STRATEGI PEMIMPIN DI BMT MITRA USAHA SRUWEN DALAM UPAYA MEMBANGUN KEMBALI KEPERCAYAAN MASYARAKAT PASCA RUSH TAHUN 2010

  

STRATEGI PEMIMPIN DI BMT MITRA USAHA SRUWEN

DALAM UPAYA MEMBANGUN KEMBALI KEPERCAYAAN

MASYARAKAT PASCA RUSH TAHUN 2010

TUGAS AKHIR

DISUSUN OLEH:

GALUH ANINDITIYAH

  

NIM : 201 12 011

JURUSAN D III PERBANKAN SYARI ’AH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

  

STRATEGI PEMIMPIN DI BMT MITRA USAHA SRUWEN

DALAM UPAYA MEMBANGUN KEMBALI KEPERCAYAAN

MASYARAKAT PASCA RUSH TAHUN 2010

TUGAS AKHIR

  Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E.,Sy)

  

DISUSUN OLEH:

GALUH ANINDITIYAH

NIM : 201 12 011

JURUSAN D III PERBANKAN SYARI

  ’AH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2015

  

MOTTO

"

  

Kegagalan hanya terjadi bila kita menyerah." (Lessing)

Lebih baik merasakan sulitnya pendidikan sekarang daripada rasa pahitnya

kebodohan kelak

Hidup tidak menghadiahkan barang sesuatupun kepada manusia tanpa bekerja

keras

  

PERSEMBAHAN

  Tugas Akhir ini penulis persembahkan untuk:

  1. Allah SWT atas segala nikmat, rahmat dan hidayah-Nya kepada saya sehingga membuat saya bisa bertahan sampai saat ini.

  2. Ayah dan Ibu saya (Baryono dan Sujarwati) terima kasih atas kasih sayang, dorongan dan do ’a yang ayah dan ibu berikan kepada saya selama ini.

  3. Ke-2 kakak saya (Anton Setiawan dan Vera Khristianti) yang selalu menyemangati dan memberikan do ’a kepada saya.

  4. Sahabat-sahabat saya terutama Ely Ismawanti dan Umi Fathikhotussolekhah yang selalu menemani, membantu, mendukung serta menyemangati saya.

  5. Teman-teman DIII Perbankan Syariah angkatan 2012 yang selalu memberikan semangat dan dukungan.

  6. Teman-teman KOPMA FATAWA yang selalu memberikan dukungan.

  7. Almamater saya, IAIN Salatiga.

  

ABSTRAK

Aninditiyah, Galuh. 2015. Strategi Pemimpin Di BMT Mitra Usaha Sruwen

Dalam Upaya Membangun Kembali Kepercayaan Masyarakat Pasca Rush Tahun 2010. Tugas Akhir. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Jurusan DIII Perbankan Syari ’ah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : H. Abdul Aziz N.P.,S.Ag.,M.M.

  Penelitian ini bertujuan (1) Untuk mengetahui gambaran rush tahun 2010 yang terjadi di BMT Mitra Usaha Sruwen (2) Untuk mengetahui strategi yang digunakan oleh seorang pemimpin dalam membangun kembali kepercayaan masyarakat pasca rush tahun 2010 di BMT Mitra Usaha Sruwen (3) Untuk mengetahui kondisi BMT Mitra Usaha Sruwen sebelum dan sesudah terjadinya rush.

  Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Metode pengumpulan data yaitu melalui wawancara kepada manager serta karyawan BMT Mitra Usaha Sruwen, observasi, studi dokumentasi serta studi pustaka.

  Penelitian ini menyimpulkan bahwa (1) Rush yang terjadi di BMT Mitra Usaha Sruwen terjadi karena adanya marketing yang bermasalah, hal ini membuat para anggota mengambil seluruh uang tabungannya dan bahkan menutup rekeningnya. (2) Upaya membangun kembali kepercayaan masyarakat pasca rush tahun 2010 yang dilakukan oleh manajer BMT Mitra Usaha Sruwen ialah dengan mendatangi secara langsung anggota yang bersangkutan dan menjelaskan bahwa kesalahan tersebut dibuat oleh salah satu karyawan dan bukan lembaga yang melakukan kesalahan. (3) Dengan adanya rush tahun 2010 menyebabkan penurunan jumlah anggota sebesar 67% khususnya di wilayah marketing yang bermasalah.

  Terjadinya rush tidak terlalu berdampak pada kondisi keuangan BMT, karena uang yang digunakan oleh marketing yang bermasalah semuanya sudah diganti.

  Kata Kunci : Strategi Pemimpin, Rush, BMT Mitra Usaha Sruwen.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Strategi Pemimpin Di BMT Mitra Usaha Sruwen Dalam Upaya Membangun

  Kembali Kepercayaan Masyarakat Pasca Rush Tahun 2010” ini dengan baik.

  Tugas Akhir ini disusun dan diajukan guna memenuhi salah satu syarat kelulusan jurusan DIII Perbankan Syari ’ah (PS), Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  Dalam penulisan Tugas Akhir ini banyak pihak yang telah membantu dan memberikan bimbingan, maka selayaknya peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada : 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Dr Anton Bawono, SE,. M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga.

  3. Bapak Ahmad Mifdlol Muthohar, Lc., M.Si selaku Ketua Jurusan DIII Perbankan Syariah (PS) IAIN Salatiga.

  4. Bapak H. Abdul Aziz N.P., S.Ag., M.M selaku pembimbing yang telah membimbing dan memberikan pengarahan dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

  5. Bapak Fahrudin selaku Manager di BMT Mitra Usaha Sruwen, beserta seluruh karyawan yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti dalam melakukan kegiatan penulisan Tugas Akhir.

  6. Ayah dan Ibu tercinta yang selalu memberikan dukungan, serta motivasi sehingga peneliti dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik.

7. Teman-teman DIII Perbankan Syari ’ah (PS) Angkatan Tahun 2012.

  8. Serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

  Dalam penelitian Tugas Akhir ini peneliti sadar bahwa tidak ada sesuatu apapun yang sempurna kecuali Allah SWT. Oleh karena itu, dengan senang hati peneliti menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun. Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan bermanfaat bagi pembaca pada umumnya.

  Salatiga, 01 September 2015 Peneliti Galuh Aninditiyah NIM. 20112011

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ ii HALAMAN PENGESAHAN............................................................................................ iii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ...................................................................... iv HALAMAN MOTTO ........................................................................................................ v HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................................... vi ABSTRAK ......................................................................................................................... vii KATA PENGANTAR ....................................................................................................... viii DAFTAR ISI ...................................................................................................................... x DAFTAR TABEL .............................................................................................................. xii DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................................... xiv

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ........................................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 4 C. Tujuan dan Kegunaan ............................................................................................ 4 D. Penegasan Istilah .................................................................................................... 6 E. Metode Penelitian................................................................................................... 7 F. Sistematika Penulisan ............................................................................................ 10 BAB II LANDASAN TEORI A. Telaah Pustaka ....................................................................................................... 12 B. Kerangka Teoritik

  1. Pengertian BMT ............................................................................................... 14

  2. Pengertian Strategi ........................................................................................... 15

  3. Pengertian Pemimpin ....................................................................................... 17

  5. Pengertian Gaya Kepemimpinan...................................................................... 19

  6. Jenis-jenis Gaya Kepemimpinan...................................................................... 20

  7. Strategi Pemimpin yang Efektif ....................................................................... 26

  8. Pengertian Rush ............................................................................................... 32

  BAB III LANDASAN OBYEK A. Gambaran Umum BMT Mitra Usaha Sruwen

  1. Sejarah Berdirinya BMT Mitra Usaha Sruwen ................................................ 36

  2. Visi dan Misi .................................................................................................... 37

  3. Tujuan BMT Mitra Usaha Sruwen................................................................... 38

  4. Identitas BMT Mitra Usaha Sruwen ................................................................ 38

  5. Struktur Organisasi .......................................................................................... 38

  B. Produk-Produk BMT Mitra Usaha Sruwen

  1. Produk Penghimpunan ..................................................................................... 39

  2. Produk Pembiayaan.......................................................................................... 44

  C. Penjabaran Tugas dan Wewenang Masing-Masing Bagian

  1. Pengurus ........................................................................................................... 48

  2. Manajer ............................................................................................................ 50

  3. Teller/Kassir ..................................................................................................... 53

  4. Marketing ......................................................................................................... 55

  BAB IV ANALISIS A. Gambaran Umum Rush pada Tahun 2010 di BMT Mitra Usaha Sruwen

  1. Awal Mula Terjadinya Rush di BMT Mitra Usaha Sruwen ............................ 59

  2. Penyelesaian Masalah Rush di BMT Mitra Usaha Sruwen ............................. 62

  3. Cara Pihak Lembaga dalam mengantisipasi karyawan yang bermasalah ........ 63

  B. Strategi Pemimpin dalam Membangun Kembali Kepercayaan Masyarakat Pasca Rush di BMT Mitra Usaha Sruwen

  2. Gaya Kepemimpinan yang Diterapkan di BMT Mitra Usaha Sruwen ............ 66

  C. Kondisi BMT Mitra Usaha Sruwen Sebelum dan Sesudah Terjadinya Rush ........ 69

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................................................ 73 B. Saran....................................................................................................................... 74 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN

  DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Nisbah Bagi Hasil .............................................................................................. 40Tabel 4.1 Perkembangan Jumlah Anggota BMT Mitra Usaha Sruwen Tahun 2008- 2015 ................................................................................................................... 69

  DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Hasil Wawancara.

  Lampiran 2 : Gambar BMT Mitra Usaha Sruwen dari Depan. Lampiran 3 : Brosur BMT Mitra Usaha Sruwen. Lampiran 4 : Slip Pencairan Debit. Lampiran 5 : Slip Setoran, Slip Angsuran, dan Slip Pengambilan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbankan syariah merupakan suatu solusi bagi masyarakat yang tidak ingin

  melakukan kegiatan perbankan dengan unsur ribawi. Di Indonesia pun sudah banyak bank yang berprinsip syariah. Dengan banyaknya bank syariah tersebut membuat banyak peluang sehingga banyak perguruan tinggi yang membuat program studi atau jurusan perbankan syariah. Memang tidak dipungkiri bahwa berkualitasnya suatu bank tidak hanya dilihat dari produknya saja, akan tetapi juga dilihat dari segi pelayanan dan kinerja SDMnya.

  Untuk menunjang keberhasilan fungsi manajemen dalam organisasi perusahaan atau lembaga, tentunya dibutuhkan seorang pemimpin yang dapat melaksanakan tugas atau fungsi manajemen. Karena merekalah yang memiliki daya kemampuan mempengaruhi dan menggerakkan manusia lainnya untuk bekerja mencapai tujuan perusahaan. Peranan pimpinan dalam setiap organisasi atau perusahaan sekecil apapun tingkat kepemimpinannya, sangatlah dominan dalam mengembangkan dan meningkatkan produktivitas organisasi atau perusahaan tersebut.

  Setiap pemimpin pada dasarnya memiliki perilaku yang berbeda dalam kepemimpinan. Gaya kepemimpinan merupakan suatu cara pemimpin untuk mempengaruhi bawahannya yang dinyatakan dalam bentuk pola tingkah laku atau kepribadian. Seorang pemimpin merupakan seseorang yang memiliki suatu program dan yang berperilaku secara bersama-sama dengan anggota-anggota kelompok dengan mempergunakan cara atau gaya tertentu, sehingga kepemimpinan mempunyai peranan sebagai kekuatan dinamik yang mendorong, memotivasi dan mengkoordinasikan perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Wibowo, 2010: 9).

  Suatu organisasi dibentuk untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Tujuan adalah sesuatu yang diharapkan organisasi untuk dicapai. Tujuan organisasi dapat berupa perbaikan pelayanan pelanggan, pemenuhan permintaan pasar, peningkatan kualitas produk atau jasa, meningkatkan daya saing, dan meningkatkan kinerja organisasi. Setiap organisasi, tim, atau individu dapat menentukan tujuannya sendiri (Wibowo, 2010: 9).

  Pencapaian tujuan organisasi menunjukkan hasil kerja atau prestasi kerja organisasi dan menunjukkan sebagai kinerja atau performa organisasi. Hasil kerja organisasi diperoleh dari serangkaian aktivitas yang dijalankan organisasi. Aktivitas organisasi dapat berupa pengelolaan sumber daya organisasi maupun proses pelaksanaan kerja yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi. Untuk menjamin agar aktivitas tersebut dapat mencapai hasil yang diharapkan, diperlukan

  (BMT) terdiri dari dua istilah, yaitu baitul maal dan

  Baitul maal wattamwil

baitul tamwil . Baitul maal lebih mengarah pada usaha-usaha pengumpulan dan

  penyaluran dana yang non profit, seperti zakat, infaq dan shodaqoh. Sedangkan baitul

  

tamwil sebagai usaha pengumpulan dan penyaluran dana komersial. Usaha-usaha

  tersebut menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari BMT sebagai lembaga pendukung kegiatan ekonomi masyarakat kecil dengan berlandaskan syariah (Sudarsono, 2003: 84).

  BMT merupakan suatu lembaga keuangan mikro non-bank yang berbasis koperasi. Seperti halnya lembaga keuangan lainnya, di BMT juga ada banyak risiko yang harus dihadapi. Salah satunya ialah rush, rush adalah penarikan besar-besaran oleh masyarakat dari setiap tabungan dan deposito dan jenis lainnya yang mereka miliki karena ketidak percayaan mereka kepada lembaga keuangan tersebut (Suhardi, 2003: 51). Salah satu BMT yang sempat terkena masalah rush ialah BMT Mitra Usaha Sruwen. Rush ini melanda BMT Mitra Usaha Sruwen pada tahun 2010. Pada saat itu terdapat sebagian anggota mengambil semua uangnya dan ada yang tidak menabung lagi di BMT tersebut. Hal inilah yang membuat BMT Mitra Usaha Sruwen kehilangan kepercayaan dari sebagian anggotanya, dan ini membuat berkurangnya kepuasan para anggota.

  Melihat banyaknya resiko dan masalah yang mungkin terjadi pada suatu lembaga keuangan maka peran pemimpin sangatlah penting dalam penyelesaian atau seorang pemimpin haruslah tepat agar tujuan dari suatu lembaga keuangan dapat tercapai secara maksimal. Maka dari itu penulis akan membuat Tugas Akhir dengan judul

  “Strategi Pemimpin di BMT Mitra Usaha Sruwen dalam Upaya Membangun

  Kembali Kepercayaan Masyarakat Pasca Rush Tahun 2010

  ”

  B. Rumusan Masalah

  Melihat pentingnya seorang pemimpin dalam suatu organisasi, maka diperlukanlah seorang pemimpin dengan gaya kepemimpinan yang tepat untuk mencapai tujuan dari BMT Mitra Usaha Sruwen. Maka penulis merumuskan beberapa rumusan masalah yang akan dibahas di tugas akhir ini yaitu:

  1. Bagaimana gambaran rush tahun 2010 di BMT Mitra Usaha Sruwen?

  2. Bagaimana strategi pemimpin dalam membangun kembali kepercayaan masyarakat pasca rush di BMT Mitra Usaha Sruwen?

  3. Bagaimana kondisi BMT Mitra Usaha Sruwen sebelum dan sesudah terjadinya

  rush ?

  C. Tujuan dan Kegunaan

  1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui gambaran rush yang terjadi di BMT Mitra Usaha Sruwen. b. Untuk mengetahui strategi yang digunakan oleh seorang pemimpin dalam membangun kembali kepercayaan masyarakat pasca rush di BMT Mitra Usaha Sruwen.

  c. Untuk mengetahui kondisi BMT Mitra Usaha Sruwen sebelum dan sesudah terjadinya rush.

  2. Kegunaan Penelitian

  a. Bagi Penulis 1) Untuk memenuhi salah satu syarat dalam pendidikan pada program diploma III Perbankan Syari

  ’ah. 2) Memberikan pengetahuan dan informasi dari dunia praktis yang sangat berguna untuk disinkronkan dengan pengetahuan teori yang didapat di bangku kuliah. 3) Sebagai sarana untuk dapat berfikir secara sistematis agar mampu mengidentifikasikan, menganalisis, merumuskan masalah, dan mencari alternative pemecahan suatu masalah. 4) Menambah pengetahuan dan memperluas wawasan penulis sebagai bekal apabila sudah terjun langsung dalam dunia pekerjaan.

  b. Bagi Civitas Akademik IAIN Salatiga 1) Memperkenalkan IAIN Salatiga kepada masyarakat luar khususnya

  Jurusan DIII Perbankan Syari ’ah. 2) Menambah referensi untuk IAIN Salatiga khususnya bagi mahasiswa yang c. Bagi BMT Mitra Usaha Sruwen Sebagai masukan yang dapat dipertimbangkan dalam sistem operasional di BMT Mitra Usaha Sruwen.

D. Penegasan Istilah

  Kotler (2004: 31) mengemukakan bahwa strategi adalah penempatan misi suatu organisasi, penetapan sasaran organisasi dengan mengingat kekuatan eksternal dan internal, perumusan kebijakan dan teknik tertentu untuk mencapai sasaran dan memastikan implementasinya secara tepat sehingga tujuan dan sasaran utama dari . organisasi akan tercapai

  Pemimpin adalah orang yang menerapkan prinsip dan teknik yang memastikan motivasi, disiplin dan produktivitas jika bekerjasama dengan orang, tugas dan situasi agar dapat mencapai sasaran perusahaan (Umar 2000: 77).

  Menurut Paul Hersay dan Ken Blanchard dalam Wijaya (2008: 18), gaya kepemimpinan adalah upaya yang dilakukan seseorang untuk mempengaruhi orang lain untuk ikut dalam tujuan bersama. Gaya kepemimpinan tersebut meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi, perilaku pegawai untuk mencapai tujuan dan mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. merupakan keadaan dimana para nasabah melakukan penarikan

  Rush

  simpanannya secara tiba-tiba dan bersama-sama dan hal ini memaksa pihak lembaga keuangan untuk menyediakan uang tunai untuk penarikan tersebut (Suhardi, 2003: 51).

  Baitul maal wattamwil (BMT) terdiri dari dua istilah, yaitu baitul maal dan baitul tamwil . Baitul maal lebih mengarah pada usaha-usaha pengumpulan dan

  penyaluran dana yang non profit, seperti zakat, infaq dan shodaqoh. Sedangkan baitul

  tamwil sebagai usaha pengumpulan dan penyaluran dana komersial (Sudarsono, 2003: 84).

E. Metode Penelitian

  Dalam penyusunan Tugas Akhir ini penulis menggunakan beberapa metode yaitu sebagi berikut :

  1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif, yaitu dengan memperoleh data berupa keterangan-keterangan atau informasi secara tertulis, yang diberikan oleh BMT Mitra Usaha Sruwen.

  2. Lokasi dan waktu penelitian

  a) Lokasi Tempat penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah di Kantor Pusat Baitul Maal wat Tamwil ( BMT) Mitra Usaha yang terletak di Jl. Raya Sruwen No.

  24 Kab. Semarang, telp. 081575027879. b) Waktu Penelitian Penelitian ini dimulai dari hari senin tanggal 26 Januari dan berakhir pada hari Rabu tanggal 25 Februari 2015.

  3. Kebutuhan dan Sumber Data Adapun sumber data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Data primer, yaitu data yang diperoleh dengan mengadakan pengamatan serta wawancara langsung dengan pimpinan dan para karyawan yang ada relevansinya dengan objek penulisan.

  b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dengan jalan mengumpulkan dokumen-dokumen serta literatur-literatur yang erat hubungannya dengan penulisan ini.

  4. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data meliputi:

  a. Observasi Observasi merupakan cara memperoleh data dengan mengamati (perilaku-perilaku dari) subyek penelitian dan jawabannya untuk dianalisis.

  Metode dalam observasi bisa dalam bentuk terstruktur dan tidak terstruktur. Dalam observasi bentuk terstruktur, peneliti merinci secara detail sesuai dengan yang akan diamati dan bagaimana pengukuran dapat direkam. Dalam observasi bentuk tidak terstruktur, peneliti berupaya mengamati segala aspek fenomena yang berkaitan atau relevan dengan masalah yang sedang ditangani (Wijaya, 2013: 23).

  Observasi dilakukan oleh peneliti selama satu bulan, yaitu pada tanggal 26 Januari dan berakhir pada tanggal 25 Februari 2015 di BMT Mitra Usaha Sruwen. Observasi dilakukan untuk mengetahui gaya kepemimpinan yang digunakan oleh manager BMT Mitra Usaha Sruwen.

  b. Wawancara (Interview) Wawancara merupakan salah satu pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung kepada responden untuk memperoleh informasi verbal dari responden. Metode wawancara membutuhkan kemampuan atau pendekatan personal yang kreatif dalam mengembangkan bahan wawancara dan mampu mendorong informan bercerita bebas dan terbuka (Wijaya, 2013: 21).

  Wawancara dilaksanakan berdasarkan pedoman wawancara yang disusun oleh peneliti, mengenai kajian teori tentang gambaran rush, gaya kepemimpinan, strategi penanganan rush, keadaan BMT sebelum dan pasca

  rush . Wawancara dilakukan oleh peneliti pada tanggal 6-7 Juli 2015 di kantor

  BMT Mitra Usaha Sruwen. Wawancara dilakukan dengan Fahrudin selaku manager BMT Mitra Usaha Sruwen, Tyas selaku teller, dan dengan Subhan selaku marketing. c. Dokumentasi atau Kepustakaan Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

  Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang (Sugiyono, 2012: 240).

  4. Metode Analisis Data Analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Metode analisis deskriptif kualitatif yaitu menganalisis, menggambarkan, dan meringkas berbagai kondisi, situasi dari berbagai data yang dikumpulkan berupa hasil wawancara atau pengamatan mengenai masalah yang diteliti yang terjadi dilapangan (Winartha, 2006: 155).

  Data yang diperoleh kemudian akan disusun secara sistematis sehingga akan diperoleh gambaran yang komprehensif, dan untuk selanjutnya dianalisis secara kualitatif yaitu dengan memperhatikan data-data yang ada dalam praktik kemudian dibandingkan dengan data yang diperoleh dari kepustakaan. Hasil dari analisis inilah yang akan menjadi jawaban dari permasalahan yang diajukan.

F. Sistematika Penulisan

  Dalam penulisan karya ilmiah ini penulis menggunakan beberapa sistematika penulisan pada bab pertama yang berisikan pendahuluan, dalam bab ini akan diuraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan, penegasan istilah, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

  Kemudian pada bab kedua penulis akan membahas tentang landasan teori, teoritik berisikan pengertian BMT, pengertian strategi, pengertian pemimpin, pengertian kepemimpinan, pengertian gaya kepemimpinan, jenis-jenis gaya kepemimpinan, strategi pemimpin yang efektif, pengertian rush.

  Pada bab ketiga berisikan landasan obyek, dalam bab ini akan diuraikan tentang gambaran umum BMT Mitra Usaha Sruwen, yang berisikan sejarah berdirinya BMT Mitra Usaha Sruwen, Visi dan Misi, Tujuan BMT Mitra Usaha Sruwen, Identitas, struktur organisasi. Kemudian akan membahas tentang produk- produk BMT Mitra Usaha Sruwen, yang berisikan produk penghimpunan dan produk pembiayaan. Selanjutnya akan diuraikan tentang penjabaran tugas dan wewenang masing-masing bagian, yang berisikan pengurus, manager, teller/kasir, dan marketing.

  Selanjutnya pada bab keempat berisikan analisis data, dalam bab ini akan diuraikan tentang analisis terhadap permasalahan yang dibahas.

  Pada bab kelima berisikan penutup yang membahas tentang kesimpulan dan saran dari penulis.

BAB II LANDASAN TEORI A. Telaah Pustaka Terkait dengan judul tugas akhir yang akan dibuat oleh penulis, terdapat

  beberapa telaah pustaka dari penelitian-penelitian sebelumnya, supaya dapat dijadikan pembeda untuk penelitian ini.

  Alfath Andini pada tahun 2014 dalam skripsinya tentang “Pengaruh

  Kepemimpinan, Lingkungan Kerja, dan Etika Kerja Islami Terhadap Kinerja Karyawan BMT Tumang Tahun 2014

  ” mengatakan bahwa kepemimpinan, lingkungan kerja, dan etika kerja memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap kinerja karyawan, dimana faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap kinerja karyawan adalah kepemimpinan.

  Hanantya Aryana Win Darmawan pada tahun 2014 dalam skripsinya tentang “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Semangat Kerja Karyawan Divisi

  Marketing Baitul Mal Wat Tamwil (BMT) di Kota Salatiga dan Kabupaten Semarang

  ” mengatakan bahwa gaya kepemimpinan (otokratik, partisipatif, free rein) secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap semangat kerja karyawan divisi marketing BMT di Kota Salatiga dan Kabupaten Semarang. Sedangkan gaya kepemimpinan yang paling dominan mempengaruhi semangat kerja karyawan adalah gaya kepemimpinan partisipatif. Ahmad Baihaqi pada tahun 2014 dalam skripsinya tentang “Pengaruh

  

Kepemimpinan, Motivasi, dan Religiusitas Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan

pada PT. UNZA VITALIZ Salatiga” mengatakan bahwa kepemimpinan, motivasi, dan

  religiusitas bersama-sama berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan secara positif dan signifikan, variabel yang paling dominan memperngaruhi kepuasan kerja adalah motivasi kerja karyawan.

  Sumber Daya Manusia merupakan faktor produksi yang tidak dapat diabaikan dan merupakan aset utama suatu organisasi. SDM berperan sebagi perencana dan pelaku aktif dari setiap aktivitas organisasi. Bahkan SDM menempati posisi yang amat strategis dalam mewujudkan tersedianya barang atau jasa, dalam mendukung tercapainya tujuan organisasi atau perusahaan.

  Oleh karena itu, Sumber Daya Manusia perlu dikelola dan dikembangkan secara terus menerus agar diperoleh Sumber Daya Manusia yang bermutu dalam arti yang sebenarnya, yaitu pekerjaan yang dilaksanakannya akan menghasilkan sesuatu yang memang dikehendaki. Bermutu bukan hanya berarti pandai saja tetapi memenuhi semua syarat kualitas yang dituntut pekerjaan itu sehingga pekerjaan itu benar

  • – benar dapat diselesaikan sesuai rencana (Sedarmayanti, 2001 : 17).

  Kepemimpinan tentu saja sangat penting bagi jalannya organisasi. Jika sebuah organisasi berjalan tanpa adanya unsur kepemimpinan yang baik, maka setiap masalah yang muncul dalam sebuah organisasi akan sulit untuk diselesaikan secara cepat dan efisien. Hal ini mengakibatkan tujuan dari organisasi tersebut terhambat dan kepuasan dari tercapainya tujuan tersebut rendah. Seorang pemimpin harus memiliki keahlian dan kemampuan sosial agar menjadi seorang pemimpin yang baik dan bertanggung jawab. Seorang pemimpin harus benar

  • – benar dapat melaksanakan tanggung jawabnya, melakukan kontrol dan pengendalian agar tujuan didalam organisasi tersebut dapat tercapai.

  Dengan beberapa penjelasan mengenai beberapa penelitian yang terdahulu, bahwa penelitian tentang

  “Strategi Pemimpin di BMT Mitra Usaha Sruwen dalam Upaya Membangun Kembali Kepercayaan Masyarakat Pasca Rush T ahun 2010” belum pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya.

B. Kerangka Teoritik

  1. Pengertian BMT BMT merupakan kependekan dari Baitul Mal wa Tamwil atau baitul maal

  wa baitul tanwil . Secara harfiah baitul maal berarti rumah dana dan baitul tamwil

  berarti rumah usaha. Baitu Maal dikembangkan berdasarkan sejarah perkembangannya, yakni dari masa nabi sampai abad pertengahan perkembangan Islam, dimana baitul maal berfungsi untuk mengumpulkan sekaligus mentasyarufkan dana sosial. Sedangkan baitul tanwil merupakan lembaga bisnis yang bermotif laba (Ridwan,2004:126).

  Sebagai lembaga bisnis, BMT lebih mengembangkan usahanya pada sektor keuangan, yakni simpan-pinjam. Usaha ini seperti usaha perbankan yakni kepada sektor ekonomi yang halal dan menguntungkan. Namun demikian, terbuka luas bagi BMT untuk mengembangkan lahan bisnisnya pada sektor riil maupun sektor keuangan lain dilarang dilakukan oleh lembaga keuangan bank. Karena BMT bukan bank, maka ia tidak tunduk pada aturan perbankan.

  2. Pengertian Strategi Strategi adalah hal menetapkan arah kepada

  “manajemen” dalam arti orang tentang sumber daya di dalam bisnis dan tentang bagaimana mengidentifikasikan kondisi yang memberikan keuntungan terbaik untuk membantu memenangkan persaingan di dalam pasar (Dirgantoro, 2007: 5).

  Menurut Stephanie K. Marrus, seperti yang dikutip Husein Umar (2008: 31), strategi didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. Menurut Hamel dan Prahalad dalam Husein Umar (2008: 31), startegi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan.

  Cravens (2001: 6) strategi adalah rencana yang disatukan dan terintegrasi, menghubungkan keunggulan strategi organisasi dan dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi. Strategi dimulai dengan konsep menggunakan sumber

  Kotler (2004: 31) mengemukakan bahwa strategi adalah penempatan misi suatu organisasi, penetapan sasaran organisasi dengan mengingat kekuatan eksternal dan internal, perumusan kebijakan dan teknik tertentu untuk mencapai sasaran dan memastikan implementasinya secara tepat sehingga tujuan dan sasaran utama dari organisasi akan tercapai.

  Aliminsyah dan Pandji (2004: 81) mengartikan bahwa strategi adalah wujud rencana yang terarah untuk memperoleh hasil yang maksimal. Dalam hal ini strategi dalam setiap organisasi merupakan suatu rencana keseluruhan untuk mencapai tujuan. Jadi organisasi tidak hanya memilih kombinasi yang terbaik, tetapi juga harus mengkoordinir berbagai macam elemen untuk melaksanakan kegiatannya secara efisien dan efektif.

  Dengan demikian strategi adalah sarana yang digunakan untuk mencapai tujuan akhir dari suatu organisasi, namun strategi bukanlah sekedar suatu rencana, melainkan adalah rencana yang menyatukan. Strategi mengikat semua bagian yang ada dalam organisasi menjadi satu, sehingga strategi meliputi semua aspek penting dalam suatu organisasi, strategi itu terpadu dari semua bagian rencana yang harus serasi satu sama lain dan berkesesuaian. Oleh karena itu penentuan strategi membutuhkan tingkatan komitmen dari suatu organisasi, dimana tim organisasi tersebut bertanggung jawab dalam memajukan strategi yang mengacu pada hasil atau tujuan akhir.

  3. Pengertian Pemimpin Pemimpin adalah orang yang menerapkan prinsip dan teknik yang memastikan motivasi, disiplin dan produktivitas jika bekerjasama dengan orang, tugas dan situasi agar dapat mencapai sasaran perusahaan (Umar, 2000: 77). Pemimpin adalah seseorang yang memiliki kemampuan memimpin, artinya memiliki kemampuan untuk mempengaruhi orang lain atau kelompok tanpa mengindahkan bentuk alasannya (Thoha, 1983: 255). Menurut Kartini Kartono (1994: 33), pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan khususnya kecakapan dan kclebihan disatu bidang, sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu, demi pencapaian satu atau beberapa tujuan.

  Menurut Henry Pratt Faiechild dalam Kartini Kartono (1994: 33), pemimpin dalam pengertian ialah seorang yang dengan jalan memprakarsai tingkah laku sosial dengan mengatur, mengarahkan, mengorganisir atau mengontrol usaha/upaya orang lain atau melalui prestise, kekuasaan dan posisi.

  Dalam pengertian yang terbatas, pemimpin ialah seorang yang membimbing, memimpin dengan bantuan kualitas-kualitas persuasifnya dan akseptansi/ penerimaan secara sukarela oleh para pengikutnya.

  4. Pengertian Kepemimpinan Menurut Saleem Hardja Sumarna (2013: 10), kepemimpinan adalah kemampuan seseorang dalam mempengaruhi dan memotivasi mereka yang dipimpinnya untuk melakukan hal-hal yang diperlukan dalam mencapai tujuan yang diinginkan bersama. Hal ini meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan yang ingin diraih bersama, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, dan mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya.

  Kepemimpinan secara bahasa (etimologi) menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, berasal dari kata

  “pimpin”. Mendapat awalan “me” menjadi “memimpin” yang berarti menuntun, menunjukkan jalan dan membimbing. Kata memimpin bermakna sebagai kegiatan, sedangkan yang melakukannya disebut pemimpin. Dari kata pemimpin berkembang pula kata kepemimpinan yang menunjukkan semua hal dalam memimpin, termasuk dalam kegiatannya (Hadari, 1993: 28).

  Dari berbagai pengertian-pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan seorang pemimpin dalam mengatur atau mempengaruhi suatu kelompok untuk dapat bekerja secara produktif supaya dapat tercapainya tujuan dari suatu organisasi atau perusahaan. Tanpa adanya suatu pemimpin, organisasi hanya merupakan sekumpulan manusia dan peralatan. penuh. Pemimpin memegang peranan penting tidak hanya secara internal tetapi juga dalam berbagai pihak di luar organisasi yang semua dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan organisasi serta mencapai tujuannya.

  5. Pengertian Gaya Kepemimpinan Dalam sebuah organisasi yang dinamis, dimana perilaku masing-masing individu didalamnya sangat berbeda antara satu dengan lainnya, maka diperlukan semacam cara penerapan gaya kepemimpinan yang bisa menyesuaikan dengan tuntutan keadaan agar tercapai suatu efektifitas organisasi. Cara seperti ini biasa dikenal sebagai gaya kepemimpinan situasional (situational leadership) (Sumarna, 2013: 12).

  Menurut Paul Hersay dan Ken Blanchard dalam Wijaya (2008: 18), gaya kepemimpinan adalah upaya yang dilakukan seseorang untuk mempengaruhi orang lain untuk ikut dalam tujuan bersama. Gaya kepemimpinan tersebut meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi, perilaku pegawai untuk mencapai tujuan dan mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Hersey dan Blanchard (1992) berpendapat bahwa gaya kepemimpinan pada dasarnya merupakan perwujudan dari tiga komponen, yaitu pemimpin itu sendiri, bawahan, serta situasi di mana proses kepemimpinan tersebut diwujudkan.

  Menurut Thoha dalam Cahyono (2004: 11), gaya kepemimpinan adalah norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba menyelaraskan persepsi diantara orang yang akan dipengaruhi perilaku orang yang dipengaruhi menjadi amat penting kedudukannya. Menurut Heidjrachman dan Husnan dalam Wijaya (2008:18), gaya kepemimpinan adalah pola tingkah laku yang dirancang untuk mengintegrasikan tujuan organisasi dan tujuan individu untuk mencapai tujuan tertentu.

  Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan adalah perilaku yang dimiliki seseorang untuk dapat mempengaruhi atau memimpin orang lain yang disesuaikan dengan situasi atau kondisi agar tujuan organisasi yang diinginkan dapat tercapai dengan tidak mengesampingkan kepentingan individu di dalamnya.

  6. Jenis

  • –jenis gaya kepemimpinan

  Menurut Saleem Hardja Sumarna (2013: 16), gaya kepemimpinan seorang pemimpin akan efektif jika menerapkan konsep kepemimpinan K-5 yaitu: Karakter, Komitmen, Kerjasama, Kompetensi, dan Konsisten. Berikut beberapa jenis gaya kepemimpinan yang ada, yaitu sebagai berikut: a. Demokrasi

  Ciri khas gaya kepemimpinan demokrasi ditandai dengan adanya suatu struktur yang dikembangkan dengan menggunakan pendekatan pengambilan keputusan yang kooperatif. Kepemimpinan yang demokratis cenderung bermoral tinggi, dapat bekerjasama, mengutamakan mutu kerja yang berkualitas, dan dapat mengarahkan diri sendiri. b. Otokrasi Gaya kepemimpinan otokrasi lebih menggunakan metode pendekatan kekuasaan dalam pengambilan keputusan dan pengembangan strukturnya.

  Kekuasaan disini sangat dominan digunakan. Kekuasaan dan pengambilan keputusan terpusat pada diri sang pemimpin. Penataan situasi dan sistem kerja sengaja dibuat rumit bagi para bawahan supaya tidak bisa melawan atas apa yang diperintahkan.

  Gaya kepemimpinan seperti ini pada umumnya bersifat negatif, karena dijalankan berdasarkan ancaman dan hukuman. Meskipun demikian, ada juga beberapa manfaat yang bisa diambil dari gaya kepemimpinan ini, diantaranya adalah pengambilan keputusan yang relatif cepat serta memungkinkan pendayagunaan pegawai yang kurang kompeten.

  c. Coaching (Pembinaan) Ketika staff yang dipimpin adalah orang-orang yang telah cukup baik termotivasi dan berpengalaman dalam menjalankan tugas, maka tugas seorang pemimpin disini adalah memberi kesempatan kepada mereka untuk mengerti tentang tugasnya tanpa perintah khusus dari pimpinan, dengan cara meluangkan waktu dalam membangun hubungan dan komunikasi yang baik dengan mereka.

  Gaya kepemimpinan yang tepat untuk situasi ini adalah Coaching. Karena pemimpin disini tidak hanya memberikan detail proses dan aturan diambil. Selain itu juga menerima berbagai masukan dari bawahan dan mendukung proses pengembangannya.

  d. Partisipatif Gaya kepemimpinan seperti ini lebih banyak mendelegasikan wewenang yang dimiliki sang pemimpin, sehingga keputusan yang diambil tidak bersifat sepihak.

  e. Delegating (Mendelegasikan) Dalam gaya kepemimpinan ini, seorang pemimpin mendelegasikan seluruh wewenang dan tanggung jawabnya kepada bawahan. Gaya kepemimpinan seperti ini akan berjalan dengan baik apabila staff yang dipimpin sepenuhnya paham akan tugas yang diberikan dan efisien dalam bekerja, sehingga sang pemimpin bisa melepaskan mereka untuk menjalankan pekerjaan dan tugas-tugasnya atas kemampuan dan inisiatifnya sendiri.

  f. Directing (Mengarahkan) Gaya kepemimpinan ini akan tepat digunakan apabila berada dalam situasi yang cukup rumit dan para staff belum memiliki pengalaman untuk mengerjakan tugas tersebut. Atau ketika berada di bawah tekanan untuk menyelesaikan tugas tepat waktu, maka seorang pemimpin disini harus mampu menjelaskan apa yang perlu dan mendesak untuk dikerjakan. Karena dalam situasi yang demikian, biasanya terjadi overcommunicating atau penjelasan berlebihan yang dapat menimbulkan kebingungan dan

  Dalam proses pengambilan keputusan, pemimpin memberikan aturan- aturan dan proses yang detail kepada bawahan. Dan pelaksanaan di lapangan pun harus menyesuaikan dengan detail yang sudah diperintahkan.

  g. Supporting (Mendukung) Gaya kepemimpinan seperti ini mensyaratkan seorang pemimpin untuk memfasilitasi dan membantu upaya para staffnya dalam melaksanakan tugas.

  Dalam hal ini, seorang pemimpin tidak perlu memberikan arahan secara detail tetapi tanggung jawab dan proses pengambilan keputusan dibagi bersama dengan bawahan.

  Gaya kepemimpinan seperti ini akan berhasil bila karyawan telah mengenal teknik-teknik yang dituntut dan telah mengembangkan hubungan yang lebih dekat dengan sang pemimpin.

  h. Kendali bebas Seorang pemimpin yang menerapkan gaya kepemimpinan seperti ini akan menyerahkan kekuasaan secara penuh kepada bawahan. Struktur organisasi bersifat longgar dan pemimpin cenderung pasif. Pemimpin menghindari wewenang dan tanggung jawab, kemudian menggantungkannya kepada kelompok dalam menetapkan tujuan dan menanggulangi masalahnya sendiri.

  Robbins dalam Syaiyid (tt: 2), mengidentifikasikan gaya kepemimpinan yang dibedakan sebagai berikut: a) Kepemimpinan direktif, yaitu kepemimpinan memberi kesempatan pada pengikutnya untuk mengetahui apa yang diharapkan dari mereka, menjadwalkan pekerjaan yang akan dilakukan dan memberi pedoman yang spesifik mengenai cara menyelesaikan tugas.

  b) Kepemimpinan suportif, yaitu kepemimpinan yang ramah dan menunjukkan perhatian kepada para pengikutnya atau bawahannya.

  c) Kepemimpinan partisipatif, yaitu gaya kepemimpinan dimana pemimpin berkonsultasi dengan bawahan serta meminta dan menggunakan saran-saran bawahan dalam rangka mengambil keputusan.

  d) Kepemimpinan orientasi prestasi, yaitu gaya kepemimpinan yang mengajukan tantangan yang menarik bagi bawahan dan merangsang untuk mencapai tujuan, serta melaksanakannya dengan baik.

  Sedangkan dalam penelitian lain, Moch As ’ad dalam Cahyono (2004: 11) membagi gaya kepemimpinan menjadi: