BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Indah Mahlita Maelani Bab I

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perdagangan merupakan proses tukar menukar yang didasarkan atas

  kehendak sukarela dari masing-masing pihak dan orang yang pekerjaannya memperjual belikan barang atas prakarsa dan resiko dinamakan pedagang. Dalam perdagangan, masing-masing pihak harus mempunyai kebebasan untuk menentukan untung-rugi pertukaran tersebut, dari sudut kepentingan masing-masing, dan kemudian menentukan apakah ia mau melakukan pertukaran atau tidak. Di sini didasarkan atas kehendak sukarela, karena perdagangan hanya akan terjadi apabila paling tidak ada satu pihak yang memperoleh keuntungan atau manfaat dan tidak ada pihak lain yang merasa dirugikan. Jadi motif atau dorongan adanya pertukaran atau perdagangan itu karena salah satu atau kedua belah pihak melihat adanya manfaat atau keuntungan tambahan yang bisa diperoleh dari pertukaran tersebut (Boediono, 2012 : 10).

  Kegiatan usaha tersebut teryata juga dilakukan oleh masyarakat Desa Wanatirta yang terletak di Kecamatan Paguyangan, Kabupaten Brebes, tepatnya di Desa Wanatirta. Kegiatan usaha yang dilakukan masyarakat Desa Wanatirta dalam hal ini, mereka berdagang kayu ke berbagai kota-kota besar yang ada di Jawa Tengah seperti di kota Tegal, Cilacap, Wonosobo dan sebagainya sesuai permintaan para pelanggan.

  Pengusaha kayu sudah lama dilakukan oleh Kamali selaku pemilik

  1 penggergajian kayu di Desa Wanatirta, bahkan sudah berpuluh-puluh tahun melakukan usaha kayu tersebut dan bisa dikatakan bahwa kegiatan berdagang kayu yang dilakukan oleh Kamali terus berkembang dan sampai tahun 2014 pekerjaan menjadi usaha kayu masih sangat diminati.

  Adanya perubahan profesi pada masyarakat Desa Wanatirta, cukup membuktikan bahwa masyarakat pedesaan mampu berpikir kreatif, karena aktivitas perdagangan merupakan sumber yang penting dari kekuatan persaingan di dalam lingkungan yang cepat sekali berubah. Perilaku kreatif masyarakat Desa Wanatirta tersebut, ternyata berawal dari perasaan jenuh ketika mereka harus menunggu panen tiba dengan menganggur serta adanya pemikiran bahwa apabila masyarakat hanya mengandalkan alam yang mendukung dalam bidang pertanian saja, itu tidak akan pernah ada perubahan dalam kehidupannya, karena usaha dalam bidang pertanian tersebut ternyata sangat kurang sekali untuk memenuhi kebutuhan pokoknya.

  Banyak perubahan yang terjadi setelah mereka beralih profesi dari dahulu yang bekerja sebagai petani dan kemudian berpindah menjadi pedagang kayu.

  Menurut penduduk Desa Wanatirta profesi sebagai pedagang kayu itu memang sangat menguntungkan, pendapatannya diatas rata-rata bila dibandingkan dengan pegawai negeri atau para petani biasa. Hal tersebutlah yang menjadikan penduduk atau masyarakat Desa Wanatirta banyak yang beralih profesi, dan jumlah dari para pedagang kayu dari setiap tahunnya juga selalu bertambah. Dengan kegiatan berdagang kayu tersebut dan dengan keuntungan yang mereka peroleh sangat besar, ternyata menjadikan penduduk atau masyarakat Desa Wanatirta sedikit banyak merubah dalam kehidupan sosial-ekonominya mereka.

  Dalam hal ini di Desa Wanatirta perubahan yang terjadi yaitu dari dahulunya mereka hidup dengan ala kadarnya atau sederhana sekarang berubah menjadi pola yang konsumtif dan dari ekonomi yang lemah menjadi ekonomi yang tinggi atau mapan.

  Pembangunan penggergajian kayu UD.Sami Jaya merupakan salah satu alternatif kesempatan kerja yang mampu menampung tenaga kerja tanpa persyaratan tertentu seperti tingkat pendidikan dan keterampilan kerja. Penggergajian ini sengaja dibangun oleh penanaman modal yang dengan ini menjadi landasan pacu bagi masyarakatDesa Wanatirta, khususnya guna mengubah ketertinggalan dari masyarakat lain. Keadaan ini dalam jangka pendek akan dapat membantu mengurangi angka pengangguran (Wawancara, Kamali 20 Oktober 2014).

  Secara umum, kegiatan sektor industri memberikan pendapatan yang rendah. Namun, bagi golongan masyarakat kelas bawah, sebenarnya penghasilan mereka cukup tinggi meskipun didapatkan dengan penuh kerja keras.Hal inimerupakan daya tarik tersendiri bagi orang-orang yang mencari pekerjaan ini.

  Adanya sifat alamiah dan sifat manusia menyebabkan timbulnya perpindahan penduduk dari daerah yang kurang menguntungkan, seperti daerah pedesaan ke daerah yang lebih menjanjikan, seperti daerah perkotaan atau pusat pertumbuhan baru sebagai tempat bermukim, bekerja, berusaha dan bermasyarakat.

  Berdasarkan pemaparan di atas maka penulis akan melakukan penelitian untuk mengetahui lebih lanjut dengan judul penelitiannya yaitu Penggergajian

  

Kayu Ud. Sami JayaDan Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Wanatirta

Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebe Tahuns 2004

  • – 2014 .
Untuk penelitian pengusaha penggergajian kayu ini, penulis mengambil tahun 2004 karena penggergajian kayu di bangun dan mengalami perkembangan tahun 2004. Saat berkembang pesat, produk kayu dikirim keberbagai kota-kota seperti di kota Tegal,Cilacap, Wonosobo. Penggergajian kayu ini juga masih mengirim kayu-kayu tersebut ke beberapa kota lainnya tergantung pemesanan para pelanggan.Selain itu, dengan jarak antara tahun 2004-2014 itu 10 tahun, penulis bisa mengkaji bagaimana perubahan-perubahan yang terjadi pada masyarakat Desa Wanatirta, terutama bidang sosial dan ekonominya.

  B. Pokok Masalah

  Berdasarkan Latar belakang permasalahan seperti yang telah diuraikan di atas, maka pokok permasalahannya sebagai berikut :

  1. Kondisi Desa Wanatirta yang berkaitan dengan sejarah desa, geografis, demografis dan sosial ekonomi masyarakat Desa Wanatirta.

  2. Perkembangan penggergajian kayu UD.Sami JayaDesa Wanatirta dari tahun 2004-2014.

  3. Kehidupan sosial-ekonomi pengusaha kayu UD. Sami Jaya Desa Wanatirta.

  C. Tujuan Penelitian

  Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengungkapkan :

  1. Kondisi geografis, demografis serta sosial ekonomi Desa Wanatirta, Kecamatan Paguyangan, Kabupaten Brebes.

  2. Perkembangan penggergajian kayu UD.Sami Jaya Desa Wanatirta.

  3. Kehidupan sosial ekonomi pengusaha kayu UD.Sami Jaya Desa Wanatirta.

D. Manfaat Penelitian

  Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan masukan atau manfaat untuk :

  1. Manfaat Teoritis

  a. Manfaat teorotis dari penelitian ini yaitu sebagai awal penelitian-penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan penggergajian kayu UD. Sami Jaya.

  b. Dapat dijadikan sebagai sarana referensi bagi pemilik penggergajian kayu UD. Sami Jaya, masyarakat serta mahawiswa.

  c. Serta dapat memberikan sumbangan referensi bagi perkembangan ilmu-ilmu sosial, khususnya sejarah sosial.

  2. Manfaat Praktis

  a. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi bekal bagi penduduk di Desa untuk meningkatkan ekonomi di Desa Wanatirta.

  b. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberi masukan kepada pemerintah Desa agar dapat mengambil kebijakan yang tepat dalam menentukan kemajuan di Desa.

  c. Dapat diketahui peranan masyarakat dalam keikutsertaan membangun sektor ekonomi di Desa Wanatirta Kecamatan Paguyangan.

  d. Bagi pengusaha sendiri penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan agar pengusaha kayu ini lebih giat dalam menunjukan usahanya serta agar lebih memperhatikan keselamatan kerja bagi karyawannya.

E. Tinjauan Pustaka

  Sejarah sosial sebenarnya mempunyai bahan garapan yang sangat luas dan beraneka ragam.Kebanyakan sejarah sosial juga mempunyai hubungan erat dengan sejarah ekonomi.Penelitian ini bukan semata-mata membicarakan sejarah buruh dan petani saja tetapi juga masyarakat Desa dalam arti aspek sosial ekonominya. Dalam hal ini penulis berusaha mengungkap perubahan kehidupan apa yang sudah terjadi dengan addanya penggergajian pengolahan kayu, oleh karena itu permasalahan ini memberikan peluang besar bagi peneliti untuk melakukan penelitian terhadap perubahan masyarakat di bidang sosial ekonomi. Peneliti mengambil judul

  Penggergajian Kayu UD. Sami Jaya Dan Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Wanatirta Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes Tahun 2004

  • – 2014.

  Nuryanto (2003) dalam penelitiannya yang berjudul Perubahan Sosial

  Ekonomi Petani Cengkeh di Desa Sangkanayu Kecamatan Mrebet Kabupaten Purbalingga, dalam penelitian ini dijelaskan bahwa dalam etos kerja masyarakat

  Desa Sangkanayu memiliki kemauan untuk dapat menghasilkan sesuatu atau demi pencapaian kebutuhan yang tinggi, bahkan sampai dengan usia yang relatif muda khususnya pada kalangan droup out sekolah mereka memiliki jiwa usaha yang tinggi. Bidang usaha pada masyarakat usia muda ini merupakan usaha yang tergolong pada usaha modern (tidak tradisional lokal), misalkan usaha peternakan dan usaha perkebunan baru contohnya buah-buahan dan sayuran. Pola kehidupan dalam bidang mata pencaharian yang begitu komplek antara pencaharian dalam kelompok tradisional yang merupakan ciri dari masyarakat pedesaan sampai mata pencaharian yang menggunakan teknologi, industri yang merupakan ciri dari masyarakat modern atau kota, maka pola kehidupan masyarakatnya merupakan pola kehidupan campuran. Mereka yang bermata pencaharian kelompok tradisional akan mempertahankan keberadaannya sebagai salah satu ciri masyarakat pedesaan, disisi lain terjadi perubahan pola kehidupan dari masyarakat pedesaan kedalam ciri masyarakat modern setelahnya akan mempertahankan guna pengakuan keberadaanya. Di samping dapat dilihat dari jenis mata pencahariannya, juga dapat dilihat dari pola perilaku masyarakat yang sebagian masih cenderung pada pola perilaku masyarakat tradisional yang mengunggulkan adat kebiasaan (turun- temurun) walaupun dipandang secara modern adalah tindakan non rasional. Pada kelompok lain juga terdapat pola perilaku masyarakat yang sudah modern, yaitu pola perilaku yang dibentuk oleh tindakan sosial yang bersifat rasional masyarakat.

  Penelitian Nuryanti (2007) dengan judul Kerajinan Batik Mruyung (Studi

  

Mengenai Dampak Kerajinan Industri Rumah Tangga Terhadap Perubahan Sosial

Ekonomi Masyarakat Mruyung Tahun 2000-2005) , menyimpulkan bahwa

  keberadan kerajinan batik mempunyai manfaat bagi masyarakat terutama dalam peningkatan ekonomi masyarakat untuk membangun ekonomi masyarakat desanya.Kerajinan batik memberikan peluang untuk mengubah masyarakat yang maju seiring dengan kamajuan bangsanya. Perubahan masyarakat terjadi karena manusia merupakanmakhluk berpikir dan bekerja. Di desa Mruyung masyarakat berpikiran sama dengan masyarakat lainnya dimana pendapatan uang seseorang yang tidak memperoleh pendapatan yang cukup meraka akan berusaha mencari pendapatan lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.Industri kerajinan batik berdampak cukup positif dimana masyarakat dapat ikut bekerja dan berusaha bertanggung jawab dalam pekerjaannya demi memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan ekonomi yang dialami masyarakat desa Mruyung adalah terlihat dari adanya keingintahuan atau rasa untuk maju dalam pola berpikir masyarakat yang mengarah pada kemajuan ekonomi.

  Purhadiyono (2007) dalam penelitiannya yang berjudul Dampak Pabrik

  

Gula Pangkah terhadap Kehidupan Masyarakat Desa Pangkah Kecamatan Pangka

Kabupaten Tegal Tahun 2000-2006 kondisi sosial budaya masyarakat desa

  Pangkah dapat dilihat dari berbagai segi diantaranya bagaimana pergaulan antarpenduduk dan bagaimana tradisi masyarakat yang ada di Desa Pangkah.

  Penduduk Desa Pangkah mayoritas agama Islam, sehingga kehidupan sehari-hari masyarakat dipengaruhi oleh ajaran islam yang mereka anut. Begitu pula dengan adat istiadat banyak dipengaruhi agama Islam. Dampak kehidupan sosial di Desa Pangkah pengaruh pabrik gula pangka terhadap kehidupan sosial masyarakat Desa Pangkah mengaruh pada peningkatan pendidikan, dibandingkan dengan sektor lain.

  Peranan pabrik gula Pangka dibidang pendidika sekilas tidak begitu tampak yang dirasakan oleh masyarakat Desa Pangkah. Proses produksi gula itu dibagi menjadi 2, yaitu 1. Proses produksi secara umum adalah perubahan dari input yang berupa bahan baku menjadi output yang berupa produk jadi atau jasa yang dikehendaki akan memerlukan berbagai macam dan tahapan proses manufacturing. Faktor- faktor produksiatau jenis-jenis proses produksi adalah 5M adalah Manusia (Man), Material, Money, (Uang), Metode, dan Mesin. 2. Proses produksi pembuatan gula dari tanaman tebu terutama ditunjukan untuk mendapat gula sebanyak mungkin dengan kehilangan gula sekecil mungkin. Pada dasarnya, proses pembuatan gula adalah menghilangkan bagian-bagian bukan gula dari tanaman tebu yang dilakukan dalam beberapa tahapan.

  Penelitian Darmanto (2006) dengan judul Peranan Industri Logam dalam

  

Peningkatan Perubahan Sosial di Desa Pasir Wetan Kecamatan Karang Lewas

Kabupaten Banyumas , menyimpulkan bahwa keberadaan industri kerajinan logam

  dapat memperbaiki kehidupan ekonomi masyarakat. Industri kerajinan logam dapat memperbaiki kehidupan ekonomi setelah terorganisasi yaitu dengan menggunakan manajemen yang baik disertai dengan penerapan tekhnologi tepat guna. Membaiknya perekonomian berdampak pada peningkatan kehidupan sosial mereka antara lain dengan menurunnya angka pengangguran dan semakin tingginya kesadaran akan pentingnya pendidikan serta kesehatan. Dengan adanya peningkatan penghasilan, maka terjadi perubahan struktur sosial sebagai akibat dari keinginan akan adanya perubahan keinginan manusia akan hidup dalam keadaan baru tentang kerajinan logam ternyata mampu mengubah masyarakat desa Pasir Wetan Kecamatan Karang Lewas.

  Penelitian Widiyanti (2005) berjudul Sejarah Perkembangan Industri Jamu

  

Tradisional dan Pengaruhnya terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat

Gentasari Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap Tahun 1990-2002 , menyimpulkan

  bahwa adanya industri jamu di desa Gentasari sedikit banyak telah membawa perubahan bagi kehidupan masyarakat Gentasari. Perubahan tersebut adalah adanya kemajuan-kemajuan, baik kemajuan fisik maupun mental. Kemajuan fisik antara lain semakin membaiknya sarana transportasi, sedangkan kemajuan mental antara lain semakin meningkatnya kesejahteraan keluarga.Perkembangan industri Jamu di

  Desa Gentasari sebagai sistem mata pencaharian masyarakat pada tahun 1990-2002, telah memberikan sumbangan yang bersifat positif bagi kehidupan sosial, sumbangan positif tersebut berdampak pada bidang pendidikan.Sebelum industri jamu tumbuh sebagai mata pencaharian masyarakat para orang tua di desa Gentasari sangat pasif dalam mendorong anak-anaknya dalam melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

  Supriningrum (2001) dalam penelitiannya yang berjudul Dampak Sosial

  

Budaya Keberadaan Obyek Wisata Gua Lawa di Desa Siwarak Kecamatan

Karangreja Kabupaten Purbalingga memaparkankeadaan masyarakat Desa Siwarak

  sebelum pengembangan Gua Lawa sebagai obyek wisata. Sejak dulu kala masyarakat Desa Siwarak sudah mempunyai kebudayaan yang berupa seni, yaitu Golek menak, kidung macopat, Genjring, Ebeg, Jawan, dan Angguk. Kesenian tersebut masih sangat seerhana. Pemain genjring terdiri dari laki-laki dan perempuan, lain dengan kesenian angguk, kalau kesenian angguk pemainnya perempuan, jawan artinya selawatan, pelaksanaanya menggunakan alat terbang.

  Masyarakat Desa Siwarak sebagian besar memeluk agama Islam, tetapi sangat percaya pada kekuatan gaib dan benda-benda, dan masyarakatnya mempunyai anggapan pada tokoh masyarakat (kepala desa), bahwa semua tindakan/ perilaku serta perkataan itu benar, sehingga masyarakat masih menakuti dan tunduk pada orang-orang yang berpengaruh. Dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari menggunakan perhitungan hari yaitu ada hari baik dan hari naas, misalnya, kegiatan-kegiatan untuk kepentingan De sa pada hari Rebo Pon, dan hari Jum’at Kliwon. Kemudian ada istilah Galeng Tahun, maksudnya pada hari kedua bulan

  Sura masyarakat desa Siwarak tidak melaksanakan kegiatan-kegiatan penting umpamanya pelaksanaan perkawinan, memulai menanam/ bertani, memulai mendirikan bangunan baik bangunan rumah maupun bangunan-bangunan lainnya.

  Penelitian-penelitian di atas dapat diambil simpulan bahwa perubahan sosial maupun ekonomi dapat dirasakan oleh hampir semua kalangan masyarakat.

  Perubahan itu setelah membandingkan keadaan pada beberapa waktu yang lalu dengan keadaan sekarang. Perubahan itu dapat terjadi di berbagai aspek kehidupan, kemasyarakatan dan sistem pengetahuan.

F. Landasan Teori dan Pendekatan

1. Landasan Teori

  Struktur sosial adalah suatu tatanan dari hubungan-hubungan sosial dalam masyarakat yang menempatkan pihak-pihak tertentu (individu, keluarga, kelompok, kelas) didalam posisi sosial tertentu berdasarkan suatu sistem nilai dan norma yang berlaku pada suatu masyarakat pada waktu tertentu(Salim, 2002 : 30).

  Mac Iver dan Page menyatakan bahwa masyarakat ialah suatu sistem dari kebiasaan dan tata cara, dari wewenang dan kerja sama antara berbagai kelompok dan penggolongan, dari pengawasan tingkah laku serta kebebasan- kebebasan manusia. Keseluruhan yang selalu berubah ini dinamakan masyarakat. Masyarakat merupakan jalinan hubungan sosial dan masyarakat selalu berubah (Soekanto, 1990: 26).

  Pada umumnya manusia dilahirkan seorang diri, namun harus dapat hidup bermasyarakat. Karena manusia tidak akan dapat bertahan hidup tanpa bantuan manusia lainnya. Apabila manusia hidup sendirian, maka akan terjadi gangguan dalam perkembangan jiwanya. Setiap manusia memiliki naluri untuk selalu hidup dengan orang lain atau yang biasa disebut sosial animal (=hman sosial); hewan yang memiliki naluri untuk senantiasa hidup bersama. Karena seperti itulah maka manusia harus hidup bermasyarakat (Soekanto, 1990: 123- 124).

  Dalam hubungan antara manusia dengan manusia lain, yang paling penting adalah reaksi yang timbul sebagai akibat dari hubungan-hubungan tadi.

  Reaksi tersebutlah yang menyebabkan tindakan seseorang menjadi bertambah luas dan memiliki kecenderungan untuk memberikan keserasian dengan tindakan-tindakan orang lain. Sebab sejak awal, manusia sudah mempunyai dua hasrat atau keinginan pokok yaitu Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain di sekelilingnya (yaitu masyarakat)Keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam di sekelilingnya (Soekanto, 1990: 125).

  Hubungan yang seimbang tersebut akan menghasilkan pola pergaulan yang dinamakan pola interaksi sosial. Interaksi tersebut dapat berupa sikap, perilaku, nilai-nilai,dan Interaksi sosial tersebut menghasilkan pandangan- pandangan kebaikan dan keburukan yang kemudian sangat berpengaruh terhadap cara dan pola berpikirnya. Akibat adanya interaksi nilai membawa perubahan-perubahan dalam masyarakat.

  Dalam kaitannya dengan ekonomi, tidak dapat dipungkiri lagi bahwa faktor ekonomi memegang peranan penting dalam kehidupan sosial masyarakat. Salah satu peran pentingnya adalah menentukan tingkat status sosial seseorang atau sekelompok orang dalam lingkungan masyarakat sekitar.

  Dengan demikian, status sosial cenderung memperhatikan tingkat kedudukan seseorang dalam hubungannya dengan status orang lain berdasarkan ukuran tertentu.

  Dalam kehidupan sosial manusia itu harus dilihat dalam pertaliannya dengan orang lain, dan bahwa cara hidup dan cara berpikirnya dipengaruhi dan diarahkan oleh adanya golongan yang beradat dan berkebudayaan, di mana ia hidup sebagai anggotanya. Sesungguhnya memang manusia bergolongan inilah yang menjadi pokok kehidupan sosial bukan perseorangan (Shadily, 1983:6).Masyarakat adalah golongan besar atau kecil terdiri dari beberapa manusia, yang dengan atau karena sendirinya bertalian secara golongan dan pengaruh mempengaruhi satu sama lain (Shadily, 1983:47).

  Masyarakat dengan penghasilan sedikit dan tidak menentu berharap dapat meningkatkan taraf hidupnya. Untuk membangun masyarakat yang ekonominya terbelakang harus bisa menyediakan suatu sistem perangsang bagi masyarakat yang kurang mampu, terutama bagi para buruh sekam diharapkan akan terjadi peningkatan taraf hidupnya yang lebih baik.Masyarakat dapat dilihat sebagai sesuatu yang terdiri dari beberapa segi, ada segi ekonomi yang bersangkut paut dengan produksi, distribusi dan penggunaan barang-barang dan jasa-jasa. Pada segi ekonomi yang hakikatnya mempelajari usaha-usaha manusia untuk memenuhi kabutuhan materialnya dari bahan-bahan yang terbatas tersedianya (Soekanto, 1982).

  Sosial budaya merupakan struktur dan proses dalam suatu wadah tertentu, kepercayaan yang merupakan pemahaman terhadap aspek alam semesta yang dianggap sebagai suatu kebenaran yang mutlak (Soekanto, 1990: 482).

  Dampak pada sistem sosial budaya, secara etimologis dampak berarti pelanggaran, tubrukan atau benturan. Oleh karena itu, dampak pada sistem sosial budaya dapat diartikan sebagai pelanggaran terhadap sistem sosial budaya, tubrukan terhadapnya ataupun benturan. Hal itu berarti, bahwa dalam keadaan-keadaan tertentu terjadi masalah-masalah yang mengganggu berfungsinya sistem sosial budaya tersebut (Soekanto, 1990: 478).

2. Pendekatan

  Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan sosiologi dan ekonomi. Pendekatan sosiologi adalah pendekatan yang berdasarkan ilmu yang mempelajarisifat dan perkembangan masyarakat atau ilmu yang mempelajari tindakan manusia dalam lingkup masyarakat.

  Pendekatan ekonomi yaitu untuk menyoroti kondisi ekonomi. Pendekatan ini penting adanya karena berkaitan dengan kehidupan sosial ekonomi yang terjadi pada karyawan dan buruh di penggergajian kayu UD. Sami Jaya di DesaWanatirta, Kecamatan Paguyangan, Kabupaten Brebes.Pendekatan sosiologi menekankan perhatiannya pada interaksi antara pemilik penggergajian kayu dengan karyawan, sedangkan pendekatan ekonomi akan menekankan perhatiannya pada pendapatan, produksi dan pemasaran kayu.

G. Metode Penelitian

  Pada bagian ini merupakan penguraian mengenai metode dan teknik penelitian yang digunakan oleh peneliti untuk mengkaji permasalahan dengan skripsi yang berjudul Penggergajian Kayu Ud. Sami Jaya dan Kehidupan Sosial-

  Ekonomi Masyarakat Desa Wanatirta Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes Tahun 2004

  • – 2014. Metode yang dipakai dalam penelitian adalah metode sejarah

  yaitu menguji dan menganalisis secara kritis rekaman dan peninggalan masa lalu untuk memahami peristiwa yang terjadi dan untuk merekonstruksi peristiwa masa lampau secara imajinatif. Adapun tahapan-tahapan metode sejarah adalah sebagai berikut :

  1. Heurisitik Heuristik (Pengumpulan sumber), yaitu kegiatan mencari bahan sumber atau bukti sejarah sebagai awal dalam penulisan sejarah. Penulis menggunakannya untuk memperoleh data atau informasi sebanyak mungkin tentang Penggergajian Kayu Ud. Sami Jaya dan Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Wanatirta Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes Tahun 2004

  • – 2014. Wawancara (Interview), penulis menggunakannya untuk memperoleh data secara langsung dengan menggunakan pedoman wawancara. Peneliti melakukan wawancara dengan sumber primer yaitu sumber yang langsung menyaksikan peristiwa dengan mata kepala sendiri. Pada penelitian ini, sumber tidak saja langsung menyaksikan dengan mata kepala sendiri, tetapi
juga menjadi pelakunya secara langsung, sehingga data yang didapat oleh penulis dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Wawancara dimulai dari mewawancarai Kamali selaku pemilik penggergajian kayu, Rinarso, Slamet, Dodo selaku karyawan. Peneliti mengumpulkan data bersumber dari hasil wawancara, yang berada ditempat penelitian, yang ada hubungannya dengan penelitian tersebut, seperti memperoleh data tentang profil DesaWanatirta(Priyadi, 2011: 45).

  2. Kritik Sumber Untuk mendapatkan sumber yang lebih akurat diperlukan suatu kritik untuk menyeleksi sumber-sumber yang dapat dipercaya keasliannya. Kritik sumber yang ditempuh dengan menggunakan kritik ekstern dan intern.

  a. Kritik Ekstern Kritik Ekstern yaitu kritik yang bertujuan untuk meneliti otentik atau tidaknya dan asli tidaknya bahan sumber yang akan digunakan. Kritik

  Ekstern dilakukan dengan cara memperhatikan keadaan sumber yang akan digunakan.

  b. Kritik Intern Kritik intern dilakukan untuk mendapatkan kredibilitas sumber untuk mengungkapkan apakah isi sumber dapat dipercaya atau tidak.

  Kritik intrn dilakukan dengan cara membandingkan kesaksian-kesaksian yang disampaikan.

  3. Intepretasi

  Dalam penulisan sejarah diperlukan dua komponen, yaitu fakta sejarah dan intepretasi. Pada intepretasi peneliti menguraikan data-data dari berbagai sumber sehingga unsur-unsur terkecil dalam data tersebut menampakan koherensinya. Penafsiran dalam metode sejarah menimbulkan subjektifitas sejarah karena ditafsirkan oleh sejarawan. Penafsiran tersebut sangat sulit dihindari (Priyadi, 2011 : 88).

  4. Historiografi Historiografi merupakan hasil dari penelitian sejarah, dimana pada tahap ini peneliti menyajikan laporan hasil penelitian dari awal hingga akhir, yang meliputi masalah-masalah yang harus dijawab menjadi suatu kisah yang selaras, dan pada hakekatnya penyajian historiografi meliputi pengantar, hasil penelitian dan simpulan (Priyadi, 2011 : 92).

H. Sistematika Penulisan

  Dalam penelitian yang berjudul Penggergajian Kayu UD.Sami Jaya dan

  Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Wanatirta Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes Tahun 2004 -2014 terdiri dari lima bab yaitu bab I, bab II, bab

  III, bab IV, dan bab V. Hal itu untuk mempermudah pembahasan dan membantu pembaca memahami maksud peneliti ini.

  Bab Pertama berisi pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, rumusan

  masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori dan pendekatan, metode penelitian, serta sistematika penulisan.

  

Bab Kedua berisi kondisi Desa yang berkaitan dengan sejarah desa, kondisi

  geografis, demografis dan kondisi sosial ekonomi masyarakat Desa Wanatirta Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes.

  

Bab Ketiga berisi perkembangan Penggergajian Kayu UD. Sami Jaya tahun 2004-

  2014 yang meliputi berdirinya penggergajian kayu serta perkembangan penggergajian kayu UD. Sami Jaya Desa Wanatirta Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes.

  

Bab Keempat kehidupan Sosial-Ekonomi masyarakat Desa Wanatirta yang

  meliputi keadaan sosial pengusaha kayu UD. Sami Jaya dan keadaan ekonomi pengusaha kayu serta kehidupan sosial-ekonomi masyarakat Desa Wanatirta Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes.

  

Bab Kelima simpulan dan saran yang berisi uraian yang telah dipaparkan pada

  bab-bab sebelumnya, serta saran saran-saran untuk berbagai pihak berkaitan dengan pengusaha penggergajian kayu Desa Wanatirta Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes.