Konsep Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga Dan Sekolah Perspektif Zakiah Daradjat Dan Relevansinya Dengan Pendidikan Karakter Bagi Siswa Madrasah Ibtidaiyah - Electronic theses of IAIN Ponorogo

  KONSEP PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA DAN SEKOLAH PERSPEKTIF ZAKIAH DARADJAT DAN RELEVANSINYA DENGAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI SISWA MADRSAH IBTIDAIYAH

  

SKRIPSI

  Diajukan Kepada Institut Agama Islam NegeriPonorogo untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan Program SarjanaPendidikan

  Oleh ULISSA’ADAH

  NIM : 210614057 Oleh

  ULISSA’ADAH NIM : 210614057

  JURUSANPENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO MEI 2018

  ABSTRAK Ulissa’adah.2018 . Konsep Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga dan Sekolah Perspektif Zakiah Daradjat dan Relevansinya dengan Pendidikan Karakter bagi Siswa Madrasah Ibtidaiyah.Skripsi.Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Ponorogo. Pembimbing Ali Ba’ul Chusna, M.S.I.

  Kata Kunci: Pendidikan Agama Islam, Keluarga, Sekolah, Zakiah Daradjat, Pendidikan Karakter. Pendidikan Islam yang sesungguhnyatidakhanyamemperhatikansatusegisaja, sepertiakidah, ibadah, atauakhlaksaja, melainkanmencakupseluruhnya, bahkanlebihluasdarisemuaitu. Dengan kata lain pendidikan Islam memilikiperhatian yang lebihluasdaritigahaltersebut, karenabaikpendidikannasionalmaupunpendidikan Islam padaumumnyatidakhanyafokuspadasatuaspeksaja. Melainkanmencakupsemuadimensimanusiasebagaimanaditentukanolehaj aran Islam. ZakiahDaradjatadalahseorangtokoh yang seringdisebut- sebutdikalanganatasmaupundikalanganmahasiswasebagaitokohpendidik yang sangatternama. Pemikiranbeliaudalampendidikansangatlahpentingdijadikansuatureterensi bagicalon-calonpendidik. Dalamkarya- karyanyabeliaubanyakmenulistentangpersoalan- persoalanterkaitdenganpendidikan agama Islam. Tujuanpenelitianiniadalah(1) Untukmengetahuikonseppendidikan Islam dalamkeluargaperspektifZakiahDaradjat, (2) Untukmengetahuikonseppendidikan Islam dalamsekolahperspektifZakiahDaradjat, (3) UntukmengetahuirelevansikonsepPendidikan Islam dalamkeluargadansekolahperspektifZakiahDaradjatterhadappendidikankar akterbagisiswaMadrasah Ibtidaiyah. Adapunjenispenelitianinitermasukpenelitiankajianpustaka (library research).Teknikpengumpulan data menggunakantekniksurvey book. Sedangkanteknikanalisisdatanyamenggunakanteknikanalisisisi, dalamteknikanalisisisi, sumber-sumberdatanyameliputicatatan, buku, catatanharian, majalah, koran, film, dan lain sebagainya. Teknikinidigunakanuntukmengetahuikonseppendidikan agama Islam dalamkeluargadansekolahperspektifZakiahDaradjat.

  Selainitujugauntukmengetahuirelevansinyaterhadappendidikankarakterbag isiswaMadrasah Ibtidaiyah. Berdasarkananalisis data ditemukanbahwa (1) konseppendidikanIslamdalamkeluargaperspektifZakiahDaradjatadalahkel uargaharusselalumemberikankasihsayangterhadapanakdengancarameme nuhikebutuhannya, danmemberikanpenjagaanatauperlindungansehinggaseoranganakdapattu mbuhberkembangdenganbaiktanpaadatekanandari orang tuanyaselainitukeluargaharusmemberikanpendidikan yang baik agar anaktumbuhdanmempunyaikepribadianyang baikatauberakhlakmulia, kepribadianitumeliputiaspekkejasmanian, aspekkejiwaan, aspekkerohanian yang luhur, (2)konseppendidikanIslam di sekolahmenurutZakiahDaradjatadalahsekolahsebagaidasarbagipembinaa nsikappositif, jiwakeagamaanyang kuatdanakhlakmuliapadaanakdanhaltersebutakanmempermudahperkemb angankarakter-karakterpositifanakdi masa yang akandatang, (3) Salah satutanggungjawab orang tuadansekolahterhadapanakadalahpembinaankepribadiananak. Dalampandangan Islam karakterberartiakhlak, danakhlakdalampandangan Islam ialahkepribadian. Dalampenelitianiniadabeberapakarakter yang relevandengankonseppendidikan agama Islam dalamkeluargadansekolahperspektifZakiahDaradjat, yaitukarakterreligius, jujur, bertanggungjawab, disiplin, mandiridansuka menolong.

  DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL………….….……………………………..……………..i HALAMAN JUDUL………………………………………...……………………ii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING……...……………………………..iii LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………………....iv MOTTO………………………………………………………………………...…v PERSEMBAHAN………………………………………………………………...vi ABSTRAK…………………………………………………………………….…vii KATA PENGANTAR………….…...…………………………………………..viii DAFTAR ISI………………………………………………...………………..….ix PEDOMAN TRANSLITERASI…………………………………………….....xiii

  BAB I: PENDAHULUAN A. LatarBelakagMasalah……………………………………..….1 B. RumusanMasalah………………………………………….….6 C. TujuanPenelitian……………………………………………...6 D. ManfaatPenelitian………………………………………….…7 E. TelaahHasilPenelitianTerdahulu………………………….…7 F. MetodePenelitian…………………………………………….10

  1. Pendekatan Dan JenisPenelitian…………………………10

  2. Sumber Data……………………………………………...11

  3. TeknikPengumpulan Data…………………………….…11

  4. TeknikAnalisis Data……………………………………..12

  G. SistematikaPembahasan………………………………….….13

  BAB II:KAJIAN TEORI A. KonsepPendidikan Islam………………………………….…15

  1. PengertianPendidikan Islam……………………………..15

  2. TujuanPendidikan Islam…………………………………16

  3. SumberIlmuPendidikan Isla…………………….………17

  B. KonsepPendidikan Islam dalamKeluarga…………………..20

  1. PengertianPendidikan Islam dalamKeluarga………...…20

  2. FungsiPendidikan Islam dalamKeluarga…………….…21

  3. TujuanPendidikanIslam dalamKeluarga……………….24

  4. MetodeMengajarPendidikan Islam dalamKeluarga……26 C. KonsepPendidikan Islam dalamSekolah………………...….27

  1. PengertianPendidikan Islam di Sekolah………………...27

  2. TujuanDan FungsiPendidikan Islam di Sekolah………..29

  3. MetodeMengajarPendidikan Islam di Sekolah………....31

  D. PendidikanKarakter………………………………………….33

  1. PengertianPendidikanKarakter………………………….33

  2. PengertianPendidikanKarakterPerspektif Islam………..34

  3. Nilai-nilaiKarakter……………………………………....35

  BAB III: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM DALAM KELUARGA DAN SEKOLAH PERSPEKTIF ZAKIAH DARADJAT A. BiografiZakiahDaradjat……………………………………40 B. KonsepPendidikan Islam dalamKeluargaPerspektifZakiahDaradjat…………………………… ………………………....42

  1. PengertianPendidikan Islam dalamKeluarga………...…42

  2. Peran Orang TuaTerhadapAnak………………………...44

  3. PembentukanKepribadiananakdalamKeluarga………..46

  C. KonsepPendidikan Islam dalamSekolahPerspektifZakiahDaradjat

  1. PengertianPendidikan Islam di Sekolah…………..…….55

  2. MateriPendidikan Islam di Sekolah……………………..58

  3. TujuanPendidikan Islam di Sekolah……………………..59

  4. MetodePengajaranPendidikan Islam di Sekolah…….….62

  BAB IV: RELEVANSI KONSEP PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA DAN SEKOLAH PERSPEKTIF ZAKIAH DARADJAT DENGAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI SISWA MADRASAH IBTIDAIYAH

  A. KarakterReligius…………………………………………….72

  B. KarakterJujur...……………………………………………...73

  C. KarakterBertanggungJawab…...……………………………74

  D. KarakterDisiplin……………………………………………..75

  E. KarakterMandiri……………………………………………..76

  F. KarakterSukaMenolong…………………………………….77

  BAB V: PENUTUP A. Kesimpulan…………………………………………………..79 B. Saran..........................................................................…80 DAFTAR PUSTAKA RIWAYAT HIDUP PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan kebutuhan utama untuk kemajuan manusia. Islam memberikan perhatian khusus pada masalah pendidikan, Islam mensyariatkan pendidikan tidak hanya menghasilkan manusia-

  1 manusia yang cerdas akal tapi juga manusia yang berbudi luhur.

  Ilmu pendidikan Islam adalah ilmu pendidikan berdasarkan syariat Islam. Islam adalah nama agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Islam berisi seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia, ajaran itu dirumuskan berdasarkan dan bersumber pada Al-Qur’an dan

2 Hadis serta akal.

  Pendidikan Islam merupakan pengembangan pemikiran, penataan perilaku, pengaturan emosional, hubungan peranan manusia dengan dunia ini, serta bagaimana manusia mampu meraih tujuan hidup sekaligus mengupayakan perwujudannya. Seluruh ide tersebut telah tergambar secara utuh dalam sebuah konsep dasar yang kokoh. Islam pun telah menawarkan perasaan yang mendorongnya pada perilaku 1 2 Novan Andry, Ilmu Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), 5.

  Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Bandun: PT Remaja

  3 normatif yang mengacu pada syariat Islam.

  Pendidikan Islam diharapkan menghasilkan manusia yang berguna bagi dirinya dan masyarakat serta senang mengamalkan dan mengembangkan ajaran Islam dalam berhubungan dengan Allah dan

  4 dengan sesama.

  Pendidikan Islam menjangkau kehidupan manusia di dunia dan di akhirat secara seimbang, dan memperhatikan manusia dalam semua gerak kegiatannya, serta mengembangkan adanya daya hubungan dengan orang lain. Pendidikan Islam berlanjut sepanjang hayat, mulai dari manusia sebagai janin dalam kandungan ibunya, sampai kepada berakhirnya hidup di dunia ini. Sehubungan dengan itu, kurikulum pendidikan Islam diharapkan mampu menghasilkan manusia yang

  5 memperoleh hak di dunia dan hak di akhirat.

  Pendidikan agama akan berhasil dengan baik jika dilaksanakan secara integral, baik dari segi aspek ajarannya maupun dari segi penyelenggaraannya oleh keluarga, sekolah, dan masyarakat. Pendidikan agama yang dilaksanakan secara informal di rumah sangat berperan, terutama dalam penanaman nilai-nilai ajaran agama dan pembentukan sikap atau kepribadian. Hal ini disebabkan pendidikan

  3 Abdurahman An-Nahlawi, Pendidikan Islam Di Rumah, Sekolah, Dan Masyarakat, (Jakarta: Gema Insani, 1995), 34. 4 5 Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, ( Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008) 28-31.

  Zakiah Daradjat, Pendidikan Islam Dalam Keluarga dan Sekolah, ( Jakarta: CV

  6 agama di rumah pada dasarnya tidak mengenal batasan waktu.

  Para pakar pendidikan sepakat bahwa keluarga adalah intuisi pendidikan yang pertama dan utama. Dalam keluarga, anak mendapatkan stimulus, hambatan dan pengaruh dalam pertumbuhan dan perkembangannya, baik perkembangan psikologi, jiwanya atau pribadinya. Sebagai intuisi pendidikan pertama, anak pertama kali mengenal lingkungan sosialnya didalam keluarga, mendapatkan pengaruh secara fisik dan psikis untuk pertama kalinya dari anggota keluarga. Sementara sebagai intuisi pendidikan yang utama, keluarga memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Keluarga dapat berperan dalam meletakkan

  7 dasar pendidikan agama dan sosial.

  Keberhasilan anak menjadi manusia yang manusiawi tergantung dari seberapa banyak pengetahuan pendidikan dan ketekunan orang tua membimbing mereka. Seberapa banyak keyakinan nilai-nilai agama yang telah ditanamkan pada anak-anaknya. Oleh karena itu, setiap orang tua harus memiliki pengetahuan yang cukup. Minimal untuk dapat mendidik anak-anaknya agar menjadi manusia yang berakhlak

  8 baik, berilmu, dan memiliki ketrampilan untuk dapat bertahan hidup.

  Pengajaran pendidikan agama Islam tidak harus dilaksanakan di 6 Moh.Haitami Salim,

  Pendidikan Agama Dalam Keluarga, ( Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), 136. 7 8 Ibid, 294.

  tempat yang khusus, sehingga tempat pengajaran tidak lepas dari kehidupan sehari-hari. Tempat peribadatan pun dapat berfungsi sebagai tempat belajar. Tempat peribadatan merupakan cikal bakal sekolah sebagaimana tersebar sekarang dan rasul-rasul Allah adalah

  9 pendidik pertama umat manusia.

  Sekolah telah menjadi lembaga pendidikan dan media berbenah diri dan membentuk nalar berpikir kuat. Di sekolah, anak belajar menata dan membentuk karakter. Sekolah merupakan wahana yang mencerdaskan dan memberikan perubahan kehidupan anak-anak didik.

  Dengan kata lain, sekolah mampu memberikan warna baru bagi kehidupan anak ke depannya, sebab di sekolah mereka dibimbing untuk belajar berbicara baik, berpikir dengan baik, dan bertindak baik. Dengan demikian, peran sekolah sangat besar dalam pendidikan

  10 agama Islam.

  Pendidikan karakter bertujuan membangun kepribadian, watak, dan budi pekerti yang luhur sebagai modal dasar dalam kehidupan di tengah-tengah masyarakat, baik sebagai umat beragama, maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Jika kita melihat muatan pendidikan karakter yang demikian, pada dasarnya pendidikan karakter itu adalah pendidikan akhlak terpuji, yaitu pendidikan yang mengajarkan, membina, membimbing dan melatih agar peserta 9 Abdurrahman An Nahlawi, 10 Pendidikan Islam Di Rumah, 147.

  didiknya memiliki karakter, sikap mental positif, dan berakhlak terpuji. Jika demikian, sesungguhnya pendidikan karakter merupakan bagian dari proses pendidikan agama yang menekankan pada pembinaan mental spiritual dan perilaku. Pembinaan akhlak terpuji dalam

  11 pendidikan agama, sebetulnya itulah pendidikan karakter.

  Dalam pandangan Islam, akhlak disamakan dengan karakter, dan akhlak dalam pandangan Islam ialah kepribadian. Para Nabi diutus Allah untuk menyempurnakan akhlak manusia, agar manusia itu dapat melaksanakan tugasnya di dunia. Karena akhlak adalah kepribadian, maka paradigma pendidikannya sangat berbeda bila dibandingkan dengan pendidikan bidang-bidang pengetahuan dan ketrampilan.

  12 Pendekatannya adalah pendekatan untuk pendidikan kepribadian.

  Zakiah Daradjat adalah seorang tokoh yang sering disebut-sebut dikalangan atas maupun dikalangan mahasiswa sebagai tokoh pendidik yang sangat ternama. Pemikiran-pemikiran beliau dalam pendidikan sangatlah penting dijadikan suatu refrensi bagi calon-calon pendidik. Dalam karya-karyanya beliau banyak menulis tentang

  13 persoalan-persoalanterkait dengan pendidikan agama.

  Salah satu karyanya adalah buku yang berjudul “Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah”. Buku tersebut membahas konsep 11 12 Moh.Haitami Salim, Pendidikan Agama, 34.

  Abdul Majid, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), iv-v. 13 Abdul Khobir , Filsafat Pendidikan Islam, (Pekalongan: STAIN Pekalongan Press, pendidikan Islam, yang tidak hanya mencakup dari satu segi saja, melainkan mencakup kehidupan manusisa seutuhnya. Pendidikan Islam tidak hanya memperhatikan segi akidah, tidak hanya memperhatikan segi ibadah, dan tidak hanya memperhatikan segi akhlak saja, melainkan jauh lebih luas dari pada itu. Dengan kata lain pendidikan Islam memiliki perhatian yang lebih luas dari tiga hal

  14 tersebut.

  Pendidikan agama Islam dalam keluarga dan sekolah adalah mendidik anak menjadi manusia yang patuh akan perintah Allah, yang memiliki kepribadian baik, yang berjiwa sosial, peduli sesama, dan memiliki moral dan kebiasan yang baik di masyarakat ataupun untuk diri sendiri. Sedangkan pendidikan karakter itu sama dengan akhlak dalam pandangan Islma, akhlak dalam pandangan Islam ialah kepribadian. Dengan melihat latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Konsep Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga dan Sekolah Perspektif Zakiah Daradjat dan Relevansinya Dengan Pendidikan Karakter Bagi Siswa Madrasah Ibtidaiyah”.

  B. Rumusan Masalah Dengan melihat dan memperhatikan latar belakang masalah diatas 14 maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini ialah sebagai berikut:

  1. Bagaimana konsep pendidikan Islam dalam keluarga perspektif Zakiah Daradjat?

  2. Bagaimana konsep pendidikan Islam dalam sekolah perspektif Zakiah Daradjat?

  3. Bagaimana relevansi konsep pendidikan Islam dalam keluarga dan sekolah perspektif Zakiah Daradjat terhadap pendidikan karakter bagi siswa Madrasah Ibtidaiyah?

  C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah yang ada di atas, tujuan dari penelitian ini adalah:

  1. Untuk mengetahui konsep pendidikan Islam dalam keluarga perspektif Zakiah Daradjat

  2. Untuk mengetahui konsep pendidikan Islam dalam sekolah persepktif Zakiah Daradjat

  3. Untuk mengetahui relevansi konsep Pendidikan Islam dalam keluarga dan sekolah perspektif Zakiah Daradjat terhadap pendidikan karakter bagi siswa Madrasah Ibtidaiyah

  D. Manfaat Penelitian

  Adapun beberapa manfaat dari penelitian ini, yaitu meliputi sebagai berikut:

  1. Bagi Pendidik Diharapkan bisa menambah khasanah keilmuan terutama dalam konsep pendidikan Islam dalam keluarga dan sekolah persepektif Zakiah Daradjat.

  2. Bagi Penulis Diharapkan sebagai wahana penambah wawasan kependidikan terutama dalam bidang konsep pendidikan Islam dalam keluarga dan sekolah persepektif Zakiah Daradjat.

  E. Telaah Hasil Penelitian Terdahulu Di samping memanfaatkan teori yang relevan untuk menjelaskan fenomena pada situasi, peneliti juga melakukan telaah hasil penelitian terdahulu yang ada relevansinya dengan fokus penelitian, dan berikut adalah beberapa judul skripsi yang memiliki judul relevan dari topik yang akan peneliti ambil:

  Pertama, skripsi Nur Ainiyah Universitas Negeri Semarang Jawa Tengah 2013, dalam skripsi yang berjudul “Pembentukan Karakter Melalui Pendidikan Agama Islam”. Skripsi ini membahas tentang peran pendidikan agama Islam di sekolah dalam pembentukan karakter peserta didik. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu pilar pendidikan karakter paling utama. Pendidikan karakter akan tumbuh dengan baik jika dimulai dari tertanamnya jiwa keberagaman pada anak, oleh karena itu materi PAI di sekolah menjadi salah satu penunjang penididikan karakter. Melalui pembelajaran PAI siswa diajarkan aqidah sebagai dasar keagamaan nya, diajarkan Al-Qur’an dan Hadist sebagai pedoman hidupnya, diajarkan fiqih sebagai rambu- rambu hukum dalam beribadah, mengajarkan sejarah Islam sebagai sebuah keteladanan hidup, dan mengajarkan akhlak sebagai pedoman perilaku manusia apakah kategori baik ataupun buruk. Oleh sebab itu, tujuan utama dari pembelajaran PAI adalah pembentukan kepribadian

  15 pada peserta didik.

  Kedua, skripsi Ririn Setyawati STAIN Ponorogo 2012, dalam skripsi yang berjudul “Konsep Tujuan Dalam Pendidikan Islam Perspektif KH.Hasyim Asy’ari dan KH.Ahmad Dahlan”. Adapun hasil penelitian dari skripsi ini adalah bahwa tujuan pendidikan Islam menurut KH. Hasyim Asy’ari adalah upaya memuliakan Tuhan dengan sibuk memuliakan dengan segala potensi yang ada di Madrasah Ibtidaiyah yang di milikinya. Sedangkan tujuan pendidikan Islam menurut KH. Ahmad Dahlan adalah usaha membentuk manusia muslim yang berbudi pekerti luhur, alim dalam agama, luas pandangan dan paham masalah ilmu keduniaan, serta bersedia berjuang untuk kemajuan masyarakat. Persamaan konsep tujuan pendidikan Islam dalam perspektif kedua tokoh tersebut adalah sama-sama bercorak pembaharuan sosial 15 Nur Ainiyah,

  Pembentukan Karakter Melalui Pendidikan Agama Islam, skripsi, sedangkan perbedaanya KH. Hasyim Asy’ari berpusat pada pembaharuan sosial masyarakat pedesaan sedangkan KH. Ahmad

  16 Dahlan berpusat pada pembaharuan sosial masyarakat perkotaan.

  Ketiga, Zulfatul Laili Al-Insaniyah STAIN Ponorogo 2014 dengan judul “Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Dalam Al-Qur’an surah ‘Abasa dan Aplikasinya Dalam Pendidikan Kurikulum Pendidikan Islam”. Dalam kajian ini menggunakan Metode konten analisis atau analisis isi library research. dengan jenis penelitian Adapun hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dalam isi kandungan surat ‘Abasahterbagi dalam lima bagian yaiti; (1) Teguran terhadap Rasulullah SAW, (2) Al-Qur’an merupakan ajaran pemberian dan peringatan dari Allah SWT, (3) Peringatan Allah mengenai hakikat penciptaan manusia. Nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam surat ‘ Abasa ada empat aspek, yaitu; (1) religius, (2) kedisiplinan,

  17 (3) Kerja keras, dan (4) Bertanggung jawab.

  Ketiga telaah penelitian di atas berbeda dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Dalam penelitian ini peneliti akan membahas tentang bagaimana konsep pendidikan agama Islam dalam keluarga dan sekolah perspektif Zakiah Daradjat dan relevansinya dengan pendidikan karakter bagi siswa Madrasah Ibtidaiyah.

16 Ririn Setyawati, Konsep Tujuan Dalam Pendidikan Islam Perspektif KH.Hasyim Asy’ari dan KH.Ahmad Dahlan , Skripsi, STAIN Ponorogo 2012.

  17 Zulfatul Laili Al-Insaniyah , Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Dalam Al-Qur’an

Surah ‘Ab-Batsah Dan Aplikasinya Dalam Pendidikan Kurikulum Pendidikan Islam, Skripsi, F. Metode Penelitian

  1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Adapun jenis penelitian ini termasuk penelitian kajian pustaka

  ( library research). Yang di maksud dengan kajian pustaka (library research) adalah telaah yang dilaksanakan untuk memecahkan suatu masalah yang pada dasarnya bertumpu pada penelahan kritis dan mendalam terhadap bahan-bahan pustaka yang relevan. Telaah pustaka semacam ini biasanya dilakukan dengan cara mengumpulkan data atau informasi dari berbagai sumber pustaka yang kemudian disajikan dengan cara baru untuk keperluan baru. Dalam hal ini bahan-bahan pustaka itu diperlukan sebagai sumber ide untuk menggali pemikiran atau gagasan baru, sebagai bahan dasar untuk melakukan deduksi dari pengetahuan yang telah ada, sehingga kerangka teori baru dapat dikembangkan atau sebagai

  18 dasar pemecahan masalah.

  2. Sumber Data library research peneliti mengumpulkan data Dalam penelitian primer dan skunder sebagai rujukan dalam penelitian a. Sumber Data Primer

  Sumber data primer adalah bahan atau rujukan utama dalam 18 mengadakan suatu penelitian. Adapun sumber data primer yang

  Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi ( Ponorogo: Tarbiyah Dan Ilmu penulis gunakan dalam penelitian ini adalah buku yang ditulis oleh Zakiah Daradjat yang berjudul:

  1) Konsep Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah 2) Pendidikan Agama Islam 3) Pendidikan Islam dalam Pembinaan Mental 4) Ilmu Jiwa Agama 5) Metodik Khusus Pengajaran Pendidikan Islam

  b. Sumber Data Sekunder Sedangkan sumber data sekunder yaitu berupa buku penunjang, artikel, majalah, koran atau sejenisnya yang membahas tentang pendidikan Islam dalam keluarga dan sekolah dan pendidikan karakter bagi siswa Madrasah Ibtidaiyah.

  3. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah proses diperolehnya data dari sumber data. Sumber data adalah subjek dari penelitian yang dimaksud untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan.

  Karena penelitian ini adalah jenis penelitian kajian pustaka ( library research), maka dalam pengumpulan data menggunakan teknik survey book, yang langkah-langkahnya sebagai berikut:

  a. inventarisasi buku-buku yang berkaitan langsung dengan materi penelitian, b. pembacaan tema-tema dan pembahasan yang terdapat dalam buku yang terpilih, yang berkaitan langsung dengan materi penelitian c. penguraian hasil bacaan ke dalam bentuk pembahasan yang di susun dengan cara perbab sesuai dengan penelitian, sehungga analisis materi dapat di simpulkan dengan

  19 mudah.

  4. Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini, setelah dilakukan pengumpulan data maka selanjutnya dilakukan analisis data untuk mendapatkan kesimpulan.

  Teknik analisis data yang di lakukan peneliti adalah teknik analisis isi.

  Analisis isi adalah teknik dimana data deskriptif hanya dianalisis menurut isinya. Analisis isi sangat berguna dalam menambah pengetahuan penting mengenai suatu bidang studi atau menghasilkan informasi yang berguna untuk mengevaluasi dan memperbaiki praktik-praktik sosial atau pendidikan. Dalam analisis isi, sumber-sumber datanya meliputi catatan, buku, catatan harian,

  20

  majalah, koran, film, dan lain sebagainya. Ada tiga langkah strategis penelitian analisis isi, yaitu sebagai berikut: 19

  a. Menentukan permasalahan

  Beni Ahmad Saebani, Manajemen Penelitian, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2013), 412. 20 Jhon W. Best, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional,

  Permasalahan merupakan titik tolak dari keseluruhan penelitian, dalam menentukan permasalahan hendaknya peneliti mengungkap terlebih dahulu konteks atau latar belakang mengapa permasalahan itu muncul.

  b. Menyusun kerangka Sebelum mengumpulkan data, peneliti diharapkan telah mampu

  21 merumuskan gejala atau permasalahan yang akan diteliti.

  c. Pencarian data Dalam tahap ini peneliti mencari data pokok atau data primer, yaitu berupa teks, buku, dokumen dan lainnya.

  d. Pencarian pengetahuan kontekstual Tahap ini dilakukan agar penelitian yang dilakukan tidak berada di ruang hampa, tetapi terlihat kait-mengait dengan

  22 faktor-faktor lain.

  G. Sistematika Pembahasan Dalam penelitian ini dibagi menjadi 5 bab. Isi selengkapnya sebagai berikut:

  Bab I berisi pendahuluan yang merupakan garis besar, arah tujuan, dan alasan penelitian yang mendorong penulis melakukan penelitian. Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan 21 Burhan Bugin

  , Metodologi Penelitian Kualitatif: Aktualisasi Metodologis Ke Arah Ragam Varian Kontemporer, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), 193-194. 22 Afifudin, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2009), manfaat penelitian, telaah hasil penelitian terdahulu, dan metodologi penelitian yang terdiri dari pendekatan penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data, dan sistematika pembahasan.

  Bab II kajian teori, mendeskripsikan tentang pengertian dari pendidikan Islam dalam keluarga dan sekolah, pengertian pendidikan karakter serta menyebutkan nili-nilai karakter yang sesuai dengan pendidikan agama Islam dalam keluarga dan sekolah.

  Bab III membahas tentang konsep pendidikan agama Islam dalam keluarga dan sekolah perspektif Zakiah Daradjat. Bab IV membahas relevansi pendidikan agama Islam dalam Keluarga dan Sekolah Perspektif Zakiah Daradjat dengan pendidikan karakter bagi siswa Madrasah Ibtidaiyah. Bab V berisi penutup yang meliputi kesimpulan dan saran.

  BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Pendidikan Islam

  1. Pengertian Pendidikan Islam Agama dalam kehidupan sosial mempunyai fungsi sebagai sosialisasi individu, yang berarti bahwa agama bagi seorang anak akan mengantarkannya menjadi dewasa. Sebab untuk menjadi dewasa seseorang memerlukan semacam tuntunan umum untuk mengarahkan aktivitasnya dalam masyarakat dan juga merupakan tujuan pengembangan kepribadian,dan dalam ajaran Islam inilah anak tersebut dibimbing pertumbuhan jasmani dan rohaninya, dengan cara mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh dan

  23 mengawasinya sesuai ajaran Islam.

  Pendidikan Islam merupakan pengembangan pikiran, penataan, 23 perilaku, pengaturan emosional, hubungan peranan manusia

  Akmal Hawi , Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam, ( Jakarta: PT Raja dengan dunia ini, serta bagaimana manusia mampu memanfaatkan dunia sehingga mampu meraih tujuan kehidupan sekaligus mengupayakan perwujudannya.Seluruh ide tersebut telah tergambar secara utuh dalam sebuah konsep akidah yang wajib diimani agar dalam diri manusia tertanam perasaan yang mendorongnya pada perilaku normatif yang mengacu kepada syariat Islam.Perilaku yang dimaksud adalah penghambaan manusia berdasarkan pemahaman atas tujuan penciptaan manusia

  24 itu sendiri, baik dilakukan secara individual maupun kolektif.

  Pendidikan agama Islam merupakan bimbingan secara sadar dan terus menerus dari seseorang kepada orang lain sesuai dengan kemampuan dasar dan kemampuan ajarannya baik secara individual maupun secara kelompok, sehingga manusia mampu memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran Islam secara

  25 menyeluruh yang meliputi akhidah, syariah, dan akhlak.

  2. Tujuan Pendidikan Islam Tujuan pendidikan agama Islam bukanlah semata-mata untuk 24 memenuhi kebutuhan intelektual saja, melainkan segi penghayatan,

  Abdurrahman An-Nahlawi , Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga Dan Sekolah, (Jakarta: Gema Insani Press, 1995), 34. 25 Bashori Muchsi, Pendidikan Islam Humanistik, ( Bandung: PT. Refika Aditama, 2010), 9.

  pengamalan serta pengaplikasiannya dalam kehidupan dan sekaligus menjadi pegangan hidup.Secara umum pendidikan agama Islam bertujuan untuk membentuk pribadi manusia menjadi pribadi yang mencerminkan ajaran-ajaran Islam dalam bertakwa

  26 kepada Allah.

  Pada hakikatnya tujuan pendidikan Islam terdapat tiga bagian, yaitu sebagai berikut: insan al-lkamil yang memiliki akhlak qurani.

  a. Terbentuknya

  b. Terciptanya insan yang kaffah dalam dimensi agama, budaya, dan ilmu.

  27 c. Penyadaran fungsi manusia sebagai hamba Allah.

  Berdasarkan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasiaonal, pendidikan agama dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur dan berakhlak mulia. Sejalan dengan maksud tersebut, penyelenggaraan pendidikan agama diarahkan kepada terbentuknya tiga wujud kondisi batiniah keagamaan yang terkandung dalam pengertian keimanan, ketakwaan dan budi pekerti luhur atau akhlak mulia. Kondisi batiniah dan mentalitas keagamaan tersebut merupakan 26 pembentukan watak dan kepribadian anak. Dengan demikian, 27 Akmal Hawi , Kompetensi Guru, 20.

  Heri Gunawan, Pendidikan Islam, ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014), 15- pendidikan agama memegang peran yang sangat berarti dalam pencapaian tujuan pendidikan nasional.

  28

  3. Sumber Ilmu Pendidikan Islam

  a. Al-Qur’an sebagai Sumber Utama Sumber utama ilmu pendidikan Islam adalah Al-Qur’an. Al- Qur’an sebagai sumber dan dasar nilai serta norma dalam Islam.

  Al-Qur’an merupakn petunjuk bagi semua aspek kehidupan, tidak terkecuali sebagai sumber ilmu pendidikan Islam. Pada dasarnya keseluruhan isi Al-Qur,an mengandung pesan-pesan berikut:

  1) masalah tauhid, termasuk di dalamnya segala kepercayaan terhadap hal yang gaib, 2) masalah ibadah, yaitu kegiatan dan perbuatan yang mewujudkan dan menghidupkan di dalam hati dan jiwa, 3) masalah janji dan ancaman, yaitu janji dengan balasan baik bagi mereka yang berbuat baik dan ancaman atau siksa bagi mereka yang berbuat jahat. Janji akan memperoleh kebahagiaan dunia akhirat, dan ancaman akan mendapat kesengsaraan di dunia dan akhirat, janji dan ancaman itu berupa surga dan neraka,

  4) jalan menuju kebahagiaan dunia akhirat, berupa 28 Nurhayati Djamas,

  Dinamika Pendidikan Islam Di Indonesia Pasca ketentuan dan aturan-aturan yang hendaknya dipenuhi untuk mencapai keridaan Allah, riwayat dan cerita, yaitu sejarah orang-orang terdahulu, baik sejarah bangsa- bangsa, tokoh-tokoh maupun Nabi dan Rasul Allah.

  Al-Qur.an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, untuk disampaikan kepada umat manusia, sudah tentu memiliki sekian banyak fungsi, baik bagi Nabi Muhammad SAW itu sendiri maupun bagi kehidupan manusia secara keseluruhan.

  Diantara fungsi Al-Qur’an adalah sebagai berikut: 1) bukti keseluruhan Muhammad dan kebenaran ajarannya, 2) petunjuk akhidah dan kepercayaan yang harus dianut oleh manusia, yang tersimpul dalam keimanan akan keesaan Allah dan kepercayaan akan kepastian adanya hari pembalasan,

  3) petunjuk mengenai akhlak yang murni dengan jalan menerangkan norma-norma keagamaan dan susila yang harus diikuti oleh manusia dalam kehidupannya secara individual dan kolektif,

  4) petunjuk syariat dan hukum dengan jalan menerangkan dasar-dasar hukum yang harus diikuti oleh manusia dalam hubungannya dengan Tuhan dan sesama

  29 29 manusia.

  Beni Ahmad Saebani, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: CV Pustaka Setia, b. As-Sunnah sebagai Sumber Kedua Sebagai sumber kedua dari ilmu pendidikan Islam, As-

  2) sebagai sumber berita yang keyakinannya ditunjang oleh riwayat yang dapat dipertanggung jawabkan, 3) sebagai eksistensi perilaku Nabi Muhammad SAW, yang bukan hanya bersejarah, tetapi menetapkan pola perilaku bagi umat Islam. Dikatakan bahwa As-Sunnah sebagai wahyu kedua setelah Al

  Sunnah mengajarkan unsur penting dalam dunia pendidikanIslam, yaitu: 1) As-Sunnah sebagai sistem komunikasi objektif yang mengalahkan sistem sejarah mana pun dalam komunikasi massa,

  • Qur’an adalah karena beberapa alasan berikut:

  1) Allah SWT menetapkan Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi dan Rasul terakhir,

  2) Allah SWT menetapkan bahwa Rasulullah SAW membawa risalah-risalah-Nya, 3) Allah SWT menetapkan bahwa Rasulullah SAW terbebas dari kesalahan ketika berkaitan dengan keseluruhannya, sehingga apa yang disampaikan oleh Rasulullah SAW bukan berasal dari hawa nafsunya, melainkan sebagai

  30 wahyu yang dikaruniakan oleh Allah SWT.

  B. Konsep Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga

  1. Pengertian Keluarga Keluarga dapat dipahami dari dimensi hubungan darah dan hubungan sosial.Jika dipahami dari hubungan darah, maka keluarga merupakan suatu kesatuan yang diikat oleh hubungan darah antara satu dengan lainnya.Berdasarkan dimensi ini, keluarga bisa dibedakan menjadi keluarga kecil dan keluarga besar.Sementara dari dimensi hubungan sosial, keluarga merupakan satu kesatuan yang diikat oleh adanya saling berhubungan atau interaksi dan saling mempengaruhi antara satu dengan yang lainnya, walaupun di antara mereka tidak terdapat

  31 hubungan darah.

  Sebagai intuisi pendidikan pertama, anak pertama kali mengenal lingkungan sosialnya didalam keluarga, mendapatkan pengaruh secara fisik dan psikis untuk pertama kalinya dari anggota keluarga.Pendidikan di lingkungan keluarga dapat menjamin kehidupan emosional anak untuk tumbuh dan berkembang secara 30 tepat.Keluarga dapat berperan dalam meletakkan dasar pendidikan 31 Ibid, 80-90.

  Moh Haitami Salim, Pendidikan Agama Dalam Keluarga, ( Jogjakarta: AR-Ruzz,

  32 agama dan sosial.

  2. Fungsi Pendidikan Islam dalam Keluarga Orang tua dan keluarga adalah tumpuan harapan anak dalam kehidupannya.Orang tua memiliki tanggung jawab besar dalam pertumbuhan dan perkembangan pribadi anak. Kemampuan, ketekunan dan ketelatenan orang tua dalam membina pribadi anak- anak mereka dengan ajaran Islam, akan mewarnai pola tingkah laku yang ditunjukkan anak-anak itu dalam kehidupannya, masyarakat

  33 maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

  Orang tua khususnya ayah sebagai pemimpin dalam keluarga hendaknya menjalankan fungsinya dengan baik. Berikut beberapa fungsi keluarga:

  a. Fungsi Agama Fungsi agama dilaksanakan melalui penanaman nilai-nilai keyakinan iman dan takwa.Penanaman keimanan dan takwa 32 mengajarkan kepada anggota keluarga untuk selalu 33 Ibid, 136.

  menjalankan perintah Tuhan Yang Maha Esa dan menjahui larangan-Nya.

  b. Fungsi Biologis Fungsi ini adalah pemenuhan kebutuhan agar keberlangsungan hidupnya tetap terjaga termasuk secara fisik.Maksudnya pemenuhan kebutuhan yang berhubungan dengan jasmani manusia.Kebutuhan dasar manusia untuk terpenuhinya kecukupan makanan, pakaian, tempat tinggal dan kebutuhan biologis lainnya.

  c. Fungsi Ekonomi Fungsi ini berhubungan dengan bagaimana pengaturan penghasilan yang diperoleh untuk memenuhi kebutuhan dalam rumah tangga.

  d. Fungsi Kasih Sayang Fungsi ini menyatakan bagaimana setiap anggota keluarga harus menyayangi satu sama lain. Suami hendaknya mencurahkan kasih sayang kepada istrinya begitu pula sebaliknya.Dan jika telah memiliki anak maka orang tua hendaknya menunjukkan dan mencurahkan kasih sayang kepada anaknya secara tepat. e. Fungsi Perlindungan Setiap anggota keluarga berhak mendapat perlindungan dari anggota lainnya. Sebagai seorang kepala keluarga, seorang ayah hendaknya melindungi istri dan anak-anaknya dari ancaman yang akan merugikan dunia maupun akhirat.

  f. Funsi Pendidikan Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk meningkatkan martabat manusia.Sebagai seorang pemimpin dalam keluarga, seorang kepala keluarga hendaknya member bimbingan dan pendidikan bagi setiap anggota keluarganya, baik itu kepada istrinya maupun kepada

  34 anaknya.

  Agar keluarga mampu menjalankan fungsinya dalam mendidik anak secara Islami maka sebelum dibangun keluarga perlu dipersiapkan syarat-syarat pendukungnya. Al-Qur’an memberikan syarat yang bersifat psikilogis, seperti saling mencintai, kedewasaan yang ditandai oleh batas usia tertentu dan kecukupan bekal ilmu dan pengalaman untuk memikul baligh. Selain 34 tanggung jawab yang didalam Al-Qur’an di sebut

  Helmawati, Pendidikan Keluarga,( Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014), 44- itu, kesamaan agama juga menjadi syarat terpenting.Kemudian.Selain itu, fungsi keluarga dalam kajian lingkungan pendidikan Islam ada dua, yaitu sebagai intuisi

  35 sosial dan sebagai intuisi keagamaan.

  3. Tujuan Pendidikan Islam dalam Keluarga Proses pendidikan dalam keluarga secara primer tidak dilaksanakan secara pedagogis, melainkan hanya berupa pergaulan dan hubungan yang disengaja atau tidak disengaja dan langsung maupun tidak langsung antara orang tua dengan anak. Pengaruh itu berdasarkan ikatan darah yang bersifat rohaniah, bahkan pengaruh yang tidak disengaja tersebut lebih penting dan berperan dibandingkan dengan pendidikan yang disengaja atau pendidikan

  36 yang diselenggarakan menurut rencana tertentu.

  Keluarga sebagai lingkungan pendidikan yang pertama sangat berperan dalam membentuk pola kepribadian anak. Di dalam keluarga anak pertama kali berkenalan dengan nilai dan norma. Pendidikan keluarga memberikan pengetahuan dan ketrampilan dasar, agama dan kepercayaan, nilai-nilai moral, norma sosial dan 35 pandangan hidup yang diperlukan anak. Berikut ada beberapa

  Haitami Salim, Studi Ilmu Pendidikan Islam, (yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), 265-267. 36 A.Fatah Yasin, Dimensi-Dimensi Pendidikan Islam, ( Malang: UIN-Malang Press, tujuan dari pendidikan keluarga:

  a. Memelihara keluarga dari api neraka, Allah berfirman dalam Hai orang-orang yang beriman

  QS. At-Tahrim (66): 6 “ peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka”.Peliharalah dirimu disini tentulah ditujukan kepada orang tua khususnya ayah sebagai pemimpin dalam keluarga dan ibu serta anak-anak sebagai anggota keluarga.

  b. Beribadah kepada Allah.

  c. Membentuk Akhlak Mulia.

  d. Membentuk anak agar kuat secara individu, sosial, dan professional.

  Keberhasilan anak menjadi manusia yang manusiawi tergantung dari seberapa banyak pengetahuan pendidikan dan ketekutang orang tua membimbing mereka.Seberapa banyak keyakinan nilai- nilai agama yang telah ditanamkan pada anak-anaknya.Oleh karena itu, setiap orang tua harus memiliki pengetahuan yang cukup.Minimal untuk dapat mendidik anak-anaknya agar menjadi manusia yang berakhlak baik, berilmu, dan memiliki ketrampilan untuk dapat bertahan hidup.

  Jika orang tua memiliki pengetahuan yang memadai untuk mendidik anak-anaknya tentu akan terbentuk anak yang beriman, bertakwa, berakhlak baik, mandiri dan bertanggung jawab. Namun jika sebaliknya, maka orang tua sebagai pendidik akan gagal dalam membentuk anak menjadi manusia yang berhasil. Anak akan tumbuh menjadi manusia yang tidak berakhlak, mengandalkan segala kebutuhan hidupnya pada orang tua, serta kurang bertanggung jawab baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap lingkungannya. Jelas bahwa tujuan hakiki pendidikan dalam keluarga adalah agar setiap anggota mampu meraih kebahagiaan

  37 hidup di dunia dan di akhirat.

  4. Metode Mengajar Pendidikan Islam dalam Keluarga Metode pendidikan Islam harus diterapkan sejak awal dalam keluarga, dan pendidikan Islam yang paling intensif dan efisien adalah pendidikan Islam yang menggunakan metode interaksional dalam keluarga, sebagaimana pembelajaran yang dilakukan oleh orang tua terhadap anaknya. Metode pendidikan Islam yang dapat diterapkan dalam pendidikan agama Islam dalam keluarga adalah sebagai berikut: 37

  a. Metode Al-Mau’idhah, yakni metode pendidikan Islam yang menerapkan nasihat-nasihat secara lisan maupun tulisan,

  38

  melalui berbagai perumpamaan, cerita dan sindiran,

  b. Metode pembiasaan, faktor ini perlu diterapkan pada anak sejak usia dini. Contohnya membiasakan anak mengucapkan salam ketika masuk rumah, membaca bismillah setiap memulai suatu pekerjaan dan mengucap alhamdulilah setelah menyelesaikan pekerjaan. Metode ini sebaiknya dilaksanakan secara kontinu dan metode ini dilakukan untuk menghilangkan kebiasaan-kebiasaan buruk.

  c. Metode disiplin, sejak usia dini anak harus dikenalkan dengan nilai-nilai yang mengatur kehidupan manusia, yang berguna bagi dirinya masing-masing agar berlangsung tertib, efisien, dan efektif. Dengan kata lain setiap anak harus hidup secara disiplin, dalam arti mau dan mampu mematuhi atau mentaati ketentuan yang berlaku di lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa, dan Negara. Contoh sikap disiplin yang harus diterapkan pada anak salah satunya adalah membantu orang tua, sholat tepat

  39 waktu dan lain sebagainya.

  C. Konsep Pendidikan Agama Islam dalam Sekolah 38 Beni Ahmad Saebani, 39 IlmuPendidikan, 261.

  1. Pengertian dan Konsep Pendidikan Islam di Sekolah Dalam perkembangannya, sekolah-sekolah baru dapat didirikan seperti sekarang setelah melampaui periode yang cukup panjang.Pengetahuan awal seorang anak bermula dari orang tua dan masyarakat yang secara tidak langsung memberikan berbagai pengetahuan dasar, walaupun tidak sistematis. Pengetahuan itu diperoleh anak melalui berbagai cara, diantaranya melalui peniruan, pengulangan, atau pembiasaan. Namun, peran agama tetap utama dan istimewa karena bagaimana pun segala penyerapan pengetahuan pada diri anak harus tetap berpedoman pada konsep pendidikan yang bertujuan menghambakan diri kepada Allah dan memiliki materi atau perilaku yang membawa manusia pada penyerahan diri terhadap syariat Allah yang di turunkan kepada Rasul-Nya serta dipelihara dan diamalkan oleh generasi sesudahnya.