IMPLEMENTASI PROGRAM PENGARUSUTAMAAN PARTISIPASI ANAK DALAM PERUMUSAN KEBIJAKAN PUBLIK DI PROVINSI DKI JAKARTA

  

IMPLEMENTASI PROGRAM

PENGARUSUTAMAAN PARTISIPASI ANAK

DALAM PERUMUSAN KEBIJAKAN PUBLIK

DI PROVINSI DKI JAKARTA

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Kebijakan Pulik

Program Studi Ilmu Administrasi Negara

OLEH:

HELEN KARTIKA SARI

  

6661110804

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

  

SERANG, Agustus 2015

  

PERSEMBAHAN

“Setiap manusia dibekali empat karunia, yaitu kesabaran, suara hati, kebebasan

keinginan, dan imajinasi kreatif. Ia memberi manusia kebebasan, kekuatan

untuk memiliki, merespon dan untuk berubah.” – Steven Covey

  

Skripsi ini ku persembahkan untuk:

Papa, Mama, Susan, Daniel, Jonathan dan Veren

KATA PENGANTAR

  Dengan mengucapkan segala puji hormat dan syukur peneliti ke hadirat Allah Bappa Yang Maha Kuasa atas segala anugrah dan kasih-Nya yang begitu berlimpah dalam kehidupan peneliti sehingga Skripsi yang berjudul

  

Implementasi Program Pengarusutamaan Partisipasi Anak dalam

Perumusan Kebijakan Publik di Provinsi DKI Jakarta ini dapat terselesaikan

  dengan baik.

  Penelitian ini dilakukan dalam rangka memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Kebijakan Publik, Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Peneliti menyadari bahwa tanpa bantuan, dukungan, serta bimbingan dari berbagai pihak, maka akan sangat sulit bagi peneliti untuk menyelesaikan penelitian ini. Oleh karena itu, dengan setulus hati peneliti mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:

  1. Prof. DR. H. Sholeh Hidayat, M.Pd., Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

  2. DR. Agus Sjafari M.Si., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

  3. Kandung Sapto Nugroho S.Sos., M.Si, Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

  4. Mia Dwianna W., M.I.Kom., Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

  5. Gandung Ismanto S.Sos., MM., Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

  6. Rahmawati S.Sos., M.Si., Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

  7. Ipah Ema Jumiati S.IP., M.Si., Sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa sekaligus sebagai Dosen Pembimbing Akademik yang terus mendukung peneliti dalam melakukan penelitian ini.

  8. Titi Stiawati S.Sos., M.Si., Pembimbing Skripsi I yang terus menyemangati dan membimbing peneliti dalam menyusun skripsi ini

  9. Listyaningsih S.Sos., M.Si., Pembimbing Skripsi II yang terus memberikan motivasi dan koreksi positif pada saat penyusunan skripsi ini.

  10. Seluruh Dosen dan Staf Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang telah memberikan banyak ilmu dalam kelas perkuliahan.

  11. DR. Dermawan M.Si., Kepala Asisten Deputi Partisipasi Anak, Deputi Tumbuh Kembang Anak, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI atas segala informasi dan data yang sangat berguna bagi peneliti.

  12. Jumadi S.E., M.Si., Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMPKB) Provinsi DKI Jakarta beserta staf dan jajaran yang telah banyak membantu peneliti dalam memberikan informasi dan data yang diperlukan dalam penelitian ini.

  13. Diannovita S.E., Staf Bidang Kesejahteraan Rakyat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi DKI Jakarta yang memberikan data dan informasi terkait penyelenggaran Musrenbang Provinsi DKI Jakarta yang melibatkan Forum Anak DKI Jakarta.

  14. Prof. DR. Seto Mulyadi, Sekretaris Jenderal Komisi Nasional Perlindungan Anak yang telah meluangkan waktu untuk menerima peneliti dengan ramah di tengah kesibukan yang begitu padat serta memberikan segala informasi yang dibutuhkan oleh peneliti.

  15. Wardoyo Djohar, Ketua Lembaga Perlindungan Anak Provinsi DKI Jakarta yang telah memberikan informasi penting kepada peneliti terkait partisipasi anak di DKI Jakarta.

  16. Rachel Priyoutomo, Manajer Program ADP Susukan Yayasan Wahana Visi Indonesia

  17. Dahrul Oktavian S.Sos, Staf Seksi Rehabilitai Sosial Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta

  18. Muhammad Thamrin, Staf Kurikulum dan Sumber Daya Belajar Bidang SD dan PLB Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta

  19. Arief Wahyudy, Staf Seksi Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

  20. Rangi Faridha Azis, Analis Perencanaan dan Anggaran Dinas Pertamanan dan Pemakaman Provinsi DKI Jakarta

  21. Alina Balqis, Kepala Bidang Data dan Informasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta

  22. Ir. Prasti Amayanti, Sekretaris I TP-PKK Provinsi DKI Jakarta yang banyak memberikan informasi kepada peneliti tentang pembangunan RPTRA di Provinsi DKI Jakarta.

  23. M. Andi Jufri S.Kel., Tim Sosial CSR dari PT. Pembangunan Jaya yang juga bersedia menjadi Informan bagi peneliti terkait pembangunan RPTRA di Provinsi DKI Jakarta

  24. Bidang Data dan Informasi P2TP2A Provinsi DKI Jakarta untuk data tentang kekerasan anak di Provinsi DKI Jakarta yang sangat berguna dalam penelitian ini

  25. Yashinta Putri, Pelaksana Tugas Ketua Forum Anak Provinsi DKI Jakarta beserta seluruh keluarga besar Forum Anak DKI Jakarta (FORAJA) yang sangat ramah, menyenangkan, dan informatif.

  26. Fajar Pratama, Fasilitator Forum Anak Provinsi DKI Jakarta

  27. Kedua orang tua yang paling ku cintai di dunia ini, Papa ku Frengki Butar- Butar S.Th., M.Th dan Mama ku Cut Ratna Kumala Sari terimakasih banyak untuk segalanya.

  28. Kakak ku Susan Novita Herlina S.H, serta ketiga adik ku Bripda Daniel, Jonathan Arief, Veren Chelsea Banda Putri.

  29. Untuk teman-teman seperjuangan seluruh Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara Reguler dan Non-Reguler Angkatan 2011, khususnya teman-teman

  Administrasi Negara Kelas C yang selama 4 tahun telah banyak mengisi cerita dalam kehidupan peneliti selama di bangku perkuliahan.

  30. Sahabat terkasih Naomi Laura, Deddy Rusady, Aida Nurdianah, Nurisa Afani, Shinta Nurulita dan Zahra Almaira Rahman. Terimakasih untuk semangat dan dukungannya.

  31. Teman-teman Himpunan Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara Angkatan 2013 terimakasih untuk kebersamaan dan dukungan dari kalian terhadap peneliti.

  32. Keluarga KKM Kelompok 60 Desa Kampung Baru untuk waktu sebulan yang penuh makna dan pengalaman.

  33. Serta pihak lain yang membantu mendukung penelitian ini yang tidak dapat peneliti ucapkan satu per satu. Peneliti ucapkan terima kasih.

  Seperti kata pepatah ‘tak ada gading yang tak retak’. Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terluput dari kealpaan peneliti. Oleh karena itu segala kritik, sanggahan maupun saran yang konstruktif sangat peneliti butuhkan untuk perbaikan kedepannya.

  Peneliti berharap semoga skripsi yang telah peneliti tulis ini dapat bermanfaat bagi seluruh stakeholder, dosen, mahasiswa maupun pihak lain yang membacanya. Akhir kata, peneliti ucapkan terima kasih.

  Serang, 27 Agusutus 2015

  

ABSTRAK

Helen Kartika Sari. 6661110804. Implementasi Program Pengarusutamaan

Partisipasi Anak dalam Perumusan Kebijakan Publik di Provinsi DKI

Jakarta. Program Studi Ilmu Administrasi Negara. Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Pembimbing I: Titi

Stiawati S.Sos., M.Si dan Pembimbing II: Listyaningsih S.Sos., M.Si.

  Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana implementasi Program Pengarusutamaan Partisipasi Anak dalam Perumusan Kebijakan di Provinsi DKI Jakarta. Peneliti menggunakan teori implementasi Jones (1996) yang terdiri dari pilar-pilar organisasi, interpretasi, dan aplikasi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil temuan lapangan penelitian menyimpulkan bahwa pelaksanaan Program Pengarusutamaan Partisipasi Anak dalam Perumusan Kebijakan Publik di Provinsi DKI Jakarta belum optimal. Pada dimensi organisasi pemerintah, SKPD masih kekurangan sumber daya manusia terlatih konvensi hak anak, data tentang anak belum komprehensif dan terintegrasi dalam satu data base, Rencana Aksi Daerah Pembangunan Kota Layak Anak di Provinsi DKI Jakarta juga belum terbentuk sehingga kinerja di bidang anak masih dilakukan secara parsial. Kemudian pada dimensi organisasi Forum Anak Jakarta masih memiliki kapasitas kepengurusan yang lemah. Pada dimensi interpretasi, pemahaman implementor terhadap program partisipasi anak masih rendah, dukungan dari elit eksekutif bersama legislatif belum maksimal, serta dukungan publik terhadap pelaksanaan partisipasi anak juga masih sangat rendah. Pada dimensi aplikasi, pelibatan Forum Anak Jakarta dalam musrenbang secara struktural sudah dilakukan namun hasilnya belum mengakomodir suara anak, Forum Anak Jakarta juga belum memiliki akses informasi terhadap rencana tindak lanjut hasil usulan mereka, dan pelaksanaan monitoring dan evaluasi terhadap partisipasi anak dalam musrenbang belum dilakukan.

  Kata Kunci: Implementasi Kebijakan, Pengarusutamaan Partisipasi Anak

  

ABSTRACT

Helen Kartika Sari. 6661110804. Implementation Program of Mainstreaming

of Children’s Participation in Public Policy Formulation in DKI Jakarta

Province. Department of Public Administration. Faculty of Social and

Political Science. University of Sultan Ageng Tirtayasa. First Preceptor: Titi

Stiawati S.Sos., M.Si and Second Preceptor: Listyaningsih S.Sos., M.Si.

  This research aims to analyze how is the implementation of Program of Mainstreaming of Children’s Participation in Public Policy Formulation in DKI Jakarta. Researcher used policy implementation theory by Jones (1996) which consist three pillars: organization, interpretation, and application. This research used qualitative method with descriptive design. The result of this research concluded that the implementation of the Program of Mainstreaming of Children’s Participation in Public Policy Formulation in Jakarta is not fully optimal. In organization dimension, government institution or SKPD in Jakarta is still lacked of trained human resources of convention on children’s right, the data of children still not comprehensive and integrated into one data base, and the regional action plan of child friendly city development in Jakarta is not formed yet so the task force on children protection still working partially. On another side, Jakarta’s Children Forum still have weak management capacity. In interpretation dimension, implementor understanding towards child participation is still low, the support from executive with legislative elite is not maximal, support from public to children’s participation is also still low. In application dimension, involvement of Jakarta’s Children Forum in Musrenbang is done, but the result showed it did not accommodate any of children’s input, Jakarta’s Children Forum also do not have information access to the follow-up plan of their input, and the monitoring and evaluation about children’s participation are not yet done.

  

Key Words: Policy Implementation, Mainstreaming of Children’s

Participation

  DAFTAR ISI

COVER .................................................................................................................... i

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ..................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN .................................................................................. iii

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ v

KATA PENGANTAR ............................................................................................ vi

ABSTRAK .............................................................................................................. xi

ABSTRACT ............................................................................................................ xii

  

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xvi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xviii

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xix

BAB I PENDAHULUAN

  1.1. Latar Belakang Masalah ................................................................................... 1

  1.2. Identifikasi Masalah ........................................................................................ 32

  1.3. Batasan Masalah ............................................................................................. 33

  1.4. Rumusan Masalah ............................................................................................ 33

  1.5. Tujuan Penelitian ............................................................................................. 33

  1.6. Manfaat Penelitian ........................................................................................... 33

  BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KAJIAN TEORI, DAN ASUMSI DASAR

  2.1 Tinjauan Pustaka .............................................................................................. 35

  2.1.1 Konsep Kebijakan Publik .......................................................................... 35

  2.1.1.1 Pengertian Kebijakan Publik.......................................................... 36

  2.1.1.2 Tahap-tahap Kebijakan Publik ....................................................... 40

  2.2.3.1 Organisasi ...................................................................................... 62

  2.2.3.2 Interpretasi..................................................................................... 64

  2.2.3.3 Aplikasi/Pelaksanaan .................................................................... 67

  2.1.3 Konsep Program Pengarusutamaan Partisipasi Anak dalam Perumusan Kebijakan Publik ....................................................................................... 68

  2.2.4.1 Dasar Hukum ............................................................................... 75

  2.2.4.2 Maksud dan Tujuan .................................................................... 77

  2.2.4.3 Sasaran ........................................................................................ 77

  2.2.4.4 Strategi ........................................................................................ 79

  2.2.4.5 Mekanisme Partisipasi Anak ....................................................... 80

  2.2 Penelitian Terdahulu ........................................................................................ 89

  2.3 Kerangka Berpikir ............................................................................................. 93

  2.4 Asumsi Dasar .................................................................................................... 97

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN

  3.1. Pendekatan dan Metode Penelitian .................................................................. 98

  3.2. Fokus Penelitian ............................................................................................... 99

  3.3. Lokasi Penelitian .............................................................................................. 99

  3.4. Fenomena yang diamati .................................................................................. 100

  3.4.1. Definisi Konsep ...................................................................................... 100

  3.4.2. Definisi Operasional ............................................................................... 101

  3.5. Instrumen Penelitian ........................................................................................ 102

  3.6. Informan Penelitian ......................................................................................... 103

  3.7. Pedoman Wawancara ...................................................................................... 105

  3.8. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ............................................................ 107

  3.9. Jadwal Penelitian ............................................................................................ 111

  BAB IV HASIL PENELITIAN

  4.1 Deskripsi Provinsi DKI Jakarta ........................................................................ 113

  4.3 Deskripsi Informan Penelitian ........................................................................ 127

  4.4 Deskripsi dan Analisis Data ............................................................................ 129

  4.5 Implementasi Program Pengarusutamaan Partisipasi Anak dalam Perumusan Kebijakan Publik di Provinsi DKI Jakarta ...................................................... 131

  4.5.1 Dimensi Organisasi ........................................................................................ 131

  4.5.2 Dimensi Interpretasi....................................................................................... 185

  4.5.3 Dimensi Aplikasi/Penerapan ......................................................................... 224

  BAB V PENUTUP

  5.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 251

  5.2 Saran ............................................................................................................... 253

  

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ xx

RIWAYAT HIDUP PENELITI

  DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Kasus Pengaduan Anak Berdasarkan Klaster Perlindungan Anak ............... 5Tabel 1.2 Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin 2013 .................. 20Tabel 1.3 Provinsi Pilot Project Pengembangan Kota Layak Anak ........................... 23Tabel 2.1 Matriks Kegiatan Program Pengarusutamaan Partisipasi Anak dalam Peumusan Kebijakan Publik .............................................................. 84Tabel 2.2 Skema Partisipasi dan Penyertaan Anak ..................................................... 87Tabel 3.1 Informan Penelitian .................................................................................... 104Tabel 3.2 Pedoman Wawancara Penelitian ................................................................ 106Tabel 3.3 Jadwal Penelitian ........................................................................................ 112Tabel 4.1 Luas Daerah dan Pembagian Daerah Administratif Provinsi DKI Jakarta

  Menurut Kabupaten dan Kota Administrasi ............................................... 114

Tabel 4.2 Kecamatan, Kelurahan, Rukun Warga, Rukun Tetangga, dan Kepala

  Keluarga Menurut Kabupaten/Kota Administrasi Provinsi DKI Jakarta ... 115

Tabel 4.3 Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Provinsi DKI

  Jakarta Tahun 2014 ..................................................................................... 121

Tabel 4.4 Jumlah Penduduk Usia Anak berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin

  Provinsi DKI Jakarta Tahun 2014 .............................................................. 123

Tabel 4.5 Anak Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Provinsi DKI Jakarta

  Tahun 2014 ................................................................................................ 124

Tabel 4.6 Spesifikasi Informan Penelitian ................................................................. 128Tabel 4.7 Jumlah Forum Anak yang memiliki SK Kepala Wilayah Tahun 2014 ...... 137Tabel 4.8 Daftar Peserta Kegiatan Pelatihan Penerapan Konvensi Hak Anak

  Provinsi DKI Jakarta Tahun 2014 ............................................................. 156

Tabel 4.9 Jumlah Taman Interaktif menurut Wilayah di Provinsi DKI Jakarta

  Tahun 2014 ................................................................................................ 175

Tabel 4.10 Pilot Project Kelurahan Layak Anak Provinsi DKI Jakarta 2014 ........... 179Tabel 4.11 Usulan Anak dalam Musrenbang tingkat Provinsi DKI Jakarta

  Tahun 2014 ............................................................................................... 238

Tabel 4.12 Jumlah Puskesmas PKPR di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2014 ............. 242

  

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Jumlah Penduduk Provinsi DKI Jakarta 2010-2014 ........................... 19Gambar 1.2 Jumlah Klien Anak P2TP2A Provinsi DKI Jakarta ............................ 21Gambar 2.1 Kebijakan Publik Ideal ........................................................................ 40Gambar 2.2 Tahapan Kebijakan Publik .................................................................. 41Gambar 2.3 Sekuensi Implementasi Kebijakan ...................................................... 51Gambar 2.4 Sekuensi Implementasi Kebijakan ...................................................... 52Gambar 2.5 Partisipasi Anak kepada Negara .......................................................... 74Gambar 2.6 Mekanisme Partisipasi Anak .............................................................. 81Gambar 2.7 Flowchart Pemenuhan Hak Partisipasi Anak ..................................... 82Gambar 2.8 Partisipasi Anak bersama Orang Dewasa ............................................ 88Gambar 2.9 Kerangka Pemikiran Penelitian ........................................................... 96Gambar 4.1 Struktur Organisasi BPMPKB Provinsi DKI Jakarta Tahun 2014 .... 127Gambar 4.2 Strutur Organisasi Forum Anak Jakarta ............................................. 135Gambar 4.3 Bahan KIE Partisipasi Anak di Kantor BPMPKB

  Provinsi DKI Jakarta ............................................................................ 169

Gambar 4.4 Bahan KIE Partisipasi Anak di Kantor Kecamatan Cakung .............. 172Gambar 4.5 Bahan KIE Partisipasi Anak di Kantor KPMP Jakarta Timur ............ 172Gambar 4.6 Acara Kongres Anak Cilincing Tahun 2015 ...................................... 181Gambar 4.7 Pendamping Forum Anak di Kecamatan Cilincing ............................ 181Gambar 4.8 Pertemuan Forum Anak DKI Jakarta ................................................. 231

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 Kebijakan Partisipasi Anak dalam Pembangunan Lampiran 2 Surat Ijin Penelitian Lampiran 3 Surat Persetujuan Penelitian Lampiran 4 Pedoman Umum Wawancara Lampiran 5 Transkrip dan Koding Data Lampiran 6 Member Check Lampiran 7 Dokumentasi Penelitian Lampiran 8 Catatan Lapangan Lampiran 9 Catatan Bimbingan Lampiran 10 SK Kepala BPMPKB Provinsi DKI Jakarta No. 301/2013 tentang

  Pembentukan Forum Anak Daerah Periode 2013-2015 Provinsi DKI Jakarta

  Lampiran 11 Anggaran Pemenuhan Hak Partisipasi Anak Provinsi DKI Jakarta Tahun 2014

  Lampiran 12 Notulensi Musrenbang Provinsi DKI Jakarta Tahun 2014 Lampiran 13 Perjanjian Kerja Sama Pemprov DKI Jakarta dengan

  PT. Pembangunan Jaya tentang Pembangungan RPTRA di Provinsi DKI Jakarta

  Lampiran 14 Curricullum Vitae Peneliti

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

  Karakter dan kualitas pembangunan suatu bangsa dan negara sangat ditentukan oleh modal sumber daya manusia yang dimilikinya. Dalam rangka menciptakan bangsa yang kuat dan maju, maka dibutuhkan sumber daya manusia berkualitas handal dan tangguh. Oleh karena itu, pengembangan kualitas sumber daya manusia harus dipersiapkan sedini mungkin bahkan sejak masa kanak-kanak.

  Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi sumber daya manusia yang cukup besar, menduduki urutan kelima setelah China, India, Uni Eropa, dan Amerika Serikat (Berdasarkan data populasi penduduk dunia dalam The World

Factbook yang diunggah oleh situs CIA (Central Intelligence Agency), 2014).

  Potensi sumber daya manusia tersebut harus dikelola secara tepat dan bijak agar mampu mendorong masyarakat Indonesia menjadi bibit unggul yang mampu bersaing dengan masyarakat dunia lainnya.

  Mengacu pada Data Susenas Badan Pusat Statistik tahun 2014, jumlah penduduk Indonesia saat ini mencapai kisaran 254.862.034 jiwa dan 81,8 juta jiwa diantaranya adalah penduduk usia anak. Hal ini menunjukkan bahwa sekitar 30 % atau sepertiga penduduk Indonesia terdiri dari anak-anak. Yang dimaksud dengan anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan (Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang No. 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak). Kedudukan anak tersebut sungguh penting dalam kehidupan manusia dan dalam peradabannya, karena anak persis berada di bagian salah satu sumber daya manusia yang merupakan penerus dan cita-cita perjuangan bangsa.

  Anak-anak merupakan kelompok penduduk usia muda yang mempunyai potensi untuk dikembangkan agar dapat berpartisipasi aktif dalam pembangunan di masa mendatang. Mereka merupakan kelompok yang perlu disiapkan untuk kelangsungan eksistensi bangsa dan negara di masa depan. Perwujudan anak-anak sebagai generasi muda yang berkualitas, berimplikasi pada perlunya pembinaan dan perlindungan terhadap hak-hak yang dimilikinya dalam rangka menjamin pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental, dan sosial anak. Karena anak yang tumbuh kembangnya positif merupakan embrio sumber daya manusia yang berkualitas dan unggul.

  Pengembangan kualitas anak Indonesia lewat pemenuhan hak-hak yang dimilikinya telah diamanahkan dalam Pasal 28B Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, “Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi”. Kemudian disempurnakan dalam Pasal 4 Undang-Undang Nomor

  35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak yang menyatakan: “Setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi”.

  Hak atas kelangsungan hidup dan perkembangan adalah hak yang paling mendasar dan melekat pada diri setiap anak dan harus diakui serta dijamin pemenuhannya oleh negara. Pemenuhan hak kelangsungan hidup dan perkembangan anak berkaitan dengan pemenuhan hak dasar yaitu kesehatan, pendidikan, identitas, standar hidup yang layak serta kesempatan untuk mengembangkan potensi dirinya.

  Hak atas perlindungan adalah hak bagi setiap anak untuk mendapatkan jaminan agar terbebas dari kondisi yang membahayakan dan menimbulkan kerugian pada proses tumbuh kembangnya baik secara fisik maupun non fisik. Perlindungan yang dimaksud adalah perlindungan dari segala bentuk kekerasan, eksploitasi, pelecehan, maupun diskriminasi.

  Hak partisipasi anak adalah hak bagi setiap anak untuk berpartisipasi dan menyatakan pendapatnya dalam pengambilan keputusan terutama jika menyangkut hal-hal yang mempengaruhi kehidupannya. Hak berpartisipasi ini dapat diwujudkan dengan memberikan anak kesempatan untuk berkumpul, berorganisasi, menyatakan pendapat, menyuarakan aspirasi kepada para pemangku kepentingan (duty bearer) sesuai perkembangan usia dan tingkat kecerdasannya. Tujuan pemenuhan hak partisipasi anak adalah untuk menunjang agar pemenuhan hak hidup, hak tumbuh dan berkembang serta hak perlindungan anak menjadi lebih optimal (Sumber: Joni, 2008: 6).

  Secara yuridis formal, Pemerintah Indonesia telah memiliki sejumlah kebijakan yang lengkap dalam upaya perlindungan dan pemenuhan hak anak seperti Undang-Undang No. 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak, Keputusan Presiden No. 36 Tahun 1990 tentang Ratifikasi Konvensi Hak Anak, serta Undang-Undang No. 35 Tahun 2014 sebagai revisi atas Undang-Undang No.

  23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Meski demikian, realitas kesejahteraan anak masih jauh dari harapan. Fakta dilapangan menunjukkan bahwa situasi perlindungan anak belum mencapai tujuan dari kebijakan perlindungan anak, yaitu meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup anak pada tahap yang paling maksimal agar tumbuh kembangnya lebih optimal. Penggambaran tentang situasi anak di Indonesia tersebut dapat dilihat pada tabel kasus pelanggaran hak anak sebagai berikut:

Tabel 1.1 Kasus Pengaduan Anak Berdasarkan Klaster Perlindungan Anak

  

7 Pornografi dan Cyber Crime 338 175 247 196 806

  Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (2014) memang menyatakan bahwa isu dan permasalahan anak sangat bersifat kompleks, lintas bidang dan

tabel 1.1 diatas memberikan gambaran kepada kita bahwa implementasi kebijakan perlindungan anak di tataran lapangan masih sulit untuk diterapkan. Kementerian

  Sumber: Komisi Perlindungan Anak Indonesia, 2014 Situasi dan kondisi anak Indonesia saat ini seperti yang telah dirinci pada

  10 10 173 78 271 Total 2178 3512 4311 2713 12714

  9 Trafficking dan Eksploitasi 160 173 184 93 610

  329 746 590 621 2286

  49 27 127 41 244 c Kekerasan Seksual (Pemerkosaan, Sodomi, Pencabulan, Pedofilia)

  

8 ABH dan Kekerasan 188 530 420 432 1511

a Kekerasan Fisik 129 110 291 142 669

b Kekerasan Psikis

  

6 Pendidikan 276 522 371 249 1480

  

Tahun 2011-2014

No Klaster/Bidang Tahun Jumlah 2011 2012 2013 2014

  

5 Kesehatan dan Napza 221 261 438 216 1136

  75 47 205

  42

  37

  4 Hak Sipil dan Partisipasi

  3 Agama dan Budaya 83 204 214 59 560

  

2 Keluarga dan Pengasuhan Alternatif 416 633 931 452 2432

  92 79 246 87 504

  1 Sosial dan Anak dalam Situasi Darurat

10 Lain-Lain

  banyaknya faktor yang saling terkait sebagai penyebab rendahnya kualitas hidup anak. Sementara disebut isu lintas bidang dan program serta sektoral karena permasalahannya terdapat di hampir semua sektor, bidang dan program pembangunan, dan karenanya, penanganan permasalahan tersebut harus melibatkan seluruh bidang dan program serta sektor pembangunan.

  Kompleksnya proses pemenuhan hak anak seperti yang telah disebutkan diatas nyatanya masih terkendala pada lemahnya sistem koordinasi yang dilakukan baik lintas bidang, lintas program, maupun lintas sektoral. Hal ini cukup sesuai dengan hasil kajian UNICEF Indonesia (2012) yang menunjukkan bahwa hambatan utama dalam upaya mencapai kesejahteraan anak di daerah terjadi karena beberapa hal seperti: lemahnya koordinasi antar lembaga yang berhubungan dengan isu kesejahteraan anak dan kurangnya harmonisasi terkait kebijakan perlindungan anak di tingkat kabupaten/kota maupun provinsi, keterbatasan pengetahuan sumber daya manusia dan kapasitas lembaga tentang hak-hak anak, serta lemahnya tingkat partisipasi anak dalam Musrenbang di tingkat desa dan kecamatan.

  Kelemahan lain yang ditemukan sebagai penyebab kurang efektifnya perlindungan dan pemenuhan hak anak di Indonesia adalah karena anak itu sendiri belum dijadikan prioritas yang tinggi dalam kebijakan pembangunan di Indonesia (Sofian, 2002: vi). Padahal pelibatan anak dalam proses pembangunan dilakukan untuk mewujudkan kebijakan yang benar-benar dibutuhkan anak, dan sebagai wujud dari komitmen negara untuk menghormati pandangan anak, serta respon atas tuntutan dunia internasional (konsekuensi dari meratifikasi Konvensi Hak Anak). Ini terjadi karena pembangunan yang peduli anak, termasuk perlindungan haknya, masih belum menjadi mainstream pemahaman para pemangku kepentingan baik di tingkat nasional maupun di daerah.

  Pemerintah sendiri belum menetapkan anak sebagai subjek atas hak- haknya, melainkan sebagai objek yang hanya bisa menerima manfaat dari kebijakan pemerintah di bidang perlindungan anak. Ini dikarenakan pengambilan keputusan dan pengembangan kebijakan pemerintah yang ditujukan untuk anak belum melibatkan anak secara langsung. Padahal yang dipahami sebagai pihak yang paling mengerti dan mengetahui kebutuhan anak adalah anak itu sendiri.

  Maka untuk mewujudkan pemenuhan hak anak seutuhnya, pemerintah perlu mendengar dan mempertimbangkan pandangan dan pendapat setiap anak dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan atau mempunyai dampak terhadap kebutuhan dan kepentingan anak seperti yang tertuang dalam Undang- Undang Perlindungan Anak No. 35 Tahun 2014 khususnya pasal 24, “Negara, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah menjamin anak untuk mempergunakan haknya dalam menyampaikan pendapat sesuai dengan usia dan tingkat kecerdasan anak”.

  Secara khusus, dukungan kebijakan nasional terhadap penyelenggaraan perlindungan anak dan pemenuhan hak anak di Indonesia telah diakomodir dalam sebuah Program Nasional Bagi Anak Indonesia 2015 (PNBAI 2015) yang memberikan arahan tentang bagaimana kebijakan dan program pemerintah di bidang anak hingga tahun 2015. Program Nasional Bagi Anak Indonesia 2015 (PNBAI 2015) ini memiliki visi menciptakan anak Indonesia yang sehat, tumbuh dan berkembang, cerdas, ceria, berakhlak mulia, terlindungi dan aktif berpartisipasi.

  Substansi partisipasi anak yang disinggung dalam Program Nasional Bagi Anak Indonesia 2015 (PNBAI 2015) lewat visi menjadikan anak yang aktif berpartisipasi selanjutnya diwujudkan melalui misi membangun lingkungan yang kondusif untuk menghargai pendapat anak dan memberi kesempatan untuk berpartisipasi sesuai dengan usia dan tahap perkembangan anak. Misi tersebut turut mendorong seluruh pihak yang berkepentingan untuk selalu melibatkan atau mendengar aspirasi anak ketika memutuskan segala sesuatu yang berhubungan dengan kebutuhan anak atau berdampak pada anak-anak. (Sumber: Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, 2014).

  Peluang bagi anak untuk terlibat dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan atau mempunyai dampak terhadap kepentingan dan kebutuhan dirinya semakin terbuka lebar sejalan pengelolaan desentralisasi tata kelola pemerintahan dimana pada pasal 12 ayat (2) poin (b) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah menyebutkan bahwa urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak merupakan urusan konkuren wajib non pelayanan dasar antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah.

  Penerapan desentralisasi yang semakin ramah anak didukung oleh penggunaan prinsip-prinsip partisipastif masyarakat (termasuk anak) dalam pengambilan keputusan khususnya dalam rangka pengembangan kabupaten/kota yang layak anak. Oleh karena itu, pemerintah menetapkan kebijakan partisipasi anak sebagai sebuah kebijakan untuk memberikan arahan bagaimana pengembangan partisipasi anak dilaksanakan baik di tingkat nasional maupun di daerah.

  Kebijakan di bidang partisipasi anak tersebut telah disahkan ke dalam suatu Peraturan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia No. 3 Tahun 2011 tentang Kebijakan Partisipasi Anak dalam Pembangunan dan untuk mendukung pelaksanaan kebijakan tersebut, dibentuk pula Peraturan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia No. 4 Tahun 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Kebijakan Partisipasi Anak dalam Pembangunan. Kebijakan Partisipasi Anak dalam Pembangunan ini menjadi landasan bagi pelaksanaan pemenuhan hak partisipasi anak (PHPA) baik di tingkat nasional maupun di tingkat daerah.

  Kegiatan-kegiatan yang terdapat dalam kebijakan di bidang partisipasi anak tersebut dalam implementasinya dikembangkan dalam tiga kerangka program besar sebagai berikut: Program Peningkatan Kesadaran Masyarakat yang diarahkan kepada upaya penyebarluasan informasi tentang pentingnya partisipasi anak dalam pengambilan keputusan; Program Penyediaan dan Pengembangan Ruang Partisipasi Anak yang diarahkan kepada upaya untuk meningkatkan kapasitas anak; serta Program Pengarusutamaan Partisipasi Anak dalam Perumusan Kebijakan Publik yang diarahkan kepada upaya untuk memasukan pandangan anak kedalam setiap penyusunan kebijakan publik yang terkait dengan atau mempunyai dampak terhadap kepentingan dan kebutuhan anak, baik di tingkat nasional maupun daerah.

  Partisipasi anak sendiri pada prinsipnya dapat dimaknai sebagai keterlibatan seseorang yang belum berusia 18 tahun dalam proses pengambilan keputusan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan dirinya dan dilaksanakan atas kesadaran dan pemahaman, serta kemauan bersama sehingga anak dapat menikmati hasil atau mendapatkan manfaat dari keputusan tersebut. (Sumber: Deputi Bidang Tumbuh Kembang Anak, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, 2013: 27).

  Pelaksanaan partisipasi anak sangat penting mengingat partisipasi anak merupakan bagian dari proses tumbuh kembang anak. Anak yang aktif, tumbuh kembang fisik dan mentalnya jauh lebih baik dari pada anak yang pasif. Apabila tumbuh kembang anak tidak optimal dapat membuat anak-anak rentan terhadap berbagai bentuk pelecehan, kekerasan dan diskriminasi. Selain itu tumbuh kembang anak yang tidak optimal juga mengakibatkan anak berada pada posisi yang lebih rentan terhadap berbagai perubahan sosial yang berdampak negatif yang mempengaruhi diri mereka, misalkan pengaruh budaya seks bebas atau penggunaan narkoba. Oleh karena itu, anak-anak perlu diberikan kesempatan yang lebih luas untuk berpartisipasi secara wajar dan konstruktif.

  Pelaksanaan partisipasi anak ini bertujuan menjamin agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal, baik dari segi fisik, mental maupun sosial serta memperoleh perlindungan, sehingga anak bisa menjawab tantangan perkembangan jamannya. Di dalamnya termasuk juga upaya untuk mengembangkan potensi dan kreatifitas anak bersangkutan baik secara pemikiran maupun di dalam kegiatan untuk menjadikannya warga negara yang aktif. Semua itu dibangun atas kesadaran bahwa pihak yang paling mengetahui masalah, kebutuhan dan keinginan anak adalah anak itu sendiri. Karena banyak keputusan orang dewasa selama ini ditujukan untuk anak ternyata tidak sepenuhnya sesuai dengan kepentingan anak.

  Fakta menunjukkan masih sangat sedikit keputusan atau kebijakan publik yang diambil melalui proses konsultasi atau mendengar dan mempertimbangkan kebutuhan dan aspirasi anak. Akibatnya banyak sekali kebijakan publik yang pada akhirnya justru tidak ramah anak. Contoh yang sederhana adalah penentuan acara dan program stasiun televisi, pembuatan aturan disiplin di sekolah, pembangunan sarana dan prasarana umum seperti toilet di terminal, di sekolah, di stasiun, jembatan penyeberangan, angkutan umum dan lain-lain. Hal ini terjadi karena pemahaman banyak pihak yaitu orang dewasa yang menganggap bahwa cara berpikir anak masih belum matang, sehingga dianggap belum mampu untuk ikut serta berpartisipasi dalam pengambilan keputusan.

  Kekeliruan pemahaman tentang kemampuan anak untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan menyebabkan terbatasnya akses anak untuk menyampaikan aspirasi, ide, dan kreativitasnya kepada para pemangku kepentingan. Padahal bila anak tidak dilibatkan dalam pengambilan keputusan, atau kepentingan dan kebutuhan anak tidak dijadikan sebagai pertimbangan dan pengambilan keputusan, maka anak akan hidup di dalam lingkungan yang tidak ramah sehingga tumbuh kembang anak akan terganggu baik secara fisik maupun psikisnya.

  Oleh karena itu, dalam rangka mengembangkan potensi anak untuk berpartisipasi aktif dalam pengambilan keputusan dan kebijakan publik, maka perlu dilaksanakan Program Pengarusutamaan Partisipasi Anak dalam Perumusan Kebijakan Publik sebagai salah satu program untuk melaksanakan Kebijakan Partisipasi Anak dalam Pembangunan.

  Program Pengarusutamaan Partisipasi Anak dalam Perumusan Kebijakan Publik ini merupakan program dengan strategi yang dapat dilakukan oleh Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Dunia Usaha, maupun Masyarakat untuk memberikan akses dan manfaat pembangunan bagi pemenuhan hak dan perlindungan anak. Program ini bertujuan memfasilitasi suara anak untuk disampaikan kepada para pemangku kepentingan baik nasional maupun daerah. Salah satu media yang tepat untuk melibatkan anak dalam pengambilan keputusan adalah melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) baik di daerah maupun nasional yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan di dalamnya (Wawancara awal dengan Kepala Asisten Deputi Partisipasi Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, 11 Maret 2015, Pukul 09.00 WIB).

  Stakeholder utama atau para pemangku kepentingan, yaitu para pihak yang

  tugas pokok dan fungsinya berhubungan secara langsung maupun tidak langsung dengan upaya pemenuhan hak partisipasi anak di bidang pengembangan bakat, minat dan kemampuan anak antara lain: Kementerian/Lembaga di bidang perlindungan anak seperti Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) pendidikan, kesenian, budaya, olahraga, kesehatan, kepanduan dan hal lain terkait dengan hak-hak anak; Kelompok Dunia Usaha; serta Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Leading

  

sector pelaksana Kebijakan Partisipasi Anak dalam Pembangunan ini adalah

  Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Daerah (Sumber: Juknis Pelaksanaan Partisipasi Anak dalam Pembangunan, 2014).

  Sasaran pelaksanaan kebijakan partisipasi anak ini adalah terwujudnya pelibatan atau keikutsertaan anak dalam proses pengambilan keputusan dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembangunan melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah dengan substansi khusus yang berhubungan dengan anak, sehingga anak mendapatkan manfaat maksimal dari keputusan tersebut dalam rangka optimalisasi tumbuh kembang anak.

  Keterlibatan anak dalam pengambilan keputusan dapat dilakukan oleh individu setiap anak menurut perkembangan usia dan tingkat kecerdasannya.

  Namun untuk tujuan efisien dan efektif, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (2014) menyarankan agar pelibatan anak dalam pengambilan keputusan dilakukan secara kolektif karena manfaat yang diberikan jauh lebih efektif baik dari proses maupun hasilnya. Proses partisipasi anak secara kolektif ini dilakukan melalui Forum Anak.

  Forum Anak adalah organisasi atau lembaga sosial yang digunakan sebagai wadah atau pranata partisipasi bagi anak yang belum berusia 18 tahun dimana anggotanya merupakan perwakilan dari kelompok anak atau kelompok kegiatan anak yang dikelola oleh anak-anak dan dibina oleh pemerintah (menurut jenjang wilayah administrasinya) sebagai media untuk mendengar dan memenuhi aspirasi, suara pendapat, dan keinginan kebutuhan anak dalam proses pembangunan. (Sumber: Deputi Bidang Tumbuh Kembang Anak, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, 2014: 9).