ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA KEHAMILAN DENGAN ANEMIA RINGAN, PERSALINAN DENGAN INDUKSI, BAYI BARU LAHIR FISIOLOGIS, NIFAS FISIOLOGIS, DAN PERENCANAAN KELUARGA BERENCANA (KB) PADA NY. W UMUR 28 TAHUN DI WILAYAH PUSKESMAS II SOKARAJA - repository perp

  1. Definisi Kehamilan Kehamilan adalah urutan kejadian yang secara normal terdiri atas pembuahan, implantasi, pertumbuhan embrio, pertumbuhan janin dan berakhir pada kehamilan bayi (Yongky dkk. 2012). Proses kehamilan adalah matarantai yang berkesinambung dan terdiri dari: ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba, 2013).

  Lamanya kehamilan kira-kira 280 hari atau 36-40 minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir (Yongky dkk. 2012). Kehamilan manusia terjadi selama 40 minggu dimulai waktu menstruasi terakhir dan kelahiran (38 minggu dari pembuahan) (Bethsaida dkk. 2012).

  Lamanya kehamilan normal menurut Kuswanti (2014) tidak lebih dari 300 hari (43 minggu).

  Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (Prawirohardjo, 2006).

  10 Jadi dapat disimpulkan bahwa kehamilan adalah kehamilan adalah periode dimana seorang wanita menyimpan embrio atau fetus di dalam tubuhnya dan usia kehamilan normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir.

  2. Proses terjadinya kehamilan Proses kehamilan diawali dengan proses pembuahan

  (konsepsi). Pembuahan/konsepsi sering disebut fertilisasi. Fertilisasi adalah penyatuan sperma laki-laki dengan ovum perempuan.

  Spermatozoa merupakan sel yang sangat kecil dengan ekor yang panjang sehingga memungkinkan untuk bergerak dalam media cair dan dapat mempertahankan fertilisasiya selama 2 sampai 4 hari. Sel telur (ovum) akan hidup maksimal 48 jam setelah ovulasi (Hutahean, 2013).

  3. Tanda-tanda Kehamilan Menurut Hutahaean (2013) tanda-tanda kehamilan sebagai berikut: a. Tanda persumtif/dugaan

  Amenore, morning sickness, sering BAK, payudara membesar, tegang, fatique, perubahan kulit b. Tanda mungkin

  1) Pembesaran abdomen (12 minggu) 2) Tanda piskacek (usia 14-16 minggu)

  3) Tanda hegar : perubahan pada isthmus uteri yang menyebabkan isthmus uteri menjadi lebih panjang dan lunak (usia 6 minggu)

  4) Tanda goodell : pelunakan pada leher rahim akibat peningkatan vaskularisasi (usia 8 minggu) 5) Tanda chadwick : warna merah tua atau kebiruan pada vagina akibat peningkatan vaskularisasi (usia 6-8 minggu) 6) Kontraksi Braxton hicks, kontraksi uterus yang datangnya sewaktu-waktu, tidak beraturan dan tidak mempunyai irama tertentu (akhir trimester pertama)

  7) Tes kehamilan positif (usia 7-10 hari setelah konsepsi)

  c. Tanda pasti Adanya denyut jantung janin, adanya pergerakan janin (usia 19 minggu), visualisasi fetus dalam USG (usia 5-6 minggu)

  Menurut Manuaba (2013) tanda-tanda kehamilan sebagai berikut : a. Tanda-tanda dugaan kehamilan :

  1) Amenorea. Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel de Graaf dan ovulasi.

  2) Mual dan muntah (emesis). Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan pengeluaran asam lambung yang berlebihan. 3) Ngidam. 4) Sinkop atau pingsan.

  5) Payudara tegang. Pengaruh estrogen dan progesteron dan somatomamotrofin menimbulkan deposit lemak, air, dan garam pada payudara. 6) Sering miksi. Desakan rahim ke depan menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh.

  7) Konstipasi. Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus, menyebabkan kesulitan untuk buang air besar 8) Pigmentasi kulit. Keluarnya

  melanophore stimulating hormone

  (MSH) hipofisis anterior menyebabkan pigmentasi kulit di sekitar pipi (kloasma gravidarum), pada dinding perut (striae lividae, striae nigra, linea alba makin hitam), dan sekitar payudara (hiperpigmentasi areola mamae, puting susu makin menonjol, kelenjar Montgomery menonjol, pembuluh darah menifes sekitar payudara), di sekitar pipi (kloasma gravidarum).

  9) Epulis. Hipertrofi gusi yang disebut epulis, dapat terjadi bila hamil.

  10) Varices. Pengaruh dari estrogen dan progesteron terjadi penampakan pembuluh darah vena.

  b. Tanda tidak pasti kehamilan 1) Rahim membesar, sesuai dengan tuanya hamil.

  2) Pada pemeriksaan dalam, dijumpai tanda Hegar, tanda Chadswicks, tanda Piscaseck, kontraksi Braxton Hicks, dan teraba ballottement. c. Tanda pasti kehamilan Gerakan janin dalam rahim, terlihat/teraba gerakan janin dan teraba bagian-bagian janin, denyut jantung janin

  4. Perubahan fisiologis dalam kehamilan Menurut Manuaba (2013) perubahan fisiologis dalam kehamilan sebagai berikut : a. Uterus

  Rahim yang semula besarnya sejempol/beratnya 30 gram akan mengalami hipertrofi dan hiperplasia, sehingga menjadi 1000 gram saat akhir kehamilan (Manuaba, 2013).

  b. Vagina Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah karena pengaruh estrogen sehingga tampak tanda Chadwicks

  (Manuaba, 2013).

  c. Ovarium Indung telur yang mengandung korpus luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang sempurna pada usia 16 minggu (Manuaba, 2013).

  d. Payudara Mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan memberikan ASI pada saat laktasi. Perkembangan payudara dipengaruhi oleh hormon yaitu estrogen, progesteron, dan somatomamotrofin (Manuaba, 2013). e. Sirkulasi darah ibu

  Volume darah. Semakin meningkat & jumlah serum darah lebih

  besar dari pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi pengenceran darah (hemodilusi), dengan puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu. Volume darah bertambah sebesar 25-30% sedangkan sel darah bertambah sekitar 20%.

  Sel darah. Sel darah merah makin meningkat jumlahnya untuk

  dapat mengimbangi pertumbuhan janin dalam rahim, tetapi pertambahan sel darah tidak seimbang dengan peningkatan volume darah sehingga terjadi hemodilusi yang disertai anemia fisiologis. Jumlah sel darah putih meningkat hingga 10.000/ml. Pada postpartum dengan terjadinya hemokonsentrasi dapat terjadi tromboflebitis (Manuaba, 2013).

  Sistem respirasi. Terjadi desakan diafragma karena dorongan

  rahim yg membesar pada usia kehamilan 32 minggu (Manuaba, 2013).

  Sistem pencernaan. Pengaruh estrogen, pengeluaran asam

  lambung meningkat dan dapat menyebabkan : 1) Pengeluaran air liur berlebihan (hipersalivasi) 2) Daerah lambung terasa panas 3) Terjadi mual dan sakit/pusing kepala terutama pagi hari, yang disebut

  morning sickneess.

  4) Muntah yang terjadi disebut emesis gravidarum

  5) Muntah berlebihan sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari, disebut hiperemesis gravidarum.

  6) Progesteron menimbulkan gerak usus makin berkurang dan dapat menyebabkan obstipasi.

  Traktus urinarius. Terjadi gangguan miksi dalam bentuk sering

  berkemih. Desakan tersebut menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh. Ureter membesar untuk dapat menampung banyaknya pembentukan urine (Manuaba, 2013).

  Perubahan pada kulit. Terjadi perubahan deposit pigmen &

  hiperpigmentasi krn pengaruh

  melanophore stimulating hormone

  lobus hipofisis anterior & kelenjar suprarenalis. Hiperpigmentasi terjadi pada striae gravidarum livide/alba, areola mamae, papilla mamae, linea nigra, pipi (kloasma gravidarum) (Manuaba, 2013).

Metabolisme. Mengalami perubahan dimana kebutuhan nutrisi

  makin tinggi untuk pertumbuhan janin dan pesiapan memberikan ASI (Manuaba, 2013).

  Menurut Hutahaean (2013) perubahan fisiologis dalam kehamilan sebagai berikut : a. Berat badan

  Peningkatan berat badan sekitar 25% dari sebelum hamil (rata-rata 12,5 kg). Pada trimester II dan III sebanyak 0,5 kg/minggu, pengaruh dari pertumbuhan janin, pembesaran organ maternal, penyimpanan lemak & protein, serta peningkatan volume darah & cairan interstisial pada maternal (Hutahaean, 2013). b. Sistem Reproduksi 1) Uterus, berat naik 20-50 gram, volume 10 ml. Pembesaran uterus karena pengaruh estrogen adalah hiperplasia dan hipertrofi jaringan otot uterus.

Tabel 2.1 Pembesaran uterus pada ibu hamil No Umur Kehamilan Pembesaran Uterus (TFU)

  a). Tidak hamil/normal Telur ayam (± 30 g)

  b). 8 minggu Telur bebek

  c). 12 minggu Telur angsa

  

d). 16 minggu Pertengahan simfisis ke pusat

  e). 20 minggu Pinggir bawah pusat

  f). 24 minggu Pinggir atas perut

  g). 28 minggu Sepertiga pusat ke xyphoid

  

h). 32 minggu Pertengahan pusat ke xyphoid

i). 36-42 minggu 3 jari dibawah xyphoid Sumber : Hutahean, 2013 .

Tabel 2.2 Pemeriksaan TFU sesuai Kehamilan (Manuaba, 2012) Usia kehamilan TFU

  Dalam cm Penunjuk badan

  • 12 minggu Satu pertiga diatas simfisis
  • 16 minggu Setengah simfisis dan pusat

    20 minggu 20 cm Dua pertiga diatas simfisis

    22 minggu Setinggi pusat 28 minggu 25 cm Tiga jari diatas pusat 32 minggu 27 cm 34 minggu Pertengahan antara px dengan pusat 36 minggu 30 cm Setinggi px 40 minggu Dua jari dibawah px

  Sumber : Manuaba, 2013

  2) Serviks Terdapat tanda chadwick, goodell, dan mucus plug, serviks uteri mengalami hipervaskularisasi & pelunakan. Lendir serviks meningkat seperti gejala keputihan (Hutahaean, 2013). 3) Ovarium

  Fungsi ovarium diambil alih oleh plasenta terutama fungsi progesteron dan esterogen pada usia kehamilan 16 minggu. Tidak terjadi kematangan ovum selama kehamilan (Hutahaean, 2013).

  4) Payudara Areola mengalami hiperpigmentasi, glandula montgomeri makin tampak, papila mamae makin membesar atau menonjol, pengeluaran ASI belum berlangsung karena prolaktin belum berfungsi (Hutahaean, 2013).

  5) Vulva Mengalami hipervaskularisasi krn pengaruh progesteron

  &estrogen, berwarna kebiruan (tanda chadwick) (Hutahaean, 2013).

  c. Sistem Muskuloskeletal Pembesaran payudara dan rotasi anterior panggul memungkinkan untuk terjadinya lordosis, sering mengalami nyeri dibagian punggung dan pinggang karena mempertahankan posisi stabil, beban meningkat pada otot punggung dan kolumna vertebrate (Hutahaean, 2013). 1) Adaptasi muskuloskeletal

  a) Pengaruh hormonal, relaksasi persendian karena pengaruh hormon relaksin.

  b) Pengaruh mekanik, peningkatan berat badan karena pembesaran uterus, perubahan postur, diastasis rekti, sindroma carpal tunnel. c) Relaksasi dan hipermobilitas sendi pada masa hamil kembali stabil dan ukuran sama dengan sebelum hamil, kecuali pada kaki (Hutahaean, 2013).

  d. Sistem Endokrin 1) Kelenjar tiroid, Pembesaran kelenjar tiroid akibat hiperplasia jaringan glandular dan peningkatan vaskularitas (Hutahaean,

  2013). 2) Kelenjar Paratiroid, Kehamilan menginduksi hiperparatiroidisme sekunder ringan, suatu refleksi peningkatan kebutuhan kalsium

  (Ca) dan vitamin D (Hutahaean, 2013). 3) Pankreas

  a) Janin butuh glukosa sebagai bahan pertumbuhan, tidak hanya menghasilkan simpanan glukosa (Hutahaean, 2013).

  b) Kadar glukosa ibu menurun, insulin ibu tidak dapat menembus plasenta untuk sampai ke janin. Akibatnya, pada awal kehamilan pankreas meningkatkan produksi insulinnya (Hutahaean, 2013).

  c) Seiring peningkatan usia kehamilan, plasenta bertumbuh dan secara progresif memproduksi hormon dalam jumlah banyak yang lebih besar (Hutahaean, 2013).

  d) Estrogen, progesteron dan kortisol secara kolektif menurunkan kemampuan untuk menggunakan insulin.

  (Hutahaean, 2013). e. Sistem Integumen Menurut Hutahaean (2013) Perubahan pada sistem integumen selama hamil disebabkan oleh perubahan keseimbangan hormon.

  Peningkatan aktivitas MSH mengakibatkan hiperpigmentasi wajah (kloasma gravidarum), payudara, linea alba, dan striae gravidarum.

  f. Sistem Respirasi Menurut Hutahaean (2013) Kebutuhan oksigen meningkat 15-

  20%, diafragma terdorong ke atas, hiperventilasi, pernapasan dangkal (20-24x/m) mengakibatkan penurunan kompliansi dada, volume residu, dan kapasitas paru serta terjadi peningkatan volume tidal.

  1) Inspirasi meningkat, maka jumlah kebutuhan oksigen (O ) akan

  2 meningkat, sehingga suplai oksigen terus meningkat.

  2) Jika ekspirasi meningkat, maka output karbon dioksida (CO )

  2

  meningkat, sehingga karbon dioksida dalam darah maternal menurun selanjutnya akan memudahkan transfer karbon dioksida dari fetus kepada maternal (Hutahaean, 2013).

  g. Sistem Gastrointestinal 1) Mulut

  a) Gusi hiperemis, berongga, dan membengkak. Gusi cenderung mudah berdarah karena kadar estrogen yang meningkat menyebabkan peningkatan vaskularitas selektif & proliferasi jaringan ikat (gingivitis tidak spesifik) (Hutahaean, 2013)

  2) Gigi Kebutuhan kalsium dan flour lebih tinggi sekitar 0,4 g daripada kebutuhan saat ibu tidak hamil (Hutahaean, 2013).

  3) Nafsu makan Pada trimester I terjadi penurunan nafsu makan akibat nausea & vomitus yang merupakan akibat perubahan pada saluran cerna dan peningkatan kadar hCG dalam darah (Hutahaean, 2013). 4) Esofagus, lambung, dan usus halus

  a) Herniasi bagian atas lambung (hiatus lambung) terjadi setelah bulan ke-7 atau ke-8 kehamilan akibat pergesaran lambung ke atas.

  b) Peningkatan produksi progesteron menyebabkan tonus dan motilitas otot menurun, sehingga terjadi regurgitasi esofagus, peningkatan waktu pengosongan lambung, dan peristaltik balik. Dengan demikian ibu tidak mampu mencerna asam/mengalami nyeri ulu hati (pirosis) (Hutahaean, 2013).

  5) Kandung empedu & hati Kandung empedu disertai akibat penurunan tonus otot selama hamil. Peningkatan waktu pengosongan & pengentalan empedu biasa terjadi (Hutahaean, 2013). h. Sistem Perkemihan Ginjal berfungsi mempertahankan keseimbangan elektrolit dan asam-basa, mengatur volume cairan ekstrasel, mengeluarkan sampah metabolisme, dan menyimpan nutrien yang sangat penting (Hutahaean, 2013). i. Sistem Kardiovaskular

  1) Tekanan darah Tekanan darah arteri (arteri brakialis) dipengaruhi oleh usia, posisi ibu, kecemasan ibu, dan ukuran manset saat pengukuran darah. Posisi ibu mempengaruhi hasil karena posisi uterus menghambat aliran balik vena, curah jantung dan tekanan darah menurun. Edema pada ekstermitas bawah dan varices terjadi akibat obstruksi vena iliaka dan vena cava inferior oleh uterus (Hutahaean, 2013). Menurut Manuaba (2012) kemungkinan terjadinya preeklamsia yaitu 140/90 mmHg.

  2) Volume darah dan komposisi darah Volume darah meningkat sekitar 1.500 ml (dengan penambahan berat badan 8,5-9 kg). Peningkatan terdiri atas 1.000 ml plasma dan 450 ml sel darah merah (Hutahaean, 2013).

  3) Curah jantung Meningkat 30-50% pada minggu ke-32 kehamilan, kemudian menurun sampai sekitar 20% pada minggu ke-40 (Hutahaean, 2013).

  4) Waktu sirkulasi dan koagulasi Waktu koagulasi sedikit menurun pada minggu ke-32 kehamilan (Hutahaean, 2013). j. Sistem Neurologi

  d. Nyeri kepala akibat ketegangan umum timbul saat ibu cemas/gangguan penglihatan seperti kesalahan reflaksi, sinusitis, atau migrain (Hutahaean, 2013).

  5. Adaptasi Psikologis Ibu Hamil

  a. Trimester I Adalah periode penyesuaian yang dilakukan wanita terhadap kenyataan bahwa ia sedang mengandung. Sebagian besar wanita merasa sedih & ambivalen tentang kenyataan bahwa ia hamil. Kurang lebih 80% wanita mengalami kekecewaan, penolakan, kecemasan, depresi, dan kesedihan (Varney, 2007).

  b. Trimester II Wanita sudah merasa nyaman dan bebas dari segala ketidaknyamanan yang normal dialami saat wanita hamil.

Quickening menunjukan kenyataan adanya kehidupan yang

  terpisah, dan menjadi dorongan bagi wanita dalam melaksanakan tugas psikologis sebagai ibu bagi dirinya sendiri, yang berbeda dari ibunya (Varney, 2007).

  c. Trimester III Pada periode ini wanita mulai menyadari kehadiran bayi sebagai makhluk yang terpisah sehingga ia menjadi tidak sabar menanti kehadiran sang bayi. Ibu menjadi lebih protektif terhadap bayi, mulai menghindari keramaian atau seseorang atau apapun yang ia anggap berbahaya. Wanita mungkin merasa cemas dengan kehidupan bayi dan kehidupannya sendiri, seperti : apakah nanti bayinya akan lahir abnormal, terkait persalinan dan pelahiran, apakah ia akan menyadari bahwa ia akan bersalin, atau bayinya tidak mampu keluar karena perutnya sudah luar biasa besar, atau apakah organ vitalnya akan mengalami cidera akibat tendangan bayi (Varney, 2007).

  6. Pertumbuhan dan Perkembangan Hasil Konsepsi Menurut Mochtar (2012) ovum yang telah dibuahi segera membelah diri sambil bergerak (dengan bantuan rambut getar tuba) menuju ruang rahim. Ovum yang telah dibuahi kemudian melekat pada mukosa rahim dan bersarang diruang rahim, kemudian diikuti implantasi atau nidasi. Dari pembuahan sampai nidasi, diperlukan waktu kira-kira 6-7 hari.

  Menurut Cunningham (2014) pertumbuhan dan perkembangan janin, yaitu:

Tabel 2.3 Pertumbuhan dan perkembangan janin Umur Kehamilan Pertumbuhan dan perkembangan

  

Minggu ke 0 Hasil konsepsi membentuk blastokista, dan implantasi blastokista, vilus kronik

dibentuk segera setelah implantasi yang disebut sebagai embrio.

Minggu ke 4 System kardiovaskuler terbentuklah sirkulasi dalam embrio. Embrio memiliki

panjang 4-5 mm. Bakal lengan dan tungkai telah terbentuk, dan selubung amnion mulai terlepas dari body stalk, yang selanjutnya menjadi tali pusat.

Minggu ke 6 Panjang embrio 22-24 mm, kepala berukuran relative besar dibandingkan

badan. Jantung telah terbentuk sempurna. Jari tangan dan kaki telah ditemukan, dan lengan menekuk pada siku. Bibir atas telah sempurna, dan telinga luar membentuk peninggian definitive pada masing-masing sisi kepala

  

Minggu ke 8 Pertumbuhan dan pematangan struktur-struktur yang dibentuk saat periode embrionik.

Minggu ke 12 TFU teraba tepat diatas simfisis pubis, panjang kepala-bokong janin adalah 6-

7 cm. Pusat penulangan telah timbul pada sebagian besar tulang janin, jari tangan dan kaki juga telah berdiferensiasi. Kulit dan kuku telah berkembang dan muncul tunas-tunas rambut yang terbesar. Genetalia Externa mulai memperlihatkan tanda pasti jenis kelamin laki-laki atau perempuan

Minggu ke 16 Panjang kepala-bokong janin adalah 12 cm berat janin 110 g. Jenis kelamin

telah dapat ditentukan

Minggu ke 20 Berat janin >300 g, berat ini mulai bertambah secara linear. Janin bergerak

kurang lebih setiap menit, dan aktif sekitar 10-30 persen total waktu. Kulit janin telah menjadi transparan, lanugo seperti beledu menutupi seluruh tubuh janin dan telah terbentuk sebagian rambut di kulit kepala

Minggu ke 24 Berat janin sekitar 630 g, kulit secara khas tampak keriput, dan penimbunan

lemak dimulai. Kepala masih relative besar, alis dan bulu mata dapat dikenali. Periode kanalikular dan perkembangan paru-paru, saat membesarnya bronkus dan bronkiolus serta berkembangnya duktus alveolaris, hampir selesai.

  

Minggu ke 28 Panjang kepala-bokong sekitar 25 cm dan berat janin sekitar 1100 g, kulit janin

yang tipis berwarna merah dan ditutupi oleh verniks caseosa. Membrane pupil baru saja menghilang dari mata.

Minggu ke 32 Panjang kepala-bokong janin kira-kira 28 cm dan berat sekitar 1800 g, kulit

permukaan masih merah dan keriput.

  

Minggu ke 36 Panjang kepala-bokong pada janin sekitar 32 cm, dan berat janin sekitar 2500

  

Minggu ke 40 Periode saat janin dianggap aterm menurut usia yang dihitung dari awal

periode menstruasi terakhir. Janin telah berkembang sempurna. Panjang

kepala-bokong sekitar 36 cm dan berat kira-kira 3600 g.

  Sumber : Cunningham, et al, 2014

  7. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil

  a. Kebutuhan Fisik 1) Oksigen

  Posisi miring kiri dianjurkan untuk meningkatkan perfusi uterus dan oksigenasi fetoplasma dengan mengurangi tekanan pada vena asenden (hipotensi supine) (Kuswanti, 2014). 2) Nutrisi

  a) Kalori Kebutuhan kalori untuk ibu hamil dan menyusui masing-masing adalah 2300 dan 2800 Kkal. b) Protein Wanita tidak hamil, konsumsi protein yang ideal adalah

  0,9 gram/kgBB/hari tetapi selama kehamilan dibutuhkan tambahan protein hingga 30 gram/hari. Protein yang dianjurkan adalah protein hewani.

  c) Mineral Kebutuhan zat besi pada trimester kedua kira-kira

  17mg/hari. Untuk memenuhi kebutuhan ini dibutuhkan suplemen besi 30 mg/hari dan pada kehamilan kembar atau wanita yang anemia dibutuhkan 60-100mg/hari (Kuswanti, 2014)

  3) Personal Hygiene Mandi dianjurkan sedikitnya 2x/hr karena ibu hamil cenderung mengeluarkan banyak keringat (Kuswanti, 2014).

  4) Pakaian Pakaian harus longgar, bersih, dan tidak ada ikatan yang ketat pada daerah perut, bahan pakaian usahakan yang mudah menyerap keringat, memakai bra yang menyokong payudara, memakai sepatu dengan hak yang rendah, pakaian dalam yang selalu bersih (Kuswanti, 2014). 5) Eliminasi

  a) BAK (1) Trimester I: frekuensi BAK meningkat karena kandung kencing tertekan oleh pembesaran uterus.

  (2) Trimester II: frekuensi BAK normal kembali karena uterus telah keluar dari rongga panggul (3) Trimester III: frekuensi BAK meningkat karena penurunan kepala ke PAP.

  b) BAB Defekasi terjadi karena pengaruh relaksasi otot polos oleh estrogen, tekanan uterus yang membesar , pada kehamilan lanjut karena pengaruh tekanan kepala yang telah masuk panggul.

  6) Seksual Hubungan seksual selama kehamilan tidak dilarang selama tidak ada riwayat penyakit seperti : a) Sering abortus dan kelahiran premature

  b) Perdarahan pervaginam

  c) Koitus harus dilakukan dengan hati-hati terutama pada minggu terakhir kehamilan.

  d) Bila ketuban sudah pecah, koitus dilarang karena dapat menyebabkan infeksi janin intrauterin (Kuswanti, 2014).

  7) Istirahat Posisi tidur yang dianjurkan pada ibu hamil adalah miring ke kiri, kaki kiri lurus, kaki kanan sedikit menekuk dan diganjal dengan bantal, dan untuk mengurangi rasa nyeri pada perut, ganjal dengan bantal pada perut bawah sebelah kiri (Kuswanti, 2014). b. Kebutuhan Psikologis 1) Support Keluarga, dukungan selama masa kehamilan sangat dibutuhkan bagi seorang wanita yang sedang hamil, terutama dari orang terdekat apalagi ibu yang baru pertama kali hamil. 2) Support Tenaga Kesehatan, tenaga kesehatan harus mampu mengenali tentang keadaan yang ada disekitar ibu hamil atau pasca bersalin.

  8. Antenatal Care

  a. Pengertian antenatal care Merupakan pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada petumbuhan & perkembangan janin dalam rahim

  (Manuaba, 2013).

  b. Tujuan pengawasan antenatal care Tujuan umum asuhan kehamilan adalah menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak selama dalam kehamilan, persalinan, dan nifas; dengan demikian, didapatkan ibu dan anak yang sehat (Mochtar, 2012).

  c. Jadwal Kunjungan pada Pemeriksaan Kehamilan Jadwal kunjungan pada pemeriksaan kehamilan menurut

  Mochtar (2012) adalah : 1) Pemeriksaan kehamilan pertama kali yang ideal adalah sedini mungkin ketika haid terlambat satu bulan.

  2) Periksa ulang 1 x sebulan sampai kehamilan 7 bulan 3) Periksa ulang 2 x sebulan sampai kehamilan 9 bulan

  4) Periksa ulang setiap minggu sesudah kehamilan 9 bulan

  d. Pemeriksaan leopold 1) Tahap pemeriksaan leopold

  a) Leopold I Leopold I bertujuan untuk menentukan tinggi fundus uteri untuk menentukan umur kehamilan. Selain itu, dapat juga ditentukan bagian janin mana yang terletak pada fundus uteri (Kuswanti, 2014).

  Teknik pelaksanaan : (1) Kedua telapak tangan pada fundus uteri untuk menentukan tinggi fundus uteri, sehingga perkiraan usia kehamilan dapat disesuaikan dengan tanggal haid terakhir

  (2) Bagian apa yang terletak di fundus uteri. Pada letak membujur sungsang, kepala keras bulat dan melenting pada goyangan; pada letak kepala akan teraba bokong pada fundus; tidak keras tak melenting, dan tidak bulat; pada letak lintang fundud uteri tidak diisi oleh bagian- bagian janin (Manuaba, 2013).

  b) Leopold II Leopold II untuk mengetahui bagian janin yang ada di sebelah kanan atau kiri perut ibu (Kuswanti, 2014).

  Teknik pelaksanaan :

  (1) Kemudian kedua tangan diturunkan menelusuri tepi uterus untuk menetapkan bagian apa yang terletak di bagian samping

  (2) Letak membujur dapat ditetapkan punggung anak, yang teraba rata dengan tulang iga seperti papan cuci (3) Pada anak lintang dapat ditetapkan dimana kepala janin (Manuaba, 2013).

  c) Leopold III Leopold III untuk menentukan bagian yang berada di sebelah bawah uterus ibu (Kuswanti, 2014).

  Teknik pelaksanaan : (1) Menetapkan bagian apa yang terdapat di atas simfisis pubis.

  (2) Kepala akan teraba bulat dan keras sedangkan bokong teraba tidak keras dan tidak bulat. Pada letak lintang simfisis pubis akan kosong (Manuaba, 2013).

  d) Leopold IV Leopold IV untuk menentukan bagian janin mana yang berada dibawah, menentukan seberapa bagian dari kepala janin yang telah masuk pintu atas panggul (Kuswanti, 2014).

  Teknik pelaksanaan: (1) Pada pemeriksaan leopold IV, pemeriksa menghadap ke arah kaki ibu untuk menetapkan bagian terendah janin yang masuk ke pintu atas panggul. (2) Bila bagian terendah sudah masuk PAP telah melampaui lingkaran terbesarnya, maka tangan yang melakukan pemeriksaan divergen, sedangkan bila lingkaran terbesarnya belum masuk PAP maka tangan pemeriksa konvergen (Manuaba, 2013).

  9. Konsep dasar antenatal

  a. Konsep dasar antenatal Trimester I Trimester I adalah periode kehamilan dari mulai terjadinya konsepsi sampai dengan usia kehamilan (antenatal) belum mencapai 14 minggu (0-3 bulan) (Hutahaean, 2013). Menurut Kuswanti (2014) kehamilan triwulan petama (antara 0 sampai 12 minggu).

  1) Perubahan anatomis dan fisiologis pada ibu hamil trimester I :

  a) Uterus, uterus membesar pada bulan pertama kehamilan karena peningkatan kadar estrogen dan progesteron (Hutahaean, 2013).

  b) Serviks uteri, pada kehamilan juga mengalami perubahan karena hormon estrogen. Jika korpus uteri mengandung lebih banyak jaringan otot, maka serviks lebih banyak mengandung jaringan ikat, dimana hanya 10% jaringan ototnya (Hutahaean, 2013).

  c) Vagina dan vulva, mengalami perubahan akibat hormon estrogen. Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan munculnya tanda Chadwicks (Hutahean, 2013).

  d) Ovarium, terdapat korpus luteum graviditis sampai terbentuknya plasenta di usia kehamilan kira-kira 16 minggu (Hutahaean, 2013).

  e) Payudara, Pada usia kehamilan 12 minggu ke atas dari puting susu dapat keluar cairan berwarna putih agak jernih, disebut kolostrum. Kolostrum ini berasal dari kelenjar- kelenjar asinus yang mulai bersekresi, terjadi hiperpigmentasi, sehingga warna aerola menjadi lebih gelap (Hutahaean, 2013).

  f) Kulit, pigmentasi disebabkan oleh pengaruh

  melanophone stimulating hormone (MSH) yang meningkat (Hutahaean,

  2013).

  g) Sistem kardiovaskuler, sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya sirkulasi plasenta, uterus yang membesar dengan pembuluh darah yang membesar pula, payudara dan organ lain yang memang sangat berfungsi dengan kehamilan (Hutahaean, 2013). h) Sistem pencernaan, bulan pertama kehamilan terdapat perasaan mual (nause), kemungkinan akibat kadar hormon estrogen yang meningkat (Hutahaean, 2013). i) Sistem perkemihan, kandung kemih tertekan oleh uterus yang mulai membesar, sehingga sering timbul keinginan berkemih (Hutahaean, 2013). 2) Keluhan-keluhan ibu hamil Trimester I

  a) Nyeri epigastrik (Ulu Hati) Peningkatan hormon estrogen dan progesteron sehingga motilitas otot polos gastrointestinal menurun (GI), terjadi peningkatan asam lambung yang akhirnya menyebabkan ulkus dan nyeri epigastrik (ulu hati). Cara mengatasi yaitu : Anjurkan ibu untuk makan sedikit tetapi sering (porsi kecil 5-6 kali sehari), anjurkan ibu untuk mengkonsumsi vitamin B Kompleks (Hutahaean, 2013).

  b) Rasa Mual dan Muntah (Morning Sickness) Cara mengatasi keluhan yaitu : Anjurkan ibu untuk menghindari perut kosong, Anjurkan ibu untuk menghindari rangsangan berupa bau-bauan, Anjurkan ibu untuk makan makanan kering yang mengandung karbohidrat sebelum bangun dari tempat tidur (Hutahaean, 2013). c) Gangguan berkemih Dipengaruhi oleh hormon aldosteron yang dapat meningkatkan vaskularisasi pembuluh darah. Cara mengatasi keluhan yaitu : Anjurkan ibu untuk mengurangi minum sesaat akan tidur, anjurkan ibu untuk melakukan latihan kegel untuk kekuatan otot pubis (Hutahaean, 2013).

  d) Obstipasi Disebabkan oleh kekuatan otot traktus digestivus menurun akibat pengaruh hormon progesteron yang mengakibatkan motilitas saluran pencernaan berkurang. Cara mengatasi keluhan yaitu: Anjurkan ibu untuk minum ±8 gelas sehari, anjurkan ibu untuk diet mengandung tinggi serat (Hutahaean, 2013).

  e) Epulis Merupakan keadaan hipertrofi dan hiperemis pada gusi. Cara mengatasi keluhan yaitu : Anjurkan ibu untuk menggunakan sikat yang lembut dan kumur air hangat, Anjurkan ibu untuk makan makanan yang seimbang, meningkatkan asupan buah-buahan segar dan cairan (Hutahaean, 2013).

  f) Varices Varices dipengaruhi faktor keturunan dalam masa kehamilan selain itu juga faktor hormonal seperti bendungan vena dalam panggul. Cara mengatasi keluhan yaitu : Anjurkan ibu untuk menghindari bekerja sambil berdiri terlalu lama, anjurkan ibu untuk menghindari penggunaan pakaian yang terlalu ketat (Hutahaean, 2013).

  g) Flour albus meningkat Dipengaruhi oleh hormon estrogen dan progesteron sehingga menjadi hipertrofi dan hiperaktif serta mengeluarkan banyak mukosa.

  Cara mengatasi keluhan yaitu: Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan vulva dan pakaian dalam (Hutahaean, 2013).

  h) Mudah lelah, malaise, dan fatique Penyebabnya belum diketahui, adanya peningkatan estrogen dan progesteron, peningkatan HCG, dan asupan nutrisi yang kurang. Cara mengatasi keluhan yaitu: Cegah terjadinya anemia, anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup, anjurkan ibu untuk meningkatkan assupan nutrisi yang adekuat (Hutahaean, 2013). i) Perubahan payudara dan perasaan nyeri

  Disebabkan oleh hipertrofi kelenjar payudara dan peningkatan vaskularisasi serta adanya hiperpigmentasi areola dan puting susu yang disebabkan oleh stimulasi MSH. Cara mengatasi keluhan tersebut yaitu: Anjurkan dan ajarkan ibu untuk memakai BH menyokong payudara, anjurkan ibu untuk membersihkan areola dan puting susu dengan air hangat serta baby oil lalu keringkan. (Hutahaean, 2013).

  b. Konsep dasar antenatal Trimester II Trimester II adalah periode kehamilan dari usia 14 minggu- 29 minggu (Hutahaean, 2013). Menurut Kuswanti (2014) kehamilan triwulan kedua (antara 12-28 minggu). 1) Perubahan anatomis dan fisiologis ibu hamil Trimester II

  a) Uterus Setelah bulan keempat kehamilan, kontraksi uterus dapat dirasakan melalui dinding abdomen yang disebut dengan Braxton Hicks (Hutahaean, 2013).

  b) Serviks uteri Serviks akan mengeluarkan sekresi lebih banyak.

  Terjadi hipervaskularisasi akibat peningkatan hormon estrogen dan progesteron (Hutahaean, 2013).

  c) Vagina dan vulva Peningkatan vaskularisasi disebabkan oleh peningkatan hormon estrogen & progesteron. Hal ini menyebabkan sensitivitas meningkat sehingga dapat membangkitkan keinginan serta hasrat seksual (Hutahaean, 2013).

  d) Ovarium Korpus luteum mulai menghasilkan hormon estrogen dan progesteron, namun korpus luteum tergantikan fungsinya setelah plasenta terbentuk (Hutahaean, 2013).

  e) Mammae Pada kehamilan trimester II terjadi perubahan pada mammae, yaitu adanya rasa kesemutan dan nyeri tekan

  (Hutahaean, 2013).

  f) Kulit Striae gravidarum yang tampak yaitu tanda regangan yang dibentuk akibat serabut elastis dari lapisan kulit terdalam terpisah dan putus. Hal ini mengakibatkan pruritus atau rasa gatal pada perut ibu (Hutahaean, 2013).

  g) Sistem kardiovaskuler Peningkatan volume darah terjadi sekitar 30-50% karena adanya retensi garam dan air yang disebabkan sekresi aldosteron dari adrenal oleh estrogen (Hutahaean, 2013).

  h) Sistem respirasi Mengalami sesak napas karena penurunan tekanan karbon dioksida ketika memasuki usia kehamilan trimester ini. Kejadian tersebut dipengaruhi peningkatan hormon progesteron (Hutahaean, 2013). i) Sistem pencernaan

  (1) Konstipasi disebabkan oleh hormon estrogen yang semakin meningkat

  (2) Hemoroid disebabkan konstipasi dan naiknya tekanan vena-vena di bawah uterus (3) Panas perut (heart burn) yang terjadi akibat aliran balik asam gastrik ke dalam esofagus bagian bawah

  (Hutahaean, 2013). j) Sistem perkemihan

  Pembesaran kandung kemih menimbulkan rasa ingin berkemih (Hutahaean, 2013). k) Sistem muskoloskeletal

  Mengalami kram pada kaki akibat tekanan dari rahim pada pembuluh darah utama menuju kaki membuat darah mengalir kembali ke arah kaki, menyebabkan terjadinya kram (Hutahaean, 2013).

  2) Keluhan-keluhan ibu hamil Trimester II

  a) Kram otot Disebabkan karena tekanan saraf pada ekstermitas bawah oleh uterus yang besar, kurangnya pencapaian darah pada sirkulasi perifer, serta penyerapan kalsium oleh janin yang meningkat sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan tulang dan gigi (Hutahaean, 2013).

  b) Anemia Penyebab tersering sehingga terjadi anemia ini adalah kurangnya nutrisi, zat besi, asam folat, serta hemoglobinopati. Cara mengatasi keluhan ibu hamil trimester kedua tersebut adalah sebagai berikut : Kolaborasi untuk mendapatkan zat besi dan vitamin C, konsul tentang pemberian diet, anjurkan ibu untuk mencukupi kebutuhan nutrisinya secara adekuat, istirahat yang cukup (Hutahaean, 2013).

  c) Perubahan libido Pengaruh psikologi, hormonal, maupun perubahan emosi. Cara mengatasi keluhan ibu hamil trimester II tersebut yaitu : Anjurkan ibu dan pasangannya membicarakan hubungan seksual yang aman dan nyaman bagi ibu (Hutahaean, 2013).

  d) Pruritus Pruritus yang dialami oleh ibu hamil masih belum diketahui secara pasti penyebabnya. Cara mengatasi keluhan ibu adalah sebagai berikut : Pastikan kuku ibu hamil pendek dan bersih untuk meningkatkan kesehatan dan mencegah terjadinya masalah baru, oleskan air hangat atau lotion (Hutahaean, 2013).

  c. Konsep dasar antenatal Trimester III Trimester III merupakan periode kehamilan 29-40 minggu.

  (Hutahaean, 2013). Menurut Kuswanti (2014) kehamilan triwulan ketiga (antara 28 minggu sampai 40 minggu).

  1) Perubahan anatomis dan fisiologis pada ibu hamil trimester III

  a) Uterus Pada usia gestasi 30 minggu, fundus uteri dapat dipalpasi di bagian tengah antara umbilikus dan sternum.

  Pada usia kehamilan 38 minggu, uterus sejajar dengan sternum.

  b) Serviks uteri Mengalami pelunakan/pematangan secara bertahap akibat bertambahnya aktivitas uterus selama kehamilan, dan akan mengalami dilatasi sampai pada kehamilan trimester ketiga. Enzim kolagenase dan prostaglandin berperan dalam pematangan serviks.

  c) Vagina dan vulva Peningkatan cairan vagina selama kehamilan normal.

  Cairan biasanya jernih.

  d) Mammae Keluar rembesan cairan berwarna kekuningan dari payudara ibu disebut dengan kolostrum. Progesteron menyebabkan putting lebih menonjol dan dapat digerakkan. .

  e) Sistem kardiovaskuler Kondisi tubuh dapat memiliki dampak besar pada tekanan darah, posisi terlentang dapat menurunkan curah jantung hingga 25%. Kompresi vena cava inferior oleh uterus yang membesar selama trimester ketiga mengakibatkan menurunnya aliran balik vena. Peningkatan volume darah dan aliran darah selama kehamilan akan menekan daerah panggul dan vena dikaki.

  f) Sistem respirasi Perubahan hormonal yang memengaruhi aliran darah ke paru-paru mengakibatkan banyak ibu hamil akan merasa susah bernapas. Ini juga diakibatkan adanya tekanan rahim yaang membesar yang dapat menekan diafragma.

  g) Sistem pencernaan Pada kehamilan trimester III, penurunan drastis tonus dan motilitas lambung dan usus ditambah relaksasi sfingter bawah esofagus merupakan predisposisi terjadinya nyeri ulu hati, konstipasi dan haemoroid.

  h) Sistem perkemihan Peningkatan frekuensi BAK karena kepala janin mulai turun sehingga kandung kemih tertekan.

  d. Asuhan kebidanan pada kehamilan Menurut Manuaba (2013) penatalaksanaan pada TM I dan

  TM II yaitu : pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan USG, Pendkes diet empat sehat lima sempurna, observasi adanya penyakit yang dapat mempengaruhi kehamilan dan komplikasi kehamilan, rencana untuk pengobatan penyakit, dan imunisasi TT

  1. Dan penatalaksanaan TM III yaitu evaluasi hasil pemeriksaan laboratorium untuk melihat hasil pengobatan, diet empat sehat lima sempurna, pemeriksaan USG, imunisasi TT II, observasi adanya penyakit menyertai kehamilan, komplikasi hamil TM III, rencana pengobatan, tanda inpartu.

  10. Komplikasi dalam kehamilan

  a. Hiperemesis Gravidarum Adalah mual dan muntah yang berlebihan pada wanita hamil sampai menggangu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk, dan terjadi dehidrasi. Muntah yang berlebihan dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah kapiler pada lambung dan esophagus, sehingga muntah bercampur darah (Manuaba, 2013).

Tabel 2.4 Tingkatan dan gejala hiperemesis gravidarum No Tingkatan Hiperemesis Tanda dan gejala

  gravidarum 1). Tingkat pertama a) Muntah berlangsung terus

  b) Nafsu makan berkurang

  c) Berat badan menurun

  d) Kulit dehidrasi dan tonus otot melemah

  e) Byeri di daerah epigastrium

  f) Tekanan darah meningkat dan nadi meningkat

  g) Lidah kering

  h) Mata tampak cekung 2). Tingkat kedua a) Penderita tampak lebih lemah

  b) Tampak mata cekung, turgor kulit berkurang, lidah kering & kotor c) Tekanan darah menurun dan nadi meningkat

  

d) BB menurun

  e) Mata ikterik

  f) Terjadi gangguan BAB

  g) Mulai tampak gejala gangguan kesadaran, menjadi apatis h) Napas berbau aseton 3). Tingkat ketiga a) Muntah berkurang

  b) KU menurun, TD menurun, Nadi dan Suhu meningkat, keadaan dehidrasi makin jelas c) Gangguan kesadaran dalam bentuk: Somnolen- Koma, perubahan mental Sumber : Manuaba, 2013.

  b. Abortus (Keguguran) Keguguran adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan (Mochtar, 2012).

  c. Anemia pada kehamilan 1) Definisi

Adalah anemia karena kekurangan zat besi. Anemia kehamilan disebut “potential danger to mother and child”

  (potensial membahayakan pada ibu dan anak), anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak yang terkait dalam pelayanan kesehatan. Menurut WHO dikatakan anemia apabila Hb kurang dari 11 g/dl (Manuaba, 2013).

  2) Kebutuhan zat besi pada wanita hamil Kehamilan memerlukan tambahan zat besi untuk meningkatkan jumlah sel darah merah & membentuk sel darah merah janin dan plasenta. Semakin sering wanita hamil dan melahirkan akan semakin banyak kehilangan zat besi dan menjadi semakin anemis.

  Sebagai gambaran berapa banyak kebutuhan zat besi pada setiap kehamilan perhatikan bagan berikut : Meningkatkan sel darah ibu 500 mg Fe Terdapat dalam plasenta 300 mg Fe Untuk darah janin 100 mg Fe

  Jumlah 900 mg Fe Jika persediaan cadangan Fe minimal, maka setiap kehamilan akan menguras persediaan Fe tubuh dan akhirnya menimbulkan anemia pada kehamilan berikutnya (Manuaba, 2013)

  3) Diagnosis anemia pada kehamilan Untuk menegakan diagnosis anemia kehamilan dapat dilakukan dengan anamnesa. Pada anamnesa akan didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang, dan keluhan mual muntah.

  Pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan alat

  

sahli.

Tabel 2.5 Klasifikasi anemia Kadar Hb Keterangan

  Hb 11 gr% Tidak anemia Hb 9-10 gr% Anemia ringan Hb 7-8 gr% Anemia sedang Hb < 7 gr% Anemia berat

  Sumber : Manuaba, 2013

  4) Pemeriksaan Hb, dilakukan minimal dua kali selama kehamilan, yaitu pada trimester I dan trimester III. Pemeriksaan Hb adalah salah satu upaya untuk mendeteksi anemia pada ibu hamil (Manuaba, 2013).

  5) Pengaruh anemia pada kehamilan menurut Manuaba (2013)

  a) Pengaruh anemia terhadap ibu: (1) Kehamilan: abortus, persalinan prematuritas, hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim, infeksi, dekompensasi kordis (Hb <6 g%), mola hidatidosa, hiperemesis gravidarum, perdarahan antepartum, ketuban pecah dini (KPD). (2) Persalinan: gangguan his (kekuatan mengejan), kala 1 lama, kala 2 lama, retensio plasenta, perdarahan postpartum, kala 4 dapat terjadi perdarahan postopartum.

  b) Pengaruh anemia pada janin: abortus, IUGR, IUFD, persalinan prematuritas tinggi, BBLR, cacat bawaan.

  d. Emesis Gravidarum Gejala klinis emesis gravidarum adalah kepala pusing, terutama pagi hari, disertai mual muntah sampai kehamilan berumur

  4 bulan. Penanganan emesis gravidarum menurut Manuaba (2013) yaitu : 1) Komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) tentang hamil muda yang selalu dapat disertai emesis gravidarum. Emesis gravidarum akan berangsur-angsur berkurang sampai umur kehamilan 4 bulan.

  2) Menganjurkan untuk tidak cepat bangun dari posisi tidur

  3) Menganjurkan ibu untuk makan dengan porsi kecil tapi sering dan jangan memakan makanan yang menimbulkan mual.

  4) Pemberian obat-obatan seperti vitamin B kompleks 5) Menganjurkan untuk banyak minum air dan hindari minuman dan makanan yang asam untuk mengurangi iritasi lambung.

  e. Kehamilan postterm 1) Pengertian

  Menurut Prawirohardjo (2009) kehamilan postterm disebut juga kehamilan serotinus, kehamilan lewat waktu, kehamilan lewat bulan, prolonged pregnancy, extended pregnancy, postdate/pos datisme atau pascamaturitas adalah kehamilan yang berlangsung sampai 42 minggu (294 hari) atau lebih, dihitung dari hari pertama haid terakhir menurut rumus Naegele dengan siklus haid rata-rata 28 hari. 2) Penyebab kehamilan postterm

  a) Pengaruh progesteron, penurunan hormon progesteron dalam kehamilan merupakan kejadian perubahan endokrin yang memacu proses biomolekuler dalam persalinan dan meningkatkan sensitivitas uterus pada oksitosin. Penyebab kehamilan posstterm adalah karena masih berlangsungnya pengaruh progesteron.

  b) Teori oksitosin, oksitosin secara fisiologis memiliki peranan penting dalam menimbulkan persalinan dan pelepasan oksitosin dari neurohipofisis. Pada kehamilan postterm tidak ada oksitosin dari neurohipofisis.

  c)

Teori kortisol/ACTH, dalam teori ini bahwa sebagai “pemberi tanda” dimulainya persalinan adalah janin akibat

  peningkatan kadar kortisol plasma janin. Kortisol mempengaruhi plasenta sehingga produksi progesteron berkurang dan meperbesar sekresi estrogen dan meningkatkan produksi prostaglandin. Pada kehamilan postterm kortisol janin tidak diproduksi dengan baik.

  d) Saraf uterus, tekanan pada ganglion servikalis dari pleksus Frankhauser akan membangkitkan kontraksi uterus.

  Penyebab kehamilan postterm karena tidak adanya tekanan pada pleksus ini seperti pada kelainan letak, tali pusat pendek dan bagian terendah masih tinggi.

  1. Definisi persalinan Persalinan atau kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi karena cukup bulan (36-42 minggu) dan bersifat spontan kurang dari 18 jam tanpa faktor penyulit dan komplikasi baik bagi ibu maupun janin (Yongky, dkk. 2012).

Dokumen yang terkait

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA KEHAMILAN FISIOLOGIS, PERSALINAN DENGAN KALA I LAMA, BAYI BARU LAHIR DENGAN MAKROSOMNIA, OBSTIPASI, DAN IKTERIK, NIFAS FISIOLOGIS, DAN KB IUD PADA NY. S UMUR 31 TAHUN G2P1A0 UMUR KEHAMILAN 38 MINGGU 6 HARI DI KEMRANJEN -

0 0 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA KEHAMILAN FISIOLOGIS, PERSALINAN DENGAN KALA I LAMA, BAYI BARU LAHIR DENGAN MAKROSOMNIA, OBSTIPASI, DAN IKTERIK, NIFAS FISIOLOGIS, DAN KB IUD PADA NY. S UMUR 31 TAHUN G2P1A0 UMUR KEHAMILAN 38 MI

0 5 107

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS, BAYI BARU LAHIR (BBL) DAN PERENCANAAN KELUARGA BERENCANA (KB) PADA NY. H UMUR 22 TAHUN G20PA1 DI PUSKESMAS PATIKRAJA - repository perpustakaan

0 0 13

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS, BAYI BARU LAHIR (BBL) DAN PERENCANAAN KELUARGA BERENCANA (KB) PADA NY. H UMUR 22 TAHUN G20PA1 DI PUSKESMAS PATIKRAJA - repository perpustakaan

0 1 87

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF KEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR (BBL), NIFAS DAN KELUARGA BERENCANA (KB) PADA NY. W UMUR 23 TAHUN G2P1A0 DI PUSKESMAS II KEMBARAN - repository perpustakaan

0 1 14

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF KEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR (BBL), NIFAS DAN KELUARGA BERENCANA (KB) PADA NY. W UMUR 23 TAHUN G2P1A0 DI PUSKESMAS II KEMBARAN - repository perpustakaan

0 1 101

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF KEHAMILAN, PERSALINAN DENGAN KPD, BAYI BARU LAHIR (BBL), NIFAS DAN KELUARGA BERENCANA (KB) SUNTIK 3 BULAN DI PUSKESMAS 2 KEMBARAN - repository perpustakaan

0 0 13

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA KEHAMILAN DENGAN ANEMIA RINGAN DAN RESIKO TINGGI PERSALINAN PRESIPITATUS BAYI BARU LAHIR (BBL) NIFAS KB IUD PADA NY. S UMUR 39 TAHUN G4P2A1 DI PUSKESMAS II SUMPIUH - repository perpustakaan

0 2 16

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF DARI KEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR (BBL), NIFAS DAN PERENCANAAN KELUARGA BERENCANA (KB) PADA NY. A UMUR 21 TAHUN DI PUSKESMAS I KEMBARAN - repository perpustakaan

0 0 15

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA KEHAMILAN DENGAN ANEMIA RINGAN, PERSALINAN DENGAN INDUKSI, BAYI BARU LAHIR FISIOLOGIS, NIFAS FISIOLOGIS, DAN PERENCANAAN KELUARGA BERENCANA (KB) PADA NY. W UMUR 28 TAHUN DI WILAYAH PUSKESMAS II SOKARAJA - repository perp

0 0 11