaman Tomat pada Berbagai Varietas (g).
27 6. Produksi Per Hektar Tanaman Tomat pada Berbagai Varietas (ton) ..
28
7. Rata-rata Tinggi Tanaman Tomat pada Berbagai Konsentrasi ZPT Atonik Umur 30 dan 45 HST (cm) .....................................................
29
8. Rata-rata Diameter Pangkal Batang Tanaman Tomat pada Berbagai Konsentrasi ZPT Atonik Umur 30 dan 45 HST (mm) ........................
30
9. Rata-rata Jumlah Buah Per Tanaman Tomat pada berbagai Konsentrasi ZPT Atonik(buah) ...........................................................
30
10. Rata-rata Berat Buah Per Tanaman Tomat pada Berbagai Konsentrasi ZPT Atonik (g) ................................................................
31
11. Produksi Per Hektar Tanaman Tomat pada berbagai Konsentrasi ZPT Atonik (ton).................................................................................
32
Nomor Teks Halaman
1. Tinggi Tanaman Tomat pada Berbagai Varietas Umur 30 dan 45 HST .....................................................................................................
23
2. Diameter Pangkal Batang Tanaman Tomat pada Berbagai Varietas Umur 30 dan 45 HST ..........................................................................
25 3. Jumlah Buah Per Tanaman Tomat pada Berbagai Varietas ..............
26
Nomor Teks Halaman
1. Rata-rata Tinggi Tanaman Tomat pada Berbagai Varietas dan ZPT Atonik Umur 30 HST (cm) .................................................................
38
2. Analisis Ragam Tinggi Tanaman Tomat pada berbagai Varietas dan ZPT Atonik Umur 30 HST ..................................................................
38
3. Rata-rata Tinggi Tanaman Tomat pada Berbagai Varietas dan ZPT Atonik Umur 45 HST(cm) .................................................................
39
4. Analisis Ragam Tinggi Tanaman Tomat pada Berbagai Varietas dan ZPT Atonik Umur 45 HST ..................................................................
39
5. Rata-rata Diamater Pangkal Batang Tanaman Tomat pada Berbagai Varietas dan ZPT Atonik Umur 30 HST(mm) ....................................
40
6. Analisis Ragam Diameter Pangkal Batang Tanaman Tomat pada Berbagai Varietas dan ZPT Atonik Umur 30 HST ..............................
40
7. Rata-rata Diamater Pangkal Batang Tanaman Tomat pada Berbagai Varietas dan ZPT Atonik Umur 45 HST Varietas (mm) ....................
41
8. Analisis Ragam Diameter Pangkal Batang Tanaman Tomat pada Berbagai Varietas dan ZPT Atonik Umur 45 HST ..............................
41
9. Rata-rata Jumlah Buah Per Tanaman Tomat pada Berbagai Varietas dan ZPT Atonik (buah) .......................................................................
42
10. Analisis RagamJumlah Buah Per Tanaman Tomat pada Berbagai Varietas dan ZPT Atonik .....................................................................
42
11. Rata-rata Berat Buah Per Tanaman Tomat pada Berbagai Varietas dan ZPT Atonik Varietas (g) ...............................................................
43
12. Analisis Ragam Berat Buah Per Tanaman Tomat pada Berbagai Varietas dan ZPT Atonik .....................................................................
43
13. Produksi Per Hektar Tanaman Tomat pada Berbagai Varietas dan ZPT Atonik (ton) .................................................................................
44
14. Analisis Ragam Produksi Per Hektar Tanaman Tomat pada Berbagai Varietas dan ZPT Atonik .....................................................................
44 15. Deskripsi Varietas ..............................................................................
45 16. Bagan Percobaan .................................................................................
48 17. Foto – foto Kegiatan Penelitian ..........................................................
49
1.1. Latar Belakang
Tomat (Solanum lycopersicum) merupakan jenis sayuran buah yang banyak dijumpai di masyarakat dan umumnya dimanfaatkan untuk mencukupi kebutuhan pangan dan gizi sehari-hari, baik berupa tomat segar maupun yang sudah dalam bentuk olahan seperti saus tomat. Menurut sejarahnya tanaman tomat diduga berasal dari Benua Amerika, terutama kawasan Amerika Selatan dan menyebar di beberapa negara di Eropa, Afrika, dan Asia. Beberapa literatur menyebutkan bahwa sumberdaya tanaman tomat ditemukan di sekitar pegunungan Andes dan Brazilia. Tanaman tomat ini diduga masuk ke Indonesia pada tahun 1811 (Purwati, 2007).
Tomat saat ini merupakan salah satu komoditas hortikultura yang bernilai ekonomi tinggi, salah satu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia dan masih memerlukan penanganan yang serius, terutama dalam hal peningkatan hasil dan kualitas buahnya. Produksi tanaman tomat dengan menggunakan varietas lokal
- 1
berkisar 5 - 9 ton ha sedangkan produksi tanaman tomat dengan menggunakan
- 1 varietas ungggul dapat mencapai 40 ton ha (Rukmana, 1994).
Indonesia dari tahun ke tahun berusaha meningkatkan produksi tomat dengan cara perluasan wilayah budidaya tanaman tomat namun hingga tahun 2004 Indonesia masih mengimpor tomat 8.192.280 kg baik dalam bentuk buah segar maupun dalam bentuk buah olahan yang berasal dari berbagai negara (BPS, 2004
dalam Redaksi Agromedia, 2007). Rendahnya produksi tomat di Indonesia
kemungkinan disebabkan varietas yang ditanam tidak cocok, kultur teknis yang
2 dan Djuariah, 1992).
Buah tomat yang masak banyak juga digemari orang, karena rasa segar, enak, dan sedikit masam. Daging buahnya banyak mengandung air, menyimpan biji-biji yang banyak jumlahnya, mengandung vitamin A dan C, serta vitamin B (Anonymous, 2009). Selain mempunyai rasa yang lezat ternyata tomat juga memiliki komposisi zat yang cukup lengkap dan baik antara lain ; protein 1 gr, karbohidrat 4,2 gr, lemak 0,3 gr, kalsium (Ca) 5 mg, fosfor (P) 27 mg, zat besi (Fe) 0,5 mg, dan vitamin A (karotena) 1,500 SI (Anonymous, 2006).
Komposisi zat gizi di dalam tomat juga dapat bermanfaat untuk mengobati berbagai penyakit diantaranya dapat membersihkan darah dan lever, mencegah usus buntu, mengobati gusi berdarah, sembelit, demam kuning, menyembuhkan influenza, diabetes mellitus, kulit bengkak akibat keracunan, bisul di mulut dan bisul di perut, wasir, radang prostat, lemah syahwat dan meningkatkan kesuburan. Buah tomat selain bermanfaat sebagai bahan pangan dan pengobatan juga bermanfaat untuk merawat kecantikan wajah dan kulit (Suraniningsih, 2009).
Menyadari banyaknya manfaat buah tomat bagi kesehatan manusia dan ekspor dari tahun ke tahun, serta kebutuhan yang meningkat, maka perlu dilakukan usaha-usaha kearah peningkatan produksi dengan tindakan agronomis baik dengan intensifikasi maupun ekstensifikasi. Untuk peningkatan produksi dengan intensifikasi yang dapat diterapkan adalah dengan memilih benih varietas unggul dan penggunaan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT).
Upaya peningkatan produksi tomat dan pendapatan petani yaitu dengan menggunakan varietas-varietas unggul dan pemupukan yang seimbang.
3 tanaman tomat karena varietas unggul merupakan salah satu komponen teknologi budidaya yang secara nyata dapat meningkatkan produksi, ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan dengan penggunaan varietas unggul diantaranya dapat berproduksi tinggi, berumur pendek, tidak mudah rebah dan tidak mudah rontok serta bermutu baik. Faktor yang dapat menurunkan produksi tomat paling tinggi adalah temperatur tinggi dan penyakit fusarium. Serangan ini mengurangi produksi tomat hingga 30 % bahkan pada musim penghujan dapat mencapai 60 % (Nurita et al., 2004)
ZPT tanaman sering disebut zat tumbuh atau hormon (Plant growth
regulator). Di Indonesia ZPT sudah mulai lazim digunakan, bagi para penakar
bibit tanaman hias maupun tanaman buah, hormon atau zat perangsang tumbuh bukanlah barang asing.
Konsentrasi ZPT yang diberikan tergantung jenis ZPT dan jenis tanaman tertentu, apabila konsentrasi yang diberikan terlalu tinggi dapat menghambat pertumbuhan dan kurang ekonomis. Sebaliknya apabila terlalu rendah maka tanaman tidak dapat mendapat hormon yang cukup sehingga mengakibatkan pertumbuhan tanaman kurang sempurna (Suhadi, 1980).
Arah dari pertumbuhan dan perkembangan tanaman ditentukan oleh pemilihan ZPT tertentu (Wattimena, 1991). Salah satu ZPT yang sering digunakan adalah Atonik. Bahan aktif yang terkandung didalam Atonik adalah
- 1
- 1
natrium orto-nitrofel 2 g l (C
6 H
4 N0
3 Na), natrium para-nitrofel 3 g l
- 1
(CP
6 H
4 N0
3 Na), natrium dinitrofenol 0,5 g l (C
6 H
3 N
2
3 Na) dan natrium
- 1
nitroguaiakol 1 g l (C H N0 Na) (Syabrina, 1987 dalam Jaenuri, 1991). Unsur
7
4
3
4 mengantikan atau sebagian bekerjasama dengan kalium, mengatur mekanisme penutupan dan pembukaan stomata, dan mengatur keseimbangan air (Leiwakabessy, 1988). Selanjutnya dinyatakan bahwa unsur natrium dapat menggantikan peranan kalium terutama pada tanah-tanah yang kekurangan kalium.
Atonik berfungsi untuk merangsang pertumbuhan akar tanaman, mengaktifkan penyerapan unsur hara, meningkatkan keluarnya kuncup, pembuahan serta memperbaiki kualitas hasil panen.
Berdasarkan permasalahan di atas, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui varietas dan konsentrasi ZPT Atonik yang tepat untuk mendapatkan pertumbuhan dan produksi yang optimal.
1.2. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh varietas tanaman tomat dan konsentrasi ZPT Atonik terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman tomat serta nyata tidaknya interaksi kedua faktor tersebut.
1.3. Hipotesis 1. Varietas berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman tomat.
2. Konsentrasi ZPT Atonik berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman tomat.
3. Terdapat interaksi antara varietas dan konsentrasi ZPT Atonik terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman tomat.
2.1. Sistematika Tanaman Tomat
Menurut Suraniningsih (2009), tanaman tomat termasuk tanaman semusim atau berumur pendek dan diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Plantae Division : Magnoliophyta Class : Magnoliopsida Ordo : Solanales Familia : Solanaceae Genus : Solanum Species : Solanum lycopersicum
2.2. Morfologi Tanaman Tomat
1. Akar
Tanaman tomat memiliki akar tunggang yang tumbuh menembus ke dalam tanah dan akar-akar cabang yang tumbuh menyebar kesemua arah pada kedalaman 60 - 70 cm (Rukmana, 1999). Akar tanaman tomat berbentuk serabut yang menyebar ke segala arah (Wiryanta, 2002).
2. Batang
Tinggi tanaman tomat dapat mencapai 2 - 3 meter, batang tanaman tomat berbentuk silinder diselimuti bulu-bulu halus di permukaannya dan memiliki banyak cabang dengan bunga yang muncul pada ruas-ruasnya (Anonymous, 2006).
6 Daun tomat berbentuk oval, bergerigi, dan mempuyai celah yang menyirip, daunnya merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5 - 7 helai berukuran sekitar 15 - 30 cm x 10 - 25 cm. Tangkai daun majemuk mempunyai panjang 3 - 6 cm umumnya di antara pasangan daun yang besar terdapat 1 - 2 daun kecil dan daun majemuk tersusun spiral mengelilingi batangnya (Anonymous, 2006).
4. Bunga
Bunga tomat berwarna kuning berbentuk bintang. Bunga tanaman tomat terdiri atas kelopak bunga, mahkota, benang sari sebagai alat kelamin jantan, dan putik sebagai alat kelamin betina. Kelopak bunga terdiri atas 5 atau 7 helai daun mahkota berwarna kuning (Suraniningsih, 2009).
Bunga tomat dapat melakukan penyerbuka sendiri karena tipe bunganya berumah satu dan tidak menutup kemungkinan terjadi penyerbukan silang (Wiryanta, 2002).
5. Buah
Buah tomat yang masih muda biasanya terasa getir dan berbau tidak enak karena mengandung lycopersicin yang berupa lendir dan dikeluarkan oleh 2 - 9 kantung lendir. Ketika buahnya semakin matang, lycopercicin lambat laun hilang sendiri sehingga rasanya pun jadi enak, asam-asam manis. Seiring dengan pematangan, warna buah yang tadinya hijau sedikit demi sedikit berubah menjadi kuning, dan ketika buahnya telah matang benar warnanya menjadi merah.
Ukuran buahnya cukup bervariasi, dari yang berdiameter 2 - 15 cm, tergantung dari varietasnya (Anonymous, 2006). Buah yang masih terdapat
7 fungsi menjadi kelopak bunga (Pitojo, 2005).
2.3. Syarat Tumbuh Tanaman Tomat
1. Iklim
Tanaman tomat memiliki daya penyesuaian (adaptasi cukup luas terhadap lingkungan tumbuhnya). Tanaman tomat membutuhkan penyinaran penuh sepanjang hari untuk produksi yang menguntungkan minimal 8 jam perhari tetapi matahari yang terik tidak disukainya (Rukmana, 1994).
Suhu yang terbaik bagi pertumbuhan tomat adalah 23 C pada siang hari dan 17 C pada malam hari, selisih adalah 6 C. Suhu tinggi yang diikuti kelembaban relatif tinggi dapat menyebabkan penyakit daun berkembang, sedangkan kelembaban yang relatif rendah dapat mengganggu pembentukan buah. Suhu yang terlalu tinggi diwaktu malam menyebabkan tanaman tomat tidak dapat membentuk bunga sama sekali, sedangkan suhu di bawah 10 C tepung sari menjadi lemah tumbuhnya dan banyak tepung sari yang mati, akibatnya hanya sedikit saja yang dapat terjadi pembuahan (Tugiyono, 1999).
2. Tanah Tanaman tomat tidak menyukai tanah yang tergenang air atau becek.
Tanah yang demikian menyebabkan akar tanaman mudah busuk dan tidak mampu mengambil zat-zat hara dari dalam tanah karena sirkulasi udara dalam tanah di sekitar akar tanaman tomat kurang baik, akibatnya tanaman tomat mati (Tugiyono, 2005).
Tanaman tomat dapat tumbuh dengan baik pada tanah lempung berpasir yang gembur, kaya humus, subur, draenasenya baik, dan tidak tergenang
8 dengan pH 5,5 - 6,5 (Anonymous, 2006).
2.4. Varietas
Varietas tanaman tomat memiliki berbagai keunggulan seperti memiliki daya adaptasi yang tinggi sehingga mampu hidup di dataran rendah, dataran menengah, hingga dataran tinggi. Varietas tertentu memiliki ketahanan terhadap hama dan penyakit tertentu, bahkan dengan kemajuan bioteknologi pada masa sekarang telah dihasilkan buah tanpa biji. Menurut Suraniningsih (2009), untuk menunjang keberhasilan budidaya tomat dikembangkan barbagai varietas unggul yang memiliki sifat-sifat antara lain produktifitas tinggi, tahan terhadap hama dan penyakit serta daya tahan adaptasi tinggi.
Varietas adalah suatu kelompok individu yang memiliki ciri-ciri morfologis atas tumbuh-tumbuhan yang tidak terlalu banyak berbeda satu dengan yang lain. Semua individu sangat menyerupai satu dengan lain dan sifatnya turun temurun (Anonymous, 1991). Varietas yang sesuai dengan keadaan iklim dan lingkungan diharapkan dapat tumbuh dengan baik dan memberikan hasil yang baik pula (Rukmana, 1994).
2.5. Zat Pengatur Tumbuh (ZPT)
ZPT yaitu suatu substansi (bahan) organik (selain vitamin dan unsur mikro) yang ada dalam jumlah sedikit dapat merangsang, menghambat atau sebaliknya mengubah proses fisiologis (Franklin et al., 1991).
Zat tumbuh mencangkup hormon tumbuhan (alami) dan senyawa- senyawa buatan yang dapat mengubah tumbuhan dan perkembangan tumbuhan
9 perakaran, mempercepat keluarnya akar bagi tanaman muda (bibit), memperkaya pertumbuhan vegetatif dan anakan, mencegah gugur daun, bunga dan anakan serta mempercepat pematangan buah dengan warna yang seragam dan hasil tinggi.
Adapun pembagian ZPT pada saat ini menurut penggunaanya sebagai berikut :
2.5.1. Auksin
Auksin merupakan salah satu hormon tanaman yang banyak mempengaruhi proses fisiologi, seperti pertumbuhan, pembelahan dan diferensiasi sel serta sintesa protein (Darnell et al., 1986). Lebih lanjut Gardner et al. (1991) menjelaskan Auksin diproduksi dalam jaringan meristimatik yang aktif yaitu tunas, daun muda dan buah. Kemudian auksin menyebar luas dalam seluruh tubuh tanaman, penyebarluasannya dengan arah dari atas ke bawah hingga titik tumbuh akar, melalui jaringan pembuluh tapis (floem) atau jaringan parenkhim.
Fungsi auksin pada tanaman adalah mematahkan dormansi biji, merangsang proses perkecambahan biji, membantu menaikkan kuantitas hasil panen, memacu proses terbentuknya akar serta pertumbuhan akar lebih baik, merangsang dan mempertinggi presentase timbulnya bunga dan buah, mendorong tanaman pada kondisi dimana tanaman berbuah tanpa fertilisasi atau penyerbukan sehingga dapat menghasilkan buah tanpa biji, serta mengurangi gugurnya buah sebelum (Anonymous, 2011)
2.5.2. Giberelin
Giberelin mampu mempercepat pembungaan tanaman melalui pengaktifan gen meristem bunga dengan menghasilkan protein yang akan menginduksi
10 pistillum) (Arika et al., 2009).
Fungsi Giberelin pada tanaman adalah mematahkan dormansi atau hambatan pertumbuhan tanaman sehingga tanaman dapat tumbuh normal (tidak kerdil) dengan cara mempercepat proses pembelahan sel, meningkatkan pembungaan, memacu proses perkecambahan biji, mendorong terjadinya sintesis enzim dalam biji seperti amilase, protease dan lipase dimana enzim tersebut akan merombak dinding sel endosperm biji dan menghidrolisis pati dan protein yang akan memberikan energi bagi perkembangan embrio diantaranya adalah radikula yang akan mendobrak endosperm, kulit biji atau kulit buah yang membatasi pertumbuhan atau perkecambahan biji sehingga biji berkecambah, berperan pada pemanjangan sel, serta berperan pada pembentukan buah tanpa adanya fertilisasi atau pembuahan, proses ini dinamai partenokarpi (Anonymous, 2011).
2.5.3. Sitokinin
Sitokinin berfungsi untuk meregulasi pembelahan sel, memacu morfogenesis, perkembangan kloroplas, menginduksi embriogenesis, dan organogenesis (Salisbury, 1995).
Fungsi sitokinin pada tanaman adalah memegang peranan penting dalam proses pembelahan dan pembesaran sel sehingga akan memacu kecepatan pertumbuhan tanaman, mematahkan dormansi (tidak mau berkecambah) pada biji- bijian tanaman, pembentukkan tunas-tunas baru, penundaan penuaan atau kerusakan pada hasil panenan sehingga lebih awet, menaikkan tingkat mobilitas unsur-unsur dalam tanaman serta meningkatkan pembentukkan protein (Anonymous, 2011).
11 Golongan ini merupakan generasi ethylene yang digunakan untuk merangsang perkecambahan dan pertunasan pada tanaman tertentu, pengguguran daun, bunga dan buah, pengatur tumbuh, pemasakan buah Anonymous, (2012).
2.5.5. Etilen Buah-buahan terutama yang sudah tua melepaskan gas yang disebut etilen.
Etilen disintesis oleh tumbuhan dan menyebabkan proses pemasakan yang lebih cepat. Selain etilen yang dihasilkan oleh tumbuhan, terdapat etilen sintetik, yaitu etepon (asam 2-kloroetifosfonat). Etilen sintetik ini sering digunakan para pedagang untuk mempercepat pemasakan buah. Selain memacu pematangan, etilen juga memacu perkecambahan biji, menebalkan batang, mendorong gugurnya daun, dan menghambat pemanjangan batang kecambah. Selain itu, etilen dapat menunda pembungaan, menurunkan dominansi apikal dan inisiasi akar, dan menghambat pemanjangan batang kecambah (Anonymous, 2012).
2.5.6. Asam absisat (ABA)
Musim dingin atau masa kering merupakan waktu dimana tanaman beradaptasi menjadi dorman (penundaan pertumbuhan). Pada saat itu, ABA yang dihasilkan oleh kuncup menghambat pembelahan sel pada jaringan meristem apikal dan pada kambium pembuluh sehingga menunda pertumbuhan primer maupun sekunder. ABA juga memberi sinyal pada kuncup untuk membentuk sisik yang akan melindungi kuncup dari kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan (Anonymous, 2012).
12 tanaman hias maupun buah. Hormon atau zat perangsang tumbuh bukanlah barang asing. Bila saat membuat stek dan cangkok, dibubuhi atau diolesi sedikit dengan bahan tersebut, akar akan tumbuh dengan subur dalam waktu yang relatif singkat (Wudianto, R, 1988).
Salah satu ZPT yang sering gunakan adalah atonik. Atonik merupakan salah satu ZPT berbentuk cair yang tugas utamannya merangsang pertumbuhan akar tanaman supaya lebih banyak, mengaktifkan penyerapan unsur hara, meningkatkan keluarnya kuncup, pembuahan serta memperbaiki kualitas hasil panen dan sebagainya (Lingga, 1994).
Atonik tidak beracun, dan bisa dicampur dengan pestisida dan pupuk daun, bisa diberikan kepada hampir semua tanaman, baik sayuran, palawija, hortikultura dan tanaman perkebunan. Konsentrasi tergantung pada jenis tanamannya (Lingga, 1994). Atonik termasuk ke dalam golongan Auksin.
2.6. Mekanisme Penyerapan ZPT oleh Tanaman
Menurut Heddy (1996), menyebutkan bahwa ZPT Atonik bekerja secara biokimia, langsung meresap ke daun, akar, dan kuncup bunga, dan mempengaruhi proses aliran plasma, dan memberikan kekuatan vital untuk mempergiat pertumbuhan. Tanaman secara alamiah sudah mengandung hormon pertumbuhan seperti Auksin, giberelin dan Sitokin yang diistilahkan dengan hormon endogen. Kebanyakan hormon endogen di tanaman berada pada jaringan meristem yaitu jaringan yang aktif tumbuh seperti ujung-ujung tunas atau tajuk dan akar tanaman, namun karena pola budidaya yang intensif yang disertai pengelolaan tanah yang kurang tepat maka kandungan hormon endogen tersebut menjadi rendah atau
13 2009).
Pemberian ZPT yang diperlukan tanaman melalui tanah kadang-kadang kurang efektif karena beberapa zat yang terkandung di dalam ZPT telah larut terlebih dahulu atau mengalami fiksasi dari dalam tanah sehingga tidak dapat diserap oleh tanaman. Mekanisme penyerapan ZPT pemberian melalui akar kurang efektif, sedangkan dipandang efektif dan efisien adalah dengan penyemprotan melalui daun (Sarief, 1986). Selanjutnya Harjadi (1986) mengatakan bahwa pemberian ZPT melalui daun dapat memberi tanggap atau respon tanaman lebih cepat.
Mekanisme pengambilan zat melalui daun terjadi karena adanya difusi dan osmosis melalui lubang stomata, sehinggga mekanismenya berhubungan dengan membuka dan menutupnya stomata. Membukanya stomata merupakan proses mekanisme yang diatur oleh tekanan turgor melalui sel-sel penutup sedangkan tekanan turgor sendiri berbanding langsung dengan kandungan karbondioksida dari ruang di bawah stomata. Meningkatnya tekanan turgor akan membuka lubang stomata, pada saat itu zat yang terkandung dalam ZPT akan berdifusi ke dalam stomata bersamaan dengan air (Setyamidjaja, 1986).
3.1. Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat, dari tanggal 1 Desember 2012 sampai dengan 16 Maret 2013.
3.2. Bahan dan Alat
3.2.1. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih varietas Tantyna F1, Tymoti F1, Lentana F1 dan ZPT Atonik. Tanah lempung berpasir, babybag, dan polibag dengan ukuran 40 cm x 50 cm atau ukuran 15 kg tanah yang dibeli dari depot pertanian. Insektisida dan fungisida yang digunakan dalam penelitan ini adalah Curacron dan Dithene M-45. Pupuk dasar yang digunakan yaitu pupuk kandang (kotoran sapi), Urea, SP-36, dan KCl.
3.2.2. Alat
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah meteran, timbangan 20 kg, timbangan analitik, jangka sorong, hand spayer, pet (suntik 3 ml), parang, cangkul, gunting pemangkas, pisau, pancak sampel, plastik transparan, paranet hitam, tali, ajir dan alat tulis lainnya yang mendukung penelitian ini.
3.3. Rancangan Percobaan
Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial 3 x 4 dangan 3 ulangan. Faktor yang diteliti meliputi varietas dan konsentrasi ZPT Atonik.
- 1
- 1
- 1
- 1
- 1
8 V
4 V
1 A
3 Tantyna F1 2,5
5 V
2 A Tymoti F1
6 V
2 A
1 Tymoti F1 0,5
7 V
2 A
2 Tymoti F1 1,5
2 A
1 A
3 Tymoti F1 2,5
9 V
3 A Lentana F1
10 V
3 A
1 Lentana F1 0,5
11 V
3 A
2 Lentana F1 1,5
12 V
3 A
2 Tantyna F1 1,5
3 V
15 V
A
1
= Tantyna F1
V
2 = Tymoti F1
V
3
= Lentana F1 Faktor konsentrasi ZPT Atonik (A) terdiri atas 4 taraf yaitu :
A = 0 cc l air
A
1
= 0,5 cc l air
2 = 1,5 cc l air
1 Tantyna F1 0,5
A
3
= 2,5 cc l air
Dengan demikian terdapat 12 kombinasi perlakuan dengan 3 ulangan maka terdapat 36 unit satuan perlakuan, sehingga jumlah tanaman keseluruhan 108 tanaman. Susunan kombinasi perlakuan antara varietas dan konsentrasi ZPT Atonik dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Susunan Kombinasi Perlakuan Antara Varietas dan Konsentrasi ZPT Atonik
No. Kombinasi Perlakuan Varietas Konsentrasi ZPT
Atonik (cc l air
)
1 V
1 A Tantyna F1
2 V
1 A
3 Lentana F1 2,5
16 Yijk = µ + βi + Vj + Ak + (VA)jk + εijk Keterangan : Yijk = Nilai pengamatan untuk faktor varietas taraf ke-j, faktor konsentrasi ZPT Atonik taraf ke-k dan ulangan ke-i. µ = Nilai tengah umum βi = Pengaruh ulangan ke-i ( i = 1, 2 dan 3) Vj = Pengaruh varietas tanaman tomat ke-j ( j = 1, 2 dan 3). Ak = Pengaruh konsentrasi ZPT Atonik ke-j ( j = 1, 2, 3 dan 4) (VA)jk = Interaksi varietas dan konsentrasi ZPT Atonik pada taraf varietas ke-j, taraf konsentrasi ZPT Atonik ke-k εijk = Galat percobaan untuk ulangan ke-i, faktor varietas taraf ke-j, faktor konsentrasi ZPT Atonik taraf ke-k.
Apabila uji analisis ragam menunjukkan pengaruh yang nyata maka dilanjutkan dengan uji lanjutan Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5 % dengan persamaan sebagai berikut :
BNJ 0,05 = q
0.05 (p;dbg) x
Keterangan : BNJ
0,05 = Beda nyata jujur pada taraf 5 %
q
0.05 = Nilai baku q pada taraf 5 %; (jumlah perlakuan p dan derajat
bebas galat) KT g = Kuadrat tengah galat r = Jumlah ulangan.
3.4. Pelaksanaan Penelitian
3.4.1. Penyemaian Benih
Benih yang digunakan dalam penelitian ini terlebih dahulu direndam dalam air hangat selama 15 menit hal ini bertujuan untuk memecahkan dormansi
17 serta dibungkus benih dengan menggunakan kertas merang kemudian diperam atau disimpan di tempat yang lembab selama 24 jam di dalam dandang yang diberi air.
Sebelum benih ditanam di media persemain yang telah dipersiapkan di dalam babybag terlebih dahulu media semai disiram hingga media cukup lembab.
Benih yang telah disiapkan ditanam satu per satu di tengah dengan kedalaman 0,5 - 1 cm, kemudian ditutupi bekas lubang benih dengan tanah gembur. Media semai terdiri dari tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 2 : 1 yaitu dua bagian tanah dan satu bagian pupuk kandang.
Benih dirawat dengan menyiram sebanyak 2 kali dalam satu hari yaitu pada pagi hari dan sore hari karena tempat persemaian diberi atap paranet hitam dan plastik transparan untuk menghidari hujan dan sinar matahari langsung pada media persemaian. Tiga hari sebelum ditanam atap paranet hitam dan plastik transparan dibuka agar bibit yang akan ditanam dapat beradaptasi dengan lingkungan bebas.
3.4.2. Persiapan Media Tanam
Tanah yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah yang sudah dibersihkan dari bahan-bahan yang tidak dikehendaki antara lain batuan, kayu dan sampah, kemudian dimasukkan ke dalam polibag dengan jumlah polibag yang dipersiapkan 108 buah. Polibag masing-masing diisi tanah sebanyak 15 kg serta disusun sesuai dengan bagan percobaan seperti terdapat pada Lampiran 16.
- 1
- 1
2
Pemindahan bibit ke media tanam dilakukan pada saat bibit berumur 21 setelah semai atau berdaun lebih dari 5 (lima) helai, bibit diangkat dari tempat persemaian satu persatu untuk dipindahkan ke polibag yang telah disediakan.
yang diambil dari pupuk SP-36 atau setara dengan dosis 1,40 gram per polibag. Semua pupuk kimia ini dicampur dengan rata di atas permukaan media tanam satu hari sebelum tanam.
2 O 5 sebanyak 67 kg ha
3. Pupuk SP-36 Unsur hara P
yang diambil dari pupuk KCl atau setara dengan dosis 4,75 gram per polibag.
0 sebanyak 380 kg ha
2. Pupuk KCl Unsur hara K
yang diambil dari pupuk urea atau setara dengan dosis 3,73 gram per polibag.
1. Pupuk Urea Unsur hara Nitrogen sebanyak 224 kg ha
b. Pupuk Kimia
atau setara dengan 225 gram per polibag. Pupuk kandang selanjutnya dicampur rata dengan tanah, pencampuran ini dilakukan sampai kedalaman polibeg + 10 cm, lalu media ini diinkubasi selama tiga hari sebelum bibit ditanam.
a. Pupuk Kandang Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang (kotoran sapi) dengan dosis 30 ton ha
18 Pupuk dasar yang digunakan dalam penelitian ini terdiri pupuk kandang dan pupuk kimia.
- 1
- 1
3.4.4. Penanaman
19 cm yang diukur pada diameter polibag dan jarak antara blok 100 cm. Setelah bibit ditanam lalu disiram hingga cukup basah untuk menghindari kelayuan.
3.4.5. Aplikasi ZPT atonik
ZPT Atonik diaplikasikan pada saat tanaman umur 15 Hari Setelah Tanam (HST) dengan interval pemberian 5 hari sekali sampai tanaman umur 55 HST.
Atonik dicampur dengan air bersih ke dalam hand spayer sesuai dengan perlakuan dan disemprotkan di bawah permukaan daun pada pagi hari mulai pukul 07:00 WIB sampai dengan pukul 10:00 WIB.
Untuk menjaga kehomogenan ZPT Atonik akibat terkontaminasi antara perlakuan oleh tekanan hand spayer atau terbawa angin pada saat penyemprotan maka digunakan plastik transparan untuk menghalanginya.
3.4.6. Pemeliharaan
a. Penyiraman
Penyiraman dilakukan dua kali sehari pada pagi dan sore hari apabila pada musim hujan tidak perlu dilakukan penyiraman atau disesuaikan dengan cuaca.
b. Penyulaman
Penyulaman dilakukan pada saat tanaman berumur 5 HST dengan bibit yang sama untuk mengantikan tanaman yang telah mati atau layu.
c. Pengajiran
Agar tanaman tomat tidak rebah dilakukan pengajiran dengan menggunakan bambu yang dipasang pada saat tanaman umur 10 HST di samping polibag. Saat tanaman sudah mulai besar dan berkembang maka setiap ketinggian
20 diikat.
d. Pemangkasan
Pemangkasan atau perempelan dilakukan terhadap tunas-tunas muda, bunga pertama, daun-daun tua dan daun yang telah layu pada batang bawah tanaman untuk memaksimalkan pertumbuhan tanaman. Tujuan pemangkasan atau perempelan ini untuk menghentikan pertumbuhan tanaman tomat guna mempercepat pembungaan dan pematangan buah.
e. Penyiangan
Penyiangan dilakukan dengan mencabut rumput-rumput liar yang tumbuh di sekitar tanaman baik yang di dalam polibag maupun di luar polibag untuk menghidari persaingan unsur hara dan penyinaran matahari dengan tanaman tomat.
f. Pengendalian hama dan penyakit
Insektisida Curacron disemprotkan pada tanaman dengan konsentrasi 2
- 1 cc l air untuk mematikan dan mengendalikan hama (ulat) daun dan buah.
Sedangkan fungisida Dithene M-45 diberikan di dalam polibag yang sudah
- 1
dicampur dengan air bersih dengan dosis 1,5 g l air untuk mengendalikan penyakit layu fusarium dan penyakit lainnya yang menyerang tanaman tomat.
g. Pemanenan
Pemanenan dilakukan ketika buah telah masak (warna kekuningan atau kemerahan). Pemanenannya dilakukan pada umur 55 HST dengan interval panen 5 (lima) hari sekali sampai umur 70 HST.
21 Parameter yang diamati terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman tomat adalah sebagai berikut :
1. Tinggi Tanaman (cm)
Pengukuran tinggi tanaman diamati umur 30 dan 45 HST, diamati dari pangkal batang sampai titik tumbuh atau pucuk tanaman menggunakan meteran dalam satuan cm.
2. Diameter Pangkal Batang Tanaman (mm)
Pengukuran pangkal batang tanaman diamati umur 30 dan 45 HST menggunakan jangka sorong dalam satuan mm.
3. Jumlah Buah Per Tanaman (buah)
Perhitungan jumlah buah per tanaman dilakukan pada setiap kali panen sampai buah tanaman tomat habis.
4. Berat Buah Per Tanaman (g)
Penimbangan berat buah per tanaman dilakukan pada setiap kali panen sampai buah tanaman tomat habis dalam satuan gram.
5. Produksi Per Hektar (ton)