BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Dita Arviana BAB I

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prevalensi Hipertensi di Indonesia cukup tinggi. Selain itu, akibat yang

  ditimbulkannya menjadi masalah kesehatan masyarakat. Hipertensi merupakan salah satu faktor resiko yang paling berpengaruh terhadap kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah. Hipertensi sering tidak menunjukkan gejala, sehingga baru disadari bila telah menyebabkan gangguan organ seperti gangguan fungsi jantung atau stroke. Tidak jarang hipertensi ditemukan secara tidak sengaja pada waktu pemeriksaan kesehatan rutin atau datang dengan keluhan lain. Selain itu, jumlah kematian akibat hipertensi dari tahun ke tahun juga meningkat. Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001, kematian akibat penyakit jantung dan pembuluh darah di Indonesia sebesar 26,3%. Sedangkan data kematian di rumah sakit tahun 2005 sebesar 16,7%. Faktor resiko utama penyakit jantung dan pembuluh darah adalah hipetensi (Madina, 2013).

  Penyakit hipertensi di Indonesia merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah stroke dan tuberkulosis, yakni mencapai 6,7% dari populasi kematian pada semua umur. Data ini diperoleh dari hasil pengukuran tekanan darah, pravelensi hipertensi pada penduduk umur 18 tahun keatas di Indonesia adalah sebesar 31,7%. Menurut provinsi, pravelensi hipertensi tertinggi di Kalimantan Selatan (39,6%) dan terendah di Papua Barat (20,1%).

  1 Provinsi Jawa Timur, Bangka Belitung, Jawa Tengah, Sulawesi Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Riau, Sulawesi Barat, Kalimantan Tengah dan Nusa Tenggara Barat, merupakan provinsi yang mempunyai pravelensi hipertensi lebih tinggi daripada angka nasional, sedangkan pravelensi hipertensi berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan adalah 7,2% ditambah kasus yang minum obat hipertensi pravelensi hipertensi berdasarkan wawancara ini adalah 7,6% (Riskesdas, 2010)

  Data yang dipaparkan oleh survei kesehatan daerah tahun 2010, menunjukan bahwa provinsi Jawa Tengah merupakan provinsi dengan peringkat penderita hipertensi ke empat diseluruh Indonesia. Jumlah lansia di Kabupaten Banyumas sebesar 11,355 jiwa dan di wilayah kerja Puskesmas Banyumas terdapat 744 lansia, (Dinkes Banyumas, 2011).Jumlah lansia yang mengalami hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Banyumas pada Bulan Oktober tahun 2012 adalah sebesar 87 jiwa dari 744 lansia. (Puskesmas Banyumas, 2012). Data tersebut menunjukan bahwa lansia yang mengalami hipertensi cukup banyak.

  Menurut (Sunarya, 2000) hampir 70% lansia dengan hipertensi belum bisa terkontrol dengan baik. Sifat dari hipertensi yang tidak menimbulkan gejala, menjadi kontribusi besar terhadap rendahnya angka kepedulian atau keteraturan berobat pasien. Hanya kurang dari 30% pasien hipertensi yang berobat secara teratur dan terkendali tekanan darahnya (Angeli 2010, dalam Pinzon, 2010)

  Lansia dengan hipertensi sangat beresiko mengalami berbagai macam komplikasi. Komplikasi yang mungkin timbul dari hipertensi yang diderita oleh lansia, adalah penyakit jantung dan stroke (Soeparman & Waspadji, 2003).

  Untuk menghindari terjadi komplikasi pada lansia hipertensi, perlu adanya pengontrolan tekanan darah dan perubahan perilaku gaya hidup.

  Perilaku pencegahan komplikasi pada lansia dengan hipertensi juga dipengaruhi oleh peran keluarga. Peran keluarga sangat penting dalam menurunkan komplikasi hipertensi khususnya dalam masalah kesehatan karena keluarga adalah salah satu kelompok kecil yang mampu memberikan dorongan, penyelaras, sahabat, pengasuh keluarga dan sebagai inisiator- kontributor untuk melakukan perilaku pencegahan komplikasi pada lansia dengan hipertensi (Friedman, 2010).

  Hasil penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2008) mengemukakan bahwa lansia sangat membutuhkan peran serta dari keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan. Keluarga hendaknya mengoptimalkan perhatian dalam menghadapi lansia yang sedang menghadapi masalah kesehatan.

  Keluarga merupakan sumber kesehatan primer dalam memberikan perawatan kesehatan bagi semua anggota keluarga yang sedang mengalami masalah atau suatu penyakit yang sedang diderita, pada kasus ini adalah lansia dengan penyakit hipertensi (Fridman, 2010). Peran keluarga dalam perawatanperilaku pencegahan komplikasi pada lansia dengan hipertensi antara lain menjaga atau merawat lansia, mempertahankan dan meningkatkan status mental, dan antisipasi perubahan sosial (Maryam, 2008).

  Berdasarkan data yang diperoleh dan diuraikan diatas, maka penulis ingin mengetahui hubungan antara peran keluarga terhadap perilaku pencegahan komplikasi pada lansia dengan hipertensi.

B. Rumusan Masalah

  Penyakit hipertensi dapat menyerang berbagai kelompok usia, namun lebih banyak ditemukan pada lansia. Bila seorang mengalami hipertensi dan tidak mendapatkan pengobatan dan pengontrolan secara teratur maka hal ini dapat membawa penderita ke dalam komplikasi hipertensi. Dalam sebuah unit keluarga, setiap gangguan (penyakit, cedera, perpisahan) yang mempengaruhi satu anggota keluarga atau lebih, dapat mempengaruhi keluarga yang lain dan juga mempengaruhi unit tersebut secara keseluruhan (Friedman, Bowden & Jones, 2003). Hal ini berarti terdapat keterkaitan yang kuat antara keluarga dan status kesehatan anggotanya, sehingga peran keluarga amat penting dalam setiap aspek pelayanan kesehatan individu anggota keluarganya mulai dari tahap promosi kesehatan hingga tahap rehabilitasi.

  Berdasarkan fenomena diatas, makadapat dirumuskan masalah penelitian yaitu “Adakah hubungan antara peran keluarga terhadap perilaku pencegahan komplikasi pada lansia dengan hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Banyumas

  ?”

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara peran keluarga terhadap perilaku pencegahan komplikasi pada lansia dengan hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Banyumas.

2. Tujuan Khusus

  a. Untuk mengetahui peran keluarga terhadap perilaku pencegahan komplikasi pada lansia dengan hipertensidi wilayah kerja Puskesmas Banyumas.

  b. Untuk mengetahui perilaku pencegahan komplikasi pada lansia dengan hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Banyumas.

  c. Untuk mengetahui hubungan antara peran keluarga terhadap perilaku pencegahan komplikasi pada lansia dengan hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Banyumas.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat bagi profesi keperawatan

  Hasil penelitian yang telah dilakukan ini, diharapkan mahasiswa ilmu keperawatan, khususnya keperawatan keluarga dan keperawatan komunitas dapat memberikan pengetahuan tentang peran keluarga pada lansia dengan hipertensi.

2. Manfaat bagi institusi pelayanan kesehatan

  Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi perawat untuk meningkatkan pelayanan kesehatan dan penatalaksanaan hipertensi pada lansia agar tidak terjadi komplikasi hipertensi, yaitu dengan melibatkan keluarga dalam perawatan lansia dengan hipertensi.

  3. Manfaat bagi keluarga dan pasien

  Dengan adanya penelitian ini, hasilnya dapat digunakan sebagai bahan informasi untuk membantu keluarga dalam perawatan hipertensi pada lansia dan dapat melakukan peran keluarga secara optimal.

  4. Manfaat bagi peneliti

  Dapat memperluas wacana tentang peran keluarga terhadap perilaku pencegahan komplikasi pada lansia dengan hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Banyumas dan hasil penelitian dapat digunakan untuk mengembangkan penelitian selanjutnya.

E. Penelitian Terkait

  1. Yanti (2008), dengan judul penelitian hubungan antara pengetahuan keluarga tentang komplikasi hipertensi dengan praktik pencegahan komplikasi hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Gamping II Sleman Yogyakarta. Penelitian tersebut menggunakan metode non experimental untuk mengetahui hubungan antara dua variabel dengan pendekatan

  cross-sectional . Sampel yang digunakan sebagai bahan penelitian adalah

  warga yang berada di wilayah kerja Puskesmas Gamping II Sleman sebanyak 33 responden, dengan hasil penelitian tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan keluarga tentang komplikasi hipertensi dengan praktik pencegahan komplikasi hipertensi (α > 0,066), artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan keluarga tentang komplikasi hipertensi dengan praktek pencegahan komplikasi hipertensi. Praktek pencegahan seperti diet, gaya hidup, menejemen stres, kontrol kesehatan dan obat memperoleh (α > 0,05) yang artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan keluarga tentang komplikasi hipertensi dengan praktek pencegahan komplikasi hipertensi. Tidak adanya hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan keluarga tentang komplikasi hipertensi dengan praktek pencegahan komplikasi hipertensi, dikarenakan kurangnya kesadaran keluarga tentang komplikasi hipertensi tersebut.

  Perbedaan penelitian di atas dengan penelitian ini adalah cara pengambilan sampel, responden, dan variabel yang diteliti. Penelitian ini menggunakan teknik systematic random sampling, sedangkan pada penelitian tersebut diatas menggunakanrandom sampling. Untuk responden penelitian saat ini berjumlah 47 yang berada di wilayah kerja Puskesmas Banyumassementara penelitian diatas terdapat 33 responden yang berada di wilayah kerja Puskesmas Gamping II Sleman. Variabel yang diteliti ini adalah peran keluarga dan perilaku pencegahan komplikasi pada lansia dengan hipertensi, untuk penelitian di atas variabel yang digunakan adalah tingkat pengetahuan keluarga tentang komplikasi hipertensi dan praktek pencegahan komplikasi hipertensi.

  2. Lutfi (2011) dengan judul penelitian hubungan antara dukungan keluarga dengan sosialisasi lansia di Desa Panusupan Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas.

  Penelitian ini merupakan penelitian diskriptif korelatif dengan menggunakan pendekatan crosssectional. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 2366 orang adalah seluruh lansia umur 60 tahun keatas dengan menggunakan simple random sampling untuk mengambil sampelnya dan diperoleh 96 responden dari jumlah populasi sebanyak 2366 di Desa Panusupan Kecamatan Cilongok. Korelasi yang digunakan adalah korelasi person product moment untuk mencari hubungan dua variabel yaitu variabel dukungan keluarga dan sosialisasi lansia setelah diketahui koefisien korelasi selanjutnya menggunakan koefisien determinan untuk melihat seberapa besar pengaruh dukungan keluarga terhadap sosialisasi lansia.

  Perbedaan antara peneltian saat ini dengan penelitian tersebut di atas dalam pengambilan sampel. Penelitian ini menggunakan teknik

  

systematic random sampling , sedangkan pada penelitian diatas

  menggunakansimple random sampling. Selain itu, responden yang digunakan penelitian saat ini berada di wilayah kerja Puskesmas Banyumas dan penelitian tersebut di atas berada di Desa Panusupan Kecamatan Cilongok.Variabel yang diteliti pada penelitian ini adalah peran keluarga dan perilaku pencegahan komplikasi pada lansia dengan hipertensi, sedangkan untuk penelitian di atas variabel yang digunakan adalah dukungan keluarga dan sosialisasi lansia.Jumlah responden yang digunakan pada peneltian saat ini adalah 47 responden dan pada penelitian di atas jumlah responden yang digunakan adalah 96 responden.Pada penelitian saat ini menggunakan dua kuesioner untuk menggukur peran keluarga dan perilaku pencegahan komplikasi pada lansia dengan hipertensi, sedangkan pada penelitian diatas menggunakan dua kuesioner untuk mengukur dukungan keluarga dan sosialisasi lansia.

  3. Yenni (2011), dengan judul penelitian hubungan dukungan keluarga dan karakteristik lansia dengan kejadian stroke pada lansia hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Perkotaan Bukittinggi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional.

  Variabel bebas (Independent) dalam penelitian ini adalah dukungan keluarga dan karakteristik lansia, sedangkan variabel terikat (dependent) adalah kejadian stroke pada lansia hipertensi.dengan 143 responden. Tidak terdapat hasil bermakna antara kejadian stroke pada lansia hipertensi.

  Perbedaan antara penelitian saat ini dengan penelitian tersebut di atas dalam pengambilan sampel. Penelitian ini menggunakan systematic

  

random sampling dalam pengambilan sampel.Sedangkan pada peneltian

  diatas menggunakan purposive sampling dengan teknik secara gugus bertahap (multistage sampling). Selain itu, responden yang digunakan penelitian ini berada di wilayah kerja Puskesmas Banyumas dan penelitian tersebut diatas berada di wilayah kerja Puskesmas Perkotaan

  Bukit Tinggi. Variabel yang dalam penelitian ini adalah peran keluarga dan perilaku pencegahan komplikasi pada lansia dengan hipertensi, sedangkan untuk penelitian di atas,variabel yang digunakan adalah dukungan keluarga dan karakteristik lansia dengan kejadian stroke pada lansia hipertensi.Jumlah responden yang digunakan pada penelitian saat ini adalah 47 responden dan pada penelitian di atas jumlah responden yang digunakan adalah 134 responden.