BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Nindy Nuraeni BAB I

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prevalensi Diabetes Mellitus selalu meningkat dari tahun ke tahun. WHO (World Health Organization) memperkirakan secara global PTM

  menyebabkan sekitar 60% kematian dan 43% kesakitan di seluruh dunia. Perubahan pola struktur masyarakat dari agraris ke industri dan perubahan pola fertilitas gaya hidup dan sosial ekonomi masyarakat diduga sebagai hal yang melatar belakangi prevalensi Penyakit Tidak Menular (PTM), sehingga kejadian penyakit tidak menular semakin bervariasi dalam transisi epidemiologi (WHO, 2011).

  Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit tidak menular yang prevalensinya semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2003, Organisasi Dunia (WHO) memperkirakan 194 juta jiwa atau 5,1 % dari 3,8 milyar penduduk dunia usia 20 - 79 tahun menderita Diabetes Mellitus dan pada tahun 2025 diperkirakan meningkat menjadi 333 juta jiwa. Pada tahun yang sama, International Diabetes Foundation (IDF) memperkirakan prevalensi Diabetes Mellitus dunia adalah 1,9% dan menjadikan Diabetes Mellitus sebagai penyebab kematian urutan ke-7 Dunia (Yusharmen, 2008).

  Di Amerika Serikat sebagai cerminan negara maju, menurut data National Diabetes Information Clearinghouse (NDIC, 2005) angka

  1 kejadian Diabetes Mellitus mencapai 20,8 juta jiwa atau sekitar 7% dari seluruh populasi dan yang terdiagnosa sebanyak 14,6 juta jiwa.

  Di Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang, Badan Pusat Statistik memperkirakan pada tahun 2003 sudah mencapai 14 juta orang Indonesia yang mengidap Diabetes Mellitus. Oleh karena itu Diabetes Mellitus tercantum dalam urutan ke-4 prioritas penelitian nasional untuk penyakit degeneratif. Angka tersebut diprediksikan terus melonjak hingga 51 juta pada tahun 2030, dengan tingkat prevalensi yang lebih besar pada penduduk yang tinggal dikawasan kota daripada desa (Kementrian Bidang Koordinator Kesejahteraan Rakyat, 2007).

  Di Jawa Tengah pada tahun 2007 prevalensi Diabetes Mellitus tipe I (Diabetes Mellittus yang tergantung insulin) sebesar 0,09% sama dengan prevalensi tahun 2006, sedangkan prevalensi Diabetes Mellitus tipe II (yang tidak tergantung insulin) mengalami peningkatan dari 0,74 % dari tahun 2005 menjadi 0,83 % pada tahun 2006, dan meningkat lagi pada tahun 2007 menjadi 0,96 %. (Dinkes Provinsi Jateng, 2008).

  Diabetes Mellitus (DM) Tipe II merupakan penyakit hiperglikemi akibat insensivitas sel terhadap insulin. Kadar insulin mungkin sedikit menurun atau berada dalam rentang normal. Karena insulin tetap di hasilkan oleh sel-sel beta pankreas, maka Diabetes Mellitus tipe II dianggap sebagai Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM). Penyakit Diabetes Mellitus tipe II tidak dapat disembuhkan tetapi kadar gula darah dapat dikendalikan melalui diet, olahraga, dan obat-obatan. Untuk dapat mencegah terjadinya komplikasi kronis, diperlukan pengendalian kadar gula darah yang baik yang mempunyai sasaran dengan kriteria nilai baik, diantaranya gula darah puasa 80-100 mg/dl, gula darah 2 jam sesudah makan 80-144 mg/dl, AIC <6,5%, kolesterol total <200

  2

  mg/dl, trigleserida <150 mg/dl, IMT 18,5-22,9 kg/m dan tekanan darah <130/80 mmHg (Corwin J.E, 2001).

  Purwakarta (2006), pengobatan dengan cara herbal atau tradisional pada penyakit diabetes berfungsi untuk menurunkan kadar gula darah, memperbaiki fungsi pankreas, membangun kembali sel dan jaringan pankreas yang rusak, meningkatkan efektivitas insulin serta menyembuhkan komplikasi Diabetes Mellitus. Salah satu herbal yang sesuai untuk Diabetes Mellitus, yaitu daun kersen (Muntingia calabura

  

L. ). Pohon kersen (Muntingia calabura L.) bisa tumbuh di mana saja, di

  pinggir jalan atau di halaman rumah tinggal. Sebagian orang menanam pohon itu sebagai peneduh. Daun kersen (Muntingia calabura L.) mempunyai manfaat untuk kesehatan, antara lain sebagai antitumor, karena mengandung senyawa tanin, flavonoid, dan saponin. Rebusan daun kersen (Muntingia calabura L.) menjadi antiseptik dan antiflamasi atau antiradang.

  Pemberian rebusan daun kersen (Muntingia calabura L.) untuk menurunkan kadar gula penderita diabetes sudah dilakukan sejak lama.

  Selain karena banyaknya khasiat yang terkandung dalam daun kersen (Muntingia calabura L.) tumbuhan ini juga mudah didapat dan ditemui disepanjang jalan, harganya yang murah karena sedikit bahkan jarang sekali yang memanfaatkannya untuk kebutuhan ekonomi, selain itu tumbuhan ini mudah untuk tumbuh dimana saja, pada segala jenis tanah tanaman ini akan tumbuh dengan subur, tanaman ini juga selalu hijau dan terus menerus berbunga dan berbuah sepanjang tahun. Beberapa ilmuwan yang meneliti daun kersen (Muntingia calabura L.) mengetahui bahwa daun kersen (Muntingia calabura L.) mengandung senyawa kimia golongan saponin dan flavonoid. Senyawa golongan flavonoid dapat bekerja sebagai antioksidan, sehingga bisa menyekresi hormon insulin yang diperlukan untuk metabolisme gula, daun kersen (Muntingia

  

calabura L. ) juga berkhasiat melindungi fungsi otot jantung

(Purwonegoro, 1997).

  Studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di Puskesmas Purwojati diperoleh data jumlah pasien baru Diabetes Mellitus tipe II pada tahun 2013 terdapat 129 pasien dengan rata-rata nilai GDS (Gula Darah Sewaktu) 220mg/dL. Sedangkan untuk tahun 2014 untuk data 3 bulan terakhir yaitu bulan Juli sebanyak 13 pasien, Agustus 16 pasien, September 22 pasien. Dari data tersebut terlihat peningkatan jumlah pasien Diabetes Mellitus tipe II dari bulan Juli sampai September 2014 di Puskesmas Purwojati.

  Dari pengujian data langsung pada 5 responden untuk uji coba selama 3 hari didapat nilai GDS pasien dari GDS awal yaitu :

  1. Responden I : GDS awal 102 mg/dL, setelah intervensi selama 3 hari berturut-turut menjadi 98 mg/dL, 87mg/dL, dan 50 mg/dL.

  2. Responden II : GDS awal 142 mg/dL, setelah intervensi selama 3 hari berturut-turut menjadi 120 mg/dL, 112 mg/dL dan 98 mg/dL.

  3. Responden III : GDS awal 131 mg/dL, setelah intervensi selama 3 hari berturut-turut menjadi 128 mg/dL, 105 mg/dL dan 96 mg/dL.

  4. Responden IV : GDS awal 107 mg/dL setelah intervensi selama 3 hari berturut-turut menjadi 98 mg/dL, 80 mg/dL dan 72 mg/dL.

  5. Responden V : GDS awal 249 mg/dL setelah intervensi selama 3 hari berturut-turut menjadi 220 mg/dL, 190 mg/dL dan 142 mg/dL.

  Hasil pengujian selama 3 hari berturut-turut pada 5 responden, GDS rata-rata untuk pre intervensi pada populasi adalah 146 mg/dL, dan setelah dilakukan intervensi dengan pemberian rebusan daun kersen (Muntingia Calabura L,) selama 3 hari berturut-turut pada 5 responden, rata-rata hasil GDS dihari pertama 133 mg/dL, dihari kedua 115 mg/dL dan pada hari ke tiga 92 mg/dL.

  Berdasarkan fenomena di atas, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh pemberian rebusan daun kersen (Muntingia calabura L.) terhadap punurunan kadar gula darah sewaktu (GDS) pada pasien Diabetes Mellitus tipe II di Puskesmas Purwojati.

B. Rumusan Masalah

  Penyakit Diabetes Mellitus tipe II tidak dapat disembuhkan tetapi kadar gula darah dapat dikendalikan melalui diet, olah raga, dan obat- obatan. Pengendalian kadar gula darah yang baik merupakan faktor kunci dalam mencegah terjadinya komplikasi. Obat yang dapat digunakan untuk mengontrol kadar glukosa dalam darah tersebut dapat menggunakan obat berbahan kimia maupun obat herbal. Salah satu tanaman obat antidiabetik yang dapat digunakan oleh masyarakat adalah daun kersen (Muntingia calabura L. ).

  Permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah “Adakah pengaruh pemberian rebusan daun kersen (Muntingia calabura

  

L. ) terhadap penurunan kadar gula darah sewaktu (GDS) pada pasien

  Diabetes Mellitus tipe II di Puskesmas Purwojati?” C.

   Tujuan Penelitian

  1. Tujuan Umum Untuk mengetahui pengaruh pemberian rebusan daun kersen (Muntingia calabura L.) terhadap penurunan kadar gula darah sewaktu (GDS) pada pasien Diabetes Mellitus tipe II di Puskesmas Purwojati.

  2. Tujuan Khusus Penelitian ini untuk mengetahui :

  a. Karakteristik responden berdasarkan umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan dan status maternal. b. Kadar gula darah Kelompok Kontrol dan Kelompok Intervensi sebelum dan sesudah diberikan rebusan daun kersen (Muntingia

  calabura L. ).

  c. Pengaruh pemberian rebusan daun kersen (Muntingia calabura L.) terhadap penurunan kadar gula darah sewaktu (GDS) pada pasien Diabetes Mellitus tipe II di Puskesmas Purwojati.

D. Manfaat penelitian

  1. Secara Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan manfaat yang dapat digunakan untuk menambah ilmu pengetahuan di bidang kesehatan, khususnya mengenai pengaruh pemberian rebusan daun kersen (Muntingia calabura L.) terhadap penurunan kadar gula darah sewaktu (GDS) pada pasien Diabetes Mellitus tipe II.

  2. Secara Praktis

  a. Bagi Peneliti Menambah pengetahuan dan wawasan peneliti dengan cara mengaplikasikan teori-teori Keperawatan Medikal Bedah (KMB) yang didapat selama perkuliahan, khususnya tentang materi Diabetes Mellitus tipe II. b. Bagi Puskesmas Penelitian ini dapat berguna sebagai referensi bagi

  Puskesmas dalam memberikan terapi terhadap pasien Diabetes Mellitus tipe II.

  c. Bagi Masyarakat Dapat digunakan sebagai kajian untuk mengurangi komplikasi penyakit Diabetes Mellitus tipe II dengan membuat sendiri rebusan daun kersen (Muntingia calabura L.) yang murah namun banyak manfaat.

  d. Bagi Ilmu Pengetahuan / Keperawatan Dapat menjadi sumber data penelitian berikutnya dan bahan pembangun bagi yang berkepentingan untuk melanjutkan penelitian sejenis yang lebih kompleks dan untuk memfokuskan pada Terapi Alternatife / Pengobatan Tradisional sebagai wujud penerapan dan mewujudkan tindakan mandiri perawat.

E. Penelitian Terkait 1. M. Sridhar1, K Thirupathi, G. Chaitanya, B. Ravi Kumar, dan G.

  Krishna Mohan (2011) dengan judul Antidiabettic effect of leaves of Muntingia calabura L. in normal and alloxan induces diabetic rats.

  Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui tingkat efektifitas penggunaan rebusan daun kersen (Muntingia calabura L.) terhadap kontrol gula darah pada Tikus Diabetes. Metode penelitian yang digunakan penelitian yang digunakan penelitian quasy eksperimental dengan bentuk rancangan non equivalen group. Hasil dari penelitian ini secara dekskriptif tampak adanya pengaruh rebusan daun kersen (Muntingia calabura L.) terhadap penurunan kadar gula darah pasien Diabetes Mellitus pada kelompok eksperimen. Dengan dosis pemberian 50 gram/berat badan selama 14 hari. Pada dosis ini dapat mengurangi kadar gula darah puasa pada hewan uji normal dari rata- rata awal gula darah 83,19 mg/dl menjadi 62,62 mg/dl selama 6 jam.

  Persamaan penelitian diatas dengan peneitian yang akan dilakukan peneliti adalah sama-sama meneliti tentang pengaruh daun kersen (Muntingia calabura L.) terhadap penurunan kadar gula darah.

  Perbedaan penelitian diatas dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti adalah pada metode penelitian yaitu peneliti akan menggunakan metode penelitian Quasy Experiment dengan rancangan

  

Non Equivalent Control Group penelitian ini menggunakan dosis 100

  gram daun kersen (Muntingia calabura L.) dengan takaran100 cc air selama tujuh hari.

  2. Verdayanti T.E. (2009) dengan judul Uji Efektifitas Jus Buah Kersen (Muntingia calabura L.) terhadap penurunan Kadar Glukosa Darah Pada Tikus Putih (Rattus Norvegicus), Metode penelitian yang digunakan penelitian yang digunakan penelitian quasy eksperiment dengan bentuk rancangan non equivalent control group. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa jus buah Muntingia calabura L. berpengaruh dalam menurunkan glukosa darah. Pengujian terbaik yang dapat menurunkan glukosa darah adalah pada jus buah kersen (Muntingia calabura L.) dengan 4 dosis ml dengan menggunakan 9 butir buah kersen selama 3 minggu. Dengan membuat jus kersen tanpa menambahkan air (100% murni buah kersen) dalam penelitian ini ia membedakan dalam 4 dosis yaitu, 2 ml, 3 ml, 4 ml, dan 5 ml diberikan pada hewan uji dan hasilnya selama 21 hari mampu menurunkan gula darah, penurunan paling tinggi pada dosis 4 ml yaitu dari tinggi dosis 214,414 dl/l menjadi 110,811 dl/l.

  Persamaan penelitian diatas dengan peneitian yang akan dilakukan peneliti adalah sama-sama meneliti tentang pengaruh daun kersen (Muntingia calabura L.) terhadap penurunan kadar gula darah dengan menggunakan metode penelitian Quasy Experiment dengan rancangan

  Non Equivalent Control Group .

  Perbedaan penelitian diatas dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti adalah pada dosis pemberian, peneliti pada penelitian ini menggunakan dosis 1000 gram daun kersen (Muntingia calabura L.) dengan takaran100 cc air selama tujuh hari.

  3. Dewi, E.R.

  (2001) dengan judul “Pengaruh Pemberian Rebusan Daun Kersen (Muntingia calabura L.) terhadap Regulasi Kadar Glukosa Darah pada Mencit (Mus Musculus ) dengan Diabetes Mellitus”. Menunjukan bahwa Daun Kersen (Muntingia Callabura L) dapat mengendalikan / meregulasi kadar gula darah pada Mencit (Mus

  

Musculus ). Dengan menggunakan dosis 40 % 0,36 ml/25gr berat

badan mencit selama 1 minggu.

  Persamaan penelitian diatas dengan peneitian yang akan dilakukan peneliti adalah sama-sama meneliti tentang pengaruh daun kersen (Muntingia calabura L.) terhadap penurunan kadar gula darah.

  Perbedaan penelitian diatas dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti yaitu peneliti akan menguji langsung kepada manusia sedangkan penelitian sebelumnya baru meneliti terhadap hewan uji yaitu Mencit. penelitian ini menggunakan dosis 100 gram daun kersen (Muntingia calabura L.) dengan takaran100 cc air selama tujuh hari.

  4. Utama, R.P. (2011) dengan judul “Uji Aktivitas Antidiabetes Fraksi Etil Asetat Daun kersen (Muntingia calabura L.) pada Mencit Diabetes Akibat Induksi Aloksan” menunjukan bahwa fraksi etil asetat daun kersen (Muntingia calabura L.) memiliki aktivitas sebagai antidiabetes. Fraksi etil asetat daun kersen (Muntingia calabura L.) dosis 240mg/kgBB memberikan efek antidiabetes terbesar dibandingkan kelompok perlakuan yang lain. Semua kelompok perlakuan memiliki perbedaan bermakna terhadap kontrol negatif dan hanya fraksi etil asetat daun kersen (Muntingia calabura L.) dosis 240 mg/kgBB yang memberikan perbedaan bermakna terhadap kontrol positif. Senyawa yang terkandung di dalam fraksi etil asetat daun kersen (Muntingia calabura L.) adalah flavonoid, terpenoid dan polifenol. Dengan penurunan kadar gula darah dari 189,634 dl/l menjadi 106,974 dl/l selama 14 hari.

  Persamaan penelitian diatas dengan peneitian yang akan dilakukan peneliti adalah sama-sama meneliti tentang pengaruh daun kersen (Muntingia calabura L.) terhadap penurunan kadar gula darah.

  Perbedaan penelitian diatas dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti yaitu peneliti sebelumnya meneliti tentang perbandingan dosis yang diberikan pada mencit yang mana ingin mengetahui lebih efektif mana untuk menurunkan kdar gula darah tersebut serta perbedaan lain peneliti akan menguji langsung kepada manusia sedangkan penelitian sebelumnya baru meneliti terhadap hewan uji yaitu Mencit.

  5. Ramdhani. R. (2008) Dengan judul “Pengaruh Ekstrak Etanol Daun

  (Muntingia calabura L.). Terhadap Kadar Glukosa Darah Mencit (Mus

  musculus

  L.) Swiss Webster Jantan Dewasa yang Dikondisikan” menunjukan bahwa kadar gula darah pada mencit mengalami penurunan yang signifikan setelah diberik ekstrak Daun kersen (Muntingia calabura L.) selama 6 hari terus mengalami penurunan.

  Dosis ekstrak yang diberikan adalah 0,039; 0,0585; 0,08775; dan 0,13mg/g bb. Perlakuan diberikan selama 15 hari. Kadar glukosa darah seluruh mencit uji diukur setiap 5 hari sekali dengan glukometer digital

  

Ultra One Touch . Kelompok perlakuan yang digavage dengan ekstrak

  etanol daun (Muntingia calabura L.) mengalami penurunan kadar glukosa darah pada setiap pengukuran. Penurunan kadar glukosa darah tertinggi ditunjukkan pada pemberian ekstrak dengan dosis 0,13 mg/g bb, diikuti oleh pemberian ekstrak dengan dosis 0,08775 mg/g bb.

  Penurunan kadar glukosa darah untuk kedua dosis tersebut mulai terlihat signifikan pada pemberian ekstrak hari ke-6 hingga hari ke-10.

  Untuk dosis 0,039 dan 0,0585 mg/g bb, penurunan kadar glukosa darah mulai terlihat signifikan pada pemberian ekstrak hari ke-11 hingga hari ke-15. Penurunan kadar glukosa darah tertinggi ditunjukkan pada pemberian ekstrak dengan dosis 0,13 mg/g bb, penurunan gula darah yang terlihat dari 224,513 dl/l menjadi 160,461 dl/l selama 14 hari.

  Persamaan penelitian diatas dengan peneitian yang akan dilakukan peneliti adalah sama-sama meneliti tentang pengaruh daun kersen (Muntingia calabura L.) terhadap penurunan kadar gula darah.

  Perbedaan penelitian diatas dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti yaitu peneliti sebelumnya meneliti tentang perbandingan dosis yang diberikan pada mencit yang mana ingin mengetahui lebih efektif mana untuk menurunkan kdar gula darah tersebut serta perbedaan lain peneliti akan menguji langsung kepada manusia sedangkan penelitian sebelumnya baru meneliti terhadap hewan uji yaitu Mencit.