EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) Repository - UNAIR REPOSITORY

  

DISERTASI

EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG

(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi

Gendong Di Kota Surabaya)

  

RINDAWATI

NIM 090970413

PROGRAM DOKTOR ILMU SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2015

  

HALAMAN PENGESAHAN

DISERTASI

EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG

(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi

Gendong Di Kota Surabaya)

  Oleh :

  

RINDAWATI

  NIM: 090970413 Telah Disetujui

  Ko. Promotor Promotor

Prof. Dr. Subagyo Adam, Drs, MS Prof. Dr. Ida Bagus Wirawan

  NIP.1953012619830311001 NIP.194908311979011001 Mengetahui

  

Ketua Program S3 Ilmu Sosial

Universitas Airlangga

Prof. Dr. L Dyson P, Drs, MS

  NIP. 195411031981031004

  

PROGRAM DOKTOR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2015

EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG

  

(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi

Gendong Di Kota Surabaya)

DISERTASI

Untuk memperoleh Gelar Doktor dalam Program Studi Ilmu Sosial

  Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Ilmu Politik Universitas Airlangga Surabaya dan dipertahankan di hadapan Panitia Ujian Doktor Terbuka

RINDAWATI

NIM 090970413

PROGRAM DOKTOR ILMU SOSIAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

  

2015

  Promotor dan Ko Promotor Promotor : Prof. Dr. Ida Bagus Wirawan, Drs. M.S. Ko Promotor : Prof. Dr. Subagyo Adam, Drs, M.S. Disertasi ini telah diuji pada Ujian Tahap I (Tertutup) Tanggal : 29 September 2014 PANITIA PENGUJI DISERTASI Ketua : Prof Dr. L. Dyson, M.A. Anggota : 1. Prof. Dr. Ida Bagus Wirawan, Drs, M.S.

   2. Prof. Dr. Subagyo Adam, Drs, M.S.

   3. Prof Dr Edy Sutrisno,Drs, M.Si.

  4. Prof. Dr. MV Roesminingsih, Dra, M.Si.

  5. Dr. Siti Aminah, Dra, M.A.

  6. Dr. Bagong Suyanto, Drs, M.Si.

SURAT PERNYATAAN

  Yang bertanda tangan dibawah ini saya : Nama : Rindawati, Dra, MSi NIM : 090970413 Program Studi : ILMU-ILMU SOSIAL Alamat/No. Tlp : Jln. Jojoran Baru I/34 Surabaya No. Telp. (031)5938627. Hp. 085852068812 Dengan ini menyatakan bahwa : Disertasi saya ini adalah asli dan benar-benar hasil karya sendiri, dan bukan hasil 1. karya orang lain dengan mengatas namakan saya, serta bukan merupakan hasil peniruan atau penciplakan (plagiarism) dari hasil karya orang lain. Disertasi ini belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik baik di Universitas Airlangga, maupun di Perguruan Tinggi lainnya ; Dalam Disertasi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau 2. dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar kepustakaan;

3. Pernyataaan ini saya buat dengan sebenar-benarnya, dan apabila dikemudian hari

  terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya tulis Disertasi in, serta sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan Peraturan perundang-undangan yang berlaku. Surabaya, Maret 2015…..... Yang Membuat Pernyataan, Rindawati, Dra. MSi -------------------------------- NIM. 090970413

  HALAMAN PERSEMBAHAN Disertasi ini aku persembahkan untuk: 1. Ibundaku tercinta, Ibu Noer Romelah dan Bapakku tercinta Bapak Bin Jahja (Alm).

2. Yang tercinta dan tersayang Suamiku Ir. Suhardi dan anak-anakku, Arif Firman Samudra, Asa Aditya Persada, dan Aji Dewangga Dirgantara. MOTTO: Sabar dalam mengatasi kesulitan dan bertindak bijaksana dalam mengatasinya adalah sesuatu yang utama.

  Kalau hari ini kita menjadi penonton bersabarlah menjadipemain esok hari. Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok adalah harapan.

UCAPAN TERIMA KASIH

  AlhamdulillahiRabbil’alamin. Dengan mengucap rasa syukur ke hadirat Allah SAW, Sang Maha Pencipta, Sang Penguasa Ilmu Pengetahuan yang Hakiki. Atas izin dan karunia- Nyalah penulis dapat menyelesaikan disertasi ini.

  Disertasi ini mustahil dapat terselesaikan tanpa dukungan dan bantuan berbagai pihak, baik perorangan maupun lembaga.Tidak sedikit waktu, tenaga yang telah dicurahkan berbagai pihak guna mendukung kelancaran penulisan disertasi ini. Untuk itulah sangat tidak adil bila penulis hanya menyebutkan sebagian di antaranya dalam halaman ucapan terima kasih ini.

  Terimakasih yang teramat dalam penulishaturkankepadaProf.Dr. Ida Bagus

Wirawan dan Prof. Dr. Subagyo Adam, selaku Promotor dan Ko-Promotor bagi penulis.

Terima kasih kepada Promotor Prof. Dr. Ida Bagus Wirawan, karena telah menjadi sosok yang begitu berarti dalam perjalanan studi penulis selama menempuh kuliah S-3 di Universitas Airlangga. Bagi penulis, jasa yang beliau torehkan tak mampu diurai satu per satu. Uluran tangan, kesabaran, segala saran dan bimbingan serta motivasi yang beliau berikan untuk penulis sejak awal hingga akhir masa studi teramat berharga.

  Ucapan terima kasih pula penulis haturkan kepada Ko-Promotor, Prof. Dr.Subagyo Adam yang telah membimbing dan berbagi ilmu serta masukan-masukan beliau yang cerdas, mengarahkan dalam penyelesaian disertasi. Terima kasih atas segala saran, kritik, dan motivasi yang diberikan kepada penulis dalam menjalankan tanggung jawab akademik secara optimal untuk mencapai hasil yang terbaik.

  Kepada dosen-dosen MKPD yang telah banyak membantu selama proses penulisan proposal disertasi, penulis dalam kesempatan ini pula menyampaikan banyak terima kasih atas bimbingan dan arahannya. Pertama, kepada Dr. Alisyahbana(Alm.), yang telah banyak memberikan bimbingan dan kritikan yang berkaitan dengan sektor informal perkotaan, penulis dalam kesempatan ini mengucapkan terima kasih atas segala tambahan pengetahuan, tugas-tugas yang diberikan untuk penulis, sehingga tertantang untuk dapat menyelesaikannya.

  Kedua, Prof. Kasto dari UGM, selaku dosen MKPD yang banyak memberikan ilmu dan pengetahuan tentang kependudukan, khususnya migrasi penduduk. Prof Kasto dengan sabar dan telaten telah membimbing penulis untuk memperkaya wawasan dan teori serta implementasi tentang migrasi penduduk yang akan penulis tuangkan dalam disertasi ini.

  Ketiga, Prof. Dr. L. Dyson, M.A., selaku dosen MKPD Metode Penelitian Kualitatif, sekaligus sebagai Kaprodi Program S-3, Ilmu Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Airlangga. Prof. Dyson adalah sosok dosen yang sangat peduli dan sangat banyak membantu mahasiswanya, baik yang berkaitan dengan bidang akademik maupun administratif. Beliau dengan lantang selalu memberi dorongan kepada penulis agar cepat menyelesaikan disertasi ini dan segera ujian. Beliau adalah seorang guru besar yang senantiasa memberikan suasana yang sejuk disertai canda di saat mahasiswa mengalami kesulitan, serta selalu memberi dukungan yang positif demi keberhasilan penulis.

  Kepada Rektor Universitas Negeri Surabaya (UNESA) dan Dekan Fakultas Ilmu Sosial, dalam kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih atas tugas belajar yang diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat melanjutkan kuliah ke jenjang S-3 Program Ilmu Sosial di Universitas Airlangga.

  Ucapan terima kasih pula tidak lupa penulis sampaikan kepada Bapak Drs. Licyanus Sudaryono, S.U., selaku Ketua Jurusan Program studi Pendidikan Geografi, FIS Unesa kala itu, beliau dosen yang pertama kali merekomendasikan penulis untuk melanjutkan studi lanjut S-3.

  Kepada teman-teman dosen di jurusan Geografi,FIS,Unesa, penulis banyak mengucapkan terima kasih atas dukungan dan kerja samanya selama penulis menempuh studi S-3. Kepada seluruh staf pengajar di Program Studi S-3 Ilmu Sosial, FISIP, Universitas Airlangga, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih atas pencerahan dan pengetahuan teoretis yang telah diberikan. Khusus kepada Prof. A. Ramlan Surbakti, Ph.D, Prof. Dr. Hotman M. Siahaan, Prof. Eko Armada Riyanto, Ph.D, dan Daniel Sparingga, Ph.D, penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih atas proses pembelajaran yang benar-benar berkualitas di ruang kuliah. Seluruh teman mahasiswa peserta Program S-3 Ilmu- Ilmu Sosial, sudah tentu termasuk penulis, benar-benar bersyukur memperoleh tambahan pengetahuan yang bermakna dari ruang kuliah, dan itu semua menjadi bekal bagi penulis dalam memperkaya khasanah pengetahuan baik teoritis maupun praktis.

  Untuk seluruh teman Program S-3 Ilmu Sosial angkatan tahun 2009, penulis menyampaikan terima kasih karena selama ini telah banyak bertukar pendapat, berdiskusi memecahkan berbagai permasalahan sosial baik saat masih menempuh teori di ruang kuliah sampai penyelesaian disertasi ini. Teman-teman tersebut antara lain: Pak Bambang Kuncoro, Pak Suhanadji, Pak Andi Narwoko, Pak Suko Widodo, Pak Sindung, Pak Autar Abdilah, Ibu Sutinah, Ibu Sri Soemartini, Ibu Dian Tri Kuntari, Ibu Endang Sriningsih, Ibu Dwi Setyani, dan lain-lain.

  Kepada kedua orang tua penulis, Ibunda Noer Romelah dan Ayahanda /Bapak Bin Jahja (Alm). Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sedalam- dalamnya dan selalu mohon kepada Allah SWT, agar selalu memberi kesehatan yang barokah dan panjang umur, umur yang barokah serta melindungi beliau (Ibuku) tercinta. Untuk Almarhum Bapak, penulis ucapkan terima kasih yang tak terhingga, semoga Bapak diampuni segala dosa-dosa oleh Allah SWT, diterima segala amal ibadah, serta ditempatkan di tempat yang mulia di sisi-Nya, amin amin amin ya robbalalamin. Ibu dan Alm. Bapak penulis adalah orang tua yang sangat peduli terhadap pendidikan putra-putrinya. Beliau berdua selalu memberi motivasi dan semangat akan keberhasilan studi penulis sampai ke jenjang yang tertinggi ini. Berkat beliau berdualah penulis banyak belajar tentang kehidupan, baik berkeluarga dan bermasyarakat. Jasa-jasa beliau berdua tak terhingga bagi keberhasilan penulis. Penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga atas semua pengorbanan yang telah diberikan untuk penulis, semoga Ibu selalu sehat walafiat, panjang umur, umur yang barokah dan selalu dapat menemani serta menasehati penulis dalam meniti kehidupan ini, amin.

  Kepada suamiku tercinta, Ir. Suhardi dan anak-anakku tersayang antara lain: Arif Firman Samudra, Asa Aditya Persada, dan Aji Dewangga Dirgantara. Mereka adalah orang- orang yang menjadi sukma dan kekuatan bagi penulis untuk segera menyelesaikan disertasi ini. Penulis menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada suamiku yang telah banyak membantu dan mendukung penuh penulis untuk studi lanjut S-3 ini, telah membantu dalam pengetikan, editing, transliting, dan segala kebutuhan penulis dipenuhi demi kelancaran dan keberhasilan penulis untuk segera meraih gelar Doktor, Insya Allah semua doa dari seluruh keluarga penulis dikabulkan oleh Allah SWT , amin amin ya robbalalamin. Kepada merekalah sesungguhnya disertasi ini penulis persembahkan. Tak lupa pula untuk adik-adikku semua penulis ucapkan banyak terima kasih atas bantuan baik moril maupun materiil.

  Bagi semua pihak yang belum sempat penulis sebutkan dalam halaman ucapan terima kasih ini, penulis mohon maaf yang sebesar besarnya, dan semoga segala peran bapak, ibu dan saudara semua diberikan pahala yang setimpal oleh Allah SWT. Terima kasih.

  Surabaya, Maret 2015 Penulis

ABSTRAK EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG

  (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul semanggi Gendong Di Kota Surabaya)

  Studi ini mengangkat realitas bakul semanggi gendong diKota Surabaya yang tetap eksisditengahmenjamurnyaselera kuliner global. Eksistensi bakulsemanggigendongtersebutdidukungadanyaketerlekatankelembagaanbaikdariinternalbak ulsemanggigendongsendirimaupuneksternallingkungan dan pelanggan, salah satunya adalah dengan melakukan migrasi khas untuk menjajakan kuliner semanggi.

  Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif,dengan metode fenomenologi. Subjek penelitiannya adalah bakul semanggi gendong di kota Surabaya, dan pelanggannya. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data dari berbagai sumber hingga menghasilkan pemaknaan (meaning).

  Hasil penelitian menunjukkan: pertama, eksistensi bakul semanggi gendong secara

  

because motives (motif sebab) didukung oleh: 1) tradisi dan pengalaman turun-temurun dari

  keluarga bakul dan sesama bakul; 2) kemudahan memperoleh bahan baku; 3) penghasilan cukup banyak; 4) pelanggan yang setia, dan 5) motivasi baik dari diri sendiri maupun dari keluarga, serta lingkungan sekitar. Kedua, secara in order to motives (motif supaya) terdapat dua motif bakul semanggi gendong tetap eksis, yaitu: motif ekonomi dan motif ekonomi tradisi.Ketiga, migrasi sirkuler khas bakul semanggi gendong di Kota Surabaya bermakna ekonomi, religius, solidaritas, pengetahuan, dan tradisi. Keempat, migrasi sirkuler khas bakul semanggi gendong di Surabaya telah membawa misi budaya arek yang lekat dengan simbol keberanian, pantang menyerah dan mandiri. Kelima, terdapat konstruksi sosial bakul semanggi gendong bahwa menjadi bakul semanggi gendong itu merupakan pilihan bagi perempuan di kampung Kendung untuk melanjutkan tradisi keluarganya, dan harus melakukan migrasi sirkuler karena pelanggannya. Implikasi temuan penelitian ini adalah:

  

pertama , eksistensi bakul semanggi gendong didukung oleh proses pelembagaan bakul

  semanggi gendong sendiri; kedua, proses pelembagaan yang terjadi pada bakul semanggi gendong di antaranya: budaya genetik, dan melakukan migrasi sirkuler untuk menjajakan semanggi ke Kota Surabaya; ketiga, bakul semanggi gendong dimaknai oleh pelanggan sebagai suatu budaya kuliner yang harus dipertahankan yang dikaitkan dengan orientasi masa lampau, sekarang dan masa depan.Temuan penelitian ini menguatkan pendapatGranovetter yang dikenaldengan teori keterlekatan/embeddednesbahwa sebuah jaringan akan eksis bila ada keterlekatan diantara jaringan tersebut.

  Kata Kunci : Bakul semanggi gendong, keterlekatan kelembagaan, dan makna sosial

  

ABSTRACT

EXISTENCE of SEMANGGI SELLER WITH CARRYING BASKET

  (A Studyof Institutional Economics Family and Characteristic of Migration of The Seller Semanggi with Carrying Basket in Surabaya City)

  This study raised the reality of the seller semanggi with carrying basket in Surabaya which still exist in the midst of the global proliferation of culinary tastes. Existence of semanggi seller with carrying baskets are supported any kind of internal institutional ambeddednes semanggi seller with carrying baskets themselves and external environment and customers, one of which is the migration characteristic to peddle culinary clover.

  This study used a qualitative approach, the method of phenomenology. Research subject is the seller semanggi with carrying basket in the Surabaya city, and customers. The technique of collecting data using interviews, observation and documentation. Mechanical analysis of data from various sources to produce meaning (meaning).

  The results show: first, the existence of semanggi seller with carrying baskets in Because motives (motive cause) is supported by: 1) the tradition and experience passed down through generations of families and fellow baskets baskets; 2) ease of obtaining raw materials; 3) earning quite a lot; 4) loyal customers, and 5) motivation both of themselves and of the family, as well as the surrounding environment. Second, in order to motives (motive so) there are two motives semanggi seller with carrying baskets still exist, namely: economic incentives and economic motives tradition. Third, the typical circular migration semanggi seller with carrying baskets in Surabaya meaningful economic, religious, solidarity, knowledge, and traditions. Fourth, the typical circular migration semanggi seller with carrying baskets in Surabaya has brought cultural mission Arek attached to the symbol of courage, unyielding and independent. Fifth, there is a social construct semanggi seller with carrying baskets to be semanggi seller carry that into the basket it is an option for women in the village Kendung to continue the family tradition, and must perform circular migration for customers. Implications of the findings of this study are: first, the existence of the seller semanggi with carrying basket supported by the institutionalization process semanggi seller with carrying baskets themselves; second, the institutionalization process that occurs in semanggi seller with carrying baskets include: genetic culture, and perform circular migration to peddle clover to Surabaya; third, the seller semanggi with carrying basket interpreted by customers as a culinary culture that must be maintained which is associated with the orientation of the past, present and future. The findings of this study corroborate the opinion Granovetter known as the theory of adhesiveness/embeddednes that a network would exist if there keterlekatan between these networks.

  Keywords: The Seller Semanggi with carrying basket, embeddednes institution, and social meaning

  RINGKASAN

  Penelitian bakul semanggi gendong kali ini didasarkan atas fenomena bakul semanggi gendong Surabaya yang telah di klim oleh pemerintah Kota Surabaya sebagai salah satu kuliner asli Surabaya yang harus tetap dijaga kelestariannya. Kenyataan yang terjadi bahwa bakul semanggi gendong Surabaya tersebut semakin lama tidak semakin bertambah, bahkan cenderung semakin menurun. Hal ini terbukti dengan pengakuan para bakul semanggi gendong sendiri yang mengatakan bahwa dalam lima (5) tahun terakhi ini jumlah bakul semanggi gendong semanggi semakin berkurang. Menurut mereka, berkurangnya bakul gendong tersebut disebabkan oleh sebagian bakul gendong sudah berusia lanjut dan tidak kuat lagi untuk menjajakan semanggi ke Surabaya. Selain alasan tersebut, semakin bervariasinya kuliner tradisional dan menjamurnya kuliner cepat saji yang bersifat global akan sangat menjauhkan masyarakat terhadap kuliner lokal Surabaya yang satu ini. Bakul semanggi gendong dan kuliner semanggi yang masih bertahan sampai saat ini merupakan bakul-bakul yang mempunyai kemauan dan tekad kerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya dan tetap menjaga kelestarian tradisinya yang turun-temurun. Budaya genetik ini akan menjadi pegalaman bagi bakul semanggi gendong untuk menjajakan kuliner semanggi di kota Surabaya. Dengan bekal pengalaman, kemudian didukung oleh mudahnya memperoleh bahan dasar semanggi, serta adanya pelanggan yang setia karena melakukan migrasi sirkuler, akan membantu bakul semanggi gendong di Surabaya tersebut tetap eksis walaupun harus bersaing dengan perekonomian metropolitan.

  Fokus penelitian kali ini adalah tentang bakul semanggi gendong Surabaya yang tetap eksis//bertahan/survive dalam persaingan kuliner selera global karena bermigrasi.

  Kajian penelitian ini lebih menekankan pada aspek sosial budaya kuliner lokal kota Surabaya. Bakul semanggi gendong dan kulinernya selain hanya ditemukan di Kota Surabaya, juga terdapat ke khas-an lain , yaitu; Pertama, pedagangnya semua kaum perempuan paroh baya atau sudah tua; Ke dua, para pedagang semuanya berasal dari satu daerah, yaitu wilayah pinggiran paling barat kota Surabaya yang berbatasan dengan Kabupaten Gresik, yaitu Kampung Kendung, Desa Sememi, Kecamatan Benowo, Kota Surabaya; Ke tiga, dagangan yang dijual juga sama yaitu semanggi, cara menjajakannya juga sama, selalu berkeliling dari kampung ke kampung, berjalan kaki, dan menggendong dagangan semangginya; Ke empat, pakaian yang dikenakan para penjualnya selalu memakai kain batik atau jarik ( dalam bahasa Jawa) dan kebaya serta selendang untuk menggendong wadah semangginya. Tujuan penelitian yang ingindicapai kali ini antara lain: 1). Mendiskripsikan dan memahami eksistensi bakul semanggi gendong Surabaya sebagai kuliner tradisional yang langka.; 2).Mengangkat kehidupan bakul semanggi gendong yang semakin terpinggirkan dan mendiskripsikan pemahamannya tentang makna migrasi sirkuler yang dilakukan; 3).Mendiskripsikan pemahaman makna bakul semanggi gendong bagi bakul semanggi gendong sendiri dan pelanggannya.

  Berbagai kajian empiris terdahulu melalui beragam penelitian yang dilakukan para ahli tentang hal yang berkaitan dengan eksistensi atau strategi eksis dan migrasi pada umumnya, menjadi acuan dan perbandingan awal dalam menentukan posisi dan mengembangkan analisis lebih lanjut, menggunakan teori fenomenologi Alfred Schuz dan Berger untuk mengkaji makna sosial bakul semanggi gendong.

  Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode fenomenologi. Subyek penelitiannyaadalah para bakul semanggi gendong yang ada di kota Surabaya dan berasal dari Kampung Kendung, Kelurahan Sememi, Kecamatan Benowo, kota Surabaya, sekaligus kampung tersebut sebagai lokasi penelitian ini. Selain bakul semanggi gendong, subyek penelitian yang lain adalah para pelanggan semanggi yang setia di kota Surabaya. Hasil penelitian antara lain: Bakul semanggi gendong merupakan satu kesatuan yang lahir dengan identitas budaya tersendiri yang menjadi ciri khas masyarakat Kendung.

  Eksistensinya didukung oleh banyak faktor, yakni: faktor pendidikan yang rendah, pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki terbatas, pengalaman, faktor lingkungan alam sekitar yang mendukung, serta pelanggan yang setia di kota Surabaya.

  Pemahaman bakul semanggi gendong khususnya tentang eksistensinya, dilihat dari

  because motives (motif sebab) adalah: faktor ekonomi keluarga, pengalaman, mudah

  memperoleh bahan baku, budaya genetik/turun temurun, migrasi (pelanggan), dan motivasi yang kuat. Secara in order to motives (motif supaya), bakul semanggi gendong tetap eksis, agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dirinya dan keluarganya, serta mempertahankan tradisi keluarganya. Dengan demikian, secara in order to motives, eksistensi bakul semanggi gendong Surabaya disebabkan oleh faktor ekonomi dan ekonomi tradisi.

  Bakul semanggi gendong juga mampu menciptakan pasar sendiri, tanpa tergantung pada pasar yang ada. Ketika pasar tersegmentasi maka muncul kemudian relasi dan jejaring yang dibangun antar bakul (konsumen) dan juragan (pemasok). Jaringan ini dibangun dengan bermodalkan kepercayaan satu sama lain untuk tujuan bersama, dengan harapan tidak saling merugikan. Kepercayaan (trust) yang dibangun untuk kepentingan bersama antara kepemtingan ekonomi, sosial dan budaya agar tetap eksis. Temuan ini sekaligus menambahkan kata kekhas-an pada teori keterlekatan Granovetter tentang jaringan, ( studi kasus bakul semanggi gendong).

  Perubahan kondisi sosial masyarakat secara universal tidaklah menjadi “bumerang” yang akan meredam eksistensi budaya kuliner lokal masyarakat Kendung, Benowo, Kota Surabaya.

  Hal tersebut terbukti dengan langgengnya bakul semanggi gendong yang sampai saat ini masih eksis. Salah satu faktor yang mendorong adalah budaya genetik atau budaya turun- temurun.

  Hasil penelitian tentang makna migrasi sirkuler bagi bakul semanggi gendongdisimpulkan, bahwa migrasi sirkuler khas yang dilakukan bakul semanggi gendong memiliki banyak makna (meaningfull), tidak hanya makna ekonomi (materi) tetapi juga makna non-ekonomi, seperti makna; (1) relegiusitas, (2) kesadaran solidaritas, (3) kesadaran akan ilmu pengetahuan, dan (5) tradisi.Berbagai penelitian terdahulu membuktikan bahwa, mayoritas perempuan dalam melakukan aksi perdagangan selalu didominasi oleh alasan ekonomi. Hal tersebut ternyata tidak terjadi pada aksi perdagangan yang dilakukan oleh bakul semanggi gendong. Ada dua alasan yang mendasari, yaitu: 1) tidak dapat dipungkiri mereka menjajakan kuliner semanggi, namun ternyata bukan semat-mata karena alasan ekonomi saja yang menjadi faktor penyebabnya, tetapi ada makna subyektif bahwa, dengan menjadi bakul semanggi gendong, mereka akan tetap eksis dalam ekonomi keluarganya dan sekaligus tetap mempertahankan tradisi keluarganya; 2)Dengan hasil penelitian ini, penulis sekaligus ingin memodifikasi, menambahkan tentang hasil penelitian oleh Lee tentang migrasi, khususnya migrasi sirkuler, yaitu dengan menambahkan kata khas (studi kasus) dalam migrasi sirkuler sehingga menjadi migrasi sirkuler khas, seperti yang dilakukan bakul semanggi gendong.

  Teori fenomenologi Berger dan Luckman digunakan untuk mengkonstruksi pemahaman makna bakul semanggi gendong tentang dirinya sendiri. Makna bakul semanggi gendong dihasilkan melalui konstruksi dalam ranah kognitif individu dan ranah kelembagaan bakul semanggi gendong, serta pelanggannya. Dalam ranah individu, konstruksi makna bakul semanggi gendong melibatkan faktor internal, faktor eksternal, keterampilan, dan tujuan. Faktor internal yang dimaksud penulis adalah perasaan senang dan sengsara terhadap eksistensinya menjadi bakul semanggi gendong.Perasaan senang dan sengsara terhadap suatu hal merupakan bentuk dari kesadaran individu dalam melakukan kesengajaan. Sama dengan perasaan senang yang dimiliki oleh pelanggan semanggi gendong di Kota Surabaya terhadap kuliner semanggi. Dengan kesadaran dan kesengajaan sebagai salah satu bentuk memenuhi selera makan, perasaan senang juga dapat menimbulkan romantisme masa lalu yang tetap dikenang.

  Keterlekatan pelanggan terhadap kuliner semanggi disebabkan pula oleh pengaruh lingkungan. Diantaranya adalah anggota keluarga yang sering membeli semanggi memberikan pengaruh secara tidak langsung kepada individu untuk melakukan hal yang sama. Selain keluarga, lingkungan pergaulan pun mempengaruhi ketertarikan individu terhadap kuliner tradisional semanggi.Kategori pertama adalah orientasi terdahulu, yaitu pemahaman dan pengalaman yang pelanggan miliki terkait dengan kuliner semanggi yang merupakan kuliner khas Surabaya. Kategori waktu berikutnya adalah orientasi terhadap masa sekarang, artinya pelanggan memahami akan romantisme masa lalu terhadap kuliner semanggi yang unik dan semakin langka. Orientasi masa yang akan datang memiliki arti bahwa pelanggan berharap dapat memberi kontribusi untuk memasyarakatkan kuliner semanggi Surabaya agar tidak cepat hilang.

  Dari uraian tersebutpenulis menggunakan konsep fenomenologi transedental

  Husserl untuk melakukan analisis terhadap pembentukan makna secara mental pada ranah

  individu. Penulis menggunakan fenomenologi Alfred Schutz untuk melakukan analisis terhadap faktor-faktor yang mendukung eksistensi bakul semanggi gendong. Sedangkan untuk proses konstruksi makna dan realitas bakul semanggi gendong, serta keterlekatan kelembagaan, penulis menggunakan konsep Berger dan Luckmann tentang konstruksi realitas secara sosial.

  DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ii LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN DESERTASI ................................. iii HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... iv UCAPAN TERIMA KASIH ........................................................................... v ABSTRAK ....................................................................................................... vi

ABSTRACT ..................................................................................................... vii

RINGKASAN DAFTAR ISI ................................................................................................... ix DAFTAR TABEL ........................................................................................... x DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xi DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................

  41 F. Kajian Terdahulu yang Relevan .............................................

  99 F. Teknik Analisis Data ................................................................ 104 G. Teknik Pemeriksaan Data ...................................................... 108

  99 E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................

  C. .......................................................................................... 99 D. Subyek Penelitian .....................................................................

  97 B. Setting/ Lokasi Penelitian ......................................................... 98

  93 A. Pendekatan Penelitian ..............................................................

  91 BAB III METODE PENELITIAN ...............................................................

  83 L. Kerangka Pemikiran ..................................................................

  64 J. .......................................................................................... K. Teori Fenomenologi untuk Memahami Bakul Semanggi .......

  42 G. Eksistensi Bakul Semanggi Gendong 47 H. Kajian tentang Migrasi ............................................................ 49 I. Teori Fenomenologi ..................................................................

  33 E. Jaringan Sosial Bakul Semanggi Gendong ............................

  1 A. Latar Belakang Penelitian ................................................................

  28 D. Keterlekatan Pelembagaan Bakul Semanggi Gendong...........

  25 C. Penerapan Konsep Keterlekatan .............................................

  24 B. Keterlekatan Ekonomi dalam Masyarakat Modern ...............

  24 A. Kajian Tentang Eksistensi .......................................................

  21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................

  21 E. Keaslian Penelitian ..................................................................

  20 D.Manfaat Penelitian .....................................................................................

  20 C. Tujuan Penelitian .....................................................................

  1 B. Masalah Penelitian ....................................................................

  BAB IV BAKUL SEMANGGI GENDONG DAN ASPEK SOSIAL BUDAYA 110 A. Gambaran Umum Kota Surabaya .......................................... 110 B. Gambaran Umum Kampung Kendung ................................... 115

  C.

  122

Bakul Semanggi Gendong dan Aspek Sosial Budaya .............

  D.

  138

Pelanggan Semanggi Gendong ................................................

  

BAB V BAKUL SEMANGGI GENDONG DI SURABAYA .................. 140

A.

  140

Eksistensi Bakul Semanggi Gendong .......................................

  B.

  149

Migrasi Bakul Semanggi Gendong .........................................

  C. Makna Bakul Semanggi Gendong Bagi Diri Sendiri Dan Pelanggan 176

  

BAB VI IMPLIKASI TEMUAN PENELITIAN ......................................... 188

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 216 A.

  216

Simpulan ...................................................................................

  B.

  224

Saran-Saran ..............................................................................

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... LAMPIRAN : A. Biodata Peneliti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bakul semanggi gendong dan kuliner semanggi adalah salah satu pedagang dan

  kuliner khas Kota Surabaya. Keberadaannya pada jaman modern ini sudah jarang ditemui, namun masih ada yang tetap bertahan dengan tidak merubah sama sekali dari cara bakul semanggi gendong yang sudah dilakukan oleh generasi pendahulunya.

  Penelitian ini berawal dari penulis melihat fenomena bakul semanggi gendong, seorang perempuan lansia yang menjajakan dagangan kuliner semanggi dengan berjalan kaki, berkeliling, menyunggi atau menggendong dagangannya. Penulis berpikir tentang, mengapa institusi-institusi lokal sebagai kekayaan lokal hampir tidak pernah mendapat perhatian dalam proses pembangunan.

  Kegelisahan ini semakin kuat ketika perilaku ekonomi modern selalu mendominasi proses-proses penguatan kapasitas masyarakat dalam mengembangkan berbagai teknik dan strategi usaha di tataran lokal. Tentu kondisi ini tidak terlepas dari perkembangan sosial dan ekonomi masyarakat yang mengalami perubahan dan peningkatan, seiring dengan berkembangnya budaya dan kebutuhan.

  Peningkatan kebutuhan tersebut didasarkan pada kemunculan produk- produk yang bersifat nasional maupun lintas negara (global). Dalam hal ini kekuatan kapitalisme telah menguasai sendi-sendi kehidupan masayarakat, sehingga memberikan dampak serta turut mempengaruhi perilaku dan pola konsumsi masyarakat.

  Pada saat kekuatan kapitalisme yang mengusai pasar dengan kemunculan pasar- pasar swalayan modern, metode penjualan berjaringan, sampai pada penjualan melalui pasar teknologi eletronik dan sebagainya, ternyata masih terdapat segelintir masyarakat lokal yang mampu mempertahankan eksistensi aktivitas ekonomi kelokalannya yang bersifat tradisional. Eksistensinya itu diwujudkan dalam bentuk melayani masyarakat untuk memenuhi kebutuhan selera kuliner yang semakin langka. Padahal sesungguhnya praktek-praktek ekonomi kapitalistik saat ini telah mengabaikan nilai-nilai manusia dan hubungan-hubungan antar manusia.

  Kelompok pelaku (aktor) ekonomi ini, dikenal masyarakat sebagai bakul semanggi

  gendong . Kehandalan mereka untuk tetap survive dalam kancah ekonomi modern dan

  perubahan arus sosial budaya masyarakat tidaklah terlepas dari kemampuan mereka membangun relasi-relasi sosial dengan para pelanggan serta pelembagaan.

  Sehubungan dengan hal itu, penelitian ini sengaja mengkaji tentang kehidupan bakul semanggi gendong atau penjaja semanggi, yang masyarakatbiasa menyebut sebagai “bakul semanggi” Surabaya.Katabakul(dalam bahasaJawa)artinya ‘pedagang’,sedangkansemanggi artinya ‘sekelompokpakuair’(salviniales darimarga marsilea ),yangdiIndonesiamudah ditemukan di pematang sawah atau tepi saluran irigasi.

  Secara morfologi bentuk tumbuhan semanggi sangat khas, karena bentuk daunnya yang menyerupai payung yang tersusun dari empat kelopak anak daun yang berhadapan.

  Kuliner khas kota Surabaya inidisajikandiataswadahyangterbuatdaridaunpisang(pincuk),terdiriatasbeberapa jenis sayuran, seperti: daun semanggi dan kecambah yang ditaburi dengan bumbu yang terbuatdariubijalardan kacangtanahsertasambalyangterbuatdarisingkong,gula jawa,terasi,petisudang,dancabe.Ini merupakankearifanlokalyang dikedepankan oleh bakul semanggi dengan dagangan semangginya.

  Bakulsemanggigendong artinya ‘pedagangataupenjajasemanggidengancara

  menggendong dagangannya, yaitu semanggi’. Istilah penjaja di sini diartikan sebagai ‘pedagang’, sama juga dengan ‘bakul’. Bedanya dengan pedagang yang lain bahwa istilah

  

penjaja karena bakul semanggi gendonginidalam

  memasarkanataumenjajakandagangansemanggitersebut dengancara berkeliling, berjalan kaki, menggendong semanggi yang ditempatkan pada wadah yang terbuatdarianyamanbambu,yangbiasa disebut besek. Dalam menjajakansemanggi, bakul semanggi gendong sambilberteriakmenyebutnamasemanggi di setiap perjalanan kelilingnya.

  Oleh karena itulah masyarakat Surabaya banyak menyebutnya sebagai penjajasemanggi, selain bakul semanggi gendong.

  FokuspenelitianiniadalahtentangbakulsemanggigendongSurabaya yang tetap eksis (bertahan/survive),karena bermigrasi dan pelanggannya. Kajian penelitianinilebihmenekankanpadaaspekekonomiyangdikajidalamkajiansosiologi, yaitu sosiologi ekonomi. Sosiologi ekonomi adalah studi sosiologis yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara ekonomi dan fenomena sosial. Fenomena sosial yang dimaksud adalah fenomena bakul semanggi gendong yang berbedadenganfenomena- fenomenasosial pedaganglainnya.Fenomenasosialbakul semanggi gendong berkaitan dengan aspek ekonomi bakul semanggi gendong yanghanyaadadiKotaSurabaya,memilikiciri- cirikhususyangmudahdikenalikarena perbedaannya bila dibandingkan dengan pedagang lain di jaman yang modern seperti saat ini.

  Perbedaantersebutmenjadikekhasan tersendiribagibakulsemanggigendong diSurabayasebagaikotametropolitan.Adapun ciri-ciri khas tersebut antara lain: 1) semuabakulsemanggigendongadalahseorangperempuanyangrata-rataberusiaparoh baya sampai tua; 2) pakaian yang dikenakannya adalah dengan memakai kain batik bermotif pesisir, baju kebaya, selendang untuk menggendong semanggi dan setumpuk krupuk puli; 3) cara menjajaknnya berjalan kaki, berkeliling dari kampung satu ke kampung yang lain di kota Surabaya dengan meneriakkan: semanggi, semanggi ; dan 4). yangsatuiniakanmencengangkanbagipenulisbahwasemuabakulsemanggigendong yang ada di Surabaya berasal dari kampung Kendung, Sememi, Benowo, Surabaya,padahalkampungtersebutterletak jauhdarikotaSurabaya. Namun, mengapa mereka bersusah payah menjajakannya ke sana.

  KampungKendungterletakdiwilayahSurabaya Barat yang berbatasan langsungdenganKabupatenGresikdanberjaraksekitar20--25km dariSurabaya. Dengan tempat tinggal asal bakul semanggi yangjauhdarimerekamenjajakan semangginya tersebut, menurut aspek demografiataukependudukan,bahwabakul semanggi gendong telah melakukan migrasi.

  Migrasi adalah perpindahan atau pergerakanpendudukdaritempatasalketempatyanglain.Secarateoretis,migrasi pendudukdapatdibedakanyaitumigrasitetap (permanen)danmigrasitidaktetap (non- permanen).Bagibakulsemanggigendongdi Surabayaini,melakukanmigrasidapat dikategorikan sebagai migrasi yang tidak tetap (non-permanen). Hal ini dengan alasan bahwa mereka bermigrasi ke Kota Surabaya hanya bertujuan untuk menjajakan semanggidalam kurunwaktuantara7sampai8jam seharikemudiandisorehari kembaliketempatasalnyalagiyaitu diKendung,Benowo.Demikianrutinitasyang dilakukansetiaphariolehbakulsemanggigendongtersebut.Atasfenomenaitulahmaka migrasiyangdilakukanbakul semanggidikategorikansebagaimigrasisirkuler,yang artinya migrasi yang tidak menetap dan bersifat ulang-alik.

  Melihatpenjelasantersebut di atas,bakulsemanggigendongSurabaya tetapmempertahankantradisimenjajakansemanggi,yaitudengantradisiturun-temurun, caraberdagangnya,mengemasnya(packaging), pelanggannya, barang dagangannya, pakaianyangdikenakannya, kesemuanya itusangatunikdanmenarik bagi penulis untukmenelitinya,terlebihdiera menjamurnyakulinermodernsepertisekarangini. Dengandemikian,keberadaanbakulsemanggi gendong merupakanfenomenasosial ekonomiyanglangkadanbelumterkontaminasipengaruhkulinerlain, meskipun padasaat inidigempurbegitubanyakdanberagambaikkulinermodernmaupuntradisional, berusaha menampilkan sesuatu yang baru dan menarik, agar banyak diminati oleh konsumen.Meskipundemikian,kulinersemanggimasihtetapsamasepertidahulutanpa ada perubahan apa pun, namun masih tetap digemari, sehingga sampai sekarang keberadaannya tetap eksis.

  Eksistensi bakul semanggi gendong juga didukung oleh hubungan baik yang terjalin antara bakul semanggi dengan pelanggan di Kota Surabaya sebagai bagian dari romantismemasa lalu, sehingga masih ada keseimbangan antara bakul semanggi gendong sebagai supplyer dan pelanggan sebagai demand (pasar). Dari aspek sosial dan ekonomi,bakulsemanggigendongSurabayamelakukanmobilitaskeluardaridesa merekasetiapharimenujukekotaSurabaya,yangberjarakantara25-45km,sehingga peneliti menyebutnya sebagai migrasi sirkulasi yang khas. Aspek–aspek itu semuaditeliti; bagaimana makna yangterpikirkanolehsetiap bakul semanggi gendongtentangdirinya sendiri dan eksistensinya di kancah persaingan kuliner yang modern dan menarik minat masyarakat perkotaan, serta bagaimana pelanggan memaknainya.

  Di tengah maraknyamakanan cepat saji dan kuliner yang menawarkan cita rasa tinggidanberkelas,kulinersemanggimenjadidayatariktersendiribagiparapenggemar atau komunitas pencinta kuliner khas kota Surabaya tersebut. Hal ini karena kuliner semanggi SurabayahanyaadadiKotaSurabayadanbelum pernahadaditemukandi kota lain di Indonesia.

  Di satu sisi,kulinersemanggimenjadidaya tarik tersendiri, khususnya bagi penggemar kuliner tradisional. Namun, di sisi lain, keberadaan kuliner semanggi kini semakin memprihatinkan.

  Data sementara hasil wawancara langsung dengan beberapa bakul semanggi gendong yang ditemui mengatakan, pelanggan mereka sebagian besar dari kalangan orang tua, sedangkan untuk kaum muda sangat jarang membelinya (data primer, 2012).

  Saat ini bakul semanggi gendong yang masih bertahan menjajakan semanggi sudahbanyakyangberusiatuadanmerekatidakberharapanakcucunyamenjadiseperti mereka.Pernyataanbakulsemanggigendongtersebutamatmiriskarenasemanggitelah diklaim sebagai“ikon”KotaSurabaya,yangsemestinyadijagakelestariannyadan dibudayakan, tetapi justru menjadi terpinggirkan dan kurang dipromosikan. Selain itu, eksistensibakulsemanggigendongsampai saatini tidak ada perubahan, membuat penulis terdorong untukmendalami tentang bakul semanggi gendong yang termasuk salah satu kuliner tradisional Kota Surabaya yang masih bertahan.

  Berdasarkan ciri-ciri yang disebutkan itu,kulinersemanggimerupakan salahsatumakananyangtermasuklangka,dandipastikan terdapat unsur-unsur sosio- budayayangmelekatdanmelembaga secaraturun- temurun,terjadipadabakul semanggi gendong itu sendiri serta lingkungan alam dan lingkungan sosial yang mendukungnya.

  Semanggi Surabaya ini dijual dengankerkelilingdarikampungkekampung dengan cara digendong oleh perempuan paruh baya. Bakul semanggi gendong ini menjajakan dagangannya mulai pagi hingga sore hari.Bakul semanggi gendong ini mudah dikenali karenamereka mengenakan jarik dan selendang untuk menggendong semanggi. Formasi dagangannya ketika digendong pun sangat khas. Sebuah besek dan keranjang berisi sayur dan bumbu berada di bawah, kemudian di atasnya ditumpangkan seplastik besar kerupuk puli hingga terlihat menjulang tinggi digendongannya. Tangan satu memegang dagangan, tangan yang lain menenteng keranjang yang berisi daun-daun pisang untuk pincuk sambil meneriakkan kata semanggi.

  Dibutuhkan keseimbangan yang luar biasa, terutamabagi bakul semanggi gendong yang sudah tidak muda lagi, agar dagangan tersebut tidak tumpah. Ketika ada pembeli, menggunakan suatu teknik yang cepat, keranjang yang menjulang tinggi sampai di atas kepala itu bisa diturunkan dengan baik. Sebaliknya, ketika selesai melayanipelanggan,keranjangdaganganitu punbisadengancepatberpindahke punggung gendongannya.

  Penjelasan tersebutmengesankan tentang budaya yang jauh dari kata modern, padahalzamansekarangini dalam segalaaspekbahkansampaimakananpunsudahmerambah pada budaya yang mengglobal. Globalisasiekonomi, informasi, dan budaya telah mempengaruhi berbagai aktivitas manusia, termasuk aktivitas konsumsi makanan. Pergaulanantar- manusiadanantar-budayayangmelewatibatas-batasgeografis,negara, budaya,danagamatelahmeningkatkanintensitasdankompleksitaskonsumsimakanan itu sendiri.

  Makan pada zaman ini tidak lagi merupakan aktivitas yang berskala lokal, yang dilakukan dalam lingkup ruang dan waktu lokal, melainkan aktivitas yang melibatkanberbagairelasidaninterelasiberskalaglobal,yangdilakukandalamruang dan waktu global, sehingga disebut globalisasi konsumsi.

Dokumen yang terkait

Praktek Sewa Beli Di Indonesia (Suatu Pengamatan Atas Kasus-Kasus Sewa Beli Di Surabaya) Repository - UNAIR REPOSITORY

0 5 55

PEMBANGUNAN DI ERA DESENTRALISASI Studi Kritis Realitas Pembangunan Dan Kelembagaan Di Kabupaten Blitar Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 105

PEMBANGUNAN DI ERA DESENTRALISASI Studi Kritis Realitas Pembangunan Dan Kelembagaan Di Kabupaten Blitar Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 181

KOORDINASI DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK (Studi Pada Kantor Bersama Samsat Di Surabaya) Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 195

KOMUNITAS AMBON DAN BUDAYA RANTAU (Studi Tentang Pengetahuan Kearifan Lokal Di Kalangan Komunitas Ambon Dalam Memaknai Identitas Budayanya Di Kota Surabaya) Repository - UNAIR REPOSITORY

0 3 245

Pola Tindakan Dalam Mereaksi Kondisi Sakit Pada Masyarakat Miskin (Studi Deskriptif Tentang Persepsi Sehat-Sakit Di Kelurahan Sidotopo Wetan Kecamatan Kenjeran Kota Surabaya) Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 123

PERILAKU PENEMUAN INFORMASI KESEHATAN (Studi Deskriptif Mengenai Perilaku Penemuan Informasi Kesehatan Pada Beberapa Komunitas Kesehatan di Kota Surabaya) Repository - UNAIR REPOSITORY

0 1 321

IMPLEMENTASI PROGRAM SUBSIDI LANGSUNG TUNAI (Studi Deskriptif tentang Implementasi Program Subsidi Langsung Tunai di Kecamatan Bulak Kota Surabaya) Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 190

IMPLEMENTASIPENANGGULANGAN BENCANA(Studi Deskriptif di SATLAK PB dalam Penanggulangan Bencana Kota Surabaya) Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 17

PERSEPSI WISATAWAN ASING TERHADAP PUSAT INFORMASI PARIWISATA KOTA SURABAYA (SURABAYA TOURISM INFORMATION CENTER) (Studi Deskriptif Tentang Persepsi Pengguna Terhadap Pusat Informasi Pariwisata Kota Surabaya) Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 18